Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH SKRIPSI

DIPLOMASI KOREA SELATAN TAHUN 2019-2020


MELALUI FILM PARASITE DI AMERIKA SERIKAT

Oleh
LUTHFIA AZZAHRA
NIM: 11231130000079

PROGAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL


FAKULTAS ILMU POLITIK DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan limpah karunianya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah skripsi yang berjudul “Diplomasi Korea Selatan
Tahun 2019-2020 Melalui Film Parasite di Amerika Serikat” dengan lancar.

Adapun tujuan dari pembuatan tugas makalah skripsi ini adalah untuk memenuhi
tugas Bapak Haryanto M.Si pada mata kuliah Bahasa Indonesia dan juga untuk menambah
wawasan kita seputar dunia diplomasi.

Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang sudah membantu


saya untuk menyelesaikan tugas ini, karena atas bantuan kalianlah tugas ini dapat
terselesaikan dengan lancar.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah skripsi ini jauh dari kata
sempurna dan banyak kesalahan penggunaan kata yang baik dan benar. Maka dari itu saya
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar kedepannya dapat lebih baik
lagi. Demikian, semoga makalah skripsi ini dapat bermanfaat.

Tangsel, 17 Oktober 2023

Luthfia Azzahra

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
BAB I 4
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan dan Manfaat 5
BAB II 6
PEMBAHASAN 6
A. Sejarah Hubungan Diplomatik Korea Selatan dan Amerika Serikat 6
B. Hubungan Diplomatik Korea Selatan dan Amerika Serikat Bidang Sosial Budaya 7
C. Film dan Diplomasi 8
D. Diplomasi Korea Selatan melalui Korean Wave 8
E. Diplomasi Korea Selatan Melalui Film 9
F. Diplomasi Korea Selatan tahun 2019-2020 melalui film Parasite di Amerika Serikat 9
BAB III 11
PENUTUP 11
A. Kesimpulan 11
DAFTAR PUSTAKA 12

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan hubungan internasional dewasa ini tak hanya mengacu seputar


sengketa wilayah, perang dan sebagainya. Kini, negara-negara di berbagai belahan dunia kini
makin berkembang dan berkompetisi untuk menebarkan pengaruhnya 1. Salah satunya Korea
Selatan yang turut menanamkan dominasinya atau dalam Bahasa Inggris disebut juga Korean
Wave.
Korean Wave sendiri merupakan salah satu elemen soft power2 yang dimiliki Korea
Selatan untuk menyebarkan budayanya lewat drama, film, pariwisata, makanan, bahasa,
hingga lifestyle3. Eksistensi Hallyu diharapkan mampu memberikan dampak positif berupa
menyebarnya budaya Korea ke ranah internasional, tak terkecuali Amerika Serikat, negara
super power yang memang memiliki hubungan baik dengan Korea Selatan. Hal ini berbuah
manis. Di Amerika Serikat sendiri, budaya Hallyu yang paling mendominasi adalah budaya
K-pop dan lifestyle4. Hal ini terlihat dari tampilnya Music Group atau Solois yang sukses
menduduki deretan Billboard, bahkan beberapa ada yang tampil di ajang penghargaan musik
internasional di Amerika Serikat, Grammy Awards.
Berkembangnya Hallyu yang kian pesat mengangkat industri film Korea Selatan ke
kancah Internasional, seperti kesuksesan film Parasite pada ajang spektakuler Academy
Awards. Parasite sukses memboyong tiga trofi Oscar sekaligus pelopor film Asia pertama
yang berhasil memenangkan kategori Film terbaik di ajang tersebut. Kesuksesan tersebutq
memicu dorongan bagi pemerintah Korea Selatan untuk terus menghasilkan film-film yang
bermutu untuk meluaskan kepakan sayap Hallyu dan menebarkan pengaruh negaranya5.
Perjalanan Korea Selatan dalam menjadikan film sebagai alat diplomasi untuk
menebarkan pengaruh mereka ke kancah internasional jelas melalui bermacam lika-liku.

1 Iva Rachmawati (2019). Film Sebagai Diplomasi Budaya. Jurnal Studi Diplomasi Keamanan, UPN Jakarta, Vol.
11 No. 1.
2 Jenna Gibson (2020). "How South Korean Pop Culture Can Be a Source of Soft Power”. Carnegie Endowment
For International Peace. Diakses melalui: How South Korean Pop Culture
Can Be a Source of Soft Power - The Case for South Korean Soft Power - Carnegie Endowment
for International Peace pada tanggal 05 Juni 2021.
3 Dal Yong Jin (2016). New Korean Wave: Transnational Cultural Power in the Age of Social Media.
University of Illinois Press.
4 J. Matsumoto (2017). "Why is K-Pop's Popularity Exploding in the United States?". Diakses melalui: How K-
pop's U.S. popularity is exploding GRAMMY.com pada tanggal: 05 Juni 2021.
5 Korean Broadcasting System (KBS World). (2020) "Economic effects of Oscar-winning film 'Parasite.'” Diakses
melalui:
http://rki.kbs.co.kr/service/contents_view.htm?lang=e&board_seq=379867&page=2&board_code
=akorea_economyPlus pada tanggal 05 Juni 2021.

4
Dibalik kesuksesan besar film Parasite, masih banyak film-film Korea Selatan lainnya yang
kurang diminati oleh masyarakat Amerika Serikat.
Berdasarkan survey dari lembaga Morning Consult6 di Amerika Serikat, sebanyak
2.200 penonton dewasa di Amerika Serikat, 54% diantaranya kurang melirik film asing
dengan bahasa non-english karena kesulitan mensinkronkan adegan dalam film dan membaca
subtitle. Selain itu, mereka menganggap film asing kurang relate, bahkan beberapa lagi
menganggap kualitas film asing berada di bawah film Hollywood. Maka dari itu, Korea
Selatan dengan para sineas dan rumah produksi film-nya berusaha membuktikan stereotype
bahwa film asing dan bersubtitle sulit dinikmati oleh penonton Amerika serikat dan
mematahkan stigma film non-english memiliki kualitas dibawah film Hollywood. Bahkan,
Donald Trump, Presiden Amerika Serikat mengkritik dan mengungkapkan ketidakpuasannya
terhadap kemenangan film Parasite di Academy Awards sebagai pemenang kategori film
terbaik dibandingkan Amerika Serikat7.
Maka dari itu, Korea Selatan berusaha mematahkan stigma di atas. Hal tersebut
membuat Korea Selatan menggunakan film sebagai alat diplomasinya untuk mempengaruhi
publik dan pasar film Amerika Serikat untuk bisa menerima film-film asing, khususnya film
produksi negaranya. Oleh karena itu, dalam hal ini penulis mengambil tema: “Hubungan
Bilateral Korea Selatan Dan Amerika Serikat mengenai diplomasi soft power dan
Korean Wave melalui film.”

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah penulisan makalah skripsi ini adalah :


1. “Bagaimana upaya diplomasi Korea Selatan melalui film Parasite di Amerika Serikat
Tahun 2019-2020?
C. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dan manfaat dalam penulisan yang mengacu dari pertanyaan penelitian di atas,
1. Tujuan
● Untuk mengetahui upaya Korea Selatan dalam menggunakan film Parasite
sebagai alat diplomasi di Amerika Serikat.
● Untuk mengetahui strategi diplomasi Korea Selatan melalui film Parasite.

6 Sarah Shevenock (2020). "For U.S. Audiences, Foreign Cinema's 'One-Inch' Wall of Subtitles Seen a Mile High
But Experts Say 'Parasite' Could Create More of an Appetite For International Films” Morning Consult. Diakses
melalui: For U.S. Audiences, Foreign Cinema‘s 'One-Inch Wall‘ of Subtitles Seen a Mile High
(morningconsult.com) pada tanggal 07 Juni 2021.
7New York Times (2020). Trump Denounces Oscar Winner 'Parasite'. Diakses melalui: Trump Denounces Oscar
Winner 'Parasite‘ - The New York Times (nytimes.com) pada tanggal 1 September 2021.

5
● Untuk mengetahui tanggapan masyarakat Amerika Serikat dari diplomasi film
Korea Selatan.

2. Manfaat
● Manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan Penelitian ini penting dilakukan
karena diharapkan akan mampu
berkontribusi terhadap perkembangan literatur Ilmu Hubungan Internasional,
khususnya terkait penggunaan soft power Korea Selatan
● yaitu Korean Wave, dalam hal ini yaitu film sebagai bentuk upaya untuk
menyebarkan
pengaruh negaranya.
● Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan informasi
baru bagi para peneliti lainnya khususnya mengenai diplomasi soft power dan
Korean Wave melalui film.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Hubungan Diplomatik Korea Selatan dan Amerika Serikat


Hubungan antara Korea Selatan dan Amerika Serikat kian rekat pasca Perang
Dingin antara Blok Barat (Amerika Serikat) dan Blok Timur (Uni Soviet) pada pada
pertengahan abad ke-19 yang juga awal mula dari Perang Korea 8. Amerika Serikat dan
Korea Selatan telah bersekutu sejak Amerika Serikat mengintervensi Semenanjung Korea
pada tahun 1950 dan berjuang untuk menolak pengambilalihan Korea Utara dari Korea
Selatan. Pada 1 Oktober 1953, Amerika Serikat dan Korea Selatan menandatangani
Perjanjian Pertahanan Bersama, yang menyatakan bahwa jika salah satu pihak diserang
oleh negara ketiga, pihak lain akan bertindak untuk memenuhi kesepakatan bersama9.

Pasca selesainya Perang Korea, Amerika Serikat tetap melangsungkan hubungan


diplomatik dengan Korea Selatan terutama untuk urusan militernya. Pasca Korea Selatan
dan Korea Utara melakukan gencatan sejata, keduanya merugi di berbagai sektor, baik di
bidang ekonomi maupun infrastruktur sebab pengeboman, serangan artileri dan
banyaknya korban jiwa. Korea Selatan berusaha bangkit dengan bantuan modernisasi dan
industrialisasi dari Amerika Serikat. Sebagai balasannya, Korea Selatan memobilisasi
pasukan militernya untuk mendukung militer Amerika Serikat dalam konflik di Vietnam.

8 Frank Bladwin (1974). Without Parallel: The American-Korean Relationship since 1945. Knopf Doubleday
Publishing Group.
9 Manyin, Mark E, et.al. (2004). U.S.-South Korea Relation, Congressional Research Service. CSR Report
R41481.

6
Namun hal ini tidak berakhir baik, kekalahan Amerika Serikat akibat konflik antar
pasukan mereka sendiri yang berujung penarikan pasukan Korea Selatan sebab lebih dari
lima ribu pasukannya menjadi korban jiwa, sepuluh ribu pasukannya menjadi korban
luka-luka, dan empat orang dinyatakan hilang.10

Lalu pada 1960-an, pertumbuhan ekonomi Korea Selatan yang kian pesat
mendorongnya ke dalam jajaran negara industri terbesar di dunia. Kurang lebih selama
dua puluh tahun terakhir, Korea Selatan telah menjadi salah satu Mitra dagang terbesar
Amerika Serikat. Selain itu, perubahan sistem pemerintahan Korea Selatan dari
kediktatoran menjadi demokrasi turut membantu kemajuan Korea Selatan memiliki
kekuatan regional tingkat menengah yang dapat mempengaruhi kebijakan Amerika
Serikat di Asia Timur, khususnya dalam pendekatan Amerika Serikat terhadap Korea
Utara.

B. Hubungan Diplomatik Korea Selatan dan Amerika Serikat Bidang Sosial Budaya

Berakhirnya Perang Korea pada awal tahun 1950-an, membuat Korea Selatan
mencoba untuk membangun kembi negaranya dengan mengubah image negaranya di
mata dunia. Terpecahnya dua korea akhirnya melahirkan persepsi yang pasti berarti
"Korea Utara" memang citranya dimata dunia cenderung negatif. Demi merebut kembali
image baik negaranya, Korea Selatan banyak melakukan pendekatan budaya di dunia,
termasuk ke Amerika Serikat11.
Upaya pendekatan budaya Korea Selatan ke Amerika Serikat amat bervariasi,
seperti dari bidang industri hiburan, makanan, hingga fashion. Salah satu festival budaya
Korea Selatan yang diadakan di Amerika Serikat adalah New York Korean Day Parade
yang diselenggarakan di Manhattan Hall, New York. Festival kebudayaan ini sendiri
biasanya diadakan untuk mengisi acara musim gugur tahunan di New York untuk
merayakan budaya Korea12. Dalam rangka mendukung pendekatan budayanya ke
Amerika Serikat, pemerintah Korea Selatan 1 melakukan diplomasinya melalui makanan
(Kimchi Diplomacy), festival kebudayaan di Amerika Serikat juga festival film Korea
yang umumnya digelar tahunan.
Selain itu, makanan Korea Selatan kian digemari di Amerika Serikat. Ini
dibuktikan dari meningkatnya pertumbuhan restoran Korea Selatan di Amerika Serikat.
Melansir laporan dari Korea Trade-Investment Promotion Agency (KOTRA) di Chicago,
Hingga tahun 2021, restoran Korea diperkirakan akan mengalami pertumbuhan rata-rata
sebesar 2,8 persen pertahun13. Hingga pada 2014, Pada tahun 2014, Asosiasi Restoran

10 Frank Baldwin. (1975) America's rented troops: South Koreans in Vietnam, Bulletin of Concerned Asian
Scholars, 7:4, 33-40, DOI: 10.1080/14672715.1975.10406389
11 Regina Kim (2011). South Korea Cultural Diplomacy and Efforts to Promote the ROK's Brand
Image in the United States and Around the World. John Hopkins School of Advanced International Studies.
12 New York Korean Day Parade, diakses melalui: https://www.everfest.com/e/new-york-korean-
day-parade-new-york-ny.
13IBIS WORLD (2021). Korean Restaurants Industry in the US - Market Research Report. Diakses melalui:
https://www.ibisworld.com/united-states/market-research-reports/korean-restaurants-industry/.

7
Nasional menempatkan Kimchi, makanan pokok Korea ke dalam jajaran nomor dua
sebagai makanan etnis terpopuler. Bahkan, menurut perkiraan Korea Agro-Fisheries &
Food Trade Corporation, Amerika Serikat menjadi negara penerima ekspor Kimchi
terbesar nomor dua di dunia.

C. Film dan Diplomasi

Dewasa ini, film tak lagi dijadikan sebagai alat propaganda politik saja, dijadikan
sebagai sarana diplomasi publik suatu negara ke negara lain dengan mempromosikan
kebudayaan dan identitas negaranya. Hal ini bisa nampak keberhasilan negara-negara
yang mengimplementasikan metode serupa, seperti Amerika Serikat dengan film-film
blockbuster berteknologi canggih hingga Jepang dengan anime yang banyak digemari
oleh masyarakat dunia.

Selain itu, menggunakan film sebagai alat diplomasi publik juga dapat
meningkatkan perekonomian suatu negara, karena dengan film, Dengan menggunakan
film sebagai alat diplomasi juga dapat menambah pertumbuhan ekonomi suatu negara
karena dengan film, negara dapat mempromosikan negaranya baik dari aspek budaya,
makanan, hingga destinasi wisata yang berpotensi menarik turis mancanegara untuk
berkunjung. Dalam kasus ini, negara-negara Eropa yang berhasil mempromosikan
destinasi wisata alam negaranya melalui film yaitu seperti The Lord of The Rings dan
Harry Potter.

Selain negara-negara Eropa, Korea Selatan juga berhasil mempromosikan


negaranya. Baik itu dari budaya, makanan, hingga destinasi wisata yang dapat menarik
wisatawan mancanegara untuk datang berkunjung. Hal Ini terbukti dari kesuksesan Korea
Selatan salah satunya di bidang di bidang kebudayaan dan hiburan seperti film, musik,
makanan, dan lifestyle14.

D. Diplomasi Korea Selatan melalui Korean Wave

Hallyu atau biasa disebut dengan Korean Wave secara umum dipahami sebagai
peningkatan popularitas produk budaya Korea seperti serial televisi (K-drama), film,
musik (K-pop) dan tari (B-boys), video game, serta elemen-elemen budaya lainnya seperti
fashion, makanan, pariwisata dan bahasa Korea. Antusiasme masyarakat dunia akan
Hallyu menuai atensi berbagai sumber media, baik di Korea maupun di luar negeri.

Kepopuleran budaya Korea pada awalnya ditandai dari tayangnya salah satu
drama korea "What is Love" di televisi nasional Tiongkok pada awal tahun 1990-an yang

14 H. Suryanto & Mariani Amri (2018) Film Sebagai Aset Diplomasi Budaya. Capture: Jurnal Seni dan Media
Rekam. Vol. 9 No.2.

8
menuai respon yang sangat positif dari masyarakat yang akhirnya melahirkan banyak
serial K-drama baru yang ditayangkan di Tiongkok15.

Menyusul kesuksesan korean Wave yang terdahulu, mulai tahun 2000-an


masyarakat dunia mulai menaruh minat pada K-pop yang didukung oleh luasnya jaringan
internet sehingga mampu menembus pasar mancanegara. Group band K-pop seperti Big
Bang, 2NE1, Super Junior hingga GD & TOP menjadi deretan group band dengan jutaan
penggemar di berbagai belahan dunia yang salah satunya siaran langsung di youtube
"GD & TOP" ditonton secara bersamaan oleh 390.000 orang di seluruh dunia16.

E. Diplomasi Korea Selatan Melalui Film

Jika kita menilik sejarah dunia perfilman Korea Selatan, pasca Perang Dunia II dan
perang Korea, Korea Selatan berusaha mengembangkan industri penjualannya dengan
bantuan militer Amerika Serikat yang meminjamkan peralatan dan teknologinya 17 hingga
perkembangan industri Filmnya melesat. Namun, hal ini tak bertahan lama. Tahun-tahun
berikutnya tak berjalan begitu mulus, melalui jalan yang penuh liku. Puncaknya, pada tahun
1987, Korea Selatan mencabut aturan kuota untuk film-film Hollywood yang berimbas
pangsa pasar film Korea Selatan anjlok dari 27% menjadi 16%. Pasca melalui lika-liku
panjang, pada tahun 2006, akhirnya industri film Korea Selatan bangkit dengan pangsa pasar
domestiknya sebesar 60%18. Beberapa lembaga pemerintah dan organisasi non-profit yang
bergerak untuk memasarkan budaya dan estetika di Korea Selatan seperti promosi,
pemutaran, dan kompetisi filn yaitu Korean Culture Center (KCC) dan Korean American
Film Festival New York (KAFFNY)19.

F. Diplomasi Korea Selatan tahun 2019-2020 melalui film Parasite di Amerika Serikat

Dewasa ini, film Korea sudah banyak diakui oleh kritikus-kritikus film internasional
dan banyaknya penghargaan bergengsi yang didapatkan. Sebagai contoh, film Parasite yang
tayang perdana di Cannes Film Festival 2019 sukses menjadi film Korea Selatan pertama
yang memenangkan Palme d'Or, Golden Globe Awards (Sutradara Terbaik, dan Skenario

15 Gunjoo Jang & Won Paik (2012). "Korean Wave as Tool for Korea's New Cultural Diplomacy". Advances in
Applied Sociology. Vol.2, No.3, 196-202. DOI:10.4236/aasoci.2012.23026.
16 Syafirl Alam & Ansgrasia Jenifer Nyarimun (2017). Musik K-Pop Sebagai Alat Diplomasi Dalam Soft-Power
Korea Selatan. Universitas Satya Negara Indonesia. hlm 76-77.
17 Kim Mee Hyun (2006). Korean Cinema: From Origins to Renaissance. Seoul: Communications Books for the
Korean Film Council. hlm 115.
18 Christina Klein (2008). Why American Studies Needs to Think about Korean Cinema, or Transnational Genres
inthe Films of Bong Joon-ho. The Johns Hopkins University Press. Vol. 60, No. 4.
http://www.jstor.org/stable/4006855
19 Korean Culture Center Website. Diakses melalui: ABOUT — Korean Cultural Center New York
(koreanculture.org)

9
Terbaik), BAFTA (Film Berbahasa Asing Terbaik, Skenario Asli Terbaik, Film Terbaik, dan
Sutradara Terbaik), dan Screen Actors Guild Awards (Pemeran Terbaik dalam Film)20.
Parasite sendiri merupakan film comedy-satire tentang kesenjangan sosial antara si
Kaya dan si Miskin di Korea. Plotnya menawarkan cerita yang menggugah, yaitu kisah
keluarga Kim yang hidup pas-pasan untuk memenuhi kehidupan seluruh keluarganya. Hingga
akhirnya Ki-woo, putra sulung keluarga tersebut memperoleh tawaran pekerjaan tak terduga
dari temannya untuk menjadi guru privat bahasa inggris di rumah keluarga kaya. Tanpa latar
pendidikan yang cukup, ia nekat melamar pekerjaan tersebut ke rumah keluarga Park. Ki-woo
memanipulasi banyak hal demi meraih pekerjaan tersebut hingga akhirnya ia diterima. Tak
berhenti sampai disitu, ia malah menyusupkan keluarganya menjadi pekerja di rumah
keluarga Park dengan menyingkirkan satu per satu pekerja di rumah keluarga Park. Satu per
satu, seluruh anggota keluarganya berhasil menyusup dan mendapatkan pekerjaan di sana.
Sementara itu, di basement keluarga Park ternyata tinggal parasit yang mengancam akan
membongkar seluruh kebohongan keluarga Kim kepada keluarga Park.
Menurut Nye, salah satu sumber utama soft power ialah budaya21. Dalam konteks ini,
Korea Selatan memanfaatkan Korean Wave sebagai soft power-nya untuk melakukan
diplomasi publiknya, salah satunya film sebagai sarananya berdiplomasi dengan Amerika
serikat. Berbekal kesuksesan besar Parasite, Korean Film Council (KOFIC) mengutus
Parasite sebagai perwakilan Korea Selatan di Academy Awards ke-9222.
Kemenangan Parasite di ajang penghargaan film Amerika Serikat, Academy Awards
tahun 2020 kemarin23, menjadi momentum sekaligus batu loncatan bagi industri perfilman
Korea Selatan untuk bisa diterima di kalangan masyarakat internasional, khususnya Amerika
Serikat. Usaha Korea Selatan untuk berdiplomasi dengan instrumen soft power-nya dengan
menggunakan film Parasite juga turut meningkatkan citra negaranya sebagai produsen film
yang berkualitas24. Selain itu, dari sektor swasta/bisnis juga turut andil yang dalam
mempromosikan film Parasite di Amerika Serikat.
Pada awalnya, pemerintah Korea Selatan dalam prakteknya mempunyai kebijakan
unilateral dalam mempromosikan Hallyu namun seiring berjalannya waktu, kebijakan
tersebut juga didistribusikan ke pihak swasta untuk menggunakan segala sumber daya yang
ada guna mengembangkan Korean Wave di kancah internasional. Meski begitu, film Parasite
dalam promosinya tidak dibiayai sedikitpun oleh pemerintah, melainkan dibiayai oleh CJ
Entertainment, perusahaan multinasional asal Korea Selatan, untuk tujuan komersial.

20 The Diplomat (2020). "Parasite: Moving Beyond 'Foreign‘". Diakses melalui: Parasite: Moving
Beyond 'Foreign‘ – The Diplomat pada tangal 8 September 2021.
21 Joseph S. Nye Jr (2004) "Soft Power: The Means to Success in World Politics." New York: Public Affairs.
22 Danny Kim (2019). "Oscars: South Korea Selects 'Parasite' for International Feature Film Category". diakses
melalui: 2020 Oscars: South Korea Selects 'Parasite‘ for International Feature
Film Category – The Hollywood Reporter pada tanggal 2 Juni 2022.
23CBS Los Angeles (2020). "Celebrities Respond To 'Parasite' Making History At The Oscars". CBS News. Diakses
melalui: Celebrities Respond To 'Parasite' Making History At The Oscars - CBS Los Angeles (cbsnews.com) pada
tanggal 2 Juni 2022.
24 Seow Teeng Lee (2021). "Film as cultural diplomacy: South Korea's Nation Branding Through Parasite
(2019)”. Place Branding and Public Diplomacy. USA, University of Colorado. hlm. 93–104

10
Seperti kita ketahui, diplomasi Korea Selatan yang menggunakan konsep multi-track
diplomacy melalui film Parasite tak lepas dari peran aktor pemerintah maupun non-
pemerintah. Campur tangan warga negara Korea Selatan juga cukup dominan dalam proses
ini. Dalam konteks ini, peran warga negara atau civil citizen dapat kita lihat dari Bong Joon
Ho, sutradara film Parasite Dan juga Miky, pendiri CJ Entertainment yang sama-sama ingin
menyebarkan budaya Hallyu ke seluruh penjuru dunia. CJ Entertainment juga bekerja sama
dengan Netflix agar masyarakat internasional semakin mudah untuk mengakses konten-
konten Korea lain yang diproduksi oleh CJ Entertainment. Bong Joon Ho sendiri dikenal
populer sebagai sutradara film dengan citra yang bagus lantaran banyak filmnya yang sukses
di ranah internasional, bahkan beberapa di antaranya berkolaborasi dengan Hollywood.
Berkat peran dari aktor pemerintah maupun non-pemerintah ini, dunia perfilman Korea
semakin mendapat eksposur dan atensi masyarakat dunia, sekaligus mematahkan stigma
bahwa masyarakat Amerika tidak suka film ber-subtitle25.
Tak hanya itu, berkat kesuksesan film ini, ekspor film Parasite makin melonjak bukan
hanya di Asia, namun juga negara-negara barat seperti Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris.
Mereka menjadi negara dengan ekspor terbesar film Korea pada periode 2019-2020. Bukti
lain diterimanya Hallyu di Amerika Serikat ialah keuksesan Minari, film Korea yang
diperankan aktor-aktor asal Korea Selatan yang kembali menyabet beragam penghargaan di
Amerika Serikat26.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Korea selatan dengan pemanfaatan soft power-nya melakukan pendekatannya dengan
Korean Wave untuk menyebarkan pengaruh budayanya ke negara-negara di dunia, tak
terkecuali Amerika Serikat. Dalam hal ini, Korea Selatan menyebarkan pengaruhya melalui
film. Amerika Serikat dan Korea Selatan sendiri telah lama bersekutu dan keuduanya
diketahui memiliki hubungan yang baik. Beberapa budya korea yang sudah berhasil membaur
dengan warga Amerika Serikat yaitu K-pop, fashion, kosmetik, kuliner, dan film.
Sebelumnya, masyarakat internasional, khususnya Amerika Serikat menganggap film-film
non-english, terutama film korea selatan memiliki kualitas yang kurang bagus jika
dibandingkan film-film Hollywood, beberapa juga merasa kurang relate dengan plot yang
disajikan, serta merasa kesulitan untuk menonton film ber-subtitle. Namun, kesuksesan yang
diraih Parasite berhasil mematahkan stereotype tersebut berkat beragam penghargaan yang
diraihnya. Plotnya yang epik dan sinematografi yang memanjakan mata juga menjadi daya
tarik film asal Korea Selatan itu sendiri.

25 Thelma Adams (2020). South Korea's 'Parasite' Crashes the Subtitles Barrier. Variety. Diakses melalui:
'Parasite' Crashes the 1-Inch-Tall Subtitles Barrier - Variety pada tanggal 9 Juni 2022.
26 Joan Macdonald (2020). Korean American Immigrant Story 'Minari' Receives Oscar Nominations. Forbes.
Diakses melalui: Korean American Immigrant Story 'Minari‘ Receives Oscar Nominations (forbes.com) pada
tanggal 9 Juni 2022.

11
Dengan begitu, diharapkan Hallyu akan terus berkembang di Amerika serikat,
bersaing dengan film Hollywood. Keberhasilan film Parasite di Amerika Serikat juga dapat
terwujud sebab upaya aktor-aktor diplomasi yaitu pemerintah, non-pemerintah seperti
perusahaan/bisnis multinasional dan juga warga negara Korea Selatan sendiri. Keberhasilan
film Parasite diharapkan dapat terus mengangkat nama baik Korea Selatan sebagai negara
dengan beragam budaya dan industri hiburannya yang menarik di mata dunia.

DAFTAR PUSTAKA

Iva Rachmawati (2019). Film Sebagai Diplomasi Budaya. Jurnal Studi Diplomasi Keamanan, UPN
Jakarta, Vol. 11 No. 1.
Jenna Gibson (2020). "How South Korean Pop Culture Can Be a Source of Soft Power”. Carnegie
Endowment For International Peace. Diakses melalui: How South Korean Pop Culture
Can Be a Source of Soft Power - The Case for South Korean Soft Power - Carnegie Endowment for
International Peace pada tanggal 05 Juni 2021.
Dal Yong Jin (2016). New Korean Wave: Transnational Cultural Power in the Age of Social Media.
University of Illinois Press.
J. Matsumoto (2017). "Why is K-Pop's Popularity Exploding in the United States?". Diakses melalui:
How K-pop's U.S. popularity is exploding GRAMMY.com pada tanggal: 05 Juni 2021.
Korean Broadcasting System (KBS World). (2020) "Economic effects of Oscar-winning film
'Parasite.'” Diakses melalui: http://rki.kbs.co.kr/service/contents_view.htm?
lang=e&board_seq=379867&page=2&board_code=akorea_economyPlus pada tanggal 05 Juni 2021.

12
Sarah Shevenock (2020). "For U.S. Audiences, Foreign Cinema's 'One-Inch' Wall of Subtitles Seen a
Mile High But Experts Say 'Parasite' Could Create More of an Appetite For International Films”
Morning Consult. Diakses melalui: For U.S. Audiences, Foreign Cinema‘s 'One-Inch Wall‘ of
Subtitles Seen a Mile High (morningconsult.com) pada tanggal 07 Juni 2021.
New York Times (2020). Trump Denounces Oscar Winner 'Parasite'. Diakses melalui: Trump
Denounces Oscar Winner 'Parasite‘ - The New York Times (nytimes.com) pada tanggal 1 September
2021.
Frank Bladwin (1974). Without Parallel: The American-Korean Relationship since 1945. Knopf
Doubleday Publishing Group.
Manyin, Mark E, et.al. (2004). U.S.-South Korea Relation, Congressional Research Service. CSR
Report R41481.
New York Korean Day Parade, diakses melalui: https://www.everfest.com/e/new-york-korean-day-
parade-new-york-ny.
Regina Kim (2011). South Korea Cultural Diplomacy and Efforts to Promote the ROK's Brand
Image in the United States and Around the World. John Hopkins School of Advanced International
Studies.
Frank Baldwin. (1975) America's rented troops: South Koreans in Vietnam, Bulletin of Concerned
Asian Scholars, 7:4, 33-40, DOI: 10.1080/14672715.1975.10406389
Syafirl Alam & Ansgrasia Jenifer Nyarimun (2017). Musik K-Pop Sebagai Alat Diplomasi Dalam
Soft-Power Korea Selatan. Universitas Satya Negara Indonesia. hlm 76-77.
Gunjoo Jang & Won Paik (2012). "Korean Wave as Tool for Korea's New Cultural Diplomacy".
Advances in Applied Sociology. Vol.2, No.3, 196-202. DOI:10.4236/aasoci.2012.23026.
H. Suryanto & Mariani Amri (2018) Film Sebagai Aset Diplomasi Budaya. Capture: Jurnal Seni dan
Media Rekam. Vol. 9 No.2.
IBIS WORLD (2021). Korean Restaurants Industry in the US - Market Research Report. Diakses
melalui: https://www.ibisworld.com/united-states/market-research-reports/korean-restaurants-
industry/.
Kim Mee Hyun (2006). Korean Cinema: From Origins to Renaissance. Seoul: Communications
Books for the Korean Film Council. hlm 115.
Christina Klein (2008). Why American Studies Needs to Think about Korean Cinema, or
Transnational Genres inthe Films of Bong Joon-ho. The Johns Hopkins University Press. Vol. 60, No.
4. http://www.jstor.org/stable/4006855
Korean Culture Center Website. Diakses melalui: ABOUT — Korean Cultural Center New York
(koreanculture.org)
The Diplomat (2020). "Parasite: Moving Beyond 'Foreign‘". Diakses melalui: Parasite: Moving
Beyond 'Foreign‘ – The Diplomat pada tangal 8 September 2021.
Danny Kim (2019). "Oscars: South Korea Selects 'Parasite' for International Feature Film Category".
diakses melalui: 2020 Oscars: South Korea Selects 'Parasite‘ for International Feature Film Category
– The Hollywood Reporter pada tanggal 2 Juni 2022.
Joseph S. Nye Jr (2004) "Soft Power: The Means to Success in World Politics." New York: Public
Affairs.

13
CBS Los Angeles (2020). "Celebrities Respond To 'Parasite' Making History At The Oscars". CBS
News. Diakses melalui: Celebrities Respond To 'Parasite' Making History At The Oscars - CBS Los
Angeles (cbsnews.com) pada tanggal 2 Juni 2022.
Joan Macdonald (2020). Korean American Immigrant Story 'Minari' Receives Oscar Nominations.
Forbes. Diakses melalui: Korean American Immigrant Story 'Minari‘ Receives Oscar Nominations
(forbes.com) pada 9 Juni 2022
Seow Teeng Lee (2021). "Film as cultural diplomacy: South Korea's Nation Branding Through
Parasite (2019)”. Place Branding and Public Diplomacy. USA, University of Colorado. hlm. 93–104
Thelma Adams (2020). South Korea's 'Parasite' Crashes the Subtitles Barrier. Variety. Diakses
melalui: 'Parasite' Crashes the 1-Inch-Tall Subtitles Barrier - Variety pada tanggal 9 Juni 2022

14

Anda mungkin juga menyukai