proses penilaian arsip tidak lepas dari kegiatan penyusutan arsip. Untuk
memusnahkan sebuah arsip harus diawali proses penilaian. Dengan penilaian inilah
seorang petugas atau yang berwenang dalam manajemen kearsipan akan terbantu
dalam proses penyusutan arsip.
Ada beberapa kriteria dalam proses penilaian arsip. Proses penilaian ini didasarkan
pada nilai guna suatu arsip. Leahy dalam essainya yang berjudul Reduction of
Public Records dan pada tahun 1955 Santen membagi nilai-nilai arsip menjadi enam
yang disebut ALFRED.
E. Educational Value
F. Documentary Value
Nilai guna sebuah arsip dikategorikan menjadi Nilai Guna Primer (primary values)
dan Nilai Guna Sekunder (Secondary Values).
Untuk dapat melakukan penilaian arsip, secara teknis harus melalui langkah-langkah
berikut :
1. Cermati unit-unit kerja dalam struktur organisais instansi yang
bersangkutan.
2. Cermati butir-butir fungsi pada masing-masing unit kerja dalam struktur
organisasi.
3. Konversikan setiap butir fungsi tersebut ke dalam pokok masalah yang
mendasari seri arsip. Untuk butir fungsi yang sama akan
mencerminkan pokok masalah/seri yang sama
4. meskipun dari unit kerja yang berlainan.
5. Cermati jenis-jenis kegiatan dalam setiap butir fungsi untuk
menentukan pengelompokan informasi pada tingkat kegiatan yang
tercermin dalam bentuk berkas/file.
6. Cermati jenis-jenis transaksi untuk setiap kegiatan untukmenentukan
pengelompokan informasi pada setiap butir informasi yang tercermin
dalam folder/naskah.
7. Himpun folder atau naskah yang berasal dari kegiatan yang sama
dalam berkas dan himpun berkas dari kegiatan dalam butir fungsi yang
sama kedalam seri arsip.
8. Lakukan penilaian dari aspek fungsi untuk setiap seri asrip untuk
menetukan apakah seri arsip tersebut masih aktif atau sudah inaktif.
9. Lakukan penilaian dari aspek informasinya untuk ssetiap berkas dari
seri tersebut untuk mengetahui apakah arsip harus dimusnahkan
setelah jangka waktu tertentu/harus dilestarikan sebagia arsip
bernilaiguna permanen karena memiliki nilaiguna pertanggungjawaban
nasional.
10. Lakukan penilaian apakah arsip yang bernilaiguna permanen tersebut
masih operasional sehingga harus disimpan di instansi yang
bersangkutan atau harus diserahkan ke ANRI, sebagai arsip statis
karena sudah tidak operasional lagi.
11. Lakukan langkah-langkah prosedural sesuai ketentuan hukum yang
berlaku untuk kepentingan pemusnahan kembali atau penyerahan ke
ANRI.
PENGAMANAN ARSIP
I. Definisi Pengamanan Arsip
Pengaman arsip merupakan upca untuk menjaga keselamatan arsip agar
secara fisik tidak hilang. Pengamanan arsip juga berguna untuk
memelihara agar arsip tidak mengalami kerusakan, kemusnahan, dan
bahkan kehilangan shingga arsip akan tetap berguna sampai batas yang
ditentukan.
b. Tinta
Dalam hal ini perlu ketelitian dala memilih kualitas tinta yang
bagus dan tidak mudah lunturdemi terawatnya arsip disuatu
intansi. Jika tinta yang digunakan untuk arsip adalah tinta biasa,
akan sangat merugikan, khusunya apablila kertas terkena air
atau udara lembab. Maka tinta itu akan mencair dan merusak
kertas dan informasi arsip
2. Faktor Eksternal
a. Lingkungan
Pada tingkat kelembaban lebih dari 75%, meyebabkan arsip
yang disimpan akan lebih cepat rusak. Harusnya suhu udara
peyimpanan arsip diatur antara suhu 65% F samaoi dengan
85% F, agar tingkat kelembaban tidak meyebabkan arsip yang
disimpan akan cepat rusak
b. Sinar Matahari
Sinar matahari mengandung sinar ultra violet yang dapat
merusak tulisan dan kertas. Oleh sebab itu arsip jangan terkena
sinar matahari
c. Debu
Debu yang menempel pada arsip terdiri dari bermacam –
macam bahan seperti asap, tanah, dan kotoran – kotoran lain
sehingga dapat merusak arsip
e. Jamur
Tingkat kelembaban di atas 75% meyebabkab tumbuhnya jamur
dan sejenisnya. Jamur yang tumbuh pada kertas arsip
merupakan pnghancur kertas yang cepat