Anda di halaman 1dari 9

Nama Mahsiswa : EVI MARHAINI

Asal Institusi : SD Negeri Sako Suban


Kelas : 002 PGSD_Daljab 2023
No UKG : 201502003704

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Masalah yang telah Analisis eksplorasi
No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah
1 1.1. Sebagian siswa Kajian Literatur: k
kelas VI Kurang
termotivasi Menurut Sunarti Rahman (2021) Motivasi
belajar di dalam merupakan salah satu faktor yang
kelas mempengaruhi keberhasilan siswa. Seseorang
akan mendapat hasil yang diinginkan dalam
belajar apabila dalam dirinya terdapat
keinginan untuk belajar. Motivasi dapat
berfungsi sebagai pendorong untuk pencapaian
hasil yang baik. Seseorang akan melakukan
suatu kegiatan karena ada motivasi dalam
dirinya. Adanya motivasi yang tinggi dalam
belajar akan mencapai hasil yang optimal.
https://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/
PSNPD/article/view/1076

Menurut Sudaryono (Rubiana & Dadi, (2020)


berpendapat bahwa faktor – faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar yaitu :
1. Kondisi jasmani dan rohani siswa
2. Kondisi lingkungan siswa
3. Cita – cita atau aspirasi siswa
4. Upaya guru membelajarkan siswa
https://jbasic.org/index.php/basicedu/
article/download/3071/1569

Wawancara dengan kepala sekolah


ASNI LAILAH, S.Pd
1. Banyaknya jumlah siswa dalam 1 kelas
sehingga siswa tidak fokus terhadap guru.
2. Kurangnya perhatian guru kepada siswa
pada saat proses pembelajaran sedang
berlangsung
3. Penggunaan metode yang belum bervariasi

Wawancara dengan guru:


YUNITA FITRIANI, S.Pd
1. Kurangnya minat siswa dalam belajar
2. Jumlah siswa di dalam kelas yang banyak
sehingga siswa kurang fokus terhadap guru

Wawancara terhadap pakar :


FEBRIANI ROTUA MANULLANG, M.Pd
1. Kurangnya pemberian motivasi kepada
siswa, berupa motivasi verbal, berupa pujian
dan sentuhan.
2. Kurangnya pemberian reward yang di
berikan oleh guru

1.2. Sebagian siswa


kelas VI minat Kajian Literatur:
membaca teks
bacaan pada Menurut Magdalena Elendiana,(2020) Minat
pelajaran membaca merupakan suatu perhatian yang
Bahasa kuat dan mendalam disertai dengan perasaan
Indonesia senang terhadap kegiatan membaca sehingga
masih kurang mengarahkan individu siswa untuk membaca
dengan kemauan dan keinginan sendiri.

https://journal.universitaspahlawan.ac.id/
index.php/jpdk/article/view/572

Menurut Velliza Agustia Holisa (2021) faktor


yang mempengaruhi minat membaca, yaitu
faktor internal yang terdiri dari 1) kemampuan
baca siswa 2) kurang motivasi 3) tidak
meluangkan waktu untuk membaca 4)
membaca buku diperintah oleh guru 5) siswa
jarang mencari buku/bahan bacaan dan faktor
eksternal yang terdiri dari 1) lingkungan
sekolah 2) perpustakaan yang kurang
mendukung 3) keterbatasan buku 4) peran guru
5) lingkungan keluarga.

https://journal.universitaspahlawan.ac.id/
index.php/jpdk/article/view/5465/3978

Wawancara dengan Kepala Sekolah:


ASNI LAILAH, S.Pd
1. Guru kurang terbiasa terhadap literasi
membaca
2. Guru tidak memiliki jadwal kunjungan
perpustakaan bagi siswanya
3. Kurangnya guru dalam memberikan latihan
membaca teks
Wawancara dengan guru:
YUNITA FITRIANI, S.Pd
1. Kurangnya motivasi siswa untuk belajar
2. Adanya materi yang berulang pada buku
tema, sehingga siswa malas untuk
membacanya
3. Sarana dan prasarana yang masih terbatas

Wawancara dengan pakar:


FEBRIANI ROTUA MANULLANG, M.Pd
1. Bentuk teks bacaan terlalu panjang
2. Guru tidak menerapkan literasi berupa
membaca buku bacaan sebelum kegitan
pembelajaran.

2 Sebagian siswa Kajian Literatur: Setelah melakukan


kelas VI mengalami Analisis berdasarkan
Kesulitan belajar Menurut Slameto (Dalam Fadila Nawang kajian literatur dan
dalam diskusi Utami(2020) ) faktor-faktor yang mempengaruhi wawancara terhadap
kelompok pada belajar kesulitan belajar digolongkan menjadi Kepala Sekolah, guru
Pembelajaran Tema dua, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. dan pakar maka dapat
Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri disimpulkan penyebab
individu yang sedang belajar, sedangkan faktor kesulitan belajar siswa
ekstern adalah faktor yang ada di luar individu dalam diskusi kelompok
adalah:
https://scholar.archive.org/work/ 1. Guru belum
rybjw6ghcjhetn6rpetsffesei/access/wayback/ melakukan
https://www.edukatif.org/index.php/ pengelompokkan
edukatif/article/download/91/pdf secara heterogen
2. kurangnya minat
Menurut Yusrin (2023) beberapa faktor yang siswa terhadap
mempengaruhi kesulitan belajar seperi lambat bahan pelajaran
belajar, kurang termotivasi, gugup kurang 3. Siswa tidak
percaya diri dan perhatian orang, lingkugan memahami materi
tempat tinggal, lingungan keluarga dan faktor yang disampaikan
media massa yang makin berkembang oleh guru

https://journal.universitaspahlawan.ac.id/
index.php/jpdk/article/download/4465/3062

Wawancara dengan Kepala Sekolah:


ASNI LAILAH, S.Pd
1. Siswa tidak memahami materi yang
disampaikan oleh guru
2. Siswa lambat dalam melakukan tugas-tugas
kegiatan belajar

Wawancara dengan guru :


YUNITA FITRIANI, S.Pd
1. Siswa terkadang hanya ingin berkelompok
dengan orang – orang tertentu saja.
2. Ketika dikelompok tersebut lebih anak yang
pintar. Maka siswa yang merasa kurang,
akan cenderung minder dan takut salah jika
di beri pertanyaan
3. Konsentrasi siswa akan bubar ketika di
dalam kelompok ada siswa yang
mengajaknya bermain.

Wawancara dengan pakar:


FEBRIANI ROTUA MANULLANG, M.Pd
1. Kurangnya rasa percaya diri yang dimiliki
oleh anak
2. Guru belum melakukan pengelompokkan
secara heterogen
3. Siswa tidak paham tentang materi
pembelajaran

3 Kurangnya Kajian Literatur: Setelah melakukan


perhatian orang tua Analisis berdasarkan
siswa terhadap Menurut Yanty Maria Rosmauli Marbun ( 2021) kajian literatur dan
perkembangan anak Keluarga khususnya orangtua sebagai lembaga wawancara terhadap
dalam proses yang pertama kali dikenal oleh individu kepala sekolah, guru
kegiatan belajar mempunyai peranan yang cukup penting dan pakar maka dapat
mengajar ( KBM ) di terhadap lingkungan. Perhatian orangtua yang disimpulkan penyebab
dalam kelas mencerminkan ketanggapan orangtua atas kurangnya perhatian
kebutuhan anak merupakan hal yang sangat Orang Tua terhadap
penting bagi anak perkembangan anak
dalam kegiatan belajar
https://scholar.google.com/scholar? mengajar adalah:
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=perhatian+orangtua+pada+kegia 1. Minimnya tingkat
tan+belajar+mengajar+dalam+kelas+*jurnal&btnG= ekonomi orang tua
untuk pemenuhan
kebutuhan
2. Tidak adanya
Yuyun Lestari, Safruddin dan Heri Setiawan sosialisasi bagi orang
(2022) orang tua harus menanamkan nilai dan tua tentang
norma dalam menciptakan hubungan harmonis pentingnya
dengan anak. Kondisi keluarga yang harmonis pendidikan bagi anak
akan menciptakan suasana belajar yang 3. Rendahnya
kondusif bagi anak. Suasana rumah yang pendidikan orang tua
gaduh/ramai dan semrawut tidak akan sehingga sulit untuk
memberi ketenangan kepada anak. Suasana memberikan
rumah yang tidak kondusif membuat anak bimbingan belajar
menjadi bosan di rumah dan lebih suka keluar
rumah(ngluyur) sehingga belajarnya menjadi
kacau. Agar anak dapat belajar dengan baik,
maka perlu diciptakan suasana rumah yang
nyaman dan tenang. Di dalam suasana rumah
yang nyaman dan tenang, anak juga dapat
belajar dengan baik. Di samping itu orang tua
dapat memberikan fasilitas yang mendukung
pendidikan anak. Jika fasilitas belajar anak
terpenuhi maka minat belajaranak akan
semakin berkembang dan prestasi belajarnya
akan optimal.

https://scholar.google.com/scholar?
start=10&q=perhatian+orangtua+pada+kegiatan
+belajar+mengajar+dalam+kelas+*jurnal&hl=id
&as_sdt=0,5

Wawancara dengan Kepala Sekolah :


ASNI LAILAH, S.Pd
1. Minimnya tingkat ekonomi orang tua untuk
pemenuhan kebutuhan
2. Tidak adanya sosialisasi bagi orang tua
untuk pemenuhan kebutuhan Tidak adanya
sosialisasi bagi orang tua tentang
pentingnya pendidikan bagi anak
3. Rendahnya pendidikan orang tua sehingga
sulit untuk memberikan bimbingan belajar

Wawancara dengan guru :


YUINITA FITRIANI, S.Pd
1. Ada beberapa orang tua siswa lebih
mengutamakan ”Pekerjaan” daripada
”Pendidikan”.
2. Kesibukan orang tua terkadang membuat
perhatian ke anak sangat kurang.
3. Terkadang orang tua lupa, bahwa sarapan
pagi itu penting untuk tenaga anak belajar
di sekolah.
4. Jika hasil belajar siswa yang kurang, sering
kali orangtua tidak terima dan marah
kepada anak. Ini menyebabkan ”mental
anak terkadang merasa diremehkan”.

Wawancara dengan pakar:


PENRIANI ROTUA MANULLANG, M.Pd
1. Tingkat ekonomi orang tua masih rendah
2. Kurangnya kesadaran orang tua terhadap
pentingnya pendidikan
3. Orang tua teralu sibuk untuk bekerja

4 Sebagian guru Kajian Literatur : Setelah melakukan


kurang Analisis berdasarkan
mengoptimalkan Menurut Harefa (2020) model pembelajaran kajian literatur dan
penggunaan model adalah kerangka konseptual yang melukiskan wawancara terhadap
pembelajaran yang prosedur yang sistematis dalam kepala sekolah, guru
inovatif dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk dan pakar maka dapat
proses pembelajaran mencapai tujuan belajar tertentu. Model disimpulkan penyebab
pada siswa kelas VI pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi guru kurang
para perancang pembelajaran dan para mengoptimalkan
pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar penggunaan model
mengajar. pembelajaran inovatif
adalah:
https://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/ 1. Pemahaman dan
Aksara/article/view/835 penguasaan guru
tentang model-model
pembelajaran inovatif
Menurut Mislinawati (2015) Kendala yang masih kurang
sangat dirasa oleh guru adalah ketika 2. Guru jarang
menyesuaikan sintak dengan kegiatan yang mengikuti
dilakukan oleh guru. Guru mengalami kendala pengembangan diri
dalam mengarahkan siswa mengidentifikasi tentang model-model
masalah, siswa belum dapat mengidentifikasi pembelajaran
permasalahan yang terdapat pada materi 3. Ketidak sesuaian
pelajaran pemilihan model
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/PEAR/ pembelajaran dengan
article/download/12194/9462 karakteristik materi.
4. Guru hanya
menggunakan
Wawancara dengan Kepala Sekolah: metode konvensional
ASNI LAILAH, S.Pd
1. Pemahaman dan penguasaan guru tentang
model – model pembelajaran inovatif masih
kurang.
2. Faktor usia yang menjadikan guru berfikir
hanya menggunakan metode ceramah.

Wawancara dengan guru :


YUNITA FITRIANI, S.Pd
1. Karena terbatasnya waktu yang digunakan
pada saat tatap muka di sekolah, sehingga
guru kurang mengembangkan model
pembelajaran yang membutuhkan waktu
yang banyak.
2. Terkadang tidak semua model pembelajaran
bisa diterapkan di sekolah dikarenakan
kurang memadainya sarana dan prasarana
di sekolah

Wawancara dengan Pakar:


FEBRIANI ROTUA MANULLANG, M.Pd
1. Guru jarang mengikuti pengembangan diri
tentang model – model pembelajaran
2. Guru hanya menggunakan metode
konvensional

5 Sebagian siswa Kajian literatur: Setelah melakukan


kelas VI kurang Analisis berdasarkan
penalaran dalam Menurut(Jamal,2014) kesulitan siswa dalam kajian literatur dan
memecahkan belajar matematika, disebabkan oleh wawancara terhadap
masalah berkaitan pemahaman konsep siswa yang kurang baik, Kepala sekolah, guru dan
dengan soal cerita dan mereka sering menggunakan rumus yang pakar maka dapat
yang ada pada mata salah saat disimpulkan penyebab
pelajaran menyelesaikan suatu permasalahan. kurangnya penalaran
Matematika siswa kelas VI dalam
https://doi.org/10.24127/ajpm.v10i3.3824 memecahkan masalah
(Jurnal Program Studi Pendidikan berkaitan dengan soal
Matematika) cerita pada pelajaran
Matematika adalah:
Menurut Bryannt, Hartman, dan Kim (dalam 1. Siswa kurang
Vaughn, dkk., 2013) faktor penyebab siswa memahami konsep
sulit memecahkan masalah soal cerita pada dasar matematika.
matematika yaitu: 2. Kurangnya siswa
1. Memori dan kesulitan dalam mengingat dalam latihan
masalah matematika matematika dirumah
2. Lemahnya keterampilan perhitungan dan 3. Siswa kesulitan dalam
jumlah pembalikan. mengingat masalah
3. Kesulitan memahami tanda-tanda operasi matematika
hitung 4. Siswa malas untuk
berpikir kritis
https://media.neliti.com/media/
publications/71281-ID-kesulitan-belajar-
matematika-di-sekolah.pdf

Wawancara dengan Kepala Sekolah:


ASNI LAILAH, S.Pd
1. Siswa malas untuk berfikir kritis
2. Siswa kurang memahami konsep dasar
matematika

Wawancara dengan guru:


YUNITA FITRIANI, S.Pd
1. Sebagian anak masih lemah dalam
matematika dasar, sehingga mereka sulit
untuk menalar soal – soal lanjutan
2. Kurangnya latihan siswa di rumah
3. Sulitnya menemukan media/ model
pembelajaran yang sesuai dengan materi
matematika

Wawancara dengan pakar:


FEBRIANI ROTUA MANULLANG, M.Pd
1. Belum pahamnya siswa dalam konsep
dasar matematika
2. Siswa kurang paham maksud dari soal
matematika yang di berikan.

6 Sebagian guru Kajian Literatur: Setelah melakukan


kurang Analisis berdasarkan
memanfaatkan Menurut Sudirman Siahaan (2008) faktor kajian literatur dan
Teknologi Informasi penyebab kurang optimalnya penggunaan TIK wawancara terhadap
dan Komunikasi di SD adalah kepala sekolah, guru,
(TIK) dalam proses 1. Mengajar dengan menggunakan buku teks dan pakar maka dapat
belajar mengajar di saja menurut guru, para peserta didiknya disimpulkan penyebab
dalam kelas sudah memperlihatkan prestasi belajar yang kurangnya pemanfaatan
memadai dan bahkan membanggakan; Teknologi Informasi dan
2. Mencari sumber-sumber belajar lainnya Komunikasi (TIK)
termasuk melalui pemanfaatan TIK (di luar adalah:
buku teks yang sudah ditetapkan) menurut 1. Fasilitas TIK di
guru tentulah menyita waktu dan biaya Sekolah masih
3. Keengganan guru untuk memanfaatkan kurang
berbagai sumber belajar termasuk memadai,seperti daya
pemanfaatan TIK dalam kegiatan listrik dan sinyal
pembelajaran jika tidak ada konsekuensi internet
logis yang dapat mereka rasakan atau 2. Penguasaan Guru
peroleh. tentang
pengaplikasian TIK
https://jurnalkwangsan.kemdikbud.go.id/ masih minim
index.php/jurnalkwangsan/article/download/
29/28

Menurut (Rivalina, 2014)


hambatan yang dihadapi guru dalam
pemanfaatan TIK untuk pembelajaran,yaitu:
1. Penolakan untuk melakukan
perubahan, khususnya dari pimpinan
sekolah dan guru;
2. Penguasaan guruterhadap perangkat TIK
masih rendah.
3. Fasilitas TIK di Sekolah masih kurang
memadai,seperti daya listrik dan jumlah
komputer.
4. Guru mempunyai jam
mengajar sangat padat setiap hari di
sekolah.
5. Pelatihan guru di bidang
pemanfaatan TIK yang sudah dilaksanakan
bertahun-tahun masih belum dapat
menjangkau semua guru
6. Belum tersedianya teknisi, sehingga saat
guru
menghadapi berbagai masalah dalam
komputer, seperti serangan virus maka
komputer tidak langsung bisa diperbaiki.
7. Koneksi internet yang belum
memadai
https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/
jurnalmuallimuna/article/download/954/806

Wawancara dengan Kepala Sekolah :


ASNI LAILAH, S.PD
1. Guru banyak yang belum paham tentang
pengaplikasian TIK
2. Sarana dan prasarana kurang memadai

Wawancara dengan guru :


YUNITA FITRIANI, S.Pd
1. Tidak tersedianya LCD / Proyektor di
sekolah. Sehingga terbatasnya salah satu
pengenalan IT di sekolah.
2. Tidak adanya pelajaran TIK di sekolah.

Wawancara dengan pakar :


FEBRIANI ROTUA MANULLANG, M.Pd
1. Kurangnya motivasi diri dari seorang guru
dalam pemanfaatan TIK
2. Pemahaman guru tentang TIK dan
pengaplikasikannya masih minim
3. Sarana dan prasarana kurang mendukung

Anda mungkin juga menyukai