Bentuk cerita: Cerpen bersambung di Website ( akan dibuatkan website tersendiri)
Genre: Fiksi Sejarah, Petualangan, Islam. Sumber Inspirasi: Satria Dewa Gatotkaca, kisah para Wali, Raden Kian Santang,dsb. Sekuel:Satria Wali 1 :Raden Patah. Satria Wali 2: Kian Santang. Satria Wali 3: Rara Santang. Satria Wali 4: Fatahillah. Satria Wali 5: Sunda Kelapa. Satria Wali 6: Sunan Gunung Jati. Satria Wali 7:Panarukan. Sinopsis : 5 abad yang lalu, pernah terjadi perang besar antara Para Wali yang dipimpin Raden Patah dan Majapahit yang dipimpin Batara Vojyaya yang hendak meruntuhkan Islam di Tanah Jawa, Batara Vojyaya terbunuh dan digantikan oleh Patih Udara yang kemudian bersekutu dengan Penjajah Portugis untuk melawan Para Wali, Patih Udara kalah dan terpaksa melarikan diri ke sebuah hutan, dimana ia terjebak di dimensi hitam, ia dipenjara disana selama 5 abad. 5 abad kemudian, Tanah Jawa kacau oleh Gerombolan Hitam yang membunuh Ustadz-ustadz terbaik,tujuan Gerombolan Hitam ini adalah hendak mengakhiri Kejayaan Islam di Jawa dan mengumpulkan nyawa para Ulama untuk dikorbankan pada Patih Udara agar ia bebas dari penjara. Ditengah-tengah kekacauan itu, muncullah sekelompok pemuda yang membawa gen Para Wali, mereka bertugas mengembalikan keamanan Tanah Jawa, mereka dikenal dengan julukan Satria Wali, Gerombolan Hitam berupaya mengirimkan para penjahat dan monster- monster mengerikan untuk menghabisi Satria Wali, namun upaya ini selalu gagal karena Ustadz Hisyem selalu turun tangan membantu Satria Wali dengan kekuatannya. Latar belakang kesejarahan: kisah ini memadukan alur fiksi dengan sejarah, pada abad ke-16 M, memang pernah terjadi perang besar antara Kaum Muslimin melawan Majapahit, dan itu terjadi di Pesisir Utara Jawa, ini dicatat oleh pengembara asal Portugis, Tome Pires dalam Buku Summa Oriental. Majapahit kala itu beribukota di Daha ( Kediri) dan Rajanya bernama Batara Vojyaya yang kemudian setelah terbunuhnya Batara Vojyaya digantikan Patih Udara yang bersekongkol dengan Portugis untuk menghabisi Umat Islam, persekutuan ini mampu dikalahkan dan Majapahit akhirnya runtuh. Sunda Kelapa dan Panarukan adalah dua pertempuran penting bagi Kesultanan Demak pada abad ke-16 M, dalam Pertempuran Sunda Kelapa, Demak menghadapi Aliansi Portugis- Pajajaran pada 1527 M sedang pada 1546 M terjadi pertempuran habis-habisan di Panarukan melawan sisa-sisa Pasukan Majapahit yang meminta bantuan Portugis, yang mana Demak mampu menghalau serangan Majapahit, dalam perang ini, Demak dibantu Aceh, Turki, dan Malabar, Panglima Demak dalam Pertempuran Sunda Kelapa adalah Fatahilah sedang dalam Pertempuran Panarukan adalah Sunan Gunung Jati. Dalam serial ini, Episode Sunda Kelapa dan Panarukan akan menjadi pertempuran besar- besaran antara Golongan Hitam ( mewakili Majapahit) Barisan Harimau Putih ( mewakili Pajajaran),Geng Penjahat Cruzon ( mewakili Portugis) dan Satria Wali ( mewakili Demak). Rencana Sinopsis per-sekuel: Sekuel 1: di Kota Bogor, tempat tinggal Faishal, Golongan Hitam yang mulai melakukan pembantaian terhadap Ustad-ustadz terkenal keturunan Para Wali, bahkan Ibu Faishal, Ibu Farida terbunuh, saat sebuah acara penting, Faishal berupaya melawan Golongan Hitam yang membunuh Ibunya itu, akan tetapi kalah jumlah, ia terdesak, ia diselamatkan dua orang temannya, Riko dan Victor yang membawanya ke rumah Ustadz Sarmidi, beruntunglah Faishal hanya terluka ringan, Faishal dirawat di rumah Ustadz Sarmidi. Faishal bertanya pada Ustadz Sarmidi mengapa akhir-akhir ini banyak Ulama yang dibunuh Golongan Hitam, Ustadz Sarmidi menjelaskan Para Ulama tersebut adalah Keturunan Para Wali, dan dahulu pada abad ke-16 M, pernah terjadi perang besar antara Para Wali melawan Majapahit yang mana Para Wali dipimpin Raden Patah melawan Majapahit yang dipimpin Batara Vojyaya, Batara Vojyaya terbunuh dan digantikan Patih Udara yang meminta bantuan Portugis untuk menghabisi Umat Islam di Jawa, Patih Udara sendiri berhasil dikalahkan, lari ke hutan dan disana ia terjebak di dimensi kegelapan. Golongan Hitam ingin meruntuhkan Islam di Jawa, dan mendirikan kembali Kerajaan di Jawa yang berbasis Kemusyrikan, mereka melakukan pembunuhan Para Ustadz adalah karena ingin membebaskan Patih Udara dengan cara mengirimkan Mayat-mayat Ustadz yang dibunuh pada Patih Udara karena yang demikian itu bisa membebaskannya, dan membentuk jembatan mayat yang memanjang dari dimensi kegelapan ke dunia nyata. Para Ustadz yang dibunuh Golongan Hitam adalah keturunan Para Wali, mereka dibunuh sebagai balas dendam atas kekalahan Patih Udara, Ustadz Sarmidi juga menjelaskan bahwa Faishal, Riko, dan Victor memiliki gen Wali dalam darah mereka dan sudah saatnya mereka menyelamatkan Tanah Jawa dari Golongan Hitam, Ustadz Sarmidi memberikan senjata Keris pada Faishal, Panah pada Riko, dan Tombak pada Victor, Ustadz Sarmidi menjelaskan bahwa senjata-senjata itu merupakan Pusaka Kesultanan Demak pada Perang melawan Majapahit, dijelaskan pula bahwa Faishal membawa gen Raden Patah dalam darahnya, mereka pun kemudian membentuk kelompok superhero yang bernama Satria Wali. Faishal, Riko, dan Victor pun mulai memburu Golongan Hitam, satu persatu penjahat dan monster dikirim oleh Golongan Hitam untuk membinasakan mereka, namun satu persatu dapat dikalahkan Satria Wali karena tak jarang pula Ayah Faishal, Ustadz Hisyem turun tangan di saat kondisi terdesak. Sekuel 2: Kisah kali ini berputar ke Bandung, dikisahkan bahwa Walikota Bandung sahabat Ustadz Hisyem, Kang Wachied memiliki 3 anak, Elyas, Nayma, dan Pancawala, Pancawala adalah kembaran Nayma dan ia diculik oleh seseorang untuk dijual saat masih bayi, Kang Wachied berupaya mencarinya, namun tidak menemukannya, ia pun mengira Panca sudah wafat. Panca akhirnya diselamatkan seorang peternak di Bengkulu yang bernama Mbah Memed saat dijual di Bengkulu, ia diasuh oleh Mbah Memed, Mbah Memed tidak hanya mengasuh Panca, ia juga merawat seorang anak perempuan Batak yang bernama Ziya, Panca dan Ziya tumbuh besar bersama,Ziya lebih tua sedkit dari Panca,Panca tumbuh menjadi seorang pemuda tampan dan gagah, kecerdasannya luar biasa, dan ia sangat lihai berpedang. Sementara di Bandung, Kang Wachied berhasil menjadi Gubernur Jawa Barat dan Elyas serta Nayma juga tumbuh besar dengan baik, suatu hari… Mbah Memed membongkar identitas Panca yang sebenarnya, Panca membawa gen Raden Kian Santang dalam tubuhnya, dan sebetulnya Ayahnya adalah Kang Wachied, Gubernur Jawa Barat, dan saat ini Bandung, Ibukota Jawa Barat sedang terdesak oleh para Pemberontak Harimau Putih yang ingin menyingkirkan Islam dari Jawa Barat, Panca heran darimana Mbah Memed mendapat semua Informasi itu, Mbah Memed menceritakan bahwa sahabat dekatnya yang menjadi Pengawal Kang Wachied membongkar semua ini. Panca pun berangkat ke Bandung untuk menolong ayahnya, disana ia bertarung melawan Geng Harimau Putih dengan gagah berani, Geng Harimau putih berhasil dikalahkan, namun Panca terluka parah dan pingsan, serta dirawat di RSUD Bandung. Kang Wachied yang mendengar kabar kembalinya Panca dari seorang Mata-mata serta apa yang telah terjadi segera pergi ke Rumah Sakit Bandung untuk menjenguk Panca, ia tak menyangka anaknya masih hidup, singkat cerita, Kang Wachied dan keluarganya bertemu Panca, meski terluka parah dan harus beristirahat beberapa hari kedepan, Panca sangat senang bisa bertemu Ayah, Ibu, dan Saudara-saudara kandungnya, ia menceritakan kisahnya pada mereka, cerita diakhiri mereka semua berpelukan seraya meneteskan air mata haru.