Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS HUKUMAN MATI TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA

PEMBUNUHAN SOPIR TAKSI ONLINE DI PALEMBANG DALAM


PERSPEKTIF HUKUM PIDANA ISLAM

Disusun oleh:
Metha Dwi Rahmah Safitri (2120103049)

Mata Kuliah:
Metodologi Penelitian Hukum

Dosen Pengampu: Dr. Ulya Kencana, S.Ag, MH

PROGRAM STUDI HUKUM PIDANA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS RADEN FATAH PALEMBANG
2022/2023
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Isu hukuman mati selalu menjadi masalah yang diperdebatkan oleh ahli hukum,
khususnya di Indonesia. Mereka yang mendukung beralasan bahwa hukuman mati sesuai
dengan ajaran agama dan prinsip-prinsip sosial; sedangkan bagi orang-orang yang
menentangnya, mereka menemukan alasan dari sisi kemanusiaan dan pemberlakukan hak
asasi manusia.
Dalam sejarah peradaban manusia, jenis kejahatan yang pertama kali muncul adalah
tindakan pembunuhan. Hal ini dapat dilihat secara jelas dalam Alqur’an tentang sejarah
kedua putera Adam: Qobil dan Habil yang dijelaskan dalam Al Qur’an surat Al Maidah ayat
28-30:

َ‫َّللا َربَّ ْالعَالَمِين‬ ُ ‫ِي إِلَيْكَ ِِل َ ْقتُلَكَ ۖ إِنِي أَخ‬


َ َّ ‫َاف‬ َ ‫ي يَدَكَ ِلتَ ْقتُلَنِي َما أَنَا بِبَاسِطٍ يَد‬ ْ ‫س‬
َّ َ‫طتَ إِل‬ َ َ‫لَئِ ْن ب‬

َّ ‫ار ۚ َو َٰذَلِكَ َجزَ ا ُء‬


َ‫الظالِمِين‬ ِ َّ‫ب الن‬ ْ َ‫ِإنِي أ ُ ِريدُ أَ ْن تَبُو َء ِبإِثْ ِمي َو ِإثْ ِمكَ فَتَ ُكونَ ِم ْن أ‬
ِ ‫ص َحا‬

َ‫ص َب َح ِمنَ ْالخَا ِس ِرين‬


ْ َ ‫سهُ قَتْ َل أَ ِخي ِه فَقَتَلَهُ فَأ‬
ُ ‫ت لَهُ نَ ْف‬ َ َ‫ف‬
ْ ‫ط َّو َع‬

28."Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku


sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu.
Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam" 29. "Sesungguhnya aku
ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri,
maka kamu akan menjadi penghuni neraka, dan yang demikian itulah pembalasan bagi
orang-orang yang zalim" 30. Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah
membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang diantara orang-
orang yang merugi”.1
Dengan demikian kasus penghilangan nyawa tampaknya telah berusia seusia umat
manusia di muka bumi, Islam dan agama-agama lainnya secara tegas menyatakan bahwa
manusia adalah mulia. Sedemikian mulianya manusia sehingga Allah Swt. menurunkan apa
yang disebut “syarîah” dalam rangka menjamin kelangsungan hidup umatnya. Islam
memandang tindakan pembunuhan sebagi perbuatan yang pantas mendapatkan hukuman
yang setimpal. Sebab akibat lebih jauh perbuatan tersebut tidak saja terhadap si korban (al-
Mujma), tapi juga terhadap masyarakat (al-Mujtama’).2

1
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an & Tafsirnya, Jilid 3 (Jakarta: Widya Cahaya, 2011), hlm. 268
2
Fathi al-Dariri, Khashais al-Tasyrî’ al-Islamî, (Bayrut: Risalah Hasyim, 1987), hlm. 24

1
Ajaran Islam dengan konsep amar ma’ruf nahi munkar merupakan justifikasi religius
dan universal untuk memberantas segala bentuk kejahatan, baik kejahatan yang bersifat
moral maupun bersifat sosial. Itulah sebabnya setiap kejahatan harus dikuburkan, dan
kebaikan mesti disuburkan. Karena itu Allah SWT. menurunkan Islam untuk menjamin
setiap sisi kehidupan manusia. Dalam perspektif hukum pidana Islam, kejahatan-kejahatan
yang dapat dijatuhi hukuman mati adalah tindakan kejahatan perampokan (hirabah),
pemberontakan (bughat), konversi agama (riddah), zina muhsan, dan pembunuhan yang
dilakukan dengan sengaja (al-qatl-amdu). Dari kelima kejahatan tersebut yang termasuk
kategori terkena sanksi pidana mati adalah tindak kejahatan pembunuhan yang dilakukan
dengan sengaja yang hendak penulis jadikan sasaran bidik dalam penulisan ini.
Dalam kaitannya dengan hukuman mati terutama bagi pelaku pembunuhan, para
ulama Hanafiyah, Syafi'iyah dan Hanabilah membagi pembunuhan menjadi tiga macam,
yaitu : pembunuhan sengaja (al-amd), tidak sengaja (al-khatta') dan serupa sengaja (syibh
al-'amd).3 Sedangkan dalam Kitab Hukum Pidana Indonesia (KUHP) tindak pidana
pembunuhan hanya dikategorikan menjadi dua bagian yaitu pembunuhan sengaja (dolus)
yang terdapat dalam pasal 338 KUHP dan pembunuhan kesalahan (culpa) yang terdapat
dalam pasal 359 KUHP.4 Dalam KUHP pembunuhan sengaja dihukum pidana penjara
selama-lamanya lima belas tahun dan pembunuhan kesalahan dihukum pidana penjara
selama-lamanya lima tahun atau kurungan selama-lamanya satu tahun.5
Dalam masalah pembunuhan Ibnu Hazm mendefinisikan bahwa pembunuhan adalah
suatu perbuatan yang menghilangkan nyawa seseorang, baik dengan sengaja ataupun salah,
yang dilakukan oleh wanita atau laki-laki, Muslim ataupun non-Muslim. Dengan demikian
Ibnu Hazm membagi pembunuhan hanya ke dalam dua macam yaitu, Pembunuhan Sengaja
dan Pembunuhan Salah.6
Mengenai macam-macam pembunuhan yang diutarakan oleh Ibnu Hazm dan
Mahmud Syaltut didukung oleh sebagian fuqaha yang mengatakan bahwa pembunuhan itu
hanya terbagi kedalam dua macam yaitu, pembunuhan sengaja dan pembunuhan salah.
Pembunuhan sengaja menurut mereka adalah perbuatan dengan maksud menganiaya dan
mengakibatkan hilangnya nyawa orang lain, baik menganiaya itu dimaksudkan untuk

3
2A. Djazuli, 1997, Fiqh Jinayah; Upaya Menanggulangi Kejahatan dalam Islam, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, hlm. 151.
4
CST Kansil, 1989, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, hlm. 289
5
R. Soesilo, 1996, KUHP Serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal demi Pasal, Politeia, Bogor, hlm. 240
dan 248
6
Ibnu Hazm, tt, al-Muhalla, Darr al-Fikr, Beirut, hlm. 343

2
membunuh atau tidak. Adapun yang dimaksud pembunuhan salah adalah suatu perbuatan
yang mengakibatkan kematian yang tidak disertai niat penganiayaan. Lebih lanjut pendapat
ini didukung oleh mazhab maliki yang menyatakan bahwa pembunuhan itu hanya terbagi
kedalam dua bagian, adapun dasar acuan pendapat ini adalah disandarkan pada ayat al-
Qur'an Surat an-Nisa': 92-93, bahwa dalam ayat tersebut hanya menjelaskan dua
pembunuhan saja tidak lebih.7
Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis merasa tertarik untuk mengkaji tentang
Pidana mati dalam Perspektif Hukum Pidana Islam yang dikemas dalam judul “ANALISIS
HUKUMAN MATI TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN
SOPIR TAKSI ONLINE DI PALEMBANG DALAM PERSPEKTIF HUKUM
PIDANA ISLAM”

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang disebutkan sebelumnya maka pokok permasalahan dari
Proposal Skripsi ini yaitu, Dari pokok masalah tersebut diperoleh sub permasalahan antara
lain sebagai berikut:
1. Bagaimana Eksistensi Hukuman mati dan Penjatuhannya dalam Islam?
2. Bagaimana penerapan hukuman mati terhadap pelaku pembunuhan sopir taksi online
berdasarkan Hukum Islam terkait undang-undang Hak Asasi Manusia?

C. TUJUAN PENULISAN
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab rumusan masalah
yang dipaparkan di atas, yaitu sebagai berikut :
1. Untuk memahami Eksistensi Hukuman mati dan cara Penjatuhan Hukuman mati dalam Islam
2. Untuk mengetahui penerapan hukuman mati terhadap pelaku pembunuhan sopir taksi online
berdasarkan Hukum Islam terkait Undang-Undang Hak Asasi Manusia

D. PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian terdahulu bertujuan untuk mendapatkan bahan perbandingan dan acuan. Maka
dalam kajian ini peneliti mencantumkan hasil-hasil penelitian terdahulu sebagai berikut:

7
Abdul Qadir Audah, tt, At-Tasyri' al-Jinâ'î al-Islâmî; Muqâran bi al-Qânûn al-Wad'î, Maktabah Dâr al-Kâtib
al-Arabî, Beirut, hlm. 7.

3
Nama Peneliti Persamaan Penelitian Perbedaan Penelitian
Muchammad Imamudin Dalam penelitian ini Selain itu terdapat perbedaan
(2018) terdapat kesamaan antara penelitian Peneliti
“Hukuman Mati ialah: Muchammad Imammudin
Terhadap Tindak 1. Objek yang diteliti dengan peneliti sendiri yaitu:
Pidana Pembunuhan tentang Hukuman 1. Penelitian ini menggunakan
Dalam Perspektif mati terhadap perspektif Hukum Pidana
Hukum Pidana Islam pelaku Tindak Islam dan Hukum Positif,
Dan Hukum Pidana Pidana sedangkan Penelitian sendiri
Positif” Pembunuhan. hanya menggunakan
2. Metode yang perspektif hukum pidana
digunakan dalam islam saja.
penelitian ialah 2. Isi penelitian ini tentang
penelitian ketentuan hukuman mati
kepustakaan terhadap tindak pidana
(library research), pembunuhan dalam
yaitu penelitian perspektif hukum pidana
yang menggunakan Islam dan hukum pidana
fasilitas pustaka positif Indonesi, dan
untuk perbadingan antara hukum
mengumpulkan pidana Islam dan hukum
infotmasi dan data pidana positif mengenai
dengan bantuan hukuman mati dalam tindak
berbagai macam pidana pembunuhan.
materi yang ada Sedangkan isi penelitian
diperpustakaan sendiri yaitu tentang
seperti buku, kitab Eksistensi Hukuman mati
atau majalah. dan Penjatuhannya dalam
Islam, serta Penerapan
Hukuman mati terhadap
pelaku pembunuhan sopir
taksi online berdasarkan

4
Hukum Islam terkait undang-
undang Hak Asasi Manusia
Ayusriadi, Abdul Dalam penelitian ini Selain itu terdapat perbedaan
Razak, Muh. Arfin terdapat kesamaan antara penelitian Peneliti
Hamid (2018) ialah: Muchammad Imammudin
“Perspektif Hukum 1. Metode yang dengan peneliti sendiri yaitu:
Islam Terhadap digunakan dalam 1. Isi penelitisn ini menjelaskan
Hukuman Mati penelitian ialah tentang Pandangan terhadap
Berdasarkan Undang- penelitian Hukuman Mati menurut
Undang Terkait Hak kepustakaan Hukum Islam berdasarkan
Asasi Manusia Di (library research), undang-undang terkait hak
Indonesia” yaitu penelitian asasi manusia dalam hukum
yang positif yang berlaku di
menggunakan Indonesia. Sedangkan isi
fasilitas pustaka penelitian sendiri tentang
untuk Eksistensi Hukuman mati
mengumpulkan dan Penjatuhannya dalam
infotmasi dan data Islam, serta Penerapan
dengan bantuan Hukuman mati terhadap
berbagai macam pelaku pembunuhan sopir
materi yang ada taksi online berdasarkan
diperpustakaan Hukum Islam terkait undang-
seperti buku, undang Hak Asasi Manusia
kitab atau majalah
.
E. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian normatif, yaitu Penelitian perpustakaan
yang mengkai studi dokumen menggunakan berbagai data sekunder seperti Peraturan
Perundang-undangan, Keputusan Pengadilan, Teori hukum, dan berupa pendapat para
sarjana. Penelitian normatif bisa disebut juga dengan penelitian hukum doktrinal yaitu
penelitian dengan cara meneliti bahan pustaka yang merupakan data sekunder dan disebut
juga penelitian hukum kepustakaan. Data sekunder adalah buku-buku dan tulisan-tulisan
ilmiah hukum yang terkait dengan objek penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai