Anda di halaman 1dari 9

Analisis Stres Kerja Pada Pegawai Desa Karangtanjung di Masa Pandemi

Covid-19

1
Yoga Rotama, 2 Fista Apriani Sujaya, S.E., M.Ak.
Fakultas Psikologi, Universitas Buana Perjuangan Karawang, Jl. Ronggo Waluyo Sirnabaya, Kec. Telukjambe Timur,
41361, Karawang
E-mail: ps18.yogarotama@mhs.ubpkarawang.ac.id , fista.apriani@ubpkarawang.ac.id

Abstrak

Latar belakang penelitian ini adalah stres kerja yang dialami oleh pegawai desa Karangtanjung
dikarenakan adanya pandemi Covid-19. Kemudian jumlah karyawan yang tidak sesuai mengakibatkan
banyak perselisihan tentang pembagian kerja, sehingga membuat kondisi lingkungan pekerjaan tidak
nyaman dan menyebabkan stres kerja yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui terjadinya
stres kerja pada pegawai Desa Karangtanjung di masa pandemi Covid-19. Adapun Metodologi
penelitian ini adalah menggunakan dua metode yaitu metode kuesioner dan metode wawancara secara
online melalui pesan di aplikasi WhatsApp. Dengan pemilihan bentuk operasional dari data penelitian
ini ialah melalui pendekatan kualitatif deskriptif yaitu berupa narasi, cerita, pengaturan informan,
dokumen pribadi seperti foto, catatan pribadi, perilaku, gerak tubuh, dan hasil wawancara. Berdasarkan
hasil penelitian, maka saran yang diberikan adalah stres dalam bekerja sebaiknya dikurangi dengan
berbagi teknik pengurangan stres yang dapat digunakan serta menajemen stres tersebut dengan baik.
Karena hal tersebut mampu mencegah stres dalam bekerja serta meningkatkan efektivitas dalam bekerja.

Kata Kunci: Stres Kerja, Pegawai desa, Covid-1 9

Abstract
The background of this research is the work stress experienced by Karangtanjung village employees due
to the Covid-19 pandemic. Then the number of employees who do not match resulted in many dispu tes
about the division of labor, thus making the conditions of the work environment uncomfortable and
causing high work stress. This study aims to determine the occurrence of work stress in Karangtanjung
Village employees during the Covid-19 pandemic. The methodology of this research is to use
questionnaires and online interviews via WhatsApp messages. By selecting the operational form of this
research data, it is through a descriptive qualitative approach in the form of narratives, stories,
informant settings, personal documents such as photos, personal notes, behavior, gestures, and
interview results. Based on the results of the study, the advice given is that stress at work should be
reduced by sharing stress reduction techniques that can be used and managing stress properly. Because
it can prevent stress at work and increase effectiveness at work.

Keywords: Work Stress, Employees, Covid-19


Pendahuluan

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai orang yang sedang mengalami
stres. Stres tersebut tidak hanya dalam kehidupan sosial ekonominya saja tetapi juga dalam
bekerja. Pekerjaan yang terlalu sulit serta keadaan sekitar yang tidak terkendali juga dapat
menyebabkan stres dalam bekerja. Sehingga kegiatan yang dilakukan seseorang tersebut tidak
maksimal.
Stres kerja merupakan respon psikologis dan emosional yang tidak terkontrol dan
muncul karena berinteraksi dengan lingkungan fisik maupun non fisik. Seorang pegawai harus
dapat mengontrol respon dalam hal psikologis dan emosional dengan baik supaya tidak menjadi
stres (Daft, 2008). Penyebab stres merujuk kepada karakteristik pekerjaan, kegiatan atau situasi
yang dapat menimbulkan stres, dan kondisi psikologis serta respon individu terhadap stres
(Hurrell, Nelson & Simmons dalam (N. Anderson, Ones, Sinangil, & Viswesvaran, 2012).
Salah satu upaya untuk mengendalikan stressor adalah memperhatikan lingkungan kerja dan
kompensasi yang didapatkan. Hal ini disebabkan karena stres kerja itu bisa diakibatkan karena
pengaruh gaji yang terlalu kecil diterima karyawan atau lingkungan yang tidak terkendali
(Nasution, 2017).
Di desa karangtanjung ini sendiri, semenjak kasus pandemi Covid-19 ada serta terus
berjalan dan belum berakhir sampai detik ini, banyak dari pegawai desa merasakan keluh
kesahnya dan juga merasakan stres ketika bekreja. Para pegawai desa Karangtanjung merasa
stres karena mereka harus bekerja secara maksimal melayani masyarakat dalam keadaan
pandemi ini yang bisa saja mereka terkena wabah virus penyakit ini. Mereka juga dituntut
melakukan berbagai upaya agar pandemi ini tidak menyebar di desa Karangtanjung. Tentu saja
hal itu harus dilakukan karena jika pandemi ini menyebar cepat di desa Karangtanjung potensi
pemerintah melakukan lockdown daerah di desa karangtanjung besar yang bisa menyebabkan
masyarakat tidak bisa melakukan kegiatan apapun seperti bertani, berjualan dan lain-lain,
sehingga tidak ada pemasukan yang mereka dapat ataupun hingga resiko kematian. Adapun
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh stres kerja yang dialami pegawai desa
Karangtanjung selama pandemi Covid-19. Selain itu juga, penelitian ini juga diharapkan dapat
mengurangi resiko stres kerja dari pegawai desa Karangtanjung dan bisa menambah wawasan
mengenai stres kerja.

Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini yaitu melalui metode kuesioner dan
wawancara. Menurut Sugiyono (2014: 230) kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan
cara peneliti memberikan daftar pertanyaan atau pernyataan yang tertulis untuk dijawab oleh
responden. Sedangkan Metode wawancara adalah metode pengumpulan data dengan
mengajukan pertanyaan secara langsung kepada informan atau seorang atau seorang yang ahli
atau berwenang dalam suatu masalah (Gorys Keraf, 2011:161). Pengumpulan data ini dengan
melakukan wawancara secara online melalui pesan WhatsApp dengan Sekdes desa
Karangtanjung Bapak Nizar.

Hasil dan Pembahasan

Menurt Rivai (2011) Stres kerja adalah suatu kondisi ketegangan yang menciptakan
adanya keseimbangan fisik dan psikis, yang mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi
seorang karyawan. Sedangkan menurut Robbins dan Judge (2011) Stres adalah suatu kondisi
dinamis dimana seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang
terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti
dan penting. Wahjono, Senot Imam (2013) menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang
menyebabkan stres antara lain:
a. Faktor Lingkungan
Ketidakpastian lingkungan mempengaruhi perancangan struktur organisasi,
ketidakpastian juga mempengaruhi tingkat stres di kalangan para karyawan dalam sebuah
organisasi. Bentuk_bentuk ketidakpastian lingkungan ini antara lain ketidakpastian ekonomi
berpengaruh terhadap seberapa besar pendapatan yang diterima oleh karyawan maupun reward
yang diterima karyawan, ketidakpastian politik berpengaruh terhadap keadaan dan kelancaran
organisasi yang dijalankan, ketidakpastian teknologi berpengaruh terhadap kemajuan suatu
organisasi dalam penggunaan teknologinya, dan ketidakpastian keamanan berpengaruh
terhadap posisi dan peran organisasinya.
b. Faktor Faktor Organisasi
Beberapa faktor organisasi yang menjadi potensi sumber stres antara lain:
1) Tuntutan tugas dalam hal desain pekerjaan individu, kondisi kerja, dan tata letak kerja
fisik.
2) Tuntutan peran yang berhubungan dengan tekanan yang diberikan pada seseorang sebagai
fungsi dari peran tertentu yang dimainkan dalam sebuah organisasi termasuk beban kerja
yang diterima seorang individu.
3) Tuntutan antar-pribadi, yang merupakan tekanan yang diciptakan oleh karyawan lain
seperti kurangnya dukungan sosial dan buruknya hubungan antar pribadi para karyawan.
4) Struktur organisasi yang menentukan tingkat diferensiase dalam organisasi, tingkat aturan
dan peraturan, dan di mana keputusan di ambil. Aturan yang berlebihan dan kurangnya
partisipasi individu dalam pengambilan keputusan merupakan potensi sumber stres.
5) Kepemimpinan organisasi yang terkait dengan gaya kepemimpinan atau manajerial dan
eksekutif senior organisasi. Gaya kepemimpinan tertentu dapat menciptakan budaya yang
menjadi potensi sumber stres.
c. Faktor Individu
Faktor individu menyangkut dengan faktor-faktor dalam kehidupan pribadi individu.
Faktor tersebut antara lain persoalan keluarga, masalah ekonomi pribadi, dan karakteristik
kepribadian bawaan. Menurut Robbins (2006) Setiap individu memiliki tingkat stres yang
berbeda meskipun diasumsikan berada dalam faktor-faktor pendorong stres yang sama.
Perbedaan individu dapat menentukan tingkat stress yang ada. Secara teoritis faktor perbedaan
individu ini dapat dimasukkan sebagai variable intervening. Ada lima yang dapat menjadi
variabel atau indikator yang dapat digunakan dalam mengukur kemampuan individu dalam
menghadapi stres yaitu pengalaman kerja merupakan pengalaman seorang individu dalam suatu
pekerjaan dan pendidikan yang ditekuninya, dukungan sosial merupakan dukungan atau
dorongan dari dalam diri sendiri maupun orang lain untuk menghadapi masalah-masalah yang
dialaminya termasuk bagaimana motivasi dari dalam diri individu maupun dari luar individu,
ruang kendali merupakan cara bagi seorang individu mengendalikan diri untuk menghadapi
masalah yang ada, keefektifan dan tingkat kepribadian orang dalam menyikapi permusuhan dan
kemarahan.

 Hasil Kuesioner
Berikut adalah hasil kuesioner yang telah dibuat dan diisi oleh pegawai desa Karangtanjung
sebanyak 12 responden sebagai berikut:

No Faktor Lingkungan Hasil


Apakah anda sudah merasa puas dengan
kondisi lingkungan fisik tempat anda
1
bekerja selama masa pandemi ini? (Ya /
Tidak)
Apakah lingkungan tempat kerja anda
2 membuat ada kerja tidak nyaman dan
mengakibatkan stres? (Ya / Tidak)
Apakah selama pandemi ini di lingkungan
tempat kerja anda mengalami perubahan
3
yang signifikan dan mengakibatkan stres
kerja? (Ya / Tidak)

No Faktor Organisasi Hasil


Apakah nilai-nilai organisasional cocok
1 dengan anda dan mengakibatkan stres? (Ya
/ Tidak)
Apakah ada perubahan pelayanan selama
2
masa pandemi ini covid-19 ? (Ya / Tidak)
apakah perubahan tersebut berdampak pada
anda? (Ya / Tidak)
3
No Faktor Individu Hasil

Apakah Anda mengalami kesulitan dalam


1
membedakan urusan pekerjaan dan urusan
pribadi? (Ya / Tidak)
Apakah Anda mengalami kesulitan dalam
2 membagi waktu antara pekerjaan dan
urusan di luar pekerjaan? (Ya / Tidak)
Apakah Anda mengalami kesulitan untuk
membedakan cara beradaptasi, bertindak,
3 dan berhubungan sosial dengan orang lain
dalam hubungan pekerjaan dan bukan
pekerjaan? (Ya / Tidak)
Tabel 1. Hasil Kuesioner Stres Kerja pada Pegawai Desa Karangtanjung

Dari hasil kuesioner didapat bahwa faktor lingkungan tempat pegawai desa Karangtanjung
yang mengalami stres kerja itu sebanyak 75%, kemudian faktor organisasi yang mengalami
stres kerja sebanyak 66,7% sedangkan faktor individu yang mengalami stres kerja sebanyak
58,3%. Maka dapat disimpulkan bahwa faktor terbesar yang mengalami stres kerja pada
pegawai desa Karangtanjung yaitu faktor lingkungan sebanyak 75%, dan faktor terendah yang
mengalami stres kerja pada pegawai desa Karangtanjung yaitu faktor individu sebanyak 58,3%.

 Hasil Wawancara
Berikut adalah hasil wawancara secara Online yang telah dilakukan melalui aplikasi WhatsApp
dengan Sekretaris Desa Karangtanjung Bapak Nizar sebagai berikut:

No Pertanyaan (Mahasiswa) Jawaban (Bapak Nizar)


Apakah bapak Nizar mengalami stres Bisa di katakan ya, selama masa pandemi
dalam melakukan pekerjaan di masa ini banyak sekali aturan-aturan baru yang
1. pandemi ini? harus di jalankan dan di terapkan itu
sedikit membuat saya dan pegawai desa
stres di masa pandemi ini, apalagi
pandemi ini terjadi diseluruh dunia dan
belum di temukan obatnya jadi rasa
takutnya ada ketika harus melayani
masyarakat.

Bagaimana cara bapak menghadapi stres Kalo saya menghadapi stres kerja
kerja tersebut? tersebut ya dengan selalu berpikir positif
jangan terlalu takut dengan wabah ini.

2. Rata-rata masyarakat takut karena dengan


adanya pemberitaan dan isu-isu yang
dalam tanda kutip menyeramkan
sehingga membuat diri mereka stres

Menurut bapak faktor apa sih yang paling Kalo menurut saya faktor lingkungan
berpengaruh yang membuat bapak stres di karena sulitnya mengatur masyarakat
pekerjaan itu selama masa pandemi? untuk mematuhi aturan pemerintah

3. Apakah faktor individu, lingkungan atau seperti memakai masker,yang membuat


organisasi tempat bapak bekerja? kita harus bekerja lebih ekstra untuk
memberikan sosialisasi kepada msyarakat
tentang bahayanya Covid-19

Jika masalah pandemi ini terus berlanjut Ya mungkin menurut saya solusi yang
solusi apa yang akan bapak berikan bisa diberikan yaitu melaksanakan vaksin
sehingga para pegawai desa tidak stres lagi secepatnya dan menyuluruh agar pegawai
4.
dalam menghadapi pandemi ini? desa dan masyarakat lainnya kebal
menghadapi covid ini tidak ada lagi stres
karena covid ini lagi.

Tabel 2. Hasil Wawancara dengan Sekdes Desa Karangtanjung Bapak Nizar


Kesimpulan
Stres kerja merupakan suatu gejala yang dimiliki oleh setiap orang dimana hal tersebut
dipengaruhi diri sendiri maupun lingkungan sekitar mereka. Stres juga terjadi dalam kerja
dimana stres tersebut dapat bersumber dari tiga hal yaitu faktor lingkungan, faktor individu, dan
faktor organisasi. Ketiga hal tersebut dapat menghasilkan stres yang berbeda pada setiap orang
tergantung bagaimana orang itu merespon stres tersebut. Setelah adanya respon barulah dapat
ditentukan bagaimana stres yang dialami seseorang tersebut.
Adapun hasil kuesioner didapat bahwa faktor lingkungan tempat pegawai desa
Karangtanjung yang mengalami stres kerja itu sebanyak 75%, kemudian faktor organisasi yang
mengalami stres kerja sebanyak 66,7% sedangkan faktor individu yang mengalami stres kerja
sebanyak 58,3%. Maka dapat disimpulkan bahwa faktor terbesar yang mengalami stres kerja
pada pegawai desa Karangtanjung yaitu faktor lingkungan sebanyak 75%, dan faktor terendah
yang mengalami stres kerja pada pegawai desa Karangtanjung yaitu faktor individu sebanyak
58,3%. Sedangkan hasil dari wawancara yang dilakukan terhadap sekretaris desapun
mengatakan bahwa faktor lingkunganpun sangat bepengaruh terhadap stres kerja dibandingkan
faktor lainnya.

Rekomendasi
Stres dalam bekerja yang dialami oleh pegawai Desa Karangtanjung sebaiknya dikurangi
dengan berbagi teknik pengurangan stres yang dapat digunakan serta menajemen stres tersebut
dengan baik. Karena hal tersebut mampu mencegah stres dalam bekerja serta meningkatkan
efektifitas dalam bekerja. Apalagi selama masa pandemi Covid-19 ini imun kita harus selalu
terjaga agar terhindar dari paparan virus Covid-19.

Daftar Pustaka

Anisah Nurmalasari. 2015. Pengaruh Stress Kerja Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Di
Kecamatan Malinau Kota Kabupaten Malinau. Ejournal Pemerintahan Integratif,
2015,1(3); 102-114 Issn 2337-8670

Endang Suswati dan Ibnu Azizi Al Ayyubi. 2008. Pengaruh Stress Kerja Terhadap Prestasi
Kerja Karyawan. Jurnal Manajemen Gajayana Vol. 5, No. 2, November 2008, 119-128 E.
Mangkunegara, A. P. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.

Rivai, V. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan Dari Teori Ke Praktik.
Jakarta: PT Raja Grafindo.

Robbins, S. P., dan T. A. Judge. 2011. Perilaku Organisasi, Edisi ke-12. Jakarta: Salemba
Empat.

Anda mungkin juga menyukai