Pengelolaan dokumen adalah penanganan dan kontrol secara sistematis terhadap
surat masuk dan ke luar serta dokumen yang dibuat internal dari pembuatan dan penerimaannya melalui sisa siklus hidupnya. penanganan surat: 1. Menerima dan membuka surat masuk. 2. Menyortir surat yang memerlukan penanganan khusus. 3. Meregistrasi (mencatat) surat masuk. 4. Mencatat barang-barang berharga yang terlampir seperti cek dan sertifikat. 5. Menghubungkan surat masuk dengan berkas yang relevan. 6. Mendistribusikan surat masuk untuk informasi dan balasan. 7. Menyiapkan jawaban (biasanya tanggung jawab petugas pelaksana). 8. Meregistrasi (mencatat) surat ke luar. 9. Mengirimkan surat ke luar. 10. Memberkaskan surat masuk (asli) dan ke luar (pertinggal) dan dokumen- dokumen terkait lain. Registrasi Surat Masuk
Item yang diregistrasi:
a. nomor seri yang diberikan pada surat; b. tanggal surat; c. tanggal penerimaan; d. klasifikasi keamanan; e. nama dan lembaga atau organisasi pengirim; f. nomor surat; g. subjek surat (perihal); h. jumlah dan sifat setiap lampiran. Registrasi surat ke luar 1. nomor seri yang diberikan untuk surat; 2. referensi silang untuk surat masuk, jika register surat ke luar terpisah yang digunakan, dalam hal ini referensi silang untuk surat masuk akan dimasukkan ke dalam register surat masuk; 3. tanggal surat; 4. tanggal pengiriman 5. klasifikasi keamanan; 6. nama dan lembaga atau organisasi penerima; 7. referensi berkas utama; 8. referensi berkas lain yang salinannya ditempatkan; 9. subjek surat (perihal); 10. jumlah dan sifat setiap lampiran; 11. cara pengiriman. Tata Naskah Dinas • naskah dinas merupakan salah satu instrumen dalam pengelolaan arsip, sebagaimana diamanatkan pada Pasal 40 ayat (4) Undang- Undang Nomor43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, “untuk mendukung pengelolaan arsip yang efektif dan efisien pencipta membuat tata naskah dinas, klasifikasi arsip, jadwal retensi arsip, serta sistem klasifikasi, dan keamanan arsip.” • Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) Nomor 2 Tahun 2014 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas mengatur tentang aturan pembuatan dan penggunaan tata naskah dinas sebagai alat komunikasi kedinasan di lingkungan instansi pemerintah pusat dan daerah. • Tata naskah dinas adalah pengaturan tentang jenis, format, penyiapan, pengamanan, pengabsahan, distribusi, dan media yang digunakan dalam komunikasi kedinasan. JENIS DAN FORMAT NASKAH DINAS
1. Naskah Dinas Arahan
a. Naskah Dinas Pengaturan b. Naskah Dinas Penetapan (keputusan) c. Naskah Dinas Penugasan (surat perintah/surat tugas)
2. Naskah Dinas Korespondensi
a. Naskah Dinas Korespondensi Internal b. Naskah Dinas Korespondensi Eksternal 3. Naskah Dinas Khusus a. Surat Perjanjian b. Surat Kuasa c. Berita Acara d. Surat Keterangan e. Surat Pengantar f. Pengumuman 4. Laporan Laporan adalah naskah dinas yang memuat pemberitahuan tentang pelaksanaan suatu kegiatan/kejadian. 5. Telaah Staf Telaah staf adalah bentuk uraian yang disampaikan oleh pejabat atau staf yang memuat analisis singkat dan jelas mengenai suatu persoalan dengan memberikan jalan ke luar/pemecahan yang disarankan. PEMBUATAN NASKAH DINAS
1. Persyaratan Pembuatan a. Ketelitian b. Kejelasan c. Logis dan Singkat d. Pembakuan
2. Penomoran Naskah Dinas
Penomoran pada naskah dinas merupakan bagian penting dalam proses penciptaan arsip. Susunannya harus dapat memberikan kemudahan penyimpanan, pengamanan, temu balik, dan penilaian arsip. 3. Penggunaan Kertas, Amplop, dan Tinta a. Penggunaan Kertas 1) Kertas yang digunakan untuk kegiatan dinas adalah HVS minimal 70 gram, antara lain untuk kegiatan surat-menyurat, penggandaan, dan dokumen pelaporan. 2) Pembuatan naskah dinas dari draf hingga net yang dibubuhi paraf tidak boleh menggunakan kertas bekas karena naskah dinas dari draf sampai dengan ditandatangani merupakan satu berkas arsip. 3) Naskah dinas yang bernilai guna sekunder atau permanen, harus menggunakan kertas dengan standar kertas permanen 4) Kertas yang digunakan untuk naskah dinas ukurannya disesuaikan dengan jenis naskah