Anda di halaman 1dari 73

BANTUAN HIDUP DASAR

(BHD)/BASIC TRAUMA AND


CARDIOVASCULAR LIFE
SUPPORT DAN PEMINDAHAN
PADA PERTOLONGAN
PERTAMA
KELOMPOK 8
Aggota 1. NURMAWATI HARIS (R021221005)
2. AURALIA RAHMAYANTI (R021211007)
Kelompok 3. NURUL INAYAH (R021211038)
4. AINUN SALSABILA (R021211027)
5. ALYA AISYAIRA DAMRAN (R021211035)

02
SISTEM
PERNAPASAN
DAN
SIRKULASI
05
Pernapasan atau yang biasa disebut respirasi
adalah proses menghirup udara bebas yang
mengandung O2 (oksigen) dan
menghembuskan udara yang mengandung
CO2 (karbondioksida) sebagai oksigenasi
tubuh lainnya.
06
Pernapasan dada
Otot antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut. Tulang rusuk
terangkat ke atas. Rongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan
udara dalam dada kecil. Sehingga udara masuk ke dalam badan

Pernapasan Perut
Otot diafragma pada perut mengalami kontraksi. Diafragma datar.
Volume rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara
pada dada mengecil sehingga udara masuk ke paru-paru

07
Sistem sirkulasi atau peredaran darah terdiri dari
darah , yang merupakan alat transportasi untuk
bahan yang terlarut atau disimpan , pembuluh
darah yang bertindak sebagai saluran yang
mengarahkan dan mendistribusikan darah dari
jantung ke seluruh tubuh dan kembali ke jantung ,
kemudain jantung yang berperan memompa darah
sehingga mengalir melalui jaringan .
06
MATI KLINIS
& MATI
BIOLOGIS
08
Kematian klinis ditandai dengan
MATI KLINIS terhentinya pernapasan dan jantung
(peredaran darah) serta berhentinya fungsi
otak, tetapi tidak dapat diubah dalam arti
bahwa resusitasi kardiopulmoner masih
dapat dilakukan dan kemudian diikuti
untuk mengembalikan fungsi secara
penuh.
09
Kematian biologis merupakan kelanjutan dari
MATI BIOLOGIS kematian klinis jika resusitasi kardiopulmoner
tidak dilakukan pada saat kematian klinis.
Kematian biologis berarti semua organ mati
secara biologis dengan urutan sebagai berikut:
otak, jantung, ginjal, paru-paru, dan hati. Hal ini
dikarenakan daya tahan setiap organ berbeda,
sehingga kematian sel pada setiap organ tidak
terjadi secara bersamaan.
10
Perbedaan Mati Klinis Mati Biologis

Berhentinya detak jantung, denyut nadi dan Kematian akibat degenerasi jaringan di otak dan organ
Tanda
pernafasan lainnya

Beberapa organ, seperti mata dan ginjal, masih hidup Beberapa organ mati (tidak dapat berfungsi kembali)
Fungsi Organ
dalam kematian klinis setelah kematian biologis

Sifat Reversible/dapat kembali Irreversible/tidak dapat kembali

Pemeriksaan keadaan klinis dan pemeriksaan


Pemeriksaan Pemeriksaan keadaan klinis
neurologis

Hipotermia (>36°C) dan terkadang ditemui


Suhu tubuh Hipotermia (<36°C)
hipotermia

a. Dilatasi bilateral dan fixaxi pupi


a. Berhentinya detak jantung b. Berhentinya semua reflek
Kriteria b. Berhentinya denyut nadi c. Berhentinya respirasi tanpa bantuan
c. Berhentinya pernafasan spontan d. Berhentinya aktivitas cardiovaskuler
e. Gambaran gelombang otak dasa
11
SEMINAR PROPOSAL

TANDA-
TANDA
KEMATIAN
12
SEMINAR PROPOSAL

Tanda Kematian
Rigor Mortis Liver Mortis
. Rigor mortis mulai muncul 2 jam Lebam tubuh mulai terbentuk 30
setelah kematian dan meningkat menit sampai 1 jam setelah
hingga mencapai maksimal12 jam kematian somatik dan paling
setelah kematian. parah 8-12 jam setelah kematian.

Pembusukan Algor Mortis


Pembusukan adalah proses Penurunan suhu tubuh terjadi
kerusakan jaringan yang setelah kematian dan berlanjut
terjadi akibat autolisis dan hingga tercapai keadaan dimana
aksi bakteri. biasanya terjadi suhu tubuh sama dengan suhu
6-12 jam udara di sekitarnya.
13
KOMPONEN
RANTAI
SURVIVAL
14
SEMINAR PROPOSAL

Komponen Rantai Survival


Pengenalan dan Resuitasi
aktivasi system Jantung Paru
tanggap darurat (RJP)

Pertolongan Defibrilasi
Hidup Lanjut

15
KOMPONEN
BHD

16
Komponen BHD
1. A (Airway Control)

2. B (Breathing support)

3. C (Circulatory Support)

17
AIRWAY
CONTROL

18
Langkah- Lihat Dengar
Langkah lihat gerakan napas
atau pengembangan
dengarkan aliran udara
pernapasan .Perubahan

Penilaian pada dada, warna


kulit dan kesadaran.
atau hilangnya suara
merupakan tanda adanya

Airway
gangguan jalan napas
Rasakan
rasakan adanya aliran udara
pernapasan dengan menggunakan
pipi penolong. Buka mulut dan
lihat jalan napas atas
19
Chin lift-head tilt
Cara · Posisikan pasien dalam keadaan terlentang.
· Letakkan satu tangan di dahi dan letakkan ujung jari

Membuka tangan yang lain dibawah daerah tulang pada bagian


tengah rahang bawah pasien (dagu).

Airway
· Tengadahkan kepala dengan menekan perlahan dahi
pasien.
· Gunakan ujung jari anda untuk mengangkat dagu dan
menyokong rahang bagian bawah. Jangan menekan
jaringan lunak di bawah rahang karena dapat
menimbulkan obstruksi jalan napas.
· Usahakan mulut untuk tidak menutup. Untuk
mendapatkan pembukaan mulut yang adekuat, anda
dapat menggunakan ibu jari untuk menahan dagu
agar bibir bawah pasien tertarik ke belakang
(Hasanah, 2015)
20
Jaw Thrust
Pertahankan dengan hati-hati agar posisi kepala, leher dan spinal

Cara pasien tetap satu garis.

Ambil posisi di atas kepala paien, letakkan lengan sejajar dengan

Membuka permukaan pasien berbaring.

Airway
Perlahan letakkan tangan pada masing-masing sisi rahang bawah
pasien, pada sudut rahang di bawah telinga.

Stabilkan kepala pasien dengan lengan anda.

· Dengan menggunakan jari telunjuk, dorong sudut rahang bawah


pasien kearah atas dan depan.

Mendorong ke depan bibir bagian bawah pasien dengan menggunakan


ibu jari untuk mempertahankan mulut tetap terbuka.
Jangan mendongakkan atau memutar kepala pasien (Hasanah, 2015).
21
Jika terdapat adanya sumbatan benda asing

Teknik
dalam mulut dan harus dibersihkan yakni dengan
menggunakan teknik cross finger

Membersihkan Adapun untuk Teknik cross finger yaitu:


§ Menggunakan ibu jari dan jari telunjuk yang

Airway disilangkan dan menekan gigi atas dan bawah.


§ Bila jalan napas tersumbat karena adanya
benda asing dalam rongga mulut dilakukan
pembersihan manual dengan sapuan jari
(Hasanah, 2015).

21
Mengenali Sumbatan Airway

Gurgling Snoring Crowinng Sumbatan


Total

( suara berkumur ) (mendengkur ) disebabkan ( suara melengking waktu pada pasien yang masih berusaha
disebabkan cairan dijalan karena sumbatan karena lidah inhalasi ) disebabkan karena bernapas nampak sebagai gerak
atau palatum Cara mengatasinya paradoksal dada dan perut yaitu dada
napas utama, Cara spasme laring, Cara
turun pada waktu perut bergerak naik.
mengatasi: finger sweep, dengan head tilt, chin lift, jaw mengatasi: cricotirotomi, Pada sumbatan jalan napas total suara
suction atau pengisapan thrust, pemasangan Masker trakeostomi. napas hilang, tidak teraba/tidak
Laring (Laryngeal Mask Airway).
terdengar suara napas.
22
SEMINAR PROPOSAL

Cara Mengatasi sumbatan


Airway akibat sumbatan padat
1. Back blow / Back slaps (pada korban sadar dewasa)

§ Bila korban masih sempoyongan, Rangkul dari belakang.


§ Lengan menahan tubuh, lengan yang lain melakukan Back-
Blow/Back Slaps. Pertahankan korban jangan sampai
tersungkur.
§ Berikan pukulan/hentakan keras 5 kali
§ Dengan kepalan (genggaman tangan). Pada titik silang garis
imaginasi tulang belakang dan garis antar belikat. Bila belum
berhasil secara pelan segera baringkan korban pada posisi
terlentang. Lakukan abdominal thrust (Hasanah, 2015). 23
Cara Mengatasi sumbatan
Airway akibat sumbatan padat
2. Abdominal thrust (korban berdiri / korban dewasa sadar
(Heimlich))

§ Rangkul korban yang sedang sempoyongan dengan kedua


lengan dari belakang
§ Lakukan hentakan tarikan, 5 kali dengan menarik kedua
lengan penolong bertumpuk pada kepalan kedua tangannya
tepat di titik hentak yang terletak pada pertengahan pusar
dan titik ulu hati korban. Bila belum berhasil secara pelan
segera baringkan korban pada posisi terlentang. Lakukan
abdominal thrust (Hasanah, 2015) 23
Cara Mengatasi sumbatan
Airway akibat sumbatan padat
3. Abdominal thrust (korban terbaring / korban dewasa tidak sadar)

§ Bila korban jatuh tidak sadar, segera baringkan terlentang


§ Penolong mengambil posisi seperti naik kuda diatas tubuh korban atau disamping
korban sebatas pinggul korban.
§ Lakukan hentakan mendorong 5 kali dengan menggunakan kedua lengan penolong
bertumpu tepat diatas titik hentakan ( daerah epigastrium ). Yakinkan benda asing
sudah bergeser atau sudah keluar dengan cara:
• Lihat ke dalam mulut korban, bila terlihat diambil
• Bila tak terlihat, tiupkan napas mulut kemulut, sampil memperhatikan bila tiupan
dapat masuk paru-paru, Dada mengembang artinya, jalan napas telah terbuka
• Sebaliknya bila tiupan tidak masuk artinya jalan napas masih tersumbat, segera
lakukan Abdominal Thrust lagi, dan seterusnya (Hasanah, 2015).
23
Airway Maintenance Dengan
Proteksi Cervical Spine
Apabila terdapat suspect C-Spine Injury, maka pengelolaan jalan napas dasar dan
lanjut dilakukan dengan C-Spine protection yang meliputi manual in line
stabilization atau pemasangan cervical collar

23
PRINSIP DASAR
BANTUAN BREATHING
Tujuan Oksigenasi
Untuk memasok/menyediakan oksigen yang cukup
kepada sel sel tubuh manusia agar dapat melakukan
fungsi fisiologisnya dengan optimal.

Cara Memeriksa Breathing


1. Amati Gerakan Dada dan Perut
2. Dengarkan Suara Napas
3. Rasakan Hembusan Napas
4. Hitung Frekuensi Napas
5. Perhatikan Warna Kulit 27
Tanda Breathing Kurang Adekuat
Sesak napas atau sulit bernapas

1. Adekuat 2. Napas pendek atau cepat


Napas berbunyi
Frekuensi Perpasan
Napas yang terdengar keras atau berat
Kedalaman pernapasan Napas yang terasa sakit atau nyeri di dada
Iringan Napas Batuk terus menerus atau sesak nafas saat
Konsintensi Pernapasan berbicara
Kulit yang berubah warna

Tidak Bernapas
3. Tidak ada gerakan dada/perut
Tidak terasa hembusan nafas dari
mulut/hidung 28
Teknik Bantuan Breathing/Ventilasi

1. Metode Mulut Ke Mulut

2. Metode Mulut Kehidung

3. Rumusan masalah dari


Metode Kompresi dilakukannya
Jantung penelitian
Paru (CPR)

4. Metode Ventilasi dengan Alat 29


Frekuensi Pemberian Napas Buatan

1. Menggunakan Mulut Penolong


Periksa kesadaran korban dengan memanggil namanya dan mengguncang bahu.
Jika korban tidak sadar, periksa napasnya dengan menempatkan telinga di dekat hidung
dan mulut korban untuk mendengarkan napasnya.
Bersihkan jalan napas korban dengan memiringkan kepala korban ke belakang dan
mengangkat dagu untuk membuka jalur napas.
Tutup hidung korban dengan jari telunjuk dan jari tengah dan buka mulut korban dengan
merentangkan bibir.
Tarik napas dalam-dalam dan hembuskan ke dalam mulut korban dengan cepat, langsung
dari mulut penolong ke mulut korban.
Lepaskan mulut Anda dari mulut korban dan biarkan udara keluar.
Ulangi langkah 5 dan 6 sebanyak 10-12 kali per menit atau sesuai dengan instruksi medis
30
Frekuensi Pemberian Napas Buatan

2. Menggunakan Alat Bantu kantung masker berkatup (BVM/Bag Valve Mask)


Periksa kesadaran korban dengan memanggil namanya dan mengguncang bahu.
Jika korban tidak sadar, periksa napasnya dengan menempatkan telinga di dekat hidung
dan mulut korban untuk mendengarkan napasnya.
Bersihkan jalan napas korban dengan memiringkan kepala korban ke belakang dan
mengangkat dagu untuk membuka jalur napas.
Pegang masker penolong dengan satu tangan dan letakkan bagian yang lebih besar di atas
hidung dan mulut korban. Tekan bagian kecil ke dalam kantung yang berisi oksigen atau
udara.
Tarik bagian kecil ke atas untuk menghembuskan udara ke dalam paru-paru korban.
Lepaskan tekanan pada bagian kecil untuk memungkinkan korban mengeluarkan udara.

31
PRINSIP DASAR BANTUAN
CIRCULATION, CIRCULATION DENGAN
CONTROL PERDARAHAN
Prinsip dasar bantuan, ciriculation dengan control perdarahan :
Mengevaluasi sirkulasi maka yang harus diperhatikan di sini adalah volume darah,
pendarahan, dan cardiac output. Pendarahan sering menjadi permasalahan utama
pada kasus patah tulang, terutama patah tulang terbuka. Misal : patah tulang femur
Menghentikan pendarahan yang terbaik adalah menggunakan penekanan langsung
dan meninggikan lokasi atau ekstrimitas yang mengalami pendarahan di atas level
tubuh.
Pemasangan bidai yang baik dapat menurunkan pendarahan secara nyata dengan
mengurangi gerakan dan meningkatkan pengaruh tamponade otot sekitar patahan
Penggunaan balut tekan steril umumnya dapat menghentikan pendarahan
Penggantian cairan yang agresif merupakan hal penting disamping usaha
menghentikan pendarahan
03
Prinsip dasar bantuan, ciriculation dengan control perdarahan :
Akses vaskuler, dipasang dua kateter IV ukuran besar (minimum no 16)
Tempat memasang akses vena adalah di vena lengan bawah dan di kubiti,
tetapi pemasangan kateter vena sentral juga diindikasikan apabila terdapat
fasilitas.
Terapi cairan awal, bolus cairan hangat diberikan secepatnya. Dosis umumnya 1
hingga 2 liter untuk dewasa dan 20 ml/kg untuk anak - anak.
Pemilihan cairan awal digunakan cairan kristaloid seperti RL atau NS.
Respon pasien kemudian diobservasi selama pemberian cairan awal.
Perhitungannya adalah pemberian 3 L kristaloid untuk mengganti 1 L darah.
Pemberian Koloid dapat dipertimbangkan apabila dengan pemberian kristaloid
masih belum cukup memperbaiki perfusi ke jaringan. 03
PRINSIP RESUSITASI
JANTUNG PARU
03
Prinsip Penekanan Pada Pijatan Jantung Luar

03
03
03
03
Compression

03
03
03
Automated External Defibrillators ( AED )

Sebuah alat medis yang dapat menganalisis


irama jantung secara otomatis dan dapat
memberikan kejutan listrik untuk
mengembalikan irama jantung jika
diperlukan

03
03
Tanda RJP Dilakukan Dengan Baik

03
03
PEMINDAHAN PADA
PERTOLONGAN
PERTAMA
AURALIA RAHMAYANTI
PENGERTIAN

Evakuasi atau pemindahan korban adalah suatu cara yang


digunakan untuk menyelamatkan korban ke tempat yang lebih
aman. Dengan memindahkan korban maka akan membantudalam
proses penanganan korbannya. Penanganan korban yang salah akan
menimbulkan cedera lanjutan atau cedera baru. Iswari, M. F. (2019)

03
PENGGUNAAN MEKANIKA TUBUH
Hal yang harus diperhatikan, antara lain:
1. Nilai kesulitan yang mungkin akan terjadi
2. Rencanakan pergerakan sebelum mengangkat
3. Jangan mengangkat & menurunkan penderita jika tidak yakin mampu
mengendalikan
4. Gunakan otot tungkai bukan otot punggung
5. Upayakan untuk memindahkan beban serapat mungkin dengan tubuh
6. Lakukan Gerakan secara menyeluruh dan upayakan agar bagian tubuh
saling menopang
03
7. Kurangi jarak atau ketinggian yang harus dilalui korban/benda
MACAM/JENIS PEMINDAHAN
A Pemindahan Darurat
1. Shirt drag (tarikan baju)

03
MACAM/JENIS PEMINDAHAN
A Pemindahan Darurat
2. Blanket drag (tarikan selimut)

03
MACAM/JENIS PEMINDAHAN
A Pemindahan Darurat
2. Blanket drag (tarikan selimut)

03
MACAM/JENIS PEMINDAHAN
A Pemindahan Darurat
3. Shoulder/forearm drag (tarikan bahu/lengan)

03
MACAM/JENIS PEMINDAHAN
A Pemindahan Darurat
4. Sheet drag (tarikan kain)

03
MACAM/JENIS PEMINDAHAN
A Pemindahan Darurat
5. Piggyback carry (menggendong)

03
MACAM/JENIS PEMINDAHAN
A Pemindahan Darurat
6. Cradle carry (membopong)

03
MACAM/JENIS PEMINDAHAN
A Pemindahan Darurat
7. One rescuer crutch (menyokong)

03
MACAM/JENIS PEMINDAHAN
A Pemindahan Darurat
8. Fireman’s carry (memanggul)

03
MACAM/JENIS PEMINDAHAN
A Pemindahan biasa / tidak darurat
1. Teknik angkat langsung

03
MACAM/JENIS PEMINDAHAN
A Pemindahan biasa / tidak darurat
1. Teknik angkat langsung

03
MACAM/JENIS PEMINDAHAN
A Pemindahan biasa / tidak darurat
2. Teknik angkat anggota gerak

03
MACAM/JENIS PEMINDAHAN
A Pemindahan biasa / tidak darurat
3. Teknik mengangkat dengan tandu

03
PERALATAN EVAKUASI

1. Stretcher beroda 2. Scoop stretcher

03
PERALATAN EVAKUASI

3 .Stretcher portable 4 .Vest type extrication device


(Kendri Extrication Device = KED

03
PERALATAN EVAKUASI

5. Stair Chair 6. Basket stretcher

03
PERALATAN EVAKUASI

7. Flexible stretcher 8. Draw sheet

03
PERALATAN EVAKUASI

9. Long board 10. Short board

03
REFERENSI
American Lung Association. (n.d.). Warning Signs of Lung Disease. https://www.lung.org/lung-health-
diseases/warning-signs-of-lung-disease.
"Alton, T., & Alton, A. (2012). The survival medicine handbook: A guide for when help is not on the
way. Doom and Bloom.
Basic Life Support (BLS) Provider Manual", American Heart Association, 2016.
Centers for Disease Control and Prevention. (2021). Breathing Problems.
https://www.cdc.gov/healthyschools/asthma/breathing-problems.htm
Hasanah, U. N. (2015). Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Keterampilan Perawat dalam Melakukan
Tindakan Bantuan Hidup Dasar (BHD) di RSUD Kabupaten Karanganyar. STIKES Kusuma Husada.
Irfani, Q. I. (2019). Bantuan Hidup Dasar. CDK, 46(6), 458-461.
Iswari, M. F. (2019). Pelatihan Tanggap Bencana Tentang Evakuasi Dan Transportasi Korban Di SMPN 30
Plaju Palembang. Khidmah, 2(1), 1-9.
Triutomo, Sugeng dkk. (2010). Modul dasar relawan penanggulangan bencana. Jakarta : Badan Nasional
Penanggulangan Bencana.
PMI. (2008). Pelatihan Dasar KSR : Kumpulan Materi. Jakarta: Palang Merah Indonesia 03
PERTANYAAN
1. 2. 3.
Rahdiah: Ka Pricilia:
Areta: Bagaimana jika pada keadaan darurat bagaimana cara mengatasi sumbatan
Bagaimana itu pemberian napas dan harus diberikan pertolongan mulut airway pada anak-anak/balita dan
secara mulut ke hidung ke mulut atau mulut ke hidung dan tidak bagaimana cara RPJ pada anak-anak
mengetahui bahwa pasien memiliki dan bayi
penyakit menular, sedangkan pada RJP
harus dilakukan ventilasi

04
PERTANYAAN
4. 5.bagaimana jikanisa:
terjadi ada cedera
6.
cervical bagaimana pemberian
ventilasinya nisrina:
Yanda: muthia: kalau dia tenggelam di
bagaimana jika korban tidak sadar di bagaimana ketika penolong korban keluarkan dulu airnya atau rjp?
hutan dan lebih besar daripada terindikasi trauma cervical, misal tapi
penolong, cara pemindahannya tidak ternotice oleh penolong dan
penolong memberikan pertolongan
dgn menyentuh/menggerakan bagian
yang seharusnya tidak bisa
cervicalnya. nah ketika pertolongan
itu malah mengarah ke memperparah
kondisi korban apa yg hrs kita lakukan
dan bagaimana dgn konsekuensinya.

04
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai