Anda di halaman 1dari 19

`TUGAS PERTEMUAN 6

MATA KULIAH METODE PENELITIAN KUANTITATIF SEMESTER 5


PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
Nama : Rizky Jaya Pranata NIM : 04020420046
Prodi : Manajemen Dakwah Kelas : D2

LATAR BELAKANG
PENGARUH IKLIM ORGANISASI/LEMBAGA TERHADAP STRES KERJA
DENGAN BEBAN KERJA SEBAGAI FAKTOR MEDIASI

(STUDI KASUS TERHADAP LEMBAGA DAKWAH DAN RSI AL IRSYAD)

A. Latar Belakang
Velnampy dan Aravinthan mengatakan bahwa stres kerja merupakan pola emosional
perilaku kognitif dan reaksi psikologis terhadap aspek yang merugikan dan berbahaya dari
setiap pekerjaan, organisasi kerja dan lingkungan kerja1.Menurut Dwipayana et al. Stres
kerja dapat terlihat dari stres karyawan terhadap kondisi pekerjaannya, peran yang didapat,
faktor interpersonal, perkembangan karir saat selama ia bekerja di suatu organisasi,
struktur organisasi yang kurang jelas dan stres terhadap suasana organisasi. Adanya stres
kerja dapat dilihat dari atasan yang sering memberikan instruksi yang tidak jelas dan
bertindak tidak adil dalam pembagian pekerjaan kepada karyawannya. Stres kerja
karyawan tersebut, jika tidak segera diatasi dapat berdampak pada perilaku yang tidak di
harapkan oleh pihak organisasi, seperti kepuasan kerja yang rendah serta turunnya
komitmen organisasional para karyawan.2
Stres kerja bisa terjadi karena adanya tekanan atau beban yang dirasakan seseorang
saat bekerja. Tekanan atau beban tersebut bisa datang dari berbagai sumber, seperti
deadline yang ketat, tanggung jawab yang besar, konflik dengan rekan kerja atau atasan,
atau kondisi kerja yang tidak nyaman. Stres kerja juga bisa muncul akibat perbedaan

1
Eni Rahayu ,Taufik Rahman,Septiadi Wirawan, Pengaruh Iklim Organisasi dan Tipe kepribadian terhadap
Stres Kerja dan Perilaku Kewargaan (Studi pada Karyawan Klinik Laboratorium Prodia Cabang Menteng,
Jakarta), Jurna Manajemen,Vol. 20, No. 2, 2016, hlm.297
2
I Made Dwiki Agustama , I Gusti Ayu Ketut Giantari , Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Stres Kerja dan
Komiten Organisasiona Karyawan LPD Desa Adat Jimbaran, E-Jurnal Manajemen, Vol. 9, No. 6,
2020,hlm.2066
antara harapan yang diberikan pada seseorang dalam pekerjaan dengan kenyataan yang
dialami saat bekerja.Stres kerja dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental
seseorang, seperti meningkatkan risiko penyakit jantung, tekanan darah tinggi, depresi,
dan insomnia. Oleh karena itu, penting untuk mengelola stres kerja dengan cara yang tepat
agar tidak mengganggu kesehatan dan kinerja seseorang di tempat kerja.
Menurut Ashar Sunyoto faktor- faktor penyebab stres dalam pekerjaan yaitu Shift
malam,Beban kerja,risiko dan bahaya,Konflik peran,Ketaksaan peran, Pengembangan
karir,Hubungan dalam pekerjaan,Iklim organisasi,Struktur organisasi,Tuntutan dari luar
organisasi atau pekerjaan, Kepribadian Individu3.Sedangkan menurut Marliani bahwa
faktor-faktor penyebab stress kerja adalah lingkungan kerja,Manajemen yang tidak
sehat.,gaya kepemimpinan,Tipe kepribadian,Peristiwa/pengalaman pribadi.4 Dalam hal
ini peneliti akan mengambil faktor Iklim Organisasi dan Beban kerja yang akan menjadi
fokus penelitian, yang selanjutnya dijadikan sebagai Variabel dependen dan Variabel
mediasi.Iklim Organisasi dalam suatu lembaga/Perusahaan merupakan hal yang sangat
penting karena menawarkan suasana yang penuh semangat akan memberi peluang untuk
memperoleh pencapaian tujuan, visi dan misi organisasi, adanya saling percaya terhadap
anggota organisasi akan menimbulkan rasa senang dalam bekerja sama, kerja keras dan
saling mengingatkan dengan pendekatan interpersonal.iklim organisasi merupakan
suasana yang terdapat dalam suatu organisasi,dimana suasana tersebut dibangun melalui
kegiatan yang terjadi dalam organisasi dan mempunyai akibat atau dampak bagi
organisasi,baik tidaknya iklim organisasi tergantung pada elemen- elemen yang ada dalam
organisasi.5 Sedangkan menurut Sunarso Beban kerja adalah sekumpulan kegiatan yang
harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu
tertentu. 6 tertentu. Dalam bekerja karyawan yang merupakan salah satu ujung tombak
perusahaan seharusnya mendapatkan haknya berupa kemudahan dalam menyelesaikan
pekerjaannya sesuai dengan kemampuan fisik dan mentalnya. Untuk itulah dibutuhkan
analisis yang berkaitan dengan beban kerja karyawan. Analisis beban kerja merupakan
suatu proses dalam menetapkan jumlah jam kerja sumber daya manusia yang bekerja,

3
.Ashar Sunyoto Munandar, 2001, Psikologi Industri dan Organisasi, Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta.
4
Marliani, Rosleny.(2015).Psikologi Industri dan Organisasi.Bandung:Pustaka Setia.,hlm266-267)
5
Gibson, James, L., 2000, Organisasi, Perilaku, Struktur dan Proses, Edisi ke-5.Cetakan ke-3. Jakarta: Penerbit
Erlangga,hlm 45
6
Sunarso dan Kusdi. 2010. Pengaruh Kepemimpinan, Kedisiplinan, Beban Kerja dan Motivasi Terhadap
Kinerja Guru Sekolah Dasar. Jurnal Manajemen SD Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta.Vol
4. No 1.hlm 21
digunakan, dan dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan untuk kurun waktu
tertentu.

Stres kerja merupakan fenomena yang memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan.
Stres kerja dapat mempengaruhi kesehatan mental dan fisik seseorang, serta kinerja dan
produktivitasnya di tempat kerja. Oleh karena itu, mempelajari stres kerja dapat membantu
meningkatkan pemahaman tentang faktor-faktor yang mempengaruhi stres kerja
seseorang, serta bagaimana stres kerja dapat diatasi atau diantisipasi agar tidak
mengganggu kesehatan dan kinerja seseorang di tempat kerja7.Selain itu, stres kerja juga
merupakan masalah yang sering dihadapi oleh banyak orang di tempat kerja, sehingga
mempelajari stres kerja dapat memberikan manfaat bagi banyak orang dan organisasi.
Penelitian tentang stres kerja juga bisa memberikan informasi yang bermanfaat bagi para
pembuat kebijakan dan pengambil keputusan di organisasi, agar dapat mengelola stres
kerja dengan cara yang tepat.8

Iklim organisasi merupakan suatu representasi dari kondisi, sifat, dan atmosfer yang
terdapat dalam organisasi. Iklim organisasi terdiri dari persepsi individu tentang
bagaimana organisasi dijalankan, termasuk bagaimana orang di dalamnya diperlakukan,
bagaimana mereka bekerja sama, dan bagaimana organisasi menghargai kontribusi
mereka. Iklim organisasi yang positif, seperti memiliki dukungan dari atasan dan rekan kerja,
memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri, dan merasa dihargai, dapat membantu
menurunkan tingkat stres kerja seseorang. 9Sebaliknya, iklim organisasi yang negatif, seperti
memiliki atasan yang tidak memperhatikan kebutuhan karyawan, memiliki konflik dengan rekan
kerja, dan merasa tidak dihargai, dapat meningkatkan tingkat stres kerja seseorang. Oleh karena
itu, penting untuk memperhatikan iklim organisasi dalam mengelola stres kerja agar
seseorang dapat bekerja dengan kondisi yang nyaman dan tidak terbebani oleh stres yang
tidak perlu.10

Terdapat beberapa penelitian yang menunjukkan adanya korelasi antara iklim


organisasi dengan stres kerja. Iklim organisasi yang positif, yang terdiri dari faktor-faktor
7
Stress at Work" oleh World Health Organization (WHO).
8
Stress in the Workplace" oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC)
9
The Relationship Between Organizational Culture and Performance Management Practices" oleh Denison, D.
R., 1990.
10
"The Relationship between Organizational Climate and Job Stress: A Meta-Analysis" oleh Mary Ann Glynn,
L. Kevin Hamblin, dan Michelle J. Mark.
seperti keadilan, kepercayaan, dan dukungan, dapat membantu mengurangi stres kerja
seseorang. Sebaliknya, iklim organisasi yang negatif, yang terdiri dari faktor-faktor seperti
konflik, kekacauan, dan kekurangan dukungan, dapat meningkatkan stres kerja seseorang.
Contohnya, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Denise M. Rousseau pada tahun 1995
menunjukkan adanya korelasi yang negatif antara iklim organisasi dengan stres kerja.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa orang-orang yang bekerja di organisasi dengan
iklim organisasi yang positif cenderung memiliki tingkat stres kerja yang lebih rendah
dibandingkan dengan orang-orang yang bekerja di organisasi dengan iklim organisasi
yang negatif.11

Kekurangan dukungan merupakan salah satu faktor yang bisa mempengaruhi stres
kerja karena dukungan merupakan salah satu faktor yang dapat membantu mengurangi
stres kerja seseorang. Dukungan yang diberikan oleh para anggota organisasi satu sama
lain, serta dukungan yang diberikan oleh kepemimpinan organisasi terhadap para anggota
organisasi, dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri, mengurangi beban kerja, dan
memberikan dorongan untuk terus bekerja dengan baik12.Sebaliknya, kekurangan
dukungan dapat meningkatkan stres kerja seseorang karena dapat menimbulkan rasa tidak
dihargai, terasing, dan tidak memiliki tempat di organisasi. Kekurangan dukungan juga
dapat meningkatkan beban kerja seseorang karena harus menghadapi masalah dan
tantangan sendiri tanpa adanya bantuan dari orang lain.Oleh karena itu, kekurangan
dukungan dapat mempengaruhi stres kerja seseorang dengan cara meningkatkan beban
kerja dan menurunkan rasa percaya diri dan dukungan yang diterima seseorang di tempat
kerja..13

Dalam penelitian ini, peneliti mencoba mengambil Lembaga Dakwah dan Rumah
Sakit Al Irsyad sebagai objek penelitian.Lembaga Dakwah Al Irsyad/biasa disebut
Perhimpunan Al Irsyad merupakan salah satu Ormas Islam besar di Indonesia yang telah
berdiri sejak 1915. Perhimpunan Al-Irsyad mempunyai sifat khusus, yaitu Perhimpunan
yang berakidah Islamiyyah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, di bidang
pendidikan, pengajaran, serta social dan dakwah bertingkat nasional. Sejak didirikannya,
11
The Influence of Organizational Climate on Job Satisfaction and Organizational Commitment" oleh Denise
M. Rousseau.
12
The Relationship Between Organizational Culture and Job Satisfaction: An Exploratory Study" oleh Gretchen
M. Spreitzer dan Karen A. Baker.
13
"The Impact of Organizational Culture on Employee Commitment and Motivation" oleh Sophia Choudhury
dan Rupa Choudhury.
Al-Irsyad Al-Islamiyyah bertujuan memurnikan tauhid, ibadah dan amaliyah Islam.
Bergerak di bidang pendidikan dan dakwah. Untuk merealisir tujuan ini, Al-Irsyad sudah
mendirikan ratusan sekolah formal dan lembaga pendidikan non-formal di seluruh
Indonesia. Dan dalam perkembangannya kemudian, kegiatan Al-Irsyad juga merambah
bidang kesehatan, dengan mendirikan beberapa rumah sakit. Yang terbesar saat ini adalah
RSU Al-Irsyad di Surabaya dan RS Siti Khadijah di Pekalongan. Dengan kondisi SDM,
fasilitas, sarana dan prasarana yang sudah cukup memadai dan memenuhi standar, pada
tahun 2001 – 2002 Rumah Sakit AL – IRSYAD akan mengembangkan program
layanannya. Yaitu Unit Rehabilitasi Medis yang diharapkan terealisasi akhir tahun 2001
atau awal tahun 2002, Unit Hemodialisa yang diharapkan terwujud tahun 2002 dan
program – program Pengembangan Rumah Sakit lainnya sesuai dengan kebutuhan Rumah
Sakit di tahun- tahun mendatang, sehingga mutu pelayanan Rumah Sakit AL – IRSYAD
tetap terjaga dan selalu meningkat.

Dari segenap hasil penelitian ini, diharapkan berdampak atau memiliki kontibusi atas
perkembangan basis keilmuan. Secara teoritis, harapannya dapat memperluas khazanah
ilmu pengetahuan dalam manajemen sebuah lemabaga serta memperkaya ilmu berkaitan
dengan manajemen dakwah dengan menawarkan model pengembangan lembaga melalui
optimalisasi Stres Kerja sebuah lemabga.
Sehingga harapannya dapat menjadikan lembaga yang kita kelola mempunyai nilai
tambah sebagai upaya bersaing dengan lembaga lain yang telah ada. Secara praktis,
penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan kepada para mahasiswa, praktisi
dakwah, maupun pengelola lembaga untuk mengembangkan lembaganya melalui
menciptakan Stres Kerja pada lembaga yang dikelola.
Melihat latar belakang di atas, peneliti mempunyai anggapan bahwa kegiatan
manajemen berupa Iklim Organisasi dan kemampuan digital marketing memiliki peranan
fundamental terhadap pembentukan Stres Kerja sebuah lembaga. Untuk itu, peneliti
tertarik melakukan kajian terhadap objek lembaga dalam hal ini adalah masjid jogokaryan,
yang akan peneliti tuangkan dalam sebuah penelitian yang berjudul “Pengaruh Iklim
Organisasi Terhadap Stres Kerja Lembaga Dakwah dan Rumah Sakit Al Irsyad
Surabaya dengan Beban Kerja Sebagai Faktor Mediasi”.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah (Variabel X) Iklim Organisasi berpengaruh terhadap (Variabel Y) Stres Kerja
di Lembaga Dakwah dan Rumah Sakit Al Irsyad Surabaya?
2. Berapakah nilai pengaruh (Variabel X) Ikllim terhadap (Variabel Y) Stres Kerja?
3. Apakah (Variabel X) Iklim Organisasi mempengaruhi (Variabel Z) Beban Kerja?
4. Berapakah nilai pengaruh (Variabel X) Iklim Organisasi terhadap (Variabel Z) Beban
Kerja?
5. Apakah (Variabel Z) Beban Kerja mempengaruhi (Variabel Y) Stres Kerja di
Lembaga Dakwah dan Rumah Sakit Al Irsyad Surabaya?
6. Berapakah nilai pengaruh (Variabel Z) Beban Kerja terhadap (Variabel Y) Stres
Kerja?
7. Apakah (Variabel Z) Beban Kerja dapat memediasi hubungan antara (Variabel X)
Iklim Organisasi dengan (Variabel Y) Stres Kerja di Lembaga Dakwah dan Rumah
Sakit Al Irsyad Surabaya
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh Iklim Organisasi terhadap Stres Kerja Lembaga Dakwah
Al Irsyad dan Rumah Sakit Surabaya
2. Untuk mengetahui nilai pengaruh Iklim Organisasi terhadap Stres Kerja Lembaga
Dakwah dan Rumah Sakit Al Irsyad Surabaya
3. Untuk mengetahui pengaruh Iklim Organisasi terhadap Beban Kerja di Lembaga
Dakwah dan Rumah Sakit Al Irsyad Surabaya
4. Untuk mengetahui nilai pengaruh Iklim Organisasi terhadap Beban Kerja di Lembaga
Dakwah dan Rumah Sakit Al Irsyad Surabaya
5. Untuk mengetahui pengaruh Beban Kerja terhadap Stres Kerja Lembaga Dakwah dan
Rumah Sakit Al Irsyad Surabaya
6. Untuk mengetahui nilai pengaruh Beban Kerja terhadap Stres Kerja Lembaga Dakwah
dan Rumah Sakit Al Irsyad Surabaya
7. Untuk mengetahui apakah Beban Kerja dapat memediasi hubungan antara Iklim
Organisasi dengan Stres Kerja di Lembaga Dakwah dan Rumah Sakit Al Irsyad
Surabaya
D. Manfaat Penelitian
Berlandaskan tujuan penelitian yang akan dicapai, maka besar harapan
penelitian ini mempunya manfaat bagi lembaga islam dan Kesehatan baik secara langsung
maupun tidak langsung. Adapun manfaat yang diharapkan dengan adanya penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat pada:
a. Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan sumbangsih untuk memperluas
Khazanah pengetahun terkait dengan topik Iklim Organisasi, Beban Kerja, dan
Stres Kerja dalam implementasi sebuah lembaga islam dan kesehatan.
b. Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan sumbangsih bagi peneliti lain
yang meneiliti dengan topik yang sama sebagai referensi penelitianya,
2. Manfaat Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat pada:
a. Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan tentang cara menurunkan Stres Kerja sebuah
lembaga melalui beberapa faktor. Selanjutnya harapannya penelitian ini dapat
bermanfaat dalam mengimplementasikan pengatuhan penulis terkait menurunkan
Stres Kerja suatu lembaga pada aktivitas yang dilakukan peneliti.
b. Bagi Lembaga Islam/Perusahaan
Dapat memberikan nilai guna dalam hal Penurunan Stres Kerja sebuah
lembaga/Perusahaan melalui beberapa faktor. Yakni Iklim Organisasi, dan Beban
Kerja. Peneliti juga berharap penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan
bagi pengurus lembaga untuk memperhatikan Iklim Organisasi, dan Beban kerja
yang diberikan terhadap karyawan, sehingga Tingkat Stres kerja dalam suatu
lembaga/Perusahaan dapat menurun/berkurang.

E. Penelitian Terdahulu
1. Penelitian Eni Rahayu,Taufik Rahman dan Septiadi Wirawan (2019)14
Penelitian yang ditulis Eni Rahayu,Taufik Rahman dan Septiadi Wirawan ,
yang berjudul “Pengaruh Iklim Organisasi dan Lingkungan kerja terhadap stres
kerja karyawan pada PT.BRI (PERSERO)Tbk. Cabang Tanjung dan Unit
Tanjung Kota Kabupaten Tabalong”Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif assosiatif, yang dilaksanakan pada PT. Bank Rakyat
Indonesia Cabang Tanjung Jalan Putri Zaleha No.2 RT.003 Kecamatan Tanjung
Kabupaten Tabalong dan Unit Tanjung Kota Jalan Putri Zaleha No.6 RT.003
Kec. Tanjung Kab. Tabalong. Teknik pengumpulan data diperoleh dengan cara
14
Eni Rahayu ,Taufik Rahman,Septiadi Wirawan, Pengaruh Iklim Organisasi dan Tipe kepribadian terhadap
Stres Kerja dan Perilaku Kewargaan (Studi pada Karyawan Klinik Laboratorium Prodia Cabang Menteng,
Jakarta), Jurna Manajemen,Vol. 20, No. 2, 2016,hlm 66-77.
kuesioner dan pengamatan. Populasi dan sampel yang digunakan sebanyak 50
sampel yang digunakan sebanyak 50 orang karyawan. Menggunakan teknik
analisa data: uji validitas dan uji reliabilitas ; Alat analisis regresi berganda;
Pengujian hipotesis : uji t, uji F, dan uji determinan.
Dari hasil penelitian dari pengaruh iklim organisasi, dan lingkungan kerja
terhadap stres kerja karyawan pada PT. dan Unit Tanjung Kota, bahwa
dapat diambil kesimpulan yaitu (1) Tidak ada pengaruh iklim organisasi terhadap
stres kerja, karena thitung lebih kecil dari ttabel (0,486 < 2,009) atau signifikan t
lebih besar dari 5% (0,629> 0,05). (2) Tidak ada pengaruh lingkungan kerja
terhadap stres kerja, karena thitung lebih kecil dari ttabel (0,920 < 2,009) atau
signifikan t lebih besar dari 5% (0,362> 0,05).(3) Besarnya pengaruh iklim
organisasi, lingkungan kerja terhadap stres kerja karyawan terdapat pengaruh
tetapi tidak signifikan, yang dinyatakan dengan nilai R = 0,232. Hasil dari
Adjusted R Square diperoleh angka0,014 atau 1,4%, sedangkan sisanya yaitu
98,6% dipengaruhi oleh variabel lain diluar iklim organisasi, dan
lingkungan kerja.
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Eni Rahayu,Taufik Rahman dan
Septiadi Wirawan dengan peneltian yang akan dilakukan yakni terdapat pada
variabel Iklim Organisasi sebagai variabel independen (X1) dan Variabel Stres
kerja sebagai Variabel Dependen (Y). Adapun perbedaan penelitian ini dengan
penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah terletak pada variabel independen
lain berupa lingkungan kerja (X2).

2. Penelitian I Made Dwiki Agustama dan I Gusti Ayu Ketut Giantari (2020) 15
Penelitian yang ditulis I Made Dwiki Agustama dan I Gusti Ayu Ketut
Giantari yang berjudul “Pengaruh Iklim Organisasi terhadap Stres Kerja dan
Komitmen Organisasional Karywan LPD Desa Adat Jimbaran” ini merupakan
penelitian yang menggunakan teknik analisis deskriptif yang bertujuan untuk
mengetahui karakteristik dan tanggapan responden terhadap masing-masing
pertanyaan yang diajukan. Teknik Analisis Faktor Konfirmatori yang digunakan
untuk mengestimasi pengukuran model, menguji undimensionalisasi dari masing-
masing model yaitu iklim organisasi (X), stres kerja (M), Komitmen
15
I Made Dwiki Agustama , I Gusti Ayu Ketut Giantari , Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Stres Kerja dan
Komiten Organisasiona Karyawan LPD Desa Adat Jimbaran, E-Jurnal Manajemen, Vol. 9, No. 6,
2020,hlm.2066-2084
organisasional (Y). Teknik analisis jalur (path analysis) yang digunakan untuk
melihat seberapa besarnya kontribusi yang dinyatakan oleh koefisien jalur pada
setiap diagram jalur dan hubungan kausal atau sebab akibat yang tercipta dari
variabel iklim organisasi terhadap variabel komitmen organisasional. Selanjutnya,
pengujian mediasi menggunakan analisis sobel. Uji sobel digunakan untuk
melihat dan menguji peran mediasi yang dihasilkan dari variabel stres kerja.
Dari hasil pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa organisasi
memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap stres kerja karyawan. Hal
tersebut berarti semakin baik tingkat iklim organisasi yang didapat karyawan
pada organisasi tempat bekerja, maka semakin rendah tingkat stres kerja yang
dimiliki karyawan tersebut. Iklim organisasi memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap komitmen organisasional. Hal tersebut berarti semakin baik
tingkat iklim organisasi yang didapat karyawan pada organisasi tempat bekerja,
maka semakin tinggi pula tingkat komitmen organisasional yang dimiliki
karyawan. Pengaruh dari stres kerja terhadap komitmen organisasional adalah
negatif dan signifikan. Hal tersebut memiliki makna yaitu semakin rendah
tingkat stres kerja para karyawan, maka semakin tinggi komitmen organisasional
yang dimiliki. Stres kerja memediasi hubungan iklim organisasi terhadap
komitmen organisasional. Artinya semakin baik iklim organisasi yang didapat
karyawan, maka tingkat stres kerja yang dimiliki karyawan akan semakin
rendah dan dapat menaikan tingkat komitmen organisasional yang dimiliki
karyawan.
Persamaaan penelitian yang dilakukan oleh I Made Dwiki Agustama dan I
Gusti Ayu Ketut Giantari dengan penelitian yang akan peneliti lakukn adalah
terletak pada kesamaan variabel X berupa Iklim Organisasi, serta kesamaan
variabel terikat berupa Stres Kerja. Adapun perbedaan antara penelitian ini
dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah terdapat pada tidak adanya
veriabel terikat/Y2 berupa Komitmen organisasional pada penelitian yang akan
peneliti lakukan. Disamping tidak adanya variabel Y2, variabel Z juga tidak ada
dalam penelitian tersebut.

F. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah sebuah konsep atau pengertian suatu variabel
yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan atau penelitian.
Definisi operasional juga mengungkapkan makna dari sebuah variabel penelitian.
Definisi operasional dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut :
1. Stres Kerja (Variabel Dependen)

Stres kerja adalah reaksi fisik dan emosional yang terjadi ketika individu merasa
terbebani oleh kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan yang diberikan oleh
lingkungan kerja. Definisi operasional adalah definisi yang menggambarkan secara spesifik
apa yang dimaksud dengan suatu konsep atau variabel, termasuk kriteria yang digunakan
untuk mengukur atau mengidentifikasi fenomena tersebut.

Berdasarkan definisi operasional di atas, stres kerja dapat diukur dengan


menggunakan kriteria seperti tingkat kelelahan, ketegangan, kecemasan, dan depresi
yang dirasakan oleh individu. Individu yang mengalami stres kerja akan menunjukkan
gejala-gejala tersebut secara berlebihan atau tidak sesuai dengan keadaan normal
mereka.16

2. Iklim Organisasi (Variabel Independen)


Iklim organisasi adalah suasana atau lingkungan yang tercipta di dalam
organisasi yang mempengaruhi bagaimana individu di dalam organisasi
berperilaku dan merasa. Definisi operasional dari iklim organisasi adalah definisi
yang menggambarkan secara spesifik apa yang dimaksud dengan iklim organisasi,
termasuk kriteria yang digunakan untuk mengukur atau mengidentifikasi iklim
organisasi tersebut.

Berdasarkan definisi operasional di atas, iklim organisasi dapat diukur dengan


menggunakan kriteria seperti kepuasan kerja, komunikasi, keadilan organisasi,
dan saling pengertian di antara anggota organisasi. Indikator-indikator tersebut
dapat digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan kerja, komunikasi yang
efektif, keadilan yang terjadi di dalam organisasi, dan tingkat saling pengertian di
antara anggota organisasi.17
3. Beban Kerja (Variabel Moderasi)

16
"Model Kebutuhan-Kontrol-Dukungan (Demands-Control-Support Model) dalam Mengukur Stres Kerja" oleh
Pratiwi Septiningsih (2014)
17
Pengaruh Iklim Organisasi terhadap Kinerja Karyawan pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk" oleh
Yulianti Dewi (2015)
Beban kerja adalah jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan oleh seorang
individu dalam jangka waktu tertentu. Definisi operasional dari beban kerja adalah
definisi yang menggambarkan secara spesifik apa yang dimaksud dengan beban
kerja, termasuk kriteria yang digunakan untuk mengukur atau mengidentifikasi
beban kerja tersebut.

Berdasarkan definisi operasional di atas, beban kerja dapat diukur dengan


menggunakan kriteria seperti jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan dalam
jangka waktu tertentu, tingkat kompleksitas pekerjaan, dan tingkat ketergantungan
pada pekerjaan lain. Indikator-indikator tersebut dapat digunakan untuk mengukur
tingkat beban kerja yang dirasakan oleh seorang individu.18

G. KERANGKA TEORITIK
1. Stres Kerja (Variabel Dependen)
a. Pengertian Stres Kerja
Stres kerja menurut Mangkunegara “adalah perasaan yang dialami
karyawan dalam menghadapi pekerjaan yang menimbulkan rasa tertekan. Stres kerja
ini tampak dari tanda-tanda antara lain emosi tidak stabil, perasaan tidak tenang,
suka menyendiri, sulit tidur, merokok yang berlebihan, tidak bisa rileks, cemas,
tegang, gugup, dan tekanan darah meningkat”.19 Gibson menyatakan bahwa stres
kerja adalah suatu tanggapan penyesuaian yang diperantai oleh perbedaan-
perbedaan individu dan atau proses psikologi yang merupakan suatu konsekuensi
dari setiap tindakan dari luar (lingkungan), situasi atau peristiwa yang
menetapkan permintaan psikologis dan atau fisik berlebihan kepada seseorang. 20
Gibson menyatakan bahwa penyebab stres kerja ada empat yaitu sebagai berikut :
Lingkungan fisik; Individual; Kelompok; dan Organisasional. 21
b. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Stres Kerja
Dalam dunia kerja sering muncul berbagai masalah yang timbul
sehingga mengakibatkan adanya stres kerja. Stres bisa terjadi jika seorang
yang mengalaminya tidak dapat mengendalikan emosinya. Banyak sekali hal

18
Hubungan antara Beban Kerja dengan Kepuasan Kerja Karyawan pada PT ABC" oleh Yusuf (2012)
19
Mangkunegara. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung,hlm.167
20
Gibson, Robert L dan Marianne H Mitchel. 2011. Bimbingan dan Konseling. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta,hlm.17
21
atau faktor yang dapat menimbulkan adanya stres kerja pada karyawan.Berikut
adalah Faktor – faktor yang menyebabkan stres kerja yaitu:22
1) Shift malam
2) Beban kerja
3) risiko dan bahaya
4) Konflik peran
5) Ketaksaan peran
6) Pengembangan karir
7) Hubungan dalam pekerjaan
8) Struktur organisasi
9) Tuntutan dari luar organisasi atau pekerjaan
10) Kepribadian Individu

c. Dimensi Stres Kerja


Dunia pekerjaan dan kehidupan yang penuh dengan tuntutan dan tekanan
dapat menyebabkan seseorang mengalami stres. Beberapa indikator stres kerja
yang mungkin dapat dialami oleh pegawai diantaranya adalah beban pekerjaan
yang sering memaksa pegawai bekerja diluar dari kemampuannya, adanya
pencapaian-pencapaian yang belum diraih oleh pegawai, persaingan yang
ketat, beban pekerjaan yang terlalu berat, dan lingkungan kerja yang kurang
nyaman dapat memicu stres kerja pada pegawai. Menurut Hasibuan (2014 :
204) Indikator Stres kerja sebagai berikut : Beban Kerja, Sikap Pemimpin,
Waktu Kerja, Konflik Komunikasi, Otoritas Kerja.23

22
Ashar Sunyoto Munandar, 2001, Psikologi Industri dan Organisasi, Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta.
23
Asibuan, Melayu (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta :Bumi Aksara,hlm.204
d. Stres Kerja dalam Prespektif Islam
Tuntutan pekerjaan saat ini, membuat sebagian orang merasa frustasi
dan stres karena beban dan tanggungjawab yang terlalu besar. Perasaan
semacam ini seringkali menghinggapi pikiran kita bahwa betapa dunia ini
kejam membuat kita harus selalu merasa lelah dan tidak berdaya menghadapi
persaingan global yang terjadi saat ini. Pada akhirnya stres karena tuntutan
pekerjaan yang terlalu berat menjadikan manusia berputus asa dari rahmat
Allah Swt. Padahal Allah sudah memperingatkan dalam QS Yusuf
ayat 87:

ُ َٔ‫ف َوَأ ِخي ِه َواَل تَاْۡ‍ي‬


‫سو ْا ِمن َّرو‬ َ ‫س‬ ُ ‫سو ْا ِمن يُو‬ ُ ‫س‬َّ ‫﴿ ٰيَبَنِ َّي ۡٱذ َهبُو ْا فَت ََح‬
﴾٨٧ ‫ون‬ َ ‫ح ٱهَّلل ِ ِإاَّل ۡٱلقَ ۡو ُم ۡٱل ٰ َكفِ ُر‬
ِ ‫س ِمن َّر ۡو‬ُ َٔ‫ح ٱهَّلل ۖ ِ ِإنَّ ۥهُ اَل يَاْۡ‍ي‬
ِ ۡ
Artinya: “Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf
dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang
kafir".
Tentu hal ini bukan menjadi sesuatu yang kita inginkan. Sebagai orang yang
beriman, kita tentu mengetahui bagaimana Allah memberikan kemudahan di
setiap kesulitan yang kita hadapi.Seorang Muslim yang beriman, harus
mempunyai sifat religiusitas yang menjadikannya berbeda dengan umat di
dunia ini. Religiusitas diartikan Mujib (2012) sebagai manifestasi sejauh
mana individu meyakini, mengetahui, memahami, menghayati, menyadari
dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-
hari. Lebih lanjut, Mujib (2012) menjelaskan religiusitas, yang bersumber
dari agama Islam, membe ri dorongan bagi umatnya untuk beramal shaleh
agar mendapat balasan yang terbaik seperti dalam QS. Al- Baqarah:277; an-
Nisa’:173; al-Maidah:9 dan yang menyerukan bekerja keras untuk
melaksanakan amanah yang diterima. Hal itu mengandung arti bahwa
religiusitas mendorong individu untuk memilikimotivasi berprestasi dalam
bekerja.24

24
Abdul Mujib, J. M. (2012). Nuansa-nuansa psikologi Islam. Jakarta: Raja. Grafindo. Abdul, Aziz Wahab. 2007.
2. Iklim Organisasi (Variabel Independen)
a. Pengertian Iklim Organisasi
Reichers & Schneider dalam buku Wirawan (2002:9) mengartikan
iklim organisasi sebagai presepsi tentang kebijakan, praktek-praktek dan
prosedur- prosedur organisasi yang dirasakan diterima oleh individu dalam
organisasi.25 Iklim organisasi menurut Wirawan (2007:129) merupakan
suatu konsep yang melukiskan sifat subjektif atau kualitas lingkungan
organisasi. Unsur- unsurnya dapat dipresepsikan dan dialami oleh anggota
organisasi dan dilaporkan melalui kuesioner yang tepat.26
b. Indikator Iklim Organisasi
Menurut Wirawan (2009, p.128) menjelaskan bahwa terdapat 5
indikator dalam Iklim Organisasi yaitu :
1) Responsibility ( Tanggung Jawab )
2) Identity ( Identitas)
3) Warmth ( Kehangatan )
4) Support ( Dukungan )
5) Conflict ( Konflik )
c. Iklim Organisasi dalam Perspektif Islam
Davis menyatakan bahwa iklim organisasi adalah lingkungan manusia
di dalamnya dimana para anggota organisasi melakukan pekerjaan
mereka27.Iklim organisasi juga berkenaan dengan persepsi anggota
organisasi, baik secara individual maupun kelompok, tentang sifat-sifat dan
karakteristik organisasi yang mencerminkan norma serta keyakinan dalam
organisasi. Kerja sama antara pemimpin dan guru, bersama-sama
menciptakan suasana dalam organisasi menjadi nyaman. Allah Swt.,
berfirman dalam Q.S. al-Maidah/5:2 sebagai berikut:

َ َ ‫َواَل تَ َعا َونُو ْا َعلَى ٱِإۡل ۡث ِم َو ۡٱل ُع ۡد ٰ َو ۚ ِن َوٱتَّقُو ْا ٱهَّلل ۖ َ ِإنَّ ٱهَّلل‬
ِ ‫ش ِدي ُد ۡٱل ِعقَا‬
﴾٢ ‫ب‬

25
Wirawan. 2007. Budaya dan iklim organisasi. Salemba Empat. Jakarta,hlm.9
26
Wirawan. 2007. Budaya dan iklim organisasi. Salemba Empat. Jakarta,hlm.129
27
Keith Davis & John W.New Stroom, Perilaku dalam Organisasi, Terjemahan Agus Dharma, (Jakarta:
Erlangga, 1990). h. 21
Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, danjangan tolong-menolong dalam berbuat dosa
dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah
Amat berat siksa-Nya.

Ayat di atas menghendaki agar dalam organisasi lebih mengedepankan


sifat tolong-menolong serta ancaman bagi orang yang enggan untuk bekerja
sama. Sifat tolong menolong dapat membantu terciptanya iklim organissi yang
kondusif bagi anggota organisasi. Iklim organisasi dapat mempengaruhi
perilaku anggota organisasi dan mewarnai pola interaksi mereka dalam
melakukan tugas-tugas keorganisasian. Iklim organisasi lebih dari sekedar
lingkungan fisik, ia mencakup norma, sikap, perilaku, bahkan juga perasaan
anggota organisasi dalam mempersepsikan keadaan di lingkungan
organisasinya. Hal itu sebagaimana dikemukakan oleh Muhammad bahwa
iklim organisasi sebagai suatu konsep yang merefleksikan isi dan kekuatan
dari nilai-nilai umum, norma, sikap, tingkah laku dan perasaan anggota
terhadap suatu sistem sosial.28

3. Beban Kerja (Variabel Mediasi)


1. Pengertian Beban Kerja
Menurut Vanchapo (2020:1) Beban kerja merupakan sebuah proses
atau kegiatan yang harus segera diselesaikan oleh seorang pekerja dalam
jangka waktu tertentu. Apabila seorang pekerja mampu menyelesaikan dan
menyesuaikan diri terhadap sejumlah tugas yang diberikan, maka hal
tersebut tidak menjadi suatu beban kerja. Namun, jika pekerja tidak berhasil
maka tugas dan kegiatan tersebut menjadi suatu beban kerja.29
2. Indikator Beban Kerja
Indikator-indikator beban kerja menurut Putra adalah :30
1) Target yang Harus Dicapai
Pandangan individu mengenai besarnya target kerja yang diberikan untuk
menyelesaikan pekerjaannya, misalnya untuk mendesain, mencetak, dan

28
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007) h. 82
29
Vanchapo, A. R. (2020). Beban Kerja Dan Stres Kerja. pertama. ed. Arsalan Namira. Pasuruan, Jawa Timur:
CV. Penerbit Qiara media.
30
Putra, A. S. (2012). Analisis Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Divisi Marketing dan
Kredit PT. WOM Finance Cabang Depok.Skripsi.Institut Pertanian Bogor,hlm.22
finishing. Pandangan mengenai hasil kerja yang harus diselesaikan dalam
jangka waktu tertentu.
2) Kondisi Pekerjaan
Mencakup tentang bagaimana pandangan yang dimiliki oleh individu
mengenai kondisi pekerjaannya, misalnya mengambil keputusan dengan
cepat pada saat pengerjaan barang dan kerusakan pada mesin produksi,
serta mengatasi kejadian yang tak terduga seperti melakukan pekerjaan ekstra
diluar waktu yang telah ditentukan.
3) Standar Pekerjaan
Kesan yang dimiliki oleh individu mengenai pekerjaannya, misalnya perasaan
yang timbul mengenai beban kerja yang harus diselesaikan dalam jangka
waktu tertentu.
3. Beban Kerja perspektif Islam
Beban kerja merupakan pekerjaan yang terlalu banyak di dalam satu
waktu yang tersedia atau mengerjakan pekerjaan yang terlalu sulit untuk
karyawan (Schultz dan Schultz dalam Hadyanto, 2018: 38). Setiap manusia
memiliki kemampuan dan batas kesanggupan yang berbeda-beda antara yang
satu dan lainnya.Oleh karena itu, Allah tidak membebani manusia di luar batas
kesanggupannya. Seperti dalam Al- Quran surah Al- Baqarah ayat 286:

‫سبَ ۡۗت َربَّنَا‬ ً ‫﴿اَل يُ َكلِّفُ ٱهَّلل ُ نَ ۡف‬


َ ‫سا ِإاَّل ُو ۡس َع َه ۚا لَ َها َما َك‬
َ َ‫سبَ ۡت َو َعلَ ۡي َها َما ۡٱكت‬

ۡ ‫سينَٓا َأ ۡو َأ ۡخطَ ۡأنَ ۚا َربَّنَا َواَل ت َۡح ِملۡ َعلَ ۡينَٓا ِإ‬
ُ‫ص ٗرا َك َما َح َم ۡلتَ ۥه‬ ِ َّ‫اخ ۡذنَٓا ِإن ن‬
ِ ‫اَل تَُؤ‬

ۡ ‫ين ِمن قَ ۡبلِنَ ۚا َربَّنَا َواَل تُ َح ِّم ۡلنَا َما اَل طَاقَةَ لَنَا بِ ِۖۦه َو‬
‫ٱعفُ َعنَّا‬ َ ‫َعلَى ٱلَّ ِذ‬

ُ ‫ٱغفِ ۡر لَنَا َو ۡٱر َحمۡ نَ ۚٓا َأنتَ َم ۡولَ ٰىنَا فَٱن‬


َ ‫ص ۡرنَا َعلَى ۡٱلقَ ۡو ِم ۡٱل ٰ َكفِ ِر‬
﴾٢٨٦ ‫ين‬ ۡ ‫َو‬

Artinya: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan


kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya
dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka
berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau
kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami
dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang
sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa
yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami,
dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami
menghadapi orang-orang kafir

Islam tidak memberatkan umatnya dalam beramal kebaikan.Banyak kemuliaan


yang tersimpan dalam suatu amal ibadah, Semakin banyak amal kebaikan
yang diperbuat maka semakin besar kemuliaan yang didapatkan.Schingga
Allah pun menyerukan hamba-Nya untuk berlomba-lomba dalam beramal
kebaikan.Namun tidak ada paksaan dalam beramal kebaikan lebih daripada
kemampuan yang dimiliki oleh seorang hamba.

H. Paradigma Penelitian

IKLIM ORGANISASI STRES KERJA


(X) (Y)

BEBAN KERJA
(Z)

I. HIPOTESIS

Berdasarkan kerangka teori diatas, variabel team work (X), Stres Kerja(Y), serta
Beban Kerja (Z), hipotesis yang di uji dalam penelitian adalah sebagai berikut :
1. Hipotesis 1
H1 : Iklim Organisasi berpengaruh terhadap Stres Kerja Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Sidoarjo
H0 : Iklim Organisasi tidak berpengaruh terhadap Stres Kerja Kantor Kementerian
Agama Kabupaten Sidoarjo
2. Hipotesis 2
H1 : Semakin tinggi Beban Kerja, maka pengaruh positif antara Iklim
Organisasiterhadap Stres Kerjas emakin meningkat
H0 : Semakin rendah Beban Kerja, maka pengaruh positif antara Iklim Organisasi
terhadap Stres Kerja semakin menurun

Anda mungkin juga menyukai