Anda di halaman 1dari 5

Judul : Pengantar Perpajakan

Penulis : Jamaluddin M.SE,M.Si


Penerbit : Alauddin University Press
Tebal : 274 Halaman
Tahun Terbit : 2011

ISBN : 978-602-237-061-1

PAJAK PENGHASILAN PASAL 24

Tim penulis Book Review

Nilawati, Ledi Elsa Gita Bualemo, Fadlia IndaSari

nilaawati02@gmail.com, elsagreesa@gmail.com

fadliaindasari145@gmail.com

Mentoring Of Book Review

Pengantar Perpajakan Akuntansi

Dosen Pembimbing:

Faidul Adzim Musa, SE,M.Si

Email:

faidul.adzim@unismuh.ac.id

Program Studi Akuntansi

Universitas Muhammadiyah Makassar


PENDAHULUAN

Pada sub bab 7 membahas tentang Pajak Pasal 24 merupakan salah satu aspek yang
signifikan dalam sistem perpajakan di Indonesia. Pasal ini mengatur tentang
pemotongan pajak penghasilan (PPh) yang dilakukan oleh pihak pemberi penghasilan
pada saat pembayaran kepada penerima penghasilan. Dalam konteks ini, penerima
penghasilan adalah wajib pajak yang menerima pembayaran atas berbagai jenis
penghasilan, seperti gaji, honor, atau pembayaran atas jasa tertentu.
Pasal 24 Peraturan Pajak Penghasilan (PPh) mengatur mengenai besaran tarif pajak
yang harus dipotong oleh pemberi penghasilan pada saat pembayaran kepada penerima
penghasilan. Pajak ini bersifat final, yang berarti bahwa setelah pemotongan dilakukan,
penerima penghasilan tidak lagi wajib membayar pajak tambahan pada saat pelaporan
pajak tahunan.
Penting untuk dicatat bahwa tarif pajak Pasal 24 bervariasi tergantung pada jenis
penghasilan yang diterima. Sebagai contoh, tarif pajak yang dikenakan pada penghasilan
berupa gaji atau upah dapat berbeda dengan tarif pajak untuk penghasilan berupa
honorarium atau pembayaran jasa lainnya.
Tujuan dari penerapan Pajak Pasal 24 adalah untuk meningkatkan penerimaan negara
dan memudahkan administrasi perpajakan dengan cara memotong pajak langsung dari
sumbernya. Selain itu, hal ini juga dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak karena
pembayaran yang diterima sudah dalam bentuk netto setelah pemotongan pajak.

A. PERMOHONAN KREDIT PAJAK LUAR NEGERI

Pada sub bab ini membahas tentang Pelaksanaan pengkreditan pajak luar negeri,
Wajib Pajak wajib menyampaikan permohonan kepada Direktur Jenderal Pajak dengan
melampirkan: Laporan keuangan dari penghasilan yang berasal dari luar negeri;
Fotokopi Surat Pemberitahuan Pajak (Tax Return) yang disampaikan di luar Negeri dan;
Dokumen pembayaran pajak di luar negeri.

Tanggapan hasil review : Pada bagian materi Permohonan Kredit Pajak Luar Negeri
belum dijelaskan secara terperinci tentang bagaimana mekanisme pengkereditan pajak
luar negeri dan ada sedikit kesalahan penulisan. Pada materi ini penyajiannya cukup padat
dan jelas.
B. PERLAKUAN PERPAJAKAN DAN PENENTUAN SUMBER PENGHASILAN

Pada sub bab ini membahas tentang Pajak Penghasilan yang dibayar atau terutang di
luar negeri yang dapat dikreditkan 1 pajak, yang terutang di Indonesia hanya pajak yang
langsung dikenakan atas apa yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak. Agar dapat
memberikan perlakuan pemajakan yang sama antara diterima atau diperoleh dari luar
negeri dan penghasilan yang diterima atau diperoleh di Indonesia, maka besarnya pajak
yang dibayar atau terutang di luar negeri terhadap pajak yang terutang di Indonesia
tetapi tidak boleh melebihi besarnya pajak yang dihitung berdasarkan undang-undang
Pajak Penghasilan. Cara penghitungan besarnya pajak yang dapat dikreditkan
selanjutnya ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Dalam menghitung batas jumlah yang
boleh dikreditkan dapat ditentukan oleh beberapa sumber penghasilan.

Tanggapan hasil review : Pada bagian materi Perlakuan Perpajakan dan Penentuan
Sumber Penghasilan Sudah cukup jelas tentang bagaimana penentuan sumber
penghasilan bagi wajib pajak. Namun masih terdapat kesalahan penulisan.

C. PENGGABUNGAN PENGHASILAN

Pada sub bab ini tentang Menghitung Pajak Penghasilan yang terutang atas seluruh
penghasilan yar atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri, baik dari dalam negeri
maupun dari luar maka seluruh penghasilan Wajib Pajak tersebut digabungkan. Apabila
dalam Penghasilan Kena Pajak ternyata terdapat penghasilan yang berasal dari luar
negeri, maka penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri atas penghasilan
dapat dikreditkan terhadap Pajak Penghasilan yang terutang di Indonesia. Pengkreditan
pajak tersebut dilakukan dalam tahun pajak digabungkannya dari luar negeri dengan
penghasilan di Indonesia.

Tanggapan hasil review : Pada bagian materi ini sudah sangat jelas bagaimana cara
penggabungan penghasilan wajib pajak dan cara perhitungan kredit pajak luar negeri.

D. PERUBAHAN BESARNYA PENGHASILAN LUAR NEGERI

Pada sub bab ini tentang Perubahan besarnya penghasilan yang berasal dari luar
negeri, Wajib Pajak harus melakukan pembetulan Surat Pemberitahuan Tahunan untuk
tahun pajak yang bersangkutan dengan melampirkan dokumen yang berkenaan dengan
perubahan tersebut. Apabila akibat pembetulan tersebut terjadi koreksi fiskal di luar
negeri yang menyebabkan adanya tambahan penghasilan yang mengakibatkan pajak atas
penghasilan yang terutang di luar negeri lebih besar daripada yang dilaporkan dalam
Surat Pemberitahuan Tahunan, sehingga pajak di luar negeri kurang dibayar, maka
terdapat kemungkinan Pajak Penghasilan di Indonesia juga kurang dibayar. Sepanjang
koreksi fiskal di luar negeri tersebut dilaporkan sendiri oleh Wajib Pajak melalui
pembetulan Surat Pemberitahuan Tahunan, maka atas kekurangan tersebut tidak
dikenakan bunga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) Undang-Undang Nomor
28 Tahun 2007 tentang KUP.

Tanggapan hasil review : Pada bagian materi ini sudah cukup jelas tentang
bagaimana cara perubahan besarnya penghasilan yang berasal dari luar negeri, dengan
melakukan pembetulan surat spt tahunan dan koreksi fiscal.

KESAN PENULIS

Kesan kami terhadap buku ini adalah buku ini memiliki banyak informasi tetang
perpajakan yang dapat menambah wawasan bagi kami dalam mempelajari mata kuliah
perpajakan. Namun kekurangan dari buku ini adalah masih terdapat banyak kesalahan
peletakan penulisan pada setiap sub babnya dan untuk setiap halaman kurang beraturan
tidak tersusun dengan nomor halaman yang seharusnya . Jadi kami sebagai pembaca
kesulitan dalam memahami.

PENUTUP

Pajak penghasilan pasal 24 atau kredit pajak luar negeri Merupakan pajak yang sudah
dibayarkan diluar negeri dan dapat dikreditkan atau dikurangkan dengan pengahasilan yang
ada dalam negeri sehingga menghindari wajib pajak dari pengenaan pajak berganda. Maka
dari itu, para wajib pajak dalam negeri yang memiliki penghasilan selai didalam negeri
hendaknya dapat melaporkan penghasilan mereka yang memiliki penghasilan mereka diluar
negeri tersebut agar dapat dikurangi penghasilan didalam negeri sehingga mengurangi beban
pajak dari wajib pajak itu sendiri.
Tujuan dari penerapan Pajak Pasal 24 adalah untuk meningkatkan penerimaan negara
dan memudahkan administrasi perpajakan dengan cara memotong pajak langsung dari
sumbernya. Selain itu, hal ini juga dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak karena
pembayaran yang diterima sudah dalam bentuk netto setelah pemotongan pajak.

Penting bagi para pemangku kepentingan, baik pemberi penghasilan maupun penerima
penghasilan, untuk memahami ketentuan Pajak Pasal 24 guna memastikan kepatuhan
terhadap peraturan perpajakan dan mengoptimalkan pengelolaan keuangan secara efisien.
Dengan pemahaman yang baik, pihak-pihak terkait dapat menghindari potensi sanksi dan
menjaga keberlanjutan aktivitas ekonomi yang berjalan sesuai dengan ketentuan hukum
perpajakan yang berlaku.

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai