Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN SENDRATASIK JAKA TARUB LAN NAWANG WULAN

Mata Kuliah :

Apresiasi Seni dan Budaya Jawa

Dosen Pengampu :

Dite Hastini, S. Hum.

Disusun Oleh :

Nama : Anggi Febrianti

NPM : 20540066

Kelas : PGSD-02 / IV

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA


KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia sehingga saya mampu menyelesaikan laporan ini tepat waktu. Adapun tema dari laporan
ini adalah “SENDRATASIK JAKA TARUB LAN NAWANG WULAN”.

Pada kesempatan ini saya mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen mata kuliah
Apresiasi Seni dan Budaya Jawa Ibu Dite Hastini, S. Hum yang telah memberikan tugas kepada
saya, saya juga ingin berterimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu saya dalam
mengerjakan laporan tersebut.

Saya sadar bahwa laporan yang saya buat ini belum sempurna, namun ini merupakan salah
satu langkah yang baik dalam proses belajar saya. Maka saya menerima kritik dan saran dari
pembaca.

Surakarta, 06 Juni 2022

Anggi Febrianti
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sendratasik adalah singkatan dari kata seni, drama, tari, dan musik. Istilah seni,
drama, tari, dan musik apabila disingkat yaitu menjadi sendratasik. Akronim sendratasik
(seni, drama, tari, dan musik) merupakan singkatan/akronim resmi dalam Bahasa
Indonesia. Sendratasik ini dibawakan seperti bermain drama yang diiringi lagu atau
musik serta melakukan sebuah tarian.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Seni, Drama, Tari dan Musik?
2. Bagaimana asal usul cerita Jaka Tarub lan Nawang Wulan?
3. Apa isi naskah cerita Jaka Tarub lan Nawang Wulan?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari Drama, Tari dan Musik
2. Untuk mengetahui asal usul cerita Jaka Tarub lan Nawang Wulan
3. Untuk mengetahui isi dari cerita Jaka Tarub lan Nawang Wulan
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SENI, DRAMA, TARI DAN MUSIK


Seni adalah suatu ekspresi perasaan manusia yang memiliki unsur keindahan di
dalamnya dan diungkapkan melalui suatu media yang sifatnya nyata, baik itu dalam
bentuk nada, rupa, gerak, dan syair, serta dapat dirasakan oleh panca indera manusia.
Seni juga dapat dikatakan sebagai keahlian yang melibatkan keterampilan fisik yang
akhirnya menjadi sebuah bentuk, gerakan, atau karya lainnya. Seni sebuah karya yang
membutuhkan proses untuk mencapai suatu karya yang berasal dari hati sang pencipta
atau pembuatnya.
Drama adalah sebuah penggambaran peristiwa fiksi atau non-fiksi yang disajikan
melalui dialog tertulis, baik prosa maupun puisi. Drama ini dapat ditampilkan di atas
panggung yang diperagakan oleh beberapa tokoh cerita, ditampilkan dalam peran yang
merupakan sebuah pengekspresian diri, pertunjukkan yang diperankan dengan
menggunakan tema atau cerita tertentu dan pengungkapannya dengan percakapan. Drama
merupakan pengekpresian diri dari si penulis yang diperankan oleh orang lain serta
ditampilkan agar para penonton dapat menikmati apa yang ditampilkan.
Tari adalah sebuah seni yang berasal dari gerakan tubuh sebagian maupun seluruh
tubuh yang diiringi dengan musik atau sebuah iringin. Tari merupakan sebuah karya seni
yang berasal dari perasaan dan pemikiran yang diungkapkan melalui gerakan.
Musik adalah cabang seni yang berasal dari pikiran dan perasaan manusia yang
dicurahkan melalui nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung
irama lagu dan keharmonisan sebagai suatu ekspresi diri. Sebuah seni musik harus
memiliki keselarasan dengan alat musik sehingga nyaman untuk didengar dan dapat
dinikmati dengan baik oleh para pendengar dan penikmat seni musik.
B. ASAL USUL CERITA JAKA TARUB LAN NAWANG WULAN

Legenda Jaka Tarub salah satu cerita rakyat jadi legenda di Nusantara yang sangat
populer di Pulau Jawa khususnya Jawa Tengah dan Jawa Timur. Konon kisahnya terjadi
di sebuah desa Widodaren Kecamatan Gerih, Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa
Timur.diabadikan dalam naskah populer Sastra Jawa Baru, Babad Tanah Jawi. Kisah ini
berasal dari cerita seorang janda yang tidak memiliki anak kemudian mengangkat anak
laki-laki untuk menjadi anaknya yang bernama Jaka Tarub ("pemuda dari Tarub").
Setelah dewasa ia digelari Ki Ageng Tarub, Jaka Tarub ini disuruh ibunya menikah
karena ibunya merasa Jaka Tarub sudah waktunya untuk menikah,namun Jaka Tarub
belum ingin menikah, namun tidak lama ibu Jaka Tarub meninggal, kemudian Jaka Tarub
frustasi atas kehilangan ibunya, dan suatu ketika ia ingin berburu rusa tetapi dia tak
kunjung mendapatkan rusa. Jaka Tarub merasa lelah dan lapar,ia beristirahat tanpa
disadari ada bidadari turun dari khayangan, ada angin kencang yang membawa selendang
bidadari itu kepada Jaka Tarub, hari mulai petang dan harus kembali ke khayangan, tetapi
bidadari itu belum mendapatkan selendangnya kembali, Jaka Tarub yang tertidur tadi
tidak menyadari bahwa itu selendang milik bidadari. Jaka Tarub mendengar suara
tangisan perempuan dan menawarkan nya ikut bersamanya karena hari sudah mau
malam. Singkat cerita, perempuan itu diberi nama Nawang Wulan dan menjadi istri Jaka
Tarub, suatu ketika Jaka Tarub melanggar apa yang diucapkan Nawang Wulan, sehingga
Nawang Wulan menjadi wnaita biasa, kemudian suatu saat dia kehabisan beras dan
mencari beras Nawang Wulan bertemu dengan selendang yang selama ini ia cari, karena
ia sudah menemukan selendangnya Nawang Wulan kembali ke khayangan ,tetapi dia
berjanji untuk selalu menemui anaknya setiap malam. Kemudian, Menurut sumber dari
masyarakat setempat terdapat petilasan makam Jaka Tarub di desa tersebut. Rata-rata
masyarakat setempat yang sudah lanjut usia tahu jalan cerita Jaka Tarub dengan 7
bidadari. Nama desa Widodaren itu dipercaya masyarakat setempat berasal dari
kata widodari yang dalam bahasa Indonesia berarti bidadari. Di desa ini juga
terdapat sendang (mata air) yang konon dulu adalah tempat para bidadari mandi dan Jaka
Tarub mengambil selendang salah satu bidadari.

C. NASKAH CERITA JAKA TARUB LAN NAWANG WULAN

NASKAH

JAKA TARUB LAN NAWANGWULAN

ADEGAN I
JAKA TARUB KARO SIMBOKE RESIK RESIK KEBON

Musik : Tak lelo lelo lelo ledung

Lampu Mati

Narator : Rikala semana / ing salah sawijining desa / kacarita ana mbok
rondho lan anak sing jenenge Jaka Tarub /Jaka Tarub / wis ditinggal bapake wiwit
isihcilik //

Perlengkapan : Cangkul, Sapu sodo, sampah

Lampu Hidup

(Jaka Tarub , simbok masuk ke stage)


Narator : Ing sawijing dina / Jaka Tarub lan simboke lagi resik-resik kebon
Ibu Jaka Tarub : ”Uhuk....uhuk” (watuk)
Jaka Tarub : “Simbok kenging menopo?”
Ibu Jaka Tarub : “Simbok ora kenapa-kenapa Ngger, Iki mung watuk.”
Jaka Tarub : “Menawi mekaten kajenge kula mawon ingkang ngrampungaken
menika.”
Ibu Jaka Tarub : “Suwun Ngger, Simbok isih kuat.”
Jaka Tarub : “Mboten napa-napa Mbok, kajenge kula mawon ingkang nandhangi.”
Ibu Jaka Tarub : “Simbok bungah nduwe anak kang gemati kaya awakmu.” Dina
sansaya sore
Ibu Jaka Tarub : “Ngger iki wes sansaya sore, wayahe leren sing nyambut gawe.”
Jaka Tarub : “Hmmm... nggih mbok.”

Lampu Mati

ADEGAN II

(JAKA DIKON RABI)


Perlengkapan : piring , gelas, meja , klasa

Lampu Hidup

(Jaka Tarub masuk stage sama simboke nggowo perlengkapan bar resik-resik kebon)
Narator : Saktekane ngomah / Mbok Rondho nyiapke panganan / kanggo
mangan bengi
Ibu Jaka Tarub : “Ngger, ana sing simbok arep rembukne karo awakmu.”
Jaka Tarub : “Wonten menapa mbok?”
Ibu Jaka Tarub : “Ngger, kowe wes gedhe, wis pantes nduwe bojo.”
Jaka Tarub : “Nanging kula dereng purun palakrama, mbok.”
Ibu Jaka Tarub :“Nanging, yen simbok wis ora ana, sopo sing bakal ngurusi
awakmu?”
Jaka Tarub :”Ampun ngendikan mekaten, mbok.”
Ibu Jaka Tarub :”Simbok mung krasa soyo suwe ragane simbok sansaya ringkih,
ngger.”

( Simboke keluar stage)

Jaka Tarub : “Ana sek aneh”

Lampu Mati

ADEGAN III

JOKO NGEROSO SIMBOKE ANEH

Narator : Dino sakbanjure


Perlengkapan : piring , gelas, meja , klasa, rengkot
(Jaka Tarub, simbok sudah dipanggung dan nyiapke sanguine joko )

Lampu Hidup

Jaka Tarub : ”Ana sing bedo saka simbok dina iki.” ( meneng karo mikir)
Jaka Tarub : ”Mboten kados padatan simbok nyawisaken sedaya dinten niki.”
Ibu Jaka Tarub : ”Ora apa-apa, Ngger. Simbok pengen kowe ora banget kekeselen
sing nyambut gawe.”
Jaka Tarub :”Matur suwun, mbok.”
Ibu Jaka Tarub : ”Pada-pada, Ngger. Koyone dina iki Simbok ora bisa lungo
menyang sawah karo awakmu.”
Jaka Tarub : ”Nggih sampun, Mbok. Kajenge kula mawon. Panjenengan kendel
mawon wonten dalem.”
Jaka Tarub :”Iyo ngger, ati-ati ya.”
(Jaka Keluar Stage )
Narator : Jaka uga pinuju menyang sawa/ senadayan mangkat makarya
dewekan/ Deweke tetep gumbregah kanggo simboke sing lagi ringkih ana ing
ngomah. /

Lampu Mati

ADEGAN IV

SIMBOKE MATI

Narator : dina wis sansaya sore / wayahe Jaka Tarub mulih menyang ngomah
gawa hasil panene/

Perlengkapan : Perlengkapan : piring , gelas, meja , klasa, rengkot


(Simbok e wes semaput sekarat )
Jaka Tarub :”Mbok....Simbok....Mbok...Simbok menyang ngendi ya? Kok omah
suwung.”
Jaka Tarub :”Simbok.........!!! (nemoni Simboke), Enten nopo niki mbok?”
Ibu Jaka Tarub :”Ngapurane kabeh luputku ya Ngger,... Simbok kudu pamit saiki.
iki panjalukane simbok pungkasan, nggoleko sisihan uripmu, supaya ana sing ngopeni
awakmu mbesuk...”
Jaka Tarub :”Ampun ninggalke Jaka, mbokkkkkk.” ( Jaka Tarub nangis )
Narator : Jaka Tarub getun / amarga ninggalake simboke sing ringkih ana ing
ngomah dewean/
saiki simboke joko wes raenek / Deweke banjur ndewe katon murung/

Lampu Mati

ADEGAN V

JAKA TARUB LUNGO ALAS

Narator : Sawijining dina, Jaka Tarub lunga ana ing alas kanggo ngilangake beban
pikirane

Lampu Hidup

Jaka Tarub : “ aku tak menyang alas wae lah, karo mburu kijang, daripada nang omah
kepikiran simbok terus “
(Jaka lungo karo gowo panahan )

Lampu Mati

ADEGAN VI

WIDODARI NJALOK ADUS TLAGA

Narator : Katon 7 widodari sing ayu-ayu lagi nyuwun pangestu marang Bapa
lan Biyunge supaya bisa lunga menyang Mayapada
(widodari kabeh mlebu kecuali windi karo anggita )
Perlengkapan : Klasa

Lampu Hidup

Bidadari 7 : “huaaappp...dina iki padhang banget, srengengene nggugah aku saka


Impen.”
Bidadari 6 :”Koyo aku ngimpi, kulitku kaya disiram banyu, rasane adem banget.”
Bidadari 7 :”Yuyu, mosok turu disiram banyu. Ngomong ana sing nusuk lan lara Ana
ing kene.” (
Bidadari 5 :”Mbakyu......”
Bidadari 4 3 2 :”Ya nduk, ana apa hmmm. Ambu-ambune enak tenan esuk iki.”
Bidadari 5 :”Hehehe iya ta, mbak mbak, ayo menyang Mayapada, aku arep adus Ana
ing tlaga, aku kangen tenan.”
Bidadari 4 :”Wah apik tenan iki, kebeneran awake dewe wes suwe ora ana ing
Mayapada mangsa iki.”
Bidadari 3 :”Nggih nduk, aku tak rembukan karo mbakyu disik yo
Bidadari 5 :”Ambune kowe ki kecut, durung adus. Mengko ibu duko yen awake
Dhewe lunga nanging awak iseh mambu.”
Bidadari 7 :”Saktemen arep menyang ngendi?”
Bidadari 5 :”Arep menyang Mayapada, adus ing tlaga.”
Bidadari 6 :”Wah, rasane kaya nelesi dhadha, hawa adhem teko kulitku. Wah Piye
rasane yaa?”
Bidadari 7 :”Kowe iku biyasane ngimpi tekan pucuking tanduk, ora ngerti artine
Nanging mung sakdermo nyebutno.”

(Nawang wulan masuk bawa bunga hiasan)


Narator : Nalika pada ngumpul, Nawangwulan nggawa kembang lan arep
ditata ana ing meja

Nawang Wulan : Jane ki rame – rame enek opo ?


Bidadari 2 :”Mbakyu....sedulur-sedulur kepengen menyang Mayapada arep adus Ana
ing tlaga.”
Bidadari 4 :”Ayo neng Mayapada mbak, kangen kepengen adus ana ing tlaga Mbak.”
Bidadari semua :”Iyaa mbak, ayo budhal saiki mbak.”
Nawangwulan :”Iya enteni sedhela, mbak tak pamit bapak disik. Menawa Bapak
Ngangsalake awake dewe lunga dina iki.”

Lampu Mati

ADEGAN VII

NJALOK IJIN BAPA IBU

Perlengkapan : Kursi Raja Ratu, Patih, Mahkota Raja Ratu


Lampu Hidup

Nawangwulan : ”Bapak,Ibu, Kula kaliyan adik-adik nyuwun palilah kesah dhateng


Mayapada, kita sedhaya sampun kangen adus wonten tlaga.”
Raja Ajisaka :”Lunga,a nduk, ning ojo lali yo nek terompet kerajaan wes Kumandang,
kabeh kudu bali menyang istana.”
Bidadari 2 :”Inggih Bapak, kita sedhaya sampun mengertos.”
Bidadari 3 :”Kita sedhaya badhe enggal wangsul nalika terompet kerajaan sampun
Mungel.”
Ratu :”Ati-ati yo nduk.”
7 Bidadari :”Inggih Biyung “
(Widodari keluar backstage , Penari masuk )

Lampu Mati

ADEGAN VIII

JAKA NYOLONG SELENDANG

Perlengkapan : Batu-batuan, daun daun

Lampu Hidup

Narator : Sawijining dina, Jaka Tarub menyang alas kanggo mburu kijang
(Jaka memanah, ana widodari sek nyelehke selendang nang watu)
Narator : Tanpa sengaja, Jaka Tarub krungu sayup-sayup suara wong wadon kang
lagi geguyonan.
Jaka Tarub :”Kayane aku krungu suarane wong wadon, Hmmm neng ngendi yo?”
Jaka Tarub : ”Wah wah.... ana 7 wong wadon ayu jebule. Mbok menowo salah siji
Sijine jodohku “
(Jaka Tarub nyolong selendange nawang wulan)

TEROMPET MUNI

Bidadari 3 : ”Cepet-cepet, wes wayahe awake dewe bali menyang khayangan Bapak
sampun nimbali”
Nawangwulan :”Nanging, selendang ijoku ora ana. Aku ora bisa mulih tanpa Selendang
iku.”
Bidadari 4 :”Kepriye iki? Senadyan slendange mbak Nawangwulan mau ana ing
Sisih selendangku.”
Bidadari 5 :”Aku uga wes nyobo goleki slendange mbak Nawangwulan, ananging
Ora ketemu.”
Bidadari 6 :”Iyo, aku yo uwis nyobo goleki ananging ora ketemu. Mbakyu, Menapa
ingkang kedah kula lampahaken?”
Bidadari 3 :”Kula mboten saget terus-terusan wonten Mayapada. Kula kalih Sedulur-
sedulur kedah balik dhateng kayangan mbak. Ngapunten Mbakyu Nawangwulan,
menawi sampun takdir panjenengan tilar Wonten Mayapada.”
Nawangwulan :”Nanging dik, aku neng kene kepie?”
Bidadari 3 :”Kula mboten saget tindak napa-napa Mbak, namung nderek Dedungo
muga-muga jenengan sae wonten mriki.Sugeng tilar mbak.”
Nawangwulan :”Dhikkkkk.” ( nangis)
Narator : Enem widodari ninggalake Nawangwulan dewe ana ing
Mayapada. Slendang Nawangwulan durung ketemu. Nawangwulan ngroso dewean
lan nangis ana ing sakpinggire tlaga. Banjur Jaka tarub nyendaki lan menehi
panglipur.
Jaka Tarub :”Madosi menapa Nyai?”
Nawangwulan :”Selendang kula ical. Kula mboten saget wangsung dhateng
Khayangan.”
Jaka Tarub :”Kahyangan? Dados sampeyan menika salah satunggaling widodari?”
Nawangwulan : ( meneng amarga wedi )
Jaka Tarub :”Ampun ajrih kalih kula, Nyai. Kula mboten ajeng nyilakani Sampeyan.
Kados pundi menawi sampeyan tumut dhateng griya Kula. Sampeyan saget tilar wonten
griya kula sakwetawis wedal.”
Nawangwulan :”Saestu Kangmas???”
Jaka Tarub :”Nggih Nyai, Panjenengan saget tilem sakwetawis wedal wonten
Griya kula. Monggo niki diagem rumiyin.” ( ngewenehke jarik Menyang
Nawangwulan).
Nawangwulan :”Matursuwun.”
Jaka Tarub :”O nggih, sinten asma panjenengan ?”
Nawangwulan :”Kula Nawangwulan.”
Jaka Tarub :”Asma ingkang endah, Kula Jaka Tarub. Mangga ndherek kula.”
Musik :

Lampu Mati

ADEGAN IX

ADINE DISENENI RAJA KARO RATU

Perlengkapan : Kursi raja ratu, mahkota, patih

Lampu Hidup

Raja Ajisaka :”Ana ngendi mbakyumu Nawangwulan???” ( backsound nesu)


7 bidadari :”(Praupan padha bingung nyawang siji lan sijine).
Ratu Sekar :”Arep menyang ngendi Nduk? Kok awakmu mulih tanpa mbakyumu?”
Bidadari 3 :”Nuwun sewu Bapak, Ibu...Mbakyu Nawangwulan mboten saget
Wangsul amargi slendangiupun ical.”
Bidadari 2 :”Inggih Ibu, slendangipun Mbakyu Nawangwulan dereng panggih
Senajan kula kalih sedulur-sedulur sampun madosi.”
Raja Ajisaka :”Aku kuciwa karo kowe, ora bisa ngrumat mbakyumu.”
7 Bidadari :”Nuwun sewu Bapak...” ( praupan nelongso)
Ratu Sekar :”Uwis-uwis ojo disalahke. Mungkin wis takdire Nawangwulan
Manggon ana ing Mayapada.” ( Nelongso)
Raja Ajisaka :”Kepie penake iki Patih ?”
Patih :”Kawula sarujuk kaliyan pangandikanipun Ratu Sekar Dewi, Sang Prabu.
Mbok bilih menika sampun takdiripun genduk Nawangwulan Tilar wonten Mayapada.
Dados mboten perlu nindakaken menapa Menapa. Mugi-mugi mboten wonten alangan
menapa-menapa Marang genduk Nawangwulan
Raja Ajisaka :”Yawis yen ngono, Patih.”

Lampu Mati
ADEGAN X

NAWANGSIH MUNCUL

Perlengkapan : Dakon , Piring, , gelas

Lampu Hidup

Narator : Dina-dina antarane Jaka Tarub lan Nawangwulan wis kaliwat.


Dheweke tambah luwih kenal lan kenal. Akhire dheweke mutusake kanggo rabi.
Nawangwulan lan Jaka Tarub banjur duweni anak wadon sing ayu banget. jenenge
Nawangsih.
Nawang Wulan : Yuh mlebu nduk wes sore

Lampu Mati

ADEGAN XI

JAKA TARUB BLENJANI JANJI

Perlengkapan : Dandang, tumbu, batu bata,

Lampu Hidup

Jaka Tarub :”Kulonuwun....”


Nawangwulan :”Monggo, Kangmas sampun wangsul nggih.”
Jaka Tarub :”Iyaa, ana apa dik?”
Nawangwulan :”Kula badhe nyuwun tulung kangmas.”
Jaka Tarub :”Opo sing iso tak lakoni kanggo awakmu dhik?”
Nawangwulan :”Nyuwun tulung panjenengan tenggo latu puniki amarga kulo nembe
Masak sekul.”
Jaka Tarub :”Pancene awakmu arep lunga menyang ngendi dik ?”
Nawangwulan :”Kula badhe kesah dhateng lepen kangge nggirahi rasukan, Mas.”
Jaka Tarub :”Oh iyoo dik, tak tunggune.”
Nawangwulan :”Nanging nyuwun tulung sanget, kangmas mboten angsal mbikak
Tutup kukusan puniki, Kangmas kedah emut kaliyan janji Kangmas.”
Jaka Tarub :”Tenang wae dik, kangmas ora bakal lali karo janjine kangmas.”
Narator : Sawise Nawangwulan lunga, amarga atine Jaka Tarub kebak karo
rasa penasaran. Jaka Tarub uga mbukak tutup kukusan kang ana ing ngarepe

Jaka Tarub :” Hahh.. jebul dik Nawangwulan iki mung masak saktekem pari. Pantes
wae beras ing lumbung isih akeh.”

Narator : Nawangwulan dumadakan teka mulih saka ngumbah sandangan ing


kali.

Nawangwulan :” Nembe napa sampeyan kangmas?” ( nada banter )


Jaka Tarub :” A...a... Kangmas ora lagi apa-apa dik.” ( karo terbata-bata) “Kangmas
kudu lunga menyang sawah, ana pakaryan kang kudu dirampungke “

(jaka Tarub lungo )

Narator : Sawise Jaka lunga / Nawangwulan uga mbukak isi kukusane / Ing
wektu iki Nawangwulan duweni rasa curigo marang bojone
Nawangwulan :”Jebule Kangmas Jaka Tarub sing delikne selendangku. Isi lumbung
saya suwe sansaya entek akhire aku iso nemokake selendangku maneh. Iki mesti
kersane Gusti Kang Maha Kuasa”
Narator : Sakwise Nawangwulan ngerti yen selendange didelikne bojone dewe,
Nawangwulan duweni niat arep mulih maneh neng kayangan lan ninggalake Jaka
Tarub uga anak wadone

Lampu Mati

ADEGAN XII

NAWANG WULAN LUNGO

Perlengkapan : Dakon
(nawang wulan nggawa selendang)

Lampu Hidup
Nawangwulan :” Kangmas, ngapurane kula badhe budhal.”
Jaka Tarub :” La terus pie dek karo anake dewe, Nawangsih?”
Nawangwulan :”Sampeyan rumat anake dewe, mas.”
Jaka Tarub :”Tapi dek, aku ora sanggup yen ngrumat Nawangsih dewean.”
Nawangwulan :”Kula percados dhateng sampeyna mas, menawi sampeyan saget
Ngrumat Nawangsih.”
Nawangsih :”Bukkk... ampun ninggalake kula kiyambak.” ( ngrangkule ibuke karo
Nangis)
Nawangwulan :”Koe ora dewean, Nduk. Ana bapak nek kene.”
Jaka Tarub :”Opo koe tego ninggalke Nawangsih tanpa sliramu dik?”
Nawangwulan :”Tapi wonten mriki sanes dalem kula, dalem kula wonten kayangan
Sanes wonten mriki mas.”
(Nawang wulan keluar stage)
Narator : Akhire amarga kepekso, Jaka Tarub lan Nawangsih ngikhlasake
lungane Nawangwulan

Lampu Mati

ADEGAN TERAKHIR

NAWANGWULAN BALI

Narator : Sakwise mulih Kayangan. Nawangwulan ora duweni rasa seneng,


dekne kelingan menyang jaka tarub lan nawangsih malah sengsara amarga
kelingan karo keluargane ning mayapada. Pirang sasi kepungkur, Nawangwulan
lunga menyang Mayapada kanggo nemini anak wadon cilike.

Lampu Hidup

Perlengkapan : dolanan nawangsih ( Omah Jaka Tarub )


(Nawangsih lagi dolanan ana ing ngemperan omah, deweke kaget amarga ana sing
demok awake saka mburi.)
Nawangsih :”Ibukkkkk..... Pak Ibuk kondur.”
(Jaka Tarub Langsung mlayu metu ngomah.)
Jaka Tarub :”Awakmu bali dik, senenge atiku awake dewe iso bareng-bareng
Maneh.”
Nawang wulan : “iya kangmas, aku balek muleh meneh amargo aku kelingan
marang slirahmu karo nawangsih”
Nawangsih :”ibuk ibuk ampun medal meleh nggeh, nawangsih kepepingin ana ing
sampinge nawangsih”
Jaka tarub :”iya dek, ojo lungo maneh ya, kangmas janji gak bakal tumindak ala
maneh”
Nawang wulan : “iya mas, ndok ibuk ra bakal lungo meneh ninggalne kalian”
Jaka tarub : wiwitt saiki awak dewe wong telu bakal urip adem ayem tentrem”
Nawang wulan : “iya mas ndok saiki awak dewe bakal urip bareng ngasi awak dewe
dipisah ne menyang sing kuasa”
Nawangsih : “ ibuk janji ya gak bakal ninggalne nawangsih karo bapak to?”
Nawang wulan : “ tenan ndok ibuk ra bakal ninggalne keluarga iki meneh (meluk
nawangsih)”

Narator : akhire nawang wulan mutuske dingo urip sakteruse bebarengan


karo anak bojone
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pertunjukan Sendratasik merupakan sebuah penyajian Seni, Drama dan Musik
yang patut diteruskan atau patut dilestarikan, apalagi Sendratasik ini mengangkat cerita-
cerita zaman dahulu yang perlu diperkenalkan kepada para pemuda-pemudi dengan
zaman sekarang agar para pemuda-pemudi tahu tentang sejarah dan cerita zaman dulu.
Sendratasik ini dapat disajikan dengan baik dan rapi bila semua pemain dan para tim
dapat bekerja sama dengan baik, karena pada sebuah penyajian sebuah seni dibutuhkan
kerjasama semua tim.
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PERTUNJUKAN SENDRATASIK
JAKA TARUB LAN NAWANG WULAN

1. Sewa tempat Rp. 420.000,-


2. Sewa kostum
- Patih & Jaka Tarub Rp. 35.000,-
- Baju lurik (6) Rp. 120.000,-
- Jarik dayang (7) Rp. 100.000,-
3. Konsumsi
- Snack (34) Rp. 170.000,-
- Makan nasi (34) Rp. 510.000,-
4. Perlengkapan
- Peniti (3) Rp. 15.000,-
- Jarum pentul Rp. 6.000,-
- Jepit jiting Rp. 10.000,-
- Bulu mata Rp. 57.000,-
- Hairspray Rp. 14.000,-
- Bulu mata (3) Rp. 24.000,-
- Lem bulu mata Rp. 31.000,-
- Cat hitam Rp. 28.000,-
- Kuas Rp. 6.000,-

Jumlah pengeluaran = Rp. 1.546.000,-

Anda mungkin juga menyukai