Laporan Pratikum SIK
Laporan Pratikum SIK
A. DASAR TEORI
Sistem informasi merupakan segala sesuatu yang bekerja bersama-sama yang
dibuat oleh manusia untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan informasi.
Komponen sistem informasi adalah perangkat keras, perangkat lunak, manusia, data
dan prosedur. Sebuah sistem informasi merupakan gabungan antara perangkat keras
dan perangkat lunak yang mengolah data dan menyaikan informasi yang dibutuhkan (]
Kristanto dan Andri. 2018) .
Penyimpanan obat merupakan proses sejak dari penerimaan obat, penyimpanan
obat dan mengirimkan obat ke unit pelayanan di rumah sakit. Tujuan utama
penyimpana obat adalah mempertahankan mutu obat dari kerusakan akibat peyimpanan
yang tidak baik serta untuk memudahkan pencarian dan pengawasan obat-obatan.
Untuk memantau dan mengevaluasi hasil yang telah dicapai dari sistem pengelolaan
obat diperlukan suatu indikator. Hasil pengujian dapat~ digunakan untuk
meninjau kembali (Nurul dan Nur, 2021).
Obat-obatan merupakan hal yang krusial dan sangat dibutuhkan untuk proses
perawatan maupun proses penyembuhan pasien. Obat-obatan harus dikelola dengan
baik, agar tidak terjadi kerugian secara fisik maupun material (Anand dkk., 2020). Pusat
dari logistik dan akses obatobatan di rumah sakit adalah instalasi farmasi. Farmasi
rumah sakit harus memberikan pelayanan farmasi secara efektif dan efisien untuk
memastikan bahwa pasien mendapatkan pelayanan dengan kualitas tertinggi
(Departemen Kesehatan RI, 2010). Instalasi farmasi sebuah rumah sakit dapat dikelola
dengan baik apabila terdapat sistem manajemen informasi yang baik.
Sistem informasi menjadi suatu hal yang penting guna menunjang pencapaian
derajat kesehatan masyarakat, maka dari itu pemerintah Indonesia telah memberikan
kebijakan untuk mewajibkan rumah sakit menyelenggarakan sistem informasi rumah
sakit dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1171/MENKES/PER/VI/2011 tentang Sistem Informasi Rumah Sakit.
Sistem informasi farmasi adalah sistem yang mendukung distribusi dan
pengelolaan obat-obatan terlarang, mengidentifikasi jenis intervensi, menentukan
jumlah persediaan, pelaporan dan pengelolaan biaya, dan meningkatkan aksesibilitas
informasi (Nasir dkk., 2021). Sistem informasi manajemen obat sangat dibutuhkan oleh
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) untuk menjaga mutu rumah sakit, melindungi
keselamatan pasien dan mendukung pengambilan keputusan yang cepat dan tepat,
karena jika pengelolaan informasi dilakukan secara manual, banyak data yang
terabaikan dan dampaknya sangat dirasakan dalam pengambilan keputusan (Dwibarto,
2017). Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan (RSGMP) merupakan penyelenggara
pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang juga digunakan sebagai sarana proses
pembelajaran, pendidikan dan penelitian bagi profesi tenaga kesehatan kedokteran gigi
dan tenaga kesehatan lainnya. RSGMP Unsoed menyediakan pelayanan kesehatan gigi
dan mulut oleh dokter gigi pada klinik Unit Pelayanan Umum serta mahasiswa profesi
kedokteran gigi pada klinik Integrasi (RSGMP Unsoed, 2015).
B. TUJUAN
Tujuan dari pratikum ke-4 ini untuk memudahkan front office RS menginput
data pasien mulai dari pengisian data social pasien, membantu dalam menentukan
distribusi obat , membantu dalam mengelola data persediaan obat di Instalasi Farmasi
dan membantu merekap laporan pengeluaran serta mutasi.
C. METODE
a. Alat dan Bahan
1. Computer
2. Buku panduan
3. Aplikasi SIM RS Khanza
4. Wifi
b. Cara Kerja
1. Buka aplikasi SIM RS Khanza pada desktop komputer
2. Ketik username dan password pada menu log in
3. Klik menu regitrasi yang terletak pada menu toolbar. Tunggu hingga muncul
tampilan desktop seperti gambar berikut
4. Ganti tanggal pada menu "periode", lalu klik ikon "semua" untuk menampilkan
semua data, tunggu hingga muncul tampilan berikut
5. Setelah data pasien muncul, kemudian klik kanan pada salah satu nama pasien,
lalu pilih sub menu "obat" seperti gambar di bawah ini
6. Selanjutnya pilih "input resep"
7. Selanjutnya klik clip on pada bagian "obat/alkes" seperti pada tampilan berikut
8. Tunggu sampai muncul menu berikut, lalu centang pada setiap obat yang akan
diberikan dan tuliskan jumlah angka obat. Lalu klik simpan dan klik ikon
silang/keluar
9. Selanjutnya klik dats pasien lalu klik cetak, maka tampilan layar akan berubah
seperti gambar di bawah ini
10. Pilih klik keluar setelah kembali ke menu registrasi dan data pasien, kemudian
klik kanan pada nama pasien pilih "Billing total"
11. Selanjut tunggu sampai jendela menu berganti seperti menu di bawah ini, lalu
klik cetak
12. Klik nama pasien lalu klik ikon silang keluar. Setelah semua data pasien
dilengkapi, kemudian klik simpan. Data pasien akan terecord dan tampil pada
bagian "input data" "registrasi awal"
D. Hasil
DAFTAR PUSTAKA
Anand, T., Ingle, G. K., Kishore, J., Kumar, R. 2020. ABC-VED Analysis of a Drug Store in
the Department of Community Medicine, Indian Journal of Pharmaceutical Sciences.
75(1): 113-117.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Pedoman Pengelolaan Perbekalan Farmasi
di Rumah Sakit. Direktorat Jenderal Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
Jakarta.
Dwibarto, R. 2017. Evaluasi Penggunaan Sistem Informasi Manajemen Obat Pada Instalasi
Farmasi Rumah Sakit Grhasia Yogyakarta. Seminar Nasional Teknologi Informasi
Kesehatan (Snatik) 2017. 28-32.
Kristanto, Andri., Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya, Gaya Media, Yogyakarta,
2018
Kusumah, E. P. (2018). Technology Acceptance Model (TAM) of Statistical Package for the
Social Sciences (SPSS) Applications. Integrated Journal of Business and Economics,
2(1), https://doi.org/10.33019/ijbe.v2i1.47
Nasir, J. A., Satoto, K. I., Kridalukmana, R. 2021. Sistem Informasi Pengelolaan Obat Di
Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan. Jurnal Teknologi dan
Sistem Komputer. 2(1): 71-78.
Nurul dan Nur, 2021. Evaluasi Manajemen Penyimpanan Obat di Gudang Obat Instalasi
Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R. Soedjono Selong Lombok Timur.
Universitas Muhammadiyah Mataram, Lombok.