Menurut Wursanto (1991:11) bahwa Arsip merupakan salah satu produk pekerjaan kantor
(office work). Produk Pekerjaan kantor lainnya, ialah : formulir, surat, dan laporan. Formulir
adalah daftar isian yang dibuat atau dicetak dalam bentuk yang seragam, dipergunakan untuk
mencatat atau merekam, mengumpulkan, dan mengirim informasi. Surat adalah suatu alat
penyampaian informasi atau keterangan-keterangan (keputusan, pernyataan, pemberitahuan,
permintaan, dan sebagainya) secara tertulis dari satu pihak ke pihak lain. Laporan adalah setiap
tulisan yang berisi hasil pengolahan informasi.
Pengertian arsip menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah simpanan surat-surat
penting. Menurut pengertian tersebut, tidak semua surat dikatakan arsip. Surat dapat dikatakan
arsip apabila memenuhi persyaratan berikut ini :
2. Surat tersebut masih mempunyai nilai kegunaan dan disimpan dengan mempergunakan suatu
sistem tertentu sehingga dengan mudah dan cepat ditemukan apabila sewaktu-waktu
diperlukan kembali.
1. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh Lembaga Negara dan Badan-Badan
Pemerintahan dalam keadaan tunggal maupun berkelompok dalam rangka pelaksanaan
kegiatan Pemerintah.
2. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh Badan-Badan Swasta dan/atau perorangan
dalam bentuk corak ataupun, baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok, dalam rangka
pelaksanaan kehidupan kebangsaan.
Dari defenisi diatas jelaslah bahwa Arsip merupakan sumber informasi dan pusat ingatan bagi
seluruh kegiatan organisasi, dimana surat/warkat yang diproses berdasarkan pengklasifikasian
atau penggolongan yang disusun, disimpan, dan dipelihara sedemikian rupa selama masih
diperlukan.
Sumber: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28246/2/Chapter%20III-IV.pdf
Berdasarkan Sifat Arsip
Berdasarkan sifatnya, arsip dapat dibedakan atas :
Arsip tertutup, yaitu arsip yang dalam pengelolaan dan perlakuannya berlaku ketentuan tentang
kerahasian surat-surat.
Arsip terbuka, yakni pada dasarnya boleh diketahui oleh semua pihak/umum. Berdasarkan
tingkat penyimpanan dan pemeliharaannya
Arsip sentral, yaitu arsip yang disimpan pada suatu pusat arsip (depo arsip), atau arsip yang
dipusatkan penyimpan dan pemeliharaannya pada suatu tempat tertentu.
Arsip pemerintah, yang mengandung nilai khusus ada yang disimpan secara nasional di Jakarta
yaitu pada Lembaga Arsip Nasional Pusat yang disebut dengan nama ANRI (Arsip Nasional
Republik Indonesia).
Arsip unit, yaitu arsip yang disimpan di setiap bagian atau setiap unit dalam suatu organisasi.
Arsip unit disebut juga arsip mikro atau arsip khusus, karena khusus hanya menyimpan arsip yang
ada di unit yang bersangkutan.
Sumber: http://kearsipan-ut.blogspot.com/2010/10/jenis-jenis-arsip.html
Perlu kita ketahui asas ini mempungai beberapa keuntungan ayau kelebihan
dalam penggunaannya antala lain yaitu :
a. Adanya keseragaman prosedur dan perlengkapan arsip
b. Pengembangan pegawai ahli dalam wawasan dan ketrampilan kearsipan
c. Penyelengarakan dan pengawasan lebih efektif karena tanggung jawab
terpusat
d. Menghilangkan kekembaran salinan
e. Menjamin bahwa surat atau warkat yang masuk atau keluar dengan perihal
yang sama disimpan menjadi satu
f. Penghematan biaya, perlengkapan dan pegawai.
Adapun kelemahan pula yakni :
1. Sistem yang digunakan ada kemungkinan tidak sesuai dengan kegiatan
bagian masing-masing.
2. Pegawai arsip tidak memliki pengetahuan bagian lain secara menyeluruh.
3. Makin besar bagian kearsipan makin mudah hilangnya surat atau warkat.
2. Asas Desentralisasi
Asas Desentralisasi ialah penyelengaraan kearsipan tidak dipusatkan pada
satu unit atau bagian organisasi tetapi penyimpanan surat / warkat dilakukan
pada bagian secara sendiri-sendiri.
Adapun keuntungannya :
1. Mudah memperoleh surat atau warkat yang diperlukan
2. Waktu dan tenaga lebih hemat karena ada dilokasi unit atau bagian
3. Sistem dan metode dapat disesuaikan dengan kegiatan masing-masing.
3. Asas Gabungan
Asas gabungan ialah penyelenggarakan, pengelolaan arsip dengan memadukan
kelebihan asas sentralisasi dan desentralisasi sehingga kelemahan dari kedua
asas dapat diminimalisir. Pada pelaksanaannya unit sentral bertanggung jawab
atas arsip inaktif seluruh unit kerja atau bagian dari suatu kantor sedang
unit pengolah bertanggung jawab atyas arsip aktif dari masing-masing unit kerja.
1. Nilai guna primer adalah nilai arsip yang didasarkan pada kegunaan bagi penciptaan arsip itu sendiri,
meliputi :
Nilai administrasi dapat diartikan sebagai kebijaksanaan dan prosedur yang mensyaratkan untuk
menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang berlaku pada suatu organisasi.
Arsip bernilai guna keuangan apabila arsip tersebut berisikan segala sesuatu transaksi dan
pertanggungjawaban keuangan.
c. Nilai guna hukum
Nilai kegunaan hukum mengandung pengertian bahwa arsip tersebut memberikan informasi-informasi
yang dapat dipergunakan sebagai bahan pembuktian dibidang hukum.
Arsip yang mengandung data ilmiah dan teknologi sebagai hasil dari penelitian terapan.
2. Nilai guna sekunder adalah nilai arsip yang didasarkan pada kegunaan bagi kepentingan perusahaan atau
kepentingan umum diluar perusahaan pencipta arsip dan berguna sebagai bahan bukti dan
pertanggungjawaban, meliputi :
Arsip yang mengandung fakta dan keterangan yang dapat digunakan untuk menjelaskan tentang
bagaimana suatu instansi diciptakan, dikembangkan, diatasi, fungsi, dan tugasnya serta hasil atau akibat
dari tugas kegiatannya itu.
Arsip yang bernilai guna informasional adalah arsip yang mengandung berbagai kepentingan bagi
penelitian dan sejarah.
sumber: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28246/2/Chapter%20III-IV.pdf
Arsip vital yang bersifat aktif seperti arsip personalia, arsip pertanggungjawaban keuangan,
arsip pemasaran dan sebagainya umumnya frekuensi penggunaannya masih tinggi dan terus
menerus, karena itu harus tersedia pada saat diperlukan. Arsip vital yang bersifat inaktif
seperti pernyelenggaraan suatu diklat yang sudah berlangsung beberapa waktu yang lalu,
penyelenggaraan pameran yang sudah berlangsung dan sebagainya. Pada umumnya
frekuensi penggunaan arsip vital yang bersifat inaktif sebagi berkas kerja sudah berkurang
dan disimpan pada pusat arsip (records center).
Kegiatan perlindungan terhadap arsip vital, termasuk penciptaan duplikasi arsip vital dapat
dilakukan dengan berbagai macam cara yaitu dengan melakukan mikrografi, fotocopy
langsung arsip vital yang bermedia kertas, alih media arsip yang berbasi kedalam CD ROM,
DVD dan sebagainya. Disamping melakukan duplikasi dengan berbagai macam cara
termasuk program perlindungan arsip vital lainnya yaitu membatasi jumlah penciptaan arsip
sesuai dengan kebutuhan dan prosedur yang ada, disimpan pada ruangan besi atau tempat
lainnya, hal ini dilakukan agar selalu bisa memperluas perlindungan tidak semua arsip vital
saja tetapi termasuk semua jenis arsip dinamis yang mempunyai nilai tinggi!
Sumber: http://asmianastasia.blogspot.com/2011/05/perlindungan-terhadap-arsip-
vital.html