Disusun Oleh :
Pradana Brio Laksono
236060100111027
Makalah penelitian ini bertujuan untuk memberikan penjelasan komprehensif beserta contoh
metode perhitungan durasi proyek berdasarkan volume dan item pekerjaan, dengan
mempertimbangkan produktivitas tenaga kerja. Makalah ini membahas pentingnya estimasi
durasi yang akurat untuk perencanaan dan pelaksanaan proyek yang efektif. Bagian
metodologi menguraikan langkah-langkah proses perhitungan durasi, termasuk penentuan
produktivitas kerja, estimasi volume, dan perhitungan durasi. Bagian hasil menyajikan
contoh praktis untuk mengilustrasikan penerapan metode tersebut. Bagian diskusi
menganalisis kelebihan dan keterbatasan pendekatan ini, menyoroti kebutuhan data yang
akurat dan dampak potensial faktor-faktor tak terduga. Kesimpulan menekankan pentingnya
menggunakan pendekatan sistematis untuk perhitungan durasi dan menyarankan arah
penelitian lebih lanjut.
1. Pendahuluan
Metode perhitungan durasi berdasarkan volume dan item pekerjaan dengan
mempertimbangkan produktivitas pekerjaan dapat dilakukan dengan menggunakan
beberapa pendekatan. Salah satu pendekatan umum adalah menggunakan analisis
produktivitas untuk menghitung waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan berdasarkan volume dan kompleksitasnya.
Estimasi yang akurat terhadap durasi proyek penting untuk perencanaan proyek yang
efektif dan alokasi sumber daya. Perhitungan durasi melibatkan pertimbangan berbagai
faktor, termasuk volume pekerjaan dan produktivitas tenaga kerja. Makalah ini
menyajikan metode perhitungan durasi proyek berdasarkan volume dan item pekerjaan,
dengan mempertimbangkan produktivitas tenaga kerja. Metode ini memberikan
pendekatan sistematis untuk memperkirakan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
proyek, memungkinkan manajer proyek mengalokasikan sumber daya secara efisien dan
menetapkan jadwal proyek yang realistis.
2. Metodologi
Untuk menganalisis produktivitas dalam proyek konstruksi bangunan, pendekatan
sistematis diikuti. Penelitian melibatkan tinjauan komprehensif terhadap literatur yang
ada, laporan industri, dan studi kasus terkait pengukuran produktivitas dalam konstruksi.
Informasi yang dikumpulkan kemudian dianalisis dan disintesis untuk mengidentifikasi
metodologi dan teknik yang paling umum digunakan. Metodologi yang dipilih kemudian
dievaluasi lebih lanjut untuk aplikabilitas dan efektivitas mereka dalam menentukan
produktivitas. Metode perhitungan durasi berdasarkan volume dan item pekerjaan
melibatkan beberapa langkah:
Hal. 1
2.1 Estimasi Volume
Langkah berikutnya adalah memperkirakan volume pekerjaan yang diperlukan untuk
proyek. Estimasi volume dapat didasarkan pada spesifikasi proyek, gambar, atau
dokumen relevan lainnya. Penting untuk mempertimbangkan semua item pekerjaan
dan tugas yang perlu diselesaikan untuk mencapai tujuan proyek. Volume dapat
diungkapkan dalam berbagai satuan, tergantung pada sifat proyek, seperti meter
kubik, meter persegi, atau meter linier.
2.2 Penentuan Produktivitas Pekerjaan
Langkah pertama adalah menentukan produktivitas tenaga kerja. Produktivitas tenaga
kerja merujuk pada jumlah pekerjaan yang dapat diselesaikan oleh seorang pekerja
dalam jangka waktu tertentu. Ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti
keterampilan pekerja, pengalaman, alat, dan lingkungan kerja. Untuk menentukan
produktivitas tenaga kerja, dapat dipertimbangkan data historis, benchmark industri,
dan pendapat ahli. Produktivitas tenaga kerja dapat diungkapkan sebagai satuan
pekerjaan yang diselesaikan per satuan waktu, seperti meter kubik per hari atau meter
persegi per jam.
2.3 Menghitung Jumlah Tenaga Kerja
a. Metode 1: Metode Perkiraan
Metode ini digunakan untuk menghitung output berdasarkan estimasi kasar.
Cocok untuk tahap awal perencanaan proyek.
Langkah-langkah:
1. Tentukan jenis pekerjaan dalam proyek konstruksi.
2. Identifikasi tugas-tugas terkait dengan setiap jenis pekerjaan.
3. Hitung jumlah jam kerja yang diperlukan untuk setiap tugas.
4. Tentukan jumlah pekerja berdasarkan tingkat produktivitas yang diharapkan.
5. Total jumlah pekerja untuk semua tugas. Hitung jumlah output berdasarkan
faktor-faktor yang diidentifikasi.
Contoh:
Misalkan kita ingin menghitung jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk
proyek pembangunan gedung. Berikut ini adalah beberapa jenis pekerjaan yang
umum terkait dengan proyek tersebut:
1) Pekerjaan pondasi
2) Pekerjaan struktur beton
3) Pekerjaan dinding dan lantai
4) Pekerjaan instalasi listrik
5) Pekerjaan instalasi pipa air
Hal. 2
Untuk setiap jenis pekerjaan, kita perlu mengidentifikasi tugas-tugas yang terkait
dan mengestimasikan jumlah jam kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan
setiap tugas. Selanjutnya, kita perlu menentukan jumlah pekerja yang diperlukan
berdasarkan tingkat produktivitas yang diharapkan.
Misalnya, untuk pekerjaan pondasi, kita bisa memperkirakan bahwa kita
membutuhkan 4 pekerja selama 10 jam untuk menyelesaikan tugas tersebut.
Untuk pekerjaan struktur beton, kita membutuhkan 6 pekerja selama 20 jam.
Untuk pekerjaan dinding dan lantai, kita membutuhkan 8 pekerja selama 30 jam.
Untuk pekerjaan instalasi listrik, kita membutuhkan 3 pekerja selama 15 jam. Dan
untuk pekerjaan instalasi pipa air, kita membutuhkan 5 pekerja selama 25 jam.
Total jumlah pekerja yang diperlukan adalah sebagai berikut:
Pekerjaan pondasi : 4 pekerja x 10 jam = 40 pekerja-jam
Pekerjaan struktur beton : 6 pekerja x 20 jam = 120 pekerja-jam
Pekerjaan dinding dan lantai : 8 pekerja x 30 jam = 240 pekerja-jam
Pekerjaan instalasi listrik : 3 pekerja x 15 jam = 45 pekerja-jam
Pekerjaan instalasi pipa air : 5 pekerja x 25 jam = 125 pekerja-jam
Jumlah total pekerjaan yang diperlukan untuk proyek ini adalah 570 pekerja-jam.
Metode ini memberikan perkiraan kasar dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan
proyek. Namun, perlu diingat bahwa faktor-faktor seperti tingkat produktivitas,
efisiensi, dan kompleksitas tugas dapat mempengaruhi jumlah tenaga kerja yang
sebenarnya diperlukan.
b. Metode 2: Metode Analisis Produktivitas
Metode ini melibatkan analisis produktivitas pekerjaan berdasarkan data historis
atau pengamatan langsung. Ini dapat memberikan perkiraan yang lebih akurat
dibandingkan dengan metode perkiraan.
Langkah-langkah:
1. Identifikasi jenis pekerjaan yang akan dianalisis.
2. Kumpulkan data historis atau lakukan pengamatan langsung untuk
mendapatkan informasi tentang jumlah pekerja yang diperlukan dan output
yang dihasilkan dalam pekerjaan tersebut.
3. Hitung produktivitas rata-rata berdasarkan data yang dikumpulkan.
4. Tentukan jumlah pekerja berdasarkan output yang diinginkan.
Contoh:
Misalkan kita ingin menghitung jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk
pekerjaan pemasangan keramik lantai. Kita dapat mengumpulkan data historis
Hal. 3
dari proyek-proyek sebelumnya atau melakukan pengamatan langsung untuk
mendapatkan informasi berikut:
Pada proyek A, 4 pekerja dapat memasang 100 meter persegi keramik lantai
dalam waktu 5 hari kerja.
Pada proyek B, 6 pekerja dapat memasang 150 meter persegi keramik lantai
dalam waktu 7 hari kerja.
Dari data tersebut, kita dapat menghitung produktivitas rata-rata per pekerja per
hari:
Proyek A: 100 meter persegi/ (4 pekerja x 5 hari) = 5 meter persegi/ pekerja/
hari
Proyek B: 150 meter persegi/ (6 pekerja x 7 hari) = 3.57 meter persegi/
pekerja/ hari
Dalam contoh ini, kita ingin memasang 200 meter persegi keramik lantai. Jika
kita menginginkan produktivitas yang sama dengan proyek A, maka kita dapat
menghitung jumlah pekerja yang diperlukan:
Jumlah pekerja = Jumlah meter persegi/ (Produktivitas per pekerja per hari x
Jumlah hari kerja)
Jumlah pekerja = 200 meter persegi/ (5 meter persegi/ pekerja/ hari x Jumlah
hari kerja)
Misalnya, jika kita ingin menyelesaikan pekerjaan dalam waktu 10 hari kerja,
maka jumlah pekerja yang diperlukan adalah:
Jumlah pekerja = 200 meter persegi/ (5 meter persegi/ pekerja/ hari x 10 hari) = 4
pekerja
Metode ini memberikan perkiraan yang lebih akurat berdasarkan data historis atau
pengamatan langsung. Namun, perlu dicatat bahwa kondisi proyek yang berbeda
dapat mempengaruhi produktivitas pekerjaan, sehingga perlu dilakukan
penyesuaian jika kondisi proyek tersebut berbeda.
2.4 Menghitung Output Kerja
Dalam perhitungan Output Kerja, juga terdapat dua metode seperti pada metode yang
digunakan untuk mengihitung jumlah tenaga kerja, yaitu:
a. Metode 1: Metode Perkiraan
Metode ini digunakan untuk menghitung output berdasarkan estimasi kasar. Ini
dapat membantu dalam perencanaan produksi dan pengaturan sumber daya.
Hal. 4
Langkah-langkah:
1. Tentukan jenis pekerjaan atau proses yang akan dihitung outputnya.
2. Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi output, seperti jumlah
pekerja, waktu kerja, dan tingkat produktivitas.
3. Hitung jumlah output berdasarkan faktor-faktor yang diidentifikasi.
Contoh:
Misalkan kita ingin menghitung jumlah output beton yang dapat diproduksi
dalam satu hari. Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi output:
Langkah-langkah:
1. Identifikasi jenis pekerjaan atau proses yang akan dianalisis.
2. Kumpulkan data historis atau lakukan pengamatan langsung untuk
mendapatkan informasi tentang jumlah output yang dihasilkan dalam
pekerjaan tersebut.
3. Hitung rata-rata output berdasarkan data yang dikumpulkan.
4. Gunakan rata-rata output untuk memperkirakan jumlah output berdasarkan
faktor-faktor yang mempengaruhi.
Hal. 5
Contoh:
Misalkan kita ingin menghitung jumlah output pemasangan keramik lantai dalam
satu hari. Kita dapat mengumpulkan data historis atau melakukan pengamatan
langsung untuk mendapatkan informasi berikut:
Pada proyek A, 4 pekerja dapat memasang 100 meter persegi keramik lantai
dalam waktu 5 hari kerja.
Pada proyek B, 6 pekerja dapat memasang 150 meter persegi keramik lantai
dalam waktu 7 hari kerja.
Dari data tersebut, kita dapat menghitung rata-rata output per pekerja per hari:
Hal. 6
4. Gunakan rata-rata waktu kerja untuk memperkirakan waktu kerja berdasarkan
faktor-faktor yang mempengaruhi.
Contoh:
Misalkan kita ingin menghitung waktu kerja untuk pekerjaan pemasangan keramik
lantai dalam proyek konstruksi. Kita dapat mengumpulkan data historis atau
melakukan pengamatan langsung untuk mendapatkan informasi berikut:
Pada proyek A, 4 pekerja dapat memasang 100 meter persegi keramik lantai
dalam waktu 5 hari kerja.
Pada proyek B, 6 pekerja dapat memasang 150 meter persegi keramik lantai
dalam waktu 7 hari kerja.
Dari data tersebut, kita dapat menghitung rata-rata waktu kerja per pekerja per meter
persegi:
Proyek A: 5 hari kerja/ (4 pekerja x 100 meter persegi) = .0125 hari kerja/ meter
persegi
Proyek B: 7 hari kerja / (6 pekerja x 150 meter persegi) = .0154 hari kerja/ meter
persegi
Dalam contoh ini, jika kita ingin memasang 200 meter persegi keramik lantai, kita
dapat menghitung waktu kerja yang diperlukan:
Waktu kerja = Jumlah meter persegi x Waktu kerja per meter persegi
Waktu kerja = 200 meter persegi x .0125 hari kerja/ meter persegi = 2.5 hari kerja
Metode ini memberikan perkiraan yang lebih akurat berdasarkan data historis atau
pengamatan langsung. Namun, perlu dicatat bahwa kondisi proyek yang berbeda
dapat mempengaruhi produktivitas pekerjaan, sehingga perlu dilakukan penyesuaian
jika kondisi proyek tersebut berbeda.
3. Pembahasan
Berdasarkan analisis berbagai metodologi, pendekatan berikut ini ditemukan umum
digunakan dalam menentukan produktivitas dalam proyek konstruksi bangunan. Untuk
mengilustrasikan penerapan metode perhitungan, mari pertimbangkan contoh:
3.1 Penyusunan Durasi dari Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah dokumen yang berisi perkiraan biaya yang
dibutuhkan untuk melaksanakan suatu proyek atau kegiatan. RAB disusun
berdasarkan rencana kerja, yang memuat rincian pekerjaan yang akan dilaksanakan,
volume pekerjaan, dan waktu pelaksanaan.
Hal. 7
Menghitung volume pekerjaan untuk penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
melibatkan beberapa langkah. Berikut ini adalah langkah-langkah sederhana beserta
penjelasannya:
a. Identifikasi Pekerjaan dan Jenis Material:
Tentukan jenis pekerjaan yang akan dilakukan, misalnya, pekerjaan
konstruksi fondasi atau pekerjaan pemasangan atap.
Identifikasi jenis material yang akan digunakan dalam pekerjaan tersebut.
b. Pengukuran Dimensi:
Lakukan pengukuran dimensi yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut.
Misalnya, untuk pekerjaan konstruksi fondasi, ukur panjang, lebar, dan
kedalaman fondasi.
c. Hitung Volume:
Gunakan rumus matematika yang sesuai untuk menghitung volume objek atau
pekerjaan.
Contohnya, untuk menghitung volume balok: Volume = Panjang x Lebar x
Kedalaman.
d. Konversi Unit:
Pastikan semua ukuran dalam satuan yang sama. Jika ukuran awal diukur
dalam meter, pastikan hasil volume juga dalam meter kubik.
Lakukan konversi satuan jika diperlukan.
e. Hitung Total Volume Pekerjaan:
Jika proyek melibatkan beberapa elemen pekerjaan, hitung volume untuk
masing-masing elemen.
Jumlahkan semua volume pekerjaan untuk mendapatkan total volume proyek.
f. Perhitungan Material:
Tentukan jumlah material yang diperlukan untuk setiap jenis pekerjaan
berdasarkan volume yang telah dihitung.
Misalnya, jika Anda tahu berapa meter kubik beton yang dibutuhkan, hitung
berapa ton atau sak semen yang diperlukan.
g. Kalkulasi Biaya:
Setelah menentukan jumlah material yang dibutuhkan, tentukan harga atau
biaya setiap jenis material.
Kalikan jumlah material dengan harga per unit untuk mendapatkan biaya total
setiap jenis material.
h. Tambahkan Biaya Lainnya:
Selain biaya material, tambahkan biaya lain yang terkait dengan pekerjaan
tersebut. Ini bisa mencakup biaya tenaga kerja, biaya overhead, dan
keuntungan.
Hal. 8
i. Total Anggaran Biaya (RAB):
Jumlahkan semua biaya untuk mendapatkan total anggaran biaya proyek
(RAB).
j. Review dan Koreksi:
Lakukan review terhadap perhitungan Anda untuk memastikan semua aspek
telah diperhitungkan dengan benar.
Koreksi atau perbaiki jika ada kesalahan atau ketidakakuratan.
Berikut ini penulis mengambil studi kasus dari Proyek Pasar XXX yang belokasi di
salah satu kota yang berada di Indonesia berdasarkan pengalaman penulis sendiri.
Sebagai referensi untuk hal kerahasiaan data, dalam hal ini penulis hanya
menampilkan uraian pekerjaan, satuan dan volume pekerjaan.
BILL OF QUANTITY
PEKERJAAN PERSIAPAN
PASAR XXX
PEKERJAAN PERSIAPAN
10 Air ( sumber air existing ) dan Listrik kerja bln 8.00 0.261
TOTAL 14.209
Gambar 1. RAB pekerjaan Preliminari/ Persiapan (Sumber : Penulis. 2017. Proyek XXX)
Hal. 9
Gambar 1. RAB pekerjaan Preliminari/ Persiapan. Yang mana pada penjadwalan
dihitung berdasarkan Monthly Progress/ Progress Bulanan.
BILL OF QUANTITY
PEKERJAAN STRUKTUR
PASAR XXX
PEKERJAAN STRUKTUR
I. LANTAI DASAR
1 Pas. Tiang Pancang Square mini pile 25.25, Mutu beton K-450 m 4,120.00 7.497
Pas. Tiang Pancang Square mini pile 25.25, Mutu beton K-450 bh 206.00 0.148
B Pekerjaan Pilecap
Gambar 2. RAB Parsial Pekerjaan Struktur. (Sumber : Penulis. 2017. Proyek XXX)
Dari Gambar 2. Di atas, sudah diketahi item/ uraian pekerjaan, volume dan satuan
untuk dapat menentukan penjadwalan. Berdasarkan metodelogi di atas, kita hitung
Hal. 10
terlebih dahulu adalah produktifitas pekerjaan dari suatu item pekerjaan yang akan
kita hitung durasinya. Dari gambar 2. RAB Parsial Pekerjaan Struktur, penulis akan
memberikan contoh metode perhitungan produktifitas dan durasi dari pekerjaan tiang
pancang ukuran pile 25 x 25 cm2 square. Perlu diketahi bahwa selain RAB untuk
dapat menghitung produktifitas dari pekerjaan tiang pancang, penulis juga
membutuhkan data yang diperoleh dari Gambar Desain dan juga Rencana Kerja dan
Syarat (RKS). Diperoleh dari Gambar desain bahwa kedaman tiang pancang 21m’,
diperoleh dari RKS daya dukung yang dibutuhkan 35ton, dengan jumlah total
pekerjaan tiang pancang sebesar 4120m’, dan terhitung 1 hari adalah 8jam kerja.
Untuk menghitung produktivitas dan durasi pekerjaan tiang pancang, kita perlu
mengetahui beberapa informasi terlebih dahulu. Dalam kasus ini, kita memiliki
informasi sebagai berikut:
Dalam kasus ini, kita akan menghitung produktivitas dan durasi pekerjaan
menggunakan satu alat HSPD dengan kapasitas 120 ton.
Langkah-langkah perhitungan:
a. Menghitung jumlah pekerjaan pancang: Jumlah pekerjaan pancang = jumlah total
pekerjaan pancang / jumlah titik pancang Jumlah pekerjaan pancang = 4120 m'/
(21 m' per titik) Jumlah pekerjaan pancang = 196 titik pancang
b. Menghitung produktivitas per hari: Produktivitas per hari = kapasitas alat HSPD/
daya dukung tiang pancang yang diperlukan Produktivitas per hari = 120 ton/ 35
ton per titik Produktivitas per hari = 3,43 titik pancang per hari
Hal. 11
c. Menghitung lama waktu pekerjaan: Lama waktu pekerjaan = jumlah pekerjaan
pancang/ (produktivitas per hari x jumlah alat) Lama waktu pekerjaan = 196 titik
pancang/ (3,43 titik pancang per hari x 1 alat) Lama waktu pekerjaan = 57,13 hari
Jadi, berdasarkan perhitungan di atas, produktivitas pekerjaan tiang pancang dengan
menggunakan satu alat HSPD dengan kapasitas 120 ton adalah sekitar 3,43 titik
pancang per hari. Dengan jumlah total pekerjaan pancang sebanyak 196 titik pancang,
diperlukan waktu sekitar 57,13 hari untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Dengan
catatan bahwa, 57.13 hari adalah waktu dengan kondisi 1 hari = 8jam kerja.
Untuk dapat menyelesaikan waktu sesuai dengan kondisi di lapangan, yaitu 1hari =
12jam kerja (08.00 sd 22.00) dengan waktu istirahat pukul 12.00-13.00, 17.30-18.30.
adalah dengan perhitungan sebagai berikut:
Jika dalam satu hari selama 8jam kerja alat HSPD 120ton mampu menyelesaikan
pekerjaan dengan durasi 57.13 hari kalender, waktu pekerjaan yang akan diselesaikan
jika alat tersebut menambah jam kerjanya menjadi satu hari = 12jam kerja adalah
menggunakan perhitungan percepatan. Metode percepatan menyatakan bahwa durasi
pekerjaan dapat dihitung dengan rumus:
Durasi Pekerjaan Lama
Durasi Pekerjaan Baru =
Faktor Percepatan
Dimana,
Faktor percepatan adalah rasio antara jam kerja baru dan jam kerja lama.
Dalam kasus ini, jam kerja lama adalah 8 jam, jam kerja baru adalah 12 jam, dan
durasi pekerjaan lama adalah 57.22 hari kalender.
/ℎ
Faktor Percepatan = = = 1.5
/ℎ
Sekarang kita bisa menghitung nilai tersebut untuk menemukan durasi pekerjaan jika
jam kerja harian ditingkatkan menjadi 12 jam.
Durasi Pekerjaan Lama 57.13
Durasi Pekerjaan Baru = = = 38.087 ℎ𝑎𝑟𝑖
Faktor Percepatan 1.5
Jadi, jika seseorang menambah jam kerjanya menjadi 12 jam per hari, pekerjaan dapat
diselesaikan dalam waktu sekitar 38.087 hari kalender.
Hal. 12
3.2 Penjadwalan menggunakan Microsoft Project (Ms. Project)
Setelah kita merinci setiap waktu pelaksanaan dari masing – masing item pekerjaan
yang ada pada RAB, kita dapat menginput waktu pelaksanaan tersebut pada sebuah
program komputer bernama microsoft project untuk dapat mengetahui lintasan kritis.
Microsoft Project adalah salah satu perangkat lunak yang dapat digunakan untuk
melakukan penjadwalan proyek dan mengidentifikasi jalur kritis. Perangkat lunak ini
menyediakan berbagai fitur dan alat yang memudahkan pengguna dalam membuat
jadwal proyek dan menganalisis jalur kritis.
Sedangkan lintasan kritis adalah jalur atau rangkaian aktivitas yang harus diselesaikan
tepat waktu agar proyek dapat selesai sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Lintasan
kritis memiliki beberapa fungsi penting, antara lain menentukan durasi proyek,
mengidentifikasi aktivitas kritis, perencanaan dan pengendalian proyek, penentuan
prioritas, dan pengelolaan risiko.
Mengetahui lintasan kritis memiliki manfaat yang besar, antara lain pengendalian
waktu, pengelolaan sumber daya, identifikasi risiko, dan perencanaan yang efisien.
Dengan pemahaman yang baik tentang lintasan kritis, manajer proyek dapat
mengoptimalkan penggunaan sumber daya, menghindari penundaan, dan memastikan
bahwa proyek selesai tepat waktu. Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang
lintasan kritis sangat penting dalam manajemen proyek yang sukses.
Dalam studi kasus ini, seorang manajer proyek menggunakan Microsoft Project untuk
merencanakan jadwal proyek konstruksi gedung. Dia menambahkan aktivitas-
Hal. 13
aktivitas yang harus dilakukan dalam proyek, mengatur hubungan antara aktivitas-
aktivitas tersebut, dan menentukan waktu pelaksanaan setiap aktivitas.
Lintasan kritis merupakan jalur yang memiliki durasi paling lama dalam suatu proyek
dan jika terdapat keterlambatan pada kegiatan-kegiatan yang ada di jalur ini, maka
akan berdampak pada penundaan keseluruhan proyek. Pemahaman tentang lintasan
kritis dan komponen-komponennya sangat penting bagi manajer proyek untuk
mengelola proyek dengan efektif dan efisien. Berikut ini terdapat beberapa komponen
penting yang perlu dipahami, yaitu:
1. Kegiatan (Activity)
Kegiatan adalah tugas-tugas yang harus dilakukan dalam proyek. Setiap kegiatan
memiliki durasi yang ditentukan, yaitu waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan kegiatan tersebut. Durasi kegiatan dapat dinyatakan dalam satuan
waktu, seperti hari, minggu, atau bulan.
2. Node (simpul)
Node atau simpul adalah titik yang merepresentasikan suatu kegiatan dalam
diagram jaringan proyek. Setiap node memiliki nomor atau label yang unik untuk
mengidentifikasi kegiatan tersebut.
3. Predecessor dan Successor
Predecessor adalah kegiatan yang harus diselesaikan sebelum kegiatan tertentu
dimulai. Sebaliknya, successor adalah kegiatan yang harus dimulai setelah
kegiatan tertentu selesai.
4. Durasi (Duration)
Durasi adalah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu kegiatan. Durasi
kegiatan dapat ditentukan berdasarkan pengalaman, estimasi, atau data historis.
5. Early Start (ES) dan Early Finish (EF)
Early Start (ES) adalah waktu paling awal kegiatan dapat dimulai, sedangkan Early
Finish (EF) adalah waktu paling awal kegiatan dapat selesai. ES dan EF dapat
dihitung dengan menggunakan metode perhitungan maju (forward pass) dalam
metode CPM.
6. Late Start (LS) dan Late Finish (LF)
Late Start (LS) adalah waktu paling akhir kegiatan dapat dimulai tanpa
mempengaruhi waktu penyelesaian proyek, sedangkan Late Finish (LF) adalah
waktu paling akhir kegiatan dapat selesai tanpa mempengaruhi waktu penyelesaian
proyek. LS dan LF dapat dihitung dengan menggunakan metode perhitungan
mundur (backward pass) dalam metode CPM.
Hal. 14
7. Slack atau Float
Slack atau float adalah selisih waktu antara waktu paling awal dan paling akhir
suatu kegiatan dapat dimulai atau selesai tanpa mempengaruhi waktu penyelesaian
proyek. Slack dapat digunakan untuk menentukan kegiatan-kegiatan yang
memiliki fleksibilitas waktu atau kegiatan-kegiatan yang kritis dan tidak memiliki
fleksibilitas waktu.
Dengan mengetahui jalur kritis, manajer proyek dapat fokus pada aktivitas-aktivitas
yang paling penting dan memastikan bahwa mereka diselesaikan tepat waktu agar
proyek selesai tepat waktu.
3.3 Hubungan Antara Lintasan Kritis dengan Kurva S dalam Manajemen Proyek
Dalam manajemen proyek, lintasan kritis dan kurva S adalah dua konsep penting yang
digunakan untuk merencanakan dan mengendalikan waktu pelaksanaan proyek.
Lintasan kritis adalah serangkaian aktivitas yang harus diselesaikan tepat waktu agar
proyek dapat selesai sesuai jadwal. Sedangkan kurva S adalah grafik yang
menggambarkan hubungan antara kemajuan pelaksanaan pekerjaan secara kumulatif
dengan waktu pelaksanaan.
A. Lintasan Kritis
Lintasan kritis adalah serangkaian aktivitas dalam jaringan kerja proyek yang
memiliki total float atau slack nol. Artinya, aktivitas-aktivitas dalam lintasan
kritis harus diselesaikan tepat waktu agar proyek dapat selesai sesuai jadwal. Jika
ada keterlambatan dalam satu atau beberapa aktivitas lintasan kritis, maka akan
berdampak pada penundaan keseluruhan proyek.
Hal. 15
proyek, kurva S akan mendatar karena hampir semua pekerjaan telah
diselesaikan.
SCHEDULE / KURVA S
PROYEK PEMBANGUNAN BANGUNAN UTAMA PASAR XXX
PASAR XXX
TAHUN 2017
No JENIS PEKERJAAN BOBOT % 1 2 3 4 5 6 6
DES JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI
28-3 4-10 11-17 18-24 25-31 01-07 08-14 15-21 22-28 01-07 08-14 15-21 22-28 29-04 05-11 12-18 19-25 26-02 03-10 11-17 18-24 25-31 01-07 08-14 15-21 22-28
I. PRELIMINARIES 14.2088 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.2842 0.2842 100%
Catatan : - Gambar For Tender/For Construction sebagai acuan pembuatan shop drawing lengkap kami terima pada tanggal 3 Januari 2017 (ARS, STR, MEP)
- Pekerjaan Area Eksternal
- Pekerjaan Areaakan dikerjakan
Eksternal setelah TPS
akan dikerjakan dibongkar
setelah (by other)
TPS dibongkar (by secara keseluruhan
other) secara keseluruhan
- Ra-Pengajuan
Ra Pengajuan Progress
Progress
- Ri Progress Diterima
Hal. 16
aktivitas lintasan kritis, maka akan terjadi keterlambatan dalam kemajuan
pekerjaan secara keseluruhan. Hal ini akan terlihat dalam kurva S dengan adanya
penurunan atau perubahan yang tidak diharapkan dalam kemajuan pekerjaan.
Dengan memahami hubungan antara lintasan kritis dan kurva S, manajer proyek
dapat mengidentifikasi risiko keterlambatan yang dapat mempengaruhi
kemajuan pekerjaan secara keseluruhan. Mereka dapat mengambil tindakan yang
diperlukan untuk menghindari atau mengurangi risiko ini, seperti
mengalokasikan sumber daya tambahan atau mempercepat aktivitas-aktivitas
lintasan kritis.
Hal. 17
4. Penutup
4.1 Kesimpulan
Hal. 18
5. Daftar Pustaka
1. Limanto, Sentosa. (2009). Analisis Produktivitas Pemancangan Tiang Pancang Pada
Bangunan Tinggi Apartemen. Jurnal Researchgate, diakses melalui internet:
https://www.researchgate.net/publication/43649743
2. Hidayati. (2021). Analisis Produktivitas Pekerjaan Pemancangan Tiang Pancang
dengan Jack In Pile. Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan, 9(2), 105-112.
3. Rahmat, Gunaedy Utomo, Eka Al Qurina. (2020). Analisis Produktivitas Tiang
Pancang dengan Jack In Pile pada Konstruksi Workshop. Jurnal Penelitian Transukma,
Vol. 3 No. 1 (2020). Diakses melalui internet:
https://doi.org/10.36277/transukma.v3i1.67
4. Namaha. "Lintasan Kritis (skripsi dan tesis) - Namaha." Konsultasi Skripsi, 13 Januari
2019, diakses melalui internet: https://konsultasiskripsi.com/2019/01/13/lintasan-
kritis-skripsi-dan-tesis/.
5. Manajemen Proyek Indonesia. "Contoh Perhitungan Lintasan Kritis - Manajemen
Proyek Indonesia." Manajemen Proyek Indonesia, diakses melalui internet:
https://manajemenproyekindonesia.com/?p=7246.
Hal. 19
BILL OF QUANTITY
PEKERJAAN PERSIAPAN
PASAR XXX
PEKERJAAN PERSIAPAN
10 Air ( sumber air existing ) dan Listrik kerja bln 8.00 0.261
TOTAL 14.209
BILL OF QUANTITY
PEKERJAAN STRUKTUR
PASAR XXX
PEKERJAAN STRUKTUR
I. LANTAI DASAR
1 Pas. Tiang Pancang Square mini pile 25.25, Mutu beton K-450 m 4,120.00 7.497
Pas. Tiang Pancang Square mini pile 25.25, Mutu beton K-450 bh 206.00 0.148
B Pekerjaan Pilecap
STR Halaman 2
BILL OF QUANTITY
PEKERJAAN STRUKTUR
PASAR XXX
STR Halaman 3
BILL OF QUANTITY
PEKERJAAN STRUKTUR
PASAR XXX
F Pekerjaan Gutter
STR Halaman 4
BILL OF QUANTITY
PEKERJAAN STRUKTUR
PASAR XXX
G Pekerjaan Kolom
Tangga
STR Halaman 5
BILL OF QUANTITY
PEKERJAAN STRUKTUR
PASAR XXX
Balok Tangga
Kolom Tangga
II. LANTAI 1
A Pekerjaan Kolom
STR Halaman 6
BILL OF QUANTITY
PEKERJAAN STRUKTUR
PASAR XXX
B Pekerjaan Balok
STR Halaman 7
BILL OF QUANTITY
PEKERJAAN STRUKTUR
PASAR XXX
A Pekerjaan Balok
STR Halaman 8
BILL OF QUANTITY
PEKERJAAN STRUKTUR
PASAR XXX
STR Halaman 9
BILL OF QUANTITY
PEKERJAAN STRUKTUR
PASAR XXX
STR Halaman 10
BILL OF QUANTITY
PEKERJAAN STRUKTUR
PASAR XXX
V. GWT
STR Halaman 11
BILL OF QUANTITY
PEKERJAAN STRUKTUR
PASAR XXX
11 Pas. Tiang Pancang 25.25, D16 Mutu beton K-450 m 200.00 0.364
D Pekerjaan Pilecap
STR Halaman 12
BILL OF QUANTITY
PEKERJAAN STRUKTUR
PASAR XXX
E Pekerjaan Sloof
G Pekerjaan Dinding
STR Halaman 13
BILL OF QUANTITY
PEKERJAAN STRUKTUR
PASAR XXX
VI. RAMP
STR Halaman 14
BILL OF QUANTITY
PEKERJAAN STRUKTUR
PASAR XXX
STR Halaman 15
BILL OF QUANTITY
PEKERJAAN STRUKTUR
PASAR XXX
REKAPITULASI
V. GWT 2.084
TOTAL 41.143
STR Halaman 16
BILL OF QUANTITY
PEKERJAAN ARSITEKTUR & FINISHING
PASAR XXX
I. LANTAI DASAR
II. LANTAI 1
III. ATAP
IV. FAÇADE
V. POS JAGA
VII. EKSTERNAL
ARS Halaman 17
BILL OF QUANTITY
PEKERJAAN ARSITEKTUR & FINISHING
PASAR XXX
15 Pas. Dinding bata merah tebal 1/2 bata, spesi 1 PC. : 5 PS. m2 9.60 0.008
Pek. Soflandscape
21 Pek. Lubang Tanam dan pengolahan Untuk pohon lbg 3.00 0.006
ARS Halaman 18
BILL OF QUANTITY
PEKERJAAN ARSITEKTUR & FINISHING
PASAR XXX
REKAPITULASI BANGUNAN
ARS Halaman 19
BILL OF QUANTITY
PEMBANGUNAN GEDUNG PASAR RAKYAT
PASAR XXX
I.C CCTV
I. E FIRE ALARM
II.A MECHANICAL
2 Diesel Fire Pump(Untuk Fire Hydrant & Fire Sprinkler) set 1.00 1.196
Type : Centrifugal End Suction
BILL OF QUANTITY
PEMBANGUNAN GEDUNG PASAR RAKYAT
PASAR XXX
3 Jockey Fire Pump (Untuk Fire Hydrant & Fire Sprinkler) set 1.00 0.231
Type : Vertikal Multistage In Line
Kapasitas : 15 GPM
Total Head : 90 meter
Elec. Power : 3.7 KW, 380 V / 3 Ph / 50 Hz
Standard : NFPA20 Standard
C/W: Panel Control & Accessories
3 Check Valve 16 K :
- dia. 100 mm unit 2.00 0.080
- dia. 50 mm unit 1.00 0.017
4 Strainer 16 K :
- dia. 100 mm unit 2.00 0.122
- dia. 50 mm unit 1.00 0.028
6 Fleksible Joint 20 K
- dia. 100 mm unit 2.00 0.024
- dia. 50 mm unit 1.00 0.005
7 Pressure Gauge + Valve unit 4.00 0.052
8 Pressure Switch unit 3.00 0.039
9 Fire Extinguisher Dry chemical type ABC unit 1.00 0.049
Class ABC 25 Kg c/w include Bracket
II.E.4 PEMIPAAN SITE (OUT DOOR HYDRANT) & RISER FROM PUMP ROOM
BILL OF QUANTITY
PEMBANGUNAN GEDUNG PASAR RAKYAT
PASAR XXX
TAHUN 2017
No JENIS PEKERJAAN BOBOT % 1 2 3 4 5 6 6
DES JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI
28-3 4-10 11-17 18-24 25-31 01-07 08-14 15-21 22-28 01-07 08-14 15-21 22-28 29-04 05-11 12-18 19-25 26-02 03-10 11-17 18-24 25-31 01-07 08-14 15-21 22-28
I. PRELIMINARIES 14.2088 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.5684 0.2842 0.2842 100%
II.PEKERJAAN STRUKTUR
1 PEKERJAAN LANTAI DASAR
PEKERJAAN TIANG PANCANG 7.7490 1.5498 1.5498 1.5498 1.5498 1.5498
PEKERJAAN PILE CAP 1.5658 0.3132 0.3132 0.3132 0.3132 0.3132
PEKERJAAN TIE BEAM 3.7387 0.7477 0.7477 0.7477 0.7477 0.7477
PEKERJAAN KOLOM 1.3252 0.2209 0.2209 0.2209 0.2209 0.2209 0.2209
PEKERJAAN TANGGA & RAMP 0.2807 0.0936 0.0936 0.0936
1.A PEKERJAAN URUGAN LANTAI DASAR
PEKERJAAN PELAT LANTAI DASAR 5.1334 1.7111 1.7111 1.7111
2 PEKERJAAN LANTAI 1
PEKERJAAN KOLOM 0.6398 0.1600 0.1600 0.1600 0.1600
PEKERJAAN BALOK 4.4566 1.1141 1.1141 1.1141 1.1141
PEKERJAAN PELAT LANTAI 4.2237 0.8447 0.8447 0.8447 0.8447 0.8447
3 PEKERJAAN LANTAI ATAP
PEKERJAAN BALOK 0.8978 0.4489 0.4489
PEKERJAAN PELAT LANTAI 0.0894 0.0298 0.0298 0.0298
PEKERJAAN STRUKTUR BAJA & PENUTUP ATAP 6.9896 1.1649 1.1649 1.1649 1.1649 1.1649 1.1649
4 PEKERJAAN LAIN-LAIN
PEKERJAAN SUMUR RESAPAN, BAK KONTROL DAN SALURAN DRAINASE
1.0118 0.2024 0.2024 0.2024 0.2024 0.2024
PEKERJAAN GWT 2.0771 0.5193 0.5193 0.5193 0.5193
PEKERJAAN RAMP 0.4697 0.1566 0.1566 0.1566
PEKERJAAN WATERPROOFING 0.4943 0.2472 0.2472
Catatan: - Gambar For Tender/For Construction sebagai acuan pembuatan shop drawing lengkap kami terima pada tanggal 3 Januari 2017 (ARS, STR, MEP)
- Pekerjaan Area Eksternal
- Pekerjaan Areaakan dikerjakan
Eksternal setelah TPS
akan dikerjakan dibongkar
setelah (by other)
TPS dibongkar (by secara keseluruhan
other) secara keseluruhan
- Ra Pengajuan Progress
- Ra Pengajuan Progress
- Ri Progress Diterima
Jakarta, Januari 2017
Dibuat oleh,
PEMBERI TUGAS MENYETUJUI KONTRAKTOR
PD 123 PD 123 PT. XYZ
ID Task Name Duration Start December January February March April May June
B M E B M E B M E B M E B M E B M E B
1 PROYEK PEMBANGUNAN BANGUNAN UTAMA PASAR XXX 151 days Wed 12/28/16 12/28 5/27
16
21 Pek. Pile Cap, & Tie Beam 24 days Fri 1/27/17 1/27 2/19
25 Pek. Bekisting Pile Cap & Tie Beam 6 days Mon 1/30/17 1/30 2/4
26 Pek. Pembesian Pile Cap, Tie Beam & Stek Kolom 6 days Wed 2/1/17 2/1 2/6
27 Pek. Pengecoran Pile Cap & Tie Beam 1 day Tue 2/7/17 2/7 2/7
ID Task Name Duration Start December January February March April May June
B M E B M E B M E B M E B M E B M E B
31 Pek. Bekisting Pile Cap & Tie Beam 6 days Fri 2/3/17 2/3 2/8
32 Pek. Pembesian Pile Cap, Tie Beam & Stek Kolom 6 days Sun 2/5/17 2/5 2/10
33 Pek. Pengecoran Pile Cap & Tie Beam 1 day Sat 2/11/17 2/11 2/11
37 Pek. Bekisting Pile Cap & Tie Beam 6 days Tue 2/7/17 2/7 2/12
38 Pek. Pembesian Pile Cap, Tie Beam & Stek Kolom 6 days Thu 2/9/17 2/9 2/14
39 Pek. Pengecoran Pile Cap & Tie Beam 1 day Wed 2/15/17 2/15 2/15
43 Pek. Bekisting Pile Cap & Tie Beam 6 days Sat 2/11/17 2/11 2/16
44 Pek. Pembesian Pile Cap, Tie Beam & Stek Kolom 6 days Mon 2/13/17 2/13 2/18
45 Pek. Pengecoran Pile Cap & Tie Beam 1 day Sun 2/19/17 2/19 2/19
ID Task Name Duration Start December January February March April May June
B M E B M E B M E B M E B M E B M E B
59 ZONE 2 5 days Wed 2/22/17 2/22 2/26
155 PEKERJAN TANGGA & RAMP 17 days Fri 3/10/17 3/10 3/26
161 PEKERJAAN STRUKTUR GWT & R. POMPA 30 days Sat 4/1/17 4/1 4/30
163 PEKERJAAN ARSITEKTUR LANTAI DASAR 49 days Fri 3/24/17 3/24 5/11
ID Task Name Duration Start December January February March April May June
B M E B M E B M E B M E B M E B M E B
194
195 PEKERJAAN MEKANIKAL, ELEKTRIKAL & PLUMBING 80 days Fri 2/17/17 2/17 5/7
205
206 PEKERJAAN PENGEMBANGAN TAPAK (EXTERNAL) 43 days Fri 4/14/17 4/14 5/26
218
220