Anda di halaman 1dari 20

LK 2.1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Nama Mahasiswa : IRWANDISAH, S.Pd


Asal Institusi : SDN PUNGKIE KEC. KAWAY XVI KAB. ACEH BARAT

Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah


Masalah yang telah Analisis eksplorasi
No Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah
1 1.1 Rendahnya Hasil Kajian Literatur Setelah dilakukan
minat belajar 1.1.1 Rike Kurnia Sari. (2021) analisis terhadap
siswa. menyatakan penyebab kajian literatur dan
rendahnya motivasi belajar wawancara, penyebab
siswa karena rendahnya rendahnya motivasi
disiplin belajar, sikap belajar belajar siswa yang
siswa yang tidak terlibat aktif rendah adalah :
dalam pembelajaran di kelas, 1.1.5 Rendahnya
tingkat aktivitas siswa yang disiplin Belajar
kurang, dan tingkat kepuasan 2.1.5 Materi yang
belajar yang rendah. dipelajari susah
3.1.5 Siswa tidak
https://e-
journal.metrouniv.ac.id/index menyukai cara
.php/Al- pengajaran guru.
Jahiz/article/view/3146 4.1.5 siswa tidak
menyukai mata
1.1.2 Sudaryono. (2012)
pelajaran tertentu
menyatakan tinggi rendahnya
5.1.5 kondisi
motivasi belajar siswa
lingkungan
disebabkan oleh beberapa
keluarga yang
faktor. Faktor-faktor yang
kurang
mempengaruhi motivasi
mendukung
belajar adalah: cita-cita atau
aspirasi siswa, kondisi
jasmani dan rohani siswa,
kondisi lingkungan siswa,
unsur-unsur dinamis belajar,
dan upaya guru
membelajarkan siswa.
https://ejournal.upi.edu/index.php
/jmee/article/download
/21803/10719

Hasil Wawancara
Teman Sejawat.
(Susi Handayani, S.Pd) Penyebab
minat belajar siswa rendah yaitu:
1.1.3 Guru kurang variatif saat
mengajar.
1.1.4 Kurang perhatian dari orang
tua.
1.1.5 Siswa belum mempunyai cita-
cita.
https://drive.google.com/file/d
/19_ObaraR5QIBkviQYUooJ3h
SBPMfDjyN/view?usp=sharing
Kepala Sekolah
(Jaini, S.Pd) Penyebab minat belajar
siswa rendah yaitu:
1.1.6 Karena anak berasal dari
keluarga brokenhome dan
dirumah tidak ada yang
mendampingi belajar.
https://drive.google.com/file/d/
1OaeaEyS9v4HLbCoPpoFIL-
QgcXq3daz1/view?usp=sharing

Pakar
(Wahyu Ulil Amri, S.Pd.) Penyebab
minat belajar siswa rendah yaitu :
1.1.7 Materi yang dipelajari susah,
siswa tidak menyukai
pengajaran guru, siswa tidak
menyukai mata pelajaran
tertentu bahkan kondisi
lingkungan keluarga yang
kurang mendukung.
https://drive.google.com/file/d/1Q
TX8Ds3ce-
PSvUGL0IvGSgS6KsCBBMzp/view?
usp=sharing

1.2 Siswa Hasil Kajian Literatur Berdasarkan hasil


mengalami 1.2.1 Agustina, dkk. (2019) kajian literatur dan
kejenuhan menyatakan kejenuhan belajar wawancara dengan
(burnout). dapat berasal dari situasi nara sumber,
yang monoton, kebisingan
penyebab siswa
pada saat belajar, tugas
terlalu banyak, harapan yang mengalami kejenuhan
tinggi, kurang adanya kontrol, (burnout) yaitu:
tekanan yang tinggi, tidak 1) Situasi
dihargai, diacuhkan, pembelajaran yang
kehilangan kesempatan, monoton.
aturan yang 2) Kebisingan pada
membingungkan, tuntutan saat siswa belajar.
yang saling bertentangan, 3) Terlalu banyak
dan deadline tugas. tugas yang harus
https://jim.usk.ac.id/pbk/arti
cle/view/7153 dikerjakan siswa.
1.2.2 Muhibbin Syah (dalam 4) Stagnasi pada
Istiqamah & Ichsan, 2021) variasi metode
menyatakan faktor-faktor yang pembelajaran oleh
menyebabkan kejenuhan guru.
belajar yaitu: 5) Aturan dari guru
1. stagnasi pada variasi yang
metode pembelajaran, membingungkan
2. tidak didukung oleh siswa.
lingkungan dan iklim 6) Kurangnya
belajar, interelasi
3. adanya konflik dalam
lingkungan belajar yang
tidak cepat diselesaikan,
4. tidak adanya feedback
positif dari aktivitas belajar.
http://repository.uin-
suska.ac.id/62341/1/FILE%20LEN
GKAP%20KECUALI%20HASIL%20P
ENELITIA%20%28BAB%20IV%29.p
df
1.2.3 Damayanti, dkk. (2020)
menyatakan faktor yang
menjadi penyebab kejenuhan
belajar yaitu:
1. metode pembelajaran yang
digunakan guru tidak
disukai oleh siswa,
2. media pembelajaran yang
kurang mendukung,
3. terlalu banyak hafalan
4. guru mengajar terlalu
monoton, dan
5. tidak adanya relaksasi
dalam belajar.
http://repository.umj.ac.id/7031/1
/3.%20Jurnal%20LPPM_umj_semn
aslit%20ICANDO.pdf

Hasil Wawancara
Teman Sejawat
(Susi Handayani, S.Pd)
Penyebab siswa mengalami
kejenuhan (burnout) yaitu:
1.2.4 Pembelajaran monoton atau
tidak bervariasi.
1.2.5 Pembelajaran tidak menarik.
https://drive.google.com/file/d/
19_ObaraR5QIBkviQYUooJ3hS
BPMfDjyN/view?usp=sharing

Kepala Sekolah
(Jaini, S.Pd) Penyebab siswa
mengalami kejenuhan (burnout)
yaitu:
1.2.6 Kegiatan pembelajaran kurang
bervariasi.
https://drive.google.com/file/d/1O
aeaEyS9v4HLbCoPpoFIL-
QgcXq3daz1/view?usp=sharing

Pakar
(Wahyu Ulil Amri, S.Pd.)
Penyebab siswa mengalami
kejenuhan (burnout) yaitu:
1.2.7 Faktor internal: tidak terpenuhi
keinginan (minat) siswa.
1.2.8 Faktor eksternal: variasi media
dan model pembelajaran
kurang.
https://drive.google.com/file/d/1Q
TX8Ds3ce-
PSvUGL0IvGSgS6KsCBBMzp/view?
usp=sharing

1. Rendahnya Hasil Kajian Literatur Berdasarkan hasil


minat baca 1.3.1 Solahudin, dkk. (2022) kajian literatur dan
siswa wawancara dengan
Menyatakan rendahnya minat
baca siswa disebabkan oleh nara sumber,
faktor internal dan faktor penyebab
eksternal. Faktor internalnya rendahnya minat
meliputi: kemampuan baca siswa yaitu:
membaca dan memahami
makna yang terkandung dalam 1) Kemampuan
bacaan, kurangnya siswa membaca
membiasakan membaca, rendah.
membaca buku atas perintah 2) Siswa tidak
guru, siswa jarang mencari memahami
buku atau bahan bacaan makna yang
sesuai dengan kebutuhannya. terkandung
Faktor eksternalnya meliputi: dalam bacaan.
budaya membaca yang kurang 3) Guru belum
di lingkungan sekolah, menanamkan
program literasi belum berjalan budaya
maksimal, mading sekolah membaca
yang tidak pernah kepada siswa.
diperbaharui, dan sekolah 4) Mading sekolah
tidak memiliki tempat khusus tidak pernah
untuk membaca selain di diperbaharui.
perpustakaan. 5) Sekolah tidak
http://journal.universitaspahlawan. memiliki tempat
ac.id/index.php/jpdk/article/view khusus untuk
/5465/3978 membaca selain
perpustakaan.
1.3.2 Prasrihamni, dkk. (2022)
Menyatakan rendahnya minat 6) Program literasi
baca bisa dipengaruhi oleh belum berjalan
beberapa faktor. Faktor maksimal.
pertama, belum adanya 7) Tidak
pembiasaan dalam membaca tersedianya
yang ditanamkan kepada pojok baca di
anak sejak dini. Faktor kedua, kelas.
akses seperti fasilitas 8) Siswa kurang
pendidikan yang belum merata menyadari
dan minimnya kualitas sarana pentingnya
pendidikan. membaca.
https://journal.isi.ac.id/index.php/
invensi/article/download/7184/30
07
1.3.3 Magdalena (dalam Marlina,
2021)
Menyatakan kurangnya minat
baca siswa sekolah dasar
karena kurangnya kemauan
dari siswa sendiri untuk
terlibat dalam kegiatan
membaca, serta guru belum
melibatkan siswa secara
intensif dalam kegiatan
membaca buku saat
pembelajaran ataupun
sebelum pembelajaran.
https://ejournal.almaata.ac.id/ind
ex.php/LITERASI/article/downloa
d/1575/1489

Hasil Wawancara
Teman Sejawat
(Susi Handayani, S.Pd)
Penyebab rendahnya minat baca
siswa yaitu:
1.3.4 Belum adanya program literasi
di sekolah.
https://drive.google.com/file/d/
19_ObaraR5QIBkviQYUooJ3hS
BPMfDjyN/view?usp=sharing

Kepala Sekolah
(Jaini, S.Pd)
Penyebab rendahnya minat baca
siswa yaitu:
1.3.5 Kurangnya pembiasaan
membaca pada siswa.
https://drive.google.com/file/d/
1OaeaEyS9v4HLbCoPpoFIL-
QgcXq3daz1/view?usp=sharing

Pakar
(Wahyu Ulil Amri, S.Pd.) Penyebab
rendahnya minat baca siswa yaitu:
1.3.6 Tidak tersedianya pojok baca di
kelas.
1.3.7 Siswa kurang menyadari
pentingnya membaca.
https://drive.google.com/file/d/1Q
TX8Ds3ce-
PSvUGL0IvGSgS6KsCBBMzp/view?
usp=sharing

1.4Kemampuan Hasil Kajian Literatur Berdasarkan hasil


siswa dalam 1.4.1 Dwiyono (2021) kajian literatur dan
menyelesaikan wawancara dengan
Menyatakan faktor penyebab
operasi hitung
kesulitan siswa belajar nara sumber,
perkalian masih
perkalian yaitu faktor internal penyebab
rendah.
meliputi: minat dan perhatian kemampuan siswa
siswa. Faktor eksternal dalam
meliputi: relasi guru dengan
menyelesaikan
siswa. Jika hubungan atau
komunikasi guru dengan siswa operasi hitung
baik, maka siswa akan perkalian masih
menyukai guru dan mata rendah yaitu:
pelajaran. 1) Minat belajar
https://repository.unmul.ac.id/bits matematika
tream/handle/123456789/23677/ siswa rendah.
2.%20Jurnal%20Borneo%20Edisi% 2) Kurangnya
20Khusus%20Halaman%20175- interelasi siswa
190-dikonversi.pdf?sequence=1 dengan guru.
1.4.2 Raharjo. (2021) Menyatakan 3) Guru
penyebab sulitnya siswa mengajarkan
belajar perkalian yaitu perkalian masih
banyak guru dalam menggunakan
pelaksanaan pengajaran metode
operasi perkalian masih menghafal.
mengunakan metode 4) Siswa belum
hafalan. Pada pembelajaran memahami
operasi perkalian bilangan konsep dasar
lebih dari satu digit, guru perkalian.
cenderung menerapkan 5) Kurangnya
metode perkalian bersusun, variasi guru
tanpa ada variasi metode dalam mengajar.
lain. 6) Kurangnya
https://ejournal.undiksha.ac.id perhatian orang
/index.php/JLLS/article/downl tua saat siswa
oad/27934/18951/90211 belajar
1.4.3 Husnah, dkk. (2022) perkalian.
Menyatakan kesulitan siswa 7) Tidak adanya
menyelesaikan soal kesadaran dalam
perkalian disebabkan oleh diri siswa untuk
beberapa faktor yaitu: belajar
1 siswa menggunakan matematika.
metode hafalan dalam 8) Metode drill
mempelajari operasi jarang
hitung perkalian, diterapkan oleh
2 kurangnya perhatian guru.
orang tua saat belajar
perkalian,
3 kurangnya motivasi dan
minat belajar siswa
terhadap perkalian,
4 tidak adanya kesadaran
dalam diri siswa untuk
belajar matematika, dan
5 kurangnya variasi guru
dalam mengajar.
http://journal.universitaspahl
awan.ac.id/index.php/jpdk/ar
ticle/view/4465/3062

Hasil Wawancara
Teman Sejawat
(Susi Handayani, S.Pd) Penyebab
kemampuan siswa dalam
menyelesaikan operasi hitung
perkalian masih rendah yaitu:
5.4.1 Konsep dasar yang diajarkan
guru belum dipahami siswa.
5.4.2 Siswa beranggapan mata
pelajaran matematika sulit
dipelajari.
https://drive.google.com/file/
d/19_ObaraR5QIBkviQYUooJ
3hSBPMfDjyN/view?usp=shar
ing

Kepala Sekolah
(Jaini, S.Pd)
Penyebab kemampuan siswa dalam
menyelesaikan operasi hitung
perkalian masih rendah yaitu:
5.4.3 Siswa belum memahami
konsep dasar perkalian.
5.4.4 Metode drill jarang diterapkan
di kelas.
https://drive.google.com/file/d
/1OaeaEyS9v4HLbCoPpoFIL-
QgcXq3daz1/view?usp=sharing

Pakar
(Wahyu Ulil Amri, S.Pd.) Penyebab
kemampuan siswa dalam
menyelesaikan operasi hitung
perkalian masih rendah yaitu:
5.4.5 Siswa hanya sekedar
menghafal perkalian.
5.4.6 Siswa belum menerapkan
konsep dasar perkalian dalam
kehidupan sehari-hari.
https://drive.google.com/file/d/1
QTX8Ds3ce-
PSvUGL0IvGSgS6KsCBBMzp/view
?usp=sharing

2 Kesulitan belajar Hasil Kajian Literatur Berdasarkan hasil


siswa termasuk 2.1.1 Rofiah (2017) kajian literatur dan
siswa Menyatakan penyebab anak wawancara dengan
berkebutuhan lambat belajar (slow learner) nara sumber,
khusus dan antara lain karena masalah penyebab
masalah konsentrasi, daya ingat yang terdapatnya siswa
pembelajaran lemah, kognisi, serta masalah
slow learner yaitu:
(berdiferensiasi) sosial dan emosional di
di kelas sekolah, siswa diharuskan 1) Masalah
menyelesaikan tugas- tugas, konsentrasi
berdasarkan
belajar dengan sungguh- siswa.
pengalaman
sungguh, dan mencapai nilai 2) Daya ingat siswa
mahasiswa saat yang lemah.
menjadi guru. yang tinggi.
https://journal.umtas.ac.id/ind 3) Faktor kelahiran
siswa yang
2.1 Terdapat ex.php/naturalistic/article/view prematur.
siswaslow /108 4) Ketidaksesuaian
learner 2.1.2 Nurfadhillah, dkk. (2021) karakteristik
Menyatakan beberapa faktor sekolah dengan
yang menyebabkan siswa siswa.
lamban belajar (slow learner) 5) Masalah sosial
yaitu faktor sebelum lahir, dan emosional
faktor saat proses kelahiran, siswa.
dan ketidaksesuaian 6) Gizi siswa yang
karakteristik sekolah yang tidak memadai.
membuatnya tidak 7) Kurang tepatnya
berprestasi optimal secara strategi
akademisnya. pembelajaran oleh
https://ejournal.stitpn.ac.id/ind guru.
ex.php/pensa/article/download 8) Kegiatan
/1540/1089 pembelajaran
2.1.3 Ningsih & Silvianetri (2022) yang tidak
Menyatakan penyebab mampu
seorang anak mengalami slow membangkitkan
learner yaitu faktor biokimia motivasi siswa.
yang dapat merusak otak,
misalnya: zat pewarna pada
makanan, pencemaran
lingkungan, gizi yang tidak
memadai, dan pengaruh
psikologis dan sosial. Faktor
eksternal yaitu kurang
tepatnya strategi
pembelajaran dan kegiatan
pembelajaran yang tidak
mampu membangkitkan
motivasi anak.
http://journal.ummat.ac.id/in
dex.php/elementary/article/vie
w/8538/pdf

Hasil Wawancara
Teman Sejawat
(Susi Handayani, S.Pd)
Penyebab terdapatnya siswa slow
learner yaitu:
2.1.4 Faktor kelahiran yang
prematur.
2.1.5 Siswa kurang gizi.
https://drive.google.com/file/d/
19_ObaraR5QIBkviQYUooJ3hS
BPMfDjyN/view?usp=sharing

Kepala Sekolah
(Jaini, S.Pd)
Penyebab terdapatnya siswa slow
learner yaitu:
2.1.6 IQ atau intelligence quotient
siswa yang rendah.
https://drive.google.com/file/d/
1OaeaEyS9v4HLbCoPpoFIL-
QgcXq3daz1/view?usp=sharing

Pakar
(Wahyu Ulil Amri, S.Pd.) Penyebab
terdapatnya siswa slow learner yaitu:
2.1.7 Faktor genetik siswa.
2.1.8 Guru hanya menggunakan
media yang abstrak.
https://drive.google.com/file/d/1Q
TX8Ds3ce-
PSvUGL0IvGSgS6KsCBBMzp/view?
usp=sharing

2.1 Belum Hasil Kajian Literatur Berdasarkan hasil


diterapkannya 2.2.1 Dewantara, dkk. (2020) kajian literatur dan
pembelajaran Menyatakan guru belum wawancara dengan
berdiferensiasi mampu mengakomodir nara sumber,
di kelas. diferensiasi gaya belajar siswa, penyebab belum
dikarenakan guru belum
diterapkannya
memiliki pengetahuan
pedagogik yang mendalam pembelajaran
terkait pemilihan media berdiferensiasi di
pembelajaran ditinjau dari kelas yaitu:
gaya belajar siswa. 1) Guru belum
https://jurnal.iain- memiliki
bone.ac.id/index.php/algurfah/ pengetahuan
article/view/1039 pedagogik terkait
pemilihan media
2.2.2 Herwina (2021)
sesuai gaya
Menyatakan guru belum bisa
belajar siswa.
membayangkan pembelajaran
diferensiasi karena 2) Guru terbiasa
1. sudah terbiasa dan sejak melakukan
lama melakukan suatu pembelajaran
proses pembelajaran satu satu arah dan
arah dan berpusat hanya berpusat hanya
pada guru (teacher center), pada guru
2. perbedaan siswa dianggap (teacher center).
sebagai masalah, 3) Perbedaan siswa
3. lebih menonjolkan dianggap
kecerdasan intelektual, sebagai masalah
4. minat siswa jarang oleh guru.
diperhatikan, 4) Guru jarang
5. profil belajar siswa jarang memperhatikan
diperhatikan. profil belajar
http://journal.unj.ac.id/unj/ind siswa.
ex.php/pip/article/view/22057 5) Guru hanya
2.2.3 Alhafiz (2022) berfokus pada
Menyatakan pembelajaran kecerdasan
berdiferensiasi belum intelektual
diterapkan karena guru siswa.
cenderung kurang paham atau
mengabaikan konsep ini.
Pembelajaran lebih dominan
bertumpu pada guru (teacher
center)
https://bajangjournal.com/inde
x.php/JCI/article/view/1203

Hasil Wawancara
Teman Sejawat
(Susi Handayani, S.Pd.) Penyebab
belum diterapkannya pembelajaran
berdiferensiasi di kelas yaitu:
2.2.4 Guru belum memahami
pembelajaran berdiferensiasi
yang mengakomodasi gaya
belajar siswa.
https://drive.google.com/file
/d/19_ObaraR5QIBkviQYUoo
J3hSBPMfDjyN/view?usp=sh
aring

Kepala Sekolah
(Jaini, S.Pd.)
Penyebab belum diterapkannya
pembelajaran berdiferensiasi di kelas
yaitu:
2.2.5 Guru belum memahami
pembelajaran berdiferensiasi.
https://drive.google.com/file/d
/1OaeaEyS9v4HLbCoPpoFIL-
QgcXq3daz1/view?usp=sharing
Pakar
(Wahyu Ulil Amri, S.Pd.)
Penyebab belum diterapkannya
pembelajaran berdiferensiasi di kelas
yaitu:
2.2.6 Belum adanya sosialisasi yang
menyeluruh terkait
pembelajaran berdiferensiasi.
2.2.7 Guru masih belajar
mengadakan pembelajaran
berdiferensiasi.
https://drive.google.com/file/d/1Q
TX8Ds3ce-
PSvUGL0IvGSgS6KsCBBMzp/view?
usp=sharing

3 Hubungan Hasil Kajian Literatur Setelah dilakukan


komunikasi antar 3.1.1 Menjadi kreatif dapat diperoleh analisis terhadap
guru dan orang melalui proses belajar. Munculnya kajian literatur dan
tua peserta didik kreativitas dapat dipengaruhi dari wawancara, penyebab
terkait berbagai faktor diantaranya adalah hubungan komunikasi
pembelajaran faktor komunikasi antara keluarga, antar guru dan orang
yang masih dalam hal ini adalah orang tua, dan tua peserta didik
kurang.(Membang sekolah terutama guru. Adanya terkait pembelajaran
un relasi / sikap saling mempercayai, saling masih kurang adalah :
hubungan) membantu dalam membimbing 1.1 Perbedaan pola
anak dan berkomunikasi antara piker yang dianut
3.1 Belum orang tua dan guru, akan membuat orang tua dengan
optimalnya anak merasa memiliki kebebasan guru
kerja sama berkreativitas guna 2.1 Tidak semua orang
antara guru pengembanganpotensi dirinya, tua "standby" di
dan orang tua sehingga bisa meningkatkan rumah karena
siswa. kreativitas dan mencapai berbagai kegiatan
keberhasilan dalam belajar. (Anis orang tua dalam
Pusitaningtyas: 2016) memenuhi
https://icecrs.umsida.ac.id/index.p kebutuhan ekonomi
hp/icecrs/article/view/1282 3.1 Tidak semua orang
tua memiliki HP
3.1.2 Hambatan-hambatan yang terjadi yang memudahkan
dalam proses komunikasi yang guru untuk
dilakukan antara orang tua dan berkomunikasi.
guru antara lain yaitu kurangnya 4.1 Kurang Optimalnya
kemampuan orang tua dalam penggunaan Buku
menggunakan media sosial, signal Penghubung
yang kurang memadai dan waktu sebagai sarana
yang kurang dalam berkomunikasi komunikasi dengan
.(Nadha Luthfiyah Firdaus : 2022) wali murid.
http://digilib.uinsa.ac.id/51809/
2/Nadha%20Luthfiyah%20Firdau
s_D97217063.pdf

Hasil Wawancara
Teman Sejawat
(Susi Handayani, S.Pd.)
Penyebab belum optimalnya kerja
sama guru dan orang tua siswa
yaitu:
3.1.3 Kurangnya hubungan komunikasi
guru dan wali murid Karena guru
tidak mempunyai buku
penghubung antara orang tua dan
guru
https://drive.google.com/file/d
/19_ObaraR5QIBkviQYUooJ3h
SBPMfDjyN/view?usp=sharing

Kepala Sekolah
(Jaini, S.Pd.)
Penyebab belum optimalnya kerja
sama guru dan orang tua siswa
yaitu:
3.1.4 Kurangnya hubungan komunikasi
guru dan wali murid dikarenakan
kurang maksimalnyha pemanfaatan
buku penghubung.
https://drive.google.com/file/d
/1OaeaEyS9v4HLbCoPpoFIL-
QgcXq3daz1/view?usp=sharing

Pakar
(Wahyu Ulil Amri, S.Pd.) Penyebab
belum optimalnya kerja sama guru
dan orang tua siswa yaitu:
3.1.5 Perbedaan pola pikir yang
dianut orang tua dengan
guru
3.1.6 Tidak semua orang tua
“standby” dirumah, karena
beragam kegiatan untuk
memenuhi kebutuhan
ekonomi
3.1.7 Tidak semua orang tua
memiliki HP yang
memudahkan guru untuk
berkomunikasi
https://drive.google.com/file/d/1
QTX8Ds3ce-
PSvUGL0IvGSgS6KsCBBMzp/view
?usp=sharing

4 4.1 Penggunaan Hasil Kajian Literatur Setelah dilakukan


model 4.1.1 Kendala yang dihadapi guru dalam analisis terhadap
pembelajaran menerapkan model pembelajaran kajian literatur dan
inovatif yang diantaranya adalah dalam rencana wawancara, penyebab
masih belum pelaksanaan pembelajaran (RPP ) Penggunaan model
maksimal guru kurang memahami langkah- pembelajaran inovatif
langkah pembelajaran sesuai yang masih belum
sintak yang ada pada model maksimal adalah :
pembelajaran. (Indah Fajar Friani, 3.1.6 Kurangnya
Sulaiman, Mislinawati: 2017) penguasaan tenaga
https://ejournal.iainponorogo.ac.i pendidik terhadap
d/index.php/jtii/article/view/295/ model-model
169 pembelajaran yang
ada
4.1 Menurut pengamatan, dalam 4.1.6 Guru yang telah
pelaksanaan pembelajaran di kelas merasa di zona
guru yang menggunakan model nyaman dan enggan
pembelajaran yang bervariatif untuk melakukan
masih sangat rendah dan guru perubahanperubah
cenderung menggunakan model an
konvensional pada setiap 5.1.6 Terkendala
pembelajaran yang dilakukannya. waktu dan jaringan
Hal ini disebabkan kurangnya
penguasaan tenaga pendidik
terhadap model-model
pembelajaran yang ada padahal
penguasaan terhadap model-model
pembelajaran sangat diperlukan
untuk meningkatkan kemampuan
professional guru.
(AD WIDYATAMA : 2014)
https://eprints.ums.ac.id/32621/
2/04.%20BAB%201.pdf

Hasil Wawancara
Teman Sejawat
(Susi Handayani, S.Pd.)
Penyebab kurang optimalnya
penerapan model pembelajaran inovatif
yaitu:
4.1.3 Pengetahuan guru masih kurang,
guru malas untuk merubah dirinya
dan enggan keluar dari zona
nyaman.
https://drive.google.com/file/d
/19_ObaraR5QIBkviQYUooJ3h
SBPMfDjyN/view?usp=sharing
Kepala Sekolah
(Jaini, S.Pd.)
Penyebab kurang optimalnya
penerapan model pembelajaran inovatif
yaitu:
4.1.4 Masih belum maksimal
dikarenakan Guru belum paham
serta belum menemukan model
strategi dan metode pembelajaran
yg sesuai di kelas
https://drive.google.com/file/d/1O
aeaEyS9v4HLbCoPpoFIL-
QgcXq3daz1/view?usp=sharing

Pakar
(Wahyu Ulil Amri, S.Pd.) Penyebab
kurang optimalnya penerapan model
pembelajaran inovatif yaitu:
4.1.5 Kebanyakan guru yang sudah
sepuh telah merasa di zona
nyaman dan enggan untuk
melakukan perubahan-perubahan
untuk melakukan pembaharuan
dalam model, strategi dan metode
pembelajaran.
4.1.6 Sedangkan guru yang muda
terkadang terkendala waktu dan
jaringan jika hendak
mengoptimalkan pembelajaran
yang berbasis model, strategi dan
metode pembelajaran kekinian
menurut perkembangan zaman.
https://drive.google.com/file/d/1Q
TX8Ds3ce-
PSvUGL0IvGSgS6KsCBBMzp/view?
usp=sharing
5 5.1 Pembelajaran Hasil Kajian Literatur Setelah dilakukan
dikelas masih 5.1.1 Berdasarkan analisis hasil analisis terhadap
belum berbasis penelitian mengenai pengetahuan kajian literatur dan
HOTS Higher guru Sekolah Dasar tentang higher wawancara, penyebab
Order Thinking order thinking skill dalam Pembelajaran di kelas
Skill) pembelajaran matematika dapat masih belum berbasis
disimpulkan bahwa pengetahuan HOTS (Higher Order
guru tentang makna higher order Thinking Skill) :
thinking skill masih rendah. Tidak 1. Paradikma lama
semua guru mengetahui level siswa hanya
kognitif HOTS sesuai Taksonomi disuruh menghafal
Bloom serta memaknai HOTS bukan berlatih
secara beragam yakni sebagai untuk kemampuan
keterampilan, instrumen penilaian menalar
dan proses pembelajaran. Selain 2. Kemampuan Guru
itu, pengetahuan guru tentang dalam menyususn
implementasi pembelajaran pembelajaran
matematika yang berorientasi berbasis HOTS
higher order thinking skill juga masih Rendah
masih rendah. Pada tahap
perencanaan pembelajaran, guru
belum dapat merumuskan tujuan
pembelajaran yang memuat HOTS,
walau telah mengetahui model atau
metode pembelajaran yang relevan
untuk diterapkan dalam mendorong
pengembangan HOTS siswa. Pada
tahap pelaksanaan pembelajaran,
guru masih minim dalam
melakukan hal-hal yang
memfasiltasi peningkatan HOTS
siswa. Pada tahap evaluasi,
kemampuan guru dalam menyusun
instrumen penilaian HOTS masih
rendah. (Rafiq
Badjeber,Nursupiamin, Agung
Wicaksono, Mufidah: 2020)
https://www.researchgate.net/publ
ication/347821490

5.1.2 Kompetensi Dasar (KD) pada


kurikulum 2013 tidak membatasi
penggunaan tingkatan taksonomi,
hal ini dapat dilihat dari siswa yang
dapat membangun Higher Order
Thinking Skills (HOTS) dengan
berbagai kategori pengetahuan.
Tetapi pada prakteknya masih
mengalami permasalahan. Banyak
lembaga pendidikan terutama pada
tingkat Sekolah Dasar (SD) yang
masih menggunakan model
pembelajaran sederhana sehingga
siswa hanya dituntut untuk
menghafal. Higher Order Thinking
Skills (HOTS) pada siswa tidak
dibangun dengan baik sehingga
hampir semua materi yang
diberikan oleh guru hanya diterima
siswa tanpa adanya tindakan kritis
saat pembelajaran. Lusi, Nelly
widyawati, Levilia : 2020)
https://pgsd.persadakhatulistiwa.a
c.id/wp-
content/uploads/2021/02/Lusi.pdf

Hasil Wawancara
Teman Sejawat
(Susi Handayani, S.Pd.)
Penyebab rendahnya kemampuan
literasi numerasi siswa yaitu:
5.1.3 Pembelajaran di kelas masih belum
berbasis HOTS (Higher Order
Thinking Skill)
5.1.4 guru masih mengajar dengan
paradikma lama siswa hanya di
suruh menghafal bukan berlatih
untuk kemampuan menalar. Selain
itu dikarenakan pengetahuan guru
dan murid yang kurang.
https://drive.google.com/file/d/
19_ObaraR5QIBkviQYUooJ3hSB
PMfDjyN/view?usp=sharing

Kepala Sekolah
(Jaini, S.Pd.)
Penyebab rendahnya kemampuan
literasi numerasi siswa yaitu:
5.1.5 Karena anak belum begitu
memahami materi dan belum siap
mengerjakan soal-soal yang HOTS
https://drive.google.com/file/d/1Oae
aEyS9v4HLbCoPpoFIL-
QgcXq3daz1/view?usp=sharing
Pakar
(Wahyu Ulil Amri, S.Pd.)
Penyebab rendahnya kemampuan
literasi numerasi siswa yaitu:
5.1.6 Karena kurikulum kita diakui atau
tidak, masih selalu mengedepankan
kemampuan kognitif. anak dikatakan
cerdas apabila matematika 100, IPA
100, dan nilai pelajaran eksak
lainnya sempurna. Maka tak jarang
guru di sekolah berlomba-lomba
mencetak generasi yang mampu
menghasilkan nilai sempurna untuk
mapel-mapel yang sering
dilombakan, dengan mengabaiakan
KBM yang mengedepankan
kemampuan berpikir kreatif, berpikir
kritis, kemampuan berargumen, dan
kemampuan mengambil keputusan
bagi siswa. Banyak masih berfokus
pada hafalan saja atau
menggunakan pola Low Order
Thinking Skill (LOTS) yang membuat
siswa selalu berada zona nyaman
tanpa adanya tantangan.
https://drive.google.com/file/d/1QT
X8Ds3ce-
PSvUGL0IvGSgS6KsCBBMzp/view?u
sp=sharing

6 6.1 Guru masih Hasil Kajian Literatur Setelah dilakukan


belum 6.1.1 Problematika yang dihadapi guru analisis terhadap
mengoptimalkan dalam menguasai TIK pada kajian literatur dan
pemanfaatan pembelajaran: wawancara, penyebab
teknologi 1. kemampuan dasar guru dalam Guru masih belum
informasi (TIK) bidang TIK yang memang masih mengoptimalkan
dalam rendah. pemanfaatan teknologi
pembelajaran. 2. ketersediaan fasilitas TIK yang informasi (TIK) dalam
masih belum memadahi. pembelajaran adalah :
3. Sekolah tidak mengharuskan a. kemampuan dasar
guru menggunakan TIK dalam guru dalam bidang
proses pembelajaran. Sehingga TIK yang memang
guru kurang terangsang untuk masih rendah.
lebih mengembangkan diri. b. Ketersediaan
4. Keterbatasan waktu yang fasilitas TIK yang
digunakan untuk masih belum
mempersiapkan media TIK di memadahi.
dalam pembelajaran. c. Sekolah tidak
5. Anggapan guru yang menganggap mengharuskan guru
bahwa materi yang ada dibuku menggunakan TIK
sudah cukup untuk mengajarkan dalam proses
siswa dengan baik sehingga tidak pembelajaran.
diperlukan media TIK. Sehingga guru
6. Kenyamanan guru dalam kurang terangsang
menggunakan metode belajar untuk lebih
konvensional, yang dianggap mengembangkan
lebih mudah dan tidak diri.
menyulitkan. d. Keterbatasan waktu
7. Tidak adanya kegiatan pelatihan- yang digunakan
pelatihan bagi guru untuk untuk
meningkatkan kemampuan guru mempersiapkan
dalam bidang TIK(Tanti media TIK di dalam
Nurhayati: 2016) pembelajaran.
http://eprints.walisongo.ac.id/id e. Anggapan guru
/eprint/6024/1/093911069.pdf yang menganggap
bahwa materi yang
6.1.2 Pada pemanfaatannya, fasilias ada dibuku sudah
komputer/laptop/jaringan internet cukup untuk
ini seringkali tidak termaksimalkan, mengajarkan siswa
sejauh ini masih banyak guru yang dengan baik
belum memanfaatkan perkembangan sehingga tidak
teknologi informasi dan komunikasi. diperlukan media
Guru masih cenderung TIK.
menggunakan cara-cara tradisional f. Kenyamanan guru
dalam pembelajaran, atau yang dalam
sering disebut dengan pembelajaran menggunakan
berpusat pada guru. Guru aktif metode belajar
sementara peserta didik menjadi konvensional, yang
pendengar pasif di dalam kelas. dianggap lebih
(Kukuh Andri Aka : 2017) mudah dan tidak
http://download.garuda.kemdikbud. menyulitkan.
go.id/article.php?article=1228808&v g. Tidak adanya
al=11388&title=Pemanfaatan%20Tek kegiatan pelatihan-
nologi%20Informasi%20dan%20Kom pelatihan bagi guru
unikasi%20TIK%20Sebagai%20Wuju untuk
d%20Inovasi%20Sumber%20Belajar meningkatkan
%20di%20Sekolah%20Dasar kemampuan guru
dalam bidang TIK
Hasil Wawancara
Teman Sejawat
(Susi Handayani, S.Pd.)
Penyebab belum optimalnya
pemanfaatan TIK dalam
pembelajaran yaitu:
1.1.3 Guru masih belum mengoptimalkan
pemanfaatan teknologi informasi
(TIK) dalam pembelajaran karena
Guru Kurang menguasai IT, kurang
paham media apa saja yang perlu
disiapkan, jaringan internet atau wifi
yang belum memadai
https://drive.google.com/file/d/
19_ObaraR5QIBkviQYUooJ3hSB
PMfDjyN/view?usp=sharing

Kepala Sekolah
(Jaini, S.Pd.)
Penyebab belum optimalnya
pemanfaatan TIK dalam
pembelajaran yaitu:
6.1.5 Terbatas Waktu dan kerepotan,
Karena guru harus menyiapkan
perangkatnya sendiri dari bawa
leptop, oloran, lcd , salon dan buku
materi.
https://drive.google.com/file/d/
1OaeaEyS9v4HLbCoPpoFIL-
QgcXq3daz1/view?usp=sharing

Pakar
(Wahyu Ulil Amri, S.Pd.) Penyebab
belum optimalnya pemanfaatan TIK
dalam pembelajaran yaitu:
6.1.5 Guru masih belum mengoptimalkan
pemanfaatan teknologi informasi
(TIK) dalam pembelajaran karena
Terkadang terkendala waktu dan
jaringan jika hendak
mengoptimalkan pembelajaran yang
berbasis model, strategi dan metode
pembelajaran kekinian menurut
perkembangan zaman..
https://drive.google.com/file/d/1QT
X8Ds3ce-
PSvUGL0IvGSgS6KsCBBMzp/view?u
sp=sharing

Anda mungkin juga menyukai