Anda di halaman 1dari 12

CRITICAL BOOK REVIEW

Disusun untuk memenuhi tugas salah satu mata kuliah


“Pendidikan Luar Sekolah”
Dosen Pengampu: Muhammad Rapono, M.Pd.I

Disusun Oleh:
Mahasiswa Kelas PAI 3/V
Saipul Azminur (0301203259)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT. yang masih memberikan
kita kesehatan, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report mata kuliah
“Pendidikan Luar Sekolah”.
Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang sudah membantu untuk
menyusun tugas ini terutama dosen pengampu Muhammad Rapono, M.Pd.I Saya menyadari
bahwa Critical Book Report ini jauh dari kata sempurna, maka dengan segala kerendahan hati
menerima saran dan kritik yang konstruktif dari pembaca guna meningktkan dan
meyempurnakan penulisan Critical Book Report yang akan datang.

Medan, 16 Desember 2023

Penulis

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum pelatihan merupakan bagian dari pendidikan yang menggambarkan suatu
proses dalam pengembangan organisasi maupun masyarakat. Pendidikan dengan pelatihan
merupakan suatu rangkaian yang tak dapat dipisahkan dalam sistem pengembangan sumberdaya
manusia, yang didalamnya terjadi proses perencanaan, penempatan, dan pengembangan tenaga
manusia. Antara pendidikan dengan pelatihan sulit untuk menarik batasan yang tegas, karena
baik pendidikan umum maupun pelatihan merupakan suatu proses kegiatan pembelajaran yang
mentransfer pengetahuan dan keterampilan dari sumber kepada penerima. Perkembangan yang
begitu cepat semakin menjadi tantangan dan menuntut manusia untuk menjadi manusia yang
terlatih dalam berbagai hal. Dengan demikian maka pelatihan untuk melahirkan tenaga-tenaga
teraltih tersebut merupakan suatu keharusan apabila manusia tidak ingin ketinggalan dari lajunya
perkembangan ilmu dan teknologi. Maka dari itu, saya ingin mengetahui apa yang menjadi
keunggulan dan kelemahan dari kedua buku ini.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui isi dari buku inti dari metodologi penelitian.
2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan isi buku dari buku tersebut.
3. Untuk mengetahui inti dari buku metodologi penelitian.

C. Manfaat
1. Untuk memenuhi tugas critical book report metodologi penelitian
2. Agar mahasiswa lebih banyak membaca buku dan memahami isi buku metodologi
3. Agar mahasiswa dapat mengkritisi isi buku serta memahami bagaimana cara melakukan
penelitian dengan baik

3
BAB II
RINGKASAN BUKU
A. Buku Utama
Judul : Managemen Pelatihan
Penulis : Dr. Sudirman S.E., M.Pd
Kota terbit : Medan
Tahun terbit : 2014
ISBN : 978 – 602 – 1313 – 40
Ukuran Buku : 14 x 20 cm
Jumlah halaman : 225 Halaman

B. Buku Pembanding

Judul : Manajemen LEMBAGA PENDIDIKAN


Penulis : Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd
Tahun : 2015
Jumlah Halaman : 384 Halaman;
Ukuran Buku : 14,5 X 21 cm
Kota Terbit : Ngaglik, Sleman Yogyakarta
Penerbit : Aswaja Pressindo
ISBN : 978-602-14834-0-4

4
C. Isi Buku
BAB 1 TINJAUAN UMUM MANAJEMEN
a) Pengertian dan Sejarah Perkembangan Manajeman
Manajemen atau yang sering disebut dengan pengelolaan juga bisa dikatakan sebagai
suatu kemampuan khusus yang dimiliki seseorang untuk melakukan suatu kegiatan bersama
orang lain dalam upaya mencapai tujuan kelompok atau organisasi. Ricky W.Griffin
mengungkapkan, manajemen adalah sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goal) secara efektif
dan efisien. Efektif berarti pencapain tujuan sesuai dengan yang direncanakan, sementara
efisiensi berarti segala kegiatan dilakukan secara benar, teroganisir dan terjadwal. Kegiatan
manajemen akan berjalan terus dengan revisi dan inovasi disana sisni untuk menjamin
kelangsungan organisasi, oleh karena itu para administrator yang dalam hal ini adalah pimpinan
lembaga, harus mempunyai integritas pribadi fleksibilitas atau manajer. Pentingnya kegiatan
manajemen akan lebih dirasakan oleh orang-orang yang sedang memimpin suatu organisasi
maupun perusahaan. Dalam sejarah perkembangannya, ternyata dalam ilmu manajemen
dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti faktor agama, tradisi, adat istiadat serta lingkungan
sosial dan budaya. Kegitan manajeman itu sendiri lebih banyak diterapkan dalam kehidupan
dalam berorganisasi. Sementara perkembagan kegiatan manajeman yang ditujukan sebagai
proses untuk mengatur manusia atau yang disebut dengan manajeman sumber daya manusia
semakin berkembang akibat adanya dorongan oleh kemajuan peradaban dunia pendidikan dan
ilmu pengetahuan, serta adanya tuntutan dari hasil produksi barang dan jasa.
b) Paradigma Manajemen Ilmiah
Paradigma merupakan sekumpulan tata nilai yang membnetuk pola pikir manusia
sebagai titi tolak dalam berpandangan sehingga akan membentuk citra subjektif manusia atau
seseorang, khususnya mengenai realita dan akhirnya akan menentukan bagaimana seseorang
tersebut menanggapinya. Dalam kegiatan manajeman ilmiah, Taylor menyatakan untuk
mengahruskan suatu revolusi dalam berfikir bagi para manajer dan bawahannya. Taylor
memberikan beberapa saran sekaitan dengan kegiatan manajeman seperti:
• Kegiatan manajeman harus memanfaatkan pendekatan ilmiah, tidak cukup hanya dengan
petunjuk praktis

5
• Pemberian tugas kepada orang yang tepat, karena organisasi yang harmonis dapat dicapai
bila dapat menempatkan orang-orang pada tugas yang tepat
• Menempatkan spesialisasi petugas, ini dianggap penting karena dapat menaikkan
efisisensi dalam produksi
• Menciptakan kemakmuran bersama, yaitu kemakmuran yang perlu dimiliki tidak saja
bagi perusahaan, tetapi juga kemakmuran individual atau pekerja
c) Fungsi manajemen
Tugas dari seorang menejer/pimpinan dalam suatu program pelatihan adalah mengatur
segala sesuatu agar tujuan program dapat terlaksana dengan baik, seperti:
• Menetapkan apa atau target yang akan dicapai,
• Mengusahakan atau pimpinan agar segala kegiatan dapat diselenggarakan guna
tercapainnya tujuan, dan atau,
• Melaksanakan suatu proses kegiatan untuk mencapai rencana yang telah ditetapkan
sebelumnya.Dalam melaksanakan dan untik mewujudkan tugas-tugasnnya tersebut
seorang manajer harus menggunakan cara-cara tertentu. Sebagaimana diungkapkan
F.Taylor (1947) yang telah menuliskan pengalamannya dalam memimpin perusahaan,
para ahli mengganggap ini sebagao petunjuk (landmark) yang dijadikan sebagai awal
munculnya era scientific managemen.Untuk mencapai tujuan dari suatu program yang
telah ditetapkan oleh suatu organisasi, perlu adannya sebuah unit yang bertugas untuk
mengelola jalannya program dimaksud. Fungsi dari manajemen telah banyak
digambarkan oleh para ahli.

BAB II TINJAUAN UMUM SUMBER DAYA MANUSIA


a) Pengembangan Sumberdaya Manusia
Pengembangan sumberdaya manusia atau Human Resoirces Development (HRD), telah
berkembang menjadi sebuah konsep dalam upaya membangun/ membentuk kinerja manusia
sebagai tenaga kerja (melalui kegiatan manajemen) agar kebutuhan organisasi terpenuhi.
Kegiatan pengembangan sumber daya manusia dalam dunia kerja melalui berbagai program
yang berlangsung dengan beberapa macam tahapan, telah dilakukan orang sejak ribuan tahun
yang lalu. Dalam sejarah perkembangannya ternyata pengembangan sumber daya manusia tidak
hanya terfokus pada kegiatan pengembangan manusianya saja, akan tetapi terkait juga dengan

6
cara pendayagunaan dan perencanaannya. Konsep sumberdaya manusia menurutnya dimulai
dengan dipisahkannya sumber manusia menjadi tiga kategori besar, yaitu : pendayagunaan
sumber manusia (instilisasi sumber manusia), perencanaan/forcasting sumber manusia dan
pengembangan sumber manusia.
b) Fungsi dan Faktor Pengembangan Sumberdaya Manusia
Fungsi pengembangan sumberdaya adalah untuk menciptakan perubahan dalam kinerja
para tenaga kerja agar dapat mencapai tujuan organisasi. Sedangkan tujuan organisasi adalah
tercapainyaapa yang telah direncanakan dan ditetapkan melalui pengoptimalan sumber daya
yang ada. Tujuan Human Resource Development (HRD) adalah untuk memberikan perubahan
yang menyebabkan peningkatan kinerja yang pada gilirannya akan meningkatkan organisasi.
Tujuan lain dari pegembangan sumber daya manusia adalah berguna mencgah
keusangan/ketertinggalan keterampilan pada semua tingkat organisasi, juga untuk
mempersiapkan tenaga kerja agar dapat menjalankan tugas atau pekerjaan yang lebih tinggi
jenjangnya/sesuai perkembangan teknologi. Ada tujuh faktor yang mempengaruhi dalam proses
pengembangan sumber daya manusia yaitu : (1) dukungan manajeman puncak, (2) komitmen
para spesialis dan generalis dalam pengelolaan sumberdaya manusia, (3) perkembangan
teknologi, (4) kompleksitas organisasi, (5) pengetahuan tentang ilmu-ilmu prilaku, (6) prinsip-
prinsip belajar, (7) untuk kerja fungsi-fungsi manajemen sumberdaya manusia lainnya.
Pengembangan sumberdaya manusia terdiri dari tiga komponen pokok : pengembangan
individu/pribadi, pengembangan profesional dan pengembangan oganisasi.ketiga komponen ini
mempunyai fokus yaitu peningkatan kinerja tenaga kerja, atau merupakan inti/jantungnya
pengembangan sumberdaya manusia. Oleh sebab itu maka pengembangan sumberdaya manusia
dapat digambarkan sebagai”area keseimbangan”. Kegiatan pengembangan individu dilakukan
melaui kegiatan belajar.

BAB III TINJAUAN UMUM PELATIHAN


a) Pengertian Pelatihan
Secara umum pelatihan merupakan bagian dari pendidikan yang menggambarkan suatu
proses dalam pengembangan organisasi maupun masyarakat. Pendidikan dengan pelatihan
merupakan suatu rangkaian yang tak dapat dipisahkan dalam sistem pengembangan sumberdaya
manusia, yang didalamnya terjadi proses perencanaan, penempatan, dan pengembangan tenaga

7
manusia. Antara pendidikan dengan pelatihan sulit untuk menarik batasan yang tegas, karena
baik pendidikan umum maupun pelatihan merupakan suatu proses kegiatan pembelajaran yang
mentransfer pengetahuan dan keterampilan dari sumber kepada penerima. Perkembangan yang
begitu cepat semakin menjadi tantangan dan menuntut manusia untuk menjadi manusia yang
terlatih dalam berbagai hal. Dengan demikian maka pelatihan untuk melahirkan tenaga-tenaga
teraltih tersebut merupakan suatu keharusan apabila manusia tidak ingin ketinggalan dari lajunya
perkembangan ilmu dan teknologi.
b) Tujuan dan Manfaat Pelatihan
Pelaksanaan kegiatan pelatihan bagi suatu lembaga atau organisasi telah memiliki tujuan
yang jelas kegunaannya yaitu :
• Menanamkan kesamaan pola pikir yang dinamis dan bernalar agar memiliki wawasan
yang komprehensif untuk melaksanakan tugas umum pemerintah pembangunan
• Memantapkan semangat pengabdian yang berorientasi kepada pelayanan, pengayoman,
dan pengembangan partisipasi masyarakat.
• Meningkatkan pengetahuan, keahlian dan keterampilan serta pembentukan sedini
mungkin kepribadian karyawan/pegawai
• Memecahkan masalah operasional tertentu
• Meningkatkan standar pelaksanaan tugas yang lebih tinggi dan lebih aman

BAB VI PERENCANAAN PELATIHAN


a) Identifikasi Kebutuhan Pelatihan
Identifikasi kebutuhan pelatihan adalah suatu kegiatan untuk menemukan kesenjangan
antara yang telah ada dan yang seharusnya ada pada setiap diri calon peserta, yang diharapkan
dapat terpenuhi melalui kegiatan pelatihan. Jenis kebutuhan yang ingin ditemukan tentunya
disesuaikan dengan calon peserta yang akan mengikuti pelatihan seperti : orang-orang yang telah
memiliki pekerjaan tetap maupun orang-orang yang sama sekali belum memiliki pekerjaan
tetap.
b) Analisa Kebutuhan Pelatihan
Analisa atau penilaian kebutuhan adalah suatu investigasi sitematik mengenai
deskripansi kinerja untuk menggambarkan kesenjangan, menetapkan mengapa itu terjadi, dan
memusatkan apakah diklat menjadi solusi potensial sedangkan pengertian dari analisa kebutuhan

8
pelatihan adalah penentuan perbedaan antara keadaan yang nyata dan kondisi yang diinginkan
dalam kinerja manusia dalam suatu organisasi dan kelompok organisasi dalam pengertian,
pengetahuan, keterampilan, sikap. Sebelum program pelatihan dilaksanakan secara umum baik
bagi tenaga kerja maupun masyarakat ada beberapa kegiatan analisa kebutuhan yang sering
direkomendasikan yaitu analisa organisasi, analisis kinerja, analisis kompetensi. Analisa
kebututuhan merupakan dasar untuk dilakukannya kegiatan pelatihan. Oleh karena itu informasi
awal yang diperoleh dari analisis kebutuhan ini dapat digunakan untuk pengembangan dalam
model pembelajarannya. Kebutuhan pelatihan bagi organisasi tentu akan berbeda dengan
pelatihan yang diperuntukan untuk masyarakat.

BAB V RANCANG BANGUN PELATIHAN


a) Penyusunan Rancangan Bangun (Desain) Pelatihan
Rancang bangun (desain) adalah proses perencanaan yang menggambarkan kegiatan
urutan kegiatan (sitematika) mengenai suau program. Rancang bangun program pelatihan
adalah proses perencanaan urutan kegiatan komponen pelatihan yang merupakan suatu kesatuan
bulat dari program tersebut. Penyusunan rancang bangun pelatihan pada dasarnya merupakan
upaya mengidentifikasi berbagai hal yang seharusnya tercakup dalam sutau program pelatihan.
Terkait dengan penyusunan rancang bangun pelatihan tentu tidk terlepas dari tujua program
yang ingin dicapai.
Ada tiga unsur penting dalam setiap rancang bangun pelatihan yang perlu diperhatikan
dalam upaya meningkatkan kegiatan pelatihan bagi setiap individu; tujuan/maksud (apa yang
harus dicapai); metode (bagaimana mencapai tujuan); dan format (dalam keadaan bagaimana
penentuan rancang bangun yang anda ingin capai).
b) Pendekatan Rancang Bangun Program Pelatihan
Sebelum rancang bangun sebuah pelatihan disusun, terlebih dahulu pelru ditetapkan
pendekatan apa yang akan kita gunakan. Kitasebagai seorang perancang dituntut untuk lebih
efektif dan efisien dalam menciptakan komponen (kegiatan) pelatihan secara
beraturan/sistematis. Ada beberapa pendekatan rancang bangun pelatihan yang kita kenal,
diantaranya adalah:
1) Pendekatan Critical Event Model, pendekatan model ini telah diketengakan oleh Leonard
Nadler dalam bukunya Designing Training program. The Critical Event Model (1981).

9
2) Pendekatan Siklus, pendekatan ini, sebenarnya tidak berbeda dengan pendekatan lainnya,
hanya titik berat pada siklus yang teratur dari setiap kegiatan.
3) Pendekatan Sistem, kegiatan pelatihan adalah merupakan sistem.
BAB VI MERUMUSKAN TUJUAN PELATIHAN
a) Tujuan Program Pelatihan
Tujuan program pelatihan merupakan pedoman dan prosedur bagi kita dalam upaya
mencapai apa yang diharapkan, perubahan yang akan terjadi dari peserta pelatihan seperti yang
dikehendaki organisasi atau orang-orang dalam lembaga pemerintah, lembaga swasta maupun
masyarakat. Tujuan pelatihan merupakab subsistem dari sistem pelatihan, tujuan diartikan
sebagai hasil akhir dari suatu tindakan atau seri tindakan, baik yang dikehendaki oleh pelakunya
(Prof. DR. J. Salasun, 1996). Tujuan lainnya adalah yang bermakna seperti sasaran, baik yang
ditujukan bagi organisasi maupun kelompok masyarakat yaitu menekankan keberhasilan sesuatu
program dalam jangka pendek yang dapat kita ukur, dalam pelatihan lebih sering disebut dengan
tujuan pembelajaran khusus.
b) Strategi Pelatihan
Dalam program pelatihan terdapat dua strategi yang dianggap perlu diterapkan, yaitu
strategi eksternal (external strategy) dan strategi internal (internal strategy). Tugas pertama yang
harus dilakukan oleh lembaga maupun pelaksana pelatihan adalah mempertimbangkan sebaik-
baiknya pemanfaatan sumber-sumber yang ada, keterampilan para pelatih, waktu yang tersedia
dan fasilitas maupun sumber dan kesempatan yang ada pada tempat penataran berlangsung.
Ada enam macam strategi pelatihan yaitu:
1. Strategi akademik (academic strategy)
2. Strategi laboratorium (laboratory strategy)
3. Strategi kegiatan (activity strategi)
4. Strategi tindakan (action strategy)
5. Strategi pengembangan perorangan (person development strategy)
6. Strategi pengembangan organisasi (organization development)

10
BAB III
PEMBAHASAN

A. Keunggulan Buku
Buku yang di tulis bapak Dr. Sudirman S,E.M.Pd yang berjudul managemen pelatihan
membahas mengenai tinjaun umum management yang mengkaji pengertian dan sejara
perkembangan managemen, fungsi management. Kemuan penulis juga membahan tinjauan
umum sumber daya manusia, yang di mana dalam management kita memang dianjurkan ada
seseorang yang bersedia untuk mengolah project tersebut. buku ini juga membahas rancangan
management, tujuan pelatihan, rumusan pelatihan, serta pelaksanaan pelatihan yang mengkaji
mengenai kurikulum. Buku ini di bekali dengan sampul putih yang bersih dengan gambar jam
dan buku, yang bermaksud dalam management sangay dibutuhkan seseorang yang mampu
mengatur kehidupannya. Baik dalam kehidupan sehari – hari maupun dalam dunia kerja.
Sedangkan buku management pelatihan pendidikan yang di tulis oleh Drs. Siti Farikha
M.PD membahas mengenai konsep dasar management pendidikan, ruang lingkup management
pendidikan, fungsi, pemimpin managemen serta management di lembaga islam, pesantren dan
madrasah. Buku ini lebih membahas ke bidang proses pelaksanaan managemen pada satu satuan
pendidikan, dan mengambil sampel ke pendidikan berbentuk religi seperti pesantren
danmadrasah.

B. Kelemahan Buku
Buku ini sudah cukup baik di pakai sebagai sumber dan refrensi khusus nya bagi
mahasiswa yang sedang belajar dalam jenjang perguruan tinggi. Buku ini mengajarkan
bagaimana cara melakukan management kelembagaan dengan baik, khususnya, dalam memanag
kelembagaan satuan pendidikan, baik formal, non formal dan informal. Akan tetapi buku
menggunakan bahasa dan kalimat yang panjang, ada juga beberapa contoh di jabarkan, akan
tetapi tidak di lampirkan dengan gambar, sehingga peneliti menjadi lebih lama dalam memahami
isi buku. Dari kedua buku ini memeiliki keterkaitan, sehingga bisa melengkapi kelebihan dan
kekurangan dari masing – masing isi buku.

11
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen adalah sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkordinasian, dan
pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goal) secara efektif dan efisien. Efektif
berarti pencapain tujuan sesuai dengan yang direncanakan, sementara efisiensi berarti segala
kegiatan dilakukan secara benar, teroganisir dan terjadwal. Kegiatan manajemen akan berjalan
terus dengan revisi dan inovasi disana sisni untuk menjamin kelangsungan organisasi, oleh
karena itu para administrator yang dalam hal ini adalah pimpinan lembaga, harus mempunyai
integritas pribadi fleksibilitas atau manajer. Pentingnya kegiatan manajemen akan lebih
dirasakan oleh orang-orang yang sedang memimpin suatu organisasi maupun perusahaan. Dalam
sejarah perkembangannya, ternyata dalam ilmu manajemen dipengaruhi oleh banyak faktor,
seperti faktor agama, tradisi, adat istiadat serta lingkungan sosial dan budaya. Kegitan
manajeman itu sendiri lebih banyak diterapkan dalam kehidupan dalam berorganisasi.

B. Saran
Kita sebagai mahasiswa khususnya calon pendidik dan tenaga kependidikan sudah
seharusnya dapat mengatasi dan membantu masalah-masalah yang terjadi pada masyarakat
Indonesia yakni masyarakat pedesaan maupun masyarakat perkotaan. Sehingga sangat
diharapkan untuk mahasiswa lebih berfikir dan peka terhadap masalah yang tengah terjadi di
masyarakat. Terkhus bertanggung jawab serta mampu mensejahterakan rakyat, dan membantu
management masyarakat. Baik di desa kabupaten sampai provinsi.

DAFTAR PUSTAKA
Sudirman, 2014. Pelatihan managemen. Medan: Unimed Pres
Farikha, Siti. 2015. Managemen kelembagaan pendidikan.Yogyakarta : Aswaja Pressindo

12

Anda mungkin juga menyukai