LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Umum
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Umum
Hasil Wawancara
Teman Sejawat.
(Susi Handayani, S.Pd) Penyebab
minat belajar siswa rendah yaitu:
1.1.3 Guru kurang variatif saat
mengajar.
1.1.4 Kurang perhatian dari orang
tua.
1.1.5 Siswa belum mempunyai cita-
cita.
https://drive.google.com/file/d
/19_ObaraR5QIBkviQYUooJ3h
SBPMfDjyN/view?usp=sharing
Kepala Sekolah
(Jaini, S.Pd) Penyebab minat belajar
siswa rendah yaitu:
1.1.6 Karena anak berasal dari
keluarga brokenhome dan
dirumah tidak ada yang
mendampingi belajar.
https://drive.google.com/file/d/
1OaeaEyS9v4HLbCoPpoFIL-
QgcXq3daz1/view?usp=sharing
Pakar
(Wahyu Ulil Amri, S.Pd.) Penyebab
minat belajar siswa rendah yaitu :
1.1.7 Materi yang dipelajari susah,
siswa tidak menyukai
pengajaran guru, siswa tidak
menyukai mata pelajaran
tertentu bahkan kondisi
lingkungan keluarga yang
kurang mendukung.
https://drive.google.com/file/d/1Q
TX8Ds3ce-
PSvUGL0IvGSgS6KsCBBMzp/view?
usp=sharing
Hasil Wawancara
Teman Sejawat
(Susi Handayani, S.Pd)
Penyebab siswa mengalami
kejenuhan (burnout) yaitu:
1.2.4 Pembelajaran monoton atau
tidak bervariasi.
1.2.5 Pembelajaran tidak menarik.
https://drive.google.com/file/d/
19_ObaraR5QIBkviQYUooJ3hS
BPMfDjyN/view?usp=sharing
Kepala Sekolah
(Jaini, S.Pd) Penyebab siswa
mengalami kejenuhan (burnout)
yaitu:
1.2.6 Kegiatan pembelajaran kurang
bervariasi.
https://drive.google.com/file/d/1O
aeaEyS9v4HLbCoPpoFIL-
QgcXq3daz1/view?usp=sharing
Pakar
(Wahyu Ulil Amri, S.Pd.)
Penyebab siswa mengalami
kejenuhan (burnout) yaitu:
1.2.7 Faktor internal: tidak terpenuhi
keinginan (minat) siswa.
1.2.8 Faktor eksternal: variasi media
dan model pembelajaran
kurang.
https://drive.google.com/file/d/1Q
TX8Ds3ce-
PSvUGL0IvGSgS6KsCBBMzp/view?
usp=sharing
Hasil Wawancara
Teman Sejawat
(Susi Handayani, S.Pd)
Penyebab rendahnya minat baca
siswa yaitu:
1.3.4 Belum adanya program literasi
di sekolah.
https://drive.google.com/file/d/
19_ObaraR5QIBkviQYUooJ3hS
BPMfDjyN/view?usp=sharing
Kepala Sekolah
(Jaini, S.Pd)
Penyebab rendahnya minat baca
siswa yaitu:
1.3.5 Kurangnya pembiasaan
membaca pada siswa.
https://drive.google.com/file/d/
1OaeaEyS9v4HLbCoPpoFIL-
QgcXq3daz1/view?usp=sharing
Pakar
(Wahyu Ulil Amri, S.Pd.) Penyebab
rendahnya minat baca siswa yaitu:
1.3.6 Tidak tersedianya pojok baca di
kelas.
1.3.7 Siswa kurang menyadari
pentingnya membaca.
https://drive.google.com/file/d/1Q
TX8Ds3ce-
PSvUGL0IvGSgS6KsCBBMzp/view?
usp=sharing
Hasil Wawancara
Teman Sejawat
(Susi Handayani, S.Pd) Penyebab
kemampuan siswa dalam
menyelesaikan operasi hitung
perkalian masih rendah yaitu:
5.4.1 Konsep dasar yang diajarkan
guru belum dipahami siswa.
5.4.2 Siswa beranggapan mata
pelajaran matematika sulit
dipelajari.
https://drive.google.com/file/
d/19_ObaraR5QIBkviQYUooJ
3hSBPMfDjyN/view?usp=shar
ing
Kepala Sekolah
(Jaini, S.Pd)
Penyebab kemampuan siswa dalam
menyelesaikan operasi hitung
perkalian masih rendah yaitu:
5.4.3 Siswa belum memahami
konsep dasar perkalian.
5.4.4 Metode drill jarang diterapkan
di kelas.
https://drive.google.com/file/d
/1OaeaEyS9v4HLbCoPpoFIL-
QgcXq3daz1/view?usp=sharing
Pakar
(Wahyu Ulil Amri, S.Pd.) Penyebab
kemampuan siswa dalam
menyelesaikan operasi hitung
perkalian masih rendah yaitu:
5.4.5 Siswa hanya sekedar
menghafal perkalian.
5.4.6 Siswa belum menerapkan
konsep dasar perkalian dalam
kehidupan sehari-hari.
https://drive.google.com/file/d/1
QTX8Ds3ce-
PSvUGL0IvGSgS6KsCBBMzp/view
?usp=sharing
Hasil Wawancara
Teman Sejawat
(Susi Handayani, S.Pd)
Penyebab terdapatnya siswa slow
learner yaitu:
2.1.4 Faktor kelahiran yang
prematur.
2.1.5 Siswa kurang gizi.
https://drive.google.com/file/d/
19_ObaraR5QIBkviQYUooJ3hS
BPMfDjyN/view?usp=sharing
Kepala Sekolah
(Jaini, S.Pd)
Penyebab terdapatnya siswa slow
learner yaitu:
2.1.6 IQ atau intelligence quotient
siswa yang rendah.
https://drive.google.com/file/d/
1OaeaEyS9v4HLbCoPpoFIL-
QgcXq3daz1/view?usp=sharing
Pakar
(Wahyu Ulil Amri, S.Pd.) Penyebab
terdapatnya siswa slow learner yaitu:
2.1.7 Faktor genetik siswa.
2.1.8 Guru hanya menggunakan
media yang abstrak.
https://drive.google.com/file/d/1Q
TX8Ds3ce-
PSvUGL0IvGSgS6KsCBBMzp/view?
usp=sharing
Hasil Wawancara
Teman Sejawat
(Susi Handayani, S.Pd.) Penyebab
belum diterapkannya pembelajaran
berdiferensiasi di kelas yaitu:
2.2.4 Guru belum memahami
pembelajaran berdiferensiasi
yang mengakomodasi gaya
belajar siswa.
https://drive.google.com/file
/d/19_ObaraR5QIBkviQYUoo
J3hSBPMfDjyN/view?usp=sh
aring
Kepala Sekolah
(Jaini, S.Pd.)
Penyebab belum diterapkannya
pembelajaran berdiferensiasi di kelas
yaitu:
2.2.5 Guru belum memahami
pembelajaran berdiferensiasi.
https://drive.google.com/file/d
/1OaeaEyS9v4HLbCoPpoFIL-
QgcXq3daz1/view?usp=sharing
Pakar
(Wahyu Ulil Amri, S.Pd.)
Penyebab belum diterapkannya
pembelajaran berdiferensiasi di kelas
yaitu:
2.2.6 Belum adanya sosialisasi yang
menyeluruh terkait
pembelajaran berdiferensiasi.
2.2.7 Guru masih belajar
mengadakan pembelajaran
berdiferensiasi.
https://drive.google.com/file/d/1Q
TX8Ds3ce-
PSvUGL0IvGSgS6KsCBBMzp/view?
usp=sharing
Hasil Wawancara
Teman Sejawat
(Susi Handayani, S.Pd.)
Penyebab belum optimalnya kerja
sama guru dan orang tua siswa
yaitu:
3.1.3 Kurangnya hubungan komunikasi
guru dan wali murid Karena guru
tidak mempunyai buku
penghubung antara orang tua dan
guru
https://drive.google.com/file/d
/19_ObaraR5QIBkviQYUooJ3h
SBPMfDjyN/view?usp=sharing
Kepala Sekolah
(Jaini, S.Pd.)
Penyebab belum optimalnya kerja
sama guru dan orang tua siswa
yaitu:
3.1.4 Kurangnya hubungan komunikasi
guru dan wali murid dikarenakan
kurang maksimalnyha pemanfaatan
buku penghubung.
https://drive.google.com/file/d
/1OaeaEyS9v4HLbCoPpoFIL-
QgcXq3daz1/view?usp=sharing
Pakar
(Wahyu Ulil Amri, S.Pd.) Penyebab
belum optimalnya kerja sama guru
dan orang tua siswa yaitu:
3.1.5 Perbedaan pola pikir yang
dianut orang tua dengan
guru
3.1.6 Tidak semua orang tua
“standby” dirumah, karena
beragam kegiatan untuk
memenuhi kebutuhan
ekonomi
3.1.7 Tidak semua orang tua
memiliki HP yang
memudahkan guru untuk
berkomunikasi
https://drive.google.com/file/d/1
QTX8Ds3ce-
PSvUGL0IvGSgS6KsCBBMzp/view
?usp=sharing
Hasil Wawancara
Teman Sejawat
(Susi Handayani, S.Pd.)
Penyebab kurang optimalnya
penerapan model pembelajaran inovatif
yaitu:
4.1.3 Pengetahuan guru masih kurang,
guru malas untuk merubah dirinya
dan enggan keluar dari zona
nyaman.
https://drive.google.com/file/d
/19_ObaraR5QIBkviQYUooJ3h
SBPMfDjyN/view?usp=sharing
Kepala Sekolah
(Jaini, S.Pd.)
Penyebab kurang optimalnya
penerapan model pembelajaran inovatif
yaitu:
4.1.4 Masih belum maksimal
dikarenakan Guru belum paham
serta belum menemukan model
strategi dan metode pembelajaran
yg sesuai di kelas
https://drive.google.com/file/d/1O
aeaEyS9v4HLbCoPpoFIL-
QgcXq3daz1/view?usp=sharing
Pakar
(Wahyu Ulil Amri, S.Pd.) Penyebab
kurang optimalnya penerapan model
pembelajaran inovatif yaitu:
4.1.5 Kebanyakan guru yang sudah
sepuh telah merasa di zona
nyaman dan enggan untuk
melakukan perubahan-perubahan
untuk melakukan pembaharuan
dalam model, strategi dan metode
pembelajaran.
4.1.6 Sedangkan guru yang muda
terkadang terkendala waktu dan
jaringan jika hendak
mengoptimalkan pembelajaran
yang berbasis model, strategi dan
metode pembelajaran kekinian
menurut perkembangan zaman.
https://drive.google.com/file/d/1Q
TX8Ds3ce-
PSvUGL0IvGSgS6KsCBBMzp/view?
usp=sharing
5 5.1 Pembelajaran Hasil Kajian Literatur Setelah dilakukan
dikelas masih 5.1.1 Berdasarkan analisis hasil analisis terhadap
belum berbasis penelitian mengenai pengetahuan kajian literatur dan
HOTS Higher guru Sekolah Dasar tentang higher wawancara, penyebab
Order Thinking order thinking skill dalam Pembelajaran di kelas
Skill) pembelajaran matematika dapat masih belum berbasis
disimpulkan bahwa pengetahuan HOTS (Higher Order
guru tentang makna higher order Thinking Skill) :
thinking skill masih rendah. Tidak 1. Paradikma lama
semua guru mengetahui level siswa hanya
kognitif HOTS sesuai Taksonomi disuruh menghafal
Bloom serta memaknai HOTS bukan berlatih
secara beragam yakni sebagai untuk kemampuan
keterampilan, instrumen penilaian menalar
dan proses pembelajaran. Selain 2. Kemampuan Guru
itu, pengetahuan guru tentang dalam menyususn
implementasi pembelajaran pembelajaran
matematika yang berorientasi berbasis HOTS
higher order thinking skill juga masih Rendah
masih rendah. Pada tahap
perencanaan pembelajaran, guru
belum dapat merumuskan tujuan
pembelajaran yang memuat HOTS,
walau telah mengetahui model atau
metode pembelajaran yang relevan
untuk diterapkan dalam mendorong
pengembangan HOTS siswa. Pada
tahap pelaksanaan pembelajaran,
guru masih minim dalam
melakukan hal-hal yang
memfasiltasi peningkatan HOTS
siswa. Pada tahap evaluasi,
kemampuan guru dalam menyusun
instrumen penilaian HOTS masih
rendah. (Rafiq
Badjeber,Nursupiamin, Agung
Wicaksono, Mufidah: 2020)
https://www.researchgate.net/publ
ication/347821490
Hasil Wawancara
Teman Sejawat
(Susi Handayani, S.Pd.)
Penyebab rendahnya kemampuan
literasi numerasi siswa yaitu:
5.1.3 Pembelajaran di kelas masih belum
berbasis HOTS (Higher Order
Thinking Skill)
5.1.4 guru masih mengajar dengan
paradikma lama siswa hanya di
suruh menghafal bukan berlatih
untuk kemampuan menalar. Selain
itu dikarenakan pengetahuan guru
dan murid yang kurang.
https://drive.google.com/file/d/
19_ObaraR5QIBkviQYUooJ3hSB
PMfDjyN/view?usp=sharing
Kepala Sekolah
(Jaini, S.Pd.)
Penyebab rendahnya kemampuan
literasi numerasi siswa yaitu:
5.1.5 Karena anak belum begitu
memahami materi dan belum siap
mengerjakan soal-soal yang HOTS
https://drive.google.com/file/d/1Oae
aEyS9v4HLbCoPpoFIL-
QgcXq3daz1/view?usp=sharing
Pakar
(Wahyu Ulil Amri, S.Pd.)
Penyebab rendahnya kemampuan
literasi numerasi siswa yaitu:
5.1.6 Karena kurikulum kita diakui atau
tidak, masih selalu mengedepankan
kemampuan kognitif. anak dikatakan
cerdas apabila matematika 100, IPA
100, dan nilai pelajaran eksak
lainnya sempurna. Maka tak jarang
guru di sekolah berlomba-lomba
mencetak generasi yang mampu
menghasilkan nilai sempurna untuk
mapel-mapel yang sering
dilombakan, dengan mengabaiakan
KBM yang mengedepankan
kemampuan berpikir kreatif, berpikir
kritis, kemampuan berargumen, dan
kemampuan mengambil keputusan
bagi siswa. Banyak masih berfokus
pada hafalan saja atau
menggunakan pola Low Order
Thinking Skill (LOTS) yang membuat
siswa selalu berada zona nyaman
tanpa adanya tantangan.
https://drive.google.com/file/d/1QT
X8Ds3ce-
PSvUGL0IvGSgS6KsCBBMzp/view?u
sp=sharing
Kepala Sekolah
(Jaini, S.Pd.)
Penyebab belum optimalnya
pemanfaatan TIK dalam
pembelajaran yaitu:
6.1.5 Terbatas Waktu dan kerepotan,
Karena guru harus menyiapkan
perangkatnya sendiri dari bawa
leptop, oloran, lcd , salon dan buku
materi.
https://drive.google.com/file/d/
1OaeaEyS9v4HLbCoPpoFIL-
QgcXq3daz1/view?usp=sharing
Pakar
(Wahyu Ulil Amri, S.Pd.) Penyebab
belum optimalnya pemanfaatan TIK
dalam pembelajaran yaitu:
6.1.5 Guru masih belum mengoptimalkan
pemanfaatan teknologi informasi
(TIK) dalam pembelajaran karena
Terkadang terkendala waktu dan
jaringan jika hendak
mengoptimalkan pembelajaran yang
berbasis model, strategi dan metode
pembelajaran kekinian menurut
perkembangan zaman..
https://drive.google.com/file/d/1QT
X8Ds3ce-
PSvUGL0IvGSgS6KsCBBMzp/view?u
sp=sharing