Materi PPPK
Materi PPPK
28 Th 2012
1. PENCIPTAAN
Terdiri dari
a. Pembuatan (Surat Keluar)
b. Penerimaan (Surat Masuk)
Arsip bisa dikatakan syah apabila sudah di dokumentasi (diregistrasi)
Intrumennya terdiri dari :
1) Tata Naskah Dinas Peranri No. 5 Th 2021
Jenis Naskah Dinas :
a. Naskah Dinas Arahan :
- Naskah Dinas Pengaturan
Peraturan UU
Intruksi
Surat Edaran
SOP
- Naskah Dinas Penetapan/Keputusan (Ketetapan tertulis yang ditetapkan
oleh Badan/Pejabat pemerintahan)
- Naskah Dinas Penugasan (Surat Perintah/Surat Tugas)
b. Naskah Dinas Korespondensi
- Naskah Dinas Korespondensi Internal
Nota Dinas (Sarana Komunikasi Internal antar pejabat)
Memorandum
Disposisi
Surat Undangan Internal
- Naskah Dinas Korespondensi Internal (Surat Dinas)
c. Naskah Dinas Khusus
- Surat Perjanjian (Dalam Negeri dan Luar Negeri)
- Surat Kuasa (Pemberian Wewenang)
- Berita Acara (Pernyataan bahwa telah terjadi suatu proses pelaksanaan
kegiatan pada waktu tertentu, ditandatangani oleh para pihak dan saksi )
- Surat Keterangan (Berisi informasi mengenai, hal. Peristiwa, ayau tentang
seseorang untuk kepemtingan kedinasan)
- Surat Pengantar (yang digunakan untuk mnrgantar/menyampaikan
barang/naskah)
- Pengumuman (Pemberitahuan)
- Laporan (Pemberitahuan tentang pelaksanaan suatu kegiatan )
- Telaah Staf (Bentuk Uraian yang disampaikan oleh pejabat/staf yang
memuat analisis singkat dan jelas mengenai suatu persoalan dengan
memberikan saran untuk jalan keluar )
Pejabat Penanda tangan Naskah Dinas
Penggunaan wewenang mandat :
a. Atas nama :
- Penggunaan “atas nama” dapat dilakukan dalam hal pejabat yang
berwenang menandatangai Naskah Dinas melimpahkan kepada pejabat di
bawahnya
- Tanggung jawabnya berada pada pejabat yang melimpahkan wewenang
b. Untuk beliau (yang diberi kuasa menguasakan lagi)
- Penggunaan “untuk beliau” pelimpahannya harus mengikuti urutan hanya
sampai dua tingkat structural di bawahnya.
- Tanggung jawabnya berada pada pejabat yang telah diberi kuasa
c. Pelaksana tugas (plt)
- Penggunaan “plt” dilakukan oleh pejabat yang mendapat pelimpahan
wewenang dari pejabat yang berhalangan tetap (sudah tidak aktif)
d. Pelaksana harian
- Penggunaan “plh” dilakukan oleh pejabat yang mendapat pelimpahan
wewenang dari pejabat definitive yang berhalangan sementara (sedang
bepergian)
3) SIstem Klasifikasi Keamanan dan AKses Arsip (SKKAD) Peranri No. 17 Th. 2011
- Tujuan :
a. Melindungi fisik dan informasi arsip dinamis dari kerusakan dan kehilangan
sehingga kebutuhan akan ketersediaan, keterbacaan, keutuhan, integritas,
otentisitas dan reliabilitas arsip tetap dapat terpenuhi;
b. Mengatur akses arsip dinamis yang sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan sehingga dapat dicegah terjadinya penyalahgunaan arsip oleh pihak-
pihak yang tidak berhak untuk tujuan dan kepentingan yang tidak sah.
- Penentuan Kategori Klasifikasi Keamanan
a. Sangat Rahasia adalah klasifikasi informasi dari arsip yang memiliki informasi
yang apabila diketahui oleh pihak yang tidak berhak dapat membahayakan
kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
dan/atau keselamatan bangsa.
b. Rahasia adalah klasifikasi informasi dari arsip yang apabila diketahui oleh pihak
yang tidak berhak dapat mengakibatkan terganggunya fungsi penyelenggaraan
negara, sumber daya nasional dan/atau ketertiban umum.
c. Terbatas adalah klasifikasi informasi dari arsip yang memiliki informasi yang
apabila diketahui oleh pihak yang tidak berhak dapat mengakibatkan
terganggunya pelaksanaan tugas dan fungsi lembaga pemerintahan.
d. Biasa/Terbuka adalah klasifikasi informasi dari arsip yang memiliki informasi yang
apabila diketahui oleh publik tidak merugikan siapapun.
- Hak Akses
a. Arsip Berklasifikasi Sangat Rahasia, hak akses diberikan kepada pimpinan
tertinggi lembaga dan yang setingkat di bawahnya apabila sudah diberikan izin,
pengawas internal/eksternal dan penegak hukum
b. Arsip Berklasifikasi Rahasia, hak akses diberikan kepada pimpinan tingkat tinggi
dan setingkat di bawahnya apabila sudah diberikan izin, pengawas internal/eksternal
dan penegak hukum
c. Arsip Berklasifikasi Terbatas, hak akses diberikan kepada pimpinan tingkat menengah
dan setingkat di bawahnya apabila sudah diberikan izin, pengawas internal/eksternal dan
penegak hukum
d. Arsip Berklasifikasi Biasa/Terbuka, hak akses diberikan kepada semua tingkat
pejabat dan staf yang berkepentingan.
2. PENGGUNAAN
- Pemeliharaan Arsip Aktif menggunakan Prasarana dan sarana keArsipan terdiri dari
1. folder,
2. guide/sekat, label,
3. out indikator,
4. indeks,
5. tunjuk silang,
6. boks,
7. filing cabinet/rak Arsip.
- Dalam rangka Pemeliharaan Arsip Aktif, unit pengolah dapat membentuk Sentral Arsip
Aktif (Central File).
- Pemeliharaan Arsip Aktif Dilakukan melalui kegiatan :
a. pemeriksaan;
Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan bahwa setiap arsip yang akan diberkaskan
autentik, utuh dan lengkap pada setiap proses kegiatan dan sudah diregistrasi
dan didistribusikan (Pernyataan selesai/file)
Pemeriksaan juga dilakukan dalam rangka mengidentifikasi dan/atau memverifikasi
arsip vital di unit pengolah.
b. penentuan indeks;
Indeks (judul berkas) ditentukan dengan cara menentukan kata tangkap (keyword)
dari arsip yang akan diberkaskan yang dapat mewakili isi informasi dari berkas/isi
berkas
Indeks dapat berupa nama orang, lembaga/organisasi, tempat/wilayah, masalah dan
kurun waktu . Penulisan indeks diikuti setelah penulisan kode klasifikasi arsip
pada folder.
c. penentuan kode; .
e. pelabelan;
Pelabelan dilakukan dengan menuliskan tanda pengenal dari berkas
menggunakan kertas label yang dilekatkan pada tab folder.
1. Item ARsip
2. Sekat Guide
3. Folder
Daftar Arsip Aktif terdiri atas daftar berkas dan daftar isi berkas.
a. unit pengolah;
b. nomor berkas;
c. kode klasifikasi;
e. kurun waktu;
f. jumlah; dan
g. keterangan.
a. nomor berkas;
c. kode klasifikasi;
e. tanggal;
f. jumlah; dan
g. keterangan. (
*Daftar Arsip Aktif dapat digunakan sebagai sarana bantu penemuan kembali
Arsip.
*Unit pengolah menyampaikan daftar Arsip Aktif kepada unit keArsipan pada tiap
Pencipta Arsip paling lama 6 (enam) bulan setelah pelaksanaan kegiatan.
b. Penyimpanan arsip aktif
1. Ruang Penyimpanan Ruang penyimpanan arsip vital di setiap eselon II dan eselon III tertentu di
Lingkungan menyatu dengan ruang central file.
2. Filing Cabinet Filing Cabinet adalah sarana untuk penyimpanan berkas arsip vital, memiliki
karakteristik tidak mudah terbakar (memiliki daya tahan sekurang-kurangnya 4 jam kebakaran),
kedap air dan dapat dikunci.
3. Horizontal Cabinet Horizontal Cabinet adalah yang digunakan untuk menyimpan arsip vital
berbentuk peta atau rancang bangun, memiliki karakteristik tidak mudah terbakar (memiliki daya
tahan sekurang-kurangnya 4 (empat) jam kebakaran), kedap air dan dapat dikunci.
4. Mini Roll O Pack Mini Roll O Pack adalah sarana untuk menyimpan berkas perorangan, memiliki
karakteristik tidak mudah terbakar (memiliki daya tahan sekurang-kurangnya 4 (empat) jam
kebakaran), kedap air dan dapat dikunci.
5. Pocket File Pocket File Adalah sarana untuk menyimpan arsip vital yang bermediakan kertas,
terbuat dari karton manila dengan bentuk seperti map menyerupai amplop besar.
6. Untuk arsip vital non kertas penyimpanannya menggunakan tempat penyimpanan yang bebas
medan magnet terutama untuk jenis arsip elektronik atau magnetik serta memiliki pengatur suhu
yang sesuai untuk jenis media arsip. ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA - 11 –
7. Kertas Label a. Adalah kertas stiker yang digunakan untuk menuliskan indeks atau judul berkas
arsip vital untuk dilekatkan pada Pocket file; dan b. Label sebaiknya mempergunakan kertas yang
berkualitas baik dan berwarna terang sehingga tidak mudah rusak, dan mudah dibaca.
8. Daftar Arsip Vital Daftar arsip vital yang dibuat harus seragam demi tertibnya pengelolaan arsip di
Lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia, dengan format sebagaimana berikut ini:
9. Out Indikator Out Indikator adalah alat yang digunakan untuk menandai adanya arsip yang keluar
dari tatanan penyimpanan filing cabinet dalam bentuk formulir.
10. Indeks Penentuan indeks atau kata tangkap dapat berupa : subyek, nama tempat/lokasi atau
identitas lainnya. 11. Tunjuk Silang Digunakan apabila: a. Terjadi perubahan nama orang atau
pegawai; b. Berkas arsip vital memiliki lampiran tetapi berbeda media sehingga penyimpanannya
berbeda; dan c. Memiliki keterkaitan dengan berkas lain.
1. Identifikasi Identifikasi dilakukan untuk mengetahui secara pasti jenis-jenis arsip vital yang ada di
unit kerja masing-masing, berdasarkan daftar Arsip Vital ANRI.
2. Penataan Arsip Vital Penataan arsip vital dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut:
a. Pemeriksaan Melakukan pemeriksaan kelengkapan berkas arsip vital yang akan ditata, berkas arsip
yang lengkap harus menggambarkan proses kegiatan dari awal sampai akhir dan kondisi fisik berkas.
b. Menentukan Indeks berkas Tentukan kata tangkap, berupa nomor, nama lokasi, masalah atau
subyek. Contoh Indeks: Sertifikat Tanah Gedung Gajah Mada
c. Menggunakan tunjuk silang apabila ada berkas yang memiliki keterkaitan dengan berkas yang
memiliki jenis media yang berbeda. Contoh: Rancang Bangun Gedung Arsip Nasional Republik
Indonesia dengan Berkas perencanaan pembangunan gedung Arsip Nasional Republik Indonesia.
1) Arsip yang disimpan pada Pocket File, Label di cantumkan pada Bagian depan Pocket File.
: a) Untuk arsip foto, negative foto ditempel pada lajur atas plastik transparan, positive foto ditempel
pada bagian belakang foto dan amplop atau pembungkus;
b) Untuk slide ditempelkan pada frame;
c) Video dan film ditempelkan pada bagian luar dan lapisan transparan (seperti negative foto) dan
pada wadahnya; dan
e. Penempatan Arsip Kegiatan penempatan arsip pada sarana penyimpanan sesuai dengan jenis
media arsip. 3. 3. Menyusun daftar arsip vital
a. Duplikasi Duplikasi arsip vital ANRI dilakukan dengan metode digitalisasi khususnya terhadap arsip
aset dan produk hukum. Untuk arsip vital selain arsip aset dan produk hukum, metode duplikasi yang
dilakukan dengan menciptakan salinan atau digitalisasi. Penentuan kriteria arsip vital yang perlu
dilakukan digitalisasi ditentukan oleh unit kearsipan.
b. Pemencaran Pemencaran arsip vital ANRI dilakukan dengan menyimpan arsip hasil duplikasi ke unit
kearsipan, sedangkan arsip vital yang asli disimpan di unit kerja pencipta arsip vital tersebut.
c. Dengan Peralatan Khusus (Vaulting) Pelindungan bagi arsip vital dari musibah atau bencana
dilakukan dengan menggunakan peralatan penyimpanan khusus, seperti: almari besi, filing cabinet,
tahan api. Pemilihan peralatan simpan tergantung pada jenis, media dan ukuran. Namun demikian
secara umum peralatan tersebut memiliki karakteristik tidak mudah terbakar (sedapat mungkin
memiliki daya tahan sekurangkurangnya 4 (empat) jam kebakaran), kedap air dan bebas medan
magnet untuk jenis arsip berbasis magnetik/elektronik
2. Pengamanan Fisik Arsip Vital Pengamanan fisik arsip vital dilaksanakan dengan maksud untuk
melindungi arsip dari ancaman faktor-faktor pemusnah/perusak arsip. Contoh pengamanan fisik arsip
vital adalah:
a. Penggunaan sistem keamanan ruang penyimpanan arsip seperti pengaturan akses, pengaturan
ruang simpan, penggunaan sistem alarm dapat digunakan untuk mengamankan arsip dari bahaya
pencurian, sabotase, penyadapan, dan lain-lain;
b. Menempatkan arsip vital pada tingkat ketinggian yang bebas dari banjir;
c. Struktur bangunan tahan gempa dan lokasi yang tidak rawan gempa, angin topan dan badai; dan
d. Penggunaan ruangan tahan api serta dilengkapi dengan peralatan alarm dan alat pemadam
kebakaran dan lain-lain.
4. Pengamanan Informasi Arsip Dalam rangka Pengamanan Informasi dan layanan penggunaan Arsip
Vital, pengolah arsip vital harus melakukan pengaturan sebagai berikut: