Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk merancang sebuah Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dengan kombinasi
metode Analytical Hierarchy Process(AHP) dan Profile Matching(PM).Metode AHP digunakan untuk menentukan
bobot setiap kriteria dan metode PM digunakan untuk menentukan nilai akhir.Penilaian dilakukan berdasarkan
beberapa kriteria yakni kemampuan, perilaku dan sikap kerja. Hasil akhir dari penilaian merupakan ranking
karyawan sebagai rekomendasi untuk manager melakukan promosi jabatan di lingkungan perusahaannya. Dengan
melakukan kajian terhadap data karyawan salah satu cabang perusahaan XYZ maka dapat dilakukan
perancangan Contex Diagram,Data Flow Diagmram, Database dan Interface yang dibutuhkan, selanjutnya dapat
dirancang SPK yang sesuai untuk promosi jabatan. Dengan menerapkan SPK dapat diketahui karyawan yang
tepat untuk dipromosikan ke jenjang jabatan yang lebih tinggi.Rancangan ini selanjutya dilakukan pengujian
menggunakan metode Black Box, dimana secara umum menunjukan bahwa semua fungsi fungsi utama dari
aplikasi yang telah dirancang dapat berjalan dengan sukses sesuai analisis kebutuhan.
Keywords: AHP, Black Box,PM, SPK
perusahaan.Contoh yang lainnya adalah seorang
1.PENDAHULUAN manager teknis yang keliru mengambil keputusan
Promosi jabatan merupakan bentuk penghargaan tentang pengadaan peralatan berat untuk lokasi
dari perusahaan kepada karyawannya. Hal ini pertambangan menyebabkan perusahaan
sekaligus memberi kesempatan yang lebih luas mengalami kerugian yang sangat besar sekali
kepada karyawan untuk menunjukan eksistensinya karenaa harus melakukan pembelian ulang.
yang lebih besar dalam tanggung jawab dan Perusahaan akan mengalami kerugian tidak saja
wewenang. Kompensasi untuk jabatan yang lebih pada masalah finansial tetapi juga pada
tinggi tersebut juga akan semakin baik, tunjangan keterlambatan pekerjaan di lokasi tambang. Kedua
dan bonus yang lebih tinggi adalah salah satu contoh ini menunjukan bahwa kesalahan dalam
bentuknya. Setiap perusahaan pasti melakukan menempatkan orang dapat menyebabkan masalah
aktifitas promosi jabatan baik dalam siklus yang yang serius bagi perusahaan karena itu promosi
terencana maupun tidak terencana. Promosi jabatan harus dilakukan secara profesional.
dilakukan mulaidari jenjang jabatan yang paling Ada banyak faktor yang menyebabkan timbulnya
rendah sampai ke puncak jabatan tertinggi dalam masalah dalam promosi jabatan. Diantaranya
perusahaan. Promosi kenaikan jabatan harus terkaitfaktor diskriminasi seperti jenis kelamin dan
dilakukan secara profesional dengan umur. Ada yang terkait data dan informasi,
mempertimbangkan berbagai kriteria unsur - unsur misalnya tersedia data yang salah tentang
terkait, diantaranya adalah kompetensi atau karyawan, bias informasi karena subyektifitas yang
kemampuan, prestasi kerja, pendidikan,pelatihan, dominan.Sedangkan faktor lainnya adalah
kedisiplinan kepemimpinan dan sebagainya. kesalahan dalam membuat keputusan karena
Problem terbesar dalam promosi jabatan adalah adanya intervensi dari berbagai pihak dan kurang
ketika menempatkan seorang karyawan pada posisi cermatnya manager atau pihak yang membuat
yang tidak tepat. Dalam jangka waktu yang lama keputusan tersebut.Problem lainnya adalah terkait
kesalahan ini dapat mempengaruhi kinerja efektifitas, jika calon karyawan hanya beberapa saja
perusahaan,terlebih lagi untuk jabatan yang yang diprogram ikut promosi jabatan mungkin
strategis.Salah satu contoh untuk kasus ini adalah tidak banyak kendala. Tetapi jika jumlah karyawan
sebagai berikut, akibat kurang pengetahuan tentang yang memenuhi syarat ikut promosi jabatan cukup
produk penjualanseorang manager pemasaran banyak maka hanya menggunakan metode manual
keliru melakukan order produk. Kesalahanini tentu memerlukan waktu yang lama.Proses analisis
menyebabkan produk menumpuk di gudang, terjadi calon karyawan yang memenuhi syarat untuk
penurunan persentase penjualan yang merugikan dipromosikan dan layak menempati suatu jabatan
26
Jurnal SPEKTRO / Vol. 2 No. 1 Mei 2019 ISSN: 2655-5778
yang berulang dapat ditugaskan pada suatu sistem komponen sistem pendukung keputusan.Komponen
pendukung keputusan yang menggunakan tersebut membentuk suatu aplikasi sistem
komputer sebagai alat bantu keputusan. pendukung keputusan yang bisa dihubungkan ke
Penelitian ini bertujuan untuk merancang suatu intranet perusahaan, ekstranet atau internet.
aplikasi sistem pendukung keputusan menggunakan Arsitektur dari sistem pendukung keputusan
metode AHP dan PM. Aplikasi ini digunakan untuk ditunjukkan dalam gambar 1[6]:
membantu pihak pengambil keputusan di
perusahaan XYZ dalam melakukan promosi
jabatan. Dengan menggunakan aplikasi SPK hasil
rancangan sebagai bahan pertimbangan, diharapkan
keputusan yang diambil akan lebih efektif, efisien
dan lebih akurat.
Cukup banyak penelitian yang telah
dipublikasikan mengenai SPK dengan metode AHP
maupun metode PM atau kombinasinya. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh[1] menunjukkan
bahwa AHP memiliki waktu eksekusi yang lebih
cepat dan penggunaan memori yang lebih kecil
dibandingkan metode Fuzzy AHP (FAHP),
meskipunhasil validasi menunjukkan bahwa Gambar 1 Arsitektur SPK
metode FAHP memiliki tingkat akurasi yang lebih
tinggi yaitu sebesar 84,62% daripada metode AHP Arsitektur SPK yang disajikan dalam gambar 1
yang hanya sebesar 23,08%. Peneliti lain [2] terdiri dari 3 komponen utama,yakni :
tertarik untuk mengkombinasikan metode AHP
1.Subsistem pengelolaan data (database).
denganmetode Perbandingan Eksponensial (MPE) Subsistem pengelolaan data merupakan komponen
untuk pemilihan sekolah. Dengan menggunakan sistem pendukungkeputusan penyedia data bagi
pengujian modeluser acceptance, diperoleh tingkat sistem. Data tersimpan dalam suatupangkalan data
akurasi sistem 80%.Sedangkan peneliti [3] (database) yang diorganisasikan suatu sistem yang
mengkombinasikan AHP dengan metode disebutsistem manajemen pangkalan data (Data
Promethee untuk meningkatkan kualitas dalam Base Manajemen System/ DBSM).
pemilihan mahasiswa berperestasi.Menggunakan
2.Subsistem pengelolaan model (modelbase).
topik yang sama [4] menguraikan proses SubsistemManajemen Model mencakup elemen-
penyelesaian lelang jabatan pemerintah daerah elemen berikut:
dengan terlebih dahulu menghitung bobot nilai PM a.Model Dasar
yang akan menjadi input proses perangkinan bagi b.Sistem Manajemen Model Dasar
AHP. c.Bahasa Pemodelan
Kombinasi AHP dengan dengan metode d.Direktori Model
lainnya bertujuan untuk memperbaiki SPK agar e.Model Eksekusi (Execution Model), Integrasi
menjadi lebih berkualitas.Metode AHP digunakan (Integration) danPemrosesan Komentar (Command
untuk menentukan bobot setiap kriteria dan metode Processing)
PM digunakan untuk menentukan nilai akhir.
3. Subsistem pengelolaan dialog (user interface).
1.1. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Keunikan lain dari sistem pendukung keputusan
Sistem pendukung keputusan merupakan suatu adalah adanya fasilitas yang mampu
sistem interaktif, yang membantu pengambil mengintegrasikan sistem terpasang dengan
keputusan melalui penggunaan data dan model- pengguna secara interaktif. Fasilitas yang dimiliki
model keputusan untuk memecahkan masalah yang oleh subsistem ini dibagi atas tiga komponen, yaitu:
sifatnya semi terstruktur maupun yang tidak a. Bahasa aksi, yaitu suatu perangkat lunak yang
terstruktur.Masalah semi terstruktur adalah masalah dapat digunakan pengguna untuk berkomunikasi
yang berada antara tidak terstruktur dan dengan sistem. Komunikasi dilakukan melalui
terstruktur[5]. Sistem pendukung keputusan harus berbagai pilihan media seperti keyboard, joystick
mencakup tiga komponen utama dari DBMS, dan key function.
MBMS dan antarmuka pengguna.Subsistem b. Bahasa Tampilan, yaitu suatu perangkat yang
manajemen berbasis pengetahuan adalah opsional, berfungsi sebagai sarana untuk menampilkan
tetapi bisa memberikan banyak manfaat karena sesuatu.
memberikan intelegensi bagi ketiga komponen
utama tersebut.Seperti pada semua sistem informasi
manajemen, pengguna bisa dianggap sebagai
27
Jurnal SPEKTRO / Vol. 2 No. 1 Mei 2019 ISSN: 2655-5778
c. Basis Pengetahuan, yaitu bagian yang mutlak adalah dengan menetapkan tujuan yang merupakan
diketahui oleh pengguna system dan dirancang sasaran sistem secara keseluruhan pada level
dapat berfungsi secara efektif. teratas.
4. Subsistem manajemen berbasis pengetahuan
Subsistem ini mendukung semua subsistem lain
atau bertindak langsung sebagai suatu komponen
independen dan bersifat opsional. Selain
memberikan intelegensi untuk memperluas
pengetahuan si pengambil keputusan, subsistem ini
bisa diinterkoneksikan dengan repositori
pengetahuan perusahaan (bagian dari sistem
manajemen pengetahuan), yang kadang-kadang
disebut basis pengetahuan opsional.
2.METODE PENELITIAN
Dengan menggunakan pendekatanSystem
Development Life Cycle(SDLC) modelwaterfall
maka bagian perancangan dan pengujian menjadi
fokus penting dalam penelitian ini. Secara ringkas
alur metode penelitian disajikan dalam gambar 2.
Berdasarkan gambar tersebut terdapat dua metode
penting yang menjadi kajian penelitian ini yakni Gambar 2. Alur Metode Penelitian
metode Analytical Hierarchy Process(AHP) dan
metode Profile Matching (PM).Termasuk di dalam 2. Menentukan prioritas elemen
analisis adalah kajian terhadap Data Flow a. Langkah pertama dalam menentukan prioritas
Diagram(DFD) dan Entity Relationship elemen adalah membuat perbandingan pasangan,
Diagram(ERD) yang akan dijadikan referensi yaitu membandingkan elemen secara berpasangan
dalam perancangan basisdata. Setelah dilakukan sesuai kriteria yang diberikan.
analisis, langkah berikutnya adalah melakukan b. Matriks perbandingan pasangan diisi
perancangan yang meliputi basis data, struktur menggunakan bilangan untuk merepresantasikan
menu dan antar muka.Tahapan implementasi dan kepentingan relatif dari suatu elemen terhadap
pengujian dalam penelitian ini dilakukan secara elemen lainnya.
terbatas berdasarkan pertimbangan waktu dan 3. Sintesis
biaya.Sesuai dengan gambar 2 maka pengujian Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan
sistem menggunakan metode Black Box saja. berpasangan disintesis untuk memperoleh
2.1 Metode Analytical Hierarchy Process(AHP) keseluruhan prioritas. Hal hal yang dilakukan
Analytical Hierarchy Process adalah dalam langkah ini adalah :
sebuah hierarki fungsional dengan input utamanya a. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada
persepsi manusia. Metode AHP dikembangkan oleh
matriks.
Thomas L. Saaty[7]. Metode ini adalah sebuah
b. Membagi setiap nilai dari kolom dengan total
kerangka untuk mengambil keputusan dengan
kolom yang bersangkutan untuk memperoleh
efektif atas persoalan yang kompleks diuraikan
normalisasi matriks.
dalam suatu hirarki kriteria yang
c. Menjumlahkan nilai nilai dari setiap baris dan
terstruktur.Keberadaan hierarki memungkinkan
membaginya dengan jumlah elemen untuk
dipecahnya masalah kompleks atau tidak terstruktur
mendapatkan nilai rata-rata.
dalam sub-sub masalah, lalu menyusun menjadi
4. Mengukur Konsistensi
suatu bentuk hierarki. Metode AHP memiliki
Dalam pembuatan keputusan, penting untuk
banyak keunggulan dalam menjelaskan proses
megetahui seberapa baik konsentrasi yang ada
pengambilan keputusan. Salah satunya adalah dapat
karena kita tidak menginginkan keputusan
digambarkan secara grafis sehingga mudah
berdasarkan pertimbangandengan konsistensi yang
dipahami oleh semua pihak yang terlibat dalam
rendah. Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini
pengambilam keputusan.
adalah :
Pada dasarnya, prosedur atau langkah
a. Kalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan
langkah dalam metode AHP meliputi :
prioritas relatif elemen pertama, nilai pada kolom
1. Mendefenisikan masalah dan menentukan solusi
kedua dengan prioritas relatif elemen kedua, dan
yang diinginkan, lalu menyusun hierarki dari
seterusnya.
permasalahan yang dihadapi. Penyusunan hierarki
28
Jurnal SPEKTRO / Vol. 2 No. 1 Mei 2019 ISSN: 2655-5778
29
Jurnal SPEKTRO / Vol. 2 No. 1 Mei 2019 ISSN: 2655-5778
3. Perhitungan dan pengelompokan Core dan tersebut. SPK memberikan alternatif proses yang
Secondary Factor. lebih cepat dengan tingkat akurasi yang diandalkan.
Setelah menentukan bobot nilai gap dari suatu SPK memindahkan perhitungan manual menjadi
aspek atau kriteria, kemudian tiap kriteria otomatis menggunakan komputer terutama untuk
dikelompokkan lagi menjadi dua kelompok yaitu data tidak terstruktur dan semi struktur yang
core factor dan secondary factor. seringkali menyulitkan dalam membuat keputusan
a. Core factor secara manual.Dengan model web aplikasi maka
Core factor merupakan aspek (kompetensi) yang penggunaan sistem SPK untuk promosi jabatan
menonjol atau paling dibutuhkan oleh suatu tidak terikat waktu dan tempat. Dimanapun dan
alternatif yang diperkirakan dapat menghasilkan kapanpun promosi jabatan dapat dilakukan selama
kinerja optimal. Rumus untuk menghitung core ada akses ke server yang menyediakan data terkait
factor: karyawan yang dipromosikan dalam suatu jabatan.
NCF=Σ Σ (4) Ini sangat membantu pihak managemen yang
Keterangan: rutinitasnya sering berpindah dari suatu lokasi
NCF= nilai rata-rata core factor perusahaan ke lokasi yang lainnya.
NC= Jumlah total nilai core factor Dengan melakukan observasi terhadap sistem
IC= Jumlah item core factor promosi jabatan yang digunakan, melakukan
b. Secondary factor wawancara dan mempelajari dokumen yang
Secondary factor adalah item-item selain aspek tersedia maka dapat diindetifikasi data data penting
yang ada pada core factor. Untuk menghitung yang mengalir dalam sistem tersebut. Proses ini
secondary factor digunakan rumus: lebih sering disebut sebagai proses bisnis, proses ini
NSF=Σ Σ (5) menggambarkan kaitan antara proses dan data.
Keterangan: Dalam merancang suatu sistem, diperlukan
NSF= nilai rata-rata secondary factor beberapa alat bantu, salah satunya adalah Data
NC= Jumlah total nilai secondary factor Flow Diagram (DFD).Context Diagrammerupakan
IS= Jumlah item secondary factor leveltertinggi dari DFD yang menggambarkan
4. Perhitungan nilai total seluruh input ke dalam sistem atauoutput dari
Dari perhitungan core factor dan secondary factor sistem yang memberi gambaran tentang
dari tiap-tiap aspek, kemudian dihitung nilai total keseluruhan sistem. Gambar 3 adalah hasil
dari tiap-tiap aspek yang diperkirakan berpengaruh perancangan Context Diagramuntuk SPK. Context
pada kinerja tiap-tiap profil. Untuk menghitung Diagram ini menggambarkan aliran fungsional
nilai total dari masing-masing aspek, digunakan dalam sebuah proses pada sistem.
rumus:
N=(X%NCF)+(X%NSF) (6)
Keterangan:
N = nilai total aspek penilaian
NCF = nilai rata-rata core factor
NSF = nilai rata-rata secondary factor
(x)% :presentase bobot prefensi kriteria dari
corefactor dan secondary factor
5. Perhitungan penentuan ranking
Hasil akhir dari proses profile matching adalah
ranking dari kandididat yang diajukan untuk
mengisi suatu posisi tertentu. Penentuan mengacu
ranking pada hasil perhitungan yang ditunjukkan
oleh rumus
Ranking=(x)%N1+(x)%N2+(x)%N3 (7)
Keterangan:
N1, N2,N3 : Nilai aspek yang sudah dihitung total Gambar 3.Context Diagram
(x)% : Nilai persen yang diinputkan Sesuai gambar 3 maka entitas luar yang
berinteraksi dengan sistem adalah sebagai berikut:
3.HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Administrator, dengan tugas antara lain:
Berdasarkan kajian awal ditemui bahwa masih a. Melakukan login
banyak perusahaan yang melakukan kegiatan b. Memasukkan data user, data master: bobot,
promosi jabatan hanya menggunakan cara manual. kriteria, jabatan dan pegawai
Sistem yang dirancang ini tetap menggunakan c. Melakukan penilaian
pedoman tata cara promosi jabatan di perusahaan
30
Jurnal SPEKTRO / Vol. 2 No. 1 Mei 2019 ISSN: 2655-5778
31
Jurnal SPEKTRO / Vol. 2 No. 1 Mei 2019 ISSN: 2655-5778
Gambar 5.Perancangan Halaman Login Gambar 8.Tampilan Halaman Tabel Data Sikap
Kerja
Hasil perancangan dari gambar 5 tersebut
selanjutnya diwujudkan dengan memakai Tampilan halaman menu bobot pada
pemrograman PHPyang tampilannya terlihat pada gambar 9 menampilkan tabel data bobot nilai gap
gambar 6. sebagai patokan untuk setiap profil pegawai yang
diberi bobot nilai. Tambahan fitur pencarian
diletakkan di pojok kanan atas untuk memudahkan
proses pencarian.
32
Jurnal SPEKTRO / Vol. 2 No. 1 Mei 2019 ISSN: 2655-5778
ini terdapat matriks perbandingan, matriks nilai pengujian, kodisi awal, prosedur pengujian, data
kriteria, matriks penjumlahan setiap baris dan masukan yang digunakan, keluaran yang
perhitungan rasio konsistensi. diharapkan, hasil yang didapat dari pengujian dan
kesimpulan pengujian.Pengujian metode Black Box
dilakukan oleh pihak yang berkompeten agar
respon yang diberikan merupakan rekomendasi
yang tepat.Tabel 3 dan 4 menunjukan bahwa
pengujian login dan pengujian user sukses
dilakukan. Pengujian login dilakukan dengan cara
menginput user admin dan password admin serta
user dan password lain yang telah dibuat dan
tersimpan dalam database.
Gambar 11. Tampilan Halaman Hitung Konsistensi
Tabel 3. Halaman Pengujian Login
33
Jurnal SPEKTRO / Vol. 2 No. 1 Mei 2019 ISSN: 2655-5778
4.KESIMPULAN
REFERENSI
[1] Ahmad Faisol, M. Aziz Muslim, Hadi Suyono.
Komparasi Fuzzy AHP dengan AHP pada Sistem
Pendukung Keputusan Investasi Properti. Jurnal
EECCIS ISSN 2460-8122 Vol. 8, No. 2, Desember
2014,Teknik Elektro Universitas Brawijaya Malang
34