Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN FISIOLOGI POHON

PENGAMATAN DAERAH TUMBUH TANAMAN

Disusun Oleh :
Nama : Dwi Fadlika
NPM : E1B017083
Kelompok : 6 (Enam)
Dosen : 1. Yansen, S.Hut., M.Si
2. Ir. Deselina, MP
3. Ir. Putranto B Agung N, M.Sc
Co-Ass : 1. Rika Aldina Hasibuan (E1B015038)
2. Aprilia Erwinda Damanik (E1B015058)
3. M. Ispan Djayusman (E1B015080)
4. Maya Sari Lumban Raja (E1B015081)
5. Elsa Samosir (E1B015060)

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan proses yang penting dalam
kehidupan dan perkembangbiakan suatu spesies. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung
secara terus-menerus sepanjang daur hidup, tergantung pada tersedianya meristem, hasil
asimilasi, hormon dan substansi pertumbuhan lainnya, serta lingkungan yang mendukung. Secara
empiris, pertumbuhan tanaman dapat dikatakan sebagai suatu fungsi dari genotipe X lingkungan
(internal dan eksternal) (Fahn, 1992). Pada umumnya daerah pertumbuhan terletak pada bagian
bawah meristem apikal dari tunas dan akar. Kebanyakan pertumbuhan terjadi pada fase
pendewasaan sel dan hanya sedikit kenaikan volumenya. Ujung akar dan ujung tajuk
pertumbuhan dan tepat di atas nodus tumbuhan monokotil, atau di dasar daun rerumputan,
meristem apikal tajuk dan meristem apikal akar terbentuk selama proses perkembangan embrio
saat pembentukan biji dan disebut meristem primer. Daerah tumbuh pada tumbuhan terjadi pada
meristem apikal yang dimana pertumbuhannya berbeda-beda baik di akar maupun di batang.
1.2 Tujuan
Tujuan praktikum kali ini untuk mengamati daerah tumbuh pada akar dan batang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan proses yang penting dalam
kehidupan dan perkembangbiakan suatu spesies. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung
secara terus-menerus sepanjang daur hidup, tergantung pada tersedianya meristem, hasil
asimilasi, hormon dan substansi pertumbuhan lainnya, serta lingkungan yang mendukung. Secara
empiris, pertumbuhan tanaman dapat dikatakan sebagai suatu fungsi dari genotipe X lingkungan
(internal dan eksternal) (Fahn, 1992).
Pertumbuhan tanaman diawali dengan perkecambahan. Selanjutnya, daun akan tumbuh
bersamaan dengan tumbuhnya akar daun akan berperan sebagai tempat produksi makanan yang
akan disebar keseluruh tubuh tanaman hingga akar. Akar juga akan menyerap nutrien di tanah
dan menyalurkannya hingga daun (Santoso, B.B., Hariyadi, Bambang S.P. 2014).
Pertumbuhan primer untuk memperpanjang sumbu tubuh dan perkembangan sekunder adalah
untuk meningkatkan diameter sumbu. Pertumbuhan sekunder dalan akar akan terjadi penebalan
sekunder kambiumnya besar dari benang-benang meristem dalam jaringan prokambium atau
jaringan perenkimatis yang terletak pada kelompok-kelompok floem primer dan pusat stele
(Heddy, 1987).
Letak pertumbuhan adalah pada meristem apikal, lateral, dan interkalar. Pertumbuhan
ujung cenderung menghasilkan pertambahan panjang, pertumbuhan lateral menghasilkan
pertambahan lebar. Pertambahan panjang batang terjadi di meristem interkalar, memerlukan
tambahan sumber hormon pertumbuhan dan mempunyai jumlah sel ataupun aktifitas sel yang
rendah (Campbell, dkk., 1999).
Daerah meristematis pucuk batang mengalami pertumbuhan primer seperti yang terjadi
pada akar. Namun, caranya lebih kompleks karena tidak hanya proliferasi aksis batang namun
juga pembentukan organ lateral lainnya. Pembelahan sel pada batang umumnya terjadi pada
internodus paling atas. Selama periode pertumbuhan aktif, meristem ujung batang yang tipis,
berdinding lembut dan isodiametris, aktif melakukan proliferasi sel. Pemanjangan sel
diperpanjang sepanjang internodus. Semakin jauh dari internodus maka kecepatan pemanjangan
semakin lambat. Daerah pemanjangan di belakang ujung batang biasanya 10 cm panjangnya
(Loveless, 1991).
Proses pemanjangan tunas terjadi melalui pertumbuhan ruas yang sedikit lebih tua di
bawah ujung tunas tersebut. Pertumbuhan ini disebabkan pembelahan sel dan pemanjangan sel
dalam ruas tersebut. Pembelahan sel dan pertumbuhan yang terus menerus sehingga mendorong
ke arah pemanjangan batang dan tunas (Campbell, dkk, 1999). Pada batang yang sedang tumbuh,
daerah pembelahan sel batang lebih jauh letaknya dari ujung daripada daerah pembelahan akar,
terletak beberapa sentimeter dibawah ujung (Salisbury dan Ross, 1992).
Sel-sel dekat ujung akar aktif berproliferasi, dimana terletak tiga zona sel dengan tahapan
pertumbuhan primer yang berurutan (zona pembelahan sel, zona pemanjangan dan zona
pematangan). Zona pembelahan sel meliputi meristem apikal dan turunannya, yang disebut
meristem primer (terdiri dari protoderm, prokambium dan meristem dasar). Meristem apikal yang
terdapat di pusat zona pembelahan menghasilkan sel-sel meristem primer yang bersifat
meristematik. Zona pembelahan sel bergabung ke zona pemanjangan (elongasi). Di sini sel-sel
memanjang sampai sepuluh kali semula, sehingga mendorong ujung akar, termasuk meristem ke
depan. Meristem akan mendukung pertumbuhan secara terus-menerus dengan menambahkan sel-
sel ke ujung termuda zona pemanjangan tersebut (Campbell, dkk., 1999).
Akar adalah pembuluh tanaman yang berbeda dengan daun. Perbedaan ciri-ciri yang
terjadi di tudung akar merupakan hasil dari jaringan sel apikal pada fase dewasa. Ciri-ciri yang
sama antara keduanya terdapat dalam diagram yang berhubungan dengan jaringan meristem
(Heddy, S., 1987).
Pertumbuhan akar bergantung pada bentuk heterogenitas. Perbedaan penepatan lokasi
akar dan cekaman berkaitan dengan ketersediaan porsi nutrisi. Meskipun perakaran dan
percabangannya ditentukan oleh gen, akar akan cepat berubah (terutama di kedalaman tanah)
karena tekstur dan kerapatan tanah, kelembaban dan nutrisi serta persaingan akar lain.
Perkembangan kasus perakaran menunjukkan nihilnya klasifikasi karakteristik husus dalam
strategi diversitas akar. Simulasi susunan morfologi akar menunjukkan parameter persebaran
ruang penyerapan khusus dalam sistem perakaran. Munculmya tipe akar berasal dari pengukuran
data yang terbagi atas diameter, massa dan tipe kerapatan dominan (Mistian, D., Meiriani dan
Edison Purba. 2012).
Pertumbuhan primer untuk memperpanjang sumbu tubuh dan perkembangan sekunder
adalah untuk meningkatkan diameter sumbu. Pertumbuhan sekunder dalan akar akan terjadi
penebalan sekunder kambiumnya besar dari benang-benang meristem dalam jaringan
prokambium atau jaringan perenkimatis yang terletak pada kelompok-kelompok floem primer
dan pusat stele (Heddy, 1987).
Menurut Campbell (1999), proses pemanjangan tunas terjadi melalui pertumbuhan ruas
yang sedikit lebih tua di bawah ujung tunas tersebut. Pertumbuhan ini disebabkan pembelahan sel
dan pemanjangan sel dalam ruas tersebut. Pembelahan sel dan pertumbuhan yang terus menerus
sehingga mendorong ke arah pemanjangan batang dan tunas.

BAB III

METODOLOGI
3.1 Waktu Dan Tempat
Praktikum kali ini dilakukan pada Rabu, Maret 2019, yang dilakukan di Labolatorium
Kehutanan, Universitas Bengkulu.
3.2 Alat Dan Bahan
1. Kecambah kacang hujau
2. Tinta Cina
3. Karet gelang
4. penggaris
3.3 Prosedur Kerja
Daerah tumbuh akar
1. Ambil 10 kecambah yang akarnya lurus dan panjangnya lebih dari 2 cm
2. Tandai dari ujung 10 garis dengan interval 1mm
3. Letakkan kecambah dalam posis tegak ( dengan bantuan karet gelang) di penggaris yang
telah dilapisi tisu
4. Ambil 10 kecambah dan beri tanda garis 10 mm dari ujung dan letakkan pada penggaris
seperti nomor 2
5. Setelh 24 jam ukur jarak masing-masing interval, bandingkan dengan control dan
bandingkan per segmen ( tiap interval)
Daerah tumbuh batang
1. Epikotil tanaman yang disediakan diberi tanda 10 garis dari ujung dengan interval 2mm,
perlakuan pada 10 kecambah
2. Sebagai control pada 10 buah kecambah beri tanda pad 20mm dari ujung
3. Pot-pot dengan tanaman yang telah diperlakukan ditempatkan pada suatu tempat yang
gelap
4. Setelah 24 jam ukur jarak msing-masing interval kemudian hasil pertambahan rata-rata
dari tiap imterval di plotkan ke grafik.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Daerah tumbuh akar
Perlakuan Pertumuhan jarak interval (cm)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9 1,1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10 1,1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Kontrol Pertambahan jarak 2m keterangan


1 1
2 1

3 1 Akar kecambag menjadi berwarna coklat dan


layu
4 1

5 1

6 1

7 1

8 1,5
9 1

10 1

Daerah tumbuh batang

Kontrol Pertambahan jarak 2m keterangan


1 1
2 1

3 1 Akar kecambag menjadi berwarna coklat dan


layu
4 1

5 1

6 1

7 1

8 1,5

9 1

10 1

Kontrol Pertambahan jarak 2m keterangan


1 2,15
2 2,05

3 2,1 Akar kecambag menjadi berwarna coklat dan


layu
4 2,2

5 2,05

6 2,1

7 2

8 2,1
9 2,05

10 2,3

4.2 Pembahasan
Pratikum ini dilakukan di laboratorium kehutanan dilakukan untuk mengetahui daerah
tumbuh pada akar dan batang dari kecambah kacang hijau. 10 kecambah kacang hijau Phaseolus
diberikan tanda pada akar dengan interval 1 mm dan 10 kecambah kacang hijau diberikan tanda
pada batang dengan interval 2 mm. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap daerah
tumbuh pada akar dan batang kacang hijau adanya pertambahan panjang pada akar dan batang
kecambah kacang hijau tersebut.

Pada pengamatan yang dilakukan adanya perbedaan pertambahan panjang pada akar
kacang hijau disebabkan karena adanya pengaruh hormon auksin pada meristem apikal akar yang
terus membelah dan memanjang yang didukung oleh ruang yang gelap, sehingga memperlancar
kerja hormon auksin karena tidak terurai oleh cahaya. Aktivitas meristem apeks akar
mengakibatkan akar tumbuh memanjang yang kemudian disebut pertumbuhan primer. Namun
sebenarnya, meristem apikal atau meristem apeks juga terdapat pada bagian ujung batang.
Sehingga seharusnya pada batang kecambah juga terjadi pertambahan panjang. Sedangkan pada
kecambah yang tidak mengalami pertambahan panjang dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor.
Salah satunya yaitu kesalahan praktikan saat pemasangan kecambah pada plat sehingga terjadi
kerusakan jaringan pada kecambah, atau pada saat pemberian tinta cina. Atau faktor lain karena
adanya kesalahan pengukuran hasil pengamatan oleh praktikan karena alat yang digunakan masih
sangat sederhana.

proses pemanjangan akar dan batang bagian yang aktif membelah dan tumbuh serta terdapat zona
pembelahan sel yang meliputi meristem apical dan turunannya, zona pemanjangan, dan zona
pematangan. Hasil praktikum menunjukkan variasi pertambahan panjang tiap lokus batang dan
akar.
Meristem apikal atau meristem apeks juga terdapat pada bagian ujung akar sehingga
seharusnya pada akar kecambah juga terjadi pertambahan panjang, tetapi pada percobaan kali ini
hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan literatur karena pada daerah tumbuh akar ada yang
tidak mengalami pertambahan . Hal ini mungkin disebabkan karena kerusakan jaringan pada saat
memberikan tinta dan kesalahan dalam pengukuran.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini yaitu daerah tumbuh dari
batang dan akar dari kecambah kacang hijau adalah pada bagian ujung batang dan ujung akar,
karena adanya meristem apikal tepatnya meristem apeks pada bagian tumbuhan tersebut. Pada
pengamatan terhadap pengukuran jarak interval pada batang kecambah mengalami pertumbuhan
panjang berturut-

5.2 Saran
Diharapkan kepada praktikan harus lebih teliti lagi dalam melakukan percobaan agar
hasil yang diperoleh lebih akurat lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N. A., Reece, J. B. dan Mitchell, L.G., 1999, Biologi, Erlangga, Jakarta.
Fahn, A., 1992, Anatomi Tumbuhan Edisi ke 3, UGM University, Yogyakarta.
Heddy, S., 1987, Biologi Pertanian, Rajawali Press, Jakarta.
Kaufman, P. B., Labavitch, J., Prouty, A. A. dan Ghosheh, N. S., 1975, Laboratory Experiment in
Plant Physiology, Macmillan Publishing Co., Inc, New York.
Loveless, A. R., 1991, Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik, Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Mistian, D., Meiriani dan Edison Purba. 2012. Respons Perkecambahan Benih Pinang(Areca Catechu L.)
Terhadap Berbagai Skarifikasi dan Konsentrasi Asam Giberelat (GA3). Jurnal Online
Agroekoteknologi, 1(1): 15-25.
Santoso, B.B., Hariyadi, Bambang S.P. 2014. Tinjauan Agro-Morfologi Perkecambahan Biji Jarak
Pagar (Jatropha curcas L.). Jurnal Penelitian UNRAM, 2(12): 69-76
Salisbury, F. B. dan Ross, C. W., 1992, Fisiologi Tumbuhan Jilid III, ITB, Bandung.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai