Anda di halaman 1dari 51

MANAJEMEN PROYEK LANJUT

METODE PERHITUNGAN DURASI BERDASARKAN VOLUME DAN


ITEM PEKERJAAN YANG DITENTUKAN OLEH PRODUKTIVITAS
PEKERJAAN PADA KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

Disusun Oleh :
Pradana Brio Laksono
236060100111027

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2023
Abstrak

Makalah penelitian ini bertujuan untuk memberikan penjelasan komprehensif beserta contoh
metode perhitungan durasi proyek berdasarkan volume dan item pekerjaan, dengan
mempertimbangkan produktivitas tenaga kerja. Makalah ini membahas pentingnya estimasi
durasi yang akurat untuk perencanaan dan pelaksanaan proyek yang efektif. Bagian
metodologi menguraikan langkah-langkah proses perhitungan durasi, termasuk penentuan
produktivitas kerja, estimasi volume, dan perhitungan durasi. Bagian hasil menyajikan
contoh praktis untuk mengilustrasikan penerapan metode tersebut. Bagian diskusi
menganalisis kelebihan dan keterbatasan pendekatan ini, menyoroti kebutuhan data yang
akurat dan dampak potensial faktor-faktor tak terduga. Kesimpulan menekankan pentingnya
menggunakan pendekatan sistematis untuk perhitungan durasi dan menyarankan arah
penelitian lebih lanjut.
1. Pendahuluan
Metode perhitungan durasi berdasarkan volume dan item pekerjaan dengan
mempertimbangkan produktivitas pekerjaan dapat dilakukan dengan menggunakan
beberapa pendekatan. Salah satu pendekatan umum adalah menggunakan analisis
produktivitas untuk menghitung waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan berdasarkan volume dan kompleksitasnya.
Estimasi yang akurat terhadap durasi proyek penting untuk perencanaan proyek yang
efektif dan alokasi sumber daya. Perhitungan durasi melibatkan pertimbangan berbagai
faktor, termasuk volume pekerjaan dan produktivitas tenaga kerja. Makalah ini
menyajikan metode perhitungan durasi proyek berdasarkan volume dan item pekerjaan,
dengan mempertimbangkan produktivitas tenaga kerja. Metode ini memberikan
pendekatan sistematis untuk memperkirakan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
proyek, memungkinkan manajer proyek mengalokasikan sumber daya secara efisien dan
menetapkan jadwal proyek yang realistis.
2. Metodologi
Untuk menganalisis produktivitas dalam proyek konstruksi bangunan, pendekatan
sistematis diikuti. Penelitian melibatkan tinjauan komprehensif terhadap literatur yang
ada, laporan industri, dan studi kasus terkait pengukuran produktivitas dalam konstruksi.
Informasi yang dikumpulkan kemudian dianalisis dan disintesis untuk mengidentifikasi
metodologi dan teknik yang paling umum digunakan. Metodologi yang dipilih kemudian
dievaluasi lebih lanjut untuk aplikabilitas dan efektivitas mereka dalam menentukan
produktivitas. Metode perhitungan durasi berdasarkan volume dan item pekerjaan
melibatkan beberapa langkah:

Hal. 1
2.1 Estimasi Volume
Langkah berikutnya adalah memperkirakan volume pekerjaan yang diperlukan untuk
proyek. Estimasi volume dapat didasarkan pada spesifikasi proyek, gambar, atau
dokumen relevan lainnya. Penting untuk mempertimbangkan semua item pekerjaan
dan tugas yang perlu diselesaikan untuk mencapai tujuan proyek. Volume dapat
diungkapkan dalam berbagai satuan, tergantung pada sifat proyek, seperti meter
kubik, meter persegi, atau meter linier.
2.2 Penentuan Produktivitas Pekerjaan
Langkah pertama adalah menentukan produktivitas tenaga kerja. Produktivitas tenaga
kerja merujuk pada jumlah pekerjaan yang dapat diselesaikan oleh seorang pekerja
dalam jangka waktu tertentu. Ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti
keterampilan pekerja, pengalaman, alat, dan lingkungan kerja. Untuk menentukan
produktivitas tenaga kerja, dapat dipertimbangkan data historis, benchmark industri,
dan pendapat ahli. Produktivitas tenaga kerja dapat diungkapkan sebagai satuan
pekerjaan yang diselesaikan per satuan waktu, seperti meter kubik per hari atau meter
persegi per jam.
2.3 Menghitung Jumlah Tenaga Kerja
a. Metode 1: Metode Perkiraan
Metode ini digunakan untuk menghitung output berdasarkan estimasi kasar.
Cocok untuk tahap awal perencanaan proyek.

Langkah-langkah:
1. Tentukan jenis pekerjaan dalam proyek konstruksi.
2. Identifikasi tugas-tugas terkait dengan setiap jenis pekerjaan.
3. Hitung jumlah jam kerja yang diperlukan untuk setiap tugas.
4. Tentukan jumlah pekerja berdasarkan tingkat produktivitas yang diharapkan.
5. Total jumlah pekerja untuk semua tugas. Hitung jumlah output berdasarkan
faktor-faktor yang diidentifikasi.
Contoh:
Misalkan kita ingin menghitung jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk
proyek pembangunan gedung. Berikut ini adalah beberapa jenis pekerjaan yang
umum terkait dengan proyek tersebut:
1) Pekerjaan pondasi
2) Pekerjaan struktur beton
3) Pekerjaan dinding dan lantai
4) Pekerjaan instalasi listrik
5) Pekerjaan instalasi pipa air

Hal. 2
Untuk setiap jenis pekerjaan, kita perlu mengidentifikasi tugas-tugas yang terkait
dan mengestimasikan jumlah jam kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan
setiap tugas. Selanjutnya, kita perlu menentukan jumlah pekerja yang diperlukan
berdasarkan tingkat produktivitas yang diharapkan.
Misalnya, untuk pekerjaan pondasi, kita bisa memperkirakan bahwa kita
membutuhkan 4 pekerja selama 10 jam untuk menyelesaikan tugas tersebut.
Untuk pekerjaan struktur beton, kita membutuhkan 6 pekerja selama 20 jam.
Untuk pekerjaan dinding dan lantai, kita membutuhkan 8 pekerja selama 30 jam.
Untuk pekerjaan instalasi listrik, kita membutuhkan 3 pekerja selama 15 jam. Dan
untuk pekerjaan instalasi pipa air, kita membutuhkan 5 pekerja selama 25 jam.
Total jumlah pekerja yang diperlukan adalah sebagai berikut:
Pekerjaan pondasi : 4 pekerja x 10 jam = 40 pekerja-jam
Pekerjaan struktur beton : 6 pekerja x 20 jam = 120 pekerja-jam
Pekerjaan dinding dan lantai : 8 pekerja x 30 jam = 240 pekerja-jam
Pekerjaan instalasi listrik : 3 pekerja x 15 jam = 45 pekerja-jam
Pekerjaan instalasi pipa air : 5 pekerja x 25 jam = 125 pekerja-jam
Jumlah total pekerjaan yang diperlukan untuk proyek ini adalah 570 pekerja-jam.
Metode ini memberikan perkiraan kasar dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan
proyek. Namun, perlu diingat bahwa faktor-faktor seperti tingkat produktivitas,
efisiensi, dan kompleksitas tugas dapat mempengaruhi jumlah tenaga kerja yang
sebenarnya diperlukan.
b. Metode 2: Metode Analisis Produktivitas
Metode ini melibatkan analisis produktivitas pekerjaan berdasarkan data historis
atau pengamatan langsung. Ini dapat memberikan perkiraan yang lebih akurat
dibandingkan dengan metode perkiraan.

Langkah-langkah:
1. Identifikasi jenis pekerjaan yang akan dianalisis.
2. Kumpulkan data historis atau lakukan pengamatan langsung untuk
mendapatkan informasi tentang jumlah pekerja yang diperlukan dan output
yang dihasilkan dalam pekerjaan tersebut.
3. Hitung produktivitas rata-rata berdasarkan data yang dikumpulkan.
4. Tentukan jumlah pekerja berdasarkan output yang diinginkan.
Contoh:
Misalkan kita ingin menghitung jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk
pekerjaan pemasangan keramik lantai. Kita dapat mengumpulkan data historis

Hal. 3
dari proyek-proyek sebelumnya atau melakukan pengamatan langsung untuk
mendapatkan informasi berikut:

 Pada proyek A, 4 pekerja dapat memasang 100 meter persegi keramik lantai
dalam waktu 5 hari kerja.
 Pada proyek B, 6 pekerja dapat memasang 150 meter persegi keramik lantai
dalam waktu 7 hari kerja.
Dari data tersebut, kita dapat menghitung produktivitas rata-rata per pekerja per
hari:
 Proyek A: 100 meter persegi/ (4 pekerja x 5 hari) = 5 meter persegi/ pekerja/
hari
 Proyek B: 150 meter persegi/ (6 pekerja x 7 hari) = 3.57 meter persegi/
pekerja/ hari
Dalam contoh ini, kita ingin memasang 200 meter persegi keramik lantai. Jika
kita menginginkan produktivitas yang sama dengan proyek A, maka kita dapat
menghitung jumlah pekerja yang diperlukan:
 Jumlah pekerja = Jumlah meter persegi/ (Produktivitas per pekerja per hari x
Jumlah hari kerja)
 Jumlah pekerja = 200 meter persegi/ (5 meter persegi/ pekerja/ hari x Jumlah
hari kerja)
Misalnya, jika kita ingin menyelesaikan pekerjaan dalam waktu 10 hari kerja,
maka jumlah pekerja yang diperlukan adalah:
Jumlah pekerja = 200 meter persegi/ (5 meter persegi/ pekerja/ hari x 10 hari) = 4
pekerja
Metode ini memberikan perkiraan yang lebih akurat berdasarkan data historis atau
pengamatan langsung. Namun, perlu dicatat bahwa kondisi proyek yang berbeda
dapat mempengaruhi produktivitas pekerjaan, sehingga perlu dilakukan
penyesuaian jika kondisi proyek tersebut berbeda.
2.4 Menghitung Output Kerja
Dalam perhitungan Output Kerja, juga terdapat dua metode seperti pada metode yang
digunakan untuk mengihitung jumlah tenaga kerja, yaitu:
a. Metode 1: Metode Perkiraan
Metode ini digunakan untuk menghitung output berdasarkan estimasi kasar. Ini
dapat membantu dalam perencanaan produksi dan pengaturan sumber daya.

Hal. 4
Langkah-langkah:
1. Tentukan jenis pekerjaan atau proses yang akan dihitung outputnya.
2. Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi output, seperti jumlah
pekerja, waktu kerja, dan tingkat produktivitas.
3. Hitung jumlah output berdasarkan faktor-faktor yang diidentifikasi.
Contoh:
Misalkan kita ingin menghitung jumlah output beton yang dapat diproduksi
dalam satu hari. Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi output:

 Jumlah pekerja : 8 pekerja


 Waktu kerja : 8 jam
 Tingkat produktivitas : 2 meter kubik per pekerja per jam
Dalam contoh ini, kita dapat menghitung jumlah output beton yang dapat
diproduksi dalam satu hari:
 Jumlah output = Jumlah pekerja x Waktu kerja x Tingkat produktivitas
 Jumlah output = 8 pekerja x 8 jam x 2 meter kubik/ pekerja/ jam = 128 meter
kubik
Metode ini memberikan perkiraan kasar yang dapat disesuaikan dengan kondisi
proyek. Namun, perlu diingat bahwa faktor-faktor seperti tingkat produktivitas
dan efisiensi pekerja dapat mempengaruhi output yang sebenarnya.
b. Metode 2: Metode Analisis Produktivitas
Metode ini melibatkan analisis produktivitas berdasarkan data historis atau
pengamatan langsung. Ini dapat memberikan perkiraan yang lebih akurat
dibandingkan dengan metode perkiraan.

Langkah-langkah:
1. Identifikasi jenis pekerjaan atau proses yang akan dianalisis.
2. Kumpulkan data historis atau lakukan pengamatan langsung untuk
mendapatkan informasi tentang jumlah output yang dihasilkan dalam
pekerjaan tersebut.
3. Hitung rata-rata output berdasarkan data yang dikumpulkan.
4. Gunakan rata-rata output untuk memperkirakan jumlah output berdasarkan
faktor-faktor yang mempengaruhi.

Hal. 5
Contoh:
Misalkan kita ingin menghitung jumlah output pemasangan keramik lantai dalam
satu hari. Kita dapat mengumpulkan data historis atau melakukan pengamatan
langsung untuk mendapatkan informasi berikut:

 Pada proyek A, 4 pekerja dapat memasang 100 meter persegi keramik lantai
dalam waktu 5 hari kerja.
 Pada proyek B, 6 pekerja dapat memasang 150 meter persegi keramik lantai
dalam waktu 7 hari kerja.
Dari data tersebut, kita dapat menghitung rata-rata output per pekerja per hari:

 Proyek A: 100 meter persegi/ (4 pekerja x 5 hari) = 5 meter persegi/ pekerja/


hari
 Proyek B: 150 meter persegi/ (6 pekerja x 7 hari) = 3.57 meter persegi/
pekerja/ hari
Dalam contoh ini, jika kita ingin menggunakan tingkat produktivitas yang sama
dengan proyek A, maka jumlah output dalam satu hari dengan menggunakan 4
pekerja adalah:
 Jumlah output = Tingkat produktivitas per pekerja per hari x Jumlah pekerja
 Jumlah output = 5 meter persegi/pekerja/hari x 4 pekerja = 20 meter persegi
Metode ini memberikan perkiraan yang lebih akurat berdasarkan data historis
atau pengamatan langsung. Namun, perlu dicatat bahwa kondisi proyek yang
berbeda dapat mempengaruhi produktivitas pekerjaan, sehingga perlu dilakukan
penyesuaian jika kondisi proyek tersebut berbeda.
2.5 Menghitung Waktu Kerja
Metode perhitungan durasi berdasarkan volume dan item pekerjaan yang ditentukan
oleh produktifitas pekerjaan adalah metode yang digunakan untuk menghitung durasi
suatu pekerjaan berdasarkan volume pekerjaan yang harus diselesaikan dan
produktivitas tenaga kerja yang akan mengerjakan pekerjaan tersebut.
Pada metode ini, durasi pekerjaan dihitung dengan rumus berikut:
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
𝐷𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 =
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠
Langkah-langkah:
1. Identifikasi jenis pekerjaan atau proses yang akan dianalisis.
2. Kumpulkan data historis atau lakukan pengamatan langsung untuk mendapatkan
informasi tentang waktu kerja yang diperlukan dalam pekerjaan tersebut.
3. Hitung rata-rata waktu kerja berdasarkan data yang dikumpulkan.

Hal. 6
4. Gunakan rata-rata waktu kerja untuk memperkirakan waktu kerja berdasarkan
faktor-faktor yang mempengaruhi.

Contoh:
Misalkan kita ingin menghitung waktu kerja untuk pekerjaan pemasangan keramik
lantai dalam proyek konstruksi. Kita dapat mengumpulkan data historis atau
melakukan pengamatan langsung untuk mendapatkan informasi berikut:
 Pada proyek A, 4 pekerja dapat memasang 100 meter persegi keramik lantai
dalam waktu 5 hari kerja.
 Pada proyek B, 6 pekerja dapat memasang 150 meter persegi keramik lantai
dalam waktu 7 hari kerja.
Dari data tersebut, kita dapat menghitung rata-rata waktu kerja per pekerja per meter
persegi:
 Proyek A: 5 hari kerja/ (4 pekerja x 100 meter persegi) = .0125 hari kerja/ meter
persegi
 Proyek B: 7 hari kerja / (6 pekerja x 150 meter persegi) = .0154 hari kerja/ meter
persegi
Dalam contoh ini, jika kita ingin memasang 200 meter persegi keramik lantai, kita
dapat menghitung waktu kerja yang diperlukan:
 Waktu kerja = Jumlah meter persegi x Waktu kerja per meter persegi
 Waktu kerja = 200 meter persegi x .0125 hari kerja/ meter persegi = 2.5 hari kerja
Metode ini memberikan perkiraan yang lebih akurat berdasarkan data historis atau
pengamatan langsung. Namun, perlu dicatat bahwa kondisi proyek yang berbeda
dapat mempengaruhi produktivitas pekerjaan, sehingga perlu dilakukan penyesuaian
jika kondisi proyek tersebut berbeda.
3. Pembahasan
Berdasarkan analisis berbagai metodologi, pendekatan berikut ini ditemukan umum
digunakan dalam menentukan produktivitas dalam proyek konstruksi bangunan. Untuk
mengilustrasikan penerapan metode perhitungan, mari pertimbangkan contoh:
3.1 Penyusunan Durasi dari Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah dokumen yang berisi perkiraan biaya yang
dibutuhkan untuk melaksanakan suatu proyek atau kegiatan. RAB disusun
berdasarkan rencana kerja, yang memuat rincian pekerjaan yang akan dilaksanakan,
volume pekerjaan, dan waktu pelaksanaan.

Hal. 7
Menghitung volume pekerjaan untuk penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
melibatkan beberapa langkah. Berikut ini adalah langkah-langkah sederhana beserta
penjelasannya:
a. Identifikasi Pekerjaan dan Jenis Material:
 Tentukan jenis pekerjaan yang akan dilakukan, misalnya, pekerjaan
konstruksi fondasi atau pekerjaan pemasangan atap.
 Identifikasi jenis material yang akan digunakan dalam pekerjaan tersebut.
b. Pengukuran Dimensi:
 Lakukan pengukuran dimensi yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut.
 Misalnya, untuk pekerjaan konstruksi fondasi, ukur panjang, lebar, dan
kedalaman fondasi.
c. Hitung Volume:
 Gunakan rumus matematika yang sesuai untuk menghitung volume objek atau
pekerjaan.
 Contohnya, untuk menghitung volume balok: Volume = Panjang x Lebar x
Kedalaman.
d. Konversi Unit:
 Pastikan semua ukuran dalam satuan yang sama. Jika ukuran awal diukur
dalam meter, pastikan hasil volume juga dalam meter kubik.
 Lakukan konversi satuan jika diperlukan.
e. Hitung Total Volume Pekerjaan:
 Jika proyek melibatkan beberapa elemen pekerjaan, hitung volume untuk
masing-masing elemen.
 Jumlahkan semua volume pekerjaan untuk mendapatkan total volume proyek.
f. Perhitungan Material:
 Tentukan jumlah material yang diperlukan untuk setiap jenis pekerjaan
berdasarkan volume yang telah dihitung.
 Misalnya, jika Anda tahu berapa meter kubik beton yang dibutuhkan, hitung
berapa ton atau sak semen yang diperlukan.
g. Kalkulasi Biaya:
 Setelah menentukan jumlah material yang dibutuhkan, tentukan harga atau
biaya setiap jenis material.
 Kalikan jumlah material dengan harga per unit untuk mendapatkan biaya total
setiap jenis material.
h. Tambahkan Biaya Lainnya:
 Selain biaya material, tambahkan biaya lain yang terkait dengan pekerjaan
tersebut. Ini bisa mencakup biaya tenaga kerja, biaya overhead, dan
keuntungan.

Hal. 8
i. Total Anggaran Biaya (RAB):
 Jumlahkan semua biaya untuk mendapatkan total anggaran biaya proyek
(RAB).
j. Review dan Koreksi:
 Lakukan review terhadap perhitungan Anda untuk memastikan semua aspek
telah diperhitungkan dengan benar.
 Koreksi atau perbaiki jika ada kesalahan atau ketidakakuratan.
Berikut ini penulis mengambil studi kasus dari Proyek Pasar XXX yang belokasi di
salah satu kota yang berada di Indonesia berdasarkan pengalaman penulis sendiri.
Sebagai referensi untuk hal kerahasiaan data, dalam hal ini penulis hanya
menampilkan uraian pekerjaan, satuan dan volume pekerjaan.

BILL OF QUANTITY
PEKERJAAN PERSIAPAN
PASAR XXX

No URAIAN PEKERJAAN SAT QTY BOBOT (%)

PEKERJAAN PERSIAPAN

1 Mobilisasi peralatan dan tenaga kerja ls 1.00 0.420

2 Pagar sementara seng gelombang T. 2 m m 222.00 0.311

3 Bongkaran bangunan Existing, berikut pembuangan m2 3,020 0.056

4 Pembersihan lapangan m2 3,050.00 5.917

5 Pengukuran kembali site m2 3,050.00 5.689

6 Papan Nama Proyek bh 1.00 0.009

7 Pek. Bowplank m 561.05 0.110

8 Pembuatan Direksikeet uk. 3,00 x 8,00 m m2 24.00 1.119

9 Pembuatan Gudang barang uk. 3,00 x 12,00 m m2 36.00 0.084

10 Air ( sumber air existing ) dan Listrik kerja bln 8.00 0.261

11 Test PDA ( Pile Driving Analisis) ttk 5.00 0.233

TOTAL 14.209

Gambar 1. RAB pekerjaan Preliminari/ Persiapan (Sumber : Penulis. 2017. Proyek XXX)

Hal. 9
Gambar 1. RAB pekerjaan Preliminari/ Persiapan. Yang mana pada penjadwalan
dihitung berdasarkan Monthly Progress/ Progress Bulanan.
BILL OF QUANTITY
PEKERJAAN STRUKTUR
PASAR XXX

No URAIAN PEKERJAAN SAT QTY BOBOT (%)

PEKERJAAN STRUKTUR

I. LANTAI DASAR

A Pekerjaan Pondasi Mini Pile

1 Pas. Tiang Pancang Square mini pile 25.25, Mutu beton K-450 m 4,120.00 7.497

Pekerjaan Bobok Pondasi Mini Pile

Pas. Tiang Pancang Square mini pile 25.25, Mutu beton K-450 bh 206.00 0.148

B Pekerjaan Pilecap

2 Galian tanah biasa sedalam 1 m m3 106.65 0.061

3 Buang tanah sejauh ±15 m m3 36.65 0.011

4 Urug kembali tanah galian m3 70.16 0.013

5 Urugan pasir urug m3 7.55 0.021

6 Lantai kerja beton tumbuk 1:3:5; t. 50 mm m2 77.82 0.055

Pilecap P2 uk. 500/1250/1000

7 -Beton Readymix K-300 m3 1.40 0.011

8 -Bekisting Pondasi m2 11.20 0.008

-Tulangan besi U-39

9 -dia. D10 mm kg 13.81 0.001

10 -dia. D13 mm kg 87.02 0.007

11 -dia. D19 mm kg 100.10 0.008

Pilecap P3 uk. 1250/1170/1000

12 -Beton Readymix K-300 m3 23.94 0.180

13 -Bekisting Pondasi m2 213.27 0.152

-Tulangan besi U-39

14 -dia. D10 mm kg 343.47 0.028

15 -dia. D13 mm kg 542.16 0.044

16 -dia. D19 mm kg 3,196.45 0.258

Pilecap P4 uk. 1250/1250/1000

17 -Beton Readymix K-300 m3 42.19 0.318

18 -Bekisting Pondasi m2 135.00 0.096

-Tulangan besi U-39

19 -dia. D10 mm kg 214.54 0.017

20 -dia. D13 mm kg 673.89 0.054

21 -dia. D19 mm kg 2,833.19 0.228

Gambar 2. RAB Parsial Pekerjaan Struktur. (Sumber : Penulis. 2017. Proyek XXX)

Dari Gambar 2. Di atas, sudah diketahi item/ uraian pekerjaan, volume dan satuan
untuk dapat menentukan penjadwalan. Berdasarkan metodelogi di atas, kita hitung

Hal. 10
terlebih dahulu adalah produktifitas pekerjaan dari suatu item pekerjaan yang akan
kita hitung durasinya. Dari gambar 2. RAB Parsial Pekerjaan Struktur, penulis akan
memberikan contoh metode perhitungan produktifitas dan durasi dari pekerjaan tiang
pancang ukuran pile 25 x 25 cm2 square. Perlu diketahi bahwa selain RAB untuk
dapat menghitung produktifitas dari pekerjaan tiang pancang, penulis juga
membutuhkan data yang diperoleh dari Gambar Desain dan juga Rencana Kerja dan
Syarat (RKS). Diperoleh dari Gambar desain bahwa kedaman tiang pancang 21m’,
diperoleh dari RKS daya dukung yang dibutuhkan 35ton, dengan jumlah total
pekerjaan tiang pancang sebesar 4120m’, dan terhitung 1 hari adalah 8jam kerja.
Untuk menghitung produktivitas dan durasi pekerjaan tiang pancang, kita perlu
mengetahui beberapa informasi terlebih dahulu. Dalam kasus ini, kita memiliki
informasi sebagai berikut:

 Ukuran tiang pancang: 25 x 25 cm2 (square)


 Kedalaman pancang per titik: kurang lebih 21 m'
 Jumlah total pekerjaan pancang: 4120 m'
 Jumlah alat HSPD (Hydraulic Static Pile Driver): 1unit dengan kapasitas 120 ton
 Daya dukung tiang pancang yang diperlukan: 35 ton untuk 1 titik
Untuk menghitung produktivitas, kita dapat menggunakan rumus:
Jumlah pekerjaan
Produktivitas =
Lama waktu pekerjaan
Lama waktu pekerjaan dapat dihitung dengan rumus:
Jumlah pekerjaan
Lama waktu pekerjaan =
(Produktivitas per hari x Jumlah alat)

Dalam kasus ini, kita akan menghitung produktivitas dan durasi pekerjaan
menggunakan satu alat HSPD dengan kapasitas 120 ton.
Langkah-langkah perhitungan:
a. Menghitung jumlah pekerjaan pancang: Jumlah pekerjaan pancang = jumlah total
pekerjaan pancang / jumlah titik pancang Jumlah pekerjaan pancang = 4120 m'/
(21 m' per titik) Jumlah pekerjaan pancang = 196 titik pancang
b. Menghitung produktivitas per hari: Produktivitas per hari = kapasitas alat HSPD/
daya dukung tiang pancang yang diperlukan Produktivitas per hari = 120 ton/ 35
ton per titik Produktivitas per hari = 3,43 titik pancang per hari

Hal. 11
c. Menghitung lama waktu pekerjaan: Lama waktu pekerjaan = jumlah pekerjaan
pancang/ (produktivitas per hari x jumlah alat) Lama waktu pekerjaan = 196 titik
pancang/ (3,43 titik pancang per hari x 1 alat) Lama waktu pekerjaan = 57,13 hari
Jadi, berdasarkan perhitungan di atas, produktivitas pekerjaan tiang pancang dengan
menggunakan satu alat HSPD dengan kapasitas 120 ton adalah sekitar 3,43 titik
pancang per hari. Dengan jumlah total pekerjaan pancang sebanyak 196 titik pancang,
diperlukan waktu sekitar 57,13 hari untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Dengan
catatan bahwa, 57.13 hari adalah waktu dengan kondisi 1 hari = 8jam kerja.
Untuk dapat menyelesaikan waktu sesuai dengan kondisi di lapangan, yaitu 1hari =
12jam kerja (08.00 sd 22.00) dengan waktu istirahat pukul 12.00-13.00, 17.30-18.30.
adalah dengan perhitungan sebagai berikut:
Jika dalam satu hari selama 8jam kerja alat HSPD 120ton mampu menyelesaikan
pekerjaan dengan durasi 57.13 hari kalender, waktu pekerjaan yang akan diselesaikan
jika alat tersebut menambah jam kerjanya menjadi satu hari = 12jam kerja adalah
menggunakan perhitungan percepatan. Metode percepatan menyatakan bahwa durasi
pekerjaan dapat dihitung dengan rumus:
Durasi Pekerjaan Lama
Durasi Pekerjaan Baru =
Faktor Percepatan
Dimana,
Faktor percepatan adalah rasio antara jam kerja baru dan jam kerja lama.
Dalam kasus ini, jam kerja lama adalah 8 jam, jam kerja baru adalah 12 jam, dan
durasi pekerjaan lama adalah 57.22 hari kalender.
/ℎ
Faktor Percepatan = = = 1.5
/ℎ

Sekarang kita bisa menghitung nilai tersebut untuk menemukan durasi pekerjaan jika
jam kerja harian ditingkatkan menjadi 12 jam.
Durasi Pekerjaan Lama 57.13
Durasi Pekerjaan Baru = = = 38.087 ℎ𝑎𝑟𝑖
Faktor Percepatan 1.5
Jadi, jika seseorang menambah jam kerjanya menjadi 12 jam per hari, pekerjaan dapat
diselesaikan dalam waktu sekitar 38.087 hari kalender.

Hal. 12
3.2 Penjadwalan menggunakan Microsoft Project (Ms. Project)
Setelah kita merinci setiap waktu pelaksanaan dari masing – masing item pekerjaan
yang ada pada RAB, kita dapat menginput waktu pelaksanaan tersebut pada sebuah
program komputer bernama microsoft project untuk dapat mengetahui lintasan kritis.
Microsoft Project adalah salah satu perangkat lunak yang dapat digunakan untuk
melakukan penjadwalan proyek dan mengidentifikasi jalur kritis. Perangkat lunak ini
menyediakan berbagai fitur dan alat yang memudahkan pengguna dalam membuat
jadwal proyek dan menganalisis jalur kritis.

Sedangkan lintasan kritis adalah jalur atau rangkaian aktivitas yang harus diselesaikan
tepat waktu agar proyek dapat selesai sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Lintasan
kritis memiliki beberapa fungsi penting, antara lain menentukan durasi proyek,
mengidentifikasi aktivitas kritis, perencanaan dan pengendalian proyek, penentuan
prioritas, dan pengelolaan risiko.

Mengetahui lintasan kritis memiliki manfaat yang besar, antara lain pengendalian
waktu, pengelolaan sumber daya, identifikasi risiko, dan perencanaan yang efisien.
Dengan pemahaman yang baik tentang lintasan kritis, manajer proyek dapat
mengoptimalkan penggunaan sumber daya, menghindari penundaan, dan memastikan
bahwa proyek selesai tepat waktu. Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang
lintasan kritis sangat penting dalam manajemen proyek yang sukses.

Studi Kasus Menggunakan Metode Lintasan Kritis dan Microsoft Project

Gambar 3. Penjadwalan menggunakan Ms. Project. (Sumber : Penulis. 2017)

Dalam studi kasus ini, seorang manajer proyek menggunakan Microsoft Project untuk
merencanakan jadwal proyek konstruksi gedung. Dia menambahkan aktivitas-

Hal. 13
aktivitas yang harus dilakukan dalam proyek, mengatur hubungan antara aktivitas-
aktivitas tersebut, dan menentukan waktu pelaksanaan setiap aktivitas.
Lintasan kritis merupakan jalur yang memiliki durasi paling lama dalam suatu proyek
dan jika terdapat keterlambatan pada kegiatan-kegiatan yang ada di jalur ini, maka
akan berdampak pada penundaan keseluruhan proyek. Pemahaman tentang lintasan
kritis dan komponen-komponennya sangat penting bagi manajer proyek untuk
mengelola proyek dengan efektif dan efisien. Berikut ini terdapat beberapa komponen
penting yang perlu dipahami, yaitu:
1. Kegiatan (Activity)
Kegiatan adalah tugas-tugas yang harus dilakukan dalam proyek. Setiap kegiatan
memiliki durasi yang ditentukan, yaitu waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan kegiatan tersebut. Durasi kegiatan dapat dinyatakan dalam satuan
waktu, seperti hari, minggu, atau bulan.
2. Node (simpul)
Node atau simpul adalah titik yang merepresentasikan suatu kegiatan dalam
diagram jaringan proyek. Setiap node memiliki nomor atau label yang unik untuk
mengidentifikasi kegiatan tersebut.
3. Predecessor dan Successor
Predecessor adalah kegiatan yang harus diselesaikan sebelum kegiatan tertentu
dimulai. Sebaliknya, successor adalah kegiatan yang harus dimulai setelah
kegiatan tertentu selesai.
4. Durasi (Duration)
Durasi adalah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu kegiatan. Durasi
kegiatan dapat ditentukan berdasarkan pengalaman, estimasi, atau data historis.
5. Early Start (ES) dan Early Finish (EF)
Early Start (ES) adalah waktu paling awal kegiatan dapat dimulai, sedangkan Early
Finish (EF) adalah waktu paling awal kegiatan dapat selesai. ES dan EF dapat
dihitung dengan menggunakan metode perhitungan maju (forward pass) dalam
metode CPM.
6. Late Start (LS) dan Late Finish (LF)
Late Start (LS) adalah waktu paling akhir kegiatan dapat dimulai tanpa
mempengaruhi waktu penyelesaian proyek, sedangkan Late Finish (LF) adalah
waktu paling akhir kegiatan dapat selesai tanpa mempengaruhi waktu penyelesaian
proyek. LS dan LF dapat dihitung dengan menggunakan metode perhitungan
mundur (backward pass) dalam metode CPM.

Hal. 14
7. Slack atau Float
Slack atau float adalah selisih waktu antara waktu paling awal dan paling akhir
suatu kegiatan dapat dimulai atau selesai tanpa mempengaruhi waktu penyelesaian
proyek. Slack dapat digunakan untuk menentukan kegiatan-kegiatan yang
memiliki fleksibilitas waktu atau kegiatan-kegiatan yang kritis dan tidak memiliki
fleksibilitas waktu.
Dengan mengetahui jalur kritis, manajer proyek dapat fokus pada aktivitas-aktivitas
yang paling penting dan memastikan bahwa mereka diselesaikan tepat waktu agar
proyek selesai tepat waktu.
3.3 Hubungan Antara Lintasan Kritis dengan Kurva S dalam Manajemen Proyek
Dalam manajemen proyek, lintasan kritis dan kurva S adalah dua konsep penting yang
digunakan untuk merencanakan dan mengendalikan waktu pelaksanaan proyek.
Lintasan kritis adalah serangkaian aktivitas yang harus diselesaikan tepat waktu agar
proyek dapat selesai sesuai jadwal. Sedangkan kurva S adalah grafik yang
menggambarkan hubungan antara kemajuan pelaksanaan pekerjaan secara kumulatif
dengan waktu pelaksanaan.
A. Lintasan Kritis
Lintasan kritis adalah serangkaian aktivitas dalam jaringan kerja proyek yang
memiliki total float atau slack nol. Artinya, aktivitas-aktivitas dalam lintasan
kritis harus diselesaikan tepat waktu agar proyek dapat selesai sesuai jadwal. Jika
ada keterlambatan dalam satu atau beberapa aktivitas lintasan kritis, maka akan
berdampak pada penundaan keseluruhan proyek.

Penting untuk mengidentifikasi lintasan kritis dalam perencanaan proyek karena


hal ini memungkinkan manajer proyek untuk fokus pada aktivitas-aktivitas yang
paling kritis dan memprioritaskan sumber daya yang tersedia. Dengan
memperhatikan lintasan kritis, manajer proyek dapat mengoptimalkan waktu
pelaksanaan proyek dan menghindari risiko keterlambatan.
B. Kurva S
Kurva S adalah grafik yang menggambarkan hubungan antara kemajuan
pelaksanaan pekerjaan secara kumulatif dengan waktu pelaksanaan. Pada sumbu
Y, kita menggambarkan persentase kemajuan pekerjaan (dalam persen) dari 0%
hingga 100%. Pada sumbu X, kita menggambarkan waktu pelaksanaan proyek.

Kurva S menggambarkan akumulasi kemajuan pekerjaan dari awal hingga akhir


proyek. Pada awal proyek, kemajuan pekerjaan masih lambat dan kurva S
cenderung datar. Namun, seiring berjalannya waktu, kemajuan pekerjaan akan
meningkat secara eksponensial dan kurva S akan naik secara curam. Pada akhir

Hal. 15
proyek, kurva S akan mendatar karena hampir semua pekerjaan telah
diselesaikan.
SCHEDULE / KURVA S
PROYEK PEMBANGUNAN BANGUNAN UTAMA PASAR XXX
PASAR XXX

TAHUN 2017
No JENIS PEKERJAAN BOBOT % 1 2 3 4 5 6 6
DES JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI
28-3 4-10 11-17 18-24 25-31 01-07 08-14 15-21 22-28 01-07 08-14 15-21 22-28 29-04 05-11 12-18 19-25 26-02 03-10 11-17 18-24 25-31 01-07 08-14 15-21 22-28

I. PRELIMINARIES 14.2088 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.2842 0.2842 100%

II. PEKERJAAN STRUKTUR


1 PEKERJAAN LANTAI DASAR
PEKERJAAN TIANG PANCANG 7.7490 1.5498 1.5498 1.5498 1.5498 1.5498
PEKERJAAN PILE CAP 1.5658 0.3132 0.3132 0.3132 0.3132 0.3132
PEKERJAAN TIE BEAM 3.7387 0.7477 0.7477 0.7477 0.7477 0.7477
PEKERJAAN KOLOM 1.3252 0.2209 0.2209 0.2209 0.2209 0.2209 0.2209
PEKERJAAN TANGGA & RAMP 0.2807 0.0936 0.0936 0.0936
1.A PEKERJAAN URUGAN LANTAI DASAR
PEKERJAAN PELAT LANTAI DASAR 5.1334 1.7111 1.7111 1.7111
2 PEKERJAAN LANTAI 1
PEKERJAAN KOLOM 0.6398 0.1600 0.1600 0.1600 0.1600
PEKERJAAN BALOK 4.4566 1.1141 1.1141 1.1141 1.1141
PEKERJAAN PELAT LANTAI 4.2237 0.8447 0.8447 0.8447 0.8447 0.8447
3 PEKERJAAN LANTAI ATAP
PEKERJAAN BALOK 0.8978 0.4489 0.4489
PEKERJAAN PELAT LANTAI 0.0894 0.0298 0.0298 0.0298
PEKERJAAN STRUKTUR BAJA & PENUTUP ATAP 6.9896 1.1649 1.1649 1.1649 1.1649 1.1649 1.1649
4 PEKERJAAN LAIN-LAIN
PEKERJAAN SUMUR RESAPAN, BAK KONTROL DAN SALURAN DRAINASE 1.0118 0.2024 0.2024 0.2024 0.2024 0.2024
PEKERJAAN GWT 2.0771 0.5193 0.5193 0.5193 0.5193
PEKERJAAN RAMP 0.4697 0.1566 0.1566 0.1566
PEKERJAAN WATERPROOFING 0.4943 0.2472 0.2472

III. PEKERJAAN ARSITEKTUR


1 PEKERJAAN LANTAI DASAR 50%
PEKERJAAN DINDING 6.0205 1.0034 1.0034 1.0034 1.0034 1.0034 1.0034
PEKERJAAN LANTAI KERAMIK 1.8271 0.3045 0.3045 0.3045 0.3045 0.3045 0.3045
PEKERJAAN PLAFOND 0.9224 0.1537 0.1537 0.1537 0.1537 0.1537 0.1537
PEKERJAAN ASESORIS PINTU & SANITAIR 3.4895 0.5816 0.5816 0.5816 0.5816 0.5816 0.5816
PEKERJAAN TANGGA & RAMP 1.1728 0.2346 0.2346 0.2346 0.2346 0.2346
2 PEKERJAAN LANTAI 1
A PEKERJAAN DINDING 0.7163 0.1194 0.1194 0.1194 0.1194 0.1194 0.1194
PEKERJAAN LANTAI KERAMIK 1.0936 0.1823 0.1823 0.1823 0.1823 0.1823 0.1823
PEKERJAAN PLAFOND 0.0523 0.0105 0.0105 0.0105 0.0105 0.0105
PEKERJAAN ASESORIS PINTU & SANITAIR 0.6854 0.2285 0.2285 0.0571 0.0571 0.0571 0.0571
3 PEKERJAAN LANTAI ATAP
PEKERJAAN DINDING 0.5673 0.2836 0.2836
PEKERJAAN LANTAI KERAMIK 0.1051 0.0526 0.0526
PEKERJAAN ASESORIS PINTU 1.4001 0.4667 0.4667 0.4667
PEKERJAAN PENUTUP ATAP 3.1426 0.6285 0.6285 0.6285 0.6285 0.6285
4 PEKERJAAN FACADE 2.9751 0.7438 0.7438 0.7438 0.7438
5 PEKERJAAN POS JAGA 0.2803 0.0467 0.0467 0.0467 0.0467 0.0467 0.0467
6 PEKERJAAN R. POMPA DAN GWT 0.8560 0.2140 0.2140 0.2140 0.0428 0.0428 0.0428 0.0428 0.0428
7 PEKERJAAN EKSTERNAL 3.0177 0.3772 0.3772 0.3772 0.3772 0.3772 0.3772 0.3772 0.3772
8 PEKERJAAN PEMBONGKARAN TPS BY OTHER 0.0000

IV. PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL & PLUMBING


1 PEKERJAAN ELEKTRIKAL 8.7462 0.7951 0.7951 0.7951 0.7951 0.7951 0.7951 0.7951 0.7951 0.7951 0.7951 0.7951
2 PEKERJAAN MEKANIKAL & PLUMBING 7.5781 0.6889 0.6889 0.6889 0.6889 0.6889 0.6889 0.6889 0.6889 0.6889 0.6889 0.6889
0%
RENCANA MINGGUAN 100.0000 0.568 2.118 2.118 3.179 3.179 3.400 3.809 3.969 2.908 6.675 6.726 6.339 6.234 7.444 8.357 8.582 6.839 5.111 3.983 1.867 1.092 2.576 1.035 0.946 0.661 0.284
KUMULATIF RENCANA MINGGUAN 0.0000% 0.568 2.686 4.805 7.984 11.163 14.563 18.372 22.341 25.249 31.924 38.650 44.989 51.223 58.667 67.024 75.606 82.445 87.556 91.539 93.405 94.498 97.074 98.109 99.054 99.716 100.000
RENCANA BULANAN 10000.0000% 0.568 10.594 14.086 33.418 28.889 9.518 2.926
KUMULATIF RENCANA BULANAN 10000.0000% 0.568 11.163 25.249 58.667 87.556 97.074 100.000
REALISASI MINGGUAN 5.8960 4.8930 4.2710 2.5540 1.8075
KOMULATIF REALISASI 0.0000 5.8960 10.7890 15.0600 17.6140 19.4215
DEVIASI 5.3276 8.1025 10.2554 9.6303 8.2588

Catatan : - Gambar For Tender/For Construction sebagai acuan pembuatan shop drawing lengkap kami terima pada tanggal 3 Januari 2017 (ARS, STR, MEP)
- Pekerjaan Area Eksternal
- Pekerjaan Areaakan dikerjakan
Eksternal setelah TPS
akan dikerjakan dibongkar
setelah (by other)
TPS dibongkar (by secara keseluruhan
other) secara keseluruhan

- Ra-Pengajuan
Ra Pengajuan Progress
Progress
- Ri Progress Diterima

Gambar. 4. Kurva S Proyek Pasar XXX. (Sumber: Penulis. 2017)


Kurva S membantu manajer proyek untuk memahami sejauh mana kemajuan
pekerjaan telah dicapai pada setiap titik waktu. Dengan melihat kurva S, manajer
proyek dapat mengidentifikasi apakah proyek berada dalam jadwal yang
diharapkan atau mengalami keterlambatan. Kurva S juga dapat digunakan untuk
memprediksi dan mengendalikan kemajuan pekerjaan di masa depan.

C. Hubungan Antara Lintasan Kritis dan Kurva S


Hubungan antara lintasan kritis dan kurva S sangat erat. Lintasan kritis adalah
serangkaian aktivitas yang harus diselesaikan tepat waktu agar proyek dapat
selesai sesuai jadwal. Kurva S, di sisi lain, menggambarkan kemajuan pekerjaan
secara kumulatif dari awal hingga akhir proyek.

Dalam kurva S, kita dapat melihat bagaimana lintasan kritis mempengaruhi


kemajuan pekerjaan secara keseluruhan. Jika ada keterlambatan dalam aktivitas-

Hal. 16
aktivitas lintasan kritis, maka akan terjadi keterlambatan dalam kemajuan
pekerjaan secara keseluruhan. Hal ini akan terlihat dalam kurva S dengan adanya
penurunan atau perubahan yang tidak diharapkan dalam kemajuan pekerjaan.

Sebaliknya, jika aktivitas-aktivitas lintasan kritis diselesaikan tepat waktu, maka


kemajuan pekerjaan akan berjalan sesuai jadwal dan kurva S akan mencerminkan
hal ini. Kurva S akan naik secara konsisten dan sesuai dengan target yang
ditetapkan.

Dengan memahami hubungan antara lintasan kritis dan kurva S, manajer proyek
dapat mengidentifikasi risiko keterlambatan yang dapat mempengaruhi
kemajuan pekerjaan secara keseluruhan. Mereka dapat mengambil tindakan yang
diperlukan untuk menghindari atau mengurangi risiko ini, seperti
mengalokasikan sumber daya tambahan atau mempercepat aktivitas-aktivitas
lintasan kritis.

Hal. 17
4. Penutup
4.1 Kesimpulan

 Pengukuran produktivitas adalah aspek krusial dalam proyek konstruksi


bangunan. Dengan menggunakan metodologi dan teknik yang tepat, pemangku
kepentingan dapat menilai produktivitas dengan akurat, mengidentifikasi
ketidakefisienan, dan membuat keputusan terinformasi untuk mengoptimalkan
kinerja proyek. Produktivitas tenaga kerja, peralatan, dan material saling terkait
dan harus dievaluasi secara holistik untuk mendapatkan pemahaman
komprehensif tentang produktivitas proyek. Contoh yang diberikan
mendemonstrasikan penerapan praktis pengukuran produktivitas dalam skenario
pekerjaan pondasi tiang pancang. Diharapkan artikel ini dapat meningkatkan
pengetahuan dalam industri konstruksi terutama bagunan gedung dan
berkontribusi pada perbaikan berkelanjutan dalam penilaian produktivitas dalam
proyek konstruksi bangunan.
 Dalam manajemen proyek, lintasan kritis dan kurva S adalah dua konsep penting
yang saling terkait. Lintasan kritis adalah serangkaian aktivitas yang harus
diselesaikan tepat waktu agar proyek dapat selesai sesuai jadwal. Kurva S, di sisi
lain, menggambarkan hubungan antara kemajuan pekerjaan secara kumulatif
dengan waktu pelaksanaan. Dengan memahami hubungan ini, manajer proyek
dapat mengoptimalkan waktu pelaksanaan proyek dan menghindari risiko
keterlambatan. Mereka dapat mengambil tindakan yang diperlukan untuk
memastikan aktivitas-aktivitas lintasan kritis diselesaikan tepat waktu dan
proyek berada dalam jadwal yang diharapkan. Dengan demikian, penggunaan
lintasan kritis dan kurva S dalam manajemen proyek sangat penting untuk
memastikan kesuksesan proyek dan pencapaian target waktu yang ditetapkan.

Hal. 18
5. Daftar Pustaka
1. Limanto, Sentosa. (2009). Analisis Produktivitas Pemancangan Tiang Pancang Pada
Bangunan Tinggi Apartemen. Jurnal Researchgate, diakses melalui internet:
https://www.researchgate.net/publication/43649743
2. Hidayati. (2021). Analisis Produktivitas Pekerjaan Pemancangan Tiang Pancang
dengan Jack In Pile. Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan, 9(2), 105-112.
3. Rahmat, Gunaedy Utomo, Eka Al Qurina. (2020). Analisis Produktivitas Tiang
Pancang dengan Jack In Pile pada Konstruksi Workshop. Jurnal Penelitian Transukma,
Vol. 3 No. 1 (2020). Diakses melalui internet:
https://doi.org/10.36277/transukma.v3i1.67
4. Namaha. "Lintasan Kritis (skripsi dan tesis) - Namaha." Konsultasi Skripsi, 13 Januari
2019, diakses melalui internet: https://konsultasiskripsi.com/2019/01/13/lintasan-
kritis-skripsi-dan-tesis/.
5. Manajemen Proyek Indonesia. "Contoh Perhitungan Lintasan Kritis - Manajemen
Proyek Indonesia." Manajemen Proyek Indonesia, diakses melalui internet:
https://manajemenproyekindonesia.com/?p=7246.

Hal. 19
BILL OF QUANTITY
PEKERJAAN PERSIAPAN
PASAR XXX

No URAIAN PEKERJAAN SAT QTY BOBOT (%)

PEKERJAAN PERSIAPAN

1 Mobilisasi peralatan dan tenaga kerja ls 1.00 0.420

2 Pagar sementara seng gelombang T. 2 m m 222.00 0.311

3 Bongkaran bangunan Existing, berikut pembuangan m2 3,020 0.056

4 Pembersihan lapangan m2 3,050.00 5.917

5 Pengukuran kembali site m2 3,050.00 5.689

6 Papan Nama Proyek bh 1.00 0.009

7 Pek. Bowplank m 561.05 0.110

8 Pembuatan Direksikeet uk. 3,00 x 8,00 m m2 24.00 1.119

9 Pembuatan Gudang barang uk. 3,00 x 12,00 m m2 36.00 0.084

10 Air ( sumber air existing ) dan Listrik kerja bln 8.00 0.261

11 Test PDA ( Pile Driving Analisis) ttk 5.00 0.233

TOTAL 14.209
BILL OF QUANTITY
PEKERJAAN STRUKTUR
PASAR XXX

No URAIAN PEKERJAAN SAT QTY BOBOT (%)

PEKERJAAN STRUKTUR

I. LANTAI DASAR

A Pekerjaan Pondasi Mini Pile

1 Pas. Tiang Pancang Square mini pile 25.25, Mutu beton K-450 m 4,120.00 7.497

Pekerjaan Bobok Pondasi Mini Pile

Pas. Tiang Pancang Square mini pile 25.25, Mutu beton K-450 bh 206.00 0.148

B Pekerjaan Pilecap

2 Galian tanah biasa sedalam 1 m m3 106.65 0.061

3 Buang tanah sejauh ±15 m m3 36.65 0.011

4 Urug kembali tanah galian m3 70.16 0.013

5 Urugan pasir urug m3 7.55 0.021

6 Lantai kerja beton tumbuk 1:3:5; t. 50 mm m2 77.82 0.055

Pilecap P2 uk. 500/1250/1000

7 -Beton Readymix K-300 m3 1.40 0.011

8 -Bekisting Pondasi m2 11.20 0.008

-Tulangan besi U-39

9 -dia. D10 mm kg 13.81 0.001

10 -dia. D13 mm kg 87.02 0.007

11 -dia. D19 mm kg 100.10 0.008

Pilecap P3 uk. 1250/1170/1000

12 -Beton Readymix K-300 m3 23.94 0.180

13 -Bekisting Pondasi m2 213.27 0.152

-Tulangan besi U-39

14 -dia. D10 mm kg 343.47 0.028

15 -dia. D13 mm kg 542.16 0.044

STR Halaman 2
BILL OF QUANTITY
PEKERJAAN STRUKTUR
PASAR XXX

No URAIAN PEKERJAAN SAT QTY BOBOT (%)

16 -dia. D19 mm kg 3,196.45 0.258

Pilecap P4 uk. 1250/1250/1000

17 -Beton Readymix K-300 m3 42.19 0.318

18 -Bekisting Pondasi m2 135.00 0.096

-Tulangan besi U-39

19 -dia. D10 mm kg 214.54 0.017

20 -dia. D13 mm kg 673.89 0.054

21 -dia. D19 mm kg 2,833.19 0.228

C Pekerjaan Tie Beam

22 Galian tanah biasa sedelam 1 m m3 231.42 0.133

23 Buang tanah sejauh ±15 m m3 85.71 0.025

24 Urug kembali tanah galian m3 145.54 0.028

25 Urugan pasir urug m3 24.25 0.068

26 Lantai kerja beton tumbuk 1:3:5; t. 50 mm m2 262.68 0.184

Tiebeam TB1 uk. 400/650

27 -Beton Readymix K-300 m3 26.10 0.197

28 -Bekisting Pondasi m2 179.22 0.128

-Tulangan besi U-39

29 -dia. D10 mm kg 1,728.67 0.139

30 -dia. D16 mm kg 3,276.43 0.264

Tiebeam TB2 uk. 400/600

31 -Beton Readymix K-300 m3 38.16 0.287

32 -Bekisting Pondasi m2 198.43 0.141

-Tulangan besi U-39

33 -dia. D10 mm kg 1,768.78 0.143

STR Halaman 3
BILL OF QUANTITY
PEKERJAAN STRUKTUR
PASAR XXX

No URAIAN PEKERJAAN SAT QTY BOBOT (%)

34 -dia. D16 mm kg 5,005.74 0.403

Tiebeam TB3 uk. 300/600

35 -Beton Readymix K-300 m3 39.53 0.298

36 -Bekisting Pondasi m2 271.43 0.194

-Tulangan besi U-39

37 -dia. D10 mm kg 2,044.39 0.165

38 -dia. D16 mm kg 6,499.44 0.524

Tiebeam TB4 uk. 250/500

39 -Beton Readymix K-300 m3 13.99 0.105

40 -Bekisting Pondasi m2 115.40 0.082

-Tulangan besi U-39

41 -dia. D10 mm kg 791.56 0.064

42 -dia. D16 mm kg 2,226.64 0.179

D Pekerjaan Plat lantai dasar

43 Pemadatan tanah m2 1,407.67 0.135

44 Urugan pasir urug m3 98.54 0.275

45 Lantai kerja beton tumbuk 1:3:5; t. 50 mm m2 1,407.67 0.988

46 Dilatasi Pasir dan Aspal uk. 10 x 15 mm m 831.27 0.239

47 Beton Readymix K-300 m3 140.77 1.060

48 Tulangan wiremesh M8-150 m2 2,815.34 1.662

Tulangan besi U-39

49 -Dowel dia. D16 mm L.600 mm bh 2,772.00 0.223

F Pekerjaan Gutter

50 Galian tanah biasa sedalam 1 m m3 33.41 0.019

STR Halaman 4
BILL OF QUANTITY
PEKERJAAN STRUKTUR
PASAR XXX

No URAIAN PEKERJAAN SAT QTY BOBOT (%)

51 Buang tanah sejauh ±15 m m3 22.51 0.006

52 Urug kembali tanah galian m3 10.90 0.002

53 Beton Readymix K-300 m3 13.79 0.104

54 Bekisting Pondasi m2 71.51 0.051

Tulangan besi U-24

55 -dia. 8 mm kg 1,135.38 0.091

56 Grill Plat strip # 5 x 25, L.300 mm m 68.10 0.293

G Pekerjaan Kolom

Kolom K1 uk. 400/400

57 Beton Readymix K-350 m3 37.63 0.289

58 Bekisting Kolom m2 376.32 0.408

Tulangan besi U-39

59 -dia. D10 mm kg 1,691.68 0.136

60 -dia. D16 mm kg 6,164.08 0.497

Kolom K2 uk. 300/300

61 Beton Readymix K-350 m3 - 0.000

62 Bekisting Kolom m2 - 0.000

Tulangan besi U-39

63 -dia. D10 mm kg - 0.000

64 -dia. D16 mm kg - 0.000

H Pekerjaan Plat Tangga

Tangga

61 Beton Readymix K-300 m3 8.21 0.062

62 Bekisting tangga m2 59.49 0.087

STR Halaman 5
BILL OF QUANTITY
PEKERJAAN STRUKTUR
PASAR XXX

No URAIAN PEKERJAAN SAT QTY BOBOT (%)

Tulangan besi U-24

63 -dia. 8 mm kg 185.53 0.015

Tulangan besi U-39

64 -dia. D10 mm kg 369.00 0.030

65 -dia. D13 mm kg 604.69 0.049

Balok Tangga

66 Beton Readymix K-300 m3 0.80 0.006

67 Bekisting Balok m2 8.40 0.008

Tulangan besi U-39

68 -dia. D10 mm kg 35.11 0.003

69 -dia. D16 mm kg 130.29 0.010

Kolom Tangga

70 Beton Readymix K-350 m3 0.19 0.001

71 Bekisting kolom m2 3.75 0.004

Tulangan besi U-39

72 -dia. D10 mm kg 8.21 0.001

73 -dia. D16 mm kg 66.47 0.005

II. LANTAI 1

A Pekerjaan Kolom

Kolom K1 uk. 400/400

1 Beton Readymix K-350 m3 19.95 0.153

2 Bekisting Kolom m2 199.50 0.216

Tulangan besi U-39

STR Halaman 6
BILL OF QUANTITY
PEKERJAAN STRUKTUR
PASAR XXX

No URAIAN PEKERJAAN SAT QTY BOBOT (%)

3 -dia. D10 mm kg 798.37 0.064

4 -dia. D16 mm kg 2,585.73 0.208

B Pekerjaan Balok

Balok B1 uk. 400/650

5 Beton Readymix K-300 m3 38.13 0.287

6 Bekisting Balok m2 263.95 0.258

Tulangan besi U-39

7 -dia. D10 mm kg 1,815.56 0.146

8 -dia. D16 mm kg 6,665.04 0.537

Balok B2 uk. 400/600

9 Beton Readymix K-300 m3 39.03 0.294

10 Bekisting Balok m2 278.18 0.272

Tulangan besi U-39

11 -dia. D10 mm kg 1,676.94 0.135

12 -dia. D16 mm kg 7,549.53 0.608

Balok B3 uk. 300/600

13 Beton Readymix K-300 m3 41.23 0.310

14 Bekisting Balok m2 362.58 0.355

Tulangan besi U-39

15 -dia. D10 mm kg 2,648.68 0.213

16 -dia. D16 mm kg 6,081.78 0.490

Balok B4 uk. 250/500

17 Beton Readymix K-300 m3 16.83 0.127

18 Bekisting Balok m2 180.09 0.176

Tulangan besi U-39

STR Halaman 7
BILL OF QUANTITY
PEKERJAAN STRUKTUR
PASAR XXX

No URAIAN PEKERJAAN SAT QTY BOBOT (%)

19 -dia. D10 mm kg 921.80 0.074

20 -dia. D16 mm kg 2,306.14 0.186

C Pekerjaan Plat lantai 1

Plat Lantai S1 t.130 mm

21 Beton Readymix K-300 m3 120.29 0.906

22 Bekisting Plat lantai m2 944.81 0.903

Tulangan besi U-39

23 -dia. D10 mm kg 12,682.00 1.022

Plat Lantai S2 t.130 mm

24 Beton Readymix K-300 m3 56.44 0.425

25 Bekisting Plat lantai m2 434.16 0.415

Tulangan besi U-39

26 -dia. D10 mm kg 7,031.06 0.567

III. LANTAI ATAP

A Pekerjaan Balok

Balok B3 uk. 300/600

1 Beton Readymix K-300 m3 2.90 0.022

2 Bekisting Balok m2 25.52 0.025

Tulangan besi U-39

3 -dia. D10 mm kg 200.62 0.016

4 -dia. D16 mm kg 592.30 0.048

Balok B4 uk. 250/500

5 Beton Readymix K-300 m3 6.48 0.049

6 Bekisting Balok m2 69.30 0.068

STR Halaman 8
BILL OF QUANTITY
PEKERJAAN STRUKTUR
PASAR XXX

No URAIAN PEKERJAAN SAT QTY BOBOT (%)

Tulangan besi U-39

7 -dia. D10 mm kg 457.94 0.037

8 -dia. D16 mm kg 925.52 0.075

Balok LP uk. 250/600

9 Beton Readymix K-300 m3 0.94 0.007

10 Bekisting Balok m2 9.52 0.009

Tulangan besi U-39

11 -dia. D10 mm kg 61.56 0.005

12 -dia. D16 mm kg 107.83 0.009

1 Balok BB1; IWF 300/150/6,5/9 kg 693.63 0.098

2 Balok BB2; IWF 200/100/5,5/8 kg 3,071.52 0.434

B Pekerjaan Plat lantai Atap

Plat Lantai S3 t.130 mm

3 Beton Readymix K-300 m3 3.08 0.023

4 Bekisting Plat lantai m2 26.29 0.025

Tulangan besi U-39

5 -dia. D13 mm kg 512.56 0.041

C Pekerjaan Struktur Baja

6 Kolom KB1 HB 300x300x10x15 kg 8,727.90 1.233

7 Kolom KB2 IWF 150x75x5x7 kg 280.28 0.040

8 Balok BB1 IWF 300x150x6,5x9 kg 10,387.02 1.467

9 Balok BB2 IWF 200x100x5,5x8 kg 3,064.68 0.433

10 Balok BB3 IWF 150x75x5x7 kg 1,680.56 0.237

STR Halaman 9
BILL OF QUANTITY
PEKERJAAN STRUKTUR
PASAR XXX

No URAIAN PEKERJAAN SAT QTY BOBOT (%)

11 Gording C 150x65x20x3,2 kg 13,495.02 1.906

12 Trekstang Besi beton Ø 12 kg 404.91 0.057

13 Ikatan angin Besi beton Ø 16 kg 890.14 0.126

14 Besi siku L 60x60x6 kg 264.23 0.037

15 Baud Ø 12 kg 720.00 0.024

Base Plate Kolom HB 300x300x10x15

16 - Base Plate t.12 mm kg 626.86 0.089

17 - Stiffener t.10 mm kg 54.25 0.008

18 - Angker Baut Ø19 p.500 mm bh 128.00 0.098

19 - Grouting t.25 mm m3 0.12 0.000

Detil 1; Antar Kuda-kuda BB1

20 - Voute IWF 300x150x6,5x9 kg 188.82 0.027

21 - Plat t.16 mm kg 312.07 0.044

22 - Stiffener t.8 mm kg 170.84 0.024

23 - Baut HTB M22 bh 56.00 0.010

Detil 1A; Antar Kuda-kuda BB3

24 - Voute IWF 150x75x5x7 kg 29.40 0.004

25 - Plat t.8 mm kg 35.43 0.005

26 - Baut HTB M16 bh 42.00 0.006

Detil 1B; Antar Kuda-kuda BB1 dengan Kolom KB2

27 - Plat t.8 mm kg 69.28 0.010

28 - Baut HTB M13 bh 112.00 0.015

Detil 2; Antar Kuda-kuda BB1 dengan Kolom KB1

29 - Balok CNP 125x50x20x3,2 kg 385.58 0.054

30 - Balok CA 100x50x3,2 kg 2,534.22 0.358

31 - Siku L 40x40x4 kg 4.65 0.001

STR Halaman 10
BILL OF QUANTITY
PEKERJAAN STRUKTUR
PASAR XXX

No URAIAN PEKERJAAN SAT QTY BOBOT (%)

32 - Siku L 50x50x5 kg 43.50 0.006

33 - Voute IWF 300x150x6,5x9 kg 41.10 0.006

34 - Plat t.10 mm kg 116.73 0.016

35 - Baut HTB M19 bh 32.00 0.005

Detil 3; Antar Kuda-kuda BB1 dengan Kolom KB1

36 - Voute IWF 300x150x6,5x9 kg 256.90 0.036

37 - Plat t.8 mm kg 56.95 0.008

38 - Plat t.10 mm kg 603.48 0.085

39 - Baut HTB M19 bh 112.00 0.016

40 Cat meni Besi kg 45,444.78 0.522

IV. SUMUR RESAPAN, BAK KONTROL & SALURAN DRAINASE

1 Galian tanah biasa sedalam 1 m m3 58.44 0.034

2 Buang tanah sejauh ±15 m m3 43.37 0.012

3 Urug kembali tanah galian m3 15.07 0.003

4 Lapisan Ijuk m2 25.12 0.013

5 Urugan Batu pecah m3 1.57 0.004

6 Beton Readymix K-300 m3 22.61 0.170

7 Bekisting Pondasi m2 46.57 0.033

8 Tulangan besi U-24

9 -dia. 10 mm kg 1,908.20 0.154

10 Saluran drainase dan penutup uk. 60 x 30 x 50 cm m 190.00 0.591

V. GWT

A Pekerjaan Pondasi Batukali

1 Galian tanah kedalaman 1 m m3 7.35 0.004

STR Halaman 11
BILL OF QUANTITY
PEKERJAAN STRUKTUR
PASAR XXX

No URAIAN PEKERJAAN SAT QTY BOBOT (%)

2 Buang tanah sejauh ±15 m m3 5.89 0.002

3 Urugan kembali tanah galian m3 1.46 0.000

4 Urugan pasir urug m3 0.95 0.003

5 Lantai kerja beton tumbuk 1:3:5; t. 50 mm m2 9.46 0.007

6 Pas. Aanstamping t.200 mm m3 1.89 0.007

7 Pas. Pondasi batu belah 1 PC. : 5 PS. m3 2.06 0.012

8 Beton Readymix K-300 m3 0.52 0.004

9 Angkur Ø 10 mm kg 4.13 0.001

B Pekerjaan Cerucuk Dolken

10 Pas. Cerucuk dolken dia.120mm, jarak 250mm P. 4000mm m2 36.30 0.061

C Pekerjaan Pondasi Mini Pile

11 Pas. Tiang Pancang 25.25, D16 Mutu beton K-450 m 200.00 0.364

D Pekerjaan Pilecap

12 Galian tanah biasa sedalam 1 m m3 7.45 0.004

13 Buang tanah sejauh ±15 m m3 5.15 0.001

14 Urug kembali tanah galian m3 2.30 0.000

15 Urugan pasir urug m3 0.18 0.000

16 Lantai kerja beton tumbuk 1:3:5; t. 50 mm m2 2.50 0.002

Pilecap P1 uk. 500/500/800

17 -Beton Readymix K-300 m3 2.00 0.015

18 -Bekisting Pondasi m2 16.00 0.011

-Tulangan besi U-24

19 -dia. 8 mm kg 6.61 0.001

STR Halaman 12
BILL OF QUANTITY
PEKERJAAN STRUKTUR
PASAR XXX

No URAIAN PEKERJAAN SAT QTY BOBOT (%)

-Tulangan besi U-39

20 -dia. D19 mm kg 523.80 0.042

E Pekerjaan Sloof

21 Galian tanah biasa sedelam 1 m m3 1.03 0.001

22 Buang tanah sejauh ±15 m m3 0.52 0.000

23 Urug kembali tanah galian m3 0.52 0.000

Sloof uk. 200/300

24 -Beton Readymix K-300 m3 0.52 0.004

25 -Bekisting Pondasi m2 5.16 0.004

-Tulangan besi U-39

26 -dia. D10 mm kg 20.06 0.002

27 -dia. D13 mm kg 52.63 0.004

F Pekerjaan Plat Lantai

1 Urugan pasir urug t.10 cm m3 1.82 0.005

2 Split t.50 mm m4 1.82 0.005

3 Lantai kerja beton tumbuk 1:3:5; t. 50 mm m2 36.30 0.025

4 Beton Readymix K-300 m3 18.20 0.137

5 Bekisting Plat lantai m2 26.63 0.025

Tulangan besi U-39

6 -dia. D10 mm kg 139.94 0.011

7 -dia. D13 mm kg 647.66 0.052

8 -dia. D19 mm kg 1,638.41 0.132

G Pekerjaan Dinding

STR Halaman 13
BILL OF QUANTITY
PEKERJAAN STRUKTUR
PASAR XXX

No URAIAN PEKERJAAN SAT QTY BOBOT (%)

9 Beton Readymix K-300 m3 38.04 0.286

10 Bekisting Plat Dinding m2 380.41 0.419

Tulangan besi U-39

11 -dia. D13 mm kg 5,320.18 0.429

VI. RAMP

A Pekerjaan Kolom Ramp

Kolom KR1 uk. Dia.250

1 Beton Readymix K-350 m3 0.83 0.006

2 Bekisting Kolom m2 13.21 0.014

Tulangan besi U-39

3 -dia. D10 mm kg 59.55 0.005

4 -dia. D19 mm kg 339.94 0.027

B Pekerjaan Balok Ramp

Balok TB2 uk. 400/600

5 Beton Readymix K-300 m3 0.23 0.002

6 Bekisting Balok m2 1.65 0.002

Tulangan besi U-39

7 -dia. D10 mm kg 12.71 0.001

8 -dia. D16 mm kg 58.78 0.005

Balok BR1 uk. 200/600

9 Beton Readymix K-300 m3 3.46 0.026

10 Bekisting Balok m2 42.11 0.041

Tulangan besi U-39

11 -dia. D10 mm kg 195.28 0.016

STR Halaman 14
BILL OF QUANTITY
PEKERJAAN STRUKTUR
PASAR XXX

No URAIAN PEKERJAAN SAT QTY BOBOT (%)

12 -dia. D19 mm kg 512.73 0.041

Balok BR1K uk. 200/600

13 Beton Readymix K-300 m3 0.29 0.002

14 Bekisting Balok m2 3.58 0.004

Tulangan besi U-39

15 -dia. D10 mm kg 35.57 0.003

16 -dia. D19 mm kg 73.71 0.006

Balok BR2 uk. 250/600

17 Beton Readymix K-300 m3 0.43 0.003

18 Bekisting Balok m2 4.39 0.004

Tulangan besi U-39

19 -dia. D10 mm kg 37.62 0.003

20 -dia. D19 mm kg 132.57 0.011

Balok BR2K uk. 250/600

21 Beton Readymix K-300 m3 0.20 0.001

22 Bekisting Balok m2 1.99 0.002

Tulangan besi U-39

23 -dia. D10 mm kg 17.33 0.001

24 -dia. D19 mm kg 77.67 0.006

C Pekerjaan Plat lantai Ramp

Plat Lantai S3 t.140 mm

25 Beton Readymix K-300 m3 13.56 0.102

26 Bekisting Plat lantai m2 67.80 0.065

Tulangan besi U-39

27 -dia. D10 mm kg 883.41 0.071

STR Halaman 15
BILL OF QUANTITY
PEKERJAAN STRUKTUR
PASAR XXX

No URAIAN PEKERJAAN SAT QTY BOBOT (%)

VII. PEKERJAAN WATERPROOFING

1 Waterproofing Integral pada :

- Sumur Resapan & Bak Kontrol m3 22.61 0.046

- GWT m3 56.24 0.113

- Plat Lantai Dasar m3 140.77 0.284

2 Waterproofing Coating + Scred pada :

- Plat Lantai Atap m2 26.29 0.053

REKAPITULASI

I. LANTAI DASAR 19.726

II. LANTAI 1 9.349

III. LANTAI ATAP 8.002

IV. SUMUR RESAPAN, BAK KONTROL & SALURAN DRAINASE 1.015

V. GWT 2.084

VI. RAMP 0.471

VII. PEKERJAAN WATERPROOFING 0.496

TOTAL 41.143

STR Halaman 16
BILL OF QUANTITY
PEKERJAAN ARSITEKTUR & FINISHING
PASAR XXX

No URAIAN PEKERJAAN SAT QTY BOBOT (%)

PEKERJAAN ARSITEKTUR & FINISHING

I. LANTAI DASAR

II. LANTAI 1

III. ATAP

IV. FAÇADE

V. POS JAGA

VI. RUANG POMPA & GWT

VII. EKSTERNAL

1 Lap. Sirtu t.10 cm m3 133.00 0.349

2 Lap. Sirtu t.8 cm m3 8.10 0.021

3 Pasir Abu t.4 cm m3 57.25 0.150

4 Paving Block 20 x 20 t.6 mm; Jalan m2 1330.00 1.733

5 Paving Block 20 x 10 t.6 mm; Pedestrian m2 101.20 0.124

ARS Halaman 17
BILL OF QUANTITY
PEKERJAAN ARSITEKTUR & FINISHING
PASAR XXX

No URAIAN PEKERJAAN SAT QTY BOBOT (%)

6 Kanstein type 1 180 x 300 m 25.30 0.034

7 Kanstein type 2 180 x 300 m 11.40 0.015

8 Kanstein type 3 60 x 150 m 9.60 0.005

9 Balok beton 150 x 250 m 81.90 0.353

10 Penutup saluran beton precast 2,25 x 1,00 t.165 mm m 50.10 0.072

Pek. Pagar besi

11 Tiang Pagar pipa besi dia.5" T.800 mm unt 4.00 0.096

12 Pedestal beton 300 x 300 x 300 mm m3 0.11 0.000

13 Urugan pasir urug t. 5 cm m3 0.02 0.000

14 Rantai besi m 11.00 0.004

Pek. Tempat sampah

15 Pas. Dinding bata merah tebal 1/2 bata, spesi 1 PC. : 5 PS. m2 9.60 0.008

16 Pas. Plesteran 1 PC. : 5 PS ; t. 15 mm m2 25.28 0.012

17 Pas. Acian m2 25.28 0.008

18 Cat weathershield dinding Eksterior m2 25.28 0.006

19 Lap. Sirtu t.8 cm; Bak sampah m3 2.68 0.007

20 Pas. Lantai Screed t. 5 cm m2 33.44 0.016

Pek. Soflandscape

21 Pek. Lubang Tanam dan pengolahan Untuk pohon lbg 3.00 0.006

22 Pohon Trembesi T = 3 m bh 3.00 0.007

ARS Halaman 18
BILL OF QUANTITY
PEKERJAAN ARSITEKTUR & FINISHING
PASAR XXX

No URAIAN PEKERJAAN SAT QTY BOBOT (%)

REKAPITULASI BANGUNAN

I. LANTAI DASAR 13.386

II. LANTAI 1 2.556

III. ATAP 5.231

IV. FAÇADE 2.984

V. POS JAGA 0.281

VI. RUANG POMPA & GWT 0.859

VII. EKSTERNAL 3.027

URAIAN PEKERJAAN 28.324

ARS Halaman 19
BILL OF QUANTITY
PEMBANGUNAN GEDUNG PASAR RAKYAT
PASAR XXX

NO. URAIAN PEKERJAAN SAT Volume BOBOT (%)

I.A ELECTRICAL, ELECTRONIC

I.B ARMATURE LIGHTING, CABELING, LIGHTENING PROTECTION

I.C CCTV

I.D PUBLIC ADDRESS & GENERAL ANNOUNCEMENT

I. E FIRE ALARM

II.A MECHANICAL

II.B.2 SANITARY, PIPE & SUPPORTING MATERIAL

II.C.1 WASTE WATER & VENT INSTALLATION SYSTEM

II.C.2 RISER WASTE WATER - PVC Pipe, AW Class


1 PVC Pipe dia. 100mm m 26.00 0.029
2 Riser Vent on shaft dia. 80mm m 26.00 0.021

II.C.3 SANITARY, PIPE & SUPPORTING MATERIAL


II.C.3.1 Ground Floor
PVC Pipe - AW Class
1 PVC Pipe dia. 40mm m 4.00 0.001
2 PVC Pipe dia. 50mm m 15.00 0.006
3 PVC Pipe dia. 80mm m 15.00 0.010
4 PVC Pipe dia. 100mm m 19.00 0.022
Vent
1 PVC Pipe dia. 32mm m 18.00 0.004

II.C.3.2 1st Floor


PVC Pipe - AW Class
1 PVC Pipe dia. 40mm m 3.00 0.001
2 PVC Pipe dia. 50mm m 3.00 0.001
3 PVC Pipe dia. 80mm m 13.00 0.009
Vent
1 PVC Pipe dia. 32mm m 12.00 0.003
BILL OF QUANTITY
PEMBANGUNAN GEDUNG PASAR RAKYAT
PASAR XXX

NO. URAIAN PEKERJAAN SAT Volume BOBOT (%)

II.C.4 TESTING & COMMISSIONING SEWAGE WATER INSTALLATION


StagnantTest & Function Test - SW Lot 1.00 0.010

( 2.C ) = TOTAL WASTE WATER INSTALLATION

II.D.1 RAIN WATER INSTALLATION SYSTEM

II.D.1.1 On site PVC Pipe - AW Class


1 PVC pipe dia. 100mm m 140.00 0.159
II.D.1.2 FIXTURES
1 Roof Drain dia.4 inch pcs 10.00 0.020

II.D.1.3 Gutter include cover or grille m -

II.D.1.4 Box Control unit -

II.D.1.5 Sumur Resapan unit -

TESTING & COMMISSIONING RAIN WATER INSTALLATION


II.D.2 Stagnant Test & Function Test - RW Lot 1.00 0.002

( 2.D ) TOTAL INSTALLATION RAIN WATER

II.E FIRE FIGHTING INSTALATION SYSTEM


II.E.1 PUMP ROOM
1 Electric Fire Pump (Untuk Fire Hydrant & Fire Sprinkler) set 1.00 0.813
Type : Centrifugal End Suction
Kapasitas : 500 GPM
Merk : Versa, Peterson
Total Head : 80 meter
Elec. Power : ± 45 KW , 380 V / 3 Ph / 50 Hz
Standard : NFPA20 Standard
Aksesories : Panel Kontrol, starter, battery, flow meter,
safety valve dan kelengkapan lainnya
sesuai standard pabrikan
Elektro Motor Mounted On The Baseplate & aksesories

2 Diesel Fire Pump(Untuk Fire Hydrant & Fire Sprinkler) set 1.00 1.196
Type : Centrifugal End Suction
BILL OF QUANTITY
PEMBANGUNAN GEDUNG PASAR RAKYAT
PASAR XXX

NO. URAIAN PEKERJAAN SAT Volume BOBOT (%)

Kapasitas : 500 GPM


Merk : Versa, Peterson
Total Head : 80 meter
Power : ± 180 HP atau sesuai standard pabrikan
Standard : NFPA20 Standard
Aksesories : Panel Kontrol, starter, battery, flow meter,
safety valve dan kelengkapan lainnya
sesuai standard pabrikan
Heat Exchanger Cooling System
Lead Acid Batteries With Rack and Cable
Standart Muffer ( Silincer & Flexible Connection)
Fuel Oil Tank 100 liter
Battery Charge ( Buil In The Controller)
Over Speed Shutdown Protection
Double Solenoid Stater
Lengkap dengan Panel Kontrol
dan aksesories lainnya sesuai standar yang sudah ditentukan

3 Jockey Fire Pump (Untuk Fire Hydrant & Fire Sprinkler) set 1.00 0.231
Type : Vertikal Multistage In Line
Kapasitas : 15 GPM
Total Head : 90 meter
Elec. Power : 3.7 KW, 380 V / 3 Ph / 50 Hz
Standard : NFPA20 Standard
C/W: Panel Control & Accessories

II.E.2 HYDRANT SITE

1 Outdoor Hydrant Box


Box Hydrant Type. C unit 4.00 0.134
a. Material utama
- Box Hydrant type. C
- Selang dia. 2.1/2" x 30 mtr
- Nozle dia. 2.1/2"
- Hose Rack dia. 2.1/2"
b. Material bantu
- Moor + Baut + Packing + Seal tape dll
- Include box support
2 Pillar Hydrant unit 4.00 0.124
BILL OF QUANTITY
PEMBANGUNAN GEDUNG PASAR RAKYAT
PASAR XXX

NO. URAIAN PEKERJAAN SAT Volume BOBOT (%)

3 Siamese Connection unit 1.00 0.026


4 Check Valve unit 1.00 0.039
5 Gate Valve dia. 100 mm unit 4.00 0.222
6 Catodic protection Lot 1.00 0.103
7 Pipe Wrapping Lot 1.00 0.206

II.E.3 INST. PIPE & VALVE IN PUMP ROOM


1 Instalasi pipa utama dengan pipa Black steel Sch. 40
termasuk fitting dan aksesoriesnya :
- dia. 250 mm Header include Blank flange m 5.00 0.390
- dia. 100 mm m 6.00 0.023
- dia. 50 mm m 6.00 0.008

2 Katup - katup dan kelengkapannya :


Gate Valve OS & Y class 16K :
- dia. 100 mm m 5.00 0.293
- dia. 50 mm m 2.00 0.066

3 Check Valve 16 K :
- dia. 100 mm unit 2.00 0.080
- dia. 50 mm unit 1.00 0.017

4 Strainer 16 K :
- dia. 100 mm unit 2.00 0.122
- dia. 50 mm unit 1.00 0.028

5 Foot Valve + Saringan


- dia. 100 mm unit 2.00 0.110
- dia. 50 mm unit 1.00 0.029

6 Fleksible Joint 20 K
- dia. 100 mm unit 2.00 0.024
- dia. 50 mm unit 1.00 0.005
7 Pressure Gauge + Valve unit 4.00 0.052
8 Pressure Switch unit 3.00 0.039
9 Fire Extinguisher Dry chemical type ABC unit 1.00 0.049
Class ABC 25 Kg c/w include Bracket

II.E.4 PEMIPAAN SITE (OUT DOOR HYDRANT) & RISER FROM PUMP ROOM
BILL OF QUANTITY
PEMBANGUNAN GEDUNG PASAR RAKYAT
PASAR XXX

NO. URAIAN PEKERJAAN SAT Volume BOBOT (%)

Black Steel Pipe Sch 40


1 Black steel pipe sch 40 dia. 150mm m 24.00 0.106
2 Black steel pipe sch 40 dia. 100mm m 143.00 0.371
3 Excavation & Back Filling m 167.00 0.081

II.E.5 Ground Floor


EQUIPMENT
1 Indoor Hydrant Box 1200x800x200mm c/w: unit 2.00 0.080
Box Hydrant Type. B
a. Material utama
- Box Hydrant type. B
- Selang dia. 1.1/2" x 30 mtr
- Nozle dia. 1.1/2"
- Hose Rack dia. 1.1/2"
- Hydrant Valve dia. 1.1/2"
- Hydrant Valve dia. 2.1/2"
- Kapak
b. Material bantu
- Include box support
- Moor + Baut + Packing + Seal tape dll
2 Fire Extinguisher Dry chemical type ABC unit 8.00 0.061
Class ABC 12 Kg c/w include bracket
HYDRANT PIPE - Black Steel Pipe Sch 40
1 Black steel pipe sch 40 dia. 65mm m 32.00 0.046
2 Black steel pipe sch 40 dia. 40mm m 6.00 0.004

II.E.5 1st Floor


EQUIPMENT
1 Indoor Hydrant Box 1200x800x200mm c/w: unit 2.00 0.080
Box Hydrant Type. B
a. Material utama
- Box Hydrant type. B
- Selang dia. 1.1/2" x 30 mtr
- Nozle dia. 1.1/2"
- Hose Rack dia. 1.1/2"
- Hydrant Valve dia. 1.1/2"
- Hydrant Valve dia. 2.1/2"
- Kapak
b. Material bantu
BILL OF QUANTITY
PEMBANGUNAN GEDUNG PASAR RAKYAT
PASAR XXX

NO. URAIAN PEKERJAAN SAT Volume BOBOT (%)

- Include box support


- Moor + Baut + Packing + Seal tape dll
2 Fire Extinguisher Dry chemical type ABC unit 8.00 0.061
Class ABC 12 Kg c/w include bracket
HYDRANT PIPE - Black Steel Pipe Sch 40
1 Black steel pipe sch 40 dia. 65mm m 8.00 0.012
2 Black steel pipe sch 40 dia. 40mm m 6.00 0.004

II.E.8 TESTING & COMMISSIONING FIRE FIGHTING INSTALATION


1 Pressure Test & Function Test - FF Lot 1.00 0.010

( 2.E ) = TOTAL FIRE FIGHTING INSTALATION

II. F AIR CONDITIONING & FAN


II.F.1 Ground Floor
II.F.1.1 Wall Fan
1 R. Mushallah, R. Menyusui, Klinik unit 3.00 0.015
Cap. 476 ltr / menit

II.F.1.2 Ceilling Exhaust Fan


1 Toilet unit 3.00 0.014
Cap. 420 CMH
II.F.1.3 Instalation Fan
1 PVC Duct dia. 100 mm m 8.00 0.005
2 Exhaust Grille unit 3.00 0.004
3 Installation Cable in conduit pipe Point 6.00 0.019

II.F.2 1st Floor


II.F.1.1 Single Split Wall Mounted R32
1 R. Pengelola unit 1.00 0.072
Capacity 17000 BTU/H
II.F.1.2 Instalation AC
1 Refrigrant Pipe include isolation 1" m 10.00 0.008
2 Drain Pipe Dia. 25 mm include isolation unit 10.00 0.008
3 Installation Cable (Indoor & Outdoor) in conduit pipe Point 1.00 0.005

II.F.2.1 Ceilling Exhaust Fan


1 Toilet unit 2.00 0.009
Cap. 420 CMH
BILL OF QUANTITY
PEMBANGUNAN GEDUNG PASAR RAKYAT
PASAR XXX

NO. URAIAN PEKERJAAN SAT Volume BOBOT (%)

II.F.2.2 Instalation Fan


1 PVC Duct dia. 100 mm m 8.00 0.005
2 Exhaust Grille unit 2.00 0.003
3 Installation Cable in conduit pipe Point 2.00 0.006

( 2.F ) = TOTAL AIR CONDITIONING & FAN INSTALATION

II. G GENERATOR SET


1 Genset Kap. 60 KVA Prime Power type silent include accessories
unit 1.00
~ Standard daily tank
~ Accu for starting
~ Key start control panel
~ Certificate or origin
~ Exhaust silencer
~ flexible pipe
2 Tangki bahan bakar mingguan kapasitas 2.000 ltr lengkap dengan
unit 1.00
support dan perlatan bantuan lainnya
3 Fuel ( Solar) liter 2,000.00
4 Pengadaan dan pemasangan pipa bahan bakar (black steel pipe) i/d
lot 1.00
valve, strainer, dan peralatan bantu lainnya
5 Genset Base include accessories lot 1.00
6 Pekerjaan gronding Body include panel grounding lot 1.00
7 Pekerjaan gronding Netral include panel grounding lot 1.00
8 Kabel NYY 4X70 mm dari genset MDP m 30.00
9 Panel Control Genset / ATS - AMF kapasitas 100 KVA set 1.00
10 Testing Comisioning Genset lot 1.00

( 2.G ) = TOTAL GENSET INSTALATION

TOTAL MECHANICAL ELECTRICAL & PLUMBING 16.324


SCHEDULE / KURVA S
PROYEK PEMBANGUNAN BANGUNAN UTAMA PASAR XXX
PASAR XXX

TAHUN 2017
No JENIS PEKERJAAN BOBOT % 1 2 3 4 5 6 6
DES JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI
28-3 4-10 11-17 18-24 25-31 01-07 08-14 15-21 22-28 01-07 08-14 15-21 22-28 29-04 05-11 12-18 19-25 26-02 03-10 11-17 18-24 25-31 01-07 08-14 15-21 22-28

I. PRELIMINARIES 14.2088 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.2842 0.2842 100%

II.PEKERJAAN STRUKTUR
1 PEKERJAAN LANTAI DASAR
PEKERJAAN TIANG PANCANG 7.7490 1.5498 1.5498 1.5498 1.5498 1.5498
PEKERJAAN PILE CAP 1.5658 0.3132 0.3132 0.3132 0.3132 0.3132
PEKERJAAN TIE BEAM 3.7387 0.7477 0.7477 0.7477 0.7477 0.7477
PEKERJAAN KOLOM 1.3252 0.2209 0.2209 0.2209 0.2209 0.2209 0.2209
PEKERJAAN TANGGA & RAMP 0.2807 0.0936 0.0936 0.0936
1.A PEKERJAAN URUGAN LANTAI DASAR
PEKERJAAN PELAT LANTAI DASAR 5.1334 1.7111 1.7111 1.7111
2 PEKERJAAN LANTAI 1
PEKERJAAN KOLOM 0.6398 0.1600 0.1600 0.1600 0.1600
PEKERJAAN BALOK 4.4566 1.1141 1.1141 1.1141 1.1141
PEKERJAAN PELAT LANTAI 4.2237 0.8447 0.8447 0.8447 0.8447 0.8447
3 PEKERJAAN LANTAI ATAP
PEKERJAAN BALOK 0.8978 0.4489 0.4489
PEKERJAAN PELAT LANTAI 0.0894 0.0298 0.0298 0.0298
PEKERJAAN STRUKTUR BAJA & PENUTUP ATAP 6.9896 1.1649 1.1649 1.1649 1.1649 1.1649 1.1649
4 PEKERJAAN LAIN-LAIN
PEKERJAAN SUMUR RESAPAN, BAK KONTROL DAN SALURAN DRAINASE
1.0118 0.2024 0.2024 0.2024 0.2024 0.2024
PEKERJAAN GWT 2.0771 0.5193 0.5193 0.5193 0.5193
PEKERJAAN RAMP 0.4697 0.1566 0.1566 0.1566
PEKERJAAN WATERPROOFING 0.4943 0.2472 0.2472

III. PEKERJAAN ARSITEKTUR


1 PEKERJAAN LANTAI DASAR 50%
PEKERJAAN DINDING 6.0205 1.0034 1.0034 1.0034 1.0034 1.0034 1.0034
PEKERJAAN LANTAI KERAMIK 1.8271 0.3045 0.3045 0.3045 0.3045 0.3045 0.3045
PEKERJAAN PLAFOND 0.9224 0.1537 0.1537 0.1537 0.1537 0.1537 0.1537
PEKERJAAN ASESORIS PINTU & SANITAIR 3.4895 0.5816 0.5816 0.5816 0.5816 0.5816 0.5816
PEKERJAAN TANGGA & RAMP 1.1728 0.2346 0.2346 0.2346 0.2346 0.2346
2 PEKERJAAN LANTAI 1
A PEKERJAAN DINDING 0.7163 0.1194 0.1194 0.1194 0.1194 0.1194 0.1194
PEKERJAAN LANTAI KERAMIK 1.0936 0.1823 0.1823 0.1823 0.1823 0.1823 0.1823
PEKERJAAN PLAFOND 0.0523 0.0105 0.0105 0.0105 0.0105 0.0105
PEKERJAAN ASESORIS PINTU & SANITAIR 0.6854 0.2285 0.2285 0.0571 0.0571 0.0571 0.0571
3 PEKERJAAN LANTAI ATAP
PEKERJAAN DINDING 0.5673 0.2836 0.2836
PEKERJAAN LANTAI KERAMIK 0.1051 0.0526 0.0526
PEKERJAAN ASESORIS PINTU 1.4001 0.4667 0.4667 0.4667
PEKERJAAN PENUTUP ATAP 3.1426 0.6285 0.6285 0.6285 0.6285 0.6285
4 PEKERJAAN FACADE 2.9751 0.7438 0.7438 0.7438 0.7438
5 PEKERJAAN POS JAGA 0.2803 0.0467 0.0467 0.0467 0.0467 0.0467 0.0467
6 PEKERJAAN R. POMPA DAN GWT 0.8560 0.2140 0.2140 0.2140 0.0428 0.0428 0.0428 0.0428 0.0428
7 PEKERJAAN EKSTERNAL 3.0177 0.3772 0.3772 0.3772 0.3772 0.3772 0.3772 0.3772 0.3772
8 PEKERJAAN PEMBONGKARAN TPS BY OTHER 0.0000

IV. PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL & PLUMBING


1 PEKERJAAN ELEKTRIKAL 8.7462 0.7951 0.7951 0.7951 0.7951 0.7951 0.7951 0.7951 0.7951 0.7951 0.7951 0.7951
2 PEKERJAAN MEKANIKAL & PLUMBING 7.5781 0.6889 0.6889 0.6889 0.6889 0.6889 0.6889 0.6889 0.6889 0.6889 0.6889 0.6889
0%
RENCANA MINGGUAN 100.0000 0.568 2.118 2.118 3.179 3.179 3.400 3.809 3.969 2.908 6.675 6.726 6.339 6.234 7.444 8.357 8.582 6.839 5.111 3.983 1.867 1.092 2.576 1.035 0.946 0.661 0.284
KUMULATIF RENCANA MINGGUAN 0.0000% 0.568 2.686 4.805 7.984 11.163 14.563 18.372 22.341 25.249 31.924 38.650 44.989 51.223 58.667 67.024 75.606 82.445 87.556 91.539 93.405 94.498 97.074 98.109 99.054 99.716 100.000
RENCANA BULANAN 10000.0000% 0.568 10.594 14.086 33.418 28.889 9.518 2.926
KUMULATIF RENCANA BULANAN 10000.0000% 0.568 11.163 25.249 58.667 87.556 97.074 100.000
REALISASI MINGGUAN 5.8960 4.8930 4.2710 2.5540 1.8075
KOMULATIF REALISASI 0.0000 5.8960 10.7890 15.0600 17.6140 19.4215
DEVIASI 5.3276 8.1025 10.2554 9.6303 8.2588

Catatan: - Gambar For Tender/For Construction sebagai acuan pembuatan shop drawing lengkap kami terima pada tanggal 3 Januari 2017 (ARS, STR, MEP)
- Pekerjaan Area Eksternal
- Pekerjaan Areaakan dikerjakan
Eksternal setelah TPS
akan dikerjakan dibongkar
setelah (by other)
TPS dibongkar (by secara keseluruhan
other) secara keseluruhan

- Ra Pengajuan Progress
- Ra Pengajuan Progress
- Ri Progress Diterima
Jakarta, Januari 2017
Dibuat oleh,
PEMBERI TUGAS MENYETUJUI KONTRAKTOR
PD 123 PD 123 PT. XYZ

DIREKTUR TEKNIK MANAJER PEMBANGUNAN MANAGER PROYEK


SCHEDULE PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN BANGUNAN UTAMA PASAR XXX
(PASAR XXX)

ID Task Name Duration Start December January February March April May June
B M E B M E B M E B M E B M E B M E B
1 PROYEK PEMBANGUNAN BANGUNAN UTAMA PASAR XXX 151 days Wed 12/28/16 12/28 5/27

2 START (GROUND BREAKING) 0 days Wed 12/28/16 12/28

3 PASAR XXX 151 days Wed 12/28/16 12/28 5/27

4 PEKERJAAN PERSIAPAN 25 days Wed 12/28/16 12/28 1/21

16

17 PEKERJAAN STRUKTUR 108 days Fri 1/13/17 1/13 4/30

18 I. PEKERJAAN STRUKTUR LT. DASAR 87 days Fri 1/13/17 1/13 4/9

19 PEKERJAAN PONDASI 38 days Fri 1/13/17 1/13 2/19

20 Pek. Tiang Pancang 38 days Fri 1/13/17 1/13 2/19

21 Pek. Pile Cap, & Tie Beam 24 days Fri 1/27/17 1/27 2/19

22 ZONE 1 12 days Fri 1/27/17 1/27 2/7

23 Pek. Galian Pile Cap 6 days Fri 1/27/17 1/27 2/1

24 Pek. Bobok Tiang Pancang 6 days Sat 1/28/17 1/28 2/2

25 Pek. Bekisting Pile Cap & Tie Beam 6 days Mon 1/30/17 1/30 2/4

26 Pek. Pembesian Pile Cap, Tie Beam & Stek Kolom 6 days Wed 2/1/17 2/1 2/6

27 Pek. Pengecoran Pile Cap & Tie Beam 1 day Tue 2/7/17 2/7 2/7

28 ZONE 2 12 days Tue 1/31/17 1/31 2/11

29 Pek. Galian Pile Cap 6 days Tue 1/31/17 1/31 2/5

30 Pek. Bobok Tiang Pancang 6 days Wed 2/1/17 2/1 2/6


SCHEDULE PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN BANGUNAN UTAMA PASAR XXX
(PASAR XXX)

ID Task Name Duration Start December January February March April May June
B M E B M E B M E B M E B M E B M E B
31 Pek. Bekisting Pile Cap & Tie Beam 6 days Fri 2/3/17 2/3 2/8

32 Pek. Pembesian Pile Cap, Tie Beam & Stek Kolom 6 days Sun 2/5/17 2/5 2/10

33 Pek. Pengecoran Pile Cap & Tie Beam 1 day Sat 2/11/17 2/11 2/11

34 ZONE 3 12 days Sat 2/4/17 2/4 2/15

35 Pek. Galian Pile Cap 6 days Sat 2/4/17 2/4 2/9

36 Pek. Bobok Tiang Pancang 6 days Sun 2/5/17 2/5 2/10

37 Pek. Bekisting Pile Cap & Tie Beam 6 days Tue 2/7/17 2/7 2/12

38 Pek. Pembesian Pile Cap, Tie Beam & Stek Kolom 6 days Thu 2/9/17 2/9 2/14

39 Pek. Pengecoran Pile Cap & Tie Beam 1 day Wed 2/15/17 2/15 2/15

40 ZONE 4 12 days Wed 2/8/17 2/8 2/19

41 Pek. Galian Pile Cap 6 days Wed 2/8/17 2/8 2/13

42 Pek. Bobok Tiang Pancang 6 days Thu 2/9/17 2/9 2/14

43 Pek. Bekisting Pile Cap & Tie Beam 6 days Sat 2/11/17 2/11 2/16

44 Pek. Pembesian Pile Cap, Tie Beam & Stek Kolom 6 days Mon 2/13/17 2/13 2/18

45 Pek. Pengecoran Pile Cap & Tie Beam 1 day Sun 2/19/17 2/19 2/19

46 PEKERJAAN KOLOM 17 days Fri 2/10/17 2/10 2/26

47 ZONE 1 5 days Fri 2/10/17 2/10 2/14

51 ZONE 2 5 days Tue 2/14/17 2/14 2/18

55 ZONE 1 5 days Sat 2/18/17 2/18 2/22


SCHEDULE PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN BANGUNAN UTAMA PASAR XXX
(PASAR XXX)

ID Task Name Duration Start December January February March April May June
B M E B M E B M E B M E B M E B M E B
59 ZONE 2 5 days Wed 2/22/17 2/22 2/26

63 PEKERJAAN URUGAN LANTAI DASAR 14 days Fri 3/3/17 3/3 3/16

64 Pekerjaan Urugan Tanah Merah 14 days Fri 3/3/17 3/3 3/16

65 PEKERJAAN PELAT SLB ON GRADE 31 days Fri 3/10/17 3/10 4/9

66 ZONE 1 18 days Fri 3/10/17 3/10 3/27

73 ZONE 2 18 days Tue 3/14/17 3/14 3/31

80 ZONE 3 18 days Sat 3/18/17 3/18 4/4

87 ZONE 4 19 days Wed 3/22/17 3/22 4/9

94 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI 2 23 days Thu 2/16/17 2/16 3/10

133 PEKERJAAN LANTAI ATAP 32 days Thu 3/9/17 3/9 4/9

154 PEKERJAAN LAIN - LAIN 52 days Fri 3/10/17 3/10 4/30

155 PEKERJAN TANGGA & RAMP 17 days Fri 3/10/17 3/10 3/26

160 PEKERJAAN SALURAN, BAK KONTROL & SUMUR RESAPAN


28 days Sat 4/1/17 4/1 4/28

161 PEKERJAAN STRUKTUR GWT & R. POMPA 30 days Sat 4/1/17 4/1 4/30

162 PEKERJAAN ARSITEKTUR 57 days Fri 3/24/17 3/24 5/19

163 PEKERJAAN ARSITEKTUR LANTAI DASAR 49 days Fri 3/24/17 3/24 5/11

173 PEKERJAAN ARSITEKTUR LANTAI 2 44 days Thu 4/6/17 4/6 5/19

180 PEKERJAAN ATAP 42 days Fri 3/24/17 3/24 5/4

185 PEKERJAAN FACADE 29 days Fri 3/31/17 3/31 4/28


SCHEDULE PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN BANGUNAN UTAMA PASAR XXX
(PASAR XXX)

ID Task Name Duration Start December January February March April May June
B M E B M E B M E B M E B M E B M E B
194

195 PEKERJAAN MEKANIKAL, ELEKTRIKAL & PLUMBING 80 days Fri 2/17/17 2/17 5/7

205

206 PEKERJAAN PENGEMBANGAN TAPAK (EXTERNAL) 43 days Fri 4/14/17 4/14 5/26

218

220

221 SERAH TERIMA 27 days Mon 5/1/17 5/1 5/27

222 Testing & commisioning 14 days Mon 5/1/17 5/1 5/14

223 Defect list 14 days Sat 5/13/17 5/13 5/26

224 Pembersihan 14 days Sat 5/13/17 5/13 5/26

225 Demobilisasi 6 days Sun 5/21/17 5/21 5/26

226 Serah terima 1 day Sat 5/27/17 5/27 5/27

Anda mungkin juga menyukai