Anda di halaman 1dari 9

12 Angry Men

Lobi & Negosiasi

Kelompok 1 :
Johana (2233300124)
Widia Nafa Nabila (2233300017)
12 Angry Men adalah film drama
pengadilan yang menggambarkan dua
belas juri di Amerika Serikat yang
ditugaskan untuk memutuskan bersalah
atau tidaknya seorang terdakwa dalam
persidangan pembunuhan.
• Sebelum keduabelas juri mulai
berunding, hakim mengingatkan mereka
bahwa keputusan mereka harus bulat.

• Jika mereka memiliki “keraguan yang


masuk akal” mengenai kesalahan
terdakwa maka mereka harus
memutuskan “tidak bersalah.”

• Sebaliknya, jika juri yakin tanpa keraguan


bahwa terdakwa bersalah, maka mereka
harus memutuskan “bersalah”.

• Jika juri menyatakan terdakwa bersalah,


maka hakim akan menjatuhkan hukuman
mati pada terdakwa.
• Mayoritas juri meyakini bahwa ini adalah
kasus yang sederhana dan dapat dengan cepat
mengambil keputusan.
• Mereka berkeyakinan bahwa terdakwa muda –
seorang minoritas asal Puerto Rico, yang
memiliki catatan kriminal dan tinggal di
daerah kumuh itu – telah membunuh ayahnya
dengan pisau lipat.

• Satu-satunya juri yang tidak setuju adalah juri nomor 8, ia memiliki keraguan
(reasonable doubts) bahwa terdakwa bersalah.
• Seiring berjalannya diskusi, ia membedah kasus tersebut dan dengan jitu
meyanggah setiap argumen dari juri lainnya.
Pihak yang Latar Belakang/
Posisi dalam Negosiasi
bernegosiasi Hal yang memotivasi
Juri 1, 2, 6, 9, 12 Mengikuti mayoritas, ikut arus Tidak suka berbeda pendapat
Juri 1 Moderator dalam diskusi Ingin memimpin tetapi tidak dapat
mengontrol diskusi
Juri 3 Menghukum terdakwa Membenci terdakwa karena mengingatkan
pada hubungannya yang buruk dengan
anaknya.
Juri 4 Berdasar fakta & logika Rasional, percaya pada pemikirannya
Juri 5 Cenderung ragu-ragu Insecure, merasa tidak percaya diri dengan
keputusannya
Juri 7 Ingin diskusi cepat selesai dan menonton Tidak suka terlibat dalam diskusi
pertandingan baseball
Juri 8 Mempertimbangkan segala sesuatu dengan Memiliki rasa tanggung-jawab untuk
cermat menegakkan keadilan
Juri 10 Menekan pihak lain yang berbeda pendapat Memiliki prasangka buruk kepada terdakwa
yang berasal dari kelompok minoritas
Juri 11 Mengumpulkan fakta Menjalankan sistem demokrasi secara kaku
• Juri 8 adalah seorang negosiator yang
sangat kompeten. Selain kepribadian dan
karismanya, ia terampil menggunakan
beberapa teknik negosiasi.
• Ia menghadapi rintangan yang sangat
besar, karena hanya sendirian melawan
sebelas orang dengan pendapat yang
berbeda dengan dirinya.
• Juri 8 secara efektif membangun
dukungan terhadap dirinya, memberikan
konsesi, mengantisipasi tawaran, dan
merekonstruksi serta menguasai
informasi faktual.
• Untuk membangun dukungan dan
menunjukkan dirinya tidak
memiliki kepentingan pribadi, Juri
8 melakukan konsesi yang
signifikan.
• Ia menawarkan pemutungan suara
(voting) secara rahasia, tanpa
dirinya ikut dalam voting tersebut.
• Jika dalam voting tersebut ke-11
juri yang lain menyatakan
terdakwa bersalah, maka Juri 8
menyatakan bersedia mengikuti
posisi mayoritas.
• Juri 8 menggunakan teknik yang berbeda untuk
mempengaruhi atau mengubah pendirian masing-
masing juri – sesuai dengan posisi, karakteristik, dan
motivasi setiap juri.

• Juri 8 berhasil menciptakan perbedaan pendapat


dan konflik di antara para juri yang lain, di mana
sebelumnya mereka sepaham bahwa terdakwa
bersalah.

• Di saat tertentu, Juri 8 menggunakan teknik


memancing emosi beberapa juri tertentu untuk
sehingga menunjukkan kepada para juri yang lain
bahwa pendapat juri tersebut hanya didasarkan
pada emosi & prasangka (prejudice).
• Pada kesempatan lain, Juri 8 memaparkan data
dan fakta untuk menggoyahkan pendapat serta
argumentasi juri yang lain.
• Para juri yang lain pada akhirnya harus
mengakui bahwa kasus tersebut memiliki
“keraguan yang masuk akal” sehingga
semuanya mencapai konsensus bahwa
terdakwa “tidak bersalah”.

• Setelah perdebatan selesai, Juri 8 menunjukkan


sikap yang sportif, bahkan terhadap lawan
negosiasi yang paling berat sekalipun.

Anda mungkin juga menyukai