Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI

Periode 01 Juli 2021 s.d 31 Desember 2022

Disusun Oleh:

MARIANA, S.Pd.,Gr.
NIP. 19880715 201708 2 002
SEKOLAH DASAR NEGERI 1 WRINGIN ANOM
KECAMATAN PANARUKAN

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KABUPATEN SITUBONDO
TAHUN 2022

IDENTITAS GURU

Sekolah : SDN 1 Wringin Anom Kec. Panarukan


Nama Guru : MARIANA, S.Pd.,Gr.
NIP/Nomor Seri Karpeg : 19880715 201708 2 002 / B 02028309
Jenis Kelamin : Perempuan
Pangkat/Gol Ruang/TMT : Penata Muda Tingkat I / (III/b) / 1 Oktober 2021
Jabatan Guru : Guru Muda
Tugas : Guru Kelas
Alamat Sekolah : Jl. PB. Sudirman no. 15 Ds. Wringin Anom Kec.
Panarukan
Alamat Rumah : Tamanasri RT 09 RW 03 Kec. Ampelgading Kab.
Malang
LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI
I. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Guru haruslah selalu meningkatkan keahliannya ( profesionalisme ) dengan terus


belajar dan melatih diri agar kualitas pendidikan semakin meningkat. Peningkatan
profesionalisme guru diantaranya mengikuti kegiatan pendidikan, pelatihan-pelatihan,
workshop, kegiatan kolektif guru, seminar, dll.
Sebagaimana Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35
Tahun 2010, kegiatan pengembangan diri guru merupakan syarat wajib bagi guru.
Menurut kedua regulasi tersebut, kegiatan pengembangan diri merupakan upaya-
upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang sesuai
dengan peraturan perundang-undangan agar mampu melaksanakan tugas pokok dan
kewajibannya dalam pembelajaran/pembimbingan termasuk pelaksanaan tugas-tugas
tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/ madrasah. Kegiatan pengembangan diri terdiri
dari diklat fungsional dan kegiatan kolektif guru untuk mencapai dan/atau meningkatkan
kompetensi profesi guru yang mencakup: kompetensi pedagogis, kepribadian, sosial, dan
profesional sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Berdasarkan hal-hal di atas, maka dalam kurun waktu penilaian jabatan fungsional
guru 1 Juli 2021 hingga 31 Desember 2022, saya telah terlibat aktif dalam beberapa kegiatan
pengembangan diri yang akan saya laporkan dalam laporan pengembangan diri ini.

Tujuan Umum
1. Guru mampu melakukan tugasnya sesuai tupoksinya
2. Guru mampu menerapkan kompetensi yang dimiliki dalam pembelajaran di kelas
3. Mendapatkan pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan kompetensi
sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada peserta didik
4. Mengumpulkan angka kredit yang disyaratkan untuk kenaikan pangkat/jabatan
setingkat yang lebih tinggi.

II. ISI
Pengembangan Diri (1)

A. Waktu Pelaksanaan : 3 s.d 13 September 2021


B. Lama Pelaksanaan : 10 hari
C. Penyelenggara Kegiatan: GTK-Kemdikbud bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Situbondo
D. Nama Kegiatan : Pelatihan Google Workspace For Education Google Master
Trainer
E. Tujuan Kegiatan :
1. Peserta mampu menguasai dan memanfaatkan Google Workspace For Education
dalam kegiatan pembelajaran
2. Peserta mampu menerapkan kompetensi yang dimiliki dalam pembelajaran daring di
kelas

F. Isi / Materi Kegiatan


Google Workspace for Education adalah transformasi dari G Suite for Education.
Tentu, kalau membicarakan, G Suite, Anda semua tahu bahwa tools yang satu ini adalah
alat yang diberikan Google untuk memperlancar bagaimana berbagai pekerjaan dan
kolaborasi menjadi lebih mudah.
Untuk merefresh ingatan, Google Suite adalah sebuah tools yang dimiliki oleh
Google, yang menggabungkan berbagai fitur untuk membantu menyelesaikan masalah-
masalah produktivitas yang sering dihadapi oleh organisasi dan perusahaan. Ya, dan tak
hanya untuk perusahaan saja, Google juga menyediakan layanan ini untuk dunia
pendidikan. Jika dulu dikenal dengan sebutan G Suite for Education, aplikasi tersebut kini
berubah nama menjadi Google Workspace for Education.
Pengertian Google Workspace for Education adalah sebuah produk dari Google,
berupa seperangkat tools produktivitas dan kolaborasi dengan menggunakan sistem
Google Cloud untuk sekolah dan lembaga pendidikan. Tujuan Google menciptakan tools
ini, tak lain untuk memudahkan kerja-kerja para pelaku dunia pendidikan. Mulai dari
guru, staf, dan juga para siswa, agar menciptakan sistem belajar mengajar yang lebih
baik.
Google sendiri telah mengumumkan bahwa mereka tetap mengganti nama layanan
G Suite for Education menjadi Google Workspace for Education.
Penggantian ini menyusul perubahan layanan G Suite menjadi Google Workspace
sejak bulan Oktober 2020. Maka dari itu, perubahan ini juga berlaku pada sejumlah
layanan yang sebelumnya berada di bawah naungan G Suite for Education.
Untuk menyukseskan kegiatan pembelajaran, Google menyematkan banyak fitur pada
Workspace for Education. Berikut ini adalah deretan fitur-fitur yang ada di Google
Workspace for Education:
1. Google Classroom
2. Gmail
3. Google Drive
4. Kalender
5. Meet
6. Google Docs
7. Google Spreadsheet
8. Google Forms
9. Google Slides
10. Google Sites
11. Jamboard
G. Tindak Lanjut
1. Guru akan lebih sering memanfaatkan berbagai fasilitas di Google Workspace For
Education untuk proses pembelajaran di kelas.
2. Guru akan membuat pembelajaran di kelas lebih menarik dan semangat karena
adanya pemanfaatan Google Workspace For Education

H. Dampak terhadap KBM / Siswa


Siswa akan lebih semangat belajar karena pembelajaran yang disampaikan oleh guru
lebih menarik, mudah dipahami , dan sesuai dengan perkembangan teknologi yang
dimiliki siswa.

I. Penutup

Demikian laporan pengembangan diri yang berupa Pelatihan Google Workspace for
Education Oleh Google Master Trainer – GTK Kemdikbud penulis susun sebagai bentuk
pertanggungjawaban dalam melaksanakan tugas. Semoga bermanfaat untuk kepentingan
pendidikan dan proses pembelajaran. Tak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada
semua pihak atas segala kesempatan, fasilitas, dan pendampingan selama penulis
mengikuti pelatihan.

Mengetahui Situbondo, 15 September 2021


Kepala SDN 1 Wringin Anom Guru Penyusun,

DODIK IRAWAN, S.Pd. MARIANA, S.Pd., Gr.


NIP. 19810420 200501 1 008 NIP. 19880715 201708 2 002
Pengembangan Diri (2)

A. Waktu Pelaksanaan : 25 Oktober s.d 27 Oktober 2021


B. Lama Pelaksanaan : 3 hari
C. Penyelenggara Kegiatan: Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kab. Situbondo
D. Nama Kegiatan : Workshop Penerapan Pendidikan STEAM dalam
Meningkatkan Kemampuan Metaliteracy Guru dan Siswa
E. Tujuan Kegiatan :
Adapun tujuan dari kegiatan ini yaitu :
1. Peserta memahami tentang materi pembelajaran berbasis STEAM
2. Peserta mampu menerapkan pembelajaran berbasis STEAM untuk meningkan
kemampuan literasi siswa
3. Peserta mampu menyesuaikan diri dengan proses pembelajaran untuk siswa di era
saat ini.
F. Isi / Materi Kegiatan
Pembelajaran STEAM adalah model pembelajaran yang menggabungkan lima
disiplin ilmu, yakni sains, teknologi, teknik, seni, dan matematika.
Model pembelajaran ini mendorong siswa untuk dapat berpikir lebih luas
mengenai permasalahan yang terjadi di kehidupan nyata. Itulah mengapa, pembelajaran
STEAM dianggap sebagai model pembelajaran yang paling cocok untuk pembelajaran
abad 21 ini. Hal ini dikarenakan pembelajaran STEAM dapat membantu mempersiapkan
generasi penerus dalam menghadapi perkembangan zaman.
Selain itu, menerapkan pembelajaran dengan model STEAM ini juga dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir kritis, kreatif, dan berkomunikasi.
Pembelajaran ini juga membantu siswa agar mampu melihat permasalahan dari sudut
pandang yang lebih luas dan mendalam sehingga dapat membuat keputusan yang tepat.
 Tujuan Pembelajaran STEAM
1. Membiasakan siswa menyelesaikan masalah dengan cara yang kreatif.
2. Membantu mempersiapkan generasi selanjutnya dalam menghadapi
perkembangan zaman.
3. Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan siswa terhadap science, technology,
engineering, art, dan mathematics.
4. Mendorong siswa agar dapat berpikir lebih luas, mendalam, dan tajam terhadap
permasalahan yang terjadi di kehidupan nyata.
 Kelebihan Pembelajaran STEAM
1. Mengasah kemampuan berpikir kritis siswa
2. Mendorong kreativitas siswa
3. Memperluas sudut pandang siswa
4. Mendorong siswa untuk berkarier di bidang STEM
 Langkah – langkah Pembelajaran STEAM
1. Ask (menemukan masalah dan solusi)
2. Image (membayangkan produk)
3. Plan (perencanaan produk)
4. Create and Improve (membuat dan melakukan uji coba produk)

G. Tindak Lanjut
Tindak lanjut yang dilakukan yaitu Guru merancang proses pembelajaran berbasis
STEAM dan menerapkannya dalam kegiatan belajar di kelas.

H. Dampak thd KBM / Siswa


1. Siswa lebih tertarik dan senang dalam belajar
2. Kemampuan berpikir kritis siswa lebih meningkat
3. Siswa termotivasi untuk lebih kreatif

I. Penutup
Demikian laporan pengembangan diri yang berupa Workshop Penerapan Pendidikan
STEAM dalam Meningkatkan Kemampuan Metaliteracy Guru dan Siswa, penulis susun
sebagai bentuk pertanggungjawaban dalam melaksanakan tugas. Semoga bermanfaat
untuk kepentingan pendidikan dan proses pembelajaran. Tak lupa penulis sampaikan
terima kasih kepada semua pihak atas segala kesempatan, fasilitas, dan pendampingan
selama penulis mengikuti pelatihan.

Mengetahui Situbondo, 28 Oktober 2021


Kepala SDN 1 Wringin Anom Guru Penyusun,

DODIK IRAWAN, S.Pd. MARIANA, S.Pd., Gr.


NIP. 19810420 200501 1 008 NIP. 19880715 201708 2 002
Pengembangan Diri (3)

A. Waktu Pelaksanaan : 30 Juli – 09 Agustus 2022


B. Lama Pelaksanaan : 10 hari
C. Penyelenggara Kegiatan: Pusat Data dan Teknologi, Kementrian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
D. Nama Kegiatan : Peningkatan Kompetensi Guru dalam Pembelajaran Berbasis
TIK (PembaTIK) Tahun 2022 Level Literasi
E. Tujuan Khusus Kegiatan:
1. Peserta mampu meningkatkan profesionalitas sebagai Guru dengan menguasai TIK
2. Peserta mampu menerapkan TIK dalam kegiatan pembelajaran di kelas

F. Isi / Materi Kegiatan

Kemerdekaan Belajar di Era Education 4.0 dan Society 5.0


Education 4.0 hadir sebagai implikasi yg tak terhindarkan di era revolusi industri
4.0 dimana peran dan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) beserta
pemanfaatan segala ragam perangkat digitalnya telah berkembang pada tingkatan
dimana perpaduan antara otomasi dan data menjadi “currency” (mata uang) baru
yang memegang peranan penting di segala aspek kehidupan. Konektivitas manusia
dengan mesin pun telah “melahirkan” apa yang dinamakan “kecerdasan buatan”
(Artificial Intelligence/AI) yang menjadi pembeda utama era revolusi industri 4.0
dari era-era industri sebelumnya yaitu industri 1.0, 2.0, dan 3.0 (Tjandrawina,
2016).
Untuk menghadapi era Education 4.0 dan Society 5.0 ini, sangat penting bagi para
pendidik untuk dapat merancang metode-metode dan model-model pembelajaran
yang tak hanya mengembangkan kecerdasan kognitif dan kecakapan ber-
teknologi namun juga yang mampu membangun dan mengembangkan nilai-nilai
karakter serta memupuk empati dan toleransi seiring dengan menciptakan
ekosistem atau lingkungan belajar yang memerdekakan siswa untuk berfikir kritis,
inovatif, dan kreatif agar generasi masa depan mampu menyeimbangkan antara
kecanggihan teknologi dengan nilai-nilai kemanusian. Dengan demikian, yang
dapat diimplementasikan dari semangat dari era Education 4.0 dan Society 5.0
dalam konteks peningkatan kualitas pendidikan dan pembelajaran di Indonesia
adalah menciptakan iklim pembelajaran yang “merdeka” dengan memberikan
kebebasan dan ruang kepada siswa untuk mandiri (independent) dalam belajar
dengan tetap menanamkan karakter Pancasila sebagai falsafah bangsa, sehingga
dapat membentuk mahasiswa menjadi pembelajar mandiri, berwawasan global,
adaptif, kreatif, dan memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah yang
kompleks.
Mengacu pada hal tersebut, ada 3 elemen penting yang perlu diperhatikan lebih
lanjut terkait bagaimana kemerdekaan belajar itu diimplementasikan di era
Education 4.0 dan Society 5.0 ini, yaitu:
1. Pembelajaran yang mandiri (independent),
2. Pembelajaran yang kontekstual, dan
3. Pembelajaran yang inovatif dalam membangun kreativitas.

Menjalankan Aplikasi Presentasi dan Evaluasi untuk Pembelajaran


Dalam perkembangan digitalisasi saat ini perlu adanya aplikasi-aplikasi
pendukung sehingga portal rumah belajar terlihat lebih berwarna, seperti halnya
dengan software pembelajaran yaitu dalam hal presentasi kita gunakan canva dan
mentimeter agar memiliki tampilan baru sehingga tdak membuat bosan kepada
para penggunanya begitupun dalam hal membuat penilaian yang terkadang
monoton sehingga perlu adanya inovasi dengan quizizz dan Kahoot. Untuk itu
pada modul ini akan kita bahas terkait bagaimana memanfaatkan aplikasi
presentasi dimana ada Canva dan Mentimeter serta aplikasi evaluasi dengan
aplikasi Quizizz dan Kahoot.
a. Canva dan Mentimeter
Canva Merupakan Konten audio visual adalah bagian penting dari sebuah
presentasi sehingga menjadi lebih menarik. Untuk menciptakan konten audio
visual dibutuhkan keahlian tersendiri khususnya dalam mendesain media
pembelajaran yang menarik. Salah satu aplikasi yang dapat menjadi alternatif
adalah canva. Aplikasi canva bersifat gratis dan berbayar berbasis online yang
mudah digunakan termasuk dalam mendesain media pembelajaran. Canva
merupakan salah satu aplikasi online yang dapat kita manfaatkan untuk
membuat media pembelajaran. Untuk situsnya, silakan buka di
www.canva.com. Di canva ini, tersedia banyak template yang bisa digunakan
yaitu untuk infografis, grafik, poster, presentasi, brosur, logo, resume, flyer,
Dokumen A4, 320 instagram pos, kartu, surat kabar, komik strip, cover
majalah, undangan, Photo collage, kartus bisnis, desktop wallpaper, laporan,
sertifikat, sampul buku, animasi sosmed, pengumuman, menu, video, grafik
organizer, your story, surat, kepala surat, proposal, label, lembar kerja, jadwal
kelas, kalender, ID card, cover CD, dokumen surat US, mobile first
presentation, planner, program, ebook cover, dan storyboard.
Mentimeter adalah aplikasi yang dapat membuat kegiatan pembelajaran
menjadi lebih menarik, menyenangkan, dan interaktif. Mentimeter dapat
membantu pengguna ketika melakukan presentasi dengan fitur untuk membuat
polling, kuis, voting, dll. Mentimeter dapat digunakan dengan perangkat
laptop/komputer maupun handphone. Jika pengguna ingin menggunakan
handphone, mentimeter dapat diakses melalui aplikasi atau langsung
mengunjungi website mentimeter. Jika pengguna ingin menggunakan
laptop/komputer, pengguna dapat mengunjungi website mentimeter atau
mengikuti panduan di bawah ini: Ketik alamat domain
https://www.mentimeter.com/. Jika ingin membuat presentasi, silahkan pilih
fitur Log In pada pojok kanan atas atau Sign Up jika pengguna belum
memiliki akun Mentimeter.

(Tampilan awal Canva)

(Awal Presentasi dengan Mentimeter)

Media Sosial untuk Pembelajaran

merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, media sosial adalah laman atau
aplikasi yang memungkinkan pengguna dapat membuat dan berbagi isi atau
terlibat dalam jaringan sosial. Media sosial adalah platform berbasis Internet yang
memungkinkan pengguna membuat profil untuk berbagi konten digital dalam
bentuk teks, foto, grafik, atau video ke dalam komunitas jaringan pengguna yang
dapat saling merespon konten. (Burns, 2017). Sementara, Kaplan dan Haenlein
(2010) menjelaskan media sosial sebagai sebuah kelompok aplikasi berbasis
internet yang dibangun dengan dasar-dasar ideologis dan fondasi teknis web 2.0
yang memungkinkan terjadinya penciptaan dan pertukaran dari konten oleh
pengguna. Jadi, media sosial adalah platform berbasis internet untuk berbagi
konten yang diciptakan antara pengguna satu dan pengguna lainnya.

Penerapan Media Sosial dalam Pembelajaran


Untuk keberhasilan penerapan media sosial untuk pembelajaran, kita perlu sebuah
perencanaan yang matang. Berikut beberapa langkah yang dapat kita lakukan
dalam tahapan perencanaan tersebut:
1. Mempersiapkan Alat dan Peralatan
2. Survei Diagnosis Pemanfaatan Media Sosial untuk Peserta Didik
3. Mengidentifikasi Kompetensi Dasar (KD) / Capaian Pembelajaran (CP)
4. Merancang, Mengembangkan dan Memodifikasi Materi
5. Mengembangkan Metode Pembelajaran
6. Pilih Platform Media Sosial
7. Percobaan Sebelum Menggunakan Media Sosial
G. Tindak Lanjut
1. Mengenalkan platform rumah belajar ke siswa dan rekan guru di sekolah
2. Menerapkan pemanfaatan platform rumah belajar dalam pembelajaran di kelas
3. Merancang pembelajaran berbasis TIK
4. Memanfaatkan media sosial dalam pembelajaran.

H. Dampak thd KBM / Siswa


1. Siswa lebih tertarik dan senang dalam belajar
2. Hasil belajar siswa dapat lebih maksimal
3. Guru lebih meningkatkan kualitas diri dan pelayanan terhadap pendidikan di sekolah

I. Penutup
Demikian laporan pengembangan diri yang berupa Peningkatan Kompetensi Guru dalam
Pembelajaran Berbasis TIK (PembaTIK) Tahun 2022 Level Literasi, penulis susun
sebagai bentuk pertanggungjawaban dalam melaksanakan tugas. Semoga bermanfaat
untuk kepentingan pendidikan dan proses pembelajaran. Tak lupa penulis sampaikan
terima kasih kepada semua pihak atas segala kesempatan, fasilitas, dan pendampingan
selama penulis mengikuti pelatihan.

Mengetahui Situbondo, 11 Agustus 2022


Kepala SDN 1 Wringin Anom Guru Penyusun,

DODIK IRAWAN, S.Pd. MARIANA, S.Pd., Gr.


NIP. 19810420 200501 1 008 NIP. 19880715 201708 2 002
Pengembangan Diri (4)

A. Waktu Pelaksanaan : 1 s.d 6 Agustus 2022


B. Lama Pelaksanaan : 6 hari
C. Penyelenggara Kegiatan: Kerjasama Pusdatin, Kemdikbud, Refo, dan Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Situbondo.
D. Nama Kegiatan : Pelatihan Mengajar di Mana Saja dengan Akun Pembelajaran

E. Tujuan Kegiatan :
1. Memperkenalkan akun pembelajaran belajar.id beserta fitur-fiturnya kepada para
pendidik
2. Meningkatkan pengetahuan pendidik mengenai pemanfaatan google workspace
for education dalam proses pembelajaran

F. Isi / Materi Kegiatan


 Akun Pembelajaran
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek)
meluncurkan Akun Pembelajaran yang dapat memudahkan kegiatan belajar mengajar
pada 2020 lalu.
Akun Pembelajaran diberikan kepada peserta didik, pendidik, dan tenaga
kependidikan dari berbagai satuan pendidikan, mulai dari PAUD, SD, SMP, SMA,
SMK, SLB, dan Kesetaraan.
Dengan akun ini, maka proses belajar dan mengajar jadi lebih mudah
Cara mendapatkan Akun Pembelajaran yaitu dengan mengirim detail akun ke email
pribadi apabila belum pernah mendapatkan password. Cek akun ( User ID) dan kata
sandi (password) pada email pribadi yang Anda daftarkan. Selain itu, Akun
Pembelajaran juga bisa didapatkan melalui Operator Satuan Pendidikan (Operator
Sekolah) di sekolah Anda.
Manfaat Akun Pembelajaran
Akun pembelajaran akan menjadi salah satu jalur komunikasi resmi antara
kemendikbud pendidik dan peserta didik
 Google Workspace For Education

Google Workspace for Education adalah transformasi dari G Suite for Education.
Tentu, kalau membicarakan, G Suite, Anda semua tahu bahwa tools yang satu ini
adalah alat yang diberikan Google untuk memperlancar bagaimana berbagai
pekerjaan dan kolaborasi menjadi lebih mudah.
Untuk merefresh ingatan, Google Suite adalah sebuah tools yang dimiliki oleh
Google, yang menggabungkan berbagai fitur untuk membantu menyelesaikan
masalah-masalah produktivitas yang sering dihadapi oleh organisasi dan perusahaan.
Ya, dan tak hanya untuk perusahaan saja, Google juga menyediakan layanan ini untuk
dunia pendidikan. Jika dulu dikenal dengan sebutan G Suite for Education, aplikasi
tersebut kini berubah nama menjadi Google Workspace for Education.
Pengertian Google Workspace for Education adalah sebuah produk dari Google,
berupa seperangkat tools produktivitas dan kolaborasi dengan menggunakan sistem
Google Cloud untuk sekolah dan lembaga pendidikan. Tujuan Google menciptakan
tools ini, tak lain untuk memudahkan kerja-kerja para pelaku dunia pendidikan. Mulai
dari guru, staf, dan juga para siswa, agar menciptakan sistem belajar mengajar yang
lebih baik.
Google sendiri telah mengumumkan bahwa mereka tetap mengganti nama layanan
G Suite for Education menjadi Google Workspace for Education.
Penggantian ini menyusul perubahan layanan G Suite menjadi Google Workspace
sejak bulan Oktober 2020. Maka dari itu, perubahan ini juga berlaku pada sejumlah
layanan yang sebelumnya berada di bawah naungan G Suite for Education. Untuk
menyukseskan kegiatan pembelajaran, Google menyematkan banyak fitur pada
Workspace for Education. Berikut ini adalah deretan fitur-fitur yang ada di Google
Workspace for Education:
1. Google Classroom
2. Gmail
3. Google Drive
4. Kalender
5. Meet
6. Google Docs
7. Google Spreadsheet
8. Google Forms
9. Google Slides
10. Google Sites
11. Jamboard

G. Tindak Lanjut
1. Guru akan lebih sering memanfaatkan berbagai fasilitas di Google Workspace For
Education untuk proses pembelajaran di kelas.
2. Guru akan membuat pembelajaran di kelas lebih menarik dan semangat karena
adanya pemanfaatan Google Workspace For Education

H. Dampak thd KBM / Siswa


Kegiatan belajar mengajar semakin interaktif dan pengelolaan pembelajaran semakin
mudah berkat penerapan alat Google for Education dalam pebelajaran.

I. Penutup
Demikian laporan pengembangan diri yang berupa Pelatihan Mengajar di Mana Saja
dengan Akun Pembelajaran, penulis susun sebagai bentuk pertanggungjawaban dalam
melaksanakan tugas. Semoga bermanfaat untuk kepentingan pendidikan dan proses
pembelajaran. Tak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak atas segala
kesempatan, fasilitas, dan pendampingan selama penulis mengikuti pelatihan.

Mengetahui Situbondo, 8 Agustus 2022


Kepala SDN 1 Wringin Anom Guru Penyusun,

DODIK IRAWAN, S.Pd. MARIANA, S.Pd., Gr.


NIP. 19810420 200501 1 008 NIP. 19880715 201708 2 002

Pengembangan Diri (5)

A. Waktu Pelaksanaan : 11 s.d 13 Agustus 2022


B. Lama Pelaksanaan : 3 hari
C. Penyelenggara Kegiatan : PGRI Kabupaten Situbondo
D. Nama Kegiatan : Diseminasi Kurikulum Merdeka Melalui
Pembelajaran Paradigma Baru di Era Disrupsi
Terhadap Implementasi Kurikulum Merdeka dengan
Penekanan Profil Pelajar Pancasila di Kabupaten
Situbondo
E. Tujuan Khusus Kegiatan :
1. Memahami kosistem Digital Merdeka Belajar di PAUD, Pendidikan Dasar dan
Menengah
2. Mampu memanfaatkan perangkat TIK untuk pembelajaran
3. Mampu merancang perangkat pembelajaran kolaboratif
4. Mampu memanfaatkan media sosial untuk pembelajaran.

F. Isi / Materi Kegiatan :

Apa itu Kurikulum Merdeka?


Untuk mendukung visi pendidikan Indonesia, dan sebagai bagian dari upaya
pemulihan pembelajaran, Kurikulum Merdeka (yang sebelumnya disebut sebagai
kurikulum prototipe) dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih
fleksibel, sekaligus berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter dan
kompetensi peserta didik.

Karakteristik utama dari kurikulum ini yang mendukung pemulihan pembelajaran


adalah:

1. Fokus pada materi esensial sehingga pembelajaran lebih mendalam,


2. Waktu lebih banyak untuk pengembangan kompetensi dan karakter melalui
belajar kelompok seputar konteks nyata (Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila)
3. Capaian pembelajaran per fase dan jam pelajaran yang fleksibel mendorong
pembelajaran yang menyenangkan dan relevan dengan kebutuhan pelajar dan
kondisi satuan pendidikan.
4. Memberikan fleksibilitas bagi pendidik dan dukungan perangkat ajar serta
materi pelatihan untuk mengembangkan kurikulum satuan pendidikan dan
melaksanakan pembelajaran berkualitas.
5. Mengedepankan gotong royong dengan seluruh pihak untuk mendukung
implementasi Kurikulum Merdeka.

Prinsip Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka mencakup tiga tipe kegiatan pembelajaran sebagai berikut:

1. Pembelajaran intrakurikuler yang dilakukan secara terdiferensiasi sehingga


peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan
kompetensi. Hal ini juga memberikan keleluasaan bagi guru untuk memilih
perangkat ajar yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didiknya.
2. Pembelajaran kokurikuler berupa projek penguatan Profil Pelajar
Pancasila, berprinsip pembelajaran interdisipliner yang berorientasi pada
pengembangan karakter dan kompetensi umum.
3. Pembelajaran ekstrakurikuler dilaksanakan sesuai dengan minat murid dan
sumber daya satuan pendidik.
Satuan pendidikan menerjemahkan Capaian Pembelajaran dengan menyusun
kurikulum operasional dan rencana pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
belajar pelajar dan karakteristik satuan pendidikan masing-masing. Muatan
capaian pembelajaran dapat dikelola pendidik sebagai mata pelajaran tersendiri,
tematik, integrasi, atau sistem blok.
Alokasi jam pelajaran pada struktur kurikulum dituliskan secara total dalam satu
tahun dan dilengkapi dengan saran alokasi jam pelajaran jika disampaikan secara
reguler/mingguan.
Pelaksanaan pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka merupakan siklus yang
melalui tiga tahapan berikut:
1. Asesmen diagnostik
Guru melakukan asesmen awal untuk mengenali potensi, karakteristik, kebutuhan,
tahap perkembangan, dan tahap pencapaian pembelajaran murid. Asesmen
umumnya dilaksanakan pada awal tahun pembelajaran, sehingga hasilnya dapat
digunakan untuk melakukan perencanaan lebih lanjut terkait metode pembelajaran
yang sebaiknya digunakan.

2. Perencanaan

Guru menyusun proses pembelajaran sesuai dengan hasil asesmen diagnostik,


serta melakukan pengelompokan murid berdasarkan tingkat kemampuan.

3. Pembelajaran

Selama proses pembelajaran, guru akan mengadakan asesmen formatif secara


berkala, untuk mengetahui progres pembelajaran murid dan melakukan
penyesuaian metode pembelajaran, jika diperlukan. Pada akhir proses
pembelajaran, guru juga bisa melakukan asesmen sumatif sebagai
proses evaluasi ketercapaian tujuan pembelajaran.
Dukungan Implementasikan Kurikulum Merdeka Bagi Satuan Pendidikan
1. Platform Merdeka Mengajar: Menyediakan beragam topik pelatihan tentang
Kurikulum Merdeka hingga berbagai referensi Perangkat Ajar (Panduan,
Capaian Pembelajaran dan Alur Tujuan Pembelajaran) serta sumber belajar
lainnya yang bisa diakses secara mandiri maupun kelompok kapanpun dan
dimanapun.
2. Seri Webinar (dari Pusat dan Daerah): Kemendikbudristek dan Unit
Pelaksana Teknis di daerah menyelenggarakan seri webinar implementasi
Kurikulum Merdeka untuk berbagi praktik baik maupun informasi terkini bagi
guru, kepala satuan pendidikan dan unsur pemangku pendidikan.
3. Komunitas Belajar: Komunitas Belajar dapat memfasilitasi proses refleksi,
belajar, dan berbagi bersama dalam mempelajari dan mengimplementasikan
Kurikulum Merdeka Komunitas belajar dapat dibentuk bersama-sama oleh
pendidik pada tingkat Satuan Pendidikan, Tingkat Daerah maupun Komunitas
Daring.
4. Narasumber Berbagi Praktik Baik (Rekomendasi dari Pusat): Narasumber
berasal dari pendidik yang telah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dan
telah diseleksi. Narasumber berbagi praktik baik dapat dihubungi melalui
Platform Merdeka Mengajar.
5. Mitra Pembangunan: Organisasi/ Lembaga/ Dunia Usaha/ Dunia Industri yang
secara mandiri dan sukarela mendukung proses belajar komunitas di tingkat
daerah dan/atau tingkat satuan
pendidikan.
6. Pusat Layanan Bantuan (Helpdesk): Pendidik dan kepala satuan pendidikan
dapat menyampaikan pertanyaan dan mengkonfirmasi pemahaman melalui
pusat layanan bantuan.
G. Tindak Lanjut
1. Mempersiapkan implementasi kurikulum merdeka di sekolah.
2. Menyelesaikan semua topik pelatihan pada Platform Merdeka Mengajar (PMM)
3. Praktik menyusun perangkat pembelajaran kurikulum merdeka.

H. Dampak terhadap KBM / Siswa


Siswa mengalami proses peralihan pembelajaran dari kurikulum 2013 ke kurikulum
merdeka.

I. Penutup
Demikian laporan pengembangan diri yang berupa Diseminasi Kurikulum Merdeka
Melalui Pembelajaran Paradigma Baru di Era Disrupsi Terhadap Implementasi
Kurikulum Merdeka dengan Penekanan Profil Pelajar Pancasila di Kabupaten Situbondo,
penulis susun sebagai bentuk pertanggungjawaban dalam melaksanakan tugas. Semoga
bermanfaat untuk kepentingan pendidikan dan proses pembelajaran. Tak lupa penulis
sampaikan terima kasih kepada semua pihak atas segala kesempatan, fasilitas, dan
pendampingan selama penulis mengikuti pelatihan.

Mengetahui Situbondo, 14 Agustus 2022


Kepala SDN 1 Wringin Anom Guru Penyusun,

DODIK IRAWAN, S.Pd. MARIANA, S.Pd., Gr.


NIP. 19810420 200501 1 008 NIP. 19880715 201708 2 002
Pengembangan Diri (6)

A. Waktu Pelaksanaan : 7 s.d 10 Juni 2022


B. Lama Pelaksanaan : 4 hari
C. Penyelenggara Kegiatan : Pusat Pengembangan dan Penelitian Indonesia (P4I)
Yayasan Insan Cendekia Indonesia Raya
D. Nama Kegiatan : Workshop Nasional Guru Inovatif Indonesia dengan
Tema “Menulis Karya Tulis Ilmiah”
E. Tujuan Khusus Kegiatan :
1. Peserta dapat memahami konsep dasar penelitian dalam bidang pendidikan
2. Peserta mampu memahami sistematikan artikel ilmiah
3. Peserta dapat menemukan ide penelitian pendidikan

F. Isi / Materi Kegiatan

 Pengertian Karya Tulis Ilmiah


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), karya ilmiah adalah karya tulis
yang dibuat dengan prinsip-prinsip ilmiah berdasarkan data dan fakta (observasi,
eksperimen, dan kajian pustaka). Di dalam karya ilmiah terdapat informasi yang ingin
disampaikan oleh penulis beserta tujuan penulisan
Karya ilmiah biasanya ditulis untuk mencari jawaban mengenai suatu hal dan untuk
membuktikan kebenaran tentang sesuatu yang terdapat dalam objek tulisan. Maka
sudah selayaknyalah, jika tulisan ilmiah sering mengangkat tema seputar hal-hal yang
baru, aktual, dan belum pernah ditulis orang lain.
Namun apabila, tulisan tersebut sudah pernah ditulis dengan tema yang sama,
tujuannya adalah sebagai upaya pengembangan dari tema terdahulu disebut juga
dengan penelitian lanjutan.
 Ciri Karya Tulis Ilmiah
Adapun ciri-ciri yang dimiliki oleh karya tulis ilmiah, seperti dikutip di buku
Penulisan Karya Ilmiah oleh Dra. Zulmiyetri, M. Pd. Yaitu sebagai berikut:
1. Ditulis secara sistematis, sehingga antara topik dan sub topik saling berkaitan dan
mengacu pada topik utama
2. Ditulis berdasarkan penalaran yang logis sehingga apa yang ditulis oleh penulis
sesuai dengan akal sehat
3. Tulisan didukung oleh data objektif, yakni data yang teruji kebenarannya secara
empiris.
4. Objektif yakni ditulis atau dibukukan untuk individu atau kelompok-kelompok
tertentu.
5. Argumentasi teori yang benar, sahih, dan relevan.
6. Mengaitkan argumentasi empirik dengan argumentasi teoritis.
 Struktur Karya Ilmiah
Secara keseluruhan isi karya tulis ilmiah terdiri atas tiga bagian, yakni pembukaan,
pembahasan, dan penutup. Akan tetapi, struktur karya tulis ilmiah dapat
dikembangkan sesuai dengan jenis karya tulis ilmiahnya.
Berikut struktur karya tulis ilmiah, seperti dikutip pada buku Explore Bahasa
Indonesia Jilid 2 untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI oleh Imam Taufik:
A. Bagian Pembuka
Terdiri dari Halaman Judul dan Abstrak
B. Bagian Pembahasan
Bab I Pendahuluan terdiri dari : Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan
Penelitian, dan Manfaat Penelitian
Bab II Landasan Teori terdiri dari : Kajian teoritis, Kerangka pemikiran, dan
Hipotesis
Bab III Metode Penelitian terdiri dari : Lokasi dan waktu penelitian, Metode,
Populasi dan sampel, Instrumen penelitian, Teknik pengumpulan data, dan Teknik
analisis data.
Bab IV Hasil dan Pembahasan terdiri dari : Hasil penelitian dan Pembahasan
penelitian
Bab V Penutup terdiri dari: Kesimpulan dan Saran
C. Bagian Penutup
Terdiri dari : Daftar pustaka dan Lampiran
 Pengertian Artikel Ilmiah
Artikel dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah karya yang lengkap,
seperti berita atau artikel di majalah, surat kabar, dan lain-lain. Meski ilmiah, artinya
adalah sains; memenuhi persyaratan atau kaidah ilmu pengetahuan. Artikel ilmiah
dapat didefinisikan sebagai karya lengkap yang memenuhi persyaratan ilmu
(menurut strukturnya) dan telah dipublikasikan dalam jurnal.
 Ciri – ciri Artikel Ilmiah
1) Obyektif, artikel ilmiah hanya dapat dikembangkan dari kondisi riil yang ada,
sekalipun keberadaan fenomena yang dibahas berbeda-beda antar disiplin ilmu.
2) Rasional.
3) Kritis karena berfungsi sebagai wahana untuk saling menyampaikan kritik
terhadap sesuatu yang patut dipertanyakan.
4) Reserved (menahan diri, hati-hati dan tidak sombong), jujur, lugas dan tanpa motif
pribadi atau kepentingan tertentu.
5) Artikel ilmiah memiliki gaya bahasa yang formal, artinya hanya terfokus pada
informasi dan tidak memiliki gaya bahasa yang santai
6) Pengidentifikasi sumber yang jelas dilampirkan ke sumber.
G. Tindak Lanjut
1. Melakukan penelitian di kelas dan membuat laporan hasil penelitian
2. Menjadikan laporan hasil penelitian sebagai artikel ilmiah

H. Dampak terhadap KBM / Siswa


Siswa mendapat pengalaman karena ikut terlibat sebagai obyek penelitian dengan metode
pembelajaran yang menarik.

I. Penutup
Demikian laporan pengembangan diri yang berupa Workshop Nasional Guru Inovatif
Indonesia dengan Tema “Menulis Karya Tulis Ilmiah”, penulis susun sebagai bentuk
pertanggungjawaban dalam melaksanakan tugas. Semoga bermanfaat untuk kepentingan
pendidikan dan proses pembelajaran. Tak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada
semua pihak atas segala kesempatan, fasilitas, dan pendampingan selama penulis
mengikuti pelatihan.

Mengetahui Situbondo, 12 Juni 2022


Kepala SDN 1 Wringin Anom Guru Penyusun,

DODIK IRAWAN, S.Pd. MARIANA, S.Pd., Gr.


NIP. 19810420 200501 1 008 NIP. 19880715 201708 2 002

Pengembangan Diri (7)

A. Waktu Pelaksanaan : 5 s.d 10 Desember 2022


B. Lama Pelaksanaan : 6 hari
C. Penyelenggara Kegiatan : Diklat.co
D. Nama Kegiatan : Trik Mudah Penyusunan SKP Terbaru Berbasis
Kinerja untuk Guru
E. Tujuan Khusus Kegiatan :
Peserta dapat memahami cara menyusun SKP terbaru

F. Isi / Materi Kegiatan

 Pengertian SKP
Mengutip Modul Panduan Penyusunan dan Evaluasi SKP JPT dan Pimpinan Unit
Mandiri PermenPan RB No. 6 Tahun 2022, Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) adalah
ekspektasi kinerja yang akan dicapai oleh pegawai setiap tahun. Ekspektasi kinerja
sendiri adalah harapan atas hasil dan perilaku kerja dari seorang pegawai.

 Tujuan Pembuatan SKP


SKP dibuat dengan tujuan untuk menjamin objektivitas pembinaan PNS yang
dilakukan berdasarkan sistem prestasi kerja. SKP ini memuat berbagai target dan nilai
yang jelas dalam setiap tugas pokok pegawainya.
Motivasi dan semangat pegawai dalam menyelesaikan pekerjaannya jadi meningkat
karena berbagai penilai kerja yang memiliki standar di awal serta jaminan objektivitas
atasan

 Unsur-unsur dalam SKP


Ada tiga unsur yang berlaku dalam SKP. Berikut ini rinciannya:
1. Kegiatan Tugas Jabatan
Unsur pertama dalam SKP adalah kegiatan tugas dalam jabatan. Dalam lingkungan
sekolah misalnya, kegiatan tugas jabatan mengacu pada fungsi, wewenang, dan
tanggung jawab guru, kepala sekolah, dan guru yang diberi tugas tambahan.
Segala uraian tugas jabatan guru, kepala sekolah, dan guru yang diberi tugas
tambahan, akan mengacu pada unsur utama dan penunjang, sesuai aturan dalam
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya, serta berkaitan dengan visi misi sekolah dan Rencana Kerja
Tahunannya RKT.
2. Angka Kredit
Unsur selanjutnya dalam SKP adalah angka kredit. Unsur ini merupakan unsur
yang dimasukkan ke dalam formulir SKP sebagai target angka kredit yang perlu
dicapai setiap uraian tugas jabatannya. Angka kredit ini meliputi beberapa kegiatan
dalam satu tahun bekerja. Angka kredit kegiatan tugas jabatan yang dilaksanakan
meliputi angka kredit untuk unsur utama dan angka kredit untuk unsur penunjang.
3. Target
Berikutnya yaitu target. Target yang dimaksud adalah target hasil penilaian kinerja
guru dengan sebutan baik, sangat baik, atau justru kurang. Sebagai contoh, Novita
Sari S.Pd. adalah guru dengan golongan ruang IIIa dan jabatan guru pertama yang
akan naik ke golongan ruangan IIIb. Namun, kegiatan di setiap ruang memiliki
topik yang berbeda. Karena itu, target output dari Novita adalah lima laporan hasil
kegiatan sesuai dengan topiknya.

 Cara Menyusun SKP


Mengutip jabfung ptp.kemdikbud.go.id, ada lima cara dalam menyusun SKP bagi
Jabatan Fungsional Tertentu (JFT). Caranya yaitu:
- Periksa Peraturan Menteri dan Juklak/juknis yang mengatur JF dan angka
kreditnya.
- Buatlah rencana target angka kredit yang akan dicapai per bulan atau per tahun
dan perkenalan jenjang.
- Periksa kembali butir-butir kegiatan beserta unsur utama, unsur penunjang, dan
subunsur di dalam Permen yang mengatur jabatan fungsional dan angka kredit
sesuai wewenang dan tanggungjawab.
- Pilihlah kegiatan-kegiatan yang menjadi wewenang dan tanggung jawab atau
jenjang jabatan, lalu masukkan ke dalam SKP
- Pastikan angka kredit yang tercantum untuk tiap kegiatan tugas jabatan di dalam
SKP telah sesuai dengan yang tercantum di dalam Permen terkait jabatan
fungsional dan angka kreditnya.
 Dalam menyusun SKP, sejumlah hal ini perlu diperhatikan dengan baik, seperti yang
dikutip dari situs Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Daerah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung:
- Jelas: kegiatan yang dilakukan harus dapat diuraikan dengan jelas.
- Dapat Diukur: kegiatan yang dilakukan harus bisa diukur secara kuantitas dan
kualitas.
- Relevan: kegiatan yang dilakukan harus berdasarkan lingkup tugas jabatan
masing-masing.
- Dapat Dicapai: kegiatan yang dilakukan harus disesuaikan dengan kemampuan
PNS.
- Memiliki Target Waktu: kegiatan yang dilakukan harus memiliki waktu tertentu.
Selain adanya peraturan di atas, ada juga sanksi yang diterima pegawai bila tidak
mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan. Sanksi-sanksinya, sesuai dengan PP
No. 53 Tahun 2010 yaitu:
- Hukuman Disiplin Sedang: apabila pencapaian sasaran kerja pada akhir tahun
hanya mencapai 25% s.d. 50%.
- Hukuman Disiplin Berat: apabila pencapaian sasaran kerja pegawai pada akhir
tahun kurang dari 25%.
- Pada dasarnya, setiap Pegawai Negeri Sipil (PNS) wajib menyusun SKP sebagai
rancangan pelaksanaan kegiatan tugas jabatan. SKP ini dibuat sesuai dengan
rincian tugas, tanggung jawab, dan wewenangnya yang secara umum telah
ditetapkan dalam struktur dan tata kerja organisasi.
SKP sendiri disusun dan ditetapkan sebagai rencana operasional pelaksanaan kegiatan
tugas jabatan dengan mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) dan Rencana Kerja
(Renja) tahunan organisasi, yang berisi kegiatan apa saja yang dilakukan, hasil yang
akan dicapai, berapa yang akan dihasilkan, dan kapan harus selesai.

G. Tindak Lanjut
1. Membuat dan menyusun SKP kemudian diajukan untuk disetujui oleh atasan
2. Mengerjakan rencana aksi yang akan ditulis di SKP
3. Menyiapkan dan menunjukkan file bukti dukung sebagai realisasi dari adanya rencana
aksi

H. Dampak terhadap KBM / Siswa


Kegiatan Pembelajaran untuk siswa menjadi lebih disiplin dan tepat waktu sesuai target
yang ada di SKP.

I. Penutup
J. Demikian laporan pengembangan diri yang berupa Trik Mudah Penyusunan SKP Terbaru
Berbasis Kinerja untuk Guru, penulis susun sebagai bentuk pertanggungjawaban dalam
melaksanakan tugas. Semoga bermanfaat untuk kepentingan pendidikan dan proses
pembelajaran. Tak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak atas segala
kesempatan, fasilitas, dan pendampingan selama penulis mengikuti pelatihan.

Mengetahui Situbondo, 12 Desember 2022


Kepala SDN 1 Wringin Anom Guru Penyusun,

DODIK IRAWAN, S.Pd. MARIANA, S.Pd., Gr.


NIP. 19810420 200501 1 008 NIP. 19880715 201708 2 002

Anda mungkin juga menyukai