Bab 2
Bab 2
id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir
Pembuatan Sabun Cuci Piring Cair dari Minyak Goreng Bekas (Jelantah)
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Minyak Goreng
Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau
hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar dan biasanya
digunakan sebagai media menggoreng bahan pangan, penambah citra rasa, atau
shortening yang menbentuk struktur pada pembuatan roti (AN Sipayung, 2013).
Komposisi Minyak Goreng
Komposisi terbanyak dari minyak goreng yang mencapai hampir 100%
adalah lemak. Sebagian besar lemak dalam makanan (termasuk minyak goreng)
berbentuk trigliserida. Jika terurai, trigliserida akan berubah menjadi satu molekul
gliserol dan tiga molekul asam lemak bebas. Semakin banyak trigliserida yang
terurai semakin banyak asam lemak bebas yang dihasilkan, pada proses oksidasi
lebih lanjut, asam lemak bebas ini akan menyebabkan lemak atau minyak menjadi
bau tengik (Ketaren,1986).
Tabel II.1. Komposisi Beberapa Asam Lemak dalam Minyak Goreng
Asam Lemak Jumlah Atom C Kandungan Asam Lemak
(%)
Asam Lemak Jenuh
Oktanoat 8 -
Dekanoat 10 -
Laurat 12 1
Miristat 14 1-2
Palmitat 16 32-47
Stearat 18 4-10
Asam Lemak Tidak Jenuh
Oleat 18 38-50
Linoleat 18 5-14
Linolenat 18 1
commit to(Sumber
user : Majalah Sasaran No.4, 1996)
Sari Mengkudu
Penggunaan antioksidan alami untuk mengolah minyak jelantah menjadi
alternatif proses yang dapat dilakukan. Antioksidan adalah zat yang dapat
menunda atau mencegah terjadinya reaksi antioksidasi radikal bebas dalam
oksidasi lipid. Antioksidan berupa vitamin E, vitamin C, dan karotenoid banyak
ditemukan pada bahan pangan. Antioksidan juga banyak ditemukan pada sayuran,
buah-buahan, dan tumbuhan berkayu. Buah mengkudu mengandung selenium dan
asam askorbat (vitamin C). Fungsi asam askorbat dalam sistem pangan adalah
untuk menangkap oksigen sehingga mencegah oksidasi komponen pangan yang
sensitif terhadap oksigen, mengubah potensial redoks dalam sistem, meregenerasi
antioksidan fenolik atau yang larut lemak, mempertahankan gugus sulfihidril (-
SH), sinergis dengan senyawa pengkelat dan mereduksi produk oksidasi yang
tidak dikehendaki.
Antioksidan dalam buah mengkudu diperkirakan dapat menurunkan kadar
asam lemak bebas dan peroksida dalam minyak jelantah. Minyak jelantah dan sari
mengkudu dipanaskan selama 10 menit pada suhu yang divariasikan dari 30 ºC
sampai dengan 70 ºC. Hasil yang diperoleh adalah sari mengkudu memperbaiki
kualitas minyak jelantah dengan menurunkan bilangan asam 35,65 % dan
bilangan peroksida 38,88 % secara optimum pada 70 ºC (Irwan dkk, 2010).
commit to user
3. Sabun Cair
Sabun adalah salah satu karbon yang sangat komersial baik dari sisi
penggunaan dalam kehidupan sehari-hari. Sabun merupakan surfaktan yang
digunakan dengan air untuk mencuci dan membersihkan.
Sabun merupakan garam lokal alkali (biasanya garam Kalium) dari asam
lemak, terutama mengandung garam C16 (asam palmitat) dan C18 (asam stearat)
namun juga dapat mengandung beberapa karboksilat dengan bobot atom lebih
rendah (Fessenden, 1994).
Reaksi pembuatan sabun disebut reaksi saponifikasi. Jika basa berupa
NaOH maka sabun bertekstur padat. Jika basa berupa KOH maka sabun bertekstur
cair. Reaksi saponifikasi minyak menghasilkan produk samping berupa gliserol
(Kamikaze, 2002).
Reaksi saponifikasi :
O O
ǁ ǁ
CH2OCR CH2OH K O CR
O O
ǁ ǁ
CHOCR + 3 KOH CHOH + K O CR
O O
ǁ ǁ
CH2OCR CH2OH KO CR
Trigliserida Basa Gliserol Sabun
Sifat – sifat sabun yang dihasikan ditentukan oleh jumlah dan komposisi
dari komponen asam - asam lemak yang digunakan yang sesuai dalam pembuatan
sabun dibatasi panjang rantai dan tingkat kejenuhan. Pada umumnya, panjang
rantai yang kurang dari 12 atom karbon dihindari penggunaannya karena dapat
membuat iritasi pada kulit, sebaliknya panjang rantai yang lebih dari 18 atom
commit
karbon membentuk sabun yang sangat to user
sukar larut dan sulit menimbulkan busa.
commit to user
B. Kerangka Pemikiran
Membuat laporan
commit to user