Wawancara Santri Tentang Valentine
Wawancara Santri Tentang Valentine
Valentine itu kayak sebuah peringatan tentang 2 orang perempuan dan laki-laki yang menjalin kasih.
Orang tua biasa aja. Maksudnya karena saya tidak melakukan valentine jadi biasa aja.
5. Kami gak ikut2 an Valentine Apa kamu tidak takut dibilang Kupdet?
Nggak takut. Karena kan hari valentine bukan hari wajib yang harus dilakuin jadi nggak usah dianggep
serius.
Valentine itu kayak hari cinta-cintaan. Kayak pacar ngungkapin perasaan (ke pacarnya)
Kata orang tua sih nggak boleh soalnya itu nggak baik. Nggak bagus juga. Itu mah kebiasaan orang-orang
kafir
Dibilangin. Itu kebiasaan orang kafir. Nggak baik. Emang apa manfaatnya.
5. Kami gak ikut2 an Valentine Apa kamu tidak takut dibilang Kupdet?
Kalau dibilang kudet sih ya bodo amat. Soalnya kitanya merasa emang enjoy aja. Kita juga ada di
lingkungan pesantren, jadi berbeda dengan hidup mereka (yang sekolah di luar).
Kalau kata guru sih waktu itu pernah ada yang bilang nggak boleh terus diceritain juga sejarahnya
tentang valentine tuh dari sejarahnya aja udah keliatan kalau itu nggak baik. Terus dari orangtua saya
juga bilangnya nggak bagus soalnya itu kan bukan kebiasaan dan kebudayaan umat muslim.
Ya udah saya ceramahin, buat apa ikut valentine. Kan gak ada manfaatnya. Kalau buat ngungkapin rasa
suka dan cinta mah ya bisa kapan aja gak harus hari valentine doang kan?
5. Kami gak ikut2 an Valentine Apa kamu tidak takut dibilang Kupdet?
Buat apa ikutan? Gak ada manfaatnya juga buat saya. Emang nanti saya bakal dapat pahala? Kan nggak.
Saya nggak ngerasa kudet kan yang namanya update gak harus ikutan valentine.