Anda di halaman 1dari 14

10 Tips Atasi Gagal Melamar Kerja

Iklan Lowongan Kerja Oleh :


Nama / Perusahaan:
Kategori Loker : Tips
Tanggal tayang : January 14, 2009

Tips Atasi Gagal Melamar Kerja


Mencari kerja di masa krisis sungguh tidak gampang. Salah satu yang bisa “disiasati” adalah mencermati persiapan
dalam melamar pekerjaan. Jangan sampai hanya karena alpa mempersiapkan persyaratan yang telah ditetapkan
oleh perusahaan, kesempatan kerja yang sudah tipis pun melayang.Untuk mencapai hasil maksimal, perlu kiranya
diketahui kesalahan-kesalahan yang sering timbul dalam rangka melamar kerja. Berikut ada 10 kesalahan
umum yang acap kali dilakukan oleh pencari kerja.
1. Surat-surat tidak lengkap
Periksa dahulu kelengkapan dokumen Anda sebelum melangkah ke luar dari rumah. Ketidaklengkapan dokumen
merupakan salah satu kesalahan fatal yang berakibat ditolaknya permohonan kerja. Jika Anda termasuk orang yang
ceroboh, mintalah bantuan kerabat dekat atau teman untuk memeriksa dokumen yang dibutuhkan.
2. Datang terlambat
Kebiasaan jam karet yang biasanya bersifat menular sebaiknya ditinggalkan. Banyak perusahaan asing yang tidak
mentoleransi keterlambatan calon pelamar, khususnya ketika diundang untuk mengikuti serangkaian tes. Untuk
mengatasinya, cobalah sehari sebelum tanggal tes melakukan survai. Tambahkan setengah jam dari waktu tempuh
yang diperlukan.
3. Berpakaian kurang sopan
Keberhasilan bisa jadi dimulai dari pandangan pertama. Penyeleksi tentu akan mempunyai penilaian tersendiri ketika
melihat pelamar kerja pada saat melakukan wawancara. Karena itu hindari pemakaian aksesori yang berbeda
dengan adat kebiasaan.
4. Mencantumkan referensi terlalu banyak
Referensi dalam curriculum vitae (CV) atau daftar riwayat hidup memang penting. Tapi perlu diingat, jangan terlalu
banyak karena akan menimbulkan kesan bahwa Anda memiliki mental suka menonjolkan diri dan tidak percaya pada
kemampuan sendiri.
5. Jangan meremehkan hobi
Bila Anda memiliki hobi unik yang diperkirakan bisa membantu kreativitas kerja, tak ada salahnya dicantumkan
dalam CV. Biasanya pimpinan perusahaan lebih menyukai pekerja yang berbakat dalam bidangnya. Bila kegemaran
itu merupakan faktor penting dalam posisi yang dilamar, ada baiknya ditulis sesudah perincian pengalaman kerja.
6. Salah tulis atau sebut nama
Pimpinan perusahaan akan sakit hati seandainya namanya ditulis atau diucapkan secara keliru. Hal ini akan
mempengaruhi kewibawaan dan reputasinya. Usahakan agar meneliti kembali saat menulis nama orang dalam surat
lamaran atau menyapa seseorang
7. Melebih-lebihkan keterampilan
Umumnya penyeleksi akan lebih jeli akan hal ini. Mereka akan terus meneliti bagian-bagian dalam CV atau daftar
riwayat hidup yang dianggap terlalu dibuat-buat. Malahan ada yang mempersiapkan tes praktik langsung untuk
menguji kebenaran laporan Anda. Oleh sebab itu jangan coba-coba menonjolkan sesuatu yang tidak Anda miliki.
8. Bicara berbelit-belit
Wawancara merupakan saat yang tepat untuk mengungkapkan segala keinginan yang terpatri dalam diri Anda.
Pewawancara pasti akan menanyakan semua segi dalam hubungannya dengan isi CV atau daftar riwayat hidup
yang telah Anda kirimkan. Dalam menyerap informasi dari Anda, mereka menggunakan logika berpikir secara
rasional. Setiap uraian akan dihubungkan dengan keterangan sebelumnya. Karena itu jangan memberi keterangan
yang berbelit-belit. Apabila penyeleksi menganggap Anda memberikan keterangan yang tidak jelas, jangan berharap.
9. Meminta fasilitas
Ada kalanya gaji yang ditawarkan kepada Anda lebih rendah dari yang Anda harapkan. Tapi, jangan coba-coba
meminta fasilitas tertentu yang tidak disediakan perusahaan seperti antar-jemput, uang transpor, uang makan, dll.
10. Lupa memotong rambut
Rambut gondrong kebanyakan tidak disukai perusahaan, kecuali profesi yang Anda cari berhubungan dengan hal-
hal yang tidak membutuhkan kerapian.
Masih banyak kelalaian lain yang ditemui di lapangan. Namun, ada yang masih dalam batas toleransi, ada pula yang
jarang dikerjakan oleh kebanyakan orang. Ada satu hal yang perlu diingat, tidak selamanya kepintaran seseorang
akan menghasilkan pekerjaan bagi dirinya. Masyarakat kita masih mendudukkan moralitas di atas intelektualitas. Apa
gunanya jika memiliki inteligensia tinggi, tetapi moralnya rendah?
Selamat melamar pekerjaan… (intisari)
Related posts:
1. Tips Menghadapi Walk In Interview
2. Hal-hal yang Merisaukan Para Pencari Kerja
3. Tips Menentukan Gaji dalam Interview
4. Sukses Melewati Wawancara Seleksi Via Telepon
5. 10 Langkah Mudah Membuat Resume

0
inShare

 Tips Menghadapi Walk In Interview


 Hindari 6 Pembunuh Karir Anda
 Hal-hal yang Merisaukan Para Pencari Kerja
 Tips Menentukan Gaji dalam Interview
 9 Hal tentang Karir Masa Depan

Tips Menghadapi Walk In Interview


Iklan Lowongan Kerja Oleh :
Nama / Perusahaan:
Kategori Loker : Tips
Tanggal tayang : January 18, 2009

Tips Menghadapi Walk In Interview


Tak perlu menunggu datangnya surat panggilan. Dalam walk in interview Andalah yang harus proaktif ‘menjemput
bola’. Prinsipnya Vini, Vidi, Vici (Saya datang, bertanding dan menang).
Walk in interview adalah jenis wawancara yang biasanya dilakukan bila posisi yang ingin diisi dan jumlah
pelamarnya cukup besar. Proses wawancara atau perekrutan tidak hanya berlangsung di perusahaan tersebut,
melainkan bisa saja terjadi di suatu tempat di luar gedung perusahaan, seperti di hall, hotel atau tempat lain.
Pada dasarnya menjalani walk ini interview sama saja dengan wawancara biasa. Hanya saja Anda dituntut kesiapan
maksimal karena Anda langsung berhadapan pewawancara saat melamar. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
untuk memenangkan ‘pertarungan’.
Teliti Iklan
Sebelum membuat lamaran, Anda perlu meneliti iklan lowongan kerjanya, apakah bidang kerja dan posisi yang
ditawarkan sesuai dengan membuang-buang tenaga dan waktu. Pastikan juga tempatnya representatif dan
perusahaannya jelas.
Resume dan CV
Setelah yakin bahwa lowongan tersebut memang sesuai dengan Anda, buatlah resume dan CV yang menarik dan
lengkap, karena resume dan CV Anda langsung dibaca saat itu juga. Ketik dengan komputer dengan huruf yang
mudah dibaca. Kemudian cetak resume dan CV di atas kertas yang bersih dan tidak keriting. Hindari membawa CV
fotokopi karena Anda akan dinilai tidak serius.
Data Pendukung
Setelah itu, lengkapi dengan data-data pendukung lainnya, seperti ijazah, surat-surat referensi, foto 4X6 1 lembar,
serta contoh hasil karya atau portfolio terbaik Anda. Masukkan semua kelengkapan ini ke dalam map atau amplop
besar.
Persiapkan Diri
Sehari sebelum berangkat, pahami dulu lingkup kerja yang ditawarkan. Jangan sampai Anda datang ke sana masih
bertanya soal posisi yang ditawarkan. Misal, jika posisi yang Anda lamar marketing, coba pelajari beberapa hal yang
berkaitan dengan dunia marketing.
Penampilan Prima
Perhatikan penampilan Anda secara keseluruhan. Karena impresi pertama pewawancara sangat menentukan
keberhasilan walk in interview Anda. Pilihlah busana yang paling sesuai dan sopan. Pastikan penampilan Anda rapi,
bersih, cantik dan layak untuk menghadiri wawancara.
Alat Tulis
Bawalah alat tulis dan notes karena siapa tahu diperlukan saat wawancara. Kesiapan Anda menghadipi interview
juga mendapat penilaian tersendiri. Jangan sampai Anda harus meminjam alat tulis pada pewawancara.
Isi Perut
Sebelum berangkat, isi perut Anda terlebih dahulu. Karena biasanya dalam walk in interview Anda akan menghadapi
beberapa tes pada hari itu juga yang membutuhkan konsentrasi tinggi. Sehingga kenyamanan perut juga dijaga.
Konsumsilah makanan bergizi secukupnya. Tapi, jangan konsumsi makanan yahg bergas dan tajam, karena akan
menyulitkan hidup Anda.
Tepat Waktu
Kalau perlu Anda sudah tiba satu jam sebelum proses dimulai. Anda jadi punya kesempatan mempelajari suasana,
menenangkan diri dan mempersiapkan segala sesuatunya. Datang lebih awal juga membuat Anda tidak perlu
menunggu terlalu lama, mengingat pelamar yang datang ke walk in interview biasanya banyak.
Wajah Optimis
Tampilkan wajah penuh percaya diri, cerah ceria dan optimis. Jangan sekali pun menampakkan wajah kusam nan
sendu di depan pewawancara. Karena tidak ada satu perusahaan pun yang mau mempekerjakan orang yang
gampang putus asa. Tunjukkan keoptimisan Anda dengan menjabat tangan pewawancara secara mantap dan
tatapan mata hangat.
Menjawab Taktis
Jawab semua pertanyaan dengan penuh percaya diri, jujur dan bersahabat, tapi tidak berlebihan. Jangan ragu
menjawab jika Anda diminta untuk memberi penjelasan lebih terperinci. Manfaatkan kesempatan untuk bertanya jika
pewawancara mempersilakan Anda. Jangan ragu bertanya hal-hal yang belum jelas misal bertanya kapan hasil
interview akan dikabarkan.
Kesan Positif
Selesai wawancara ucapkan terima kasih dan berikan jabatan tangan yang paling hangat. Berikan kesan positif saat
meninggalkan ruangan. Jika dalam waktu yang dijanjikan pewawancara belum menghubungi Anda, teleponlah
pewawancara dan tanyakan hasilnya.
Perlu Dibawa Saat Walk In Interview :
- Kartu identitas dan kartu nama
- Kertas catatan kecil
- Bolpoin dan pinsil 2B, serta penghapus
- Daftar pertanyaan yang ingin Anda tanyakan
- Catatan sejarah terperinci
- Contoh hasil kerja atau portfolio
- Minum dan makanan kecil (kalau walk in interview diadakan besar-besaran)
- Daftar referensi (jika ada)
- Jika melamar sebagai pramugari, kenakan baju lengan pendek dan rok pendek serta sepatu hak tinggi.
Ika Nurul Syifaa
No related posts.

Hal-hal yang Merisaukan Para Pencari Kerja


Iklan Lowongan Kerja Oleh :
Nama / Perusahaan:
Kategori Loker : Tips
Tanggal tayang : January 4, 2009

Hal-hal yang Merisaukan Para Pencari Kerja


Apakah jabatan yang saya inginkan realistis? Bolehkah mengirimkan lamaran kerja ke perusahaan yang tidak
sedang membuka lowongan? Apakah berkas lamaran kerja harus di-print berwarna agar lebih diperhatikan oleh
HRD?
Ketika menyiapkan aplikasi untuk melamar pekerjaan, orang sering dihadapkan dengan pertanyaan-pertanyaan yang
merisaukan seperti itu, yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Kerisauan-kerisauan tersebut sudah menjadi klasik
sehingga justru kontraproduktif. Berikut sejumlah pertanyaan yang paling sering diajukan oleh para pencari kerja.
Temukan jawabannya sehingga Anda bisa mempersiapkan diri sejak dini, dan lebih bisa memastikan apakah usaha
Anda telah berada di jalan yang benar.
1. Bagaimana saya tahu, pekerjaan yang saya inginkan sesuai dengan kemampuan saya?
Satu-satunya cara untuk memastikannya adalah dengan menengok kembali ke masa awal Anda mencari kerja dan
melihat apa yang� Anda dapat sekarang. Jika Anda mendapati diri Anda seperti membentur dinding –baik ketika
mencari kerja lewat lembaga jasa penempatan, networking maupun internet– maka sadarilah bahwa cita-cita Anda
tidak sesuai dengan realitas pasar. Artinya, Anda perlu menurunkan atau memikirkan kembali skala target Anda.
2. Saya ingin bekerja di Perusahaan A, tapi perusahaan tersebut tidak memasang info lowongan kerja,
bagaimana cara terbaik untuk mendekatinya?
Cara terbaik adalah selalu mencoba (memanfaatkan) jaringan yang terhubung dengan perusahaan itu. Bisa melalui
teman Anda, atau temannya teman Anda, yang jelas dia bisa memperkenalkan Anda dengan “orang dalam”
perusahaan yang ingin Anda tuju. Orang tersebut tak harus berasal dari bagian atau departemen yang Anda
inginkan.
Yang Anda perlukan hanya nama yang bisa mengubungkan Anda dengan pihak yang tepat. Setelah Anda
mendapatkan nama, tulislah pesan yang mengungkapkan maksud Anda, dan menindaklanjutinya dengan
menelepon. Tapi, jangan langsung bicara tentang pekerjaan melainkan mintalah kesempatan untuk bertemu.
3. Adakah sesuatu yang bisa dilakukan untuk membuat resume saya lebih menonjol dibandingkan yang lain?
Sebenarnya tak banyak yang bisa Anda lakukan untuk mempercantik sebuah resume sehingga berbeda dari yang
lain. Memakai tipografi yang tak biasa atau cetak-berwarna memang membuat resume Anda beda, tapi pengusaha
concern dengan isi.
Kadang metode pengiriman tertentu lebih menyita perhatian, tapi dalam kompetisi yang ketat hal itu pun tak
membantu. Hal terpenting adalah menyebutkan keahlian khusus yang Anda miliki dalam resume tersebut, yang
relevan dengan posisi yang Anda incar.
4. Apa kesalahan paling umum yang dilakukan oleh pencari kerja dalam resume mereka?
Kesalahan paling umum, sejauh ini, mencantumkan sebanyak-banyaknya fungsi dan tanggung jawab yang pernah
dipegang di perusahaan sebelumnya. Satu saja fungsi dan tanggung jawab yang spesifik akan lebih membuat orang
terkesan akan kemampuan Anda, dan secara otomatis lebih membantu orang lain mendeteksi kesesuaian Anda
dengan perusahaan/jabatan yang sedang Anda lamar.
Kesalahan kedua, tidak cukup spesifik ketika menyebutkan kemampuan yang dimiliki. Perusahaan lebih tertarik
dengan hal-hal khusus yang Anda kuasai.
5. Bagaimana cara terbaik membangun network?
Tak ada cara “terbaik”. Namun, yang penting adalah bagaimana memberdayakan semua sumber: keluarga, sahabat,
asosiasi bisnis, mantan teman sekelas dan sebagainya. Anda harus berusaha “terlihat” dan tempatkan diri dalam
berbagai situasi yang memberi Anda kesempatan untuk bertemu orang-orang baru.
Terpenting dari semua itu, ketika kesempatan telah didapat, manfaatkanlah sebaik-baiknya. Buatlah orang tahu apa
yang sedang Anda cari.
6. Apa nasihat terpenting untuk orang yang akan memenuhi panggilan wawancara kerja?
Senantiasi tempatkan diri sesuai dengan orang yang mewawancarai. Ingatlah apa yang dia inginkan dari Anda:
memastikan apakah Anda memiliki keahlian, atribut personal dan motivasi yang mendukung sukses dalam kerja.
Yang harus Anda “jual” selama wawancara kerja adalah elemen-elemen itu: keahlian dan personalitas yang dapat
memberi sumbangan penting untuk perusahaan yang sedang mewawancarai Anda.
7. Seberapa jauh saya harus jujur dalam menjawab pertanyaan wawancara kerja?
Pada dasarnya, tentu, harus sejujur mungkin, sebenar mungkin. Tapi, tergantung juga dengan pertanyaan yang
diajukan. Untuk pertanyaan yang jawabannya membutuhkan lebih banyak opini pribadi, misalnya, tentu tidak bisa
diukur dengan salah atau benar, melainkan jawablah dengan meyakinkan. Intinya, tampilkan diri “sebenar” mungkin.
Sekali Anda tampak meragukan, maka semua yang Anda katakan selama wawancara akan membuat pewawancara
ragu.
8. Jika pewawancara memperlakukan saya secara tidak menyenangkan, apa yang harus saya lakukan?
Pertama, pastikan dulu apakah tindakan itu bagian dari skenario wawancara –misalnya, sengaja untuk menguji
respon Anda terhadap tekanan. Ini memang jarang dilakukan, tapi bisa saja terjadi ketika kemampuan untuk
bertahan di bawah tekanan merupakan kualifikasi yang dituntut oleh jabatan yang sedang Anda lamar.
Namun, jika yang Anda hadapi memang seorang pewawancara yang pada dasarnya “kurang ajar”, tetaplah bersikap
tenang, dan profesional. Dan, beruntunglah karena Anda tidak akan berurusan lagi dengan orang tersebut setelah
wawancara selesai.
Sumber : portalhr.com
No related posts.

Tips Menentukan Gaji dalam Interview


Iklan Lowongan Kerja Oleh :
Nama / Perusahaan:
Kategori Loker : Tips
Tanggal tayang : January 4, 2009

Tips Menentukan Gaji dalam Interview


Setelah berhasil melewati beberapa tahapan wawancara kerja, besar kemungkinan anda akan diterima di
perusahaan tersebut. Maka yang harus anda lakukan adalah mempersiapkan diri untuk menerima pertanyaan,
“Berapa gaji yang anda inginkan ?”
Negoisasi gaji adalah salah satu bagian tersulit dalam mendapatkan pekerjaan. Jika meminta jumlah yang terlalu
besar, perusahaan mungkin akan mengurungkan niatnya merekrut anda. Sebaliknya, jika jumlah yang anda minta
terlalu rendah, mungkin anda akan diterima, namun gaji yang didapatkan dibawah standar yang seharusnya
dibayarkan perusahaan tersebut.
Setelah bekerja selama beberapa waktu, alu anda mengetahui fakta tersebut, pastilah anda akan merasa kecewa.
Dan solusinya adalah meminta kenaikan gaji, dan hal ini bukanlah proses yang mudah. Untuk “memenangkan”
negosisasi gaji pada saat interview, ikuti petunjuk berikut :
PERATURAN NO. 1 : Dapatkan Informasi
Sebelum wawancara, manfaatkan networking anda. Anda bisa mendapatkan informasi dari teman atau senior anda
yang bekerja di perusahaan tersebut/industri serupa, terutama untuk divisi atau posisi yang sama. Sumber lain
adalah internet atau tabloid yang memuat mengenai survey/informasi gaji.
PERATURAN NO. 2 : Mendengarkan
Di awal wawancara, jangan pernah langsung menyebutkan berapa gaji yang anda inginkan. Semakin lama anda
“menunda”, maka semakin banyak informasi yang bisa didapatkan untuk “memenangkan” negoisasi gaji.
Langkah awal, pada saat wawacara, anda sebaiknya “mencari tahu” dari sang pewawancara, ada berapa banyak
kandidat untuk posisi tersebut, dan telah berapa lama lowongan tersebut dibuka. Jika lowongan tersebut telah dibuka
dalam waktu yang lama, ada kemungkinan perusahaan kesulitan untuk mendapatkan kandidat yang memenuhi
kualifikasi. Jika anda high qualified, mungkin anda bisa mendaptkan nominal yang dinginkan.
PERATURAN KE 3 : Berlatih
Anda boleh menyebutkan sejumlah angka pada saat bernegoisasi. Tetapi jangan terlalu tinggi dari standar gaji yang
berlaku untuk industri/perusahaan tersebut. Jika ini terjadi, pewawancara malah menganggap anda tidak serius. Ini
berarti anda kehilangan kesempatan.
Jika anda menginginkan sejumlah nominal yang tinggi untuk gaji anda, katakanlah sejumlah gaji pada top range,
tunjukkah bahwa kualifikasi anda memang pantas untuk itu. Sebelum hari wawancara, anda bisa mempersiapkan
“pidato” selama 1-2 menit yang mendeskrisikan apa yang anda bisa berikan untuk perusahaan jika anda diterima
bekerja di tempat tersebut.
Satu hal yang harus dingat, pada saat perusahaan memberikan penawaran, anda tidak harus memberikan jawaban
saat itu juga. Anda bisa minta waktu untuk mempertimbangkan semuanya dalam mengambil keputusan. Jika tawaran
perusahaan lebih rendah dari yang anda harapkan, anda bisa saja menolak.
Apalagi pada saat bersamaan, ada tawaran yang lebih menggiurkan dari perusahan lain. Namun, ada hal lain yang
patut dipertimbangkan, apakah posisi yang ditawarkan nerupakan langkah strategis untuk perkembangan karir anda.
BEBERAPA SITUASI DALAM NEGOSISASI GAJI
— . Perusahaan melakukan “secreening phobe call”
Yang harus anda lakukan adalah bertanya dengan sopan mengenai kisaran gaji untuk posisi tersebut.
Jika si penelpon tidak memberikan informasi untuk hal tersebut, anda sebaiknya merespon dengan mengatakan,
“Berdasarkan informasi yang saya dapatkan mengenai standar gaji untuk industri ini, mencakup gaji pokok, lembur,
training, dan fasilitas yang ada, asuransi kesehatan, biaya perjalanan, jenjang karir, bonus, komisi, dan jenis profit
sharing lainnya, gaji yang saya inginkan berkisar Rp xxx,- sampai dengan Rp yyy,- (berikan kisaran yang luas). Saya
bersedia datang untuk wawancara pada hari X jam Y. Apakah Bapak/ibu bersedia mempertimbangkan ?.
– . Jika pewawancara mengajukan pertanyaan mengenai gaji pada saat awal wawancara, anda punya 3 pilihan :
* Berusaha menunda negoisasi dengan mengatakan, “Saya melamar untuk posisi ini karena sangat tertarik akan
bidang ini dan perusahaan anda. Tetapi saya rasa saya baru bisa membahas masalah gaji dengan anda setelah kita
berdua “yakin” bahwa saya memang memenuhi kualifikasi untuk posisi ini.”
* Memberikan respon yang tidak spesifik dengan mengatakan, “Selama saya dibayar sesuai standar perusahaan
anda dan tanggung jawab yang harus saya penuhi untuk posisi ini, saya rasa tidak ada masalah.”
* “Membalikkan” pertanyaan kepada pewawancara. Jika pewawancara melontarkan pertanyaan di awal wawancara ,
“Jika anda diterima bekerja di sini, berapa gaji yang anda inginkan ?”. Maka anda bisa menjawab seperti ini, “Saya
sangat tertarik untuk berkerja di sini, menjadi bagian dari perusahaan ini. Tetapi sebelumnya saya ingin mengetahui,
untuk kualifikasi kandidat dengan latar pendidikan dan keahlian seperti saya, berapakah standar gaji di perusahaan
ini ?”.
– Negoisasi gaji di pertengahan wawancara –
* Perusahaan menawarkan gaji dalam kisaran yang sesuai/bisa anda terima. Pewawancara mengatakan, “Gaji untuk
posisi ini berkisar dari Rp xxx,- sampai dengan Rp yyy,- Apakah anda bersedia menerima tawaran ini ?. Yang harus
anda katakan, “Saya sangat menghargai tawaran ini.
Saya sangat tertarik untuk mengaplikasikan yang telah saya pelajari selama kuliah di perusahaan ini. Jumlah yang
anda sebutkan tadi adalah yang seperti saya harapkan untuk gaji pokok, ditambah dengan beberapa aspek lainnya
seperti asuransi, uang lembur, dan fasilitas lainnya.
* Anda hanya tertarik pada top range dari gaji yang di tawarkan. Yang harus anda katakan, “Terimakasih atas
tawaran anda untuk bergabung dengan perusahaan ini. Saya yakin berbagai keahlian yang saya miliki merupakan
benefit bagi perusahaan ini. Berdasarkan apa yang saya ketahui mengenai standar gaji dan penawaran dari
perusahaan lain, saya harus mengatakan bahwa saya hanya bisa mengatakan “ya” untuk kisaran atas dari jumlah
yang Bapak/Ibu sebutkan tadi.
* Jika anda sama sekali tidak tertarik dengan gaji yang ditawarkan. Yang harus anda katakan, “Terimakasih atas
tawaran Bapak/Ibu untuk bergabung dengan perusahaan ini. Saya sangat tertarik untuk mengaplikasikan yang telah
saya pelajari selama kuliah di perusahaan ini.
Namun ada beberapa perusahaan lain yang juga memberikan tawaran kepada saya, untuk posisi yang sama dan
gaji yang lebih tinggi. Tentu saja, uang bukan faktor penentu utama, saya juga mempertimbangkan faktor-faktor lain
seperti training, jenjang karir,dan sebagainya.
* Pewawancara tidak menyebutkan jumlah kisaran gaji. Yang harus anda katakan, “Dari apa yang saya ketahui,
berdasarkan standar industri, gaji pokok untuk posisi ini adalah sebesar Rp xxx. Dan berdasarkan pendidikan dan
keahlian yang saya miliki, saya mengharapkan gaji pada middle range, katakanlah Rp yyy. Baagimana menurut
Bapak/Ibu ?”.
* Jika pewawancara memberikan penawaran di akhir wawancara. Ini berarti pewawancara sangat tertarik untuk
merekrut anda. Yang harus anda katakan, “Saya siap untuk menerima penawaran terbaik dari perusahaan ini.” Dan
jika gaji ditawarkan memang seperti apa yang anda inginkan, katakan, “Hal terpenting bagi saya adalah kesempatan
untuk bergabung di perusahaan ini, dan saya yakin gaji yang ditawarkan sangat kompetitif.”
Petunjuk untuk “FRESH GRADUATES”.
- Perusahaan memilih anda karena kualifikasi yang dimiliki, bukan gaji yang anda sebutkan. Perusahaan menerima
anda bekerja adalah untuk meningkatkan profit mereka.
- Dalam wawancara, anda harus meyakinkan bahwa anda mampu mengerjakan tugas/tanggung jawab untuk posisi
tersebut. Jika tidak, mereka tidak akan memberikan penawaran apapun bagi anda.
- Jika anda belum memiliki pengalaman kerja, ingat akan kualitas anda yaitu pendidikan dan keahlian. Dua hal itulah
yang akan membuat anda sukses di dunia kerja.
- Apa yang membuat perusahaan memutuskan menerima anda ?. 95% nya berdasarkan kepribadian, antusiasme,
dan keahlian anda. 5% nya adalah karena keahlian khusus yang anda miliki.
PERATURAN NO. 4 : Jika Penawaran Resmi Telah Dibuat
Jika penawaran resmi telah dibuat, ajukan pertanyaan sebagai berikut :
- Apakah ada kesempatan promosi untuk posisi ini ?. Untuk posisi atau level apa ?.
- Kapan dan bagaimanakah penilaian kinerja pegawai untuk posisi ini ?.
- Apakah penilaian tersebut termasuk untuk review gaji ?.
- Seperti apakah peningkatan gaji yang ditawarkan untuk 3-5 tahun mendatang ?.
- PASTIKAN BAHWA PENAWARAN GAJI TELAH MENCAKUP KESELURUHAN DAN DALAM BENTUK TERTULIS.
- PASTIKAN ANDA TELAH MENGEVALUASI KESELURUHAN KOMPENSASI YANG DITAWARKAN, BUKAN
HANYA GAJI.
Selain gaji, biasanya perusahaan juga memberikan kompensasi dalam bentuk :
* Asuransi kesehatan (dengan atau tanpa mencakup perawatan gigi & mata) .Walaupun perusahaan tidak meng-
cover semua biaya, fasilitas ini akan membuat anda membayar lebih murah.
* Asuransi jiwa.
* Asuransi kecelakaan, terutama untuk pegawai yang sering bepergian/jenis pekerjaan dengan risiko tinggi.
* Peningkatan gaji untuk 3-5 tahun pertama. Apakah hanya peningkatan pertahun ?. Atau ada peningkatan
gaji/pemberian bonus berdasarkan prestasi kinerja ?.
* Fasilitas cuti.
* Biaya pensiun (berlaku untuk perusahaan tertentu).
* Profit sharing.
* Stock option. Beberapa perusahaan menerapkan sistem pembagian saham kepada karyawan.
* Training atau pendidikan tertentu.
* Uang lembur & transportasi.
* Fasilitas kredit kendaraan/rumah.
PERATURAN NO. 5 : Hal lain yang harus diperhatikan
- Ucapkan terimakasih atas penawaran yang diberikan.
- Jangan langsung bernegoisasi pada saat pewawancara menyebutkan penawaran. Mintalah waktu untuk
mempertimbangkan kompensasi secara keseluruhan, bukan hanya gaji.
- Pada saat bernegoisasi, jangan katakan, “Saya meminta …”. Yang terbaik anda harus mengatakan, “Saya
mengharapkan..,”.
- Terkadang gaji yang ditawarkan mungkin lebih rendah dari yang anda inginkan. Sebelum meng-iya-kan atau
menolak, pertimbangkanlah faktor lain seperti reputasi perusahaan, budaya perusahaan, suasana kerja, macam
asuransi yang ada, training dan pendidikan, dan sebagainya.
Sumber : kapanlagi.com
10 Langkah Mudah Membuat Resume
Iklan Lowongan Kerja Oleh :
Nama / Perusahaan:
Kategori Loker : Tips
Tanggal tayang : January 4, 2009

10 Langkah Mudah Membuat Resume


10 Langkah Mudah Membuat Resume
1. Buat draft awal
Tulislah jabatan pekerjaan dan juga daily task anda di kantor. Baca lagi tulisan anda dan coba prioritaskan tanggung
jawab anda di kantor sehari-harinya. Kira-kira jenis skill seperti apa yang anda butuhkan untuk menyelesaikan
tanggung jawab tersebut? Adakah sesuatu yang anda lakukan pada masa jabatan anda sekarang yang membuat
anda bangga? Bertanya pada diri sendiri membawa anda pada pembentukan frame of mind dengan kerangka CV/
Resume. Informasi yang anda butuhkan akan dengan sendirinya mengalir.
2. Pilih sebuah format
Setelah informasi yang dibutuhkan sudah lengkap, langkah selanjutnya adalah pengemasan informasi tersebut, yang
bisa dipilih dari 3 jenis format standar, yaitu:
> The Chronological CV/ Resume: Bisa dikatakan standar industri, digunakan apabila pengalaman kerja anda stabil
dengan setiap perpindahan kerja menandakan kemajuan dari sebelumnya. CV/ Resume tipe ini tidak disarankan bagi
anda yang sering mengalami perpindahan pekerjaan atau pernah “tersedak tanggung jawab”.�
> The Functional CV/ Resume: “Bagi anda yang pernah mengalami pengangguran untuk waktu yang cukup lama,
Functional CV/ Resume adalah pilihan yang tepat. Dalam CV ini tidak perlu menuliskan tanggal mulai kerja atau
nama perusahaan, karena yang lebih dicari adalah skills dan responsibilities.”
> The Prioritised CV/ Resume: Format ini ditujukan bagi mereka yang tengah menjalani perubahan karir atau
melamar pekerjaan yang sama sekali tidak berhubungan dengan bidangnya saat ini. Dalam penulisan, anda perlu
memprioritaskan pengalaman kerja yang paling relevan dengan pekerjaan yang anda incar.
3. Susun CV/ Resume maksimum sebanyak 2 halaman
Tidak ada orang yang mau menghabiskan waktu membaca CV/ Resume yang panjang. Pasti membosankan.
4. Berhati-hati dengan content CV/ Resume Anda
Content CV/ Resume anda perlu disusun secara seksama, dengan pilihan kata dan gaya bahasa yang sesuai.
Anggaplah CV/ Resume anda sebagai sejarah pengalaman kerja anda, dengan memberikan highlight pada kekuatan
dan keahlian anda dalam problem-solving, contohnya “responsible” dan “achieved”.
5. Penekanan pada “isi” di atas “gaya”
CV/ Resume anda harus diketik agar lebih mudah dibaca. Lupakan font indah atau grand gesture lainnya. Fokus
pada konteks isi CV/ Resume anda!
6. Personalized content
CV/ Resume anda sejatinya menggunakan gaya bahasa formal namun sopan, namun terkadang penambahan gaya
bahasa personal yang tentunya lebih akrab akan memberikan nilai tambah bagi CV/ Resume anda.
7. Hindari gaya bahasa yang “melebih-lebihkan”
Anda mungkin termasuk seorang manajer yang brilian di perusahaan tempat anda bekerja saat ini. Namun ketika
menyusun CV/ Resume lebih baik hindari penekanan yang berlebihan pada achievement anda. Adanya ungkapan
“teamwork” dalam achievement anda cenderung lebih dihargai.
8. Cek dan cek lagi ejaan pada CV/ Resume Anda
Skill memang penting untuk dijabarkan dalam sebuah CV/ Resume, tapi kesalahan pada ejaan akan sangat
menurunkan poin bahkan mungkin sampai pada penolakan. Anda bisa mengajak seorang teman untuk memastikan
CV/ Resume anda bebas dari kesalahan pengejaan.
9. Beritahu orang yang akan menjadi referensi Anda
Ada baiknya orang yang akan menjadi referensi anda dikonfirmasi terlebih dulu bahwa anda masih/ akan
menggunakan namanya.
10. Simpan dulu pernyataan tentang “harga” Anda
Pernyataan besar kecilnya gaji anda tidak perlu dikeluarkan kecuali memang ditanyakan langsung kepada anda.
Perbedaan antara menyatakan gaji sebelum dan sesudah ditanyakan ikut mempengaruhi keputusan apakah anda
layak diterima atau tidak.
Sumber : portalhr.com
No related posts.

9 Hal tentang Karir Masa Depan


Iklan Lowongan Kerja Oleh :
Nama / Perusahaan:
Kategori Loker : Tips
Tanggal tayang : January 4, 2009

9 Hal tentang Karir Masa Depan


Jika Anda baru lulus –atau masih calon– dari pendidikan tinggi, maka Anda sebenarnya tidak tahu banyak,seperti
apa hari-hari yang akan Anda lewati di kantor –jika nanti Anda mendapatkan pekerjaan. Akan seperti apa pekerjaan
Anda? Apa yang akan diharapkan oleh bos dan kolega terhadap diri Anda? Dunia kerja sedang mengalami
perubahan dengan sangat drastis. Tipikal tempat kerja pada 2007 tampak sangat berbeda dari tipikal kantor pada 20
tahun yang lalu. Teknologi baru dan perubahan gaya hidup menuntut Anda untuk bekerja dengan cara yang berbeda
dari orangtua Anda dulu.
Inilah kecenderungan utama yang perlu Anda cermati
1. Lingkungan kerja telah berubah. Dengan teknologi baru, orang bisa bekerja dengan lebih cerdas, dan
menggunakan waktu lebih sedikit untuk hal-hal yang tidak produktif. Secara global, pekerja menghabiskan rata-rata
satu jam untuk pergi ke kantor. Tapi, makin luas dan cepatnya koneksi internet memungkinkan mereka bekerja
sedikitnya sekali dalam seminggu dari rumah, dan itu menghemat dua jam perjalanan ke kantor per hari.
Sebuah survei baru di Inggris memperlihatkan bahwa hampir separo dari perusahaan terbaik mengizinkan karyawan
untuk mengerjakan tugas mereka di rumah. Tentu saja bekerja dari rumah menimbulkan pertanyaan, seperti
bagaimana yang bersangkutan bisa fokus dan produktif. Tapi, teknologi juga mengatasi masalah itu dengan solusi-
solusi seperti workstreaming, di mana orang bisa dipantau oleh atasan dengan perangkat online.
Seiring makin banyaknya karyawan yang bekerja dari rumah dan melahirkan apa yang disebut kantor virtual, banyak
perusahaan mengurangi ruangan untuk karyawan. Bahkan, banyak karyawan kini tak punya meja di kantor. Mereka
membawa laptop ke mana-mana, dari rumah ke kantor dan ketika bertemu klien. Di kantor, mereka bisa memakai
meja mana saja yang tersedia. Bagi perusahaan, ini mengurangi biaya untuk listrik dan sewa ruang.
Pada sisi lain, ketika banyak perusahaan “mempersempit” kantor mereka, sejumlah perusahaan lain memperbanyak
fasilitas untuk menarik talent terbaik mereka. Google misalnya, menyediakan kafetaria, salon, bengkel mobil, kelas
bahasa, kelas senam dan voli pantai. Perusahaan lain berusaha menyediakan fasilitas-fasilitas khusus.
2. Selain lingkungan kerja, waktu untuk bekerja pun berubah. Rumus lama jam kerja, dari 9 hingga 5, kini ditantang
untuk lebih fleksibel. Pada hari-hari tertentu, Anda harus menyelesaikan laporan sehingga pulang agak malam. Pada
hari lain, Anda bisa pulang cepat untuk pergi ke tempat fitnes atau nonton pekan pemutaran film bersama teman-
teman. Fleksibilitas menjadi aturan main baru yang dituntut di mana-mana. Jam kerja yang fleksibel tidak hanya
memungkinkan Anda bekerja sesuai permintaan, tapi juga ketika suatu hari Anda bekerja lebih lama, Anda bisa
mengambil libur sebagai gantinya pada hari lain.
Masih berkaitan dengan fleksibilitas kerja, kini makin banyak perusahaan yang memberikan cuti panjang bagi
karyawan. Ini fasilitas yang menarik terutama bagi generasi muda –generasi Anda– yang ingin punya kesempatan
sekali dalam setahun untuk bepergian jauh.
3. Sekarang, bagaimana dengan pekerjaan itu sendiri? Teknologi menjadi faktor terpenting. Makna “bekerja” berubah
secara dramatis seiring dengan perubahan pada penggunaan teknologi. Sejumlah pekerjaan menjadi kuno, dan
pekerjaan baru, muncul. Kini, kita menggunakan email, mengirim pesan instan, melakukan riset secara online dan
memanfaatkan program-program komputer otomatis untuk menyelesaikan pekerjaan.
Anda akan memasuki dunia kerja yang telah diwarnai dengan pertumbuhan komputer game, dan sambil bekerja
Anda berkirim SMS dan pesan instan kepada teman-teman. Anda diperhitungkan sebagai generasi yang memiliki
perangkat skill yang menuntut bos Anda untuk mengelolanya –generasi serba bisa, dan memiliki sedikit kesabaran
untuk meeting panjang.
4. Jadi, Anda diharapkan lebih berdaya dan lebih bagus dalam memecahkan persoalan –dibandingkan generasi
pendahulu Anda. Tentu saja, jika teknologi dengan sangat efektif bisa meningkatkan efisiensi kerja, dia juga bisa
mengganggu produktivitas. Teknologi membawa dampak (buruk) di kantor. Pekerja kini punya jaringan email yang
harus selalu dicek, ada video-video dari YouTube yang bisa dilihat setiap saat, dan game realitas virtual yang bisa
dimainkan sambil bekerja. Semua itu menuntut perusahaan untuk melakukan pengawasan, dan bila perlu tindakan
pencegahan.
5. Bagaimana dengan gaji? Penting untuk diketahui sejak dini, meskipun harapan terhadap diri Anda terus
meningkat, tapi gaji rupanya belum mengikuti. Berbagai riset menunjukkan, kesenjangan (gaji) antara top
management dengan karyawan “biasa” masih akan lebar. Jadi, Anda harus tetap kerja keras dan mencapai puncak
untuk mendapatkan gaji tinggi.
6. Yang jelas, kini Anda tahu bahwa kaum pengusaha telah dan semakin peka untuk membahagiakan karyawan
dengan berbagai bentuk fasilitas. Namun, Anda juga perlu tahu bahwa kini mulai muncul kader baru karyawan yang
bekerja pada bidang-bidang pekerjaan yang ekstrem. Extreme job. Harvard Business Review mendefinisikannya
sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh para profesional bergaji tinggi yang bekerja dengan gila: cepat, dibawah
deadline ketat, bekerja sampai di luar jam kerja reguler, siap sedia untuk klien 24 jam sehari 7 hari seminggu, berada
di kantor sedikitnya 10 jam sehari, sering bepergian, pekerjaan mengandung banyak hal tak terduga, dan memiliki
tanggung jawab yang luas.
7. Fakta-fakta: The Hidden Brain Drain Task Force, sebuah kelompok pemantau tren dunia kerja di AS mensurvei 6%
individu bergaji paling tinggi secara global. Hampir 10% dari para super worker itu menghabiskan lebih dari 100 jam
setiap minggu untuk pekerjaan mereka. Empatpuluh dua persen mengambil 10 hari libur setiap tahun, dan beberapa
dari mereka mengaku selalu menunda rencana liburan mereka.
8. Apakah Anda terobsesi menjadi pekerja ekstrem seperti itu? Sejumlah pengusaha yang smart, bagaimana pun,
akan mencermati efek-efek jangka panjang dari pekerjaan-pekerjaan ekstrem dan mendorong para pekerja-super itu
untuk lebih memperhatikan keseimbangan hidup dan kerja.
9. Ngomong-ngomong, apa karir masa depan yang tengah atau akan Anda incar? Mungkin akuntan, manajer, tenaga
pemasaran, atau peneliti? Atau, mungkin Anda baru saja merasa bahwa Anda punya energi besar untuk mencoba
pekerjaan ekstrem? Permintaan terhadap pekerjaan ekstrem memang akan terus meningkat, tapi jika kita melihat
lebih jauh ke depan, pekerjaan-pekerjaan baru yang eksotik akan lebih terbuka.
Hindari 6 Pembunuh Karir Anda
Iklan Lowongan Kerja Oleh :
Nama / Perusahaan:
Kategori Loker : Tips
Tanggal tayang : January 14, 2009
Anda pasti baru saja memasukkan kata “karir” dalam daftar resolusi 2008 yang Anda buat sebulan yang
lalu.Bagaimana sejauh ini, apakah Anda sudah mengambil langkah-langkah awal untuk mewujudkannya? Apapun
yang Anda harapkan dari karir Anda tahun ini, yang pasti merujuk pada perkembangan, kemajuan dan peningkatan
ke arah yang lebih baik dan menjanjikan.
Sambil terus melakukan upaya-upaya yang mendukung terpenuhinya harapan-harapan tersebut, Anda juga perlu
mengenali faktor-faktor penghambatnya. Dengan mengenalinya sejak dini, akan akan terhindar dari kemungkinan
kegagalan yang tidak Anda perhitungkan. Setidaknya ada 6 “dosa” yang harus Anda hindari di tempat kerja. Kalau
tidak, 6 hal itu tidak hanya akan menjadi perintang melainkan bahkan juga akan membunuh karir Anda.
1. Bangga
Keberhasilan demi keberhasilan di tempat kerja membuat Anda merasa luar biasa sehingga cenderung mengecilkan
fakta bahwa itu semua tak lepas dari dukungan atau pun asistensi orang-orang di sekitar Anda, dan khususnya
mereka yang berada di bawah Anda. Anda pun menjadi seorang yang egosentris, dam lambat-laun –mungkin tanpa
Anda sadari- mulai meremehkan dukungan orang lain. Kebanggaan pada diri yang berlebihan akan mematikan
semangat tim yang hakikatnya dibangun dari bawah dan bisa mempercepat laju karir seseorang. Merasa diri adalah
bagian dari kesatuan sebuah tim, akan memberi sukses yang berjangka panjang.
2. Iri Hati
Penghargaan kepada individu diberikan oleh perusahaan berdasarkan prestasi yang dicapai oleh yang
bersangkutan. Tapi, Anda selalu mempertanyakan, “Apa dia pantas mendapatkannya?” dan lalu merasa, “Saya lebih
pantas.” Perasaan seperti itu bisa merusak dan menjauhkan Anda dari kemampuan untuk fokus pada tugas dan
tanggung jawab yang ada di tangan Anda sendiri. Menjadi orang yang selalu mencemburui orang lain di tempat kerja
bisa menyabotase harga diri Anda. Dan, harga diri adalah karakteristik penting dari setiap pekerja atau pun eksekutif
yang sukses. Daripada iri hati, lebih baik saling bergandeng tangan bahu-membahu, dan itu bisa memotivasi kerja
menuju sukses.
3. Marah
Kemarahan perlu dikontrol. Marah tidak memberi keuntungan apapun di tempat kerja. Tak seorang pun akan
terbantu kalau Anda marah. Sebaliknya, marah hanya akan merusak reputasi dan citra Anda di mata teman, atasan
maupun bawahan. Boleh saja Anda tidak setuju dengan orang lain, dan berusaha untuk melindungi kepentingan
Anda akan sebuah pekerjaan atau proyek yang sedang Anda tangani. Dan bagus kalau Anda merasa passionate
pada tugas Anda. Namun pelajarilah bagaimana menyalurkan emosi-emosi itu dalam aksi-aksi yang akan
menguntungkan Anda di mata orang lain, khususnya tentu di mata atasan. Seorang yang mudah marah jarang sekali
mendapatkan promosi kenaikan jabatan karena dinilai akan sulit menginspirasi atau memotivasi orang lain.
4. Berpikir pendek
Selalu ingin “lebih” dan “segera” adalah hasrat yang mendasari setiap usaha untuk mencapai tujuan-tujuan karir.
Namun, menyalurkan hasrat itu secara ekstrim, misalnya dengan “menghalalkan segala cara” akan merugikan diri
sendiri. Anda jadi kehilangan arah dan kehidupan Anda menjadi tidak seimbang. Jalan menuju sukses menghendaki
pendekatan jangka panjang dalam semua aspek pekerjaan. Fokus pada kecepatan dan capaian-capaian jangka
pendek hanya baik untuk sesaat, dan ketika dihadapkan pada hal-hal di tahap berikutnya, Anda tidak siap.
5. Mudah puas
Pada sisi lain, mudah puas dan kemalasan tidak memiliki tempat di dunia kerja. Setelah berhasil mencapai satu
tahap lalu berhenti dan berharap capaian itu bisa mengantarkan ke sukses berikutnya dalam perjalanan karir adalah
mustahil. Lebih-lebih dalam iklim kompetitif dewasa ini, hanya mereka yang terus berproses dan menindaklanjuti
pertumbuhannya, dan senantiasai memperbarui kontribusinya yang akan sukses.
6. Ketidakseimbangan
Sejumlah orang bergerak naik terlalu cepat dalam jenjang jabatan perusahaan tapi kemudian berakhir dengan
kegagalan. Segala yang berlebihan dan tidak wajar tidaklah bagus –khususnya jika Anda tidak siap dengan
tantangannya. Penting untuk memastikan bahwa Anda tidak hanya siap secara profesional untuk mengambil
tantangan yang lebih besar, tapi juga kehidupan personal juga mesti disiapkan untuk tuntutan-tuntutan baru tersebut.
Mencapai sukses karir sebaiknya tidak mengesampingkan keseimbangan hidup, dan hasrat profesional yang “salah
tempat” bisa menciptakan masalah di kemudian hari.
Sumber : portalhr.com

Anda mungkin juga menyukai