Oleh
Inyiak Talago
-
04/11/2014
2463
1. Rona/ Warna
Rona adalah tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan objek pada citra. Warna
adalah wujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan spektrum sempit,
lebih sempit dari spektrum nyata.
2. Tekstur
Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra yang dinyatakan dalam
bentuk kasar, sedang, dan halus. Misalnya hutan bertekstur kasar, belukar
bertekstur sedang, dan semak bertekstrur halus.
3. Bentuk
Bentuk merupakan atribut yang jelas sehingga banyak objek yang dapat
dikenali berdasarkan bentuknya. Seperti: jalan bentuknya memanjang
sedangkan lapangan bola mempunyai bentuk lonjong.
4. Ukuran
Ukuran adalah ciri objek berupa jarak, luas, tinggi lereng, dan volume. Ukuran
objek pada citra berupa skala.
5. Pola
Pola merupakan suatu keteraturan pada suatu objek di lapangan yang tampak
pada citra. Pola diklasifikasikan menjadi: teratur, kurang teratur, dan tidak
teratur.
6. Situs
Situs adalah letak suatu objek terhadap objek lain di sekitarnya.
Contoh: pemukiman pada umumnya memanjang pada pinggir tebing pantai,
tanggul alam, atau sepanjang tepi jalan. Juga persawahan, banyak terdapat di
daerah dataran rendah, dan sebagainya.
7. Bayangan
Bayangan bersifat menyembunyikan detail objek yang berada di daerah gelap.
Bayangan juga dapat merupakan kunci pengenalan yang penting dari beberapa
objek yang justru dengan adanya bayangan menjadi lebih jelas.
Contoh: pola transmigrasi dikenali dengan rumah yang ukuran dan jaraknya
seragam, masing-masing menghadap ke jalan.
8. Asosiasi
Asosiasi adalah keterkaitan antara objek yang satu dengan objek yang lainnya.
Contoh: sawah berasosiasi dengan aliran air (irigasi), pemukiman, dan
sebagainya.
Kamera kerangka (frame camera) adalah kamera yang perekaman tiap lembar
foto dilakukan secara serentak dan bukan bagian demi bagian. Pemindahan
filmnya adalah kerangka demi kerangka.
Kamera kerangka untuk pemetaan disebut juga kamera metrik atau kamera
kartografik yang lebih menekankan pada kecermatan informasi metrik. Kamera
kerangka untuk keperluan tinjau dirancang untuk menyajikan gambaran objek
dengan resolusi spasial yang tinggi.
Kamera strip bekerja tanpa penutup lensa (shutter). Pada saat pemotretan,
sinar masuk ke kamera melalui celah sempit yang dibuat melintang terhadap
arah jalur penerbangan. Film digerakkan dengan kecepatan seimbang terhadap
gerak relatif antara objek dan pesawat terbang.
Pada dasarnya, kamera terdiri dari tiga bagian, yaitu kelompok kerucut lensa,
tubuh kamera, dan magasen. Di dalam kerucut lensa terdapat lensa, filter,
diafragma, dan penutup lensa. Pada tubuh kamera terdapat mekanisme
penggerak film, perataan film pada saat pemotretan, dan penggerak penutup
lensa. Pada magasen terdapat gulungan film dan penarik film. Bagian yang lain
dari pemotretan adalah film. Film dapat dibagi atas film ultraviolet, film
ortokromatik, film pankromatik, dan film inframerah.
Bagian penting lainnya adalah filter, yaitu pengatur sinar yang masuk ke
kamera. Jenis filter ini di antaranya berupa filter penyerap, filter penahan
gelombang pendek, filter penerus saluran sempit, filter penyaring gangguan
atmosfer, filter anti ketidakseragaman, dan filter untuk kompensasi warna bagi
film berwarna.
Hasil dari penginderaan jauh fotografik berupa foto udara dan foto satelit. Foto
udara pada umumnya dibuat dengan menggunakan pesawat terbang sebagai
wahananya, atau balon yang dapat mencapai ketinggian hingga 35 km (balon
stratosfer).
Karena sensor yang dipasang jauh dari objek yang akan diindera, maka
diperlukan tenaga yang dipancarkan atau dipantulkan oleh objek itu. Antara
tenaga dan objek terjadi interaksi. Tapi, objek mempunyai karakter yang
berbeda dalam interaksinya itu misalnya:
1. air banyak menyerap sinar, dan sedikit memantulkan sinar,
2. batuan kapur salju sedikit menyerap sinar, tetapi banyak memantulkan sinar.
c. Skalanya akan sama sepanjang sebuah garis sejajar dengan horizon, tetapi
akan berkurang jika semakin jauh.
d. Untuk pemotretan udara maka penerangan yang ideal adalah lurus, tetapi
sering ada penyimpangan akibat pengaruh angin yang arahnya menyilang. Hal
ini ada pengaruhnya terhadap hubungan dengan foto-foto yang berurutan.
Kalau pesawat terbang diarahkan ke jurusan yang membentuk sudut dengan
arah penerbangan yang ditetapkan dengan maksud mengurangi pengaruh
angin yang datang dari samping dan agar tidak membuat perubahan pada arah
kamera, maka dihasilkan kondisi yang dinamakan crab, di mana foto
berkedudukan miring satu sama lain dan juga miring terhadap garis
penerbangan.
Selain crab ada yang disebut drift, yaitu jika pada penerbangan terjadi
kegagalan dalam mempertahankan arah penerbangan akibat adanya angin dari
samping. Sehingga arah terbang sedikit menyimpang.
Penyimpangan (distorsi) pada foto-foto vertikal antara satu foto dengan foto
yang lain disebabkan perbedaan tinggi penerbangan. Penyimpangan pada
sebuah foto disebabkan oleh pengaruh penyimpangan paralaktis akibat reliet,
misalnya pegunungan, lembah, dan lain-lain.