2.
IKEA memahami bahwa mengelola jaringan operasi yang mendisain, memproduksi, dan menjual
produk dan layanan harus sesuai dengan pasarnya. Tidak ada organisasi yang dapat bertahan
lama jika tidak dapat memberikan dukungan pada pelanggannya secara efektif. Dan inilah esensi
dari manajemen operasi, yaitu tentang mendesain, memproduksi dan menjual produk dan
layanan yang memenuhi keinginan pasar. Untuk bisnis apapun, hal demikian sangat penting.
Seberapa kegiatan yang menjadi penanganan
- Jalan pintas dalam toko yang ditandai dengan jelas memungkinkan pelanggan menuju area
yang ingin dkunjungi tanpa harus melalui semua area yang mendahuluinya.
- Kasir ekspres untuk pelanggan yang berbelanja dengan tas, bukan troli.
- Mendesain ulang tempat parkir, membuat pelanggan mudah mengingat lokasi mobilnya
diparkir.
- Memasang penghalang troli menuju area parkir mobil (diterapkan untuk mencegah kerusakan
- Sistem pergudangan baru untuk menghindari habisnya stok produk populer pada hari itu.
IKEA yang besar adalah jaringan pemasok dari seluruh dunia: 1300 pemasok langsung, sekitar
10.000 sub-pemasok, grosir dan operasi transportasi termasuk 26 Pusat Distribusi. Jaringan
pasokan ini sangat penting bagi IKEA. Dari pembelian bahan baku, sampai tibanya produk di
rumah pelanggan, IKEA mengandalkan pada kemitraan yang erat dengan pemasoknya untuk
mencapai efisiensi pasokan yang berkelanjutan dan pengembangan produk baru. Namun, IKEA
mengontrol semua aktivitas pasokan dan pengembangan dengan cermat.
Membuat pelanggan menghabiskan dua jam di toko - jauh lebih lama dari pada di
kompetitornya. Furnitur dari pemasok ditata sebagaimana halnya di dalam rumah . Inovasi ini
termasuk gagasan menjual furnitur dengan sistem knock down (rakitan), sehingga mengurangi
biaya produksi dan transportasi, dan konsep showroom- warehouse yang mengharuskan
pelanggan mengambil furnitur pilihannya dari Gudang (mengurangi biaya ritel). Kedua prinsip
operasi ini masih menjadi dasar dari proses operasi ritel
Toko dirancang untuk memfasilitasi kelancaran arus pelanggan, dari parkiran, masuk ke toko
untuk memilih dan mengambil barang. Di pintu masuk terdapat papan pengumuman besar
betuliskan saran-saran kepada pembeli. Untuk anak kecil, tersedia area bermain anak-anak
dengan pengawasan, bioskop kecil, dan ruang ibu dan bayi sehingga orang tua dapat
meninggalkan anak-anak mereka di area bermain untuk sementara waktu.
Manajer operasi IKEA:
- Mengatur tata letak toko agar aliran pelanggan menjadi efektif (desain proses)
- Merancang produk-produk stylish yang dapat dikemas ringkas dan efisien (desain produk)
- Memastikan bahwa semua staf dapat berkontribusi pada kesuksesan perusahaan (desain
pekerjaan)
- Memilih lokasi toko dengan ukuran yang memadai di lokasi yang efektif (desain jaringan
pasokan)
operasi).
Kasus diatas, menunjukkan bahwa IKEA telah menyadari betapa pentingnya manajemen operasi
untuk keberhasilan perusahaan atau organisasi tersebut. Pemahaman ini tampak pada bagaimana
IKEA mengelola jaringan operasi yang dapat merancang, memproduksi, dan mengirimkan
produk dan layanannya yang tepat untuk pasarnya. Terdapat beberapa manajemen operasi yang
diterapkan oleh IKEA di dalam tokonya sehingga bisa mendapatkan kesuksesan. Manajemen
operasi yang dilakukan IKEA berdasarkan pada Heizer & Render (2011) sepuluh keputusan
utama dalam manajemen operasi yang harus dipertimbang perusahaan dalam melakukan
produksi, yaitu desain produk, manajemen kualitas, desain proses dan desain kapasitas, lokasi,
desain tata letak, sumber daya manusia dan pekerjaan, manajemen rantai pasokan, persediaan
dan perencanaan bahan baku, penjadwalan jangka pendek dan menengah, dan pemeliharaan.
1)Desain produk IKEA melakukan desain produk berbeda dengan perusahaan lain. Perusahaan
ini menggunakan desain produk untuk membuat harga yang serendah mungkin. Desainer IKEA
merancang setiap produk IKEA dimulai dengan kebutuhan fungsional dan harga.
2)Desain Toko IKEA biasanya merupakan bangunan biru yang sangat besar dengan sedikit
jendela dan aksen kuning. Toko-toko tersebut dirancang untuk menciptakan tata letak “satu arah”
yang mengarahkan pelanggan sepanjang “jalan alami yang panjang”.
3)Manufaktur Meskipun produk dan perabot rumah tangga IKEA dirancang di Swedia, sebagian
besar produk tersebut diproduksi di negara berkembang untuk menekan biaya produksi. Dengan
pemasok di 50 negara, kira-kira 2/3 dari pembelian berasal dari Eropa dengan sekitar 1/3 dari
Asia. Sejumlah kecil produk diproduksi di Amerika Utara.
4)Distribusi merupakan bagian yang penting dari IKEA. Saat ini terdapat sekitar 10.000 produk
IKEA diproduksi oleh 1.600 pemasok dan diangkut ke 186 toko IKEA di seluruh dunia,
seringkali melalui salah satu dari gudang dan pusat distribusi 27 centra l perusahaan.
5. Motorola maupun Nokia, dua raksasa teknologi yang pernah memimpin pasar telekomunikasi,
mengalami kesulitan untuk kembali menduduki posisi kepemimpinan mereka karena sejumlah
faktor krusial:
Motorola: Setelah kesuksesan dengan seri Razr, Motorola terlambat dalam mengadopsi tren
smartphone. Mereka gagal mengikuti pergeseran pasar ke perangkat pintar, terutama dengan
sistem operasi yang kompetitif.
Nokia: Meskipun memiliki pangsa pasar yang kuat pada masa lalu, Nokia juga gagal
mengantisipasi tren perubahan pasar ke arah smartphone. Mereka tidak segera beralih ke
platform yang lebih inovatif seperti Android atau iOS, yang memungkinkan pesaing lain
menyalip mereka.
Motorola: Tidak memiliki ekosistem yang kuat seperti yang dimiliki pesaing mereka, seperti
Apple (iOS) atau Samsung (Android). Hal ini membuat mereka kalah daya saing dalam
menyediakan produk-produk terintegrasi.
Nokia: Meskipun memiliki upaya dengan platform Symbian dan MeeGo, Nokia tidak dapat
menyaingi keunggulan Android dan iOS dalam menyediakan ekosistem yang kuat bagi
pengguna.
Motorola: Setelah masa kejayaan Razr, Motorola kehilangan daya tarik merek yang kuat.
Pemasaran mereka tidak cukup kuat untuk menghidupkan kembali minat konsumen.
Nokia: Meskipun masih memiliki loyalitas merek dari sebagian besar pengguna, Nokia juga
kehilangan daya tarik merek yang kuat ketika pasar beralih ke merek lain yang lebih inovatif
dan menarik.
Motorola dan Nokia: Kedua perusahaan mengalami perubahan kepemilikan dan perubahan
strategi yang tidak konsisten. Ini sering kali mengganggu fokus jangka panjang dan membuat
sulit bagi mereka untuk mengembangkan rencana yang konsisten dan efektif.
Motorola dan Nokia tidak mampu mengikuti laju inovasi yang dibutuhkan oleh pasar,
terutama di era perangkat pintar. Mereka terjebak dalam model bisnis yang sudah mapan dan
gagal menyesuaikan strategi pengembangan produk mereka dengan kebutuhan konsumen
yang berubah. Kesimpulannya, kesalahan strategis, ketidakmampuan mengikuti tren pasar,
dan kegagalan dalam mengembangkan produk yang inovatif adalah beberapa alasan utama
mengapa Motorola dan Nokia kesulitan untuk mengambil kembali posisi kepemimpinan di
pasar telekomunikasi.
1.
Pendekatan: Keputusan dan strategi dibuat oleh manajemen tingkat atas dan
diimplementasikan ke lapisan bawah organisasi.
Contoh Perusahaan: Apple adalah contoh perusahaan yang menerapkan pendekatan ini.
Strategi produk dan pemasaran cenderung ditetapkan oleh manajemen puncak, dan
eksekusi detailnya dijalankan oleh departemen yang lebih rendah.
Pendekatan: Ide dan keputusan berasal dari tingkat bawah organisasi, kemudian naik ke
manajemen tingkat atas untuk evaluasi dan implementasi.
Pendekatan: Perusahaan berfokus pada kebutuhan dan permintaan pasar sebagai dasar
untuk pengembangan produk dan strategi bisnis.
Pendekatan: Keputusan dan strategi didasarkan pada ketersediaan sumber daya internal
perusahaan, seperti keahlian, teknologi, atau infrastruktur.
Mitra bisnis mereka juga mengikuti standar yang serupa dalam praktik kerja dan bisnis.
Beberapa hal yang biasanya diharapkan dari mitra bisnis Levi's termasuk:
Melalui pengaturan seperti ini, Levi's memastikan bahwa nilai-nilai inti mereka tentang
keberlanjutan, etika, dan kualitas terwujud dalam seluruh rantai pasokan mereka, memberikan
keyakinan kepada konsumen bahwa produk Levi's dihasilkan dengan standar yang tinggi dan
sesuai dengan nilai-nilai perusahaan.
Strategi jaringan pasokan yang ideal bagi Levi's dalam konteks isu global akan mencakup
sejumlah elemen kunci yang sesuai dengan tantangan dan peluang di pasar global:
Levi's perlu memastikan akses yang stabil dan berkelanjutan terhadap bahan baku
berkualitas tinggi, seperti denim dan bahan lainnya, yang dapat didapat dari berbagai
sumber global.
Dalam menghadapi ketidakpastian global, Levi's perlu diversifikasi dalam rantai pasokan
mereka, tidak hanya dalam hal sumber bahan baku tetapi juga dalam produksi dan
distribusi. Ini membantu mengurangi risiko terkait gangguan pasokan atau perubahan
kondisi pasar di satu wilayah tertentu.
Levi's perlu menjalin kemitraan yang kuat dengan pemasok mereka di seluruh dunia,
memastikan hubungan yang berkelanjutan, transparansi, dan kepatuhan terhadap standar
etis dan kerja.
6. Responsif Terhadap Perubahan Pasar dan Permintaan Konsumen:
Strategi pasokan harus mampu merespons dengan cepat terhadap perubahan tren pasar
dan permintaan konsumen di berbagai negara, memungkinkan Levi's untuk
menghadirkan produk yang relevan dan diinginkan oleh konsumen.
Levi's harus mempertahankan standar tinggi terkait kualitas produk dan keamanan bagi
konsumen global mereka. Ini meliputi standar produksi yang ketat dan kontrol kualitas
yang cermat.
Penggunaan data dan analitik untuk memahami tren pasar, memprediksi permintaan, dan
mengoptimalkan rantai pasokan merupakan aspek penting dari strategi mereka di tingkat
global.
Menghadapi isu-isu global seperti volatilitas pasar, perubahan kebijakan perdagangan, dan
tantangan lingkungan, strategi pasokan Levi's haruslah sangat adaptif, fleksibel, dan responsif
terhadap lingkungan bisnis yang dinamis di pasar global.
Pengelolaan rantai pasokan yang terbagi dalam tiga fokus utama Operasi, Resiko, dan
Perencanaan menunjukkan pendekatan holistik dalam memastikan kelancaran dan efisiensi rantai
pasokan:
1. Operasi (Operations):
Deskripsi: Fokus pada aktivitas operasional dalam rantai pasokan, seperti produksi, manufaktur,
pengelolaan gudang, dan distribusi produk.
Analisis: Memastikan bahwa setiap tahap dalam produksi dan pengiriman berjalan lancar dan
efisien sangat penting. Hal ini melibatkan optimalisasi proses produksi, perakitan produk, serta
manajemen inventaris yang tepat untuk memenuhi permintaan pelanggan.
1. Resiko (Risk):
Analisis: Pengelolaan risiko penting untuk memitigasi dampak negatif dari perubahan tak
terduga dalam rantai pasokan. Ini melibatkan perencanaan kontinjensi, diversifikasi pemasok,
dan pemahaman mendalam tentang risiko-risiko yang mungkin timbul.
2. Perencanaan (Planning):
Deskripsi: Meliputi perencanaan jangka panjang dan jangka pendek, peramalan permintaan,
perencanaan kapasitas produksi, dan manajemen inventaris.
Pemisahan ini memungkinkan perusahaan untuk fokus pada aspek-aspek kunci dari pengelolaan
rantai pasokan. Integrasi yang baik antara operasi yang efisien, pengelolaan risiko yang baik, dan
perencanaan yang akurat adalah kunci dalam memastikan rantai pasokan yang responsif, efisien,
dan adaptif terhadap perubahan pasar dan kondisi bisnis yang berubah.