Anda di halaman 1dari 10

DEADLINE SELASA SORE JAM 17.

00

SURAT PENAWARAN

USULAN BIAYA

USULAN TEKNIS

1. PENDAHULUAN (AMBIL LATAR BELAKANG KAK) |PJ: DAYDEH

2. PENGALAMAN PERUSAHAAN (SAMA DENGAN DOKUMEN PQ) |PJ: PRAS

a) PENGALAMAN SELURUH

b) PENGALAMAN SEJENIS

3. PEMAHAMAN KAK (MENUNGGU KAK) |PJ: AMRI

4. TANGGAPAN KAK (MENUNGGU KAK) |PJ: AMRI

a) LATAR BELAKANG

b) MAKSUD DAN TUJUAN

5. APRESIASI DAN INOVASI |PJ: SATRIO

a) GROUND TRUTHING DENGAN APLIKASI PONSEL

b) INTEGRASI WEBGIS DENGAN APLIKASI PONSEL

6. GAMBARAN UMUM DAN WILAYAH

a) GAMBARAN UMUM

i. PENGERTIAN LAHAN GAMBUT |PJ: REYNALDI

1. KEDALAMAN GAMBUT

2. FUNGSI GAMBUT

3. MENGAPA GAMBUT PERLU DILINDUNGI

ii. LAHAN GAMBUT DI INDONESIA (versi BIG, versi WETLAND, versi KLHK) |PJ: AJENG

iii. PERAN GAMBUT TERHADAP EKONOMI |PJ: TANTRI

iv. PERAN GAMBUT TERHADAP SOSIAL |PJ: TARI

v. PERAN GAMBUT TERHADAP LINGKUNGAN |PJ: AMRI

vi. PERAN GAMBUT TERHADAP PERENCANAAN WILAYAH |PJ: AMRI

b) GAMBARAN WILAYAH |PJ: KIKI

7. PENDEKATAN METODOLOGI

a) PENDEKATAN |PJ:DAYDEH

i. PENDEKATAN GEOGRAFI
ii. PENDEKATAN LINGKUNGAN

b) PERSIAPAN DAN KOORDINASI (TERGANTUNG KAK) |PJ:DAYDEH

c) METODE IDENTIFIKASI DATA DAN INFORMASI SEKUNDER |PJ: AFTAF

i. LAPAN

ii. BIG

iii. USGS

iv. ESA

1. METADATA

2. STRUKTUR DATA

3. INFORMASI DATA

4. SKALA DATA

5. FUNGSI

d) METODE ANALISIS DATA CITRA SATELIT |PJ: ARDIANSYAH

i. METODE AKTIF

Dari file pdf---

ii. METODE PASIF(BACKUP, USTEK BK DAN SORONG)

Proses pemetaan lahan gambut ini melibatkan data satelit penginderaan jauh sistem pasif seperti citra
satelit Landsat 8 sebagai data acuan. Tahap awal, data satelit dilakukan preprocessing terlebih dahulu, yakni
mosaic dan cropping sesuai wilayah kajian. Selanjutnya, adalah melakukan penajaman citra untuk
meningkatkan kualitas visual citra.

Tahap selanjutnya adalah membuat kunci interpretasi. Teknik interpretasi visual atau usaha untuk
mengenali obyek melalui gambar, memiliki suatu kunci tersendiri. Hal ini disebabkan agar sang interpreter
mampu mengidentifikasi obyek dengan benar dan mengurangi kesalahan dalam menginterpretasi. Adapun
terdapat 10 kunci dalam proses interpretasi citra satelit secara visual, yakni:

a) Rona

Merupakan tingkat kehitaman atau tingkat kegelapan obyek pada citra/ foto , rona merupakan tingkatan
dari hitam ke putih atau sebaliknya, dengan mata biasa rona dapat dibedakan menjadi 5 tingkatan putih,
kelabu-putih, kelabu, kelabu hitam dan hitam.

b) Warna

Merupakan wujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan spectrum sempit, lebih sempit dari
spectrum tampak, contohnya warna atap pabrik adalah putih, warna taman adalah hijau, dsb.

c) Bentuk

Merupakan atribut yang jelas sehingga banyak obyek yang dapat dikenali berdasarkan bentuknya saja,
contoh pengenalan obyek berdasarkan bentuk; Bangunan Gedung: berbentuk I, L, U, tajuk pohon alma:
berbentuk bintang, Gunung berapi: berbentuk kerucut, dsb.

d) Ukuran
Atribut obyek yang berupa panjang (sungai,jalan), luas (lahan), volume, ukuran ini merupakan fungsi
skala. Misalnya ukuran rumah berbeda dengan ukuran perkantoran, biasanya rumah berukuran lebih
kecil dibandingkan dengan bangunan perkantoran.

e) Tekstur

Frekuensi perubahan rona pada citra/ foto atau pengulangan rona pada kelompok objek (permukiman)
tekstur dinyatakan dengan kasar (hutan) sedang (belukar) halus (tanaman padi, permukaan air).

f) Pola

Susunan keruangna merupakan ciri yang menandai bagi banyak objek bentukan manusia dan bagi
beberapa objek bentukan alamiah, contoh; pola teratur (tanaman perkebunan.Permukiman
transmigrasi), pola tidak teratur: tanaman di hutan, jalan berpola teratur dan lurus berbeda dengan
sungai yang berpola tidak teratur atau perumahan (dibangun oleh pengembang) berpola lebih teratur jika
dibandingkan dengan perumahan diperkampungan.

g) Bayangan

Merupakan kunci pengenalan objek yang penting untuk beberpa jenis objek, misalnya, untuk
membedakan antara pabrik dan pergudangan, dimana pabrik akan terlihat adanya bayangan cerobong
asap sedangkan gudang tidak ada.

h) Situs

Menjelaskan letak objek terhadap objek lain disekitarnya, contoh pohon kopi di tanah miring, pohon
nipah di daerah payau, sekolah dekat lapangan olahraga, pemukiman akan memanjang di sekitar jalan
utama.

i) Assosiasi

Diartikan sebagai keterkaitan antara objek yang satu dengan objek yang lain. Sehingga asosiasi ini dapat
dikenali 2 objek atau lebih secara langsung. Contohnya stasiun KA, terdapat jalur rel KA.
Tabel 1. Kunci Interpretasi Beberapa tipe penggunaan lahan

Jenis O
Unsur Interpretasi Berdasarkan Kenampakan Foto Pankromatik Penggu
Laha

Warna
Rona (SPOT - Bentuk Ukuran Bayangan Tekstur Pola Situs Asosiasi
RGB)

Hijau Samping Gawang, Jalan


Agak Persegi
1 Muda, Kecil - Halus Memusat sawah dan yang melingkari Lapang
cerah Coklat panjang
pemukiman berbentuk “0”

Pepohonan
Agak Hijau Tak Menyebar dan Sekitar dengan pola Rumpu
2 mudah Besar - Kasar
Cerah Beraturan berkelompok permukiman acak dan atau se
mengelompok

Warna Persegi Diantara


Agak Genteng Memiliki Bangunan yang
3 atau panjang dan Sedang Kasar Memusat pemukiman Gedung
cerah Bayangan rapih
Asbes kotak-kotak (kota)

Sepanjang
pinggiran
Warna Bangunan tak
Agak Genteng Tak Menyebar dan sungai,
4 atau Besar - Kasar beraturan Pemuki
cerah beraturan berkelompok pinggiran
Asbes cakupan luas
jalan, dan
berkelompok
Jenis O
Unsur Interpretasi Berdasarkan Kenampakan Foto Pankromatik Penggu
Laha

Warna
Rona (SPOT - Bentuk Ukuran Bayangan Tekstur Pola Situs Asosiasi
RGB)

Hutan Kota, Wilayah


Hijau,
Agak Tak Menyebar dan Wilayah berbukit,
5 Hijau Besar - Kasar Hutan
Gelap Tua Beraturan berkelompok berbukit dan Pegunungan,
bergunung lereng curam

Persegi
Agak Pinggir Tambak
6 Cerah Biru Tua panjang dan Besar - Memusat Pinggir pantai
kasar pantai Garam
kotak-kotak

Tengah area
Abu-Abu Garis lurus
Persegi persawahan Landasa
7 Cerah (Warna Besar - Halus Memusat ditengah-tengah
aspal) panjang atau lahan Terban
persegi panjang
kosong

Persegi Sungai,
Mengelompok,
Hijau panjang, Dataran Garis-garis
Agak Muda,
8 Coklat kotak-kotak, Besar - Halus Menyebar, Rendah, tempat vegetasi Sawah
Gelap
muda dan tak sekitar tumbuh
Memanjang
beraturan permukiman
Jenis O
Unsur Interpretasi Berdasarkan Kenampakan Foto Pankromatik Penggu
Laha

Warna
Rona (SPOT - Bentuk Ukuran Bayangan Tekstur Pola Situs Asosiasi
RGB)

Persegi
Mengelompok,
Cerah, Hijau panjang, Garis-garis
Muda, Sekitar
9 Agak Coklat kotak-kotak, Besar - Kasar Menyebar, tempat vegetasi Kebun
permukiman
Cerag muda dan tak tumbuh
Memanjang
beraturan

Cerah, Coklat Memanjang Cerah


muda, Dataran Sungai
10 Sangat Krem, dan Besar - Halus Bercabang keseluruhan
rendah (Kering
Cerah Putih bercabang dan besar

e) METODE GROUND TRUTHING (USTEK BK DAN SORONG) |PJ: ARDIANSYAH

DARI PDF…

f) METODE PENYUSUNAN PETA LAHAN GAMBUT (USTEK BK DAN SORONG, BENGAWAN


SOLO, LLN DAN LPI)

Metode penelitian ini mengikuti Pedoman dalam Standar Nasional Indonesia (SNI
7925:2013), tentang Pemetaan Lahan Gambut skala 1:50.000 berbasis Citra Penginderaan
Jauh (Badan Standarisasi Nasional, 2013). Sesuai dengan SNI tersebut di atas maka
pentahapan dari kegitan ini, terdiri dari :

(1). Pengumpulan data

Dalam kegiatan ini, beberapa data pendukung dikumpulkan termasuk data satelit landsat 8
sebagaimana yang tertera pada Pedoman SNI. Selain itu, data SRTM dibutuhkan untuk
melihat kondisi bentukan lahan (landform) wilayah yang mana memiliki asosiasi yang cukup
kuat terhadap keberadaan gambut. Selain itu, peta dasar RBI 1:50.000 diperlukan sebagai
acuan dalam melihat pola aliran sungai, dan penentuan garis batas wilayah atau garis pantai.
Selain itu dilakukan juga pengumpulan data-data sekunder sebagai alternatif bahan acuan
terhadap interpretasi dan identifikasi lahan gambut. Adapun peta-peta yang digunakan antara
lain:
- Peta Kesatuan Hidrologi Gambut, LHK
- Peta landsystem, Reprot
- Peta Geologi (1:100.000),
- Peta Tanah tinjau (1:250.000), Badan Litbang Pertanian.
Keunggulan:
Inovasi dari kami adalah pemanfaatan multi satelit penginderaan jauh sebagai bahan acuan
dalam interpretasi lahan gambut. Data satelit yang digunakan tidak hanya bergantung pada
citra satelit landsat 8 saja, melainkan terdapat data sentinel 2 yang memiliki resolusi spasial
yang lebih tinggi sehingga mampu menampilkan visualisasi permukaan bumi secara lebih
detail. Selain itu, kendala sistem optis adalah tidak mampu menembus awan, oleh karena itu
data radar satelit sentinel 1-C dapat dipergunakan sebagai alternative untuk menggantikan
area yang tertutup awan yang memiliki intensitas tinggi.

(2). Preprocessing citra satelit

Proses preprocessing dilakukan dengan melalukan mosaic untuk ketiga jenis citra yang
digunakan. Selain itu, proses color balancing perlu dilakukan agar tampilan citra nampak
homogen. Setelah itu, proses selanjutnya adalah melakukan penajaman spectral agar
tampilan citra terlihat kontras dalam menggambarkan lahan gambut terhadap obyek non-
gambut sekitarnya.

Keunggulan:
Inovasi yang kami lakukan adalah dengan memanfaatkan cloud computing dalam mengolah
data satelit sehingga proses pengerjaan preprocessing menjadi lebih cepat dan efisien. Selain
itu, terdapat fungsi filter scenes pada aplikasi yang memungkinkan user mendapatkan citra
satelit dengan karakteristik yang diinginkan, misalkan filter scenes terhadap periode waktu
tertentu atau filter terhadap persentase tutupan awan.

Gambar. Contoh tampilan earth engine

(3). Membangun kunci interpretasi dan deliniasi gambut dari citra inderaja;
Lahan selanjutnya adalah melakukan kunci interpretasi sebagai panduan tim operator dalam
mengidentifikasi lahan gambut. Pembuatan kunci interpretasi ini dilakukan dengan
membandingkan tampilan citra satelit yang telah dilakukan proses penjaman di wilayah-
wilayah yang telah diyakini terdapat keberadaan gambut. Lokasi-lokasi keberadaan gambut
dapat ditelusuri dari data sekunder ataupun studi literatur.

Keunggulan:
Inovasi yang kami lakukan adalah dengan membuat kunci interpretasi dalam beberapa versi
sesuai dengan penggunaan berbagai jenis citra satelit. Tentu ini dapat memudahkan operator
bila merasa sulit bila hanya mengandalkan 1 versi kunci interpretasi saja. Sehingga, hal ini
dapat menambah kekayaan wawasan terhadap kunci-kunci interpretasi lahan gambut
sehingga dapat mengurangi kesalahan interpretasi oleh operator.

(4). Delineasi tipologi lahan gambut;


Proses deliniasi dilakukan dengan mengacu kepada kunci interpretasi. Deliniasi dilakukan
dengan SOP standar untuk pemetaan skala 1:50.000, yakni di kunci pada skala 1:25.000
(skala digitasi adalah setengah dari skala peta yang dihasilkan).

Keungulan:
Inovasi yang kami lakukan adalah kami melakukan klasifikasi digital. Proses ini dapat
menghasilkan lokasi-lokasi lahan-lahan gambut tentative secara cepat karena diolah secara
otomatis. Selanjutnya, lahan-lahan gambut tentatif tersebut diverifikasi secara visual dan
manual dan digambar ulang batasnya.

(5). Survei lapangan;


Survei untuk mengambil sampel untuk uji validasi

(6). Reinterpretasi citra; dan


Memperbaiki delinasi atas dasar masukan dari kegiatan survey lapang.

(7). Penyajian peta.


Melakukan Layout peta

Keunggulan
Menggunakan aplikasi drivenpage sehingga proses layout menjadi lebih cepat.

g) METODE PEMBANGUNAN WEBGIS BERBASIS INTERAKTIF (USTEK USAID) |PJ: SATRIO

8. RENCANA KERJA

a) JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN (kurva S) |PJ: HANIEF

9. KOMPOSISI PERSONIL DAN PENUGASANNYA |PJ: PRAS

a) JADWAL PERSONIL

b) LIST PERSONIL

c) LAMPIRAN CV DAN KELENGKAPAN ADMINISTRASI LIST PERSONIL

10. ORGANISASI PELAKSANA |PJ: PRAS

11. HASIL AKHIR (IKUTIN KAK) |PJ: AMRI

12. FASILITAS DAN PERALATAN |PJ: PRAS

13. PENUTUPAN |PJ: DAYDEH

Anda mungkin juga menyukai