DISUSUN OLEH :
AMANDA ISMI
21046166
PEDIDIKAN SEJARAH
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1
Identitas merupakan konsep yang kompleks dan selalu berubah. Identitas dapat
didefinisikan sebagai cara seseorang atau kelompok memahami dirinya sendiri.
Identitas dapat terbentuk dari berbagai faktor, termasuk adat, agama, dan negara.
Di Sumatera Barat, adat, Islam, dan negara merupakan tiga elemen yang saling
terkait erat dalam membentuk identitas masyarakat. Adat merupakan sistem nilai
dan norma yang mengatur kehidupan masyarakat Minangkabau. Islam merupakan
agama mayoritas di Sumatera Barat. Negara merupakan institusi yang berkuasa di
Sumatera Barat.
Perubahan hubungan antara adat, Islam, dan negara di Sumatera Barat telah
berdampak pada pembentukan ruang identitas masyarakat. Ruang identitas
merupakan wilayah di mana seseorang atau kelompok dapat mengekspresikan
identitasnya. Perubahan ruang identitas ini telah menimbulkan berbagai tantangan
dan peluang bagi masyarakat Sumatera Barat.
1
Pengantar Instruksi Walikota Padang, Nomor 451.465/Binsos-III/2005.
BAB II
Perubahan hubungan antara adat, Islam, dan negara telah mengarah pada
pembentukan ruang identitas yang lebih cair dan dinamis. Ruang identitas ini
memberikan peluang bagi masyarakat untuk mengekspresikan identitasnya secara
lebih beragam, termasuk identitas adat, identitas agama, dan identitas lokal.
Pada periode 1999-2009, adat dan Islam menjadi kekuatan yang semakin
kuat di Sumatera Barat. Adat menjadi kekuatan politik yang penting karena adat
memiliki basis massa yang luas. Islam juga menjadi kekuatan politik yang
penting karena Islam merupakan agama yang dianut oleh mayoritas penduduk
Sumatera Barat.Peningkatan kekuatan adat dan Islam ini menimbulkan tantangan
bagi negara. Negara harus mencari cara untuk menyeimbangkan kepentingan adat,
Islam, dan negara. Negara juga harus mencari cara untuk mencegah terjadinya
konflik antara ketiga kelompok tersebut.
Berikut adalah beberapa analisis dan pendapat saya tentang artikel tersebut:
Analisis:
Artikel ini menggunakan perspektif teori konflik untuk menganalisis
fenomena hubungan antara adat, Islam, dan negara di Sumatera Barat.
Perspektif teori konflik ini dapat memberikan penjelasan yang baik
tentang fenomena tersebut.
Artikel ini memberikan gambaran yang jelas tentang perbedaan
kepentingan antara adat, Islam, dan negara. Perbedaan kepentingan ini
merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya konflik.
Artikel ini juga memberikan gambaran tentang cara negara untuk
menyeimbangkan kepentingan adat, Islam, dan negara. Dialog antara adat,
Islam, dan negara merupakan salah satu cara yang penting dalam
mencegah terjadinya konflik.
Pendapat:
Artikel ini merupakan sebuah kontribusi yang penting bagi penelitian
tentang hubungan antara adat, Islam, dan negara di Indonesia.
Artikel ini juga dapat memberikan pelajaran bagi negara-negara lain yang
menghadapi tantangan yang sama.
Secara keseluruhan, saya menilai artikel ini sebagai sebuah artikel yang baik dan
bermanfaat.
Kelebihan
Penulis melakukan analisis yang tajam dan kritis terhadap data yang
dikumpulkan. Analisis tersebut menghasilkan berbagai simpulan yang
menarik dan relevan dengan konteks sosial-politik di Sumatera Barat.
Kekurangan
Beberapa penjelasan dalam artikel ini masih kurang rinci. Hal ini
dapat membuat pembaca sulit memahami konsep-konsep yang dibahas.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Secara lebih rinci, berikut adalah beberapa kesimpulan dari artikel tersebut: