BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum
1
Pemikiran tentang politik dan strategi telah berkembang sedemikian
maju, sejalan dengan pemikiran dan keinginan manusia yang tidak pernah
habis. Dengan karunia naluri, nalar dan nurani, manusia mengembangkan
pemikiran geopolitik dan geostrategi, sejalan dengan penemuan lahan benua
baru yang sangat menjanjikan bagi kehidupan yang lebih baik.
Menurut Plato filsuf besar murid Socrates, negara itu kodrat. Manusia
secara individual tidak mungkin mempertahankan eksistensinya, ia
memerlukan keluarga yang terdiri laki-laki dan perempuan sebagai suami isteri
serta sebagai bapak ibu bagi anak-anak. Keluarga merupakan unit terkecil
bagi eksistensi manusia. Keluarga-keluarga kemudian membentuk Desa, dan
desa-desa membentuk Negara yang memiliki otoritas tertinggi.
Seusai Perang Dunia II, ketika dunia memasuki era Perang Dingin,
damai dengan perang semakin sukar dipisahkan. Dan rumusan politik dan
strategi menjadi terpadu, dan untuk itu diperlukan suatu tatanan bagi
hubungan sipil – militer dalam merumuskan politik dan strategi nasional.
2
2. Maksud fan Tujan
3. Ruang Lingkup
4. Tata Urut
1. Pendahuluan
2. Beberapa Asumsi
3. Konsepsi
4. Penerapan
5. Penutup
3
BAB II
BEBERAPA ASUMSI
1. Nasional - Nasionalisme
4
Nasionalisme merupakan dunina kontemporer, hasil tahapan
perkembangan dari bangsa dalam menegara, yang sadar akan
kebangsaannya serta bumi tempat tanah air-nya (pro-patria). Ada
nasionalisme lama (primordial), ada nasionalisme baru (modern), dibedakan
dari dedikasi kesetiaan dan loyalitas kepada Raja, Dinasti, Golongan, dan
Etnis. Mengapa rakyat loyal dan setia kepada Raja? Karena Raja memiliki
pandangan politik, militer dan ekonomi, memiliki cita-cita, tujuan dan
kepentingan, sehingga mampu memberi jaminan keamanan dan
kesejahteraan kepada rakyatnya.
SPIRITUALISME
LIBERALISME
NASIONALISME GLOBALISME
SOSIALISME
FEODALISME
5
Tahapan Nasionalisme Modern
6
Di sisi lain, nasionalisme dapat berdampak pada konflik internal.
Suatu golongan, etnis, daerah, agama, yang merasa mampu dan menjadikan
dirinya dalam ikatan sebagai suatu bangsa, dan memiliki wilayah yang dicintai,
maka ingin lepas dari ikatan bangsa induknya. Contoh dampak internal ini
terjadi di Eropa yang berawal dari pemikiran tentang reformasi. Di daratan
Eropa, selama hamper dua abad telah terjadi berbagai konflik yang kemudian
membagi Eropa Barat menjadi negara-negara kecil.
2. Paradigma Nasional
7
Jalur Kedua, adalah moralitas kewajiban atau norma hukum.
Berawal dari konstitusi atau Undang-Undang Dasar yang mengatur
tatanan hukum secara nasional, kemudian mengalir sebagai Undang-
Undang yang mengatur tatanan hukum bagi aspek-aspek kehidupan,
dan mengalir lebih lanjut dalam bentuk peraturan-peraturan yang
merupakan tatanan hukum bagi sektor-sektor kegiatan.
NILAI-NILAI LUHUR
MORALITAS
NORMA NORMA
DOKTRIN HUKUM
POLSTRANAS
8
3. Kepantingan Nasional.
Hakikat
JABARAN SEKTOR
Makna
9
kecil, sedikit atau banyak, terjadi saling ketergantungan satu sama lain. Setiap
asa suatu kerjasama, apakah di bidang politik, militer atau ekonomi, pada
dasarnya akan mengurangi tingkat merdeka (bersatu dan berdaulat). Bahkan
di dunia ini ada bangsa yang menyatakan diri merdeka dan menegara, tetapi
urusan luar negeri, militer dan moneter diserahkan kepada bangsa (negara)
lain.
Substansi
10
Kepentingan Periphere. Mengandung muatan suatu status
atau peranan dalam hubungan antar bangsa di dunia ini. Dipetik dari
Pembukaan UUD 1945 ialah ikut serta melaksanakan ketertiban
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
11
BAB III
KONSEPSI
Apa tolok ukur suatu tahap dari cita-cita nasional yang mengandung muatan :
merdeka , bersatu, berdaulat, adil dan makmur?
12
Kelembagaan Negara. Apakah institusi dan lembaga negara
telah dapat berfungsi dengan baik. Apakah lembaga eksekutif,
lembaga legislative, dan lembaga yudikatif telah dapat berjalan sesuai
dengan fungsi masing-masing.
13
Penyelenggaraan fungsi-fungsi keamanan nasional juga dapat digunakan
sebagai tolok ukur. Ada empat fungsi keamanan nasional :
Keselamatan Bangsa
(dan Negara)
Pertahanan Negara
Piranti dan Sarana
Penegakan Hukum &
Ketertiban Umum
Perlindungan
Masyarakat
14
2. Dimana Posisi Polstranas
PANCASILA
Telstranas Sisrenstranas
POLSTRANAS
15
3. Kapan Polstranas Disusun
Pada jalur aspirasi tertuang rumusan yang memuat cita-cita dan tujuan
nasional yang merupakan suatu idaman bangsa ketika merdeka (never ending
goal), suatu rumusan yang masih sangat abstrak. Untuk perwujudan dan
pencapaiannya diperlukan perencanaan bertahap. Pada setiap tahap
dirumuskan sasaran strategik yang sudah bersifat konkrit.
Pada era orde lama dan orde baru, rumusan GBHN merupakan
rumusan Polstranas bagi Pemerintah Negara Republik Indonesia. Pada era
Orde Lama, Presiden menyusun GBHN sendiri yang disampaikan pada setiap
16
pidato akbar. Sedangkan pada era Orde Baru, GBHN sebagai Polstranas
disusun oleh MPR-RI.
Politik
Sasaran Strategik
17
Sumber Daya Nasional (SDN)
Strategi
Watak
18
Lingstra
WATAK BANGSA
KAM EKO
SDN POLITIK
HUB
INT
% %
LINGSTRA
GUN KUAT
KUAT
KAM JAH BANGKUAT NYATA
Keterangan :
Politik atau kebijakan, menentukan tujuan dan sarana tersedia
Strategi, ada dua sis yaitu strategi pembangunan kekuatan dan
strategi penggunaan
Watak Bangsa. Bermuatan nilai-nilai luhur bangsa,
mempengaruhi politik dan strategi.
19
Ligstra. Dapat mempengaruhi politik dan strategi, juga
berpengaruh terhadap watak bangsa. Mencakup analisa :
blobal, regional, nasional, provincial dan lokal.
20
Kelima, bahwa rakyat harus tau kemana negara akan dibawa
oleh pemimpinnya, karena itu dokumen rumusan Polstranas bukan
suatu yang bersifat rahasia, tetapi terbuka bagi segenap bangsa.
21
BAB IV
PENERAPAN
1. Idealisme vs Realisme
22
Keluarga berfungsi menjamain reproduksi hidup manusia dan
memenuhi keperluan sehari-hari. Desa yang merupakan gabungan beberapa
keluarga, memenuhi kebutuhan yang yang tidak terpenuhi oleh keluarga.
Tetapi jika beberapa desa disatukan menjadi negara, negara ini tidak
memerlukan lembaga yang lebih tinggi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
warganya; dengan kata lain negara ini berswasembada.
23
lestari. Machiavelli adalah politikus beride konkrit, praktis dan peka terhadap
prioritas tindakan. Jadi, ia menganggap yang utama adalah menjaga dan
mempertahankan kekuasaan agar stabil, dengan menghalalkan segala cara.
24
Karl Marx, mengecam pandangan hegel. Dari analisisnya bahwa
hakikat masyarakat didasarkan atas konflik-konflik kepentingan. Karl Marx
berpendapat bahwa negara adalah alat kekuasaan politik dalam tangan yang
berkuasa untuk menindas kaum proletariat. Namun kaum anarkis entah yang
berlandaskan pada religi (Leo Tolstoy), optimisme moral (Max Stimer),
maupun optimisme sosial (Pierre-Joseph Proudon, Mikail Bakunin, dan Karl
Marx), pada dasarnya menolak hak eksistensi kekuasaan negara.
25
Pancasila menempatkan nilai-nilai kemanusiaan pada prioritas yang
tinggi. Sebagai bangsa yang pernah hidup terjajah, kehilangan harkat dan
martabat, maka bangsa Indonesia sangat menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan.
26
3. GBHN dan Polstranas
27
keterpaduan antara kepentingan keamanan dengan kepentingan
kesejahteraan.
4. GBHN 1999-2004
28
berakhlak mulia, cinta tanah air, berkesadaran hukum dan lingkungan,
menguasi Iptek, serta memiliki etos kerja yang tinggi dan berdisiplin.
29
Terwujudnya kehidupan sosial budaya yang berkepribadian,
dinamis, kreatif dan berdaya tahan terhadap pengaruh globalisasi.
30
Pelaksanaan misi tersebut akan bermuara pada terbangunnya system
politik yang demokratis dalam wadah NKRI, terwujudnya supremasi hukum
dan pemerintahan yang bersih, pulihnya kesejahteraan rakyat, kualitas
kehidupan beragama dan ketahanan budaya, serta meningkatnya
pembangunan daerah.
5. Program Kabinet GR
Program - 1
Mempertahankan persatuan dan kesatuan dalam rangka keutuhan
NKRI
Program - 2
Meneruskan proses reformasi dan demokratisasi dalam seluruh aspek
kehidupan nasional melalui kerangka, arah dan agenda yang lebih jelas
dengan terus meningkatkan penghormatan terhadap hak asasi
manusia.
Program - 3
Normalisasi kehidupan ekonomi dan kemasyarakatan untuk
memperkuat dasar bagi kehidupan perekonomian masyarakat.
31
Program - 4
Melaksanakan penegakkan hukum secara konsisten, mewujudkan rasa
aman serta tentram dalam kehidupan masyarakat dan melanjutkan
pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme.
Program - 5
Melaksanakan politik luar negeri yang bebas dan aktif, memulihkan
martabat bangsa dan negara, serta kepercayaan luar negeri termasuk
lembaga-lembaga pemberi pinjaman dan kalangan investor terhadap
pemerintah
Program - 6
Mempersiapkan penyelenggaraan Pemilu 2004 yang aman, tertib,
bebas, rahasia, dan langsung.
Program -2,3,4, dan 5 bermuara
pada Program -1
Program - 6 akan terlaksana
apabila Program -1 terlaksana
32
BAB V
PENUTUP
1. Rangkuman
33
Bagaimana Pancasila mengatur hubungan tersebut ? Bagaimana
Pancasila dalam mengatur hubungan antara negara dengan agama?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut mewarnai nuansa konflik-konflik yang terjadi
dalam situasi bangsa dan negara sedang mengalami krisis. Tidak mudah
merumuskan Polstranas saat ini.
2. Harapan
34
35