AL QURAN DAN HADITS Naila TR
AL QURAN DAN HADITS Naila TR
PENGERTIAN AL-QURAN
Secara Etimologi Al Qur'an merupakan mashdar (kata benda) dari kata kerja Qoro’a (رأ66 )قyang
bermakna Talaa ( )تالkeduanya berarti: membaca, atau bermakna Jama’a (mengumpulkan, mengoleksi).
Anda dapat menuturkan, Qoro-’a Qor’an Wa Qur’aanan ( ا6رءا وقرآن6)قرأ ق. Berdasarkan makna pertama
(Yakni: Talaa) maka ia adalah mashdar (kata benda) yang semakna dengan Ism Maf’uul, artinya Matluw
(yang dibaca). Sedangkan berdasarkan makna kedua (Yakni: Jama’a) maka ia adalah mashdar dari Ism
Faa’il, artinya Jaami’ (Pengumpul, Pengoleksi) karena ia mengumpulkan/mengoleksi berita-berita dan
hukum-hukum.
Sedangkan secara terminologi Al-Quran adalah firman atau wahyu yang berasal dari Allah SWT
kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara melalui malaikat jibril sebagai pedoman serta petunjuk
seluruh umat manusia semua masa, bangsa dan lokasi. Alquran adalah kitab Allah SWT yang terakhir
setelah kitab taurat, zabur dan injil yang diturunkan melalui para rasul.
Hadits ditinjau dari segi kuantitasnya dibagi menjadi dua yaitu hadits Mutawatir dan hadits Ahad.
c. Bayan at-Tasyri’ (memberi kepastian hukum islam yang tidak ada di Al Quran)d.
QS AL A’RAF AYAT 7 :
َع ن ُعقبًة بِن َعاِم ٍر َر ضِي ٌهٌللا َع نٌه َق اَل َخ َر َج َع َليًن ا َر ُسوٌل هٌللا َص ْل ي هٌللا َع َليِه َو َس ٌلَم َو نَخ ُن فِي الصٌفِة َفَقاَل َاٌيُك م ُيحٌب َان َي غُد َو ُك ٌل َي وٍم ِالي
ُبطَحاَن َاوَالى اَلعَقيَق َفَيٌاتِي ِبَناَقَتيِن َكوَم اَو يِن ِفي َغ ِير ِاثٍم َو آل َقظيَعِة َرَح ٍم َفُقلَنا َياَر ُسوَل ِهٌللا ُك ٌلَنا ُنِح ٌب َذ اِلَك َقاَل َاَفآل َيغُدو َاَح ُد ُك َم ِاَلى المَس ِج ِد
(رواه مسلم وابو. َفَيَتَع َلَم َاوَفَيَقٌر َا اَيَتيِن ِم ن ِكَتاِب هٌللا َخ يٌر َله ِم ن َناَقَتيِن َو َثآلُث َخ يُر َله ِم ن َثآلٍث َو َارَبُع َخ يُر َله من اربع ومن اعدادهن من األبل
)داوود.
Dari Uqbah bin Amir RA, ia menceritakan, "Rasulullah datang menemui kami di Shuffah (lantai
khusus di Masjid Nabawi), lalu beliau bertanya, 'Siapakah diantara kalian yang suka pergi setiap hari ke
pasar Buth-han atau Aqiq lalu ia pulang dengan membawa dua ekor unta betina dari jenis yang terbaik
tanpa melakukan satu dosa atau memutuskan tali silaturahmi?’ Kami menjawab, Ya Rasulullah, kami
semua menyukai hal itu.’ Rasululullah bersabda, 'Mengapa salah seorang dari kalian tidak ke masjid lalu
mempelajari atau membaca dua buah ayat Al-Qur'an (padahal yang demikian itu) lebih baik baginya dari
pada dua ekor unta betina, tiga ayat lebih baik dari tiga ekor unta betina, dan begitu pula membaca empat
ayat lebih baik baginya daripada empat ekor unta betina, dan seterusnya sejumlah ayat yang dibaca
mendapat sejumlah yang sama dari unta-unta." (HR. Muslim dan Abu Dawud)