Anda di halaman 1dari 11

Makalah

Keragaman dan Sikap Muslim


Berbasis Tauhid
Dosen Pengampu : Dwi Setyowati, M. Ag.

Disusun oleh

Kelompok 6 :
• Nur Ichsan Rahmatullah
• Indah Mutia Azis
• Intan Ramadhani Awalia Azis

Kelas 1A
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
Prodi Pendidikan Agama Islam

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah tentang “Keragaman dan Sikap Muslim Berbasis
Tauhid” ini.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu kelas 1A Ibu Dwi
Setyowati, M, Ag. yang telah turut memberikan pengajaran dalam penyusunan karya ilmiah ini.
Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari Ibu dosen Aqidah ini.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan maupun
tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki karya ilmiah ini.

Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi
untuk pembaca.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ 2
DAFTAR ISI............................................................................................................................... 3
BAB I ........................................................................................................................................... 4
Pendahuluan ............................................................................................................................... 4
Latar Belakang ........................................................................................................................... 4
BAB II ......................................................................................................................................... 5
Keberagaman Dalam Umat Islam ............................................................................................ 5
Keberagaman Dalam Aspek Sosial .............................................................................................. 5
Perbedaan Mazhab/Fiqih ............................................................................................................. 6
BAB III........................................................................................................................................ 7
Konsep Tauhid Sebagai Perekat Keagamaan ......................................................................... 7
Tauhid Sebagai Landasan Persatuan............................................................................................ 7
Sikap Muslim Berbasis Tauhid dalam Menghadapi Keragaman ..................................... 8
BAB IV............................................................................................................................. 9
Pentingnya Dialog Dan Komunikasi Dalam Umat Beragama ......................................... 9
KESIMPULAN .............................................................................................................. 11

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keragaman dalam masyarakat merupakan suatu keniscayaan yang tidak dapat dihindari.

Begitu pula dengan umat Islam, yang terdiri dari berbagai suku, budaya, dan latar belakang

yang berbeda. Meskipun demikian, landasan utama yang mengikat mereka adalah tauhid,

yaitu keyakinan akan keesaan Allah. Dalam konteks ini, makalah ini akan membahas

bagaimana keragaman dalam umat Islam dapat diakomodasi dan diarahkan ke arah yang

positif melalui perspektif tauhid.

4
BAB II
KERAGAMAN DALAM UMAT ISLAM

A. Keberagaman dalam Aspek Sosial

Dalam prinsip pertama Al-Quran menghendaki umat manusia menerima perbedaan sebagai
eksistensi kehidupan. Perbedaan adalah ciptaan Allah swt, dan semua ciptaan Allah adalah
anugerah terindah untuk manusia dan makhluk lainnya. Ini menunjukkan bahwa kehidupan ini
menjadi indah dengan perbedaan dan menjadi nyaman dengan kebersamaan.Kemudian dalam
prinsip kedua Al-Quran menghendaki bahwa keberadaan manusia adalah sebagai bukti
kekuasaan Allah swt. Manusia di ciptakan memiliki hak-hak asasi yang harus diakui oleh
siapapun juga. Melanggar hak asasi atau mengingkari hak asasi manusia itu sama artinya dengan
mengingkari penciptaan. Dengan demikian eksistensi penciptaan harus dipandang sebagai
hukum yang tak boleh dilanggar apalagi didzalimi.

Dari dua prinsif yang di ajarkan Al-Quran sangat jelas bagi kita bahwa keragaman ( plural
) merupakan sunnatullah dan anugerah Yang Maha Kuasa. Pluralisme masyarakat adalah salah
satu ciri utama dari masyarakat multikultural seperti Indonesia. Dalam kajian para ahli sosiologi
Indonesia disebut sebagai negara yang masyarakatnya pluralistik. Kata ini sering diartikan
dengan masyarakat majemuk / plural society. ( Nasikun; 1998 ). Berdasarkan petunjuk Al-
Quran pluralisme ( keragaman ) sangat penting artinya terutama dalam semangat persatuan dan
kesatuan bangsa. Keragaman merupakan potensi strategis untuk mewujudkan pembangunan dan
sekaligus sebagai rahmad Allah swt. Keragaman merupakan kekuatan atau energi untuk
membangun kebersamaan .

5
Sesungguhnya Allah SWT berfirman dalam surat Al- Hujarat ayat 13

Artinya : Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan,
yakni berasal dari keturunan yang sama yaitu Adam dan Hawa. Semua manusia sama saja derajat
kemanusiaannya, tidak ada perbedaan antara satu suku dengan suku lainnya.

B. Perbedaan Mazhab/Fiqih

Perbedaan dalam pemahaman fiqh (hukum Islam) memang menjadi salah satu aspek keragaman yang
signifikan di antara umat Islam. Meskipun umat Islam memiliki landasan tauhid yang sama,
perbedaan dalam interpretasi terkait dengan aspek-aspek hukum Islam dapat muncul karena faktor-
faktor seperti perbedaan budaya, konteks sejarah, dan tradisi lokal.

Beberapa perbedaan dalam pemahaman fiqh antar-mazhab (madzhab) atau antar-ulama dapat
mencakup tafsir tentang ibadah, muamalah (urusan dunia), hukum pidana, dan hal-hal lainnya.
Beberapa mazhab utama dalam Islam, seperti Mazhab Hanafi, Mazhab Maliki, Mazhab Syafi'i, dan
Mazhab Hanbali, memiliki perbedaan dalam pendekatan terhadap interpretasi hukum. Selain itu,
terdapat pula pandangan-pandangan yang berasal dari ulama-ulama atau aliran-aliran tertentu di
dalam mazhab-mazhab tersebut.

Meskipun terdapat keragaman dalam pemahaman fiqh, umat Islam di seluruh dunia umumnya bersatu
dalam keyakinan terhadap konsep tauhid, yaitu keyakinan pada keesaan Allah

6
BAB III
KONSEP TAUHID SEBAGAI
PEREKAT KEAGAMAAN

A. Tauhid Sebagai Landasan Persatuan

Dalam konteks persatuan, konsep Tauhid memiliki peran yang penting dalam membentuk dasar atau
landasan bagi persatuan umat Islam. Beberapa aspek Tauhid yang dalam konteks ini meliputi:

1. Kesamaan Keyakinan: Tauhid menegaskan bahwa umat Islam memiliki keyakinan yang sama
tentang keesaan Allah. Ini menciptakan dasar yang kuat untuk persatuan, karena semua umat Islam
diharapkan memiliki landasan keyakinan yang serupa.

2. Penghindaran Pemisahan: Konsep Tauhid menekankan pada keesaan Allah dan menentang
pembagian atau pemisahan-Nya. Dengan demikian, umat Islam diharapkan untuk menghindari
perpecahan atau pertentangan yang dapat mengakibatkan pemisahan dalam keyakinan atau praktek
keagamaan.

3. Persaudaraan Umat: Tauhid juga menciptakan dasar untuk persaudaraan antarumat Islam. Karena
semua umat Islam memegang keyakinan yang sama tentang keesaan Allah, ini dapat membentuk
dasar untuk hubungan yang kuat dan persaudaraan di antara mereka.

4. Keadilan dan Persatuan Sosial: Konsep Tauhid juga mencakup keadilan sosial dan persatuan
dalam kehidupan masyarakat. Keyakinan akan keadilan Allah mendorong umat Islam untuk
menciptakan masyarakat yang adil dan bersatu.

Penting untuk diingat bahwa sementara Tauhid adalah landasan bagi persatuan umat Islam,
realitasnya sering kali kompleks, dan faktor-faktor lain, seperti perbedaan budaya, sejarah, dan
politik, juga memainkan peran dalam dinamika persatuan umat Islam.
7
A. Sikap Muslim Berbasis Tauhid dalam Menghadapi Keragaman

1. Toleransi: Konsep tauhid mengajarkan umat Islam untuk memahami dan menghormati perbedaan,
baik perbedaan keyakinan, budaya, atau pandangan hidup. Toleransi di sini mencakup
penghormatan terhadap keberagaman umat manusia.
2. Penghargaan Terhadap Perbedaan: Pemahaman tauhid memberikan dasar untuk menghargai
keanekaragaman ciptaan Allah. Ini mencakup penghargaan terhadap perbedaan suku, ras, bahasa,
dan budaya sebagai manifestasi kebijaksanaan Allah.
3. Kerjasama Menuju Tujuan Bersama: Pemahaman tauhid juga mengajarkan umat Islam untuk
bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama, yaitu mendekatkan diri kepada Allah. Kerjasama ini
melibatkan semua lapisan masyarakat tanpa memandang perbedaan yang ada.
4. Mendekatkan Diri kepada Allah: Tujuan utama dari pemahaman tauhid adalah mendekatkan diri
kepada Allah. Oleh karena itu, umat Islam diajarkan untuk berusaha bersama-sama mencapai tujuan
spiritual ini tanpa dibatasi oleh perbedaan-perbedaan sekunder.

Penting untuk diingat bahwa pemahaman dan implementasi nilai-nilai ini dapat bervariasi di antara
individu dan kelompok dalam komunitas Muslim. Namun, dalam prinsipnya, pemahaman tauhid
seharusnya menginspirasi sikap yang positif dan membangun hubungan yang harmonis dalam
masyarakat.

8
BAB IV

PENTINGNYA DIALOG DAN KOMUNIKASI

DALAM UMAT BERAGAMA

Dialog dan komunikasi memainkan peran yang sangat penting dalam menanggapi keragaman,
termasuk dalam konteks umat Islam atau masyarakat pada umumnya. Berikut adalah beberapa alasan
mengapa dialog dan komunikasi efektif sangat krusial:

1. Pemahaman Perbedaan: Komunikasi yang baik memungkinkan individu untuk memahami


perbedaan dalam keyakinan, nilai, budaya, dan pandangan hidup. Dengan saling mendengarkan dan
berbicara, umat Islam dapat mengenali dan menghargai keragaman di antara mereka.
2. Membangun Empati: Dialog yang terbuka dan jujur membantu membangun empati antara individu
atau kelompok yang berbeda. Dengan memahami perspektif orang lain, umat Islam dapat
menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan mendukung.
3. Mengatasi Stereotip dan Prasangka: Komunikasi yang efektif dapat membantu mengatasi stereotip
dan prasangka yang mungkin muncul karena kurangnya pemahaman. Melalui percakapan terbuka,
umat Islam dapat membuktikan bahwa keragaman tidak selalu identik dengan konflik, tetapi dapat
menjadi sumber kekayaan dan kekuatan.
4. Mencari Solusi Bersama: Dialog yang terbuka memungkinkan pencarian solusi bersama untuk
masalah yang kompleks. Dengan berkomunikasi secara efektif, umat Islam dapat bekerja sama untuk
menemukan solusi yang menghormati keragaman mereka dan mempromosikan kesejahteraan
bersama.
5. Penguatan Komunitas: Komunikasi yang positif memperkuat ikatan dalam komunitas. Ketika umat
Islam dapat berbicara satu sama lain dengan hormat dan menghargai perbedaan, ini membantu
menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan komunitas secara
keseluruhan.
6. Pendidikan dan Kesadaran: Dialog terbuka adalah alat yang kuat untuk pendidikan dan kesadaran.
Melalui komunikasi yang efektif, umat Islam dapat saling mengajarkan dan membagikan

9
pengetahuan tentang keberagaman, menciptakan pemahaman yang lebih mendalam tentang
keragaman tersebut.
7. Menghindari Konflik yang Tidak Perlu: Ketidakpahaman dan ketidaksepahaman dapat menjadi
sumber konflik. Dengan berkomunikasi secara efektif, umat Islam dapat mencegah konflik yang tidak
perlu dan membangun suasana yang lebih damai dan kooperatif.

Dengan demikian, upaya untuk memperkuat dialog dan komunikasi di antara umat Islam dan dalam
masyarakat pada umumnya dapat memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan harmoni,
toleransi, dan pemahaman yang lebih baik tentang keragaman.

10
Kesimpulan

Keragaman dalam umat Islam adalah keniscayaan, namun landasan tauhid memberikan dasar yang

kuat untuk menciptakan persatuan di antara mereka. Sikap yang bersumber dari tauhid, seperti

toleransi dan penghargaan, menjadi kunci untuk mengelola keragaman dengan damai. Melalui

pemahaman yang mendalam terhadap tauhid, umat Islam dapat menghadapi tantangan keragaman

dengan sikap yang positif dan membangun masyarakat yang harmonis.

11

Anda mungkin juga menyukai