Pemetaan Gambut
Pemetaan Gambut
00
SURAT PENAWARAN
USULAN BIAYA
USULAN TEKNIS
a) PENGALAMAN SELURUH
b) PENGALAMAN SEJENIS
a) LATAR BELAKANG
a) GAMBARAN UMUM
1. KEDALAMAN GAMBUT
2. FUNGSI GAMBUT
ii. LAHAN GAMBUT DI INDONESIA (versi BIG, versi WETLAND, versi KLHK) |PJ: AJENG
7. PENDEKATAN METODOLOGI
a) PENDEKATAN |PJ:DAYDEH
i. PENDEKATAN GEOGRAFI
ii. PENDEKATAN LINGKUNGAN
i. LAPAN
ii. BIG
iii. USGS
iv. ESA
1. METADATA
2. STRUKTUR DATA
3. INFORMASI DATA
4. SKALA DATA
5. FUNGSI
i. METODE AKTIF
Proses pemetaan lahan gambut ini melibatkan data satelit penginderaan jauh sistem pasif seperti citra
satelit Landsat 8 sebagai data acuan. Tahap awal, data satelit dilakukan preprocessing terlebih dahulu, yakni
mosaic dan cropping sesuai wilayah kajian. Selanjutnya, adalah melakukan penajaman citra untuk
meningkatkan kualitas visual citra.
Tahap selanjutnya adalah membuat kunci interpretasi. Teknik interpretasi visual atau usaha untuk
mengenali obyek melalui gambar, memiliki suatu kunci tersendiri. Hal ini disebabkan agar sang interpreter
mampu mengidentifikasi obyek dengan benar dan mengurangi kesalahan dalam menginterpretasi. Adapun
terdapat 10 kunci dalam proses interpretasi citra satelit secara visual, yakni:
a) Rona
Merupakan tingkat kehitaman atau tingkat kegelapan obyek pada citra/ foto , rona merupakan tingkatan
dari hitam ke putih atau sebaliknya, dengan mata biasa rona dapat dibedakan menjadi 5 tingkatan putih,
kelabu-putih, kelabu, kelabu hitam dan hitam.
b) Warna
Merupakan wujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan spectrum sempit, lebih sempit dari
spectrum tampak, contohnya warna atap pabrik adalah putih, warna taman adalah hijau, dsb.
c) Bentuk
Merupakan atribut yang jelas sehingga banyak obyek yang dapat dikenali berdasarkan bentuknya saja,
contoh pengenalan obyek berdasarkan bentuk; Bangunan Gedung: berbentuk I, L, U, tajuk pohon alma:
berbentuk bintang, Gunung berapi: berbentuk kerucut, dsb.
d) Ukuran
Atribut obyek yang berupa panjang (sungai,jalan), luas (lahan), volume, ukuran ini merupakan fungsi
skala. Misalnya ukuran rumah berbeda dengan ukuran perkantoran, biasanya rumah berukuran lebih
kecil dibandingkan dengan bangunan perkantoran.
e) Tekstur
Frekuensi perubahan rona pada citra/ foto atau pengulangan rona pada kelompok objek (permukiman)
tekstur dinyatakan dengan kasar (hutan) sedang (belukar) halus (tanaman padi, permukaan air).
f) Pola
Susunan keruangna merupakan ciri yang menandai bagi banyak objek bentukan manusia dan bagi
beberapa objek bentukan alamiah, contoh; pola teratur (tanaman perkebunan.Permukiman
transmigrasi), pola tidak teratur: tanaman di hutan, jalan berpola teratur dan lurus berbeda dengan
sungai yang berpola tidak teratur atau perumahan (dibangun oleh pengembang) berpola lebih teratur jika
dibandingkan dengan perumahan diperkampungan.
g) Bayangan
Merupakan kunci pengenalan objek yang penting untuk beberpa jenis objek, misalnya, untuk
membedakan antara pabrik dan pergudangan, dimana pabrik akan terlihat adanya bayangan cerobong
asap sedangkan gudang tidak ada.
h) Situs
Menjelaskan letak objek terhadap objek lain disekitarnya, contoh pohon kopi di tanah miring, pohon
nipah di daerah payau, sekolah dekat lapangan olahraga, pemukiman akan memanjang di sekitar jalan
utama.
i) Assosiasi
Diartikan sebagai keterkaitan antara objek yang satu dengan objek yang lain. Sehingga asosiasi ini dapat
dikenali 2 objek atau lebih secara langsung. Contohnya stasiun KA, terdapat jalur rel KA.
Tabel 1. Kunci Interpretasi Beberapa tipe penggunaan lahan
Jenis O
Unsur Interpretasi Berdasarkan Kenampakan Foto Pankromatik Penggu
Laha
Warna
Rona (SPOT - Bentuk Ukuran Bayangan Tekstur Pola Situs Asosiasi
RGB)
Pepohonan
Agak Hijau Tak Menyebar dan Sekitar dengan pola Rumpu
2 mudah Besar - Kasar
Cerah Beraturan berkelompok permukiman acak dan atau se
mengelompok
Sepanjang
pinggiran
Warna Bangunan tak
Agak Genteng Tak Menyebar dan sungai,
4 atau Besar - Kasar beraturan Pemuki
cerah beraturan berkelompok pinggiran
Asbes cakupan luas
jalan, dan
berkelompok
Jenis O
Unsur Interpretasi Berdasarkan Kenampakan Foto Pankromatik Penggu
Laha
Warna
Rona (SPOT - Bentuk Ukuran Bayangan Tekstur Pola Situs Asosiasi
RGB)
Persegi
Agak Pinggir Tambak
6 Cerah Biru Tua panjang dan Besar - Memusat Pinggir pantai
kasar pantai Garam
kotak-kotak
Tengah area
Abu-Abu Garis lurus
Persegi persawahan Landasa
7 Cerah (Warna Besar - Halus Memusat ditengah-tengah
aspal) panjang atau lahan Terban
persegi panjang
kosong
Persegi Sungai,
Mengelompok,
Hijau panjang, Dataran Garis-garis
Agak Muda,
8 Coklat kotak-kotak, Besar - Halus Menyebar, Rendah, tempat vegetasi Sawah
Gelap
muda dan tak sekitar tumbuh
Memanjang
beraturan permukiman
Jenis O
Unsur Interpretasi Berdasarkan Kenampakan Foto Pankromatik Penggu
Laha
Warna
Rona (SPOT - Bentuk Ukuran Bayangan Tekstur Pola Situs Asosiasi
RGB)
Persegi
Mengelompok,
Cerah, Hijau panjang, Garis-garis
Muda, Sekitar
9 Agak Coklat kotak-kotak, Besar - Kasar Menyebar, tempat vegetasi Kebun
permukiman
Cerag muda dan tak tumbuh
Memanjang
beraturan
DARI PDF…
Metode penelitian ini mengikuti Pedoman dalam Standar Nasional Indonesia (SNI
7925:2013), tentang Pemetaan Lahan Gambut skala 1:50.000 berbasis Citra Penginderaan
Jauh (Badan Standarisasi Nasional, 2013). Sesuai dengan SNI tersebut di atas maka
pentahapan dari kegitan ini, terdiri dari :
Dalam kegiatan ini, beberapa data pendukung dikumpulkan termasuk data satelit landsat 8
sebagaimana yang tertera pada Pedoman SNI. Selain itu, data SRTM dibutuhkan untuk
melihat kondisi bentukan lahan (landform) wilayah yang mana memiliki asosiasi yang cukup
kuat terhadap keberadaan gambut. Selain itu, peta dasar RBI 1:50.000 diperlukan sebagai
acuan dalam melihat pola aliran sungai, dan penentuan garis batas wilayah atau garis pantai.
Selain itu dilakukan juga pengumpulan data-data sekunder sebagai alternatif bahan acuan
terhadap interpretasi dan identifikasi lahan gambut. Adapun peta-peta yang digunakan antara
lain:
- Peta Kesatuan Hidrologi Gambut, LHK
- Peta landsystem, Reprot
- Peta Geologi (1:100.000),
- Peta Tanah tinjau (1:250.000), Badan Litbang Pertanian.
Keunggulan:
Inovasi dari kami adalah pemanfaatan multi satelit penginderaan jauh sebagai bahan acuan
dalam interpretasi lahan gambut. Data satelit yang digunakan tidak hanya bergantung pada
citra satelit landsat 8 saja, melainkan terdapat data sentinel 2 yang memiliki resolusi spasial
yang lebih tinggi sehingga mampu menampilkan visualisasi permukaan bumi secara lebih
detail. Selain itu, kendala sistem optis adalah tidak mampu menembus awan, oleh karena itu
data radar satelit sentinel 1-C dapat dipergunakan sebagai alternative untuk menggantikan
area yang tertutup awan yang memiliki intensitas tinggi.
Proses preprocessing dilakukan dengan melalukan mosaic untuk ketiga jenis citra yang
digunakan. Selain itu, proses color balancing perlu dilakukan agar tampilan citra nampak
homogen. Setelah itu, proses selanjutnya adalah melakukan penajaman spectral agar
tampilan citra terlihat kontras dalam menggambarkan lahan gambut terhadap obyek non-
gambut sekitarnya.
Keunggulan:
Inovasi yang kami lakukan adalah dengan memanfaatkan cloud computing dalam mengolah
data satelit sehingga proses pengerjaan preprocessing menjadi lebih cepat dan efisien. Selain
itu, terdapat fungsi filter scenes pada aplikasi yang memungkinkan user mendapatkan citra
satelit dengan karakteristik yang diinginkan, misalkan filter scenes terhadap periode waktu
tertentu atau filter terhadap persentase tutupan awan.
(3). Membangun kunci interpretasi dan deliniasi gambut dari citra inderaja;
Lahan selanjutnya adalah melakukan kunci interpretasi sebagai panduan tim operator dalam
mengidentifikasi lahan gambut. Pembuatan kunci interpretasi ini dilakukan dengan
membandingkan tampilan citra satelit yang telah dilakukan proses penjaman di wilayah-
wilayah yang telah diyakini terdapat keberadaan gambut. Lokasi-lokasi keberadaan gambut
dapat ditelusuri dari data sekunder ataupun studi literatur.
Keunggulan:
Inovasi yang kami lakukan adalah dengan membuat kunci interpretasi dalam beberapa versi
sesuai dengan penggunaan berbagai jenis citra satelit. Tentu ini dapat memudahkan operator
bila merasa sulit bila hanya mengandalkan 1 versi kunci interpretasi saja. Sehingga, hal ini
dapat menambah kekayaan wawasan terhadap kunci-kunci interpretasi lahan gambut
sehingga dapat mengurangi kesalahan interpretasi oleh operator.
Keungulan:
Inovasi yang kami lakukan adalah kami melakukan klasifikasi digital. Proses ini dapat
menghasilkan lokasi-lokasi lahan-lahan gambut tentative secara cepat karena diolah secara
otomatis. Selanjutnya, lahan-lahan gambut tentatif tersebut diverifikasi secara visual dan
manual dan digambar ulang batasnya.
Keunggulan
Menggunakan aplikasi drivenpage sehingga proses layout menjadi lebih cepat.
8. RENCANA KERJA
a) JADWAL PERSONIL
b) LIST PERSONIL