Selama ini wawancara kerja identik dengan serangkaian tanya jawab antara pewawancara
dan kandidat pegawai. Pewawancara mengajukan berbagai macam pertanyaan yang
berkaitan dengan pekerjaan kemudian kandidat menjawab pertanyaan tersebut. Begitu
seterusnya hingga wawancara berakhir.
Nah, setelah wawancara berakhir, apakah anda boleh langsung pulang? Tentu saja boleh!
Tapi sayang sekali jika anda langsung pulang tanpa mengajukan pertanyaan balik kepada
si pewawancara. Pada dasarnya saat wawancara dinyatakan selesai, anda boleh
mengajukan pertanyaan sehubungan hal-hal yang berkaitan dengan proses rekruitment.
Jika pewawancara tidak menawarkan kesempatan pada anda untuk bertanya, maka
andalah yang harus jemput bola mengajukan usul, “Bolehkah saya bertanya…?”. Nah
berikut ini adalah beberapa hal yang sebaiknya anda tanyakan sebelum meninggalkan
ruang wawancara:
- Kapan saya mendapat informasi lebih lanjut tentang keputusan perekrutan ini?
Pertanyaan ini penting loh, maksudnya agar anda bisa mengira-ngira kapan anda
dihubungi kembali untuk proses selanjutnya. Tanyakan juga apakah anda akan dihubungi
lewat telepon atau surat. Dengan demikian paling tidak anda bisa berjaga-jaga menanti
teleponnya di saat yang dijanjikan. Sehingga anda akan mendengarkan informasi tersebut
secara langsung tanpa khawatir ada missunderstanding.
- Apakah bagi kandidat yang tidak diproses lebih lanjut tetap akan diberi kabar atau
tidak? Jika tidak, tanyakan kapan batas waktu untuk menyimpulkan bahwa kandidat tidak
diterima. Biasanya jika dalam waktu lebih dari dua minggu anda atau kandidat lain tidak
mendapat kabar dari perusahaan, berarti anda tidak masuk dalam proses seleksi
selanjutnya. Sehingga jika batas waktu itu telah lewat, anda tidak perlu berharap lagi.
Lebih baik anda segera hunting lowongan pekerjaan lain.
- Apakah ada toleransi jika pada proses rekruitment berikutnya saya berhalangan hadir?
Jika tidak ada kompromi mengenai ketidakhadiran anda di waktu berikutnya, anda bisa
prepare agar anda tidak pergi keluar kota untuk panggilan selanjutnya. Usahakan agar
anda bisa hadir pada proses berikutnya tanpa halangan apapun.
- Siapa yang bisa saya hubungi disini sehubungan dengan proses seleksi karyawan ini?
Dalam hal ini contact person memang penting, apakah si A atau si B. Sehingga jika suatu
waktu diperlukan anda tidak kebingungan siapa yang mesti anda hubungi. Untuk itu
jangan lupa catat dengan baik, nomor telepon, fax, dan email kantor tersebut.
Pendek kata, jika masih ada hal yang belum jelas berkenaan dengan wawancara yang
telah anda lakukan, sah-sah saja anda bertanya. Tentu saja asal jangan melenceng dari
topik seputar proses seleksi pegawai. Ingat, jangan sekalipun bertanya tentang gaji,
fasilitas, apalagi tunjangan segala macam. Pertanyaan semacam ini hanya boleh diajukan
jika anda telah dinyatakan diterima.
Bagian yang paling merepotkan dalam proses wawancara kerja adalah menjawab
pertanyaan mengenai gaji yang diminta. Banyak orang merasa “serba salah”, menyebut
angka yang terlalu rendah takut dianggap kualitas juga rendah, menyebut angka terlalu
tinggi, khawatir perusahaan tidak mampu membayar sehingga menyebabkan yang
bersangkutan tidak jadi diterima.
Saran yang sering terdengar, sebutlah angka yang standar. Ini juga tak kalah ribetnya:
yang standar itu seberapa? Belum lagi kesan yang muncul bahwa orang yang menjawab
sesuai standar berarti tidak memahami keunggulan dirinya.
Bukan Tabu
Saat ini, negosiasi mengenai gaji tidak lagi dipandang tabu oleh sebagian besar
perusahaan, namun Anda diharapkan mengumpulkan informasi dulu agar dapat
bernegosiasi dengan baik. Lakukan survei terlebih dahulu, sampai sejauh yang bisa Anda
lakukan.
Survei
Cek ke teman atau teman dari teman yang mempunyai pekerjaan sejenis di perusahaan
yang sejenis. Apabila Anda tidak bisa memperoleh data yang diinginkan, carilah
informasi mengenai gaji dari pekerjaan lain yang satu level dalam tingkatan
korporasinya, tapi di perusahaan sejenis, atau pekerjaan sejenis di perusahaan yang
berbeda jenis atau skala.
Tiga Faktor
Perlu diingat, pekerjaan sejenis di perusahaan sejenis juga belum tentu mewakili nilai
(gaji) yang sama. Gaji ditentukan oleh 3 faktor: harga pekerjaannya, harga orang yang
memegang jabatan atau pekerjaan tersebut, dan harga pasar. Cari tahu juga, apakah gaji
tersebut merupakan harga pekerjaannya sendiri atau harga pemegang jabatannya.
Pertama, cek diri sendiri, apakah Anda pindah karena gaji, karir, ketenangan kerja,
stabilitas atau hal lain. Kalau Anda pindah bukan karena alasan gaji, maka gaji tidak
perlu terlalu difokuskan dalam negosiasi, yang berarti permintaan bisa berkisar dari 0-
10% dari gaji sekarang. Seandainya gaji menjadi faktor penting buat Anda dan menjadi
motif Anda pindah kerja, maka Anda perlu kombinasi antara peningkatan 10%-25% dari
gaji sekarang dengan hasil survei Anda. Seandainya hasil survei Anda menemukan
bahwa standar di luar sana jauh lebih besar, katakanlah 50% dari gaji Anda, bukan berarti
Anda bisa langsung mengajukan angka. Dan, hasil survei yang lebih bisa dipakai adalah
harga pekerjaan, bukan harga pemegang jabatannya.
Persepsi Perusahaan
Kedua, ingat selalu: persepsi perusahaan mengenai tingkat kemampuan Anda antara lain
ditentukan oleh seberapa tinggi gaji Anda sekarang. Jadi, mereka bisa saja melihat Anda
sebagai seseorang yang sedang mencari “peruntungan” dengan meminta gaji lebih tinggi.
Efektifnya adalah “win-win”: Anda bisa menentukan nilai tengah dari jangkauan 10%-
50% (sekitar 30%-35%). Dan, inilah cara Anda menentukan BATNA: tentukan harga
yang hendak Anda minta, tentukan bottom-line Anda apabila terjadi negosiasi, dan stick
to it. Artinya, Anda bisa dengan percaya diri meminta, dan berani walk away apabila
tidak sesuai dengan permitaan Anda.
Jadi, “Berapa gaji yang Anda minta?” Rahasianya bukan pada angkanya, tapi kalimat
yang membungkus permintaan Anda tersebut. Misalnya, “Saya akan sangat senang
apabila memperoleh gaji Rp…, tapi Bapak/Ibu tentu sudah melihat CV saya dan
mempunyai gambaran sendiri mengenai nilai yang bisa saya kontribusikan ke perusahaan
ini, dan tentunya Bapak/Ibu yang tahu bagaimana kemampuan dan harapan saya bisa
cocok dengan standar perusahaan ini, jadi saya akan sangat senang apabila bisa
mendengar juga dari Bapak/Ibu, kira-kira berapa yang ditawarkan kepada saya.”
Apabila pertanyaan tentang gaji ini muncul terlalu awal, ada baiknya Anda tidak
langsung menjawab. Kalau ini terjadi, Anda justru mempunyai kesempatan lebih banyak
untuk menunjukkan citra profesional Anda! Katakanlah, misalnya, “Apabila Bapak/Ibu
tidak berkeberatan, saya ingin tahu lebih jauh dulu tentang peran dan tanggung jawab
pekerjaan saya sebelum menjawab pertanyaan ini. Saya belum mendapat atau merasakan
gambaran utuhnya.”
Kesimpulan
Jadi: lakukan survei, tentukan BATNA, bungkus permintaan Anda dengan citra yang
baik, dan ungkapkan pada saat yang tepat!
Dalam proses rekrutmen dan seleksi, wawancara merupakan tahapan yang penting ketika
perusahaan dihadapkan pada lebih dari seorang kandidat yang memiliki kriteria dan latar
belakang yang kurang-lebih sama. Atau, tahapan ini menjadi demikian menentukan
ketika posisi yang lowong membutuhkan calon yang memiliki keterampilan-keterampilan
interpersonal dan komunikasi, dengan kualifikasi teknis tertentu.
Chairman dan CEO Robert Half International, perusahaan spesialis penempatan tenaga
kerja pertama dan terbesa di dunia, Max Messmer yang menulis buku laris Job Hunting
for Dummies menegaskan, kunci sukses wawancara terletak pada kesan pertama yang
Anda tinggalkan kepada pihak perusahaan.
Menurut Messmer, persiapan mutlak diperlukan jika Anda hendak menjalani wawancara
kerja.
1. Do the research
Pastikan Anda memiliki pengetahuan yang memadai tentang calon perusahaan Anda,
sejarahnya, industrinya dan sebagainya. Jika memungkinkan, cari tahu juga tentang orang
yang akan mewawancarai Anda. Dengan bekal itu, Anda akan memberikan kesan yang
lebik baik dalam wawancara nanti.
Surat lamaran kerja yang optimis tidak selalu menunjukkan bahwa orangnya juga
seoptimis apa yang dibeberkannya dalam berkas-berkas itu. Begitu pewawancara
menanyakan hal yang sederhana saja, seperti “Ceritakan diri Anda dalam beberapa
kalimat,” banyak pelamar yang tergagap-gagap. Yang sering terjadi, bukannya
memberikan jawaban sesuai yang diminta, melainkan justru merendahkan dengan
mengatakan, “Ah, saya orangnya biasa-biasa saja.”
Selama ini memang banyak tips-tips konvensional yang menyarankan agar orang
sebaiknya merendahkan diri ketika menghadapi wawancara kerja, sebagai upaya untuk
mencuri simpati pewawancara. Tapi, zaman sudah berubah. Jawaban yang terlalu
merendah dan banyak basi-basi hanya menunjukkan bahwa Anda sebenarnya tidak yakin
dengan diri Anda. Perusahaan masa kini tidak membutuhkan karyawan seperti itu.
Yang diperlukan sekarang adalah jawaban yang taktis, yang menunjukkan siapa diri
Anda dan layakkah Anda bergabung dengan perusahaan yang sedang Anda lamar. Ini
contoh jawaban yang taktis, ketika Anda diminta menceritakan diri Anda.
“Saya Rina, anak pertama dari lima bersaudara. Sejak SMA, saya aktif di koran sekolah.
Di situ saya menulis, mewawancarai orang-orang di sekitar saya dan berhubungan
dengan mereka. Dari situ saya sadar alangkah menariknya bisa bertemu dengan orang
banyak, berdiskusi dan mengetahui banyak hal dari mereka. Saya juga senang musik,
membaca dan traveling. Ketika kuliah, saya sering menulis pengalaman jalan-jalan saya,
atau sekedar memberi referensi kaset yang sedang laris untuk koran kampus saya.”
Labels: CPNS
1. Seleksi CPNS biasanya diadakan pada akhir tahun (sekitar Oktober), namun demikian
ada beberapa depertemen yang sudah lebih awal mengumumkan penerimaan CPNS
(kasus 2008 adalah Depkeu dan Bulog).
2. Ketika mengikuti seleksi CPNS, perhatikan apakah ijazah dan nilai anda sesuai dengan
formasi yang diperlukan. Program studi yang namanya mirip-mirip kadang berbeda
nasibnya ketika dihadapkan pada seleksi administrasi.
3. Saat ini, hampir semua depertemen mengumumkan penerimaan CPNS via situs web
masing-masing. Beberapa situs lowongan kerja sering juga mempublish ulang
pengumuman tersebut. Dengan demikian, pengumuman ini sangat gencar (syarat mutlak:
sesekali ngecek via internet).
4. Seleksi CPNS biasanya terdiri dari beberapa tahap, seperti seleksi administrasi, tes
tulis dan wawancara. Tidak setiap departemen melakukan hal yang sama. Kadangkala,
soal tes tulis tahun-tahun lalu dan tahun sekarang mempunyai pola dan konten yang
sama.
5. Beberapa berkas yang biasanya diperlukan : 1) surat keterangan sehat jasmani dan
rohani, 2) surat keterangan bebas narkoba, 3) surat catatan kepolisian, 4) kartu kuning
dari disnaker. Poin 1 dan 2 dari RSUD, poin 3 dari Polres dan poin 4 dari Disnaker.
Perhatikan bahwa KTP anda harus sesuai dengan keempat dokumen di atas.
6. Berkas lain yang diperlukan yaitu fotokopi ijazah dan transkrip nilai (sudah dilegalisir
tentunya), fotokopi ijazah dan STTB SD-SMA. Tambahan keterangan : legalisir ijazah
dan transkrip nilai kuliah sebaiknya ditandatangani oleh dekan.
Bagi mereka yang baru lulus dari universitas, dunia kerja boleh jadi merupakan babak
awal di mana hidup seolah-olah memasuki “dunia nyata”. Oleh karenanya, sungguh
penting bagi para lulusan yang sedang mendapatkan pekerjaan pertama untuk
memperhatikan banyak hal sebelum menandatangani kontrak alias menerima pekerjaan
itu.
Saran untuk membuat pertimbangan masak-masak sebelum meneken kontrak tentu tidak
hanya berlaku bagi lulusan baru yang pertama kali memasuki dunia kerja. Bagi mereka
yang mendapat tawaran kerja baru dari perusahaan lain, atau pindah ke tempat kerja baru
untuk memulai karir yang baru, tetap penting untuk memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Pertimbangkan harapan-harapan yang realistik terhadap gaji. Jika ini kontrak kerja
pertama Anda, maka sebaiknya Anda sudah punya gambaran mengenai gaji lulusan baru
untuk industri yang bersangkutan, sehingga permintaan Anda sesuai proporsi. Jika
kasusnya adalah Anda sedang pindah kerja untuk memulai karir baru, jangan serta-merta
berasumsi bahwa Anda “berhak” atas gaji yang berlipat-lipat. Kembalikan ke tujuan
utama Anda pindah kerja, di samping juga pertimbangkan kondisi perusahaan
2. Perhatikan paket(-pake) benefit yang ditawarkan. Ingat bahwa gaji Anda hanyalah
salah satu komponen dari sebuah paket yang disediakan perusahaan. Jangan sungkan
untuk menanyakan, apa saja benefit lain yang ditawarkan, dan bandingkan lebih baik
mana dengan yang Anda terima di perusahaan sebelumnya.
3. Ingatlah sejak awal bahwa kepuasan kerja merupakan sesuatu yang lebih penting
dibandingkan dengan berapa rupiah yang bisa Anda bawa pulang. Ini sering dilupakan
oleh para pencari kerja pertama maupun mereka yang pindah kerja. Berapa pun gaji dan
bonus yang Anda terima, kalau Anda membenci pekerjaan Anda, maka Anda tidak akan
bahagia.
4. Ambilah keputusan berdasarkan situasi dan kondisi yang “nyata”, dan bukan berdasar
“bagaimana seandainya”. Jangan khawatir apa yang akan terjadi jika semua itu menuntur
ke jalan sukses bagi pekerjaan baru Anda. Yang penting, apa yang bisa Anda lakukan
sekarang.
5. Ingatlah bahwa mencari pekerjaan adalah (bagian dari) keseluruhan pekerjaan itu
sendiri. Jika Anda sedang ingin melakukan perubahan, Anda perlu sebuah pendekatan
yang melihat perubahan itu seperti sebuah proyek pekerjaan. Rencanakan segala
sesuatunya agar berjalan sesuai keinginan.