Anda di halaman 1dari 6

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

Jl. Nangka No. 58 C, Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Telp. 021-7818718 Jln.
Raya Tengah, Kelurahan Gedong, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Telp.021-87797409
Webiste: http///www.unindra.ac.id

Petunjuk:
1. Peserta Ujian mengerjakan pada template lembar jawaban yang sudah disediakan. Tidak
diperkenankan mengubah template yang sudah ada!
2. Nama file dibuat dengan format: NPM_Nama_Mata Kuliah_Kelas.
Contoh: 20201551234_Nur Fajar Absor_Filsafat Sejarah_R6B
3. Kirimkan file jawaban dalam bentuk pdf tersebut ke: email dosen atau media lain yg
disepakati dosen dengan mahasiswa ybs.

LEMBAR JAWABAN UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL


NAMA : ABDIL HERIAN DAUZ NO. HP AKTIF/WA : 085736055217

KELAS :R5D HARI/TANGGAL : 3 NONVEMBER 2023

NPM : 202115500129 NAMA DOSEN : RAHAYU HARDITA DWI


WIDYANTI M.PD
MATA KULIAH : PENGANTAR S0SIOLOGI

1. Perkembangan Sosiologi di Indonesia


Sejarah perkembangan sosiologi di Indonesia dimulai pada tahun 1934-1935 yaitu sejak
dilaksanakannya kuliah ilmu sosiologi di sekolah tinggi hukum Jakarta (Rechtshogeschool). Pada
masa itu, sosiologi merupakan mata kuliah tambahan ilmu hukum karena belum terdapat spesialisasi
ilmu sosiologi.
Pada tahun 1950-an, sosiologi mulai berkembang sebagai ilmu mandiri dengan didirikannya jurusan-
jurusan sosiologi di beberapa universitas seperti Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah
Mada (UGM), Universitas Padjadjaran (Unpad), Universitas Airlangga (Unair), dan Universitas
Sumatera Utara (USU).
Pada tahun 1960-an hingga 1970-an, sosiologi mengalami perkembangan pesat dengan
bermunculannya berbagai penelitian, publikasi, organisasi, dan tokoh sosiologi di Indonesia.
Beberapa organisasi sosiologi yang didirikan pada masa ini antara lain adalah Masyarakat Sosiologi
Indonesia (MSI), Lembaga Penelitian Sosial Ekonomi Nasional (LPSEN), Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI), Lembaga Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya (LPMKB), dan
Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan (PMB-LIPI).
Beberapa tokoh sosiologi Indonesia pada masa ini antara lain adalah:
 Selo Soemardjan (1922-2011), seorang sosiolog UI yang dikenal sebagai bapak
sosiologi Indonesia. Ia banyak melakukan penelitian dan publikasi mengenai perubahan
sosial, pembangunan, desa, dan konflik sosial di Indonesia. Ia juga aktif dalam
organisasi sosiologi baik nasional maupun internasional.

 Soelaeman Soemardi (1924-2006), seorang sosiolog UGM yang dikenal sebagai bapak
sosiologi pedesaan Indonesia. Ia banyak melakukan penelitian dan publikasi mengenai
struktur sosial, pelapisan sosial, mobilitas sosial, dan perubahan sosial di pedesaan
Indonesia. Ia juga aktif dalam organisasi sosiologi baik nasional maupun internasional.

 Koentjaraningrat (1923-1999), seorang sosiolog dan antropolog UI yang dikenal sebagai


bapak antropologi Indonesia. Ia banyak melakukan penelitian dan publikasi mengenai
kebudayaan, masyarakat, dan perubahan sosial di Indonesia. Ia juga aktif dalam
organisasi sosiologi dan antropologi baik nasional maupun internasional.

 Mochtar Mas’oed (1939-2004), seorang sosiolog UGM yang dikenal sebagai bapak
sosiologi politik Indonesia. Ia banyak melakukan penelitian dan publikasi mengenai
politik, demokrasi, partisipasi, dan konflik sosial di Indonesia. Ia juga aktif dalam
organisasi sosiologi dan politik baik nasional maupun internasional.

Pada tahun 1980-an hingga sekarang, sosiologi terus berkembang dengan bermunculannya berbagai
tema, isu, dan perspektif baru dalam mempelajari masyarakat Indonesia. Beberapa tema dan isu yang
menjadi perhatian sosiologi Indonesia antara lain adalah globalisasi, krisis ekonomi, reformasi
politik, pluralisme, gender, lingkungan, media, budaya populer, gerakan sosial, kekerasan, korupsi,
kemiskinan, kesehatan, pendidikan, dan lain-lain.
Beberapa perspektif yang digunakan oleh sosiologi Indonesia antara lain adalah fungsionalisme,
interaksionisme simbolik, teori konflik, fenomenologi, strukturalisme, positivisme logis, teori kritis,
postmodernisme, postkolonialisme, feminisme, ekososialisme, konstruktivisme sosial, dan lain-lain.

Beberapa tokoh sosiologi Indonesia pada masa ini antara lain adalah:

o Mely G. Tan (1944-), seorang sosiolog UI yang dikenal sebagai ahli sosiologi
etnisitas dan migrasi. Ia banyak melakukan penelitian dan publikasi mengenai
etnis Tionghoa di Indonesia dan Asia Tenggara. Ia juga aktif dalam organisasi
sosiologi baik nasional maupun internasional.
o Arief Budiman (1941-2020), seorang sosiolog UI yang dikenal sebagai ahli
sosiologi sastra dan budaya. Ia banyak melakukan penelitian dan publikasi
mengenai sastra, budaya populer, ideologi, demokrasi, dan gerakan sosial di
Indonesia. Ia juga aktif dalam organisasi sosiologi baik nasional maupun
internasional.
o George Junus Aditjondro (1946-2017), seorang sosiolog UGM yang dikenal
sebagai ahli sosiologi lingkungan dan pembangunan. Ia banyak melakukan
penelitian dan publikasi mengenai lingkungan hidup, pembangunan
berkelanjutan, hak asasi manusia, dan korupsi di Indonesia. Ia juga aktif dalam
organisasi sosiologi dan lingkungan baik nasional maupun internasional.
o Syamsul Ma’arif (1954-), seorang sosiolog UGM yang dikenal sebagai ahli
sosiologi agama dan konflik. Ia banyak melakukan penelitian dan publikasi
mengenai agama, pluralisme, radikalisme, terorisme, dan konflik sosial di
Indonesia. Ia juga aktif dalam organisasi sosiologi dan agama baik nasional
maupun internasional.
o Nina Nurmila (1971-), seorang sosiolog UIN Bandung yang dikenal sebagai ahli
sosiologi gender dan Islam. Ia banyak melakukan penelitian dan publikasi
mengenai gender, feminisme, pernikahan, poligami, dan Islam di Indonesia. Ia
juga aktif dalam organisasi sosiologi dan gender baik nasional maupun
internasional.

Sumber:
(1) Sejarah Perkembangan Sosiologi : Di Indonesia & Dunia Lengkap.
https://www.gurupendidikan.co.id/sejarah-perkembangan-sosiologi/.
(2) Sejarah Perkembangan Sosiologi di Dunia dan Indonesia.
https://www.freedomsiana.id/sejarah-perkembangan-sosiologi/.
(3) Mengenal Sejarah Sosiologi Lengkap di Dunia dan Indonesia. https://kumparan.com/sejarah-dan-
sosial/mengenal-sejarah-sosiologi-lengkap-di-dunia-dan-indonesia-208l0Z6TKD6.

2. Paradigma social masyarakat


Paradigma sosial merupakan kerangka berpikir dalam masyarakat yang menjelaskan bagaimana cara
pandang terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan terhadap ilmu atau teori yang ada. Paradigma
ini juga menjelaskan bagaimana meneliti dan memahami suatu masalah, serta kriteria pengujian
sebagai landasan untuk menjawab masalah. Secara umum, paradigma diklasifikasikan dalam 2
kelompok yaitu kuantitatif dan kualitatif. Masing-masing paradigma atau pendekatan ini mempunyai
kelebihan dan juga kelemahan, sehingga untuk menentukan pendekatan atau paradigma yang akan
digunakan dalam melakukan penelitian tergantung pada beberapa hal di antaranya: jika ingin
melakukan suatu penelitian yang lebih rinci yang menekankan pada aspek detail yang kritis dan
menggunakan cara studi kasus, maka pendekatan yang sebaiknya dipakai adalah paradigma kualitatif.
Jika penelitian yang dilakukan untuk mendapat kesimpulan umum dan hasil penelitian didasarkan
pada pengujian secara empiris, maka sebaiknya digunakan paradigma kuantitatif, dan jika penelitian
ingin menjawab pertanyaan yang penerapannya luas dengan obyek penelitian yang banyak, maka
paradigma kuantitaif yang lebih tepat, dan jika penelitian ingin menjawab pertanyaan yang mendalam
dan detail khusus untuk satu obyek penelitian saja, maka pendekatan naturalis lebih baik digunakan.

Sumber :
https://www.neliti.com/id/publications/244313/paradigma-sosial-dalam-masyarakat

3. Soerjono Soekanto

Pengertian penelitian sosial menurut Soerjono Soekanto adalah kegiatan ilmiah yang didasarkan pada
analisis sistematis, metodologis dan konsisten. Dengan upaya untuk mengungkapkan kebenaran
sebagai suatu bentuk manifestasi keinginan manusia untuk mengetahui suatu hal.

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-penelitian-sosial/#google_vignette

4. Interaksi sosial

interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu dengan individu atau kelompok atau
kelompok dan kelompok. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Oleh karena
itu, dalam kehidupan sehari-hari, seseorang tidak lepas dari interaksi dengan orang lain. Seseorang
dapat berbicara tentang interaksi sosial jika memenuhi syarat-syarat berupa kontak sosial dan
komunikasi. Interaksi sosial juga dapat timbul karena beberapa faktor pendukung atau pengarah.
Interaksi sosial dilandasi oleh beberapa faktor,baik faktor dari dalam diri manusia itu sendiri maupun
faktor dari luar manusia. Faktor dari dalam manusia meliputi;
1. Dorongan kodrati sebagai makhluk sosial;
2. Dorongan untuk memenuhi kebutuhan;
3. Dorongan untuk mengembangkan diri dan memengaruhi orang lain melalui
imitasi,sugesti,identifikasi,simpati,dan empati.
Sementara Faktor dari luar manusia adalah dorongan rasa ingin tahu yang menyebabkan manusia
berinteraksi dengan sesamanya untuk memenuhi rasa ingin tahunya tersebut.

Sumber :
https://fisip.umsu.ac.id/2023/05/05/faktor-faktor-pendorong-interaksi-sosial-beserta-contohnya/

5. Gemeinschaft dan Gesellschaft

Gemeinschaft adalah ciri kelompok sosial yang anggotanya memiliki ikatan yang erat, murni, kuat,
alami. Biasanya dasar hubungan yang dimiliki kelompok ini adalah rasa persatuan, rasa cinta, rasa
solidaritas yang diperkuat dengan hubungan emosional dan interaksi antar anggotanya.
Kelompok gemeinschaft bisa disebut juga dengan paguyuban dan dapat dibedakan menjadi 3
kategori yakni;
 Ikatan darah (Gemeinschaft of blood)
 Kedekatan tempat (Gemeinschaft by place)
 Kesamaan keahlian, cara berpikir, dan sejenisnya (Gemeinschaft of mind)

Pengertian Gesellschaft

Gesellschaft bisa dikatakan lawan dari Gemeinschaft, dimana anggotanya memiliki ikatan yang
didasarkan atas adanya kerjasama dalam hal tertentu. Kerjasama tersebut biasanya dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan masing-masing individu.

Ikatan yang tergolong sebagai miliki gesellschaft cenderung bersifat lemah, tidak berlangsung lama,
terdapat pembagian kerja, dan memiliki solidaritas yang rendah.

Contoh Gemeinschaft
Kelompok gemeinschaft yang kesemuanya dibedakan menjadi 3 kategori yakni;

Berdasarkan ikatan darah (Gemeinschaft of blood) yang bisa dicontohkan dengan ikatan keluarga
Berdasarkan kedekatan tempat (Gemeinschaft by place) yang bisa dicontohkan seperti kelompok
RT/RW yang ada di suatu masyarakat, kelompok ibu-ibu PKK Desa, dan lain sebagainya
Berdasarkan kesamaan keahlian, cara berpikir dan sejenisnya (Gemeinschaft of mind) yang dapat
dicontohkan seperti adanya kelompok ikatan pelajar sosiologi dan bidang keilmuan lainnya
Contoh Gesellschaft

Sedangkan gesellschaft bisa dikatakan lawan dari Gemeinschaft yang dapat dicontohkan dengan
adanya IDI (Ikatan Dokter Indonesia) dimana dari IDI yang keanggotannya sangat banyak namun
ikatan yang dimiliki hanya sebatas pada ikatan profesi dan tidak memiliki solidaritas yang kuat antar
satu dengan yang lainnya.

Contoh Gemeinschaft

Kelompok gemeinschaft yang kesemuanya dibedakan menjadi 3 kategori yakni;

Berdasarkan ikatan darah (Gemeinschaft of blood) yang bisa dicontohkan dengan ikatan keluarga
Berdasarkan kedekatan tempat (Gemeinschaft by place) yang bisa dicontohkan seperti kelompok
RT/RW yang ada di suatu masyarakat, kelompok ibu-ibu PKK Desa, dan lain sebagainya
Berdasarkan kesamaan keahlian, cara berpikir dan sejenisnya (Gemeinschaft of mind) yang dapat
dicontohkan seperti adanya kelompok ikatan pelajar sosiologi dan bidang keilmuan lainnya
Contoh Gesellschaft Sedangkan gesellschaft bisa dikatakan lawan dari Gemeinschaft yang dapat
dicontohkan dengan adanya IDI (Ikatan Dokter Indonesia) dimana dari IDI yang keanggotannya
sangat banyak namun ikatan yang dimiliki hanya sebatas pada ikatan profesi dan tidak memiliki
solidaritas yang kuat antar satu dengan yang lainnya.

Sumber :
https://dosensosiologi.com/gemeinschaft-dan-gesellschaft/

Anda mungkin juga menyukai