Anda di halaman 1dari 2

13

Natrium Hidroksida (NaOH) + Tembaga (II) Sulfat


(CuSO4)

4
3.5
3
Volume (V)
2.5
f(x) = 0.35 x + 0.85
2 R² = 0.291666666666667
1.5
1
0.5
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5
Δt
Grafik 4.3 Natrium Hidroksida (NaOH) + Tembaga (II) Sulfat (HCuSO4)

B. Pembahasan

Ada tiga macam stoikiometri dalam ilmu Kimia, antara lain

stoikiometri reaksi, komposisi (senyawa), dan stoikiometri gas. Berikut

penjelasan jenis-jenis stoikiometri tersebut; Stoikiometri reaksi membahas

tentang hubungan kuantitatif antara zat yang terlibat dalam suatu reaksi

kimia. Stoikiometri reaksi sering digunakan untuk penyetaraan persamaan

reaksi. Stoikiometri komposisi membahas tentang hubungan kuantitatif

jumlah zat antar unsur dalam suatu senyawa. Penerapan stoikiometri ini

sering digunakan untuk menggambarkan jumlah zat Nitrogen dan Hidrogen


yang bergabung menjadi amonia kompleks (NH3). Stoikiometri gas jenis

stoikiometri ini berkaitan dengan reaksi kimia yang melibatkan gas, di mana

gas pada suhu, tekanan, dan volume tertentu dianggap sebagai gas ideal. Gas

ideal sering dirumuskan dengan PV=nRT (P=tekanan dalam satuan atm,

V=volume gas dalam satuan liter, n=jumlah mol, R=tetapan gas 0,082 L

atm/mol K, dan T=suhu 273 K) (Juwita, 2017: 25).

Percobaan penentuan titik stoikiometri pada larutan NaOH dan H 2SO4,

NaOH dan HCL dan NaOH dengan CuSO 4 dilakukan dengan cara pertama-

tama menyiapkan sepuluh tabung reaksi untuk setiap sampel, kemudian lima
14

tabung reaksi diberi label NaOH dan lima lainnya diberi label (H 2SO4), (HCL)

dan (CuSO4) pemberian label ini berfungsi agar sampel tidak tertukar,

Anda mungkin juga menyukai