Anda di halaman 1dari 309

Lifting Gear inspection

1
Personal Data

2
Agenda Training

Pendahuluan
Perkenalan
➢ Agenda Training
➢ Safety,Emergency & fasilitas umum
➢ Latar belakang
➢ Tujuan Pelatihan
➢ Ruang Lingkup
➢ Pre test
•Materi Training
➢ Jenis-jenis Lifting Gear.
➢ Pewarnaan & Tabel kapasitas Lifting Gear.
➢ Pemeriksaan & kerusakan Lifting gear
➢ Penggunaan Lifting Gear.
➢ Kalkulasi Lifting Gear.
•Penutup
•Assesment
➢ WAC / PAC

3
Safety, Emergency & Fasilitas Umum

4
Latar Belakang

❖ Peralatan angkat (lifting gear equipment) memiliki peranan


penting dalam suatu industri atau fasilitas produksi. Utilisasi
peralatan angkat yang tinggi dengan beban variatif menuntut
kesiapan dan kehandalan alat setiap waktu.

❖ Di sisi lain, utilisasi yang tinggi meningkatkan risiko, karena


meningkatkan tingkat keausan, keretakan, dan fraktur pada
struktur peralatan. Keausan dan keretakan bisa berakibat fatal
yang berujung pada kecelakaan yang mengancam keselamatan
pekerja, kerusakan peralatan produksi dan operasi, serta
kerusakan lingkungan sekitarnya.

❖ Hasil dari pemeriksaan di beberapa project di temukan sejumlah


kerusakan lifting gear dikarenakan kurang pengetahuan / peduli
oleh employed terhadap penggunaan,perawatan dan
pemeriksaan lifting gear yang benar.

5
Tujuan Pelatihan

❖ Mampu memahami penggunaan lifting gear dengan


benar.
❖ Mampu memahami tabel kapasitas liftng gear.
❖ Dapat bekerja secara aman dan produkti guna
mencapai hasil yang maksimal. Mampu
mengidentifikasi jenis-jenis kerusakan yang terdapat
pada Alat Bantu Angkat atau Lifting Gear dan
memahami batasan-batasan yang mengharuskan
Alat Bantu Angkat tidak boleh dipergunakan lagi
untuk mengangkat beban

6
Target Pelatihan / taining

• Mengetahui Peraturan Pemerintah


• Mengetahui/mengenal Jenis-jenis sling
• Mengetahui cara penggunaan dan pemeriksaan sling
• Mengenal berbagai macam metode pengikatan
• Dapat melakukan pemeriksaan sebelum dan sesudah
operasional
• Mengenal dan memahami dasar lifting operation
• Dapat bekerja dengan aman dan produktif
• Mampu mengidentifikasi dan menangani bahaya

7
Aturan Pelatiahan

Penggunaan HP / Silent
Berperan aktif dalam diskusi;
Bebas berbagi pengalaman;
Batasi diskusi hanya pada
topik bahasan saja
Semangat dan hadir tepat
waktu

8
Pre
Test
By E-PETA

9
Mengenal Jenis Lifting Gear

10
11
Periodic kode warna

12
Periodic kode warna berupa Cable Tie

13
❖Tali Kawat Baja / Wire Rope
Pengenalan tali kawat baja

➢ Tali Kawat Baja / Wire Rope adalah tali


yang terbuat dari bahan baja yang mana
kedua ujungnya belum dibentuk dan belum
terpasang pada suatu peralatan.

Wire rope
➢ Sling Tali Kawat Baja / Wire Rope Sling
adalah tali yang terbuat dari bahan baja yang
mana kedua ujungnya telah dibentuk (mata
atau tambahan peralatan lainnya) dan dapat
dipergunakan sebagai alat bantu angkat.

Wire rope sling

14
Komponen kawat baja/Wire Rope

15
Jenis Inti Tali Kawat Baja / Wire Rope Core
Bahan dan konstruksi core yang digunakan terbagi menjadi 3 jenis yaitu:

1). Inti Serat / Fiber Core (FB)


Inti dari kawat baja yang terbuat dari serat alam
atau serat sintetis.

16
2). Inti Kawat Baja / Strand Core (SSC)

Inti dari tali kawat baja yang berupa pilinan kawat baja
dan dimana konstruksi pilinannya sama dengan pilinan
pada kawat bagian luar (strand)

17
3). Independen Wire Rope Core

Inti pada tali kawat baja yang terbuat dari tali kawat baja
dengan dengan jumlah kawat dan kombinasinya sama persis
dengan untaian pada tali kawat baja pada bagian luar.

18
Inti baja lebih dipilih digunakan dari pada fiber core karena :

• Untuk meningkatkan kekuatan tali


• Dapat digunakan pada temperature Tinggi
• Performa penggunaan yang tinggi

Fungsi Utama Inti adalah untuk menyokong serat-serat /


strand sebelah luar dan mempertahankan bagian bundaraan
tali kawat.

19
Berdasarkan pola arah lay, terdapat 6 jenis kawat baja/wire rope yaitu:

1). Arah Pilinan Searah / Right Lang’s Lay ;

Arah pilinan kawat baja searah dengan arah pemintalan pilinan


pada untaian atau strand.
Pada jenis ini, baik strand maupun wire pada strand memilin ke arah kanan.

20
2) Arah Pilinan Berlawanan / Right Regular Lay

Arah pilinan kawat baja berlawanan arah dengan pemintalan pilinan


untaian atau strand.
Strand memilin ke arah kanan sementara wire pada strand memilin ke arah
sebaliknya yaitu ke arah kiri.

21
3) Arah Pilinan Berlawanan / Left Regular Lay

Arah pilinan kawat baja berlawanan arah dengan pemintalan


pilinan untaian atau strand.

Pada jenis ini, strand memilin ke arah kiri sementara wire pada
strand memilin ke arah sebaliknya yaitu ke arah kanan.

22
4) Multi Strand ;

arah pintalan kawat luar berlawanan arah dengan pintalan kawat


bagian dalam, untaian berlapis – lapis dengan ketentuan untaian
bagian luar berbeda jenis dengan untaian bagian dalam (selang seling),
dapat dimulai dengan jenis regular lay kemudian dilanjutkan dengan
jenis lang’s lay atau sebaliknya.

23
5) Alternate Lay ;
arah untaian di selang seling antara jenis regular lay dan lang’s lay
dengan ketentuan perbandingan 1:1

Arah Strand ;
✓ Right Hand Lang’s Lay
✓ Left Hand Lang’s Lay

6) Herringbone Lay atau Twin Strand ;


arah untaian di selang seling antara jenis regular lay dan lang’s lay
dengan ketentuan perbandingan 1:2

Arah Strand ;
✓ Right Hand Regular Lay
✓ Left Hand Regular Lay

24
Konstruksi Kawat Dalam Untaian / Strand

Basic construction

25
Konstruksi Kawat Dalam Untaian / Strand
Konstruksi kawat dalam strand dapat dibedakan Menjadi 4 jenis
1) Ordinary ;
diameter kawat pada strand sama besar

2 ) Seale ;
konstruksi kawat dalam strand dengan kombinasi antara kawat
besar dan kecil pada bagian luar dan dalam. Jika pada lapisan
bagian luar diameternya besar maka lapisan kedua/setelahnya
berdiameter lebih kecil dan lapisan selanjutnya berdiameter besar.

26
3) Warrington ;
konstruksi kawat dalam strand antara besar dan kecil secara selang
seling dalam lapisan bagian luar. Contoh ; 19 Warrington [1-6-(6+6)].

4) Filler ;
konstruksi kawat dalam strand dimana diantara kawat dengan
diameter yang lebih besar disisipkan kawat dengan diameter
lebih kecil (diantara baris satu dengan baris yang lain). contah ;
25 filler wire (1-6-6f-12) strand.

27
Kontruksi kawat baja/wire rope ditentukan oleh jumlah Strand, jumlah
kawat di dalam Strand dan jenis inti yang dimiliki

Contoh kontruksi wire rope: 6X36+IWRC

• 6 Mengindikasikan bahwa jumlah Strand dalam setiap wire rope

• 36 mengindikasikan jumlah kawat dalam setiap strand

• IWRC mengindikasikan bahwa kawat baja memiliki inti kawat/baja yang


berdiri sendiri.(Independent Wire Rope Core)

28
Sifat-sifat mekanis yang diinginkan oleh kawat baja/wire rope antara lain:

a. Kekuatan (strength)
Wire rope harus kuat dan mampu menjamin keamanan pemindahan
beban. Hal ini tergantung pada spesifikasi dan tingkat bahan
material baik untuk core maupun wire, diameter wire rope, banyaknya
wire dalam strand, dan jenis lay
b. Fleksibel dan Ketahanan terhadap beban penekukan
Wire rope harus mampu menekuk melintasi puli berdiameter kecil
tanpa terputusnya kawat akibat kelelahan beban terhadap penekukan.
Hal ini bergantung pada diameter kawat, jenis lay, proses
pembentukan strand menjadi wire rope.

c. Ketahanan terhadap abrasif


Wire rope harus tahan terhadap abrasi sewaktu melintasi alur-alur puli
akibat operasi tekanan besar atau kontak terhadap benda-benda diam.
Hal ini tergantung pada diameter kawat pada deretan terluar strand,
jenis lay, kandungan karbon dan mangan serta kualitas bahan maupun
perlakuan panas pada wire rope

29
d. Ketahanan terhadap perubahan bentuk

Wire rope harus tahan terhadap perubahan bentuk akibat beban


terlalu besar pada alur puli atau penggulungan wire rope pada
drum yang lebih dari satu lapisan. Hal ini tergantung pada jenis
core.

e. Ketahanan terhadap puntiran

Wire rope harus tahan terhadap puntiran agar tali tidak terbongkar
dari pilinannya dan beban tidak stabil. Hal ini tergantung pada
jenis lay dan jenis core.

f. Ketahanan terhadap korosi

Tali hari tahan terhadap korosi agar mampu mempertahankan masa


pakainya. Hal ini tergantung pada jenis bahan, pelapisan, dan
pelumasan.

30
1. Wire Rope Sling

31
32
Refer To ASME B30.9-Sling

33
34
Basic Inspection Criteria

1. Name plate / Identitas :


➢ Manufactur
➢ Diameter
➢ WLL/rated Capacity dengan berbagai jenis
ikatan dan variasi sudut yang dapat
dipergunakan
➢ Panjang wire rope sling
➢ Serial number

35
36
2. Colour coding valid

3. Komponen/Fisik

37
Komponen
a
1. Panjang wire rope Sling + a
2. Diameter
3. Master link
4. Thimble/Fiiting
5. Hook if equip

38
39
➢ Kawat Putus (Broken Wire / Wire Cuts)

Jumlah kawat putus pada saat melakukan


pemeriksaan pada tali kawat baja :

✓ Maximum 3 kawat putus pada satu strand /


untaian sepanjang satu kali lilitan.
✓ Maximum 6 kawat putus yang tersebar pada
semua untaian / strand sepanjang satu kali
lilitan.

40
PANJANG PILINAN

Jarak antara titik dimana sebuah strand muncul


kembali pada sepanjang bidang tali/strand yang sama.

Note :
Panjang pilinan tali = 6,5 x Diameter tali.

41
➢ Untuk Wire Rope Crane ( wire rope berjalan )
3 kawat putus dalam satu strand atau 6 kawat putus yang meyebar
pada semua strand sepanjang 1 lay atau maksimum keausan 1/3
dari diameter kawat terluar atau 10% keausan dari diameter awal
wire rope.

➢ Untuk Wire Rope OHC


4 kawat putus dalam satu strand atau 12 kawat putus yang
menyebar pada semua strand sepanjang 1 lay, maksimum keausan
1/3 dari diameter kawat terluar atau 10% keausan dari diameter
awal wire rope.

➢ Untuk Wire Rope Sling ( Lifting Gear )


5 kawat putus dalam satu strand atau 10 kawat putus yang
menyebar pada semua strand sepanjang 1 laymaksimum keausan
1/3 dari diameter kawat terluar atau 10% keausan dari diameter
awal wire rope.

42
➢ Keausan Pada Kawat Luar (Worn Out) & dalam

Batas maximum keausan pada kawat


bagian luar adalah maximum 1/3
(sepertiga) bagian dari diameter kawat
sebelah luar.

43
➢ Diameter Mengecil atau Berubah

44
Diameter ( Ø )

Benar Salah

45
➢ Tali Memanjang (Rope Stretch or Alongation)

✓ Maximum 6 ʺ (inci) setiap 100 feet untuk untaian/strand 6


✓ Maximum 9 ʺ sampai dengan 10 ʺ (inci) untuk setiap 100
feet untuk untaian / strand 8 (delapan).

46
➢ Perubahan Bentuk (Deformation)

47
48
49
50
Damaged Fitting/Thimble

51
Daftar Kekuatan Putus wire rope (Breaking Strength/breaking load)

52
Breaking Strength/breaking load

53
➢ Perawatan Wire rope sling
Syarat-syarat pencegahan terhadap
kerusakan pada tali kawat baja ;

✓ Pastikan bahwa semua tali kawat


baja telah memiliki sertifikat layak
pakai.
✓ Identitas harus jelas (panjang,
diameter, jenis, konstruksi, jenis
inti, arah untaian)
✓ Lakukan pemeriksaan secara
berkala sesuai standard yang
berlaku, baik dalam kondisi tidak
dipergunakan maupun pada
waktu akan dipergunakan.
✓ Lakukan pelumasan secara
berkala sesuai dengan prosedur
yang berlaku.

54
✓ Simpan pada landasan yang kering atau letakan di atas ganjal/fallet dan jauhkan dari
bahan kimia serta panas matahari dan hujan secara langsung.

✓ Mengurai tali dari gulungan dilakukan pada


landasan yang kering dan bersih serta
jangan ditarik atau diseret secara paksa.
✓ Hindari beban kejut (sock load) pada saat tali
dipergunakan.
✓ Pergunakan tali sesuai identitas dan
kekuatannya (SWL).

55
✓ Jangan menggulung tali dengan membuat angka delapan, tapi
lakukan penggulungan sesuai dengan prosedur atau gulung
pada gulungan tali yang tersedia.

56
➢ Petunjuk pemakaian wire rope

• Hindari tekukan

• Gunakan packing untuk melindungi tali dari tepi yang tajam.

• Suhu pemakaian tali merujuk ke OEM

• Diameter tali baja minimum adalah 8 milimeter.

• Gunakan wire rope yang memiliki pilinan biasa (Ordinary Lay)

57
• Jangan memasang wire rope sling yang
panjang loopnya kurang dari 3 X diameter
Hook atau tidak kurang dari 15 X Diameter
wire rope

58
59
2. Alloy Chain Sling

60
Jenis2 chain sling

61
62
63
64
Pemeriksaan Chain Sling

65
Pemeriksaan Rantai Angkat / Chain Sling
Langkah-langkah dalam melakukan pemeriksaan :

• Bersihkan rantai dengan cairan pemebersih.


• Letakkan rantai angkat atau chain sling pada permukaan yang bersih atau digantung.
• Perhatikan ada tidaknya perubahan bentuk atau pemanjangan pada komponen rantai
angkat atau chain sling, periksa 10 - 20 mata rantai, pemanjangan maximum yang
diperbolehkan adalah 3% dari panjang awal.

Efek Panas Terhadap Beban Kerja Aman (SWL / WLL) Pada Chain Sling

66
67
1. Name Plate/identitas
• Manufacture / Pabrik pembuatnya
• Diameter
• Kelas Bahan / Grade
• Panjang
• Rated Capacity
• Safety Factor
• Serial Number

68
Name Plate/Identitas

Pastikan ;

• Identitas Chain Sling


• Grade Chain
• Panjang Chain Sling
• WLL Chain Sling dengan berbagai jenis
ikatan dan variasi sudut yang dapat
dipergunakan.

69
70
71
2. Colour Coding

72
3. Komponent2

Komponen-komponen yang umumnya terdapat


pada Rantai Angkat / Chain Sling yang harus di
periksa :
1. Master Link
2. Hammer Lock
3. Chain / Rantai
4. Hook.
5. Shorterner

73
74
75
76
77
➢ Panjang Chain Sling ;

untuk melakukan pemeriksaan pada


panjang chain sling, lakukan pengukuran
dari sisi dalam dari master link bagian
atas sampai dengan sisi dalam dari hook
atau attachment lainnya atau
pengukuran dari arah sebaliknya.

78
Pemanjangan pada rantai terjadi karena di akibatkan overload atau
terjadi beban kejut.

• Jika panjang rantai sling kurang dari 2 meter max pemanjangan yang
diijinkan 5 mm/m

• Jika lebih dari 2 meter maksimum 10 mm/m

• 5% dari Panjang Semula/mata rantai (Permen no.8 Thn. 2020)

79
➢ Hammer Lock ;

Pada pemeriksaan Hammer Lock, beberapa


bagian yang harus diperiksa ;

a. Indentitas Hammer Lock:Grade & Diameter


Chain yang harus dipasang pada hammer
lock.

b. Pin & Lock Pin Hammer Lock:


Periksa keausan dan fungsi.

c. Lebar Hammer Lock

e. Panjang Hammer Lock

f. Diameter Hammer Lock:


batas maximum keausan 10% dari diameter
awal / aslinya.

80
Finish: Black
WLL (Working Load Limit): 6700 kgs
A: 16.3mm
B: 87.4mm
C: 81.8mm
D: 36.6mm
E: 27.7mm
F: 23.9mm

81
82
➢ Periksa master link

83
84
➢ Periksa grab hook

85
➢ Chain / Mata Rantai

Pada saat melakukan pemeriksaan pada chain, ada


beberapa yang perlu diperhatikan ;

a. Diamater Chain: batas maximum pengurangan pada


chain adalah 10% dari diameter awal atau aslinya.
b. Panjang Chain: batas maximum pemanjangan tidak
boleh lebih dari 5% dari panjang awal chain.
c. Lebar Chain ; periksa lebar chain.
d. Grade Chain Min 80

86
Kerusakan – Kerusakan Pada Chain Sling
• Keausan, Karat dan Tersayat

Keausan max 10%

87
88
• Pemanjangan Rantai

89
• Perubahan Bentuk ( Bengkok, terpelintir )

• Retak (Crack), Cuil (Chips) dan Tersayat (Cuts).

90
91
92
93
MAXIMUM CLEARANCE HOOK LATCH
SIZE MAX.A MAX.B

94
Tabel Kapasitas Chain Sling

95
Breaking Load

96
97
Petunjuk pemakaian Chain Sling

• Patuhi WLL pada label rantai.


• Diameter minimum rantai 6mm untuk pengangkatan.
• Minimum grade 80
• Jika memiliki grade diatas 80 maka WLL harus merujuk pada pabrik
pembuatnya.
• Jika grade rantai atau komponent yang lainnya (hook,hammer
lock,dll)memiliki WLL yang berbeda maka harus menggunakan WLL
yang terkecil.
• Jangan menjatuhkan rantai dari ketinggian.
• Jangan menggulung rantai untuk memperpendek rantai.
• Jangan menyambung rantai dengan las atau dengan baut
• Pakailah lapisan pengisi untuk pelindung pada waktu mengangkat
benda dengan tepi / sudut tajam.

98
99
Contoh penggunaan chain sling
Penggunaan chain sling dengan benar dan tepat akan menghindarkan kerusakan pada
chain sling dan juga meminimalkan kecelakaan yang diakibatkan kesalahan pemakaian.

100
101
102
Kerusakan Chain

103
3. Synthetic Webbing Sling

Synthetic Webbing Sling adalah salah satu alat bantu angkat yang terbuat dari serat
alam, yang dibedakan menjadi :

1. Nylon : jenis tali tambang sintetis yang memiliki kekuatan paling kuat
dengan kekuatan tarik yang tinggi dan mampu menahan beban
kejut dengan baik. Nylon juga tahan terhadap alkali, tetapi
akan kehilangan kekuatan 10 % apabila dalam kondisi basah.

2. Polyester : polyester memiliki bahan yang halus dan memiliki kekuatan


yang tinggi serta tahan terhadap asam. Bahan ini tidak menyerap
air jadi tidak mengurangi kekuatan dalam keadaan basah.

3. Polypropylene : bahan jenis ini sangat baik dipergunakan dalam industry


kelautan dan industry berat. Bahan jenis ini tahan terhadap alkali
dan juga asam.

104
Jenis-jenis webbing sling

Type I (Triangle Fitting – Choker


Fitting) Type II (Triangle – Triangle)

Type IV (Eye & Eye With Twisted Eyes)


Type III (Eye & Eye With Flat
Eyes)

Type V (Endless Type); Type VI (Return Eye)

105
106
107
Pewarnaan & Tabel kapasitas Sling

108
109
110
Pemeriksaan & kerusakan webbing sling
Identitas Synthetic Webbing Sling
Identitas yang terdapat pada webbing sling ;

• Manufacture / Pabrik pembuat


• Serial Number / Nomor Seri
• Beban Kerja Aman (WLL)
• Length / Panjang
• Material
• Safety Factor
• Load Rating (Per Type Hitch)

111
112
113
114
115
116
• Heat Damage • Abrasion

• Cuts • Acid Damage

• Broken or Worn Stitches • Puncture or Snags

117
118
Penggunaan

119
• Metode Pengikatan & Kapasitasnya

A B C

120
121
Penggunaan Webbing Sling

122
123
Penyimpanan

124
❖ Shackle
Shackle adalah salah satu jenis dari alat bantu angkat yang fungsi utamanya
sebagai pengikat atau menyambung antara sling dengan lifting point ataupun
penghubung antara sling dengan hook pada crane.

Ada beberapa hal yang harus diketahui dan dilakukan sebelum menggunakan
atau pada saat melakukan pemeriksaan terhadap identitas dari shackle ;

• Trademark of Manufacture / Pabrik Pembuat


• Rated Load / WLL
• Diameter

Jenis – Jenis Shackle


1. Shackle Bow ;
shackle yang fungsi utamanya untuk pengikatan
(anchor), terutama pengikatan pada pekerjaan
pengangkatan (lifting).

125
2. Shackle DEE :
shackle yang penggunaan hanya diperuntukan
untuk satu(single) sling dan pada umumnya
shackle jenis ini banyak dipergunakan pada
chain.

Jenis – Jenis PIN Shackle ( Ada 3 jenis )

• Screw Pin ; jenis pin yang pada salah satu ujung


terdapat thread dan pada salah satu sisi dari lubang pin
pada Bow juga terdapat thread yang berfungsi untuk
mengikat shackle.

• Bolt-Type Pin ; jenis pin pada shackle yang


dilengkapi dengan nut dan cotter pin yang
berfungsi sebagai pengunci dari pin.

126
• Round Pin ; jenis pin pada shackle yang
hanya dilengkapi dengan cotter pin yang
berfungsi sebagai pengunci untuk pin.

Identitas Shackle
Setiap peralatan bantu angkat (lifting gears) termasuk juga dengan shackle,
harus memiliki identitas yang jelas, yang meliputi ;

1. Manufacture / Trade Mark


2. Diameter ( Ø )
3. WLL / Working Load Limit
4. Sudut ; sudut pada shackle menandakan
apabila shackle dipergunakan untuk
menggantung dua sling, maka sudut yang
terbentuk tidak boleh melebih apa yang tertera
pada body shackle

127
Pemeriksaan terhadap kondisi fisik shackle

1. Diameter Shackle / Bow ; batas maximum


pengurangan diameter shackle adalah 10% dari
diameter awal atau aslinya.

2. Diameter Pin ; sama dengan diameter


shackle, untuk diameter pin batas maximum
pengurangan juga 10% dari diameter
awal/aslinya.

3. Lebar diantara lubang bow ; jika terjadi


pelebaran dan posisi pin tidak presisi pada saat
dipasang, maka shackle tidak dapat
dipergunakan lagi.

4. Panjang Shackle ; jika terjadi pemanjangan


pada shackle, maka shackle tidak boleh dipakai
untuk pekerjaan pengangkatan.

128
129
130
131
132
Pengurangan Kapasitas Shackle

Penggunaan shackle pada sudut tertentu dapat mengurangi kapasitas dari


shackle.

133
Penggunaan Shackle

134
135
136
137
138
139
140
Jenis – Jenis Kerusakan Shackle

Ada beberapa jenis kerusakan yang mengharuskan shackle tidak boleh dipergunakan
lagi karena adanya kerusakan pada strukturnya.

Jenis-jenis kerusakan yang umumnya terdapat pada shackle ;


• Identitas shackle tidak dapat terbaca dengan jelas atau hilang, seperti;manufacture,
diameter dan WLL.
• Adanya indikasi kerusakan akibat panas dan percikan dari pengelasan.
• Terdapat korosi
• Bend, Twisted, Distorted, Stretched, Elongated, Cracked atau Broken Load-Bearing
Component.
• Nick atau Gouges (goresan) yang berlebihan.
• Pengurangan diameter, batas maximu pengurangan diameter 10% dari diameter
awal atau aslinya pada pin maupun pada bow.
• Posisi pin sudah tidak pas atau tepat pada bow shackle.
• Adanya kerusakan pada thread.
• Adanya bekas pengelasan.
• Pin shackle diganti dengan material lain.

141
Jenis – Jenis Kerusakan Shackle

142
143
Penyimpanan dan Perawatan

Dalam upaya menjaga agar shackle dapat bertahan lebih lama, maka diperlukan
penanganan yang tepat.

• Bersihkan shackle dari kotoran yang menempel dan tempatkan shackle pada
tempat yang kering.
• Hindarkan shackle pada saat penyimpanan dari kemungkinan-kemungkinan
terkena bahan kimia aktif yang dapat merusak komponen / struktur dari
shackle (acid, fumes atau caustic / larutan asam, soda api)
• Hindarkan shackle dari temperature yang terlalu panas atau extreme.

144
Tabel kapasitas shackles

145
❖ HOOK
Jenis - Jenis Hook

146
Identitas Hook

1. Manufacture / Trade Mark


2. WLL / Working Load Limit
3. Grade
4. Diameter Chain
5. Product ID
6. Safety Latch

147
148
149
Inspeksi Hook :

• Periksa terhadap keausan dan keretakan atau bengkok


• Periksa terhadap kerenggangan pada bukaan hook Max
5%. (Permen No 8 tahun 2020)
• Asme B30.10-2019 bukaan hook 5%.
• Keausan tidak melebihi 10% (Asme B30.10-2019) dari
diameter asalnya. Jangan menambal atau menambahkan
las pada bagian yang mengalami keausan.Inspeksi Hook
Check wear & deformation

150
151
152
153
154
155
156
157
158
Penggunaan Hook

Pada penggunaan hook, ada beberapa hal yang penting untuk diperhatikan dalam
upaya menjaga keamanan daripada hook itu sendiri,

• Jangan mengangkat beban melebihi kapasitas angkat maximum dari hook.


• Hindari terjadinya beban kejut pada saat pengangkatan.
• Beban harus benar-benar terpusat ditengah-tengah dari hook untuk
mendapatkan beban angkat maximum hook.
• Pastikan semua hook memiliki safty latch dan berfungsi dengan baik, dan jika
jenis hook self locking, maka sebelum beban diangkat pastikan sudah benar-
benar mengunci latchnya.
• Jangan menumpuk sling terlalu banyak pada hook.

159
160
161
Efisiensi Pemakaian Hook

162
Kerusakan – Kerusakan Hook

163
Eye Bolt

164
Eyebolt dibedakan menjadi dua ( 2 ) ;

• Unshouldered Eyebolt / Plain Pattern


Eyebolt yang hanya boleh dipergunakan pada
pengangkatan tegak lurus / vertical saja.
.

• Shouldered Eyebolt / Shoulder Pattern /


Straight
Eyebolt yang penggunaannya bisa dipakai untuk
mengangkat beban dengan membentuk sudut
pada arah samping dari eyebolt. maximum 90º
dari arah tegak lurus/vertical

165
Pemeriksaan Eyebolt

Eyebolt merupakan salah satu dari alat bantu angkat yang penempatannya secara
permanen pada sebuah lubang (hole) di beban atau barang yang akan
dipindahkan / diangkat

1. Manufacture / Trade Mark

2. Size & Rated Load, Grade ; ukuran


diameter ring eyebolt, jumlah thread dan
kapasitas angkat maximum dari eyebolt.

166
3. Diameter:
batas maximum pengurangan
diameter pada pada eyebolt 10% dari
diameter aslinya.

4. Thread:
kondisi thread terhadap kemungkinan
terjadi kerusakan dan adanya perubahan
structur, seperti Bend, Twisted,Crack,
Indicator Heat Damage.

5. Lebar Ring/Shank:
Wear, Twisted, Bend, Crack, Distorted.

6. Panjang Eyebolt:
Distorted Shank, Alongation.

167
168
Penggunaan Eyebolt

169
170
171
172
173
174
175
176
Tabel Dimensi & Kapasitas Eyebolt ( Chicago )

177
178
179
180
Kerusakan

• Identitas eyebolt tidak dapat terbaca dengan jelas atau


hilang.
• Ada indikasi adanya bekas pengelasan atau panas yang
berlebihan.
• Bend, Twisted, Distorted, Stretched, Elongated, Cracked,
Corrotion.
• Wear / pengurangan diameter, batas maximum
penguranngan diameter pada komponen adalah 10% dari
diameter awal atau aslinya.
• Adanya kerusakan atau keausan pada thread.
• Adanya bekas modifikasi pada eyebolt.

181
182
❖ HOIST RING

183
184
Identitas Hoist Ring

Identitas yang terdapat pada hoist ring ;


1. Manufacture / Trade Mark
2. Rated Load / Working Load Limit (WLL)
3. Torque Value / batas max kekencangan baut

185
Bagian2

186
Pemeriksaan bagian & kondisi fisik

1. Diameter Shank / Ring ; batas maximum


keausan pada shank / ring adalah 10% dari
diameter aslinya.
2. Swivel ; lakukan pemeriksaan terhadap fungsi
swivel terhadap gerakan memutar (360°).
3. Shoulder Pin ; lakukan pemeriksaan terhadap
gerakan memutar 180°.
4. Bushing ; periksa kondisi bushing terhadap
kemungkinan terjadinya perbubahan pada
struktur dan fungsi.
5. Washer
6. Thread ; periksa kondisi thread dari
kerusakan pada thread, Bend, Wear Twisted
dan kemungkinan baut diganti dengan material
lain

187
188
Penggunaan Hoist Ring

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat pemakaian hoist ring ;
• Penggunaan hoist ring yang efektif pada lubang (hole) yang ada threadnya
adalah panjang thread 1 ½ kali diameter dari thread.
• Jika hoist ring dipergunakan pada lubang (hole) yang tidak ada threadnya dan
lebih pendek daripada panjang thread, maka pergunakan washer dan nut yang
direkomdasikan oleh manufacture.
• Jika hoist ring menggunakan washer, pastikan tidak ada jarak antara bagian atas
beban dengan bushing flange.
• Pengikatan atau mengencangkan hoist ring harus sesuai dengan petunjuk dari
manufacture.
• Washer tidak boleh dipasang diantara bushing flange dengan bagian atas dari
beban / barang yang diangkat.
• Swivel harus bergerak bebas dan bail atau ring tidak boleh bersentuhan dengan
beban pada saat pengangkatan.
• Pastikan hoist ring memiliki identitas yang jelas, dan pada saat dipergunakan
untuk pengangkatan tidak boleh melebihi kapasitasnya.
• Hindari terjadinya beban kejut pada saat pengangkatan beban.
• Hoist ring yang sudah dimodifikasi tidak boleh dipergunakan.

189
190
Salah pemakaian

Kerusakan - Kerusakan Hoist Ring

191
❖ PLATE CLAMP

Note :
Sebelum menggunakannya perlu untuk menentukan metode
yang lain yang lebih aman selain menggunakan clamp plate

192
Inspeksi Plate Clamp :

• Periksa permukaan jaw (gigi) terhadap


keausan dan kerusakan.
• Periksa gerakan bebas dari jaw
(gigi)dari plate clamp.
• Periksa lock spring apakah berfungsi
efektif.
• Periksa kondisi badan plate clamp
terhadap keausan, kerusakan atau
distorsi.
• Periksa kondisi peralatan angkat dari
plate clamp.
• Plate clamp yang rusak atau tidak layak
pakai diberi tanda (out service tag).

193
194
Petunjuk pemakaian Plate Clamp :
✓ Lakukan pemeriksaan sebelum digunakan
✓ Pastikan clamp plate digunakan sesuai intruksi pabrik pembuat.
• Vertical lift
• Horizontal lift
• Universal Lift (Horizontal – 90° – 180°)
✓ Hanya ketebalan yang ditentukan oleh manufacture
✓ Hanya diijinkan mengakat satu plate saja
✓ Tidak diperkenankan memodifikasi clamp
✓ Sebaiknya beban yang diangkat 50% dari WLL (Sesuai OEM)
✓ Pastikan clamp dipasang dititik tengah berat barang
✓ Gunakan 2 clamp plate agar seimbang
✓ Gunakan spider beam jika sudut lebih 60°
✓ Pemakaian plate clamp hanya untuk pengangkatan jarak pendek.
✓ Hindari shock load/beban kejut.
✓ Jangan mengangkat dari sisi samping clamp

195
196
197
198
199
200
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN PADA SAAT BEKERJA
DENGAN CLAMP PLATE VERTICAL :

• Tidak diperkenankan berdiri disebelah plate yang tegak.(Jaga jarak jatuh)

• Tidak diperkenankan memegang plate yang diangkat vertical (Wajib tagline)

• Kondisi angin diperhitungkan pada saat mengangkat tinggi

• Tidak diperkenankan mengambil plate yang terjepit.(Tumpukan bagian bawah)

• Jangan meninggalkan dalam kondisi clamp terbebani (menggantung plate)

201
❖ CHAIN BLOCK

202
203
204
205
Inspeksi Chain block :

• Periksa rantai dan hook terhadap keausan, karat,


kerenggangan atau kerusakan.
• Periksa hook terhadap keausan,keretakan atau
kerenggangan.
• Periksa brake berfungsi dengan baik.
• Periksa rantai penarik
• Cover,frame bebas dari rusak
• Penahan rantai wajib terpasang

NOTED :

LAKUKAN PENGUJIAN STATIK DENGAN BEBAN


100% SETIAP TAHUN

206
PETUNJUK PEMAKAIAN CHAIN BLOCK :

• CHAIN BLOCK HANYA DIGUNAKAN UNTUK SATU ORANG.


• PASTIKAN PADA CHAIN BLOCK TERTERA KAPASITAS
ANGKAT (WLL).
• TIDAK DIPERKENANKAN MENGIKAT BENDA DENGAN
LANGSUNG DIJERAT ATAU DIGENDONG.
• PASTIKAN CHAIN JANGAN MENGALAMI
TWIST/TERPELINTIR
• PASTIKAN BEBAN YANG DIANGKAT VERTIKAL.(SESUAI
OEM INTRUCTION)
• TIDAK DIPERKENANKAN MENGGANTUNG BEBAN DALAM
WAKTU YANG PANJANG
• LUMASI BAGIAN RANTAI UNTUK MENGHINDARI KARAT.
• TIDAK DIPERKENANKAN MENYERET,MENJATUHKAN
DARI KETINGGIAN

207
208
❖ Lever Block

209
210
Inspeksi Lever block :

✓ Periksa kondisi lever block sesuai dengan intruksi


perawatan dari OEM
✓ Periksa fungsi kerja,pergerakan rantai lancar pada
sprocket.
✓ Periksa hook dapat berputar (swivel hook bekerja
dengan baik)
✓ Periksa bagian pengunci apakah berfungsi efektif.
✓ Periksa fungsi kerja free – fall tidak macet
✓ Periksa rantai terbebas dari grease dan oli
✓ Tidak diperkenankan memodifikasi lever block
✓ Stopper Rantai harus terpasang dengan baik
✓ Lever block disimpan dengan cara
digantung,hindari tergenang air

211
212
Petunjuk pemakaian Lever block :

• Ikuti instruksi pada maual operation lever block


• Pastikan lever dioperasiakan dari daerah yang
bebas dari beban
• Lever block hanya digunakan untuk satu orang.
• Tidak diperkenankan menambah panjang lever
• Pastikan pada lever block tertera kapasitas angkat
(SWL).
• Tidak diperkenankan melilitkan rantai pada beban
• Pastikan chain jangan sampai terpelintir/twist
• Hindari body/frame,rantai menahan structure
• Tidak diperkenankan menggantung beban dalam
kurun waktu yang lama.
• Hindari penggunaan shock load
• Jangan menyeret atau menjatuhkan dari ketinggian
• Lumasi bagian rantai untuk menghindari karat.

NOTED :

LAKUKAN PENGUJIAN STATIK DENGAN BEBAN


100% SETIAP TAHUN

213
214
❖ Wedge Socket
Wedge socket digunakan pada wire rope sehingga dapat diaplikasikan
untuk aktifitas pengangkatan.

Gunakan wedge socket yang sesuai dengan


diameter wire rope

215
PEMASANGAN WEDGE SOCKET

216
A B C

217
218
219
❖ BULLDOG GRIP

Bulldog grip berguna untuk mengencangkan


ujung dari tali baja. Dimana U-bolt dari bulldog
grip dipasang pada ujung tali mati dari tali baja.

220
221
Pemasangan Bulldog Grip :

222
223
Jumlah Bulldog Grip :

Jumlah Bulldog grip pada tali baja ditentukan oleh


nominal diameter dari tali baja, diameter terkecil 20
mm sampai yang terbesar 40 mm.

224
Tabel pengencangan Bulldog grip :

225
226
227
❖ TURBUCKLE
Turnbuckle adalah salah satu alat bantu angkat yang penggunaannya
dapat disesuaikan sesuai kebutuhan atau biasa disebut Adjustable
Hardware.

Identitas Turbuckle

Identitas yang terdapat pada


Turbuckle ;

1. Manufacture / Trade Mark


2. Diameter, Diameter akan
menentukan kapasitas dari
turnbuckle dengan melihat tabel
dari manufacture.

228
Jenis - Jenis Turbuckle

Kombinasi turnbuckle pada kedua ujungnya dibedakan ;

• Turbuckle Hook & Hook

• Turnbuckle Hook & Eye

• Turnbuckle Eye & Eye

• Turnbuckle Jaw & Eye

• Turnbuckle Jaw & Jaw

Note : Hanya untuk pengangkatan tegak lurus atau vertical.

229
Pemeriksaan Turnbuckle

pemeriksaan pada turnbuckle meliputi pemeriksaan ;

1. Manufacture
2. Diameter
3. Lebar Hook (jika salah satu attachment menggunakan hook)
4. Diameter attachment
5. Panjang
6. Thread.

Jenis - jenis kerusakan pada Turnbuckle ; Bend, Twisted, Thread


Damage, Corrotion, Wear, Heat Damage.

230
Penggunaan Turnbuckle

Tabel Dimensi & Kapasitas Turnbuckle (Crosby)

231
Kapasitas Turnbuckle (Crosby)

232
❖ Fiber Rope
Fiber rope atau tali serat banyak dipergunakan sebagai tali pengendali atau tagline
dalam pekerjaan pengangkatan.
Tali serat juga dapat dipergunakan sebagai alat bantu angkat (sling), sama seperti
alat bantu angkat yang lain, harus memiliki kapasitas (WLL) yang jelas pada tali serat.

Jenis-jenis Fiber Rope atau tali serat yang umumnya dipergunakan adalah ;

1. Manila ; Tali serat manila berasal dari serat alam yaitu dari tanaman abaca yang
termasuk dalam jenis keluarga pisang. Tali serat manila memiliki
elastisitas yang cukup tinggi, kuat dan lebih tahan terhadap kerusakan
atau keausan.

2. Sisal ; Tali sisal terbuat dari tanaman tropis yaitu ; sisalana dan henequen. Tali
sisal memiliki kekuatan 80% dari tali manila dengan kualitas yang tinggi,
dan pada umumnya tali sisal lebih cocok dipergunakan di daerah
perairan, karena lebih baik dalam mengatasi paparan terhadap air laut.
Minimum diameter tali serat untuk tujuan pengangkatan beban adalah
12 mm, dan minimum diameter tali serat yang baik untuk tali
pengendali atau tagline adalah 16 mm.

233
234
235
Komponen-Komponen Tali Serat (Fiber Rope)

236
Perawatan Tali Serat atau Fiber Rope

Perawatan yang tepat akan memperpanjang umur dari tali serat, ada beberapa
petunjuk yang perlu diperhatikan dalam memperpanjang umur dari tali serat ;

• Pastikan bahwa tali dalam kondisi kering dan disimpan di tempat yang sejuk dan
kering, hal ini dapat mengurangi jamur yang akan menempel pada tali dan
pembusukan pada tali.
• Gulung tali yang tidak digunakan dan gantung pada tempat yang ada sirkulasi
udaranya.
• Hindari menyeret tali pada landasan atau tanah atau menarik tali pada sudut-
sudut yang tajam pada material atau benda-benda. Pasir atau kerikil yang berada
diantara serat tali dapat memutus serat tali dan bisa mengurangi kekuatan tali.
• Hindarkan tali terkena air hujan dan kelembaban, karena tali dapat menyusut dan
putus.
• Keringkan tali yang basah sebelum dipergunakan, apabila akan merusak tali
karena tali susah ditekuk.
• Hindarkan tali dari paparan panas yang berlebihan dan terus menurus serta
hindarkan tali dari uap bahan kimia, tali akan berkurang kekuatannya hingga 20%
jika terkena panas atau air yang mendidih.

237
Penanganan Tali Serat atau Fiber Rope

Jika tali dalam kondisi masih baru dan belum


dipergunakan, untuk menjaga kerapian pada
tali, maka pada saat pengambilan lakukan pada
ujung tali pada bagian dalam.

Dan apabila tali selesai dipergunakan, maka


arah gulungan yang benar adalah ujung
pertama tali digulung dari arah dalam dan
selanjutnya kearah luar tali sebelumnya.

238
Simpul Tali Serat atau Fiber Rope

1. eye or Side Splice

Pembuatannya dengan cara


menganyam ujung tali pada
body dari tali serat, dengan cara
memisah pada masing-masing
strand dan cara menganyamnya
secara berselang-seling
diantara strand satu dengan
strand yang lainnya

239
2. Crown or Eye Back Splice

Cara pembuatan simpul ini dengan cara


menganyam ujung tali kembali kearah lilitan tali,
pembuatan simpul ini untuk tujuan supaya ujung
tali tidak terbuka dan menjadi kusut saat
digunakan.

240
3. Short Splice

Anyaman pada tali serat yang


bertujuan untuk menyambung
dua ( 2 ) tali.
Kedua ujung tali yang akan
dibuka seperlunya dan
digabungkan jadi satu, dan
selanjutnya ujung tali satu
dianyam ke tali yang lain secara
berselang seling diantar strand
tali.

241
Ikatan Tali Serat atau Fiber Rope

1. Clove Hitch

Jenis ikatan ini bisa digunakan


pada kayu ataupun material yang
berbentuk silinder, ikatan ini
mengurangi ketegangan pada tali.

2. Timber Hitch
Pengikatan yang biasanya dipergunakan pada
kayu atau pada papan, pengikatan ini cukup
aman karena terdapat dua ikatan bagian bawah
dan atas, ikatan ini mudah melonggar apabila
ketegangan pada tali berkurang.

242
3. Sheet Bend

Jenis pengikatan yang bertujuan untuk


menyambung kedua ujung tali yang
berbeda, dan biasanya diameter tali
tidak sama besar.

4. Bowline

Jenis ikatan yang bertujuan untuk


membuat mata pada tali serat secara
temporary atau sementara.

243
5. Carrick Bend 6. Becket Hitch

Jenis ikatan yang digunakan untuk Jenis pengikatan yang biasa dilakukan pada ring
menyambung tali yang memiliki atau cincin, penggunaan ikatan ini (Becket
diameter sama. Hitch) akan mengurangi kapasitas tali 25 %.

244
7. Stop Hitch

Digunakan untuk mengikat pada ujung


tali dimana pada salah satu ujung tali
akan dilonggarkan atau diatur ulang
kembali.

8. Barrel Hitch

Jenis ikatan ini dipergunakan untuk


tujuan mengangkat beban yang
berbentuk bulat dan akan diangkat
secara tegak lurus atau vertical.

245
9. Eight Knot

Umumnya simpul ini dilakukan pada ujung


tali dan digunakan untuk menghindari ujung
tali terbuka. Mudah dilakukan dan cepat
serta mudah dibuka, simpul ini juga
berfungsi untuk menghindari tali melewati
blok.

10. The Reef Hitct

Jenis ikatan atau pembuatan simpul yang


bertujuan untuk mengikat kedua ujung tali,
ikatan atau simpul jenis ini akan sangat sulit
untuk dilepaskan kembali.

246
Efisiensi Ikatan & Simpul Fiber Rope
Sebuah tali serat atau fiber rope tanpa adanya ikatan dan simpul memiliki kekuatan
100% dari nilai atau kekuatan yang tertera pada tali serat atau fiber rope.

Jika tali serat atau fiber rope dibuat simpul dan ikatan maka :

1. Knots / menyimpul + mengikat = 50% efisiensi

2. Bend / menyambung = 50% efisiensi

3. Hitch / mengikat = 75% efisiensi

4. Splice / dianyam = 85% efisiensi

247
Formula SWL/WLL Wire Rope Sling

Yang dimaksud dengan beban kerja aman (SWL) / Batas kerja aman (WLL) adalah batas
beban maximum yang boleh ditanggung /diangkat oleh sebuah tali kawat baja dalam
kondisi kerja normal.

Formula beban kerja aman (SWL/WLL) pada tali kawat baja adalah ;

Note :
Jika daftar BS di ketahui

Safety Faktor Minimum

Tali Diam / Standing Rope (Pendant) :3


Tali Berjalan / Running Rope (Hoist) : 3.5
Tali Bantu Angkat (Sling) :5
Tali Untuk Personel (Personel Rope) : 10

248
Rule of Tumb

Metode menentukan WLL sling secara sederhana tanpa mengetahui


breaking load / BS

Ini adalah rumus pendekatan atau rumus lapangan

249
Rule of Tumb
Formula mencari ketegangan sling

250
Kemampuan angkat sling dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu:
Faktor Sudut & Faktor Ikatan
Sedangkan metode pengikatan di bagi 3 yaitu :

Basket Hitch / Gendong


Direct Load / Langsung
Faktor Ikatan (Benda Bulat) = 2
Faktor Ikatan = 1
Faktor Ikatan (Benda Bersudut) = 1

Faktor Sudut :

30° 1,93
45° 1,85
60° 1,73
90° 1,41
Choke Hitch / Jerat 120° 1,00
Faktor Ikatan (Benda Bulat) = 0,75
Faktor Ikatan (Benda Bersudut) = 0,5

251
➢ Metode Langsung (Direct) Single Leg
Menunjukan bagaimana sling tersebut langsung dipasangkan ke
beban,dengan menggunakan hook atau dengan shackle

Note :
• Tidak diperuntukan untuk benda yang memiliki dimensi yang
panjang
• Benda yang telah dilengkapi dengan Lug atau Eye Bolt

252
➢ Metode Langsung (Direct)
2,3,4 LEG/LEBIH DARI SATU KAKI
• Kapasitas sling akan dipengaruhi oleh sudut yang terbentuk
antar kaki sling
• Berat beban akan terbagi merata jika panjang sling yang
digunakan sama panjang.

Note :
• Penggunaan banyak kaki sling yang dihitung untuk menentukan
kapasitas sling hanya 2 kaki saja.
• Disarankan maksimum sudut 90°

253
➢ Metode Jerat (Choke Hitch)
• Menunjukan bagaimana sling dililitkan ke benda dan langsung dijerat
• Jika menggunakan wire rope dan webbing sling harus menggunakan
atau assessoris lifting
• Pengangkatan tidak berimbang akan menurunkan kapasitas angkat
• Tidak diperkenankan memukul sling
• Gunakan double jerat/2xlilit untuk benda yang mudah meluncur
• Pengangkatan tidak level akan menurunkan kapasitas sling

254
Metode Jerat akan efektif jika sudut yang terbentuk 135°.Jika sudut
yang terbentuk dibawah atau diatas sudut tersebut maka akan
mengalami penurunan kapasitas angkat sling

255
➢ Metode Jerat (CHOKER)
2,3,4 LEG/LEBIH DARI SATU KAKI
• Kapasitas sling akan dipengaruhi oleh faktor ikatan dan faktor
sudut yang terbentuk antar kaki sling
• Sudut maksimum untuk 1x jerat 45° dan 2x jerat 60°.

256
➢ Metode Gendong (Basket Hitch)
• Metode Basket dimana kedua ujung sling ketemu pada
hook atau shackle
• Kapasitas sling dipengaruhi oleh faktor ikatan dan faktor
sudut
• Metode ini beban berpotensi untuk bergerak

JANGAN BERASUMSI KAPASITAS SLING DAPAT DIKALI DUA

257
➢ Double Basket Hitch
• Metode ini dengan menggabungkan 2 single basket hitch dibawah
beban yang diangkat.
• Sudut maksimum yang diijinkan 60°

258
Double Wrap Basket Hitch

Dimana sling dililitkan ke benda.

259
Basket Hitch Dengan Chain Sling

TIDAK DIBENARKAN JIKA METODE GENDONG


MENGGUNAKAN ADJUSTABLE YANG BERADA PADA
SATU HAMERLOCK

260
Sudut Sling :

261
PEMERIKSAAN & PENYIMPANAN LIFTING GEAR
Pemeriksaan berkala dilakukan oleh internal
inspektor dan external inspektor.

􀀹 Internal dilakukan per 3 bulan


􀀹 External dilakukan per 1 tahun

262
263
264
Test sertifikasi ulang terhadap lifting gear dilakukan
jika :

• Peralatan masih baru dan belum digunakan

• Terjadi pergantian komponent/perbaikan

• Lifting gear mengalami overload

• Terdapat tanda-tanda kerusakan akibat salah


penggunaan

• Tag informasi hilang atau buram tidak terbaca

• Telah mencapai 10 tahun dari test awal dilakukan

265
❖ Pengikataan Beban
Cara Pengikatan

1. Direct / Vertical Hitch ( 100% dari WLL )

266
2. Choker Hitch ( 80 % dari WLL )

267
3. Basket Hitch ( 200 % dari WLL )

268
PRAKTEK KERJA AMAN
Suatu metode yang harus dilaksanakan untuk memastikan pekerjaan
dilakukan seaman mungkin.
Praktek kerja aman meliputi :
• Mengetahui berat serta karakteristik beban
• Mengehahui kapasitas /WLL Sling
• Mengisolasi/barikade area kerja pengangkatan
• Mentaati prosedure
• Praktek kerja aman yang diatur oleh perusahaan

269
RENCANA KERJA
Aktifitas pengangkatan memiliki resiko tinggi,sehingga diperlukan
perencanaan dan persiapan yang baik.

Perencanaan dibuat untuk memastikan setiap tugas dapat


selesai dengan aman dan standard yang tinggi.

270
Menjaga komunikasi dengan sesama team yang terlibat
untuk memastikan bahaya dapat diidentifikasi.

271
Perbedaan pendapat harus diperhitungkan didalam
pengambilan keputusan.

Kewajiban semua orang untuk mengontrol


bahaya,sehingga:

􀀹 Mengetahui apa yang harus dilakukan.


􀀹 Bagaimana cara merubah proses kerja yang
sesuai .

272
273
Komunikasi yang efektif sangat penting dimana:

􀀹 Operator Crane tidak dapat melihat beban


􀀹 Operator tidak dapat melihat pergerakan beban yang diangkat
􀀹 Crane bekerja dekat powerline

274
Hal yang harus diperhatikan pada saat menggunakan radio sebagai
alat komunikasi :

• Pastikan radio layak digunakan


• Gunakan jalur kosong
• Operator hanya mengikuti petunjuk radio dari satu signalman saja
• Aktifitas di stop jika komunikasi dua arah terputus
• Tidak diperkenankan menggunakan HP sebagai alat komunikasi

275
❖ IDENTIFIKASI BAHAYA/RESIKO

Setiap tempat kerja memiliki bahaya yang spesifik,sehingga


diperlukan kontrol untuk mengurangi resiko.

Note :
Komunikasi dengan safety / pengawas untuk
mengetahui bahaya maupun kondisi tanah serta
memastikan seluruh aturan perusahaan diikuti.

276
IDENTIFIKASI BAHAYA / RESIKO

• Interaksi antara peralatan/unit lainnya


• Interaksi dengan orang lain
• Interaksi antara petugas, peralatan angkat dan benda yang sedang diangkat
• Crane atau peralatan angkat Overloading
• Kegagalan peralatan angkat
• Pergerakan yg tidak terkontrol
• Metode manual handling, pengangkatan dan pengikatan yg salah
• Tidak memadai area kerja, pencahayaan, house keeping
• Terjatuh, tersandung, terpeleset, terjepit/terbentur
• Bekerja di ketinggian
• Komunikasi yg tidak memadai
• Kondisi lingkungan
• Bersentuhan denngan objek yg ada diatas, fasilitas, bangunan, instalasi listrik
• Fasilitas layanan yg ada dibawah tanah

277
❖ TAGLINE

PASTIKAN SETIAP PENGANGKATAN HARUS


MENGGUNAKAN TAGLINE YANG BERGUNA
UNTUK MENGARAHKAN BARANG YANG
DIANGKAT.

278
WASPADA TERHADAP ORANG YANG BERADA
DIBAWAH BEBAN YANG AKAN DI SWING.

279
280
281
282
❖ Efisiensi Pengikatan
Formula menghitung efisiensi pengikatan

283
284
285
286
287
Faktor Beban dan Faktor Ikatan

288
Kalkulasi Beban

289
• Persegi Panjang

Berat = (OM – IM) x Panjang x Berat Jenis Berat = P x L x T x Berat Jenis


( V x Berat Jenis ) ( V x Berat Jenis )

OM : Pengukuran Luar ( P x L )
IM : Pengukuran Dalam ( P x L )

290
• Silinder / Bulat

Berat = r x r x π x P x Berat Jenis


( V x Berat Jenis )
( OM – IM ) x P x Berat Jenis

OD (Outside Diameter)
ID (Inside Diameter)
W/T (Wall Thicness)

Max. Load = WLL Sling x Angle Factor x Reeve Factor

291
Contoh =

Beban Persegi Empat

WLL Sling = 8 ton


AF = 60º ( 1,73 )
RF = 0,5 ( choker beban persegi )

Maka maksimum beban yang boleh diangkat


adalah ;

Max. Load = WLL x AF x RF


= 8 x 1,73 x 0,5
= 6,92 ton

292
Load = 20 ton
AF = 60º (1,73)
RF = 0,5 (beban segi empat)

Maka WLL Sling yang diperlukan adalah ;

WLL Sling = W : AF : RF
= 20 : 1,73 : 0,5
= 23,121 ton

293
Penambahan alat bantu lain

Min WLL = Beban ÷ 2 sling


= 6.3 ÷ 2
= 3.15 T (lihat gambar)

Sehingga tiap sling vertikal harus


memiliki WLL lebih besar dari 3.15 T

Min WLL = Total beban / faktor sudut


= (6.3 + 0.95) ÷ 1.73
= 7.25 ÷ 1.73
= 4.2 T (lihat gambar)
Sehingga sling tersebut harus memiliki
WLL lebih besar dari 4.2 T

294
Beban Bulat atau Silinder

WLL Sling = 5 ton


AF = 90º ( 1,41 )
RF = 0,75 (choker beban bulat)

Maka maksimum beban yang boleh diangkat adalah ;

Max. Load = WLL x AF x RF


= 5 x 1,41 x 0,75
= 5,2875 ton

295
Ketegangan Sling
Formula =

WLL = Load : Angle Factor : Reeve Factor

Atau

Contoh ;
Beban Bulat atau Silinder

Load = 4 ton
AF = 60º (1,73)
RF = 0,75 (beban bulat atau silinder)

Maka WLL Sling yang diperlukan adalah ;


WLL = W : AF : RF
= 4 : 1,73 : 0,75
= 3,082 ton

296
Center of Gravity

297
Hand Signal

Jenis aba – aba dalam pekerjaan pengangkatan :


• Aba – aba tangan (Hand Signal).
• Aba – aba suara dan peluit (Sound Signal)
• Aba – aba cahaya sinar (Light Signal)
Aba – Aba / Hand Signal Mobile Crane

298
299
300
Aba – Aba / Hand Signal Overhead Crane

301
TANGGUNG JAWAB SEORANG RIGGER

Rigger bertanggung jawab atas operasi yang aman dari crane dan
memberikan signal kepada operator crane pada saat
memindahkan beban untuk memastikan stabilitas crane.

302
Jika crane bekerja dekat dengan dinding galian yang mudah
longsor,maka:

• TANAH YANG KERAS/KUAT


Jarak Aman 1x kedalaman tebing
• TANAH YANG LEMBEK
Jarak Aman 2x kedalaman tebing

303
304
305
Terminologi

Working Load Limit ( WLL ) ; Batas kerja aman yang dapat diangkat, diturunkan dan
ditahan oleh peralatan bantu angkat.

Safe Working Load ( SWL ) ; Beban kerja aman yang mampu diangkat, diturunkan dan
ditahan oleh peralatan angkat.

Lifting ; Suatu proses pengangkatan atau penempatan peralatan, komponen atau beban /
barang dengan menggunakan peralatan angkat.

Pekerjaan Rigging ; Suatu pekerjaan yang lakukan secara sistematis dan terencana,
dimana obyek atau benda dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain dengan
menggunakan peralatan angkat.
Terencana berarti ; sebelum pekerjaan yang sesungguhnya dilakukan, sudah
dibuat sebuah perencanaan sebelumnya.

Lifting Equipment / Lifting Gears ; Peralatan yang dikaitkan atau diikatkan pada beban
dan dihubungkan dengan peralatan angkat, dan lifting gear atau lifting
equipment tidak bisa mengangkat dan menurunkan beban sendiri tanpa bantuan
dengan peralatan angkat.

Breaking Load / Breaking Strenght ; Kekuatan putus sebuah tali secara maksimum.
306
Slingging ; Pemilihan penggunaan peralatan pengangkat untuk menahan atau
menggabungkan beban pada peralatan pengangkat.

Center of Gravity ; Titik tengah keseimbangan pada beban saat beban diangkat
atau dipindahkan.

Rated Capacity ; Beban kerja maksimum yang diijinkan yang boleh diangkat
berdasarkan dengan metode ikatan yang dipergunakan.

Vertical / Direct Hitch ; Salah satu metode pengikatan pada beban dengan cara
menempatkan salah satu ujung sling secara langsung pada lifting point
dan ujung satunya pada hook atau pengikatan secara tegak lurus.

Choker Hitch ; Metode pengikatan yang dilakukan dengan cara melewatkan atau
melilitkan sling dibawah beban dan ujung satunya diikatkan pada sling
tersebut.

Basket Hitch ; Metode pengikatan yang dilakukan dengan cara melewatkan atau
melilitkan sling dibawah beban dan semua ujung sling dikaitkan pada hook
atau attatchment.

307
❖Kesimpulan
Peralatan rigging ( Lifting gear ) dan peralatan terkait dipilih dan diperiksa sesuai dengan
prosedur dan standar yang berlaku.

Semua peralatan rigging yang cacat serta peralatan yang terkait lainnya dan peralatan
keselamatan diisolasi dan dicatat sesuai dengan prosedur.

308
Assesment

Tes Tulis / WAC


Tes Praktek / PAC

309

Anda mungkin juga menyukai