Kelompok 8 - BHD Dan Penanganan Pemindahan Pasien
Kelompok 8 - BHD Dan Penanganan Pemindahan Pasien
02
SISTEM
PERNAPASAN
DAN
SIRKULASI
05
Pernapasan atau yang biasa disebut respirasi
adalah proses menghirup udara bebas yang
mengandung O2 (oksigen) dan
menghembuskan udara yang mengandung
CO2 (karbondioksida) sebagai oksigenasi
tubuh lainnya.
06
Pernapasan dada
Otot antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut. Tulang rusuk
terangkat ke atas. Rongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan
udara dalam dada kecil. Sehingga udara masuk ke dalam badan
Pernapasan Perut
Otot diafragma pada perut mengalami kontraksi. Diafragma datar.
Volume rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara
pada dada mengecil sehingga udara masuk ke paru-paru
07
Sistem sirkulasi atau peredaran darah terdiri dari
darah , yang merupakan alat transportasi untuk
bahan yang terlarut atau disimpan , pembuluh
darah yang bertindak sebagai saluran yang
mengarahkan dan mendistribusikan darah dari
jantung ke seluruh tubuh dan kembali ke jantung ,
kemudain jantung yang berperan memompa darah
sehingga mengalir melalui jaringan .
06
MATI KLINIS
& MATI
BIOLOGIS
08
Kematian klinis ditandai dengan
MATI KLINIS terhentinya pernapasan dan jantung
(peredaran darah) serta berhentinya fungsi
otak, tetapi tidak dapat diubah dalam arti
bahwa resusitasi kardiopulmoner masih
dapat dilakukan dan kemudian diikuti
untuk mengembalikan fungsi secara
penuh.
09
Kematian biologis merupakan kelanjutan dari
MATI BIOLOGIS kematian klinis jika resusitasi kardiopulmoner
tidak dilakukan pada saat kematian klinis.
Kematian biologis berarti semua organ mati
secara biologis dengan urutan sebagai berikut:
otak, jantung, ginjal, paru-paru, dan hati. Hal ini
dikarenakan daya tahan setiap organ berbeda,
sehingga kematian sel pada setiap organ tidak
terjadi secara bersamaan.
10
Perbedaan Mati Klinis Mati Biologis
Berhentinya detak jantung, denyut nadi dan Kematian akibat degenerasi jaringan di otak dan organ
Tanda
pernafasan lainnya
Beberapa organ, seperti mata dan ginjal, masih hidup Beberapa organ mati (tidak dapat berfungsi kembali)
Fungsi Organ
dalam kematian klinis setelah kematian biologis
TANDA-
TANDA
KEMATIAN
12
SEMINAR PROPOSAL
Tanda Kematian
Rigor Mortis Liver Mortis
. Rigor mortis mulai muncul 2 jam Lebam tubuh mulai terbentuk 30
setelah kematian dan meningkat menit sampai 1 jam setelah
hingga mencapai maksimal12 jam kematian somatik dan paling
setelah kematian. parah 8-12 jam setelah kematian.
Pertolongan Defibrilasi
Hidup Lanjut
15
KOMPONEN
BHD
16
Komponen BHD
1. A (Airway Control)
2. B (Breathing support)
3. C (Circulatory Support)
17
AIRWAY
CONTROL
18
Langkah- Lihat Dengar
Langkah lihat gerakan napas
atau pengembangan
dengarkan aliran udara
pernapasan .Perubahan
Airway
gangguan jalan napas
Rasakan
rasakan adanya aliran udara
pernapasan dengan menggunakan
pipi penolong. Buka mulut dan
lihat jalan napas atas
19
Chin lift-head tilt
Cara · Posisikan pasien dalam keadaan terlentang.
· Letakkan satu tangan di dahi dan letakkan ujung jari
Airway
· Tengadahkan kepala dengan menekan perlahan dahi
pasien.
· Gunakan ujung jari anda untuk mengangkat dagu dan
menyokong rahang bagian bawah. Jangan menekan
jaringan lunak di bawah rahang karena dapat
menimbulkan obstruksi jalan napas.
· Usahakan mulut untuk tidak menutup. Untuk
mendapatkan pembukaan mulut yang adekuat, anda
dapat menggunakan ibu jari untuk menahan dagu
agar bibir bawah pasien tertarik ke belakang
(Hasanah, 2015)
20
Jaw Thrust
Pertahankan dengan hati-hati agar posisi kepala, leher dan spinal
Airway
Perlahan letakkan tangan pada masing-masing sisi rahang bawah
pasien, pada sudut rahang di bawah telinga.
Teknik
dalam mulut dan harus dibersihkan yakni dengan
menggunakan teknik cross finger
21
Mengenali Sumbatan Airway
( suara berkumur ) (mendengkur ) disebabkan ( suara melengking waktu pada pasien yang masih berusaha
disebabkan cairan dijalan karena sumbatan karena lidah inhalasi ) disebabkan karena bernapas nampak sebagai gerak
atau palatum Cara mengatasinya paradoksal dada dan perut yaitu dada
napas utama, Cara spasme laring, Cara
turun pada waktu perut bergerak naik.
mengatasi: finger sweep, dengan head tilt, chin lift, jaw mengatasi: cricotirotomi, Pada sumbatan jalan napas total suara
suction atau pengisapan thrust, pemasangan Masker trakeostomi. napas hilang, tidak teraba/tidak
Laring (Laryngeal Mask Airway).
terdengar suara napas.
22
SEMINAR PROPOSAL
23
PRINSIP DASAR
BANTUAN BREATHING
Tujuan Oksigenasi
Untuk memasok/menyediakan oksigen yang cukup
kepada sel sel tubuh manusia agar dapat melakukan
fungsi fisiologisnya dengan optimal.
Tidak Bernapas
3. Tidak ada gerakan dada/perut
Tidak terasa hembusan nafas dari
mulut/hidung 28
Teknik Bantuan Breathing/Ventilasi
31
PRINSIP DASAR BANTUAN
CIRCULATION, CIRCULATION DENGAN
CONTROL PERDARAHAN
Prinsip dasar bantuan, ciriculation dengan control perdarahan :
Mengevaluasi sirkulasi maka yang harus diperhatikan di sini adalah volume darah,
pendarahan, dan cardiac output. Pendarahan sering menjadi permasalahan utama
pada kasus patah tulang, terutama patah tulang terbuka. Misal : patah tulang femur
Menghentikan pendarahan yang terbaik adalah menggunakan penekanan langsung
dan meninggikan lokasi atau ekstrimitas yang mengalami pendarahan di atas level
tubuh.
Pemasangan bidai yang baik dapat menurunkan pendarahan secara nyata dengan
mengurangi gerakan dan meningkatkan pengaruh tamponade otot sekitar patahan
Penggunaan balut tekan steril umumnya dapat menghentikan pendarahan
Penggantian cairan yang agresif merupakan hal penting disamping usaha
menghentikan pendarahan
03
Prinsip dasar bantuan, ciriculation dengan control perdarahan :
Akses vaskuler, dipasang dua kateter IV ukuran besar (minimum no 16)
Tempat memasang akses vena adalah di vena lengan bawah dan di kubiti,
tetapi pemasangan kateter vena sentral juga diindikasikan apabila terdapat
fasilitas.
Terapi cairan awal, bolus cairan hangat diberikan secepatnya. Dosis umumnya 1
hingga 2 liter untuk dewasa dan 20 ml/kg untuk anak - anak.
Pemilihan cairan awal digunakan cairan kristaloid seperti RL atau NS.
Respon pasien kemudian diobservasi selama pemberian cairan awal.
Perhitungannya adalah pemberian 3 L kristaloid untuk mengganti 1 L darah.
Pemberian Koloid dapat dipertimbangkan apabila dengan pemberian kristaloid
masih belum cukup memperbaiki perfusi ke jaringan. 03
PRINSIP RESUSITASI
JANTUNG PARU
03
Prinsip Penekanan Pada Pijatan Jantung Luar
03
03
03
03
Compression
03
03
03
Automated External Defibrillators ( AED )
03
03
Tanda RJP Dilakukan Dengan Baik
03
03
PEMINDAHAN PADA
PERTOLONGAN
PERTAMA
AURALIA RAHMAYANTI
PENGERTIAN
03
PENGGUNAAN MEKANIKA TUBUH
Hal yang harus diperhatikan, antara lain:
1. Nilai kesulitan yang mungkin akan terjadi
2. Rencanakan pergerakan sebelum mengangkat
3. Jangan mengangkat & menurunkan penderita jika tidak yakin mampu
mengendalikan
4. Gunakan otot tungkai bukan otot punggung
5. Upayakan untuk memindahkan beban serapat mungkin dengan tubuh
6. Lakukan Gerakan secara menyeluruh dan upayakan agar bagian tubuh
saling menopang
03
7. Kurangi jarak atau ketinggian yang harus dilalui korban/benda
MACAM/JENIS PEMINDAHAN
A Pemindahan Darurat
1. Shirt drag (tarikan baju)
03
MACAM/JENIS PEMINDAHAN
A Pemindahan Darurat
2. Blanket drag (tarikan selimut)
03
MACAM/JENIS PEMINDAHAN
A Pemindahan Darurat
2. Blanket drag (tarikan selimut)
03
MACAM/JENIS PEMINDAHAN
A Pemindahan Darurat
3. Shoulder/forearm drag (tarikan bahu/lengan)
03
MACAM/JENIS PEMINDAHAN
A Pemindahan Darurat
4. Sheet drag (tarikan kain)
03
MACAM/JENIS PEMINDAHAN
A Pemindahan Darurat
5. Piggyback carry (menggendong)
03
MACAM/JENIS PEMINDAHAN
A Pemindahan Darurat
6. Cradle carry (membopong)
03
MACAM/JENIS PEMINDAHAN
A Pemindahan Darurat
7. One rescuer crutch (menyokong)
03
MACAM/JENIS PEMINDAHAN
A Pemindahan Darurat
8. Fireman’s carry (memanggul)
03
MACAM/JENIS PEMINDAHAN
A Pemindahan biasa / tidak darurat
1. Teknik angkat langsung
03
MACAM/JENIS PEMINDAHAN
A Pemindahan biasa / tidak darurat
1. Teknik angkat langsung
03
MACAM/JENIS PEMINDAHAN
A Pemindahan biasa / tidak darurat
2. Teknik angkat anggota gerak
03
MACAM/JENIS PEMINDAHAN
A Pemindahan biasa / tidak darurat
3. Teknik mengangkat dengan tandu
03
PERALATAN EVAKUASI
03
PERALATAN EVAKUASI
03
PERALATAN EVAKUASI
03
PERALATAN EVAKUASI
03
PERALATAN EVAKUASI
03
REFERENSI
American Lung Association. (n.d.). Warning Signs of Lung Disease. https://www.lung.org/lung-health-
diseases/warning-signs-of-lung-disease.
"Alton, T., & Alton, A. (2012). The survival medicine handbook: A guide for when help is not on the
way. Doom and Bloom.
Basic Life Support (BLS) Provider Manual", American Heart Association, 2016.
Centers for Disease Control and Prevention. (2021). Breathing Problems.
https://www.cdc.gov/healthyschools/asthma/breathing-problems.htm
Hasanah, U. N. (2015). Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Keterampilan Perawat dalam Melakukan
Tindakan Bantuan Hidup Dasar (BHD) di RSUD Kabupaten Karanganyar. STIKES Kusuma Husada.
Irfani, Q. I. (2019). Bantuan Hidup Dasar. CDK, 46(6), 458-461.
Iswari, M. F. (2019). Pelatihan Tanggap Bencana Tentang Evakuasi Dan Transportasi Korban Di SMPN 30
Plaju Palembang. Khidmah, 2(1), 1-9.
Triutomo, Sugeng dkk. (2010). Modul dasar relawan penanggulangan bencana. Jakarta : Badan Nasional
Penanggulangan Bencana.
PMI. (2008). Pelatihan Dasar KSR : Kumpulan Materi. Jakarta: Palang Merah Indonesia 03
PERTANYAAN
1. 2. 3.
Rahdiah: Ka Pricilia:
Areta: Bagaimana jika pada keadaan darurat bagaimana cara mengatasi sumbatan
Bagaimana itu pemberian napas dan harus diberikan pertolongan mulut airway pada anak-anak/balita dan
secara mulut ke hidung ke mulut atau mulut ke hidung dan tidak bagaimana cara RPJ pada anak-anak
mengetahui bahwa pasien memiliki dan bayi
penyakit menular, sedangkan pada RJP
harus dilakukan ventilasi
04
PERTANYAAN
4. 5.bagaimana jikanisa:
terjadi ada cedera
6.
cervical bagaimana pemberian
ventilasinya nisrina:
Yanda: muthia: kalau dia tenggelam di
bagaimana jika korban tidak sadar di bagaimana ketika penolong korban keluarkan dulu airnya atau rjp?
hutan dan lebih besar daripada terindikasi trauma cervical, misal tapi
penolong, cara pemindahannya tidak ternotice oleh penolong dan
penolong memberikan pertolongan
dgn menyentuh/menggerakan bagian
yang seharusnya tidak bisa
cervicalnya. nah ketika pertolongan
itu malah mengarah ke memperparah
kondisi korban apa yg hrs kita lakukan
dan bagaimana dgn konsekuensinya.
04
TERIMA KASIH