ETIK KEPERAWATAN
Disusun oleh :
Kelompok 3
1. Ade Hidayah (2)
2. Alisa Azzahra (5)
3. Amelia Febriani (10)
4. Angelina Natasya (13)
5. Arinda Rizki Cahyati (14)
6. Aulia Fitri (16)
7. Dessyfa Saidah (21)
8. Desya Najwa (23)
9. Evana Salsabilla (28)
10. Fira Nur Rahmah (32)
11. Fitri Asih (33)
12. Isma Septi Riyani (34)
13. Kayla Anataya Syaftar (36)
14. Maura Nayla Hannifa (40)
15. Miftah Huljannah (42)
16. Naila Adhani Nurwanti (49)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat
dan nikmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat
pada waktunya.
Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada
dosen yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, serta kepada teman
– teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide dan gagasan sehingga
makalah ini dapat tersusun.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan para
pembaca. Namun terlepas dari itu kami memahami bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi. Untuk itu, kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini
Penulis
2
DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR............................................................................................. 2
DAFTAR ISI ................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 5
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 6
2.1 Pengertian Etika Keperawatan ................................................................... 6
2.2 Tujuan Kode Etik Keperawatan ................................................................. 6
2.3 Kode Etik Keperawatan ............................................................................. 7
2.4 Kode Etik Keperawatan Internasional (International Council of Nurses,
1973) ICN (International Council of Nurses) ........................................... 10
2.5 Prinsip Kode Etik Keperawatan ................................................................. 11
2.6 Fungsi Kode Etik Keperawatan.................................................................. 15
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 16
3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 17
3
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Wijono D.(1999), kode etik adalah asas dan nilai yang berhubungan
erat dengan moral sehingga bersifat normatif dan tidak empiris, sehingga penilaian
dari segi etika memerlukan tolok ukur.
Menurut PPNI (2003), Kode Etik Perawat adalah suatu pernyataan atau
keyakinan yang mengungkapkan kepedulian moral, nilai dan tujuan keperawatan.
Kode Etik Keperawatan adalah pernyataan standar profesional yang digunakan
sebagai pedoman perilaku perawat dan menjadi kerangka kerja untuk membuat
keputusan. Aturan yang berlaku untuk seorang perawat Indonesia dalam
melaksanakan. Tugas fungsi perawat adalah kode etik perawat nasional Indonesia,
dimana seorang perawat selalu berpegang teguh terhadap kode etik sehingga
kejadian pelanggaran etik dapat dihindarkan. Dengan adanya kode etik, diharapkan
para profesional perawat dapat memberikan jasa sebaik-baiknya kepada Pasien.
Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional. Kode etik
keperawatan disusun oleh organisasi profesi, dalam hal ini di Indonesia adalah
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang yang
berada dalam lingkungan kehidupan tertentu. Tingkah laku seseorang yang
menggambarkan baik dan buruknya pribadi manusia itu sendiri, norma dan tingkah
laku sangat ditentukan oleh lingkungan yang ada di sekitarnya, baik itu di
lingkungan keluarga, di ma drasah maupun di lingkungan masyarakat, yang
4
menjadi subjeknya adalah peserta didik, guru, orang tua, maupun masyarakat dan
juga pendidikan yang ditanamkan dari sejak kecil dalam kehidupan sehari-harinya
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa sajakah Kode etik keperawatan?
2. Apa sajakah tujuan kode etik keperawatan?
3. Apa sajakah prinsip-prinsip etika keperawatan?
1.3 Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah etika keperawatan.
2. Untuk mengetahui fungsi etika keperawatan
3. Agar dapat mengetahui dan memahami konsep dari etika keperawatan
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Tujuan kode etik keperawatan tersebut adalah sebagai berikut:
7
kasih. Berikut ini hal-hal yang perlu anda perhatikan dalam menjaga
hubungan antara perawat dan klien
1) Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat
dan martabat manusia, keunikan klien dan tidak terpengaruh oleh
pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin,
aliran politik dan agama yang dianut serta kedudukan sosial. Artinya
perawat tidak pandang bulu dalam melayani Pasiennya.
2) Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa
memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya,
adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama klien.
3) Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yangmembutuhkan
asuhan keperawatan.
4) Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang dikehendaki sehubungan
dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh
yang berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
8
melakukan konsultasi, menerima delegasi dan memberikan delegasi
kepada orang lain) Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik
profesi keperawatan dengan selalu menunjukkan perilaku profesional.
9
2) Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis dan
ilegal.
3) Perawat dan Profesi Sebagai profesi, perawat tentunya perlu meningkatkan
ilmu pengetahuan dan keterampilannya dengan menempuh pendidikan
yang lebih tinggi. Perawat harus selalu ter-update dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi terkini di bidang keperawatan. Perawat
juga harus selalu berupaya untuk mengembangkan profesi dengan
berfokus pada peningkatan kualitas pelayanan keperawatan. Perawat
mempunyai peran utama dalam menentukan standar pendidikan dan
pelayanankeperawatan serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan
dan pendidikan keperawatan
4) Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi
keperawatan.
5) Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangundan
memelihara kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya
asuhankeperawatan yang bermutu tinggi.
10
1. Perawat melaksanakan pelayanan dengan menghargai hakikat manusia
dan keunikan klien, tidak membedakan sosial ekonomi, keadaan pribadi,
atau hakikat masalah kesehatan
2. Perawat menyelamatkan hak klien dengan memelihara hak klien
3. Perawat menyelamatkan klien atau masyarakat bila asuhan dan keamanan
kesehatan klien dijamah oleh orang yang tidak berwenang, tidak sesuai
etik, atau tidak resmi
4. Perawat bertanggung jawab atas kegiatan dan pertimbangan keperawatan
kepada seseorang
5. Perawat membina kompetensi keperawatan
6. Perawat menggunakan pertimbangan akan kualifikasi kompetensi orang
yang akan diminta konsultasi atau diberi tanggung jawab dan menerima
delegasi tugas
7. Perawat turut serta dalam usaha profesi untuk mengadakan dan membina
keadaan tugas tenaga kerja yang memungkinkan untuk mencapai kualitas
keperawatan yang tinggi
8. Perawat turut serta dalam kegiatan pengembangan profesi ilmu
pengetahuan
9. Perawat turut serta dalam usaha profesi untuk melindungi umum dari
informasi yang salah dan penyajian yang salah untuk memelihara integrasi
keperawatan
10. Perawat berkolaborasi dengan anggota profesi kesehatan dan warga lain
dalam meningkatkan usaha nasional dan masyarakat untuk memperoleh
kebutuhan kesehatan masyarakat.
11
pembedaan diri. Praktik profesional merefleksikan otonomi saat perawat
menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan
dirinya.
Contoh kasus: seorang perawat apabila akan menyuntik harus memberi tahu
untuk apa obat tersebut dan menawarkan pilihan misalnya menyuntikan
suntikan atau injeksi bisa dilakukan dipantat kanan atau kiri.
12
4. Tidak merugikan (Non maleficience)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada
klien.
Contoh kasus: Ny. F mengatakan kepada dokter secara tertulis menolak
pemberian transfuse darah dan ketika itu penyakit perdarahan (melena)
membuat keadaan klien semakin memburuk dan dokter harus mengintrusikan
pemberian transfuse darah.
5. Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh
pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap
klien dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity
berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran.
Informasi harus ada agar menjadi akurat, komprensensif, dan objektif untuk
memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang ada, dan mengatakan
yang sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan keadaan dirinya selama menjalani perawatan. Walaupun demikian,
terdapat beberapa argument mengatakan adanya batasan untuk kejujuran
seperti jika kebenaran akan kesalahan prognosis klien untuk pemulihan atau
adanya hubungan paternalistik bahwa ”doctors knows best” sebab individu
memiliki otonomi, mereka memiliki hak untuk mendapatkan informasi penuh
tentang kondisinya. Kebenaran merupakan dasar dalam membangun
hubungan saling percaya.
Contoh kasus: Ny. S masuk rumah sakit dengan berbagai macam fraktur
karena kecelakaan mobil, suaminya juga ada dalam kecelakaan tersebut dan
meninggal dunia. Ny. S selalu bertanya-tanya tentang keadaan suaminya.
Dokter ahli bedah berpesan kepada perawat untuk belum memberitahukan
kematian suaminya kepada klien perawat tidak mengetahui alasan tersebut
dari dokter dan kepala ruangan menyampaikan instruksi dokter harus diikuti.
13
6. Menepati janji (Fidelity)
Prinsip Fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan
komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan
menepati janji serta menyimpan rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan, adalah
kewajiban seseorang untuk mempertahankan komitmen yang dibuatnya.
Kesetiaan, menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik yang
menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk
meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan dan
meminimalkan penderitaan.
Contoh kasus: Tn. A menggunakan haknya sebagai pasien untuk mengetahui
penyakit yang dideritanya sekarang sehingga Tn. A meminta perawat tersebut
memberikan informasi tentang hasil pemeriksaan kepadanya. kasih sayang
keluarga Tn. A terhadap Tn. A membuat keluarganya berniat
menyembunyikan informasi tentang hasil pemeriksaan tsb dan meminta
perawat untuk tidak menginformasikannya kepada Tn. A dengan
pertimbangan keluarga takut jika Tn. A akan frustasi tidak bisa menerima
kondisinya sekarang, Perawat merasa bingung dan dilema dihadapkan pada
dua pilihan dimana dia harus memenuhi permintaan keluarga, tapi disisi lain
dia juga harus memenuhi haknya pasien untuk memperoleh informasi tentang
hasil pemeriksaan atau kondisinya.
7. Kerahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga
privasi klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan
klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak ada seorang
pun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika diizinkan oleh klien
dengan bukti persetujuan. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan,
menyampaikan pada teman atau keluarga tentang klien dengan tenaga
kesehatan lain harus dihindari.
Contoh kasus: kondisi dari Ny. D saat ini akan dilakukan operasi
pengangkatan rahim tetapi Ny D dan suaminya tidak menginginkan keluarga
dan kerabatnya mengetahui bahwa Ny D rahimnya akan diangkat yang
14
memungkinkan tidak bisa memiliki keturunan. sehingga Ny D dan suaminya
merasa malu dan meminta perawat untuk merahasiakannya.
8. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang
profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
Contoh kasus: seorang pasien mengeluh perutnya nyeri karena belum BAB
selama 3 hari di rumah sakit. Perawat tersebut membiarkan saja pasiennya
karena masih banyak hal lain yang ingin dikerjakan olehnya dan malah
menyepelekan keadaan tersebut, padahal pasien meringis kesakitan. Hal
tersebut merupakan ketidaktanggung jawaban perawat terhadap pasien,
dimana hal itu melanggar kode etik keperawatan.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut PPNI (2003), Kode Etik Perawat adalah suatu pernyataan atau
keyakinan yang mengungkapkan kepedulian moral, nilai dan tujuan
keperawatan. Kode Etik Keperawatan adalah pernyataan standar profesional
yang digunakansebagai pedoman perilaku perawat dan menjadi kerangka kerja
untuk membuat keputusan. Aturan yang berlaku untuk seorang perawat
Indonesia dalam melaksanakan tugas/fungsi perawat adalah kode etik perawat
nasional Indonesia, dimana seorang perawat selalu berpegang teguh terhadap
kode etik sehingga kejadian pelanggaran etikdapat dihindarkan. Dengan adanya
kode etik, diharapkan para profesional perawatdapat memberikan jasa sebaik-
baiknya kepada pasien. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak
profesional. Kode etik keperawatan disusun olehorganisasi profesi, dalam hal
ini di Indonesia adalah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Dalam
upaya mendorong profesi keperawatan agar dapat diterima dan dihargai oleh
pasien dan masyarakat atau profesi lain maka perawat harus memanfaatkan nila-
'nilai dalam menerapkan etika, nilai dan norma serta moral disertai komitmen
yang kuat dalam mengemban peran profesionalnya. Dengan demikian perawat
yang menerima tanggung jawab dapat melaksanakan asuhankeperawatan secara
etis professional.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://etd.umy.ac.id/id/eprint/28004/5/Bab%20I.pdf
https://repository.unmuhjember.ac.id/3537/3/BAB%20I.pdf
17