Anda di halaman 1dari 6

Analisis Karakter Film 12 Angry Men Dengan Teori R.U.

Juri Pertama atau Karakter Foreman


Film 12 Angry Men, Juri Pertama atau Foreman
digambarkan sebagai pribadi yang serius dengan peran
otoritatifnya dan ingin menjadi juri seadil mungkin. Secara
psikologis, Sang Foreman cenderung menghindari konfrontasi
dengan juri-juri lainnya. Hal ini dapat dilihat dari perilakunya
yang kurang menunjukkan kepercayaan diri dan ketegasan yang
dominan. Satu “kekurangan” yang sangat kentara jika
mempertimbangkan posisinya sebagai juri utama. Tampak bahwa
Juri Pertama ini memenuhi perannya hanya sebatas sebagai
penyampai putusan dan coordinator kelompok. Dalam film, Sang
Foreman adalah orang yang mengalami perubahan keputusan dari
menyatakan “bersalah” kepada terdakwa menjadi “tidak bersalah”.

Juri Kedua
Juri Kedua digambarkan sebagai sosok yang pemalu dan
sedikit gugup. Hal ini dikarenakan menjadi juri baginya
merupakan pengalaman pertama. Selain tampak malu dan gugup,
Juri Kedua juga merasa insecure, tidak nyaman dan cemas dengan
peran dan tanggungjawabnya yang terlihat dari sulitnya Sang Juri
mengemukakan dasar dari pendapatnya. Karakter lain dari Juri
Kedua ini adalah mudahnya ia terpengaruh oleh opini juri-juri
yang lain. Dengan karakter demikian, tidak heran bila ia
merupakan juri yang menganulir keputusannya, tepatnya juri
keempat yang mengubah suaranya.

1
Juri Ketiga
Juri Ketiga merupakan di antara juri yang mendapat
perhatian lebih dari pereview. Hal ini karena dominannya scene
yang mencitrakan Juri Ketiga dan kuatnya karakter yang ia
perankan. Agak berkebalikan dengan Juri Kedua, Juri Ketiga
adalah pribadi yang memiliki kepercayaan diri tinggi dan agresif
yang tidak segan menyerang argument juri lain. Hal mana yang
dinyatakan sendiri oleh yang bersangkutan bahwa dirinya
merupakan orang yang kompetitif. Selain itu, Juri Ketiga
dicitrakan sebagai sosok yang mudah kehilangan kendali
emosinya, tegas, tidak menyukai lelucon dan memaksakan
pendapatnya. Tidak jarang scene yang dengan jelas
menggambarkan Juri Ketiga sebagai pribadi yang cenderung
memaksa orang lain untuk sependapat dengannya.
Juri Ketiga sangat bersikeras menuduh terdakwa bersalah.
Status terdakwa yang masih di bawah umur tidak mempengaruhi
penilainannya dan justru keadaan terdakwa inilah salah satu
determinan utama dari penilaian Juri Ketiga ini. Hal ini dapat
dipahami apabila menelisik ke masa lalu Juri Ketiga. Juri Ketiga
adalah seorang businessman yang ulet dan keras hati. Dari
“ketiadaan”, ia membangun bisnisnya hingga mampu
memperkerjakan banyak pegawai. Sifat keras inilah yang
ditengarai mempengaruhi penilaiannya. Selain itu, hubungan
buruk dengan anak lelakinya cukup untuk mengarahkan kita
mempercayai bahwa hal ini sebagai faktor yang memeri
sumbangsih pada prasangkanya terhadap terdakwa yang masih
bocah itu.
Juri Ketiga merupakan juri yang pada mulanya paling
keukeuh menuduh “bersalah” pada terdakwa dan nanti saat kita
sampai pada karakter Juri Kedelapan, kita akan tahu bahwa

2
dalam banyak hal, Juri Ketiga merupakan juri yang secara
konstan berlawanan dengan Juri Kedelapan. Tidak heran jika Juri
Ketiga adalah orang terakhir yang mengubah keputusannya.

Juri Keempat
Juri Keempat merupakan sosok yang serius, agak angkuh
dan kurang menyukai perilaku juri lainnya. Selain itu, Juri
Keempat digambarkan sebagai pribadi yang, selain memiliki
kemampuan berbicara yang sangat baik, juga lebih
mengedepankan logika ketimbang perasaan atau sentiment-
sentimen pribadi. Hal ini tampak dari perilakunya yang
menekankan kepada para anggota untuk mengedepankan diskusi
rasional alih-alih mengikuti argument emosional. Ia tidak
mengubah keputusannya sampai kesaksian saksi mata
terbantahkan. Dalam film, kita mengetahui bahwa Juri Keempat
adalah juri kesembilan yang akhirnya mengubah suaranya.

Juri Kelima
Juri Kelima digambarkan sebagai anak muda yang tumbuh
dan berkembang di lingkungan kumuh yang gugup dalam
mengungkapkan opininya, khususnya dihadapan juri-juri yang
lebih tua. Juri Kelima ini pernah menyaksikan peristiwa
penikaman, sebuah pengalaman yang kemudian sedikit-banyak
memengaruhi suara juri-juri lainnya. Kelak kita tahu bahwa
setelah Juri Kedelapan, Juri Kelima adalah orang kedua yang
berkata “tidak bersalah”.

Juri Keenam
Juri Keenam merupakan seorang pelukis yang digambarkan
sebagai orang yang jujur namun tidak terlalu pandai. Selain itu, ia

3
juga digambarkan sebagai sosok yang membuat keputusan
dengan hati-hati. Kendati dengan jelas ia setuju dengan Juri
Kedelapan. Ia merupakan juri nomor empat yang mengubah
keputusannya.

Juri Ketujuh
Juri Ketujuh digambarkan sebagai seorang pedagang yang
keras, mudah marah, suka memperolok dan suka berpendapat
pada situasi yang ia tidak banyak mengetahui kebenarannya.
Selain itu, Juri Ketujuh juga dicitrakan sebagai pribadi yang
kadang menjengkelkan.
Juri Ketujuh mengakui bahwa menjadi juri bukanlah peran
yang menyenangkan dan akan melakukan segalanya untuk
menghindarinya. Baginya, menjadi juri merupakan tindakan
membuang-buang waktu. Sebuah pendapat yang mewakili banyak
individu di kehidupan nyata yang membenci gagasan berada
dalam dewan juri. Diantara juri lainnya, ia adalah juri kelima yang
menganulir keputusannya.

Juri Kedelapan
Berbeda dengan para juri lainnya, Juri Kedelapan adalah
satu-satunya juri yang memilih “tidak bersalah” pada pemungutan
suara pertama. Sebagai seorang arsitek dengan dua anak, Juri
Kedelapan digambarkan sebagai pribadi yang tenang dan
argumentative. Juri Kedelapan mencurahkan segalanya demi
keadilan dan sejak awal menunjukkan simpatinya kepada
terdakwa yang masih berusia 19 tahun. Selain itu, ia juga
digambarkan sebagai seorang yang teguh pendirian dan
diibaratkan “mau berkelahi” demi sebuah kebenaran.
Keteguhannyalah yang pada akhirnya membuat juri lainnya

4
berubah haluan dengan menjatuhkan keputusan “tidak bersalah”
terhadap terdakwa.
Pada permulaan pungutan suara, ketika setiap orang
menimpakan kesalahan pada terdakwa, dialah satu-satunya juri
yang berkata sebaliknya. Selama siding, Juri Kedelapan
menakankan pentingnya menunjukkan kesabaran dan
merenungkan tiap detail dari kasus ini sehingga tidak terjerumus
pada keputusan yang keliru. Ia ingin mendiskusikan relevansi
kesaksian saksi mata. Hal ini penting dilakukan karena
penjatuhan dakwaan bersalah akan menggiring terdakwa pada
hukuman kursi listrik. Lebih lanjut, ia meyakini adanya keraguan
yang masuk akal. Akhirnya dia membujuk para juri lain untuk
membebaskan terdakwa.

Juri Kesembilan.
Juri Kesembilan ini dideskripsikan sebagai pria tua gentle
yang lembut, menuai banyak kekalahan selama hidupnya,
menanggung tidak sedikit penyesalah masa muda dan tinggal
menunggu mati. Kendati digambarkan dengan penggambaran
yang suram seperti ini, ia adalah orang pertama yang setuju
dengan Juri Kedelapan. Ia memutuskan bahwa tidak ada cukup
bukti untuk menjatuhkan hukuman mati kepada pria muda itu.
Juri Kesembilan adalah orang pertama yang secara terbuka
mengakui sikap rasis Juri Kesepuluh dengan menyatakan bahwa,
"Apa yang dikatakan orang ini sangat berbahaya (What this man
says is very dangerous)”.

Juri Kesepuluh
Juri Kesepuluh merupakan sebagai pria tua yang dingin. Ia
digambarkan sebagai anggota kelompok yang paling

5
menjengkelkan. Juri Kesepuluh secara terbuka tampak sebagai
orang yang penuh prasangka. Selama siding, ia menunjukkan
kefanatikannya kepada yang lain dalam pidato yang mengganggu
anggota juri lainnya. Sebagian besar juri, muak dengan rasisme
Juri Kesepuluh ini.

Juri Kesebelas
Juri Kesebalas merupakan pengungsi dari Jerman yang
bekerja sebagai pembuat jam. Sebagai seorang pengungsi, ia telah
melihat banyak ketidakadilan merajalela di muka bumi ini. Itulah
sebabnya dia mengedepankan keadilan sebagai anggota juri. Dia
kadang-kadang merasa sadar tentang perbedaan aksen asingnya
yang membuatnya merasa sedikit malu. Dalam film, dia terang-
terangan menyampaikan penghargaan mendalam untuk
demokrasi dan sistem hukum Amerika. Di antara juri lainnya, ia
adalah juri ketiga yang mengubah suaranya.

Juri Keduabelas.
Juri Keduabelas bekerja sebagai eksekutif pada biro iklan.
Ambil bagian dalam dewan juri mungkin bukan pengalaman
pertamanya. Selain arogan, ia merupakan pribadi tidaksabaran.
Sosok yang egosentris dan kurang empati ini merupakan satu-
satunya juri yang mengubah suaranya dua kali lebih banyak yakni
kembali ke “bersalah” dan akhirnya menyatakan “tidak bersalah”
di menit-menit mendekati akhir sidang.

Anda mungkin juga menyukai