Anda di halaman 1dari 21

MODUL

PEMBELAJARAN
Spektrofotometri
MATA KULIAH
ANALISIS FARMASI

Dosen : Dr. Novi Yantih., S.Si., M.Si, Apt


NIDN : 0327117502
Prodi : Strata 1
Fakultas : Farmasi
Metode Analisis
Spektrofotometri
n Spektrofotometri Vis pada PK Steroid
n Ekstraksi-Spektrofotometri pada PK
Basa Nitrogen Organik
n Spektrofluorometri pada PK Tiamin HCl
n Spektrofotometri pada PK Parasetamol
Penetapan Kadar Steroid <631>
n Steroid dengan gugus α-ketol (-CHOH-CO-)
n Prinsip
Steroid dengan gugus α-ketol, dalam suasana basa mereduksi
senyawa tetrazolium membentuk senyawa berwarna formazan
yang ditetapkan secara spektrofotometri.
n Senyawa Tetrazolium
- FI IV : BT (Blue Tetrazolium), dengan steroid α-ketol
membentuk diformazan (ungu), diukur pada 485 nm.
- BP 2001: TPTZ (Triphenyl Tetrazolium Chloride), dengan steroid
α-ketol membentuk trifenil formazan (merah), diukur
pada 525 nm.
STEROID
REAKSI PD PK STEROID
OH OH
H 2C HC
C O C OH

BP 93

OH O
HC HC
C O C O
NH N
N N+ +
+ OH- N N
N N
-H2O

Trifeniltetrazolium klorida
(TCC) merah formazon
tgt lamanya kerja dan basa
(tetra metil ammonium hidroksida)
-> intensitas wrn diukur dlm basa
USP / FI IV
OH
NH N H2C
C O
N +
N N N
N + OCH3 OCH 3
N N

Biru Tetrazolium
(kuning)

+2H -2H

O NH N
HC
C O N
+ N N
N
OCH3 OCH 3
N
Biru khas
HN

Biru tetrazolium (kuning) à biru khas


Biru tetrazolium lbh stabil drpd TTC
Penetapan Kadar Garam Basa Nitrogen Organik
<541> (Ekstraksi – Spektrofotometri)
n Larutan baku
Larutan BPFI dalam larutan asam sulfat P (1 dalam 70), 500 μg/ml, dihitung terhadap zat anhidrat.
n Larutan uji
- Tablet, timbang serbuk 20 tablet setara dengan 25 mg zat aktif.
Cairan, pipet sejumlah volume setara dengan 25 mg zat aktif.
- Siapkan 3 corong pisah 125 ml.
- Corong pisah-I: Pindahkan zat uji ke dalam corong pisah-I, tambahkan 20 ml larutan
asam sulfat P (1 dalam 350), kocok kuat 5 menit, tambahkan 20 ml eter P, kocok hati-hati,
saring lapisan asam ke dalam corong pisah-II.
Kocok lapisan eter 2X tiap kali dengan 10 ml larutan asam sulfat P, saring tiap lapisan
asam ke dalam corong pisah-II, buang lapisan eter.
- Corong pisah-II: Tambahkan ke dalam larutan ekstrak asam tersebut, 10 ml natrium
hidroksida LP dan 50 ml eter, kocok hati-hati.
- Corong pisah-III: Pindahkan lapisan air pada corong pisah-II ke dalam corong pisah-II
yang berisi 50 ml eter P, kocok hati-hati, buang lapisan air.
- Cuci larutan eter pada corong pisah-II dan corong pisah-III berturut-turut dengan 20 ml air,
buang lapisan air.
- Ekstraksi kedua larutan eter pada corong pisah-II dan corong pisah-III, masing-masing
dengan 20 ml, 20 ml dan 5 ml larutan asam sulfat P (1 dalam 70), dimulai dengan corong pisah-III.
Pindahkan lapisan setiap kali ekstraksi dari coron pisah-II ke dalam labu tentukur 50-ml.
n Prosedur
Encerkan masing-masing 5,0 ml Larutan baku dan Larutan uji dengan larutan asam sulfat P ( 1
dalam 70) hingga 100,0 ml. Ukur serapan Larutan baku dan Larutan uji, menggunakan larutan asam
sulfat P tersebut sebagai blangko.
Prosedur Ekstraksi
Penetapan Kadar Garam Basa Nitrogen Organik <541>

Corong pisah-1 Corong pisah-2 Corong pisah-3


+25 mg zat aktif,+20 ml + 10 ml NaOH LP +50 ml eter, ekstraksi
Lrt. H2SO4 (1 dlm 350) + 50 ml eter P

Kocok hati-hati Kocok hati-hati


Kocok kuat 5 menit
+ 20 ml eter P, Kocok hati2

Larutan eter Lapisan air Larutan eter Lapisan air


Lapisan eter Lapisan asam (Buang)
+20ml air, Cuci +20ml air, Cuci

+10 ml Lrt H2SO4 (1dlm 350)

Lapisan air Larutan eter Larutan eter Lapisan air


(Buang) (Buang)
Lapisan eter Lapisan asam
Ekstraksi 3x berturut-turut
dg Lrt H2SO4 (1 dlm 70)
+10 ml Lrt H2SO4 (1dlm 350)
1. +5ml Corong-3, lalu Corong-2
2. +20 ml Corong-3, lalu Corong-2
3. +20 ml Corong-3, lalu Corong-2

Lapisan eter Lapisan asam Ukur


(Buang) Larutan uji (Labu tentukur 50-ml) serapan uji
Contoh penentuan bobot sampel yang harus
ditimbang

n Diketahui etiket obat 5mg per tab


dengan BR tablet =50mg
n Prosedur Analisis à timbang saksama
lebih kurang serbuk tablet yang setara
dengan 25mg obat
n 20tab à diserbukkan à jumlah yang
ditimbang (Wu)??
Wu=25/5 x 50mg = 250 mg
Contoh Soal
Pada penetapan kadar Tablet Klorfeniramin Maleat 4 mg, 20 tablet bobotnya 2,2500 g.
Sejumlah 0,5630 g serbuk tablet diekstraksi seperti pada Penetapan Kadar Basa Nitrogen
Organik <541>, FI IV, tetapi menggunakan larutan asam klorida P (1 dalam 100) sebagai
pengganti larutan asam sulfat P (1 dalam 350) dan laruatan asam sulfat P (1 dalam 70), dan
pelarut heksan P sebagai pengganti eter P, hingga diperoleh 50,0 ml Larutan uji. Sejumlah
10,0 ml Larutan uji diencerkan dengan larutan asam klorida P
tersebut di atas hingga 25,0 ml.
Larutan baku dibuat dengan melarutkan 0,0402 g Klorfeniramin Maleat BPFI dalam larutan
asam klorida P tersebut di atas hingga 200,0 ml. Sejumlah 20,0 ml Larutan baku diencerkan
dengan larutan asam klorida P tersebut di atas hingga 25,O ml. Serapan Larutan baku dan
Larutan uji pada 264 nm, menggunakan sel 1 cm, adalah 0,432 dan 0,425.
a. Gambar bagan prosedur ekstraksi dari tablet tersebut.
b. Hitunglah mg C16H19ClN2.C4H4O4, dalam serbuk tablet yang digunakan.
c. Hitunglah kadar (%) C16H19ClN2.C4H4O4 dari jumlah yang tertera pada etiket.
d. Bila persyaratan kadar tablet tersebut 93,0% - 107,0%, apakah tablet tersebut
memenuhi syarat?
Jawaban Soal:
mg C16H19ClN2.C4H4O4, dalam serbuk tablet yang digunakan (Cu)
n Cu = Au/Abp xCBP

= 0,425/0,432 x 40,2mg/200mLx 20/25


= 0,158 mg/mL x fp sampel
= 0,158 mg/ml x 50ml/10mlx25ml = 19,75 mg

Kadar (%) C16H19ClN2.C4H4O4 dari jumlah yang tertera pada etiket


n BR= 2,2500/20 =0,1125g = 112,5 mg
n Wu = 563,0mg

n Etiket= 4mg

n Kadar= Wanalisis x BR/E x100%


Wu
= 19,75/563,0 x 112,5mg/4mg x100%
= 98,66% à MS
Penetapan Kadar Tiamin <651> FI VI p 1972-3

Metode ini digunakan untuk penetapan kadar tiamin


sebagai salah satu zat aktif dalam sediaan yang
mengandung zat aktif lainnya (multikomponen),
misalnya : Vitamin B-kompleks.

Prinsip: Tiamin dioksidasi dengan larutan Kalium


heksasianoferat dalam suasana basa (NaOH)
menjadi tiokrom yang berfluoresensi.
Reaksi:

N NH2 S CH3 N N S C2H4OH


CH3 C2H4OH
Cl-. HCl
N N+ N N
CH2 CH3 CH3

Tiamin Hidroklorida Tiokrom


(tidak berfluoresensi) (berfluoresensi)
PK Tiamin

n Pereaksi pengoksidasi (P)


à kalium heksasianoferat + NaOH
n Lar. Baku tiamin HCl
à ± 0,2 µg/ml HCl 0,2 N (A)
n Lar Uji
à ± 0,2 µg/ml HCl 0,2 N (B)
Prosedur
A B
Blangko Blangko

40 ml

1-2 detik + NaOH 3,5 N 1-2 detik


+ Pereaksi Pengoksidasi + Pereaksi Pengoksidasi
30’’ + isobutanol 30’’
+ isobutilalkohol + isobutilalkohol
Kocok kuat 90 “ Kocok kuat 90 “

+ E TAN O L M U T LAK ( 6 T a b u n g )
Goyang bbrp detik
435nm Maks emisi
Sentrifuse à beningan diukur dg spektrofluorometer
Biarkan 365 nm Maks eksitasi
lapisan
memisah
Perhitungan

A–b
S–d

A = fluoresensi
S = rata-rata dari lar. Uji / baku +
oksidator
b = fluoresensi larutan
d = blangko dari lar. Uji dan baku
PK Parasetamol

n PK BB Parasetamol dlm FI VI à KCKT


n Apakah bisa dikembangkan secara
Spektrofotometri UV atau Vis?
n Kelarutannya: Larut dalam air mendidih dan
dalam natrium hidroksida 1 N; mudah larut
dalam etanol.
Kolorimetri
Cincin aromatis PCT
dinitritasi oleh
asam nitrit menjadi
2-nitro-4-asetamidofenol
yang dalam suasana basa
berwarna kuning dan dapat
dideteksi pada 430nm
(Chafetz, et al.)

Rx kondensansi aldehid
mghslkn Produk Basa schiff
yg berwr kuning atau jingga
dlm suasana asam
Contoh Kasus Spektrofotometri UV
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai