Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ETIK KEPERAWATAN

Disusun oleh :
Kelompok 3
1. Ade Hidayah (2)
2. Alisa Azzahra (5)
3. Amelia Febriani (10)
4. Angelina Natasya (13)
5. Arinda Rizki Cahyati (14)
6. Aulia Fitri (16)
7. Dessyfa Saidah (21)
8. Desya Najwa (23)
9. Evana Salsabilla (28)
10. Fira Nur Rahmah (32)
11. Fitri Asih (33)
12. Isma Septi Riyani (34)
13. Kayla Anataya Syaftar (36)
14. Maura Nayla Hannifa (40)
15. Miftah Huljannah (42)
16. Naila Adhani Nurwanti (49)

YAYASAN PENDIDIKAN UMMI CENDEKIA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) UMMI BOGOR
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

Jalan Raya Pemda No.100 Parakan Kembang RT.002/RW.013, Pasir Jambu,


Sukaraja Kabupaten Bogor – Provinsi Jawa Barat Tlpn. 0251-7508154, E-mail :
stikesummicendekia@gmail.com

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat
dan nikmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat
pada waktunya.
Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada
dosen yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, serta kepada teman
– teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide dan gagasan sehingga
makalah ini dapat tersusun.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan para
pembaca. Namun terlepas dari itu kami memahami bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi. Untuk itu, kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini

Cibinong, 16 Desember 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR............................................................................................. 2
DAFTAR ISI ................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 5
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 6
2.1 Pengertian Etika Keperawatan ................................................................... 6
2.2 Tujuan Kode Etik Keperawatan ................................................................. 6
2.3 Kode Etik Keperawatan ............................................................................. 7
2.4 Kode Etik Keperawatan Internasional (International Council of Nurses,
1973) ICN (International Council of Nurses) ........................................... 10
2.5 Prinsip Kode Etik Keperawatan ................................................................. 11
2.6 Fungsi Kode Etik Keperawatan.................................................................. 15
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 16
3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 17

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kode etik merupakan persyaratan profesi yang memberikan penentuan dalam


mempertahankan dan meningkatkan standar profesi. Kode etik menunjukkan
bahwa tanggung jawab terhadap kepercayaan masyarakat telah diterima oleh
profesi (Kelly, 1987). Dalam keperawatan kode etik tersebut bertujuan sebagai
penghubung antara perawat dengan tenaga medis, klien, dan tenaga kesehatan
lainnya, sehingga tercipta kolaborasi yang maksimal.

Menurut Wijono D.(1999), kode etik adalah asas dan nilai yang berhubungan
erat dengan moral sehingga bersifat normatif dan tidak empiris, sehingga penilaian
dari segi etika memerlukan tolok ukur.
Menurut PPNI (2003), Kode Etik Perawat adalah suatu pernyataan atau
keyakinan yang mengungkapkan kepedulian moral, nilai dan tujuan keperawatan.
Kode Etik Keperawatan adalah pernyataan standar profesional yang digunakan
sebagai pedoman perilaku perawat dan menjadi kerangka kerja untuk membuat
keputusan. Aturan yang berlaku untuk seorang perawat Indonesia dalam
melaksanakan. Tugas fungsi perawat adalah kode etik perawat nasional Indonesia,
dimana seorang perawat selalu berpegang teguh terhadap kode etik sehingga
kejadian pelanggaran etik dapat dihindarkan. Dengan adanya kode etik, diharapkan
para profesional perawat dapat memberikan jasa sebaik-baiknya kepada Pasien.
Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional. Kode etik
keperawatan disusun oleh organisasi profesi, dalam hal ini di Indonesia adalah
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang yang
berada dalam lingkungan kehidupan tertentu. Tingkah laku seseorang yang
menggambarkan baik dan buruknya pribadi manusia itu sendiri, norma dan tingkah
laku sangat ditentukan oleh lingkungan yang ada di sekitarnya, baik itu di
lingkungan keluarga, di ma drasah maupun di lingkungan masyarakat, yang

4
menjadi subjeknya adalah peserta didik, guru, orang tua, maupun masyarakat dan
juga pendidikan yang ditanamkan dari sejak kecil dalam kehidupan sehari-harinya
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa sajakah Kode etik keperawatan?
2. Apa sajakah tujuan kode etik keperawatan?
3. Apa sajakah prinsip-prinsip etika keperawatan?
1.3 Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah etika keperawatan.
2. Untuk mengetahui fungsi etika keperawatan
3. Agar dapat mengetahui dan memahami konsep dari etika keperawatan

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika Keperawatan


Istilah dan pengertian etika secara kebahasaan/etimologi, berasal dari bahasa
Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom).
Biasanya etika berkaitan erat dengan perkataan moral yang berasal dari bahasa
Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat
kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik
(kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk.
Etik merupakan prinsip yang menyangkut benar dan salah, baik dan buruk dalam
hubungan dengan orang lain. Etik merupakan studi tentang perilaku, karakter dan
motif yang baik serta ditekankan pada penetapan apa yang baik dan berharga bagi
semua orang. Secara umum, terminologi etik dan moral adalah sama. Etik memiliki
terminologi yang berbeda dengan moral. Bila istilah etik mengarahkan
terminologinya untuk penyelidikan filosofis atau kajian tentang masalah atau
dilema tertentu. Moral mendeskripsikan perilaku aktual, kebiasaan dan
kepercayaan sekelompok orang atau kelompok tertentu,
Etik juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu pola atau cara hidup,
sehingga etik. Merefleksikan sifat, prinsip dan standar seseorang yang
mempengaruhi perilaku profesional. Cara hidup moral perawat telah dideskripsikan
sebagai etik perawatan. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa etik
merupakan istilah yang digunakan untuk merefleksikan bagaimana seharusnya
manusia berperilaku, apa yang seharusnya dilakukan seseorang terhadap orang lain.
2.2 Tujuan Kode Etik Keperawatan
Kode etik bertujuan untuk memberikan alasan/dasar terhadap Keputusan yang
menyangkut masalah etika dengan menggunakan model model moralitas yang
konsekuen dan absolut. Menurut Hasyim, dkk, pada dasarnya, tujuan kode etik
Keperawatan adalah upaya agar perawat, dalam menjalankan setiap Tugas dan
fungsinya, dapat menghargai dan menghormati martabat Manusia.

6
Tujuan kode etik keperawatan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Merupakan dasar dalam mengatur hubungan antar perawat, klien atau


Pasien, teman sebaya, masyarakat, dan unsur profesi, baik dalam profesi
Keperawatan maupun dengan profesi lain di luar profesi keperawatan.
b. Merupakan standar untuk mengatasi masalah yang dilakukan Oleh praktisi
keperawatan yang tidak mengindahkan dedikasi moral dalam pelaksanaan
tugasnya
c. Untuk mendukung profesi perawat yang dalam menjalankan tugasnya
Diperlakukan secara tidak adil oleh institusi maupun masyarakat
d. Merupakan dasar dalam menyusun kurikulum pendidikan Keperawatan
agar dapat menghasilkan lulusan yang berorientasi pada Sikap profesional
keperawatan
e. Untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat pengguna jasa
Pelayanan keperawatan akan pentingnya sikap profesional dalam
Melaksanakan tugas praktik keperawatan.

2.3 Kode Etik Keperawatan


Saat ini, kita akan membahas terlebih dahulu tentang Kode Etik Keperawatan
di Indonesia dan di dunia. Kode Etik Keperawatan di Indonesia (PPNI), Sekarang,
kita akan langsung membahas pada pokok-pokok etiknya yaitu:
a. Perawat dan Klien
Sebagai seorang perawat tentunya kita akan menghadapi Pasien dengan
berbagai suku dan ras serta dengan segala keunikannya. Ada Pasien kulit
hitam, Pasien kulit putih, beragama Kristen, beragama Islam, tua, muda ,kaya,
miskin, wangi, bau, diam, cerewet dan masih banyak segala keunikan Pasien
yang bisa ditemui saat perawat merawat Pasiennya. Perawat tidak bisa
memilih hanya mau merawat Pasien yang muda saja, atau Pasien yang kaya
saja, atau Pasien yang bersih saja, atau yang pendiam saja. Perawat harus
selalu siap sedia melayani Pasien dengan segala keunikannya dan penuh

7
kasih. Berikut ini hal-hal yang perlu anda perhatikan dalam menjaga
hubungan antara perawat dan klien
1) Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat
dan martabat manusia, keunikan klien dan tidak terpengaruh oleh
pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin,
aliran politik dan agama yang dianut serta kedudukan sosial. Artinya
perawat tidak pandang bulu dalam melayani Pasiennya.
2) Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa
memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya,
adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama klien.
3) Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yangmembutuhkan
asuhan keperawatan.
4) Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang dikehendaki sehubungan
dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh
yang berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

b. Perawat dan Praktik


Menurut anda bagaimana rasanya jika anda dirawat oleh perawat yang tidak
terampil, jika ditanya oleh Pasien tentang perkembangan penyakit selalu
mengelak dan tidak mampu menjawab? Tentunya sebagai Pasien tidak akan
merasa puas dan tidak mau dirawat oleh perawat seperti itu. Sebagai seorang
Perawat tentunya kita harus selalu berupaya meningkatkan kemampuan diri
sebagai perawat agar mampu memberikan yang terbaik bagi Pasien. Berikut
ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai seorang perawat terhadap
praktik keperawatan.
1) Perawat memelihara dan meningkatkan kompetensi dibidang keperawatan
melalui belajar terus-menerus.
2) Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi
disertai kejujuran profesional yang menerapkan pengetahuan serta
keterampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien
3) Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang akurat
dan mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang bila

8
melakukan konsultasi, menerima delegasi dan memberikan delegasi
kepada orang lain) Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik
profesi keperawatan dengan selalu menunjukkan perilaku profesional.

c. Perawat dan Masyarakat


Anda, sebagai perawat kita pun adalah bagian dari masyarakat artinya kita
bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat di sekitar kita. Kita bisa
menjadi pemrakarsa untuk kegiatan-kegiatan di masyarakat yang mendukung
upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit misalnya
memberikan penyuluhan-penyuluhan kesehatan, pelaksanaan Posyandu
Lansia, Pelaksanaan Posyandu Balita, melakukan Pelatihan Kader kesehatan
dan sebagainya. Berikut ini adalah hal yang yang perlu anda perhatikan dalam
meningkatkan hubungan anda sebagai perawat dengan masyarakat. Perawat
mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk memprakarsai dan
mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan dan kesehatan
masyarakat

d. Perawat dan Teman Sejawat


Perawat dan Teman Sejawat Coba anda bayangkan, jika suatu waktu, teman
dinas anda tidak masuk kerja dan tidak memberitahu anda. Anda dibiarkan
bekerja sendiri tanpa ada sedikit informasi pun tentang ketidak hadiran teman
anda. Tentunya anda akan jengkel karena beban tugas menjadi lebih berat
ditambah dengan tidak ada kabar berita. Hal seperti ini seringkali terjadi dan
bukan satu-satunya contoh yang bisa merusak hubungan anda dengan teman
sejawat. Untuk itu anda perlu memperhatikan bagaimana anda harus menjaga
hubungan baik dengan teman sejawat demi kepentingan Pasien. Hal-hal di
bawah ini harus menjadi perhatian anda agar hubungan dengan teman sejawat
tetap harmonis:
1) Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat
maupun dengan tenaga kesehatan lainnya, dan dalam memelihara
keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan
pelayanan kesehatan secara keseluruhan.

9
2) Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis dan
ilegal.
3) Perawat dan Profesi Sebagai profesi, perawat tentunya perlu meningkatkan
ilmu pengetahuan dan keterampilannya dengan menempuh pendidikan
yang lebih tinggi. Perawat harus selalu ter-update dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi terkini di bidang keperawatan. Perawat
juga harus selalu berupaya untuk mengembangkan profesi dengan
berfokus pada peningkatan kualitas pelayanan keperawatan. Perawat
mempunyai peran utama dalam menentukan standar pendidikan dan
pelayanankeperawatan serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan
dan pendidikan keperawatan
4) Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi
keperawatan.
5) Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangundan
memelihara kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya
asuhankeperawatan yang bermutu tinggi.

2.4 Kode Etik Keperawatan Internasional (International Council of Nurses,


1973) ICN (International Council of Nurses)
Merupakan organisasi profesional wanita pertama di dunia, didirikan pada
tanggal 1 Juli 1899, yang dimotori oleh MrsBedford Fenwick.ICN merupakan
federasi perhimpunan perawat internasional diseluruh dunia. Tujuan pendirian ICN
adalah memperkokoh silaturahmi para perawat di seluruh dunia, memberi
kesempatan bertemu bagi perawat di seluruh dunia untuk membicarakan berbagai
masalah tentang keperawatan, menjunjung tinggi peraturan dalam ICN agar dapat
mencapai kemajuan dalam pelayanan pendidikan keperawatan berdasarkan kode
etik profesi keperawatan. Kode etik keperawatan menurut ICN(1973) menegaskan
bahwa keperawatan bersifat universal. Keperawatan menjunjungtinggi hak asasi
manusia. Kode etik keperawatan yang dirumuskan oleh ICN diadopsioleh kode etik
keperawatan hampir seluruh negara di dunia. Berikut adalah rumusannya:

10
1. Perawat melaksanakan pelayanan dengan menghargai hakikat manusia
dan keunikan klien, tidak membedakan sosial ekonomi, keadaan pribadi,
atau hakikat masalah kesehatan
2. Perawat menyelamatkan hak klien dengan memelihara hak klien
3. Perawat menyelamatkan klien atau masyarakat bila asuhan dan keamanan
kesehatan klien dijamah oleh orang yang tidak berwenang, tidak sesuai
etik, atau tidak resmi
4. Perawat bertanggung jawab atas kegiatan dan pertimbangan keperawatan
kepada seseorang
5. Perawat membina kompetensi keperawatan
6. Perawat menggunakan pertimbangan akan kualifikasi kompetensi orang
yang akan diminta konsultasi atau diberi tanggung jawab dan menerima
delegasi tugas
7. Perawat turut serta dalam usaha profesi untuk mengadakan dan membina
keadaan tugas tenaga kerja yang memungkinkan untuk mencapai kualitas
keperawatan yang tinggi
8. Perawat turut serta dalam kegiatan pengembangan profesi ilmu
pengetahuan
9. Perawat turut serta dalam usaha profesi untuk melindungi umum dari
informasi yang salah dan penyajian yang salah untuk memelihara integrasi
keperawatan
10. Perawat berkolaborasi dengan anggota profesi kesehatan dan warga lain
dalam meningkatkan usaha nasional dan masyarakat untuk memperoleh
kebutuhan kesehatan masyarakat.

2.5 Prinsip-prinsip kode etik keperawatan


1. Otonomi (Autonomy)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir
logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap
kompeten dan memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki
berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh orang lain. Prinsip
Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut

11
pembedaan diri. Praktik profesional merefleksikan otonomi saat perawat
menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan
dirinya.
Contoh kasus: seorang perawat apabila akan menyuntik harus memberi tahu
untuk apa obat tersebut dan menawarkan pilihan misalnya menyuntikan
suntikan atau injeksi bisa dilakukan dipantat kanan atau kiri.

2. Berbuat baik (Beneficience)


Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan,
memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan
kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain.
Terkadang, dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara prinsip
ini dengan otonomi.
Contoh kasus: dr. Alex membuka klinik dirumahnya dan ada banyak pasien,
jadi antriannya sangat panjang. Meski jumlahnya besar ,dr. Alex berupaya
memberikan pelayanan terbaik kepada pasiennya. Tetaplah tersenyum saat
melayani pasien dan jangan menunjukkan rasa lelah.
3. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadap orang
lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini
direfleksikan dalam praktik profesional ketika perawat bekerja untuk terapi
yang benar sesuai hukum, standar praktik dan keyakinan yang benar untuk
memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
Contoh kasus: Perawat A di rumah sakit X sedang bertugas merawat seorang
pasien B yang kurang mampu di ruang rawat kelas III. Awalnya perawat
merawat pasien dengan baik. Tetapi, suatu hari adik ipar perawat A dirawat
diruang VIP di rumah sakit yang sama. Setiap hari perawat X selalu
berkunjung menemui adik iparnya tersebut sehingga membuat perawat X
melupakan tanggung jawabnya untuk merawat pasien B. Hal ini tentu saja
melanggar prinsip etik keperawatan Justice karena perawat A sudah
membeda-bedakan perawatan pada keluarganya dengan pasien yang sudah
menjadi tanggung jawabnya

12
4. Tidak merugikan (Non maleficience)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada
klien.
Contoh kasus: Ny. F mengatakan kepada dokter secara tertulis menolak
pemberian transfuse darah dan ketika itu penyakit perdarahan (melena)
membuat keadaan klien semakin memburuk dan dokter harus mengintrusikan
pemberian transfuse darah.

5. Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh
pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap
klien dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity
berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran.
Informasi harus ada agar menjadi akurat, komprensensif, dan objektif untuk
memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang ada, dan mengatakan
yang sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan keadaan dirinya selama menjalani perawatan. Walaupun demikian,
terdapat beberapa argument mengatakan adanya batasan untuk kejujuran
seperti jika kebenaran akan kesalahan prognosis klien untuk pemulihan atau
adanya hubungan paternalistik bahwa ”doctors knows best” sebab individu
memiliki otonomi, mereka memiliki hak untuk mendapatkan informasi penuh
tentang kondisinya. Kebenaran merupakan dasar dalam membangun
hubungan saling percaya.
Contoh kasus: Ny. S masuk rumah sakit dengan berbagai macam fraktur
karena kecelakaan mobil, suaminya juga ada dalam kecelakaan tersebut dan
meninggal dunia. Ny. S selalu bertanya-tanya tentang keadaan suaminya.
Dokter ahli bedah berpesan kepada perawat untuk belum memberitahukan
kematian suaminya kepada klien perawat tidak mengetahui alasan tersebut
dari dokter dan kepala ruangan menyampaikan instruksi dokter harus diikuti.

13
6. Menepati janji (Fidelity)
Prinsip Fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan
komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan
menepati janji serta menyimpan rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan, adalah
kewajiban seseorang untuk mempertahankan komitmen yang dibuatnya.
Kesetiaan, menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik yang
menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk
meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan dan
meminimalkan penderitaan.
Contoh kasus: Tn. A menggunakan haknya sebagai pasien untuk mengetahui
penyakit yang dideritanya sekarang sehingga Tn. A meminta perawat tersebut
memberikan informasi tentang hasil pemeriksaan kepadanya. kasih sayang
keluarga Tn. A terhadap Tn. A membuat keluarganya berniat
menyembunyikan informasi tentang hasil pemeriksaan tsb dan meminta
perawat untuk tidak menginformasikannya kepada Tn. A dengan
pertimbangan keluarga takut jika Tn. A akan frustasi tidak bisa menerima
kondisinya sekarang, Perawat merasa bingung dan dilema dihadapkan pada
dua pilihan dimana dia harus memenuhi permintaan keluarga, tapi disisi lain
dia juga harus memenuhi haknya pasien untuk memperoleh informasi tentang
hasil pemeriksaan atau kondisinya.

7. Kerahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga
privasi klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan
klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak ada seorang
pun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika diizinkan oleh klien
dengan bukti persetujuan. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan,
menyampaikan pada teman atau keluarga tentang klien dengan tenaga
kesehatan lain harus dihindari.
Contoh kasus: kondisi dari Ny. D saat ini akan dilakukan operasi
pengangkatan rahim tetapi Ny D dan suaminya tidak menginginkan keluarga
dan kerabatnya mengetahui bahwa Ny D rahimnya akan diangkat yang

14
memungkinkan tidak bisa memiliki keturunan. sehingga Ny D dan suaminya
merasa malu dan meminta perawat untuk merahasiakannya.

8. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang
profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
Contoh kasus: seorang pasien mengeluh perutnya nyeri karena belum BAB
selama 3 hari di rumah sakit. Perawat tersebut membiarkan saja pasiennya
karena masih banyak hal lain yang ingin dikerjakan olehnya dan malah
menyepelekan keadaan tersebut, padahal pasien meringis kesakitan. Hal
tersebut merupakan ketidaktanggung jawaban perawat terhadap pasien,
dimana hal itu melanggar kode etik keperawatan.

2.6 Fungsi Kode Etik Keperawatan


Kode etik keperawatan yang berlaku. berfungsi sebagai landasan bagi status
profesional dengan cara sebagai berikut:
1. kode etik perawat menunjukkan kepada masyarakat bahwa perawat
diharuskan memahami dan menerima kepercayaan dan tanggung jawab
yang diberikan kepada perawat oleh masyarakat.
2. kode etik menjadi pedoman bagi perawat untuk berperilaku dan menjalin
hubungan keprofesian sebagai landasan dalam penerapan praktik etikal.
3. kode etik perawat menetapkan hubungan-hubungan profesional yang
harus dipatuhi yaitu hubungan perawat dengan pasien/klien sebagai
advokator, perawat dengan tenaga profesional kesehatan lain sebagai
teman sejawat, dengan profesi keperawatan sebagai seorang kontributor
dan dengan masyarakat sebagai perwakilan dari asuhan kesehatan. kode
etika perawat memberikan sarana pengaturan diri sebagai profesi.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Menurut PPNI (2003), Kode Etik Perawat adalah suatu pernyataan atau
keyakinan yang mengungkapkan kepedulian moral, nilai dan tujuan
keperawatan. Kode Etik Keperawatan adalah pernyataan standar profesional
yang digunakansebagai pedoman perilaku perawat dan menjadi kerangka kerja
untuk membuat keputusan. Aturan yang berlaku untuk seorang perawat
Indonesia dalam melaksanakan tugas/fungsi perawat adalah kode etik perawat
nasional Indonesia, dimana seorang perawat selalu berpegang teguh terhadap
kode etik sehingga kejadian pelanggaran etikdapat dihindarkan. Dengan adanya
kode etik, diharapkan para profesional perawatdapat memberikan jasa sebaik-
baiknya kepada pasien. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak
profesional. Kode etik keperawatan disusun olehorganisasi profesi, dalam hal
ini di Indonesia adalah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Dalam
upaya mendorong profesi keperawatan agar dapat diterima dan dihargai oleh
pasien dan masyarakat atau profesi lain maka perawat harus memanfaatkan nila-
'nilai dalam menerapkan etika, nilai dan norma serta moral disertai komitmen
yang kuat dalam mengemban peran profesionalnya. Dengan demikian perawat
yang menerima tanggung jawab dapat melaksanakan asuhankeperawatan secara
etis professional.

16
DAFTAR PUSTAKA

Nisya, R. 2013. Prinsip-prinsip Dasar Keperawatan. Jakarta: Dunia Cerdas


https://www.academia.edu/29532590/Makalah_etika_keperawatan

Dede Nasrullah, , S.Kep.,Ns.,M.Kep (2020) Modul Kuliah Etika Keperawatan. Di


dalam: Modul Kuliah Etika Keperawatan. Penerbitan UMSurabaya. ISBN 978-623-
7259-25-1
https://repository.um-surabaya.ac.id/5026/

https://etd.umy.ac.id/id/eprint/28004/5/Bab%20I.pdf

https://repository.unmuhjember.ac.id/3537/3/BAB%20I.pdf

17

Anda mungkin juga menyukai