Anda di halaman 1dari 8

MATERI PERTEMUAN KE-5 DAN 6

A. INFORMASI UMUM
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Kode/SKS : UNP.1.60.1404/2 SKS
Pokok bahasan : Paragraf
Pertemuan Ke : 5 dan 6
Dosen : 222045, Ayu Gustia Ningsih, ayugustia@fbs.unp.ac.id

B. KOMPETENSI DASAR

Pada akhir pembelajaran, diharapkan mahasiswa memiliki kompetensi:

1. Memahami pengertian , persyaratan dan jenis-jenis paragraf;

2. Menganalisis gagasan dasar dan gagasan pengembang dalam sebuah paragraf;

3. Mengembangkan gagasan dasar menjadi paragraf yang sesuai dengan syarat


paragraf yang baik; dan

4. Menulis paragraf yang sesuai dengan syarat paragraf yang baik.

C. MATERI

1. Pengertian Paragraf
Paragraf adalah satuan bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan
sebuah gagasan dalam bentuk untaian kalimat. Berdasarkan pengertian ini,
paragraf dapat disebut sebagai untaian kalimat yang berisi sebuah gagasan dalam
karangan. Dengan pengertian ini, sejalan dengan konsep untaian kalimat,
paragraf yang ideal terdiri atas sejumlah kalimat.
Jika paragraf terdiri atas sejumlah kalimat, tentu kita berpikir bahwa
kalimat-kalimat dalam paragraf itu saling berhubungan antara yang satu dengan
yang lainnya. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa menyusun paragraf pada
hakikatnya adalah menyusun sejumlah kalimat dalam rangka menghubungkan
sejumlah gagasan. Sehubungan dengan itu, paragraf sering disebut sebagai
karangan mini. Karena itu, tidaklah keliru jika dinyatakan bahwa menyusun
paragraf adalah menyusun karangan mini.

1
2

Untuk membekali Anda menyusun paragraf yang baik, uraian yang berisi
pokok-pokok bahasan tentang paragraf berikut perlu Anda pelajari, yaitu: (1)
persyaratan dan jenis-jenis paragraf yang mencakup paragraf induktif, paragraf
deduktif dan paragraf campuran, (2) pengembangan paragraf secara internal yang
mencakup pengembangan gagasan utama ke dalam gagasan penjelas dan
penuangannya ke dalam paragraf, dan (3) pengembangan paragraf secara
eksternal.

2. Struktur Paragraf
Menurut fungsinya, seluruh kalimat yang membangun sebuah paragraf
pada umumnya dapat diklasifikasikan atas dua macam, yaitu kalimat
topik/kalimat pokok dan kalimat penjelas/pendukung. Kalimat topik ialah kalimat
yang berisi ide pokok atau ide utama paragraf. Kalimat topik merupakan kalimat
terpenting dan harus ada dalam setiap paragraf. Jika dalam satu paragraf tidak
terdapat kalimat topik, berarti ide paragraf itu juga tidak ada. Kalimat penjelas/
pendukung sesuai dengan namanya adalah kalimat yang berfungsi menjelaskan
atau mendukung ide utama paragraf.
Kalimat topik dan kalimat penjelas memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Ciri kalimat topik:

(1) Mengandung permasalahan yang potensial untuk dirinci dan diuraikan lebih
lanjut;
(2) Merupakan kalimat lengkap yang berdiri sendiri;

(3) Mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat
lain;

(4) Dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung atau kata penghubung/transisi.

Ciri kalimat penjelas:

(1) Sering melupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri (dari segi arti);

(2) Arti kalimat kadang-kadang baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat
lain dalam satu paragraf;

(3) Pembentukkannya sering memerlukan kata sambung atau frasa penghu-


bung/transisi;

(4) Isinya berupa rincian, keterangan, contoh dan data tambahan lain yang bersifat
mendukung kalimat topik.
Ukuran panjang pendeknya sebuah paragraf tidak dapat dipatok secara
mutlak. Hal itu tergantung pada bobot/kadar informasi yang diungkapkan. Sebagai
3

pegangan, dapat disebut di sini bahwa paragraf yang ideal panjangnya berkisar
antara empat sampai enam kalimat. Namun, dalam satu paragraf dapat saja
kalimatnya sampai delapan jika kalimatnya pendek-pendek atau kurang dari
empat jika kalimatnya panjang. Yang terpenting, salah satu itu harus mengandung
satu ide pokok dan kalimat lainnya men-support ide pokok tersebut. Pengecualian
dalam hal ini adalah paragraf dalam karangan fiksi yang sering seluruhnya berupa
kalimat topik.
Membicarakan struktur paragraf sebenarnya tidak lepas dari struktur
sebuah karangan pada umumnya, karena pada prinsipnya menyusun paragraf
sudah sama dengan membuat karangan sederhana. Kalimat topik dalam sebuah
paragraf pada hakikatnya sama dengan bagian pembuka karangan, sedangkan
kalimat-kalimat penjelas sama dengan isi karangan, dan kalimat simpulan sama
dengan bagian penutup pada sebuah karangan.

3. Persyaratan Paragraf
Paragraf yang efektif harus memenuhi dua syarat, yaitu adanya kesatuan
dan kepaduan.

a. Kesatuan
Sebuah paragraf dikatakan mempunyai kesatuan jika seluruh kalimat dalam
paragraf hanya membicarakan satu pokok pikiran atau satu masalah. Jika dalam
sebuah paragraf terdapat kalimat yang menyimpang dari masalah yang sedang
dibicarakan, berarti dalam paragraf itu terdapat lebih dari satu pokok pikiran.
Perhatikan paragraf di bawah ini.
Pekerjaan saya sehari-hari adalah guru bahasa Indonesia.
Sebelum menjadi guru, saya mempelajari bahasa Indonesia dengan
sungguh-sungguh. Pekerjaan sehari-hari Trump adalah sebagai
Presiden Amerika. Melalui perjuangannya, Trump berhasil menjadi
Presiden Amerika. Trump termasuk Presiden Amerika yang populer.
Amerika adalah negara kaya. Di Amerika, perkembangan ilmu
pengetahuan maju pesat. Semua bahasa yang besar di pelajari untuk
keentingan Amerika, termasuk bahasa Indonesia. Pernah terlintas di
benak saya suatu hari nanti mungkin saya menjadi guru bahasa
Indonesia di Amerika.

Paragraf di atas terdiri atas sembilan kalimat. Untuk ukuran paragraf yang
ideal, jumlah kalimat terlalu banyak sehingga dapat membosankan pembaca.
Selain itu, ide pokok paragraf terasa rancu karena lebih dari satu dan tidak jelas
mana ide yang dikembangkan.
Jika ditelusuri, dalam paragraf di atas ada tiga ide yang potensial untuk di
kembangkan: (1) saya sebagai guru bahasa Indonesia, (2) Trump sebagai Presiden
4

Amerika, dan (3) tentang negara Amerika itu sendiri. Selain itu, tidak seluruh
kalimat penjelas mendukung ide pokok, misalnya kalimat.
(2) Sebelum menjadi guru, saya mempelajari bahasa Indonesia dengan
sungguh-sungguh. Jika dilihat dari maksud utama penulisnya yang hendak
menerangkan kedudukannya sebagai guru, maka usaha yang bersungguh-
sungguh tidaklah relevan diungkapkan dalam konteks tersebut.

Berikut perbaikan paragraf di atas.

Pekerjaan saya sehari-hari adalah sebagai guru bahasa


Indonesia. Bahasa Indonesia tidak hanya diajarkan di Indonesia tetapi
juga di mancanegara termasuk Amerika. Di Amerika semua bahasa
yang besar dipelajari guna kepentingan politik Amerika, termasuk
bahasa Indonesia. Pernah terlintas dalam pikiran saya, suatu hari nanti
mungkin saya menjadi guru bahasa Indonesia di Amerika.

b. Kepaduan
Seperti halnya persyaratan kalimat efektif yang mengharuskan adanya
kepaduan, dalam paragraf juga dikenal istilah kepaduan atau koherensi. Koherensi
paragraf akan terwujud jika aliran kalimat yang satu ke kalimat yang lainnya
berjalan mulus dan lancar. Koherensi paragraf dapat dicapai melalui susunan yang
logis dan perkaitan antarkalimat, sehingga tercipta kepaduan. Untuk keperluan
tersebut dapat digunakan kata ganti, kata sambung, dan frasa penghubung.
Contoh pembentukan paragraf dengan repetisi kata dan frasa.

Faktur adalah tanda bukti penjualan barang. Faktur ada yang


diabungkan dengan kuitansi dan faktur itu disebut faktur ber-
kuitansi. Faktur berkuitansi cocok dipakai unuk penjualan tunai.
Faktur yang kedua adalah faktur tanpa kuitansi. Faktur tanpa
kuitansi ini dapat dipakai baik untuk penjualan tunai maupun
kredit.

Untuk membangun paragraf di atas, kata kunci faktur diulang-ulang untuk


memulai kalimat baru (kalimat penjelas). Repetisi seperti itu tidak hanya terbatas
pada kata, tetapi juga dapat pada frasa, seperti frasa faktur tanpa kuitansi ini
yang dapat diulang dari kalimat ke-4 untuk memulai kalimat ke-5 atau kalimat
terakhir paragraf tersebut.
Pengulangan kata kunci seperti yang dicontohkan di atas kurang baik
karena dapat menimbulkan rasa bosan dan jenuh pada pembaca. Oleh karena
itu, repetisi nama orang misalnya, hendaklah diselingi dengan kata ganti.
Perhatikan contoh paragraf di bawah ini.
5

Salah satu presiden yang unik dan nyentrik di dunia ini


adalah Presiden Abdurrahman Wahid. Dia dapat terpilih sebagai
presiden walaupun memunyai penglihatan yang kurang sempurna,
bahkan dapat dikatakan nyaris buta. Presiden ke-4 Republik
Indonesia ini pada awal masa jabatannya terlalu sering pula
melakukan kunjungan ke luar negeri sehingga mengundang kritik
pedas terutama dari lawan politiknya. Abdurrahman Wahid juga
sering mengeluarkan pernyataan yang kontrovesial dan inkonsisten.
Akibatnya, suami dari Sinta Nuriah ini tetap pada prinsipnya dan
tidak bergeming menghadapi semua itu.
Selain dengan repetisi dan kata ganti, pertalian antarkalimat dapat dijalin
dengan kata atau frasa penghubung. Dalam peranannya, ada beberapa macam kata
atau frasa yang dapat dipakai untuk maksud yang berbeda. Tabel berikut ini
memuat contoh kata dan frasa penghubung lengkap dengan fungsinya masing-
masing.
Tabel 1 Kata dan Frase Penghubung dalam Paragraf

Fungsi Contoh Kata dan Frasa

Menyatakan hubungan akibat/ akibatnya, karena itu, oleh sebab itu, ,


hasil maka, dengan demikian, jadi
Menyatakan hubungan berikutnya, demikian juga, kemudia,
pertambahan selain itu, lagi pula, lalu, selanjutnya,
tambahan lagi
Menyatakan hubungan dalam hal yang sama, lai halnya dengan,
perbandingan sebaliknya, lebih aik dari itu, berbeda
dengan itu
Menyatakan hubungan akan tetapi, bagaimanapun,meskipun
pertentangan begitu, namun, sebaliknya, walaupun
demikian
Menyatakan hubungan tempat berdekatan dengan itu, di sana, di sini, di
seberang sana, tak jauh dari sana,persis di
depan, di bawah, di sepanjang
Menyatakan hubungan tujuan agar, untuk/guna, untuk maksud itu
Menyatakan hubungan waktu baru-baru ini, beberapa saat
kemudian,mulai, sebelum, segera,
sesudah, sejak, ketika
Menyatakan hubungan singkatan Singkatnya, ringkasnya, akhirnya,
sebagai kesimpulan, pnedek kata
6

Contoh (a) yang menyatakan akibat atau hasil:

Tenaga kerja di pulau Jawa, Bali, Madura dan Lombok


berlebihan, sedangkan di pulau-pulau lain kekurangan. Oleh sebab
itu, sebagian tenaga kerja dari keempat pulau itu dipindahkan ke
pulau-pulau lain yang kekurangan tenaga kerja. Dengan demikian,
akan terjadi pemeratan tenaga kerja di Indonesia ini.

Contoh (b) yang menyatakan hubungan pertambahan:

Deterjen tidak hanya cocok dipakai untuk mencuci bahan yang


kasar, tetapi juga untuk mencuci bahan halus seperti sutera. Selain
itu, detejen, dapat juga dipakai untuk mencuci perabot dapur.
Tambahan lagi, perabotan yang dicuci dengan bubuk deterjen
warnanya tidak pudar.

Contoh (c) yang menyatakan hubungan perbandingan:

Dalam menghormati wanita, tampaknya orang Barat lebih


baik dari orang Timur. Kalau kita perhatikan cara-cara orang Timur,
seperti orang Jepang, Cina, India danThailand memperlakukan wanita
akan timbul kesan bahwa wanita merupakan “warga negara kelas
dua.” Adat Timur umumnya menempatkan wanita sebagai golongan
yang utama. Lain halnya di Eropa. Orang-orang Barat begitu
mengutamakan wanita. Slogan Ladies First bukan hanya omong
kosong yang tak terbukti. Dalam tata krama Barat, kedudukan wanita
paling tidak sudah sama derajatnya dengan pria, walaupun belum
dapat dikatakan lebih tinggi.

Contoh (d) yang menyatakan hubungan pertentangan:

Manusia diizinkan Tuhan untuk memanfaatkan semua isi alam


ini termasuk memakan daging binatang. Namun, manusia tidak di-
izinkan menyakiti, menyiksa, atau menyia-nyiakan binatang. Siapa
yang menyiksa binatang, berdosa besar. Sebaliknya, siapa yang
menolong binatang akan mendapat pahala.

Contoh (e) yang menyatakan hubungan tempat:

Saat Anda melintas di Jalan Manggarai Utara, Jakarta Pusat,


persis di depan, tampak berjajar sembilan tukang jahit. Mereka
berjajar dengan mesin jahit, masing-masing yang sebagian besar
catnya terkelupas. Agar dapat berkerja dengan nyaman, mereka
berlindung di bawah tenda plastik. Pemandangan seperti ini pula
7

dapat Anda temukan di sepanjang Jalan Jatinegara atau Jalan


Slamet Riyadi.

Contoh (f) yang menyatakan hubungan tujuan:

Sidang Istimewa MPR akan digelar dan sudah pasti memerlukan


pengamanan. Pimpinan MPR telah mengirim surat kepada Panglima
ABRI, Panglima Kodam V Jayakarta, Pangkostrad, dan Kapolri
meminta bantuan pengamanan. Untuk mengamankan SI MPR ini
Polri akan dibantu oleh TNI mengingat jumlah anggota Polri yang
terbatas dibanding dengan tugas kamtib yang diembannya. Agar
terjalin koordinasi yang baik, hendaknya persiapan pengamanan bagi
musyawarah para wakil rakyat yang memerlukan nasib bangsa itu
dilakukan sejak jauh-jauh hari.

Contoh (g) yang menyatakan waktu:

Sejak bayi, Rere selalu kami ajak berkomunikasi. Mulai usia


dua minggu, ketika matanya sudah mulai menatap, kami tidak hanya
menganggapnya sebagai bayi, tetapi “manusia dewasa”. Saat dia pipis
kami selalu memintanya untuk mengangkat kaki guna memudahkan
penggantian popok. Berapa minggu kemudian, dia mulai paham
dengan maksud kami tersebut. Ketika usianya memasuki minggu ke
tujuh, Rere tidak hanya paham tetapi dapat melakukannya. Terkadang
dia sudah mengangkat kakinya, sebelum perintah tersebut kami
ucapkan.
(Dikutip dengan sedikit perubahan dari “Angkat Kakinya... “ dalam Nakita, No.37, 5 Oktober 1999).

Contoh (h) yang menyatakan hubungan singkatan:

Lalu lintas di persimpangan jalan di Jakarta banyak yang


macet yang kacau. Kendaraan berpenumpang, terutama angkutan
umum seperti bus besar, bus sedang, mikrolet, saling serobot.
Kendaraan yang lebih kecil seperti bajaj, bemo, bahkan di beberapa
tempat ada becak, turut pula meramaikan persimpangan jalan. Belum
lagi truk, mobil pribadi, dan sepeda motor. Pendek kata, semua jenis
kendaraan turut ambil bagian memacetkan persimpangan jalan di
Jakarta.
8

CATATAN KHUSUS

Untuk memahami lebih lanjut tentang paragraf dan pengembangan


paragraf, silakan Sdr. unduh materi ajar tentang paragraf dalam web ini.
Terima kasih.

D. TUGAS

1. Rumuskan satu kalimat topik paragraf

2. Kembangkan satu kalimat topik tersebut menjadi TIGA parafraf dengan tiga
cara yang berbeda. Satu cara untuk satu paragraf (lihat materi atau cermati
kegiatan tatap muka).

3. Tugas disajikan dalam bentuk ketikan, MS Office, font Times New Roman 12.

4. Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai