Anda di halaman 1dari 4

‫إذا بطل الشيء بطل فى ضمنه‬

(Apabila sesuatu itu batal maka batallah apa yang ada didalamnya)

Dosen Pengampu:
Dr. Tgk. Sulfandi, S.Ag., M.A.

Nama : Fitriani Mulkan


Nim : 210102054

HUKUM EKONOMI SYARI’AH


FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY BANDA ACEH
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Qawaid fiqhiyyah adalah pokok fiqh yang bersifat universal yang
mengandung hukum-hukum syara‟ yang bersifat umum dalam berbagai bab fiqh
tentang peristiwa-peristiwa yang masuk di dalam ruang lingkupnya.
Kepentingan qawaid fiqhiyyah dari segi penggalian dan penetapan hukum
Islam, mencakup beberapa persoalan yang sudah dan belum terjadi. Oleh karena itu,
qawaid fiqhiyyah dapat dijadikan sebagai salah satu alat dalam menyelesaikan
persoalan hukum yang belum ada ketentuan atau kepastian hukumnya.
Manfaat keberadaan qawa‟id fiqhiyyah adalah untuk menyediakan panduan
yang lebih praktis yang diturunkan dari teks dan jiwa nash asalnya yaitu al-Qur‟an
dan al-Hadis yang digeneralisasi dengan sangat teliti oleh para ulama terdahulu
dengan memperhatikan berbagai kasus fiqh yang pernah terjadi, sehingga hasilnya
kini mudah diterapkan kepada masyarakat luas.

B. Rumusalan Masalah
1. Apabila sesuatu itu batal maka batallah apa yang ada didalamnya, jelaskan!
2. Bagaimana contoh Apabila sesuatu itu batal maka batallah apa yang ada
didalamnya?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Dasar Qaidah
Dalil Al-Qur‟an surah al-Nisa ayat 29:

‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذيهَ آ َمنُو ا ال تَأْ ُكلُو ا أَ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بِ ْالبَا ِط ِل إِال أَن تَ ُكونَ تِ َجا َرة عَه تَ َزاض ِّمن ُك ْم‬

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta


sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan suka sama-suka di antara kamu”.
Maksud dari qaidah fiqhiyyah muamalah di atas, bahwa apabila dalam
bertransaksi salah seorang membatalkan akadnya, maka batal pula apa yang di
dalamnya. Kata bathl dalam bahasa diartikan dengan batal lawan dari shah.
Qaidah ini bisa pula dengan rumusan sebagai berikut “Apabila sesuatu yang
memuatnya batal, maka muatannya juga batal”. Abdul Karim Zaidan mengatakan
“adalah apabila dalam suatu kepemilikan (tasharuf) terdapat beberapa langkah-
langkah, maka hukumnya tetap dengan tetapnya hukum tasharuf yang mencakupnya.
Hukum langkah-langkah itu batal jika hukum tasharuf yang mencakupnya batal”
Misalnya; Apabila dalam jual beli, sipembeli membatalkan harga yang telah
diberikan, maka batal pula hak terhadap barang yang telah diterimanya. Begitu pula
Apabila dua orang yang mengadakan akad jual beli, kemudian kedua belah pihak
membatalkannya,maka batal pula kewajiban dan hak yang harus di lakukan dan
diperoleh oleh pihak yang berakad jual beli tersebut.

B. Penerapan Qaidah Fiqhiyyah Muamalah:


‫إذا بطل الشي ء بطل فى ضمن ِه‬
Apabila sesuatu itu batal maka batallah apa yang ada didalamnya
- Apabila si pembeli membatalkan harga yang telah diberikan, batal pula hak
terhadap barang yang telah diterimanya.
- Apabila si penyewa barang membatalkan harga sewanya, batal pula hak
pemanfaatan barang yang telah ia terima.
- Apabila dua orang yang mengadakan akad jual beli, kemudian kedua belah pihak
membatalkannya, batal pula kewajiban dan hak yang harus di lakukan dan
diperoleh oleh pihak yang berakad jual beli tersebut.
- Akad jual beli dapat dibatalkan oleh sipembeli dalam masa khiyar, baik khiyar
majelis, khiyar syarat dan khiyar „aib.
Contoh lainya misal, penjual dan pembeli telah melaksanakan akad jual beli. Si
pembeli telah menerima barang dan si penjual telah menerima uang. Kemudian kedua
belah pihak membatalkan jual beli tadi. Maka, hak pembeli terhadap barang menjadi
batal dan hak penjual terhadap harga barang menjadi batal. Artinya, si pembeli harus
mengembalikan barangnya dan si penjual harus mengembalikan uang (harga
barangnya).

Kesimpulan

Banyak kaidah-kaidah fikih yang berhubungan dengan masalah ibadah mahdhah,


muamalah atau transaksi ekonomi. Semua kaidah tersebut dimaksudkan untuk mempermudah
manusia dalam mengambil suatu keputusan terhadap hal yang baru. Mengingat saat ini sudah
semakin berkembangnya ilmu pengetahuan teknologi maupun pola pikir manusia yang
mengarahkan pada permasalahan baru khususnya dalam praktek ekonomi yang harus
ditemukan solusinya yang sesuai dengan kaidah fikih dan tidak bertentangan dengan ajaran
Islam

DAFTAR PUSTAKA

Dr. H. Fathurrahman Azhari, M. H.I., Qawaidh Fiqhiyah Muamalah, Lembaga


pemberdayaan Kualitas Ummat (LPKU) Banjarmasin,. thn 2015

Anda mungkin juga menyukai