Anda di halaman 1dari 22

Pertemuan Ke 2

Asas umum Peradilan Agama


Asas umum Peradilan Agama
1. Asas Personalita Keislaman
2. Asas kebebasan
3. Asas wajib mendamaikan
4. Asas sederhana, cepat dan biaya ringan
5. Asas persidangan terbuka untuk umum
6. Asas legalitas dan persamaan
7. Asas aktif memberi bantuan

2
Asas personalita keislaman

• Yang tunduk dan yang dapat ditundukkan kepada kekuasaan lingkungan peradilan
agama , hanya mereka yang mengaku pemeluk agama Islam, penganut agama lain di
luar Islam atau yang non islam, tidak tunduk dan tidak dapat dipaksa tunduk kepada
lingkungan Peradilan Agama

Pasal 2 UU No. 7 Tahun 1989 :


• Peradilan Agama merupakan salah satu kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari
keadilan yang beragama Islam mengenai perkara perdata tertentu.

Penjelasan Umum dari Pasal 2


• Pengadilan Agama merupakan pengadilan tingkat pertama untuk memeriksa, memutus
dan menyelesaikan perkara-perkara antara orang-orang yang beragama Islam dibidang
perkawinan, kewarisan, wasiat, hibah, wakaf dan shadaqah berdasarkan hukum Islam

3
• Asas personalita keislaman :

1. pihak-pihak yang bersengketa harus sama-sama pemeluk agama


Islam
2. perkara perdata yang dipersengketakan terbatas mengenai
perkara di bidang perkawinan, kewarisan, wasiat, hibah, wakaf
dan shadaqah, dan
3. hubungan hukum yang melandasai keperdataan tertentu
tersebut berdasarkan hukum Islam, oleh karena itu cara
penyelesaiannya pun berdasarkan hukum Islam.

4
Surat Ketua Mahkamah Agung RI tanggal 31 Agustus 1983 yang isi
pokoknya :
• “bahwa yang dipergunakan sebagai ukuran untuk menentukan
berwenang tidaknya Pengadilan Agama adalah HUKUM YANG
BERLAKU WAKTU PERNIKAHAN DILANGSUNGKAN “ Berarti
seseorang yang melangsungkan perkawinannya secara Islam,
perkaranya tetap wewenang PA walaupun salah satu pihak tidak
beragama Islam lagi.

5
Patokan untuk meletakkan personalita keislaman, ada 2 yaitu :
Patokan Umum, yaitu :
a) dia mengaku beragama Islam
b) KTPnya tertulis beragama Islam
c) Sensus penduduk, SIM, Pasport, surat keterangan lain
d) Kesaksian seseorang

Patokan saat terjadi, ditentukan oleh 2 ( dua ) syarat


e) Pada saat terjadi hubungan hukum kedua belah pihak sama-sama
beragama Islam
f) Hubungan ikatan hukum yang mereka lakukan berdasarkan hukum
Islam
6
• Yurisprudensi MARI No. 726 K/Sip/1976 tanggal 15 Februari
1977 yang secara normative menegaskan :
“Setiap penyelesaian sengketa perkawinan
( perceraian ) ditentukan berdasar hubungan
hukum pada saat perkawinan berlangsung, bukan
berdasarkan agama yang dianut pada saat
sengketa terjadi, begitu juga sebaliknya”

7
B. ASAS KEBEBASAN
1. Tujuan kemerdekaan kekuasaan kehakiman
• Bersumber pada UU No. 7 Tahun 1989 yang berasal dari Pasal 24
UUD 1945 dan Pasal 1 UU No. 4 Tahun 2004 tentang kekuasaan
kehakiman yang berbunyi :
“ Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan Negara yang merdeka
untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan
keadilan berdasarkan Pancasila, demi terselenggaranya Negara
Hukum Republik Indonesia “

8
• Lihat Penjelasan Pasal 1 UU No. 4 Tahun 2004 ;
“Kekuasaan kehakiman yang merdeka dalam ketentuan ini
mengandung pengertian bahwa kekuasaan kehakiman bebas dari
segala campur tangan pihak kekuasaan ekstra yudisial, kecuali dalam
hal-hal sebagaimana disebut dalam UUD Tahun 1945. Kebebasan
dalam melaksanakan wewenang yudisial bersifat tidak mutlak
karena tugas hakim adalah untuk menegakkan hukum dan keadilan
berdasarkan Pancasila , sehingga putusannya mencerminkan rasa
keadilan rakyat Indonsia.”

9
Acuan kebebasan kekuasaan kehakiman :
1. Bebas dari campur tangan pihak kekuasaan Negara lainnya
a) badan eksekutif
b) badan legislatif
c) badan-badan Negara lainnya
• Jadi kekuasaan kehakiman adalah melaksanakan fungsi peradilan
benar-benar murni dan berdiri sendiri, tidak di bawah subordinasi
atau di bawah pengaruh dan kendali badan eksekutif, legislatif dan
badan lainnya sehingga kekuasaannya benar-benar mandiri dan
absolute.

10
2. Bebas dari paksaan, direktiva atau rekomendasi yang datang dari pihak ekstra
yudisial. Hakim harus memiliki keberanian nurani yang tangguh melaksanakan fungsi
dan kewenangan peradilan berdasarkan the rule of law, dalam hal inipun otonomi
kebebasan dan kemandirian adalah mutlak

3. Kebebasan melaksanakan wewenang judicial ( peradilan )


a) asas statute law must prevail ( ketentuan undang-undang harus diunggulkan )
b) asas equality must prevail ( keadilan harus diunggulkan )
c) kebebasan untuk mencari dan menemukan hukum ( rechts vinding ), dasar-
dasar dan asas-asas hukum melalui doktrin ilmu hukum, norma hukum tidak
tertulis ( hukum adat ) , yurisprudensi maupun melalui pendekatan realisme
yakni mencari dan menemukan hukum yang terdapat pada nilai ekonomi,
moral, agama, kepatutan dan kelaziman ;
11
C.ASAS WAJIB MENDAMAIKAN
• Asas wajib mendamaikan sangat erat kaitannya dengan tuntunan
ajaran moral agama Islam
• QS. Hujurat ayat 10
Artinya :
• Sesungguhnya orang-orang mu'min adalah bersaudara karena itu
damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada
Allah supaya kamu mendapat rahmat.

12
• Karena dalam putusan pasti ada pihak yang dikalahkan dan
dimenangkan. Karena proses litigasi adalah menang dan kalah atau
winning or loosing sedangkan proses damai adalah win-win solution.
• Sampai dimana peran hakim mendamaikan pihak-pihak yang
berperkara ? Perannya terbatas sampai anjuran, nasihat penjelasan
dan memberi bantuan dalam perumusan sepanjang hal itu diminta
oleh kedua belah pihak. Hasil akhir perdamaian harus benar-benar
kesepakatan kehendak bebas dari kedua belah pihak. ( Pasal 1320
BW )

13
Dalam kesepakatan tidak boleh ada cacat yang mengandung :
• kekhilafan ( dwaling )
• paksaan ( dwang )
• penipuan ( bedrog )

• syarat kedua kecakapan untuk melakukan tindakan hukum


• syarat ketiga mengenai hal tertentu
• syarat keempat kausa yang halal

14
Perdamaian dampaknya dalam proses perceraian, bukan hanya :
1. keutuhan perkawinan saja yang dapat diselamatkan,
2. sekaligus dapat diselamatkan kelanjutan pemeliharaan dan
pembinaan anak-anak secara normal.
3. Kerukunan antara keluarga kedua belah pihak dapat berlanjut
4. Harta bersama dalam perkawinan dapat lestari menopang
kehidupan rumah tangga.
5. Suami istri dapat terhindar dari gangguan pergaulan social
kemasyarakatan
6. Mental dan pertumbuhan kejiwaan anak-nak terhindar dari
perasaan terasing dan rendah diri dalam pergaulan hidup

15
• Mendamaikan dalam proses perceraian merupakan kegiatan terpuji
dan lebih diutamakan dibanding dengan upaya mendamaikan
persengketaan di bidang lain. Hakim harus lebih mengetahui faktor
yang melatar belakangi persengketaan
• Asas kewajiban mendamakan diatur dalam Pasal 65 dan 82 UU No. 7
Tahun 1989. Pasal 39 UU No. 1 Tahun 1974 dan Pasal 31 PP No. 9
Tahun a975 yang berbunyi :
a) Hakim yang memeriksa gugatan perceraian berusaha mendamaikan
kedua belah pihak.
b) Selama perkara belum diputuskan, usaha mendamaikan dapat
dilakukan pada setiap sidang pemeriksaan.

16
Pasal 39 UU No. 1 Tahun 1974;
• Perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang pengadilan setelah
pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil
mendamaikan kedua belah pihak.
• Dalam perkara perceraian karena perselisihan maka hakim wajib
mendamaikan secara optimal, sedangkan dengan alasan lain seperti
dengan alasan zina, cacat badan atau jiwa yang berakibat tidak dapat
menjalankan / melaksanakan kewajiban sifat upaya mendamaikan
tetap merupakan fungsi, tapi tidak dituntut upaya optimal.
• Mendamaikan bukanlagi merupakan kewajiban hukum, tapi sudah
merupakan kewajiban moral.

17
Tata cara upaya mendamaikan
• Secara umum sama dengan prinsip dalam acara
perdata yang diatur dalam Pasal 130 HIR atau
Pasal 154 RBg yang mengatur tata tertib proses
pemeriksaan perkara mulai dari tahap :
a) pernyataan persidangan terbuka untuk umum
b) pembacaan surat gugatan atau permohonan
c) mengusahakan perdamaian ;

18
Jika tercapai perdamaian, maka :
a) pihak-pihak dapat menyelesaikan sendiri di luar persidangan tanpa campur tangan
hakim
b) para pihak dapat meminta hasil perdamian dituangkan dalam bentuk putusan
perdamaian
Jika tidak tercapai perdamaian, maka proses dilanjutkan kepada tahap
pemeriksaan berikutnya :
c) jawab- menjawab
d) pembuktian

Dalam proses sengketa perceraian maka upaya mendamaikan :


e) berlanjut selama proses pemeriksaan berlangsung
f) mulai dari sidang pertama sampai pada tahap putusan belum dijatuhkan
g) oleh karena itu pada setiap kali pemeriksan sidang berlangsung, hakim tetap
dibebani fungsi mengupayakan perdamaian
19
D. ASAS SEDERHANA , CEPAT DAN BIAYA RINGAN
Pasal 57 (3) UU No. 7 Tahun 1989
Pasal 5 ayat 2 UU No. 4 Tahun 2004 yang berbunyi :
• “ Pengadilan membantu pencari keadilan dan berusaha mengatasi segala
hambatan dan rintangan untuk dapat tercapainya peradilan yang sederhana, cepat
dan biaya ringan “

Penjelasan
• Peradilan harus memenuhi harapan dari pencari keadilan yang selalu menghendaki
peradilan yang cepat, tepat adil dan biaya ringan. Tidak diperlukan pemeriksaan dan
acara yang berbelit-belit yang dapat menyebabkan proses sampai bertahun-tahun,
bahkan kadang-kadang harus dilanjutkan oleh ahli waris pencari keadilan. Biaya
ringan artinya biaya yang serendah mungkin sehingga dapat terpikul oleh rakyat. Ini
semua tanpa mengorbankan ketelitian untuk mencari kebenaran dan keadilan.

20
E. ASAS PERSIDANGAN TERBUKA UNTUK UMUM
Pasal 59 UU No. 7 Tahun 1989
• Secara harfiah : setiap pemeriksaan sidang di PA siapa saja yang ingin
berkunjung menghadiri, menyaksikan dan mendengar jalannya persidangan
tidak boleh dihalangi dan dilarang.
Kata-kata Hakim : “ Persidangan dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum “
Yang pokok : ialah sifat dan suasana keterbukaan itu ( Openness )
a) jangan sampai terjadi pemeriksaan gelap dan bisik-bisik. Bukankah dalam pemeriksaan
yang tertutup lebih cenderung untuk melakukan penyimpangan dan kesewenangan ?
b) agar ada fair trail ( jujur )
c) impartial – tidak berat sebelah
d) ada dampak edukasi dan prevensi
e) sekalipun openbaar, anak-anak dilarang masuk

21
Terhadap perkara perceraian, pemeriksaan dilakukan dengan pintu
tertutup
Pasal 19 ayat 1. bagaimana dengan fair trail apabila sidang dilakukan
tertutup ?
Kepentingan kerahasiaan ( confidential ) aib, reputasi suami istri jauh lebih
besar nilai ekivalensinya dibanding dengan tujuan yang terkandung dalam
asas persidangan yang terbuka untuk umum.
• Hadis Nabi SAW :
1. cerita kamar ( rahasia suami istri ) adalah sesuatu yang halal dilakukan, akan
tetapi haram untuk diceritakan ;
2. seburuk laki-laki adalah yang mencumbu istrinya lalu dia menceritakannya
kepada orang lain, dan sebaliknya ……….
3. Bagaimana saat ini, selebriti kita membuka aibnya di televisi
• Kalau sidang perceraian terbuka untuk umum, maka batal demi hukum.
22

Anda mungkin juga menyukai