BAHAN PERKERASAN
Disusun oleh
KELOMPOK 5
HALAMAN JUDUL
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA PURWOKERTO
2021/2022
1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan
praktikum Bahan Perkerasan..
Melalui kata pengantar ini, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu selama pengerjaan laporan ini, sehingga laporan ini
dapat kami selesaikan tepat pada waktunya. Ucapan terima kasih antara lain kepada:
1. Bapak Ferdinandes Eddy Poerwodihardjo, S.T, M.T selaku dosen mata kuliah Bahan
Perkerasan Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Wijayakusuma
Purwokerto.
2. Saudara Dwi Rahmawati selaku asisten Praktikum Bahan Perkerasan.
Penyusun menyadari bahwa laporan praktikum ini tidak lepas dari kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan agar dalam pembuatan laporan berikutnya penyusun dapat berbuat lebih baik
dari yang semula.
Penyusun berharap semoga laporan praktikum ini bermanfaat bagi semua mahasiswa
dan khususnya bagi penyusun sendiri.
Kelompok 5
2
Halaman Pengesahan Bahan Perkerasan
Disusun
oleh
KELO
MPOK
Asisten Tugas,
Bambang Rahmadi
3
NIM. 1541012551
4
UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA PURWOKERTO
FAKULTAS TEKNIK
Alamat : Kampus UNWIKU Karangsalam PO BOX 185 Purwokerto 53152 Telp. (0281) 6439729 Fax (0281) 6439711
Website : www.unwiku.ac.id – email : ftunwiku@yahoo.co.id
Tanda Tangan
No. Tanggal Uraian Asistensi
Mahasiswa Asisten Tugas
5
UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA PURWOKERTO F A K
ULTAS TEKNIK
Alamat : Kampus UNWIKU Karangsalam PO BOX 185 Purwokerto 53152 Telp. (0281) 6439729 Fax (0281) 6439711
Website : www.unwiku.ac.id – email : ftunwiku@yahoo.co.id
Tanda Tangan
No. Tanggal Uraian Asistensi
Mahasiswa Asisten Tugas
6
KATA PENGANTAR
Puji Syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
laporan praktikum Bahan Perkerasan.
Penyusun
Kelompok 5
4
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
LEMBAR ASISTENSI...........................................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................vii
DAFTAR TABEL.................................................................................................viii
5
E. DATA DAN PERHITUNGAN .............................................................................8
6
BAB I
ANALISIS SARINGAN AGREGAT
( SIEVE ANALYSIS )
A. TUJUAN
Membuat suatu distribusi satuan ukuran agregat dalam bentuk grafik yang
dapat memperlihatkan bagian butir (gradasi) suatu agregat dengan
menggunakan saringan.
B. ALAT
a. Saringan satu set : 1½”, 1”, ¾”, ½”, 3/8”, No.4, No.8, No.16, No.30, No.50,
No.100, No.200
b. Timbangan digital
c. Oven
d. Alat pemisah sampel
e. Mesin penggetar saringan
f. Kuas
g. Sendok
h. Ember
i. dll
C. BAHAN
a. Agregat kasar (split) = 1000 gram (lolos saringan 25,4 mm)
b. Agregat kasar (screen) = 1000 gram (lolos saringan 9,5 mm)
c. Agregat kasar (AB) = 500 gram (lolos saringan 4,75 mm)
D. LANGKAH KERJA
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Lakukan pembagian agregat dengan alat pemisah
3. Timbang agregat yang sudah dibagi sesuai kebutuhan
4. Masukan agregat kedalam susunan ayakan standard dan letakan diatas
vibrator (mesin penggetar)
7
5. Lakukan penggetaran ±15 menit
6. Timbang agregat yang tertahan pada setiap saringan
7. Hitung persentase lolos dan tertahan pada masing – masing saringan
8. Masukan data pada table dan plot pada grafik
1. DATA
Rumus-rumus yang digunakan
Berat tertahan (gr) = (Berat saringan + agregat) – Berat saringan
8
F. TABEL PERHITUNGAN ANALISIS SARINGAN
Tabel Perhitungan Analisis Saringan
G. GRAFIK
120
40 39.82
34
30
20 20
15
10
3.56 5
0 0
0,15 0,3 0,6 1,2 2,4 4,8 9,6
9
BAB II
PENGUJIAN KELEKATAN AGREGAT PADA
ASPAL
( AFFINITY FOR BITTUMEN )
A. TUJUAN
Menguji kelekatan agregat terhadap aspal dengan cara visual.
B. ALAT
a. Saringan 9,52 mm (3/8”), dan 6,3 mm (1/4”)
b. Timbangan ohaus dengan ketelitian 0,1
c. Oven
d. Pisau pengaduk/sendok
e. Wadah/talam
f. Gelas/botol air mineral 1500 ml yang telah dipotong atasnya
C. BAHAN
a. Agregat lolos saringan 9.5 mm (3/8) dan tertahan saringan 6,3 mm (1/4)
= 100 gram yang sudah kering oven
b. Air suling
c. Aspal
D. LANGKAH KERJA
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Masukkan 100 gram benda uji kedalam wadah + sendok
3. Panaskan wadah + benda uji + sendok kedalam oven selama 1 jam
bersuhu tetap antara 140 ± 5 ºC
4. Panaskan aspal dalam wajan sampai cair (suhu ± 200o C)
5. Masukkan aspal yang sudah panas sebanyak 5,5 ± 0,2 gram
6. Aduk sampai merata dengan sendok selama 2 - 3 menit sampai benda
uji terselimuti oleh aspal
10
11
7. Diamkan sampai mencapai suhu ruang
8. Pindahkan benda uji yang sudah terselimuti oleh aspal kedalam
gelas/botol air mineral 1500 ml yang sudah dipotong atasnya
9. Isi botol air mineral tersebut dengan air suling sebanyak 400 ml
10. Diamkan pada suhu ruang selama 16 – 18 jam
11. Ambil selaput aspal yang mengambang dipermukaan air dengan tidak
mengganggu agregat yang berada didalamnya
12. Perkirakan persentase luasan permukaan agregat yang masih terselimuti
oleh aspal dengan melakukan pengamatan secarqa visual.
1. DATA
Pengamat Hasil Pengamatan/Kelekatan (%)
Rezky Banu R 100%
Nur Iman R 100%
Tegas Pranata 100%
Tegar Laelil F 100%
Anggun Restiana P 100%
2. PERHITUNGAN1
Dari data yang di dapat diatas maka persentase kelekatan agregat
terhadap aspal adalah :
12
BAB III
PENGUJIAN PENETRASI ASPAL
( AFFINITY FOR BITTUMEN )
A. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan mahasiswa dapat
Menentukan nilai penetrasi aspal dan Mengklasifikasikan aspal berdasarkan
angka penetrasi.
B. ALAT
a. Alat penetrasi (penetrometer) lengkap
b. Cawan silinder
c. Timbangan
d. Kompor
e. Wajan
f. Waterbath
C. BAHAN
a. Aspal dan Air suling
D. LANGKAH KERJA
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Panaskan aspal hingga suhu 200o C.
3. Tuangkan aspal ke dalam cawan silinder sebanyak 2/3 bagian, pada suhu
ruang selama 30 menit
4. Apabila aspal tersebut sudah dingin, masukkan dua sampel ke dalam
waterbath selama 30 menit dan yang 1 sempel dibiarkan kembali dalam
suhu ruang selama 30 menit.
5. Setelah 30 menit dalam waterbath, angkat sampel yang ada di
dalam waterbath dan letakkan pada alat penetrasi.
6. Turunkan jarum penetrasi hingga menyentuh permukaan sampel.
7. Aturlah parameter penetrometer, lepaskan memegang jarum.
13
8. Baca arloji penetrometer.
14
9. Ulangi langkah 5-8 untuk sampel yang tidak dimasukkan ke dalam
waterbath.
10. Masukkan data ke dalam tabel.
Pengamatan
No Penetrasi Pada Suhu (25°C)
Suhu Ruang Water Bath
1 A 170 176
2 B 121 159
3 C 108 158
4 D 116 147
5 E 104 126
Rata-rata 122,8 153,2
15
BAB IV
PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT
A. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan mahasiswa dapat:
Menentukan berat jenis kering oven (bulk), berat jenis kering
permukaan jenuh (saturated surface dry=SSD), berat jenis semu
(apparent), dan penyerapan agregat.
B. ALAT
a. Timbangan ohaus dengan ketelitian 0,1
b. Ember
c. Kain penyerap
d. Oven
e. Saringan 4,75 mm dan 3,36 mm
f. Dunagan test set (alat timbang dalam air)
C. BAHAN
a. Agregat
Split = 3 kg lolos saringan no. 1
Screen = 3 kg lolos saringan no. 1
AB = 1 kg lolos saringan no. 1
b. Air Suling
16
D. LANGKAH KERJA
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Persiapkan benda uji
a. Rendam benda uji ke dalam air selama ± 24 jam sampai menjadi dalam
keadaan jenuh
b. Tiriskan, lalu saring dengan saringan 4,75 mm (SP & SC) dan 2,36 mm
(AB)
c. Untuk split dan screen yang tertahan saringan 4,75 mm lakukan
pengujian berat jenis dan penyerapan untuk agregat kasar.
d. Untuk AB yang tertahan saringan 2,36 mm, lakukan pengujian berat
jenis dan penyerapan air untuk agregat kasar.
3. Pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat kasar
a. Buat agregat dalam keadaan SSD
b. Tentukan volume uji
1) Timbang benda uji (W1)
2) Timbang benda uji dalam air (W2)
3) masukkan benda uji ke dalam oven selama ± 24 jam, lalu timbang
(W3)
17
Tabel 4.1 analisis data Uji Berat Jenis dan Penyerapan air,
agregat kasar > 4,75mm (Split dan Screen)
Uraian AB
Berat Benda Uji SSD (gr) W1 612
Berat Benda Uji SSD dalam air (gr) W2 372
Berat Benda Uji Kering Oven (gr) W3 578
𝑊1
BJ SSD 2,55
(𝑊1 − 𝑊2)
𝑊3
BJ Bulk 2,41
(𝑊1 − 𝑊2)
𝑊3
BJ Apparent 2,55
(𝑊3 − 𝑊2)
(𝑊1 − 𝑊3)
Penyerapan Air 𝑥100% 5,88%
𝑊3
Tabel 4.2 analisis data Uji Berat Jenis dan Penyerapan air, agregat halus
(Abubatu)
Tabel 4.3 hasil analisis data Uji Berat Jenis dan Penyerapan air
18
BAB V
KEAUSAN AGREGAT DENGAN ALAT ABRASI LOS
ANGELES
( LOS ANGELES ABRASSION TEST )
A.TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan mahasiswa dapat
menentukan sifat agregat kasar berdasarkan keausannya, dengan
menghitung % jumlah bagian berat yang aus (lolos saringan 1,17mm/
No. 12) setelah mendapatkan abrasi pada mesin los angeles.
B. ALAT
a. Saringan satu set : : 1½”, 1”, ¾”, ½”, 3/8”, No.4, No.8, No.16,
No.30,No.50,
No.100, No.200
b. Timbangan
c. Mesin Los Angeles + bola baja
d. Oven
e. Wadah / talam
C. BAHAN
Agregat yang lolos saringan 37.5mm ( 1 ½”) = 5000 gram (yang sudah
kering oven).
D. LANGKAH KERJA
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Timbang agregat sebanyak 5000 gram.
3. Masukkan agregat + bola baja sesuai dengan gradasi agregat sesuai dengan
ke dalam mesin Los Angeles.
4. Putar mesin dengan kecepatan 30 – 33 rpm, sebanyak 500 putaran.
5. Setelah selesai pemutaran, keluarkan agregat dari mesin Los Angeles dan
lakukan penyaringan dengan saringan 1.17 mm (No. 12)
6. Timbang agregat.
7. Hitung % keausan = ((A-B)/A) x 100%
19
E. STANDAR PENENTUAN JUMLAH BOLA BAJA
Keausan % C= 𝐴−𝐵
x100
𝐴
20,03
%
Keausan Rata-rata % ∑C
D= 5 4,01
G. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan didapatkan nilai kehausan 4,01%
20
BAB VI
PEMERIKSAAN KADAR ASPAL DENGAN CARA EKSTRAKSI
A. TUJUAN
Dapat menentukan nilai kadar aspal yang terdapat dalam campuran
(Mix Design)
B. ALAT
a. Centrifuge Extractor
b. Cawan logam 500 ml
c. Saringan ekstraksi atau kertas filter
d. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
e. Gelas ukur 100 ml.
f. Baskom
C. BAHAN
a. Campuran aspal ( mix design )
b. Bensin
D. LANGKAH KERJA
1. Menimbang sampel dan saringan ekstraksi sebelum melakukan
ekstraksi aspal
2. Rendam mix design dalam bensin untuk melepaskan campuran
yang saling melekat ± 24 jam.
3. Meletakan mesin centrifuge extractor agar tidak bergeser.
4. Melepaskan pengunci penutup centrifuge extractor lalu
memasukan sampel yang telah direndam kemudian kertas filter
dan memaasang kertas penutup centrifuge extractor, serta
menguncinya.
5. Menyalakan mesin centrifuge extractor, kemudian memsukkan
21
bensin sedikit demi sedikit melalui lubang pada tutup alat centrifuge
extractor.
6. Pada langkah 5, bensin yang terakhir keluar yang sudah bersih
atau jenuh ditadah di gelas ukur untuk digunakan pada sampel
berikutnya
D =20,5– 15,5
= 5 gram.
22
F.TABEL KADAR ASPAL
No Uraian Satuan Keterangan Hasil
Berat sampel
1. gr A 500
sebelum ekstraksi
Berat kertas filter
2. gr B 15,5
sebelum ekstraksi
Berat kertas filter
3. gr C 20,5
setelah ekstraksi
G.KESIMPULAN
Dari pemeriksaan kadar aspal dengan cara ekstraksi diperoleh hasil kadar aspal = 3,64 %.
Maka kadar aspal memenuhi syarat karena batas optimum adalah 5,5%.
23
BAB VII
A. PENGERTIAN
Yang dimaksud dengan titik lembek adalah suhu pada saat bola baja dengan berat tertentu,
mendesak turun suatu lapisan aspal yang tertahan dalam cincin berukuran tertentu, sehingga aspal
tersebut menyentuh plat dasar yang terletak di bawah cincin pada tinggi 25,4 mm, sebagai akibat
kecepatan pemanasan tertentu.
B. TUJUAN
Tujuan metode ini adalah untuk menemukan angka titik lembek aspal dan tertinggi yang
berkisar 30°C sampai 200°C dengan cara ring and ball.
C. ALAT
1. Termometer
2. Cincin kuningan
3. Bola baja diameter 9,53 mm, 3,50 ± 0,05 gram
4. Alat pengarah bola
5. Bejana gelas kapasitas 800 ml
6. Penjepit
D. BENDA UJI
E. PEROSEDUR PERCOBAN
1. Panaskan sempel prlahan lahan sambil di aduk terus menerus sehingga cair merata, dengan
ketentuan pemanasan dan pengadukan dilakukan perlahan lahan anggar gelembung
gelembung udara tidak masuk.
2. Suhu titik lembek nya dan untuk aspal tidak melebihi 111°C di atas titik lembeknya .
3. Waktu untuk pemanasan tidak melebihi 30 menit .
4. Letakan kedua cincin di atas plat kuningan yang telah di beri lapisan dari campuran talk
dan glycerol.
5. Tuangkan contoh kedalam 2 buah cincin, diamkan pada suhu sekurang kurang nya 8°C di
bawah titik lembek nya, selama 30 menit .
24
6. Setelah dingin, ratakan permukan contoh dalam cincin dengan pisou yang telah di
panaskan.
(Softening Point Of Asphalt and Tar With Ring and ball Test)
Syrat
0,015≤A≤0,06
3≤PI≤7
25
BAB VIII
A. PENGERTIAN
Titik nyala merupakan salah satu cara untuk menentukan kecenderungan aspal dapat menyala
akibat panas dan api, pada kondisi di laboratorium yang terkontrol, hasil tersebut dapat di gunakan
sebagai informasi bahaya kebakaran yang sesungguhnya di lapangan
Titik nyala yaitu temperatur terendah di mana uap benda uji dapat menyala (nyala biru
singkat) apabila dilewatkan api penguji.Temperatur titik nyala tersebut harus di koreksi pada
tekanan barometer udara 101,3 kPa (760 mm Hg)
Titik bakar merupakan salah satu cara untuk menentukan kecenderungan aspal dapat
terbakar akibat panas dan api
Titik bakar yaitu temperatur terendah ketika uap benda uji terbakar selama minimum 5 detik
apabila dilewatkan api penguji.temperatur titik bakar tersebut harus di koreksi pada tekanan
barometer udara 101,3 kPa (760 mm Hg)
B. ALAT
Peralatan yang digunakan dalam pengujian titk nyala dan bakar ( flash and fire point) adalah
sebagai berikut :
1. Alat clevelan opencup yang terdiri dari cawan clevelan, plat pemanas, pematik api, dan
penyangga.
2. Termometer rentang 6°C-400°C
C. BENDA UJI
Benda uji yang digunakan untuk setiap pengujian adalah sekurang kurangnya
70 ML aspal cair.
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Panaskan contoh bahan yang keras atau semi padat sampai cair. Temperatur pemanasan
contoh uji tidak boleh lebih dari 150°C.
26
2. Isi cawan 20 emperatu dengan contoh uji sampai garis batas pengisian, dan tempatkan cawan
20 emperatu di atas plat pemanas. Bila benda uji di isi berlebih pada cawan 20
emperatu,pindahkan bagian yang berlebih dengan pipet atau alat lainnya untuk menghindari
bagian yang meleleh. Bila ada bagian aspal yang menempel pada bagian luar
cawan,bersihkan. Hilangkan gelembung udara atau busa yang terjadi pada permukaan benda
uji dengan pisau yang tajam atau pemotong lainnya dan pertahankan tinggi benda uji. Bila
busa tetap ada sampai tahap akhir dari pengujian, pengujian di hentikan dan di ulangi.
3. Nyalakan api pennguji dan atur diameter api penguji antara 3,2mm sampai dengan
4,8mm,atau nyala api penguji seukuran dengan ujung pipa api penguji.
4. Lakukan dengan hati-hati penggunaan gas untuk nyala api penguji. Bila api penguji padam,
gas untuk nyala penguji akan mempengaruhi hasil uji.
5. Teknisi harus berhati-hati selama melakukan pengujian ini. Aspal dengan titik nyala rendah
dapat menyala besar seketika. Selain itu pengujian sampai dengan 21 emperature 400°C
dapat mengeluarkan uap beracun.
6. Lakukan pemanasan awal dengan kenaikan 21 emperature antara 14°C sampai dengan 17°C
per menit sampai benda uji mencapai 21 emperature 56°C dibawah titik nyala perkiraan.
Kurangi pemanasan hingga kecepatan kenaikan 21 emperature antara 5° sampai dengan 6°C
per menit sampai benda uji mencapai 21 emperature 28°C dibawah titik nyala perkiraan.
7. Gunakan nyala penguji pada waktu temperature benda uji mencapai kurang lebih 28°C
dibawah titik nyala perkiraan dan lintaskan api penguji setiap kenaikan temperature 2°C.
Lintasan api penguji mengikuti garis lengkung yang mempunyai jari-jari minimum 150mm
±1mm.
8. Api penguji harus bergerak horizontal dan jarak dengan tepi atas cawan tidak lebih dari
2mm. waktu yang dibutuhkan api penguji untuk melintasi cawan kurang lebih 1 detik ± 0,1
detik.
9. Lakukan pemanasan dari temperature 28°C dibawah titik nyala perkiraan sampai titik nyala
perkiraan untuk menghindari terganggunya nyala api penguji akibat pengaruh angin diatas
uap pada cawan cleveland lakukan lintasan api penguji dengan cepat dan hati hati
10. Bila mana terjadi pembusaa di permukaan benda uji sampai 21 emperatur 28°C dibawah titik
nyala perkiraan, pengujian dihentikan dan diulangi.
11. Perhatikan besar nyala api penguji, kecepatan kenaikan 21 emperatur dan kecepatan gerakan
api penguji di atas benda uji.
12. Catat hhasil pengujian titik nyyala yang diperoleh dari pembacaan 21 emperatur pada saat
benda uji mulai menyala.
13. Untuk menentukan titik bakar, lanjutkan pemanasan pada benda uji setelah titik nyala
dicatat, kenaikan 21 emperatur 5°C sampai dengan 6°C per menit. Teruskan penggunaan
nyala penguji pada interval kenaikan 21 emperatur 2°C sampai benda uji menyala dan
terbakar minimal 5 detik. Catat 21 emperatur tersebut sebagai titik bkar benda uji.
27
E. TABEL TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR
TITK NYALA DAN BAKAR MENGGUNAKAN CLEVELAND OPEN CUP
(Flash and Fire Points by Cleveland Open Cup)
PERCOBAN C°
Titik Nyala 315
Titik Bakar 320
28
BAB IX
VISCOSITY
A. PENGERTIAN
B. TUJUAN
C. ALAT
1. Viskometer sayboltfurol dan penangas
2. Tabung Viscometer
3. Penutup tabung viscometer
4. penyangga thermometer
5. Thermometer viscometer saybolt
6. Thermometer penangas
7. Saringan no.20
8. Labu penampung
9. Stopwatch
10. hot plat
29
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Tetapkan dan pertahankan penangas oli (oil bath)Pada temperature pengujian
2. Masukkan penyumbat yang dilengkapi tali,sehingga mudah dilepas kedalam lubang tabung
viscometer pada bagian dasar tabung viscometer. Penyumbatan harus kuat supaya udara tidak
keluar
3. Tempatkan cincin pemindah pada batas atas tabung viscometer
4. Lakukan pemanasan awal 0,5 kg benda uji menggunakan kompor listrik dalam wadah logam
500 ml.Pemanasan awal mencapai temperature 10 OC sampai dengan temperature 15oC diatas
temperature uji yang ditentukan.
5. Panaskan saringan pada temperature pengujian ,dan tuangkan benda uji panas melalui
saringan langsung kedalam tabung viscometer hingga tepat diatas tanda batas pelimpahan.
6. Pasang tutup tabung viscometer dengan cincin pemindah,dan masukkan thermometer yang
dilengkapi penyangga thermometer ke dalam lubang di tengah penyangga.
7. Aduk benda uji dalam tabung viscometer secara terus menerus dengan Gerakan melingkar
pada kecepatan putaran 30 rpm sampai dengan 50 rpm pada bidang horizontal untuk
mencegah masuknya udara ke dalam benda uji, lakukan dengan hati-hati agar tidak
membentur dinding tabung.
8. Bila temperature benda uji tetap konstan pada rentan temperature 0,3 oC selama 1 menit,
pengujian dapat dilanjutkan . Angkat thermometer dan pindahkan penutup tabung viscometer
secepatnya, pindahkan cincin pemindah, periksa untuk memastikan bahwa kelebihan benda uji
di bawah tanda batas pelimpahan , dan pasang Kembali tabung viscometer.
9. Pastikan bahwa labu pelampung pada posisi yang tepat, lalu cabut gabus penyumbai dengan
menyentkkan tali gabus dan pada waktu bersaman hidupkan pwngukue waktu.
10. Waktu antara pengisian tabung viscometer sampai dengan menarik penyumbat tidak boleh
lebih dari 15 menit.
11. Hentikan pengukur waktu segera setelah benda uji mencapai tanda batas pada labu
penampung, catat waktu pengaliran dalam detik dengan pembulatan 0,1 detik atau 0,2 detik.
12. Hitung waktu dalam saybolt furol detik yang telah di koreksi dari masing-masing temperature
pengujian viskositas pada temperature tertentu.
13. Konversasikan waktu dalam saybolt furol detik kedalam sentistoke viskositas kinematic
(sesuai lampiran C)
14. Tentukan grafik temperature terhadap viskositas dalam sentistoke
15. Tentukan temperature pencampuran campuran beraspal pada 170 cSt ± 20 sCt dan
temperature pemadatan campuran beraspal pada 280 sCt ± 20 sCt.
30
E. TABEL VISKOSITAS
VISKOSITAS BITUMEN KERAS DENGAN ALAT SAYBOLT
(Viscisity of Bintumen Matrerials)
31
BAB X
DAKTILITAS ASPAL
A. TUJUAN
Untuk mengetahui ketahanan aspal terhadap retak dalum penggunaannya sebagai lapis
perkerasan. Aspal dengan daktilitas yang rendah akan mengalami retak-retak dalam
penggunannnya karena lapisan perkernsan mengalami perubahan suhu yang tinggi.
B. ALAT
1. Cetakan benda uji
2. WaterBath dengan temperatur pengujian 25°C.
3. Daktilometer
4. Котрог
5. Thermometer Digital
C. BAHAN
1. Aspal dengan suhu 80-100°C
2. Cairan Glaserin
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Lapisi seluruh permukaan pelat dasar dan bagian yung akan dilepas dengan gliserin untuk
mencegah melekatnya benda uji pada cetakan daktilitas;
2. Letakkan cetakan daktilitas di atas pelat dasar pada tempat yang datar dan rata, sehingga
semua bagian bawah cetakan menempel baik pada pelat dasar;
3. Panaskan contoh uji sekitar 150 gram sambil diaduk untuk menghindari pemanasan
setempat yang berlebihan, sampai cukup cair untuk dituangkan;
4. Setelah diaduk, tuangkan contoh uji ke dalam cetakan mulai dari ujung ke ujung hingga
sedikit melebihi cetakan Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
5. Diamkan benda uii pada temperatu: ruang selama 30 menit sampai dengan 40 menit
lakukan pembagian agregat dengan alat pemisah.
6. Rendam benda uji dalam bak perendam pada temperatur pengujian selama 30 menit;
7. Ratakan permukaan benda uji dengan pisau atau spatula yang panas agar rata.
8. Lakukan pengujian aspal pada alat Daktilometer
32
E. TABEL DAKTILITAS ASPAL
BAB XI
MARSHALL TEST
A. TUJUAN
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mendapatkan suatu campuran aspal yang
memenuhi ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan didalam kriteria perencanaan. Pengujian
ini meliputi pengukuran stabilitas dan alir (flow) dari suatu campuran aspal dengan agregat.
33
6. Timbangan yang dilenkapi dengan penggantung benda uji berkapasitas 2 kg dengan
ketelitian 0,1 gram dan timbangan berkapasitas 5 kg dengan ketelitian 1 gram.
34