Artikel - Ellsa Gita Mardiana 1
Artikel - Ellsa Gita Mardiana 1
Abstrak
Setiap anak di Indonesia memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan dengan layak dan maksimal,
demikian juga pada peserta didik yang memiliki hambatan atau kebutuhan khusus, mereka memiliki
kesempatan yang sama dengan peserta didik yang lainnya. Salah satu jenis hendaya yaitu anak cerebral
palsy yang memiliki hambatan pada otak atau yang sering kita kenal dengan tunadaksa. Pendidikan
yang terjadi pada anak berkebutuhan khusus tersebut menjadi sebuah terapi bagi perkembangan anak
tersebut salah satunya dengan pembelajaran tari jaipongan ini. Tujuan dari adanya peneitian ini yaitu
untuk dapat memeperoleh bagaimana konsep pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran Tari
Jaipong Makalangan pada peserta didik Cerebral Palsy di Yayasan Pemberdayaan Sisabilitas (Spice
Indonesia). Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan menggunakan metode analisis deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data yang dilakukan peneliti melalui observasi,
wawancara, dan dokumentasi sebagai penguat data. Hasil penelitian yang didapatkan yaitu peneliti
dapat mendeskripsikan bagaimana model pembelajaran yang digunakan untuk pembelajaran Tari
Jaipongan Makalangan pada peserta didik Cerebral Palsy serta langkah-langkah yang digunakan pada
pembelajaran tersebut. Peneliti juga dapat mendeskripsikan bagaimana hasil dari pembelajaran Tari
Jaipongan Makalangan pada peserta didik Cerebral Palsy serta bagaimana pembelajaran tari jaipong
tersebut dapat menjadi terapi bagi perkembangan peserta didik tersebut
(2018, hlm. 150) menjelaskan bahwa sebagai media ekspresi diri, bermain,
pembelajaran seni tari merupakan sebuah berkomunikasi dan untuk mengekspresikan
pembelajaran yang didalamnya mengajak minat serta potensi anak. Sandi, (2018, hlm.
siswa bermain sambil belajar, bagi anak 150) menjelaskan bahwa pembelajaran seni tari
dibawah 12 tahun pembelajaran seni tari merupakan sebuah pembelajaran yang
membantu untuk membentuk serta didalamnya mengajak siswa bermain sambil
mengembangkan motoriknya, Tujuan belajar, bagi anak dibawah 12 tahun
pembelajaran seni tari menurut Sekarningsih pembelajaran seni tari membantu untuk
dan Rohayani dalam (Sandi, 2018, hlm. 150) membentuk serta mengembangkan
mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran motoriknya, Tujuan pembelajaran seni tari
seni yaitu untuk menumbuhkan sebuah menurut Sekarningsih dan Rohayani dalam
kepekaan rasa estetik dan artistic sehingga (Sandi, 2018, hlm. 150) mengemukakan bahwa
anak akan terbentuk sikap apresiatif, kritis tujuan pembelajaran seni yaitu untuk
serta kreatif pada diri siswa Pembelajaran yang menumbuhkan sebuah kepekaan rasa estetik
terjadi tidak hanya dalam lembaga pendidikan dan artistic sehingga anak akan terbentuk sikap
formal namun dalam pendidika nonformalpun apresiatif, kritis serta kreatif pada diri siswa.
dapat terjadi sebuah pembelajaran. Yayasan Untuk itu pembelajaran seni, khususnya seni
Pemberdaya Disabilitas (Spice Indonesia) tari bagi peserta didik salah satu hal yang bisa
mengembangkan pembelajaran dalam lembaga meningkatkan kognitif, afektif dan psikomotor
nonformal yang didalamnya terdiri dari pada anak. Menurut Masunah (dalam
peserta didik dengan berkebutuhan khusus Sunaryo, 2020) Model pembelajaran
atau memiliki hambatan, yayasan tersebut merupakan kerangka konseptual yang dapat
memiliki tujuan untuk dapat mengembagkan digunakan sebagai pedoman untuk merancang
bakat yang dimiliki dimiliki oleh seorang pembelajaran dengan karakteristik tertentu.
difabel tersebut dengan cara mengadakan Metode pembelajaran tari yang digunakan
kegiatan pentas seni. Pentas seni ini menjadi dalam pembelajaran pada peserta didik
salah satu wadah untuk menuangkan bakat- Cerebral Palsy yaitu menggunakan model
bakat yang dimiliki seperti menari, melukis, Direct Intruction (intruksi langsung). Model
bernyanyi, serta kegiatan lainnya. Maka dari pembelajaran Ini merupakan model yang yang
itu diperlukan perencanaan yakni model dapat memberikan bimbingan dan respon
pembelajaran yang tepat untuk menunjang secara langsung. Terdapat beberapa
pendidikannya. Terdapat banyak model keunggulan dari model pembelajaran intruksi
pembelajaran yang dapat di terapkan terhadap langsung adalah arahan dan kontrol guru,
peserta didik tergantung dari cara belajar sistem waktu yang termenejemen, melihat
peserta didik dan cara mengajar dari guru itu langsung pemkembangan peserta didik yang
sendiri. Dilihat dari kebutuhan orang yang diharapkan dapat menghasilkan dan
memiliki hambatan terkhususnya cerebral palsy memajukan prestasi peserta didik (Huda, 2018,
terdapat model pembelajaran yang tepat untuk hlm. 135). Model pembelajaran intruksi
diterapkan yakni model pembelajaran intruksi langsung ini dapat mempermudah juga untuk
langsung dengan beberapa metode diantaranya peserta didik cerebral palsy menangkap materi
metode drill, imitasi dan simulasi. atau pembelajaran yang diberikan selain dari
Pembelajaran tari yang terjadi di latihan-latihan yang diberikan juga
Yayasan Pemberdayaan Disabilitas (Spice mendapatkan arahan serta respon secara
Indonesia) memiliki tujuan untuk dapat langsung. Metode pembelajaran drill
mengembangkan bakat pada peserta didik merupakan metode pembelajaran yang
berkebutuhan khusus. (dalam Karyati, 2019, diberikan terhadap peserta didik berupa
hlm.255) pembelajaran seni juga berfungsi latihan-latihan. Latihan yang dilakukan secara
Ellsa Gita Mardiana, Ayo Sunaryo
Ringkang, Vol , No, Bulan Tahun, Palatino Linotype pt9
teratur dan konsisten merupakan salah satu dikelilingi penonton dan arena yang beralaskan
cara memudahkan dalam mengingat materi tanah. Seseorang yang berani untuk
yang diberikan (Prima sari, 2021, hlm. 04). makalangan adalah seseorang yang berani
Secara tidak langsung metode pembelajaran bertanding pencak silat atau berani bersaing
drill dapat mempermudah peserta didik yang dengan penari ronggeng. Materi tersebut
memiliki hambatan cerebral palsy untuk digunakan dengan bertujuan dapat
mengingat materi atau pembelajaran yang mengembakan motorik dan fisik peserta dididk
diberikan. Latihan yang diberikan secara Cerebral Palsy tersebut. Pembelajaran tersebut
teratur dan konsisten sangat menguntungkan menggunakan metode pembelajaran diatas
untuk peserta didik cerebral palsy. Karena untuk dapat mengetahui respon timbal balik
pada saat pembelajaran berlangsung peserta pada peserta didik Cerebral Palsy dan hasil
didik dapat berperan aktif dengan cara pembelajaran yang didapatkan bisa dijadikan
berlatih (Cahyaningtias, 2016, hlm. 2-3). acuan sebagai tolak ukur perkembangan
Pembelajaran Tari Jaipongan peserta didik.
Makalangan pada peserta didik Cerebral Palsy Motivasi peneliti melakukan penelitian
menggunakan metode Metode pembelajaran ini yaitu untuk dapat mengetahui dan
imitasi merupakan metode pembelajaran yang mendeskripsikan bagaimana pembelajaran
diberikan dengan menggunakan cara peniruan. yang terjadi pada peserta didik yang memiliki
metode pembelajaran ini baik diakukan agar kebutuhan khusus seperti Cerebral Palsy untuk
peserta didik mudah memahami materi yang dapat mengembangkan bakat yang dimilikinya
diberikan serta melatih ketangkasan mata meskipun dengan keterbatasan. Peneliti juga
dalam melihat (Prima sari, 2021, hlm.4). mendeskripsikan bagaimana pelatih dapat
Metode pembelajaran yang terakhir yaitu melakukan proses pembelajaran dengan
metode Simulasi. Metode pembelajaran menggunakan metode-metode tersebut, hasil
simulasi merupakan metode pembelajaran pembelajaran yang didapat bisa menjadi
yang dilakuakan setelah semua metode diatas sebuah evaluasi untuk dapat menerapkan
diberikan, metode pembelajaran simulasi ini pembelajaran yang efektif dan efesien pada
dirancang sedemikian rupa untuk peserta didik yang memiliki kebutuhan
mempermudah pembelajaran agar nampak khusus.
seperti nyata. Metode pemebelajarn drill,
imitasi, intruksi langsung dan simulasi METODE
merupakan model pmebelajaran yang merujuk Desain Penelitian
pada teori belajar behavioristik sangat tepat Metode yang digunakan dalam penelitian ini
diterapkan pada peserta didik berkebutuhan yaitu metode deskriptif analisi dengan
khusus untuk menunjang pendidikannya. menggunakan pendekatan kualitatif. Pada
Karena beharioristik berfokus pada perilaku penelitian kualitatif terfokus pada pemasalahan
yang diamati. Dengan kata lain teori yang terjadi dilapangan yang disesuaikan dengan
behavioristik adalah teori yang mempelari situasi sosial masyarakat. Seperti yang dikatakan
stimulus dan respon. oleh Spradley bahwa fokus masalah merupakan
Materi yang digunakan dala objek tunggal atau lebih mengenai situasi sosial
pembelajaran tari pada peserta didik Cerebral yang sedang terjadi dimasyarakat sedangkan
Palsy yaitu Tari Jaipong Makalangan. Tari metode penelitian deksriptif merupakan sebuah
Jaipong Makalangan merupakan sebuah metode atau teknik penelitian yang didalamnya
perkembangan dan inovasi dari sebuah mendeskripsikan suatu peristiwa yang saat
jaipongan yang telah diciptakan pada jaman terjadi dengan memusatkan seluruh perhatian
dahulu. Istilah makalangan ini adalah sebutan pada masalah yang aktual (Hervitaniar, 2016).
aktivitas seseorang yang berani tampil menari
Ellsa Gita Mardiana, Ayo Sunaryo
Ringkang, Vol , No, Bulan Tahun, Palatino Linotype pt9
Metode tersebut digunakan oleh peneliti untuk Yayasan Pemberdayaan Disabilitas (Spice
dapat mendeskripsikan bagaimana model Indonesia) utuk mengetahui bagaimana latar
pembelajaran yang digunakan dan langkah- belakang yayasan tersebut serta wawancara
langkah dalam pembelajaran Tari Jaipong kepada pelatih mengenai proses
Makalangan pada peserta didik Cerebal Palsy di
pembelajaran tari jaipongan tersebut dan
Yayasan Pemberdayaan Disabilitas (Spice
utuk mengetahui hasil dari pembelajaran
Insonesia). Penelitia juga menggunakan metode
tersebut untuk dapat melihat serta
tersebut. Pengumpulan data yang dilakukan
mendeskripsikan hasil dari pembelajaran Tari oleh peneliti juga yaitu studi literatur untuk
Jaipongan Makalangan pada peserta didik Cerebal dapat melihat data mengenai anak
Palsy. berkebutuhan khusu yaitu Cerebal Palsy
serta studi dokumentasi sebagai penguat
PARTISIPAN PENELITIAN dalam pengambilan data pada saat
Partisipan yang terlibat dalam dilapangan.
penelitian ini secara keseluruhan yaitu pelatih
tari sebagai narasumber mengenai Analisis Data
pembelajaran Tari Jaipongan Makalangan, Analisis data didalam sebuah penelitian
peserta didik berkebutuhan khusus Cerebal yaitu upaya menata data secara sistematis dengan
Palsy serta ketua Yayasan Pemberdayaan data berasal dari hasil wawancara serta observasi
Disabilitas (Spice Indonesia) sebagai dengan tujuan untuk meninigkatkan pemahaman
narasumber mengenai latar belakang dan upaya pencarian makna (Rijali, 2018). Analisi
berdirinya Yayasan Pemberdayaan Disabilitas data dilakukan pada sat awal penelitian hingga
(Spice Indonesia) selanjutnya selama proses penelitian. Adapun
Lokasi penelirian ini dilakukan di suatu tahapan analisis data yang digunakan pada
Yayasan Pemberdayaan Disabilitas (Spice penelitian ini, terdiri dari tiga tahapan yaitu: 1).
Indonesia) yang bertepatan di Jl Boko 2 No.E 43 Reduksi Data, pemilihan data, pemusatan serta
Perum Parmindo Cijerah Cimahi Kotaa Cimahi penyerderhanaan dari data yang didapatkan
Jawa Barat. Peneliti meneliti secara langsung di dilapangan (Rijali, 2018). Hasil data yang
Yayasan Pemberdayaan Disabilitas (Spice diperoleh bersumber dari hasil pengamatan atau
Indonesia) karena terdapat peserta didik observasi mengenai model dan langkah-langkah
berkebutuhan khusus yang mempelajari tari dalam pembelajaran Tari Jaipong Makalangan
saebagai salah satu minat atau bakat dari pada peserta didik Cerebral Palsy. Data juga
peserta didik tersebut. diperoleh dari hasil wawancara dengan pimpinan
yayasan untuk dapat mengetahui latar belakang
Pengumpulan Data yayasan tersebut. 2). Penyajian Data, sebuah
Pengumpulan data yang dilakukan kumpulan data yang telah tersusun serta adanya
oleh peneliti yaitu dengan observasi secara kemungkinan penarikan sebuah kesimpulan.
langsung pada lokasi penelitian yaitu di Penyajian data yang dilakukan oleh peneliti yaitu
Yayasan Pemeberdayaan Disabiitas (Spice mengenai data-data dan gambaran yang
Indonesia) hal tersebut dilakukan untuk diperoleh pada saat observasi secara langsung di
dapat menggambil data mengenai mode Yayasan Pemberdayaan Disabilitas (Spice
Indonesia) dengan melakukan observasi,
pembelajaran dan langkah-langkah
wawancara serta studi literature. 3). Penarikan
pembelajaran Tari Jaipong Makalangan pada
Kesimpulan, dari data yang sudah terkumpul
anak Cerebal Palsy. Selanjutnya pengumpulan diolah kembali dan peneliti menggamil data yang
data dilakukan dengan wawancara sebanyak penting serta relevan sehingga muncul data inti
tiga kali secara langsung pada pimpinan
Ellsa Gita Mardiana, Ayo Sunaryo
Ringkang, Vol , No, Bulan Tahun, Palatino Linotype pt9
Pertemuan Pertama
Pada pertemuan pertama ini pelatih
menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta Gambar 2. Proses pembelajaran Tari Jaipongan
Makalangan
didik untuk dapat mengikuti materi tersebut.
Pelatih juga menyesuaikan mobilitas yang
Pada pertmuan ketiga ini pelatih memulai
dimiliki oleh peserta didik seperti
latihan dengan berdoa kemudian dilanjutkan
merentangkan tangan dan berdiri. pelatih
dengan pemanasan. Pada pertemuan ini
kemudian memberikan gerakan dengan satu
pelatih memberikan gerak dengan cara
persatu dan dilakukan secara berulang hingga
bertahap dengan mendemonstrasikannya
hafal dan mampu untuk menambah gerak
Ellsa Gita Mardiana, Ayo Sunaryo
Ringkang, Vol , No, Bulan Tahun, Palatino Linotype pt9
setelah itu pelatih membimbing selama latihan Pada Peserta Didik Cerebral Palsy di Yayasan
berlangsung. Pertemuan ini pelatih Pemberdayaan Disabilitas (Spice Indonesia)
memberikan gerak dengan berlutut dan
memvariasikan dengan level lalu memberikan Hasil akhir dari pembelajaran yang
gerak-gerak pencak silat sederhana agar bisa dilakukan merupakan sebuah pertunjukan
dipahami oleh peserta didik Cerebral Palsy. kecil atau simulasi pertunjukan yang
Pemberian materi tersebut diberikan secara diharapkan dapat membentuk kepecayaan diri
bertahap dan terus berulang hingga peserta dari peserta didik. Hasil akhir pada yayasan ini
didik hafal. Lalu pembelajaran diakhiri dengan bukan terpatok pada nilai atau angka namun
pendingin untuk menghindari cedera pada pada perubahan sikap atau perilaku yang
tubuh. ditunjukan setelah pembelajaran dilakukan.
Secara tidak langsung pembelajaran tari
Pertemuan keempat jaipong makalangan ini menjadi rehabilitasi
Pertemuan keempat ini pelatih seperti bagi peserta didik cerebral palsy yakni
biasa memulai latihan dengan berdoa. mengurangi kekejangan pada otot (spasistik)
dilanjutkan dengan pemberian gerak tari tanpa adanya paksaan dari pihak manapun hal
dengan cara bertahap mendemonstrasikannya. ini baik untuk kesehatan mental serta
Kegiatan ini masuk kedalam langkah model perilakunya. Mengurangi kekejangan otot atau
pembelajaran intruksi langsung tahap spasistik dengan cara rehabilitasi seperti ini
pengecekan pemahaman serta memberi umpan akan memberikan suasana yang nyaman serta
balik pada peserta didik. Materi gerak pada aman karena peserta didik tidak merasa
pertemuan keempat ini yaitu dengan gerak dirinya dibedakan. Menerapkan atau
kaki dan ditambahkan dengan gerak menampilkan hasil dari latihan yang telah
lokomotor atau gerak berpindah serta memulai dilakukan peserta didik yang didampingi oleh
gerak-gerak yang menggunakan badan secara pelatih merupakan hasil akhir dari
sederhana yang disesuaikan dengan mobilitas pembelajaran tari jaipong makalangan.
peserta didik Cerebral Palsy tersebut. Pemilihan materi yang dilakukan oleh pelatih
dapat mempengaruhi dalam perkembangan
Pertemuan kelima bakan peserta didik Celebral Palsy tersebut,
Pertemuan kelima ini pelatih memulai dengan menyederhanakan Tari Jaipong
latihan dengan berdoa lalu dilanjutkan dengan Makalangan tersebut membuat peserta didik
pemanasan. Pada kegiatan pembelajaran nyaman dan menambah kepercayaan dirinya.
pertemuan kelima masuk pada langkah model Gerak-gerak tari tersebut disesuaikan dengan
pembelajaran intruksi langsung tahap kemampuan dari mobilitas peserta didik
memberikan kesempatan untuk pelatihan dan Celebral Palsy tersebut. Tari jaipong makalangan
penerapannya. Pelatih memberikan gerak peserta didik cerebral palsy tersebut akan
secara satu persatu dan berulang terus hingga ditampilkan kembali pada kegiatan-kegiatan
hafal. Pada pertemuan kelima ini gerak yang sosial yang di dalam oleh Yayasan
diberikan meliputi gerak-gerak tangan dan Pemberdayaan Disabilitas (Spice indonesia).
badan lalu mencondongkan badan ke depan Pembahasan
dan ke kiri-kanan disesuaikan dengan Berdasarkan analisa dari peneliti
kemampuan dari peserta didik Cerebral Palsy mengenai Pembelajaran Tari Jaipong
tersebut. Pembelajaran diakhiri dengan Makalangan pada peserta didik Celebral Palsy
pelemasan otot yang dimaksudkan untuk Model Pembelajaran Intruksi Langsung sudah
menghindari cedera pada tubuh peserta didik. cocok di terapkan pada peserta didik cerebral
palsy di Yayasan Pemberdayaan Disabilitas
Hasil Pembelajaran Tari Jaipong Makalangan (Spice Indonesia). Karena tahapan atau sintak
Ellsa Gita Mardiana, Ayo Sunaryo
Ringkang, Vol , No, Bulan Tahun, Palatino Linotype pt9