Anda di halaman 1dari 110

TUGASAKHIR

ANALISIS KERUSAKAN LAHAN AKIBAT TAMBANG


EMAS,PADA SUB DASPAMONGGADANG,
KABUPATENSOLOKSELATAN

Oleh.
Yori
Ananda2018510025

PROGRAMSTUDITEKNIKGEODESISARJANA

FAKULTAS
TEKNIKINSTITUTTEKNOLOGIP
ADANG
JANUARI,2023

i
ANALISIS KERUSAKAN LAHAN AKIBAT TAMBANG
EMAS,PADA SUB DASPAMONGGADANG,
KABUPATENSOLOKSELATAN

TUGASAKHIR
Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
dariInstitutTeknologi Padang

Oleh.
Yori
Ananda2018510025

PROGRAMSTUDITEKNIKGEODESISARJANA

FAKULTAS
TEKNIKINSTITUTTEKNOLOGIP
ADANG
JANUARI,2023

ii
TUGASAKHIR

ANALISIS KERUSAKAN LAHAN AKIBAT TAMBANG


EMAS,PADA SUB DASPAMONGGADANG,
KABUPATENSOLOKSELATAN

Oleh.
Yori
Ananda2018510025

PROGRAMSTUDITEKNIKGEODESISARJANA

FAKULTAS
TEKNIKINSTITUTTEKNOLOGIP
ADANG
JANUARI,2023

ii
ABSTRAK

ANALISIS KERUSAKAN LAHAN AKIBAT TAMBANG


EMAS,PADA SUB DASPAMONGGADANG,
KABUPATENSOLOKSELATAN

TUGASAKHIR

Yori
Ananda2018510025

Program Studi Teknik Geodesi, Fakultas


TeknikInstitut Teknologi Padang

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi sumberdaya


alamselain pertanian yakni pertambanganterutama emas. Penambangan emas tanpa
izinmerupakan salah satu kegiatan pertambangan yang mengakibatkan menurunnya
kualitaslingkungan disekitarnya, terutama lahan. Tujuan studi ini ialah untuk melihat
seberapabesarpengaruhkerusakanlahanyangterjadiakibatkegiatanpenambanganemasterh
adapkondisi perubahan lahan dan tingkat kerusakan lahan di sekitar aliran Sungai
PamongGadang,Kabupaten Solok Selatan.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode skoring
danoverlay, data yang digunakan adalah landsad 8 OLI tahun 2013, 2017 dan 2022.
Yangdiolah dengan metode supervised classification dan digitaze on screen. Kemudian
untukUjiAkurasi dilakukan surveydan wawancara.
Selanjutnya untuk melihat luas perubahan penggunaan lahan yang dialih
fungsimenjadi lokasi penambangan emas dari setiap penggunaan lahan yang ada pada
daerahpenelitia.Padaperiodetahun2013hingga2022penggunaanlahanyangdominandikon
versi adalah pertanian lahan kering campuran yakni seluas 26,25 Ha, kemudianHutan
Lahan Kering skunder seluas 5,20 ha, Belukar 4,69 ha seluas , danSungai 2,58Ha.
Sehingga lahan yang telah terkonversi menjadi lahan pertambangan emas hinggatahun
2022 tercatat seluas 42,20 hektar yang mana 15,24% dari total penggunaan
lahanyangadapadalokasi penelitian.
Hasilpenelitian iniuntuk tingkat kerusakan lahanditemukan bahwa
terjadiperubahanpenggunaanlahandaripenggunaanlahanlainnyamenjadilahanpenambang
anemas seluas 42,20 Ha dari tahun 2013 hingga tahun 2022. Kemudian dihasilkan
petatingkat kerusakan lahan dengan tiga parameter yaitu kerapatan vegetasi, umur
tambangdanjenistailing.Lahandengantingkatkerusakantinggiseluas5,03Ha,kerusakansed
ang14,73 Ha dan kerusakan rendah 22,44 Ha. Luas kerusakan lahan terbesar di antara
duaKecamatanyaituKecamatanSangirdanSangirJujuhan.PadaKecamatanSangirditemuka
nlahandengantingkatkerusakanrendahseluas20,94hektar,kerusakansedangseluas 8,58
hektar dan kerusakan tinggi 4,30 hektar. Kemudian pada Kecamatan SangirJujuhan
ditemukan lahan dengan tingkat kerusakan rendah seluas 1,52 hektar, kerusakansedang
seluas 6,14 hektar dan kerusakan tinggi seluas 0,72 hektar. Dapat disimpulkanbahwa
keruskan lahan terparah berada pada kecamatan sangir dengan tingkat
kerusakantinggimencapai 4,30 hektar.

i
Kemudiananalisistingkatkerusakan,padaKecamatanSangirditemukankerusakan
lahan akibat penambangan emas seluas 33,82 hektar.dan pada KecamatanSangir
Jujuhan ditemukan total kerusakan akibat penambangan emas seluas 8,38 hektar.Maka
di simpulkan bahwa kerusakan terluas berada pada Kecamatan Sangir dengan luaslahan
yang beralih fungsi menjadi lokasi penambangan emasseluas 33,82 hektar
yangmanaadalah 80,15%dari totalkerusakan lahanakibat tambangemas padatahun 2022.

KataKunci:PerubahanPenggunaanLahan,TingkatKerusakanLahan,PenambanganEmas

v
ABSTRACT
ANALYSIS OF LAND DAMAGE CAUSED BY GOLD MINING, IN
PAMONGGADANGSUB-DAS, SOUTH SOLOKDISTRICT

THESIS
Yori
Ananda2018510025

Program Study Of Geodetic Engineering, Faculty Of


EngineeringInstituteOf Technology Padang

Indonesiaisa
countrythathasnaturalresourcepotentialotherthanagriculture,namely mining, especially
gold. Unlicensed gold mining is one of the mining activitiesthat results in a decrease in
the quality of the surrounding environment, especially
theland.Thepurposeofthisstudyistoseehowmuchinfluencethelanddamagethatoccursas a
result of gold mining activities has on land conditions and the level of land
damagearoundthePamong Gadang River, South Solok Regency.
The analytical method used in this study is the scoring and overlay method.
Thedata used are Landsad 8 OLI in 2013, 2017 and 2022. processed using
supervisedclassificationanddigitizingonscreenmethods.Then,fortheAccuracyTest,theyco
nductedsurveys and interviews.
Furthermore, to see the area change in land use that has been converted into
agold mining location for each land use in the research area. In the period from 2013
to2022, the dominant land use for conversion is mixed dryland agriculture, which is
26.25ha,thensecondarydrylandforestwithanareaof5.20ha,thicketsof4.69ha,andRiversof2
.58Ha.Sothelandthathasbeconvertedintogoldmininglanduntil2022isrecordedat42.20
hectares, whichis 15.24%of thetotal land useintheresearch location.
Theresultsofthisstudyoftheleveloflanddamagefoundthattherewasachangein land
use from other land uses to gold mining and covering an area of 42.20 Ha
from2013to2022.Thenamapoftheleveloflanddamagewasproducedwiththreeparameters,
namely vegetation density, mine age and type of tailings. Land with a highlevel of
damage is 5.03 Ha, 14.73 Ha is moderate damage and 22.44 It is low
damage.Theareaoflanddamageisthelargestbetweenthetwosub-
districts,namelySangerandSangirJujuhan sub-districts. In Sangir District, 20.94
hectares of land with low damagewas found, 8.58 hectares of moderate damage and
4.30 hectares of high damage. Thenin Sangir Jujuhan District, 1.52 hectares of land
with low damage was found,
6.14hectaresofmoderatedamageand0.72hectaresofhighdamage.Itcanbeconcludedthatthe
worstdamagewasintheSangirsub-districtwithahighlevelofdamagereaching
4.30hectares.
Then an analysis of the level of damage, in Sangir District found land
damagedue to gold mining covering an area of 33.82 hectares, and in SangirJujuhan
Districtfound total damage due to gold mining covering an area of 8.38 hectares. So it
isconcluded that the most extensive damage is in Sangir District with the area of land
thathasbeenconvertedintoagoldmininglocationof33.82hectares,whichis80.15%ofthetotal
land damagedueto gold mining in 2022.

v
Keywords:LandUseChange, LevelofLand Damage,GoldMining

v
HALAMANPENGESAHAN

ANALISIS KERUSAKAN LAHAN AKIBAT TAMBANG


EMAS,PADA SUB DASPAMONGGADANG,
KABUPATENSOLOKSELATAN

Oleh.
Yori
Ananda2018510025

PROGRAMSTUDITEKNIKGEODESISARJANA

InstitutTeknologiPadang

Disahkan
Tanggal………………

KetuaProdi
Pembimbing

DWI ARINI,
DWI MARSISKA D,
M.TNIDN.101501
M.SINIDN.1013038901
9201

DekanFakultasTeknik

MAIDIAWATI,
Dr.EngNIDN.1005057201

v
ANALISIS KERUSAKAN LAHAN AKIBAT TAMBANG
EMAS,PADA SUB DASPAMONGGADANG,
KABUPATENSOLOKSELATAN

Oleh.
Yori
Ananda2018510025

PROGRAMSTUDITEKNIKGEODESISARJANA

InstitutTeknologiPadang

Telah dipertahankan di depan

pengujiPadatanggal…………………

………

Pimpinansidang

DWI MARSISKA D,
M.SINIDN.1013038901

Penguji1 Penguji2

DEFWALDI, ILHAM ARMI,


M.EngNIDN.100303 M.TNIDN.10230690
8701 02

i
PERNYATAANKEASLIANISI

Saya yang bertanda tangan di bawah


ini:Nama :Yori Ananda
NIM 2018510025
ProgramStudi :TeknikGeodesi Sarjana
JudulTA :AnalisisKerusakanLahanAkibatTambangEmas,PadaSubDasPam
ongGadang, Kabupaten Solok Selatan.

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis merupakan hasil karya sendiri
danbukan merupakan duplikasi serta tidak mengutip sebagian atau seluruhnya karya orang lain kecuali
yangtelah disebutkansumbernya.

Padang,26Januari2023

Yori
Ananda2018510025

x
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYAILMIAHUNTUKKEPENTINGANAKADEMIS

Yangbertandatangandibawahinisaya:Na
ma :Yori Ananda
NIM 2018510025
ProgramStudi :TeknikGeodesi Sarjana
HP/E-mail :081266440856/(2018510025.yori@itp.ac.id)

Demipengembanganilmupengetahuan,menyetujuiuntukmemberikan
kepadaPerpustakaanITP,HakBebasRoyaltiNon-Eksklusif (Non-exclusive Royalty-
FreeRight) atas karya ilmiah yang berjudul : Analisis Kerusakan Lahan Akibat
TambangEmas,PadaSub Das Pamong Gadang, Kabupaten Solok Selatan.

DenganiniPerpustakaanITPberhakmenyimpan,mengalihmedia/
formatkan,mengelolanya dalam bentuk pangkalandata (database),
mendistribusikannya,danmenampilkan/mempublikasikannyadiinternetataumedialainunt
ukkepentinganakademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetapmencantumkan
nama sayasebagaipenulis/pencipta.
Sayabersediauntukmenanggungsecarapribadi,tanpamelibatkanpihakPerpustakaanIT
P,segalabentuktuntutanhukumyangtimbulataspelanggaranHakCiptadalamkaryailmiah
sayaini.

Demikianpernyataaninisayabuatdengansebenarnya.

Padang,YangMenyatakan

Yori
Ananda2018510025

x
KATAPENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat kurnia-Nya
sayasebagai penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Analisis
KerusakanLahanAkibatTambangEmas,PadaSubDasPamongGadang,KabupatenSolokSel
atan.Tidaklupa pulapenulismengucapkan terimakasih kepada:

1. Kepada kedua Orang Tua penulis yang selalu memberikan dukungan


danmendoakan setiap kegiatan penulis agar senantiasa dirahmati dan
dilindungiolehAllah S.W.T.
2. Ibuk Maidiawati, Dr.Eng. selaku Dekan Fakultas Teknik Institut
TeknologiPadang
3. Ibuk Dwi Arini, MT. selaku ketua Program Studi Teknik Geodesi
ProgramSarjana Institut Teknologi Padang
4. Ibuk Dwi Marsiska Driptufany, M.Si selaku dosen pembimbing yang
telahbersedia meluangkan waktu untuk memberikan arahan selama
penyusunanlaporanTugasAkhir.
5. Bapak Ilham Armi, M.T Dan Bapak Defwaldi, M.Eng selaku
NarasumberdalamTugas Akhir.
6. Rekan-rekan mahasiswa teknik geodesi angkatan 2018 yang
seperjuangandalammencapai gelar SarjanaTeknik.
7. DankepadasemuaLembaga-LembagadanPihak-
Pihakyangberperanmembantudanmempermudahsayadalampenyelesaianlapor
anTugasAkhir.

Penulis berharap Penelitian ini dapat berguna bagi yang membaca terutama
bagipenulis sendiri. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangunsebagaipembelajaranuntuk penulis agarlebih baik kedepannya.

Padang,26Januari2023

Yori
Ananda2018510025
x
DAFTARISI

HALAMANSAMPUL.................................................................................................... i

HALAMANJUDUL........................................................................................................ii

ABSTRAK.......................................................................................................................iv

ABSTRACT......................................................................................................................vi

HALAMANPENGESAHAN........................................................................................vii

PERNYATAANKEASLIANISI....................................................................................ix

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA


ILMIAHUNTUKKEPENTINGANAKADEMIS.........................................................x

KATAPENGANTAR.....................................................................................................xi

DAFTARISI...................................................................................................................xii

DAFTARGAMBAR......................................................................................................xv

DAFTARTABEL..........................................................................................................xvi

BABIPENDAHULUAN..................................................................................................1

1.1 LatarBelakang................................................................................................................1
1.2 RumusanMasalah...........................................................................................................3
1.3 Tujuan.............................................................................................................................4
1.4 Manfaat...........................................................................................................................4
1.5 Batasan Masalah.............................................................................................................4
BABII TINJAUANPUSTAKA.......................................................................................5

2.1 StudiLiteratur.................................................................................................................5
2.2 LandasanTeori................................................................................................................7
2.2.1. PengertianLahan.....................................................................................................7
2.2.2. Penggunaan Lahan.................................................................................................8
2.2.3. DAS......................................................................................................................11
2.2.4. PengertianTambang..............................................................................................12
2.2.5. TambangEmas......................................................................................................13
2.2.6. AnalisisPerubahanPenggunaanLahanAkibat PenambanganEmas.......................15

xiii
2.2.7. AnalisisTingkatKerusakanLahanAkibat PenambanganEmas..............................16
2.2.8. PengindraanJauh...................................................................................................21
2.2.9. Citra......................................................................................................................21
2.2.10. CitraLansat8 OLI..................................................................................................22
2.2.11. NDVI....................................................................................................................24
2.2.12. QGIS.....................................................................................................................25
2.2.13. MetodeSupervisedCllasificationDanDigitazeOnScreen......................................26
2.2.14. SistemInformasiGeografis....................................................................................27
2.2.15. Overlay.................................................................................................................28
2.2.16. Skoring.................................................................................................................30
2.2.17. Uji AkurasiKappadanRMSE................................................................................31
2.2.18. SoftwareArcGIS....................................................................................................31
BABIIIMETODOLOGIPENELITIAN.......................................................................33

3.1 JenisPenelitian..............................................................................................................33
3.2 LokasiPenelitian...........................................................................................................33
3.3 Alat danBahan..............................................................................................................34
3.3.1. Alat.......................................................................................................................34
3.3.2. Bahan....................................................................................................................35
3.4 DiagramAlirTahapanPengolahanDataPerubahanPenggunaanLahan...........................36
3.5 DiagramAlirTahapanPengolahanDataTingkat KerusakanLahan.................................37
3.6 TahapanPenelitian........................................................................................................38
3.6.1. TahapanPengolahanDataPerubahanPenggunaanLahanTerbukaTambangEmas
38
3.6.2. TahapanPengolahanDataTingkat Kerusakan Lahan............................................42
BABIVHASIL DANANALISIS...................................................................................46

4.1 AnalisisPerubahanPenggunaanLahanAkibatKegiatanPenambanganEmasPadaSubDas
PamongGadangTahun 2013, 2017 Dan 2022..........................................................................46
4.1.1. Penggunaan Lahan Tahun2013............................................................................46
4.1.2. Penggunaan Lahan Tahun2017............................................................................48
4.1.3. Penggunaan Lahan Tahun2022............................................................................50
4.1.4. PerubahanPenggunaanLahanAkibatKegiatanPenambanganEmasPadaSubDasPam
ong GadangTahun2013, 2017 Dan2022...............................................................................52
4.1.5. HasilOverlayDari PenggunaanLahanTahun2013,2017Dan2022.........................54

xiv
4.2 Analisis Tingkat Kerusakan Lahan Akibat Penambangan Emas Pada Sub Das
PamongGadangTahun 2022.....................................................................................................56
4.2.1 KerapatanVegetasi PadaSubDasPamongGadangTahun2022..............................56
4.2.2 UmurTambangPada SubDasPamong GadangTahun2022...................................58
4.2.3 PetaJenisTailingPadaSubDasPamongGadangTahun2022...................................60
4.2.4 AnalisisTingkatKerusakanLahanPadaSubDasPamongGadangTahun2022
62
4.3 UjiAkurasi....................................................................................................................65
BABV PENUTUP..........................................................................................................70

5.1 Kesimpulan...................................................................................................................70
5.2 Saran.............................................................................................................................71
DAFTARPUSTAKA.....................................................................................................72

LAMPIRAN...................................................................................................................75

xv
DAFTARGAMBAR
Gambar2. 1 Clip.............................................................................................................29
Gambar2.2Intersect........................................................................................................29
Gambar2. 3 Union..........................................................................................................30

Gambar3.1 PetaLokasi Penelitian..................................................................................34


Gambar3. 2 Laptop Asus X441U...................................................................................34
Gambar3.3 GPS Garmin 73...........................................................................................35
Gambar3.4DiagramAlirTahapanPengolahan DataPerubahanPenggunaanLahan36
Gambar3.5DiagramAlirTahapanPengolahan DataTingkatKerusakan Lahan................37
Gambar3.6MempersiapkanData....................................................................................38
Gambar3.7CitraHasilKoreksiRadiometrikPadaSoftwareQgis.......................................39
Gambar3.8 KompositBand............................................................................................39
Gambar3.9ProsesBufferBatasLokasiPenelitian.............................................................40
Gambar3.10 PenggunaanLahan DariTahun2013, 2017Dan 2022.................................41
Gambar3. 11Proses Koreksi RadiometrikPadaQgis......................................................42
Gambar3.12 HasilKlasifikasiKerapatan Vegetasi.........................................................44

Gambar4.1PetaPenggunaanLahanPadaDaerahPenelitianTahun2013............................47
Gambar4.2PetaPengunaanLahanPadaDaerahPenelitianTahun2017..............................49
Gambar4.3PetaPengunaanLahanPadaDaerahPenelitianTahun2022..............................51
Gambar4.4Peta PerubahanLahanTambang EmasDariTahun2013Hingga2022.............52
Gambar4.5Diagramperubahanlahanakibatpenambanganemaspadatahun2013,2017dan2
022...................................................................................................................................53
Gambar4.6Overlay DariPenggunaanLahan Tahun2013,2017 Dan2022.......................54
Gambar4.7 PetaKerapatan VegetasiPadaSub Das,Pamong GadangTahun2022...........57
Gambar4.8 PetaUmur TambangPadaSub DasPamong GadangTahun 2022.................59
Gambar4.9 PetaJenisTailing PadaSubDas, PamongGadangTahun 2022......................61
Gambar4.10PetaTingkatKerusakanLahanPadaSubDasPamongGadangTahun2022.....63
Gambar4.11SampelkoordinatUjiAkurasi.......................................................................65
Gambar4. 12 UJi Akurasi..............................................................................................68
Gambar4.13AlatYangDigunakanDalamPenambanganEmasDiSalahSatuLokasiPadaDae
rahPenelitian....................................................................................................................69

xvi
DAFTARTABEL

Tabel2.1KelasPenutupanLahan......................................................................................10
Tabel2.2IndeksNDVIPadaLahanTambang.....................................................................18
Tabel2.3SkorUmurTambangBerdasarkanMasaPerubahanLahan...................................18
Tabel2. 4Skor JenisTailing.............................................................................................19
Tabel2.5KlasifikasiTingkatKerusakanLahan BerdasarkanSkorTotal............................20
Tabel2.6Spesifikasibandyangterdapat padaLandsat8.....................................................22
Tabel2.7Pemanfaatan BandPadaLandsat8......................................................................23

Tabel3.1BahanPenelitian................................................................................................35

Tabel 4. 1PenggunaanLahanPada Daerah PenelitianTahun2013................................................48


Tabel4.2PenggunaanLahanPadaDaerahPenelitianTahun2017.......................................50
Tabel4.3PenggunaanLahanPadaDaerahPenelitianTahun2022.......................................52
Tabel4.4PenggunaanLahanPadaDaerah PenelitianTahun2013,2017dan2022...............53
Tabel4.5LuasanDaerahYangBeralihFungsiBerdasarkanPenggunaanLahanDariTahun20
13-2022............................................................................................................................55
Tabel4.6LuasanBerdasarkanKlasifikasiNDVI...............................................................58
Tabel4.7LuasanUmurTambangBerdasarkanKelasnyaPadaSubDasPamongGadangTahun
2022.................................................................................................................................60
Tabel 4. 8Luasan Jenis Tailing Berdasarkan Klasifikasinya Pada Sub Das
PamongGadangTahun2022.............................................................................................62
Tabel 4. 9 Luasan Dan Persentase Berdasarkan Klasifikasi Tingkat Kerusakan Lahan
63Tabel 4. 10Luas Kerusakan Lahan Perkecamatan Berdasarkan Klasifikasi
TingkatKerusakan............................................................................................................64
Tabel4.11LuasDanPersentaseKerusakanLahan Perkecamatan......................................64
Tabel4. 12Uji Akurasi.....................................................................................................66

xvi
i
BAB
IPENDAHULUA
N

1.1 LatarBelakang
Indonesiamerupakansalahsatunegarayangtergolongkayadengansumberdayaalam
yang berlimpah. Salah satu kekayaan alam yang paling besar dan merupakanandalan
setelah pertanian yaitu pertambangan, dan salah satu kegiatan pertambanganyangbanyak
ditemui diIndonesia yaitu pertambanganemas(Kasworo, 2015).
Kegiatan penambangan emas di Indonesia telah ada sejak lama, baik secara
legalmaupun ilegal, pertambangan ini tersebar dari timur hingga ke barat wilayah
indonesia.DalamdokumenkunoyangtelahadasejakzamanKolonialBelandamenyebutkanb
ahwakegiatan penambangan emas di wilayah ini telah ada sejak abad ke 17, hal ini
ditandaidenganbekas-bekastambangemasaluvial,lubang-
lubangtambang(tunnels),penggalian,shaftsdan sluicesmerupakan buktidari
adanyakegiatan tersebut(Herman, 2006).
KabupatenSolokSelatanmerupakansalahsatuKabupatenyangberadadiProvinsi
Sumatera Barat, Kabupaten Solok Selatan. memiliki jenis tanah andosol danlitosol yang
memiliki tingkat hara yang tinggi dan sangat subur sehingga daerahnyasangat cocok
untuk pengembangan kegiatan perkebunan, terutama tanaman holtikulturadan
perkebunan. Maka dari itu, lahan di Kabupaten Solok Selatan banyak
digunakanmasyarakat sebagai lahan perkebunan untuk menanam beberapa jenis
tanaman, seperti:Kelapa,Karet, Cacao, Kulit Manis,KelapaSawit dan lain sebagainya.
SungaiPamongGadangmerupakansalahsatusungaibesaryangterletakdinagarilubua
kgadang,KabupatenSolokSelatandimanaaktivitaspenambanganemastanpaizintersebar
pada sempadan sungai dan anak sungai yang ada disepanjang sungai tersebut.aktivitas
informal pada eksploitasi sumber daya mineral emas skala kecil di SungaiPamong
Gadang telah merusak kualitas air sungai dan ekosistem yang ada
didalamnya.Munculnyaaktifitaspenambanganemastanpaizinmenyebabkanbanyakpendud
ukyangberalihprofesidariburuh,terutamayangbekerjasebagaipetanikaret,halinidikarenaka
nlebihmenguntungkansecaraekonomi,bilamendapatemas.(Rezki,Zulkarnaini,&Anita,
2017).
PerbedaanTambangEmasLegaldanIlegaladalahSegalaaktivitasyangdilakukantanp
aadanyaizinresmiberdasarkanhukumdisebutilegal.Sebenarnya
1
kegiatanpenambanganemasyangdilakukanyangdilakukandiSolokSelatan,khususnyapada
daerah penelitian mendapat perhatian dari pemerintah karena selain tidak memilikiizin
usaha, kegiatan tersebut juga membuat warga resah karena dapat berdampak
padapencemaranlingkungan,dan sudah seringmenimbulkan korban jiwa.
Pertambangan tanpa izin/illegal adalah kegiatan memproduksi mineral,
batubaraatau logam mulia yang dilakukan oleh masyarakat atau perusahaan tanpa
memiliki
izin,tidakmenggunakanprinsippertambanganyangbaik,sertamemilikidampaknegatifbagili
ngkungan hidup, ekonomi, dan sosial. Berdasarkan undang-Undang Nomor 4
Tahun2009yangmengaturtentangPertambanganMinerba(MineraldanBatubara)menyebut
kan terdapat 2 tahap Izin Usaha yang harus dipenuhi sebelum
melaksanakanusahapertambangan,yaitutahapeksplorasi,sertatahapoperasionaldanproduk
si.Tambangemaslegalmerupakanpertambanganyangsudahmemenuhipersyaratantersebut
dantambangemasilegaltidakmencakupipersyaratantersebutdantidakmemilikiIzin
UsahaPertambangan.(Octa Dandy,2021).
KegiatanpenambanganemastanpaizindiKabupatenSolokSelatanmengakibatkan
kerusakan lingkungan yang berdampak besar pada lahan dan air, dimanayang dulunya
merupakan perkebunan dan lahan bervegetasi sekarang menjadi lubang-lubang bekas
tambang danpasir. Dampak aktifitas initelah menyebabkan semakinbanyaknya lahan
kritis atau rusak di sekitaran Sungai Pamong Gadang. Kerusakan
lahanyangterjadiakibatkegiatantersebutsebagianbesarberadapadabantaransungai,sehingg
a sulit dibedakan antara aliran sungai dan lubang bekas tambang. Secara
umumpenelitian ini akan lebih mengeksplore perubahan penggunaan lahan yang terjadi
akibatkegiatan penambangan emas tanpa izin, dari periode awal mulainya hingga
kondisi saatini. Hal ini penting dilakukan, untuk melihat penggunaan lahan apa saja
yang telahdikonversidan berapaluas lahan yangtelah dikonversitersebut, (Herman,
2006).
Kegiatan penambangan emas tanpa izin mulai marak dilakukan dalam
beberapatahunterakhirdiProvinsi
SumatraBarat,terkhususnyadiKabupatenSolokSelatan.Danumumnya dilakukan pada
bagian sepanjang sungai-sungai besar,antara lain SungaiBatang Hari, Sungai Pamong
Gadang, Sungai Kandi, Sungai Sapek, Sungai
Palabihan,SungaiBangkodanSungaiSimabu.Dansalahsatusungaiyangkerusakanlingkung
annyamulaiterlihatnyata yaituSungai Pamong Gadang.
2
Berdasarkan data dari Dinas Pertambangan dan Energi Sumatra Barat di
tahun2013 Potensi tambang emas di Solok Selatan mampu menghasilkan 50 kg sehari.
Jikadikelola dengan baik untuk kesejahteraan rakyat, tentu saja tambang emas ini
akanmeningkatkan taraf perekonomian penduduk di sekitarnya karena jika dirupiahkan
nilaiinicukup besar dan bisa mencapai Rp 25 miliar(Dedi,2018).
Data pada penelitian ini menggunakan data citra lansad 8 OLI dari tahun 2013-
2022, untuk mengidentifikasi perubahan penggunaan lahan terbuka akibat
penambanganemas dan tingkat kerusakan lahan pada Sub DAS Pamong Gadang.
Menggunakan citrapenginderaan jauh untuk melakukan intrepretasi citra terhadap suatu
wilayah
permukaanbumitanpaharusturunlangsungkelokasitersebut.CitrasatelitLandsat8OLImeru
pakansalahsatuAplikasiPenginderaanJauh,menghasilkandataspasialyangdapatdigunakan
untuk menganalisa, mengindentifikasi dan membedakan karakteristik darikondisi-
kondisi yang ada dipermukaan Bumi, termasuk tambang emas. Khususnyaterkait
perubahan dan tingkat kerusakan lahan, yang disebabkan penambangan emas.Pada
penelitian ini melakukan analisis tingkat kerusakan lahan dengan judul:
“AnalisisKerusakanLahanAkibatTambangEmas,padaSubDASPamongGadang,Ka

bupatenSolokSelatan”

1.2 RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada penelitian
iniadalah:
1. Bagaimanaperubahanpenggunaanlahanterbukaakibatkegiatanpenambangane
maspadaSubDASPamongGadang,KabupatenSolokSelatan,padatahun, 2013
sampai dengan 2022?
2. Bagaimanatingkatkerusakanlahanyangterjadiakibatkegiatanpenambanganema
spadaSub DAS Pamong Gadang,Kabupaten Solok Selatan?

3
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, tujuan dari penlitian
iniadalah:
1. Untuk menganalisis perubahan penggunaan lahan terbuka yang
diakibatkanpenambanganemas,padaSubDASPamongGadang,KabupatenSolo
kSelatanpadatahun 2013– 2022.
2. Untuk menganalisis tingkat kerusakan lahan yang diakibatkan
penambanganemaspadaSub DAS Pamong Gadang,Kabupaten Solok Selatan.

1.4 Manfaat
Adapunmanfaat padapenelitianiniadalah
1. Mengetahui informasi mengenai kondisi dan tingkat kerusakan lahan
padaSubDAS Pamong Gadang.Kabupaten Solok Selatan.
2. Untukmelihatsejauhmanakerusakanlahantersebutdandimanasajapersebaranny
a.
3. Penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu dibidang
perencanaanwilayah dan kota khususnya terkait perubahan penggunaan
lahan dan
tingkatkerusakanlahanterutamayangdiakibatkanolehkegiatanpenambangane
mas.

1.5 BatasanMasalah
Daripenelitianyangakandilakukan,makabataspermasalahanpadapenelitianiniyaitu
:
1. StudikasusdilakukanpadaSubDASPamongGadang,KabupatenSolokSelatan.
2. Bataslokasipenelitianmenggunakanpendekatanbatasalamyaituzona150meterd
ari Sungai.
3. Perubahanpenggunaanlahanyangdiidentifikasipadapenelitianinidifokuskanpa
dalahan terbukaakibat kegiatan penambangan emas.
4. Datayangdigunakanpadapenelitianinicitralandsat8OLItahun2013–2022,dan
datasetiap parameteryaitu, jenistailing, dan umurtambang.
5. Parametertingkatkerusakanlahanyangdigunakanadalah,KerapatanVegetasi,U
mur Tambang dan Jenis Tailing.
6. Softwareyangdigunakandalampenelitianiniadalah,ArcGIS10.8,QGIS.3.22.11
,dan Microsoft Office2019.
4
BAB
IITINJAUANPUSTAK
A

2.1 StudiLiteratur
Mailendra1 dan Buchori, (2018) melakukan penelitian tentang kerusakan
lahanakibatkegiatanpenambanganemastanpaizindisekitarSungaiSingngi,Riau.Mengguna
kan klasifikasi terbimbing dan teknik DigitazeOnScreendengan dataCitra Landsat 5TM
dan lansat 8 OLI dan digabungkan dengan citra resolusi tinggi daricitra spot dan Google
Earth menggunakan data citra dari tahun 2006-2018. Hasil surveiini mengungkapkan
bahwa terjadi perubahan penggunaan lahan dari penggunaan
lahanlainmenjadipenambanganemasantaratahun2006hingga2018.Lahantanpaizinseluas2
.680,03 hektar dari tahun 2006 hingga 2018. Kepadatan, umur tambang, jenis
busuk.Lahanrusakberat699,34hektar,rusaksedang1.501,04,danrusakringan479,65hektar.
DenganmenggunakancitraLandsat8OLIdanLandsat5TMyangdipadukandengancitraresol
usi tinggi dari lokasi, kerusakan lahan terbesar terjadi di Desa Sungai Park
dankerusakanlahanpalingsedikitterjadidiDesaPlau Padang.GambarGoogle
Earthmenggunakandatagambardaritahun2006hingga2018.Hasilpenelitianinimenunjukka
n bahwa antara tahun 2006 hingga 2018, penggunaan lahan berubah daripenggunaan
lahan lain menjadi tambang emas tanpa izin seluas 2.680,03 hektar. Selainitu, peta
tingkat kerusakan lahan dibuat dengan menggunakan tiga parameter: kerapatanvegetasi,
umur tambang, dan jenis busuk. Luas rusak tinggi 699,34 hektar, rusak
sedang1.501,04hektar,danrusakringan479,65hektar.KerusakanlahanterbesarterjadidiDes
aTaman Sungai dan kerusakan lahan terkecil terjadi di Desa Praupadang,
(Mailendra1,Buchori, 2018)
Di lokasi yang berbeda, (Romiyanto et al, 2015) mengemukakan bahwa
eksploitasisumber daya mineral emas tanpa izin berdampak pada kerusakan lahan dan
pencemaranperairan. Sejalan dengan pendapat tersebut (Redondo-Vega et al, 2017)
berpendapatbahwa dalamsemua kasusyangekstraksisumber daya
mineralolehpenambanganpermukaan telah menyebabkan kerusakan topografi terdahulu,
dan perubahan ini
tidakdapatdiubahataupunkembalikebentuksemula.Lainhalnyadenganpenelitiansebelumn
ya, (Anjami & Nurhamlin, 2018) melihat dari sisi yang berbeda akibat
daripenambanganemastanpaizininiternyatadampaknyapadaaspeksosial-ekonomi
5
cenderungpositif.Begitujugadengan(DeWitt,etal,2017)yangmenelitipertambangandiwila
yahAfrika,menemukanbahwapenambanganberliandenganskalaindustridiKotaTortiyo
Pantai Gading yang telah dilakukan selama lebih dari tiga dekade
memberikankeuntunganbagi kondisi perekonomian kota tersebuthinggasaat ini.

Ada banyak penelitian terbaru yang telah dilakukan terkait perubahan lahan
akibatpertambangan(Wuetal,2008).Salahsatunya(Wohlfartetal,2017)dalampenelitianny
a,telahberhasilmemodelkankerusakanspasiallingkunganakibatpertambanganemasskalake
cilpadadaerahsekitarDASSungaiKuning.Selainitu,citrapenginderaanjarakjauhmenyajika
ncatatan spasialyang obyektifdanrincitentang.

Penggunaan lahan / tutupan lahan (LULC), dan metode deteksi perubahan


dapatmemberikan wawasan kuantitatif mengenai tren tutupan lahan regional (dewittet
al,2017).Menurut(Redondo-
Vegaetal.,2017)kegiatanpertambanganmenempatijumlahlahan yang relatif tidak terlalu
signifikan dibandingkan dengan perubahan
antropogeniklainnyapadaseluruhbagiandunia,akantetapikegiataninicukupmenggangguda
nnyataterlihat. Studi terbaru tentang pengaruh pertambangan terhadap perubahan
penggunaanlahan telah banyak dilakukan di dunia (Wuetal, 2008). Penelitian ini hampir
dilakukandimana-mana diseluruh dunia (Redondo-Vega et al, 2017), termasuk juga di
Indonesia.Di Indonesia beberapa penelitian terkait perubahan penggunaan lahan akibat
kegiatanpertambangan yaitu di Luwu Timur (Hidayat et al., 2015) Bangka (Yunito,
2016) danBelitung (Pirwanda & Pirngadie, 2015). Penelitian ini hampir sama dengan
penelitianyangdilakukanoleh(Romiyantoetal,2015)tentangmodelspasialkerusakanlahan
danpencemaran air di DAS Raya Kalimatan Barat, namun pada penelitian ini
indikatorvegetasidimasukkan sebagai indikator.

Pelaksanaan Pengendalian Kerusakan Lingkungan Sebagai Akibat


PertambanganEmasIlegalDiSungaiMenyukeKabupatenLandak,KalimantanBarat,
(AyubRicardo,2013) pada penelitian ini di dapat, Pengendalian kerusakan lingkungan
akibat Tambangilegal di Sungai Menyuke Kabupaten Landak belum berjalan maksimal.
Pengendaliandengan cara sosialisasi, pendataan, dan penertiban pelaku PETI sudah
dilakukan olehDinas Pertambangan dan Energi, hanya saja pendataan tidak dilakukan
secara rutin, danpenertiban juga hanya sesekali. Selain itu, pengawasan dan koordinasi
sudah
6
dilakukanolehBLHKabupatenLandakdalammelakukanpemulihandenganreboisasiterhada
p

7
lahan bekas PETI, sedangkan bantuan bibit pertanian dan perkebunan kepada
pelakuPETI untuk beralih profesi tidak berjalan karena tidak menguntungkan diband,
(AyubRicardo,2016)
Di wilayah studi yaitu Kabupaten Solok Selatan beberapa penelitian yang
pernahdilakukan umumnya mengarah pada penelitian terkait dampak terhadap Sosial
EkonomiMasyarakat, seperti penelitian mengenai Sosial Ekonomi Masyarakat
Penambang EmasDi Sungai Batang Hari Kenagarian Lubuk Ulang Aling. Kecamatan
Sangir Batang HariKabupaten Solok Selatan. Jenis penelitian adalah kualitatif, sumber
data yang diambiladalahkata-katadantindakanyangberasaldariorang-
orangyangmengetahuipermasalahan penelitian. Subjek penelitian adalah Wali Nagari
dan Penambang Emas.Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
snowball sampling.
Teknikpengumpulandatayangdilakukanmelaluiwawancara,observasi,danpemotretan.Tek
nikanalisa data yang dilakukan adalah reduksi data dan interpretasi data. Teknik
mengujikeabsahandatadigunakanperpanjangankeikutsertaan,ketekunanpengamatandantr
iangulasi.Hasilpenelitianmenjelaskanbahwa:SosialEkonomiMasyarakatPenambangEma
s(tingkatpendidikan,tingkatpendapatandaninteraksisosial)diSungaiBatangHariKenagaria
nLubukUlangAlingSelatanKecamatanSangirBatangHariKabupatenSolokSelatan,yang
dilakukan(Novi Fitri Ani, 2020)

Perbedaanpenelitianinidenganpenelitiansebelumnya,dalampenelitianiniberfokuspada
perubahan lahan terbuka akibat penambangan emas ilegal dan tingkat kerusakanlahan
terbuka secara temporal, spasial dengan memanfaatkan data Citra Lansat 8
OLI,padalokasipenelitianpadaSubDASPamongGadang,KabupatenSolokSelatan,sehingg
apenelitianinimerupakanpelengkapdanpenyempurnadaripenelitiansebelumnyadiwilayah
penelitian.

2.2 LandasanTeori
2.2.1. PengertianLahan
Lahan diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah,
airdanvegetasisertabendayangdiatasnyasepanjangadapengaruhnyaterhadappenggunaanla
han,termasukdidalamnyahasilkegiatanmanusiadimasalaludansekarangsepertihasilreklam
asilaut,pembersihanvegetasidanjugahasilyangmerugikansepertiyangtersalinasi. (Arsyad,
2011)

8
Lahandapatdipandangsebagaisuatusistemyangtersusunatasberbagaikomponen.K
omponen-komponen ini dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu:
1. Komponenstrukturalyangseringdisebutkarakteristik lahan
Karakteristik lahan adalah sifat lahan yang dapat diukur atau
diestimasi.Karakteristik lahan dapat dirinci dan diuraikan yang mencakup
keadaan
fisiklingkungandantanahnya.Datatersebutdigunakanuntukkeperluaninterpreta
sidanevaluasilahan bagikomoditas tertentu (Ishak,2008).
2. Komponenfungsionalyangseringdisebutkualitas lahan.
Kualitaslahanmerupakansekelompokunsur-
unsurlahanyangmenentukantingkatkemampuandankesesuaianlahanbagimaca
mpemanfaatan tertentu. Lahan sebagai suatu sistem mempunyai komponen-
komponen yang terorganisir secara spesifik dan perilakunya menuju
kepadasasaran-sasaran tertentu. Komponen-komponen lahan ini dapat
dipandangsebagai sumberdaya dalam hubungannya dengan aktivitas manusia
dalammemenuhikebutuhan hidupnya (Worosuprojo, 2007).
Pola-pola pemanfaatan lahan khususnya pada kawasan perbukitan (upland
area)cenderung membawa dampak pada degradasi lingkungan, dan itu merupakan
ancamanserius bagi kehidupan masa kini dan bagi generasi mendatang. Gagalnya
pengembangankonservasi di pedesaan lahan kering perbukitan dan dataran tinggi dapat
dipandangsebagai gagalnya upaya perbaikan lingkungan dan khususnya kawasan
perbukitan.
Halinidapatdimaknaisebagaisemakinmendekatnyaancamanterhadapkehidupanmasyarak
atsecarakeseluruhan,terutamamasyarakatpedesaan.Sementaraitu,sumberdaya alam
terutama lahan yang tersedia sangat terbatas, sehingga apabila dalampemanfaatannya
tidak disertai dengan upaya-upaya untuk mempertahankan fungsi
dankemampuannyaakandapatmenimbulkankerusakandanmengancamkelestariansumberd
aya lahan tersebut. Pola pemanfaatan lahan pada kawasan perbukitan (uplandarea)
umumnya berupa kebun campuran; kebun sejenis, permukiman, hutan dan
semakbelukar; persawahan dan palawija. Pola-pola pemanfaatan lahan tersebut
cenderungmengalamiperubahan dari waktu kewaktu.
2.2.2. PenggunaanLahan
PenggunaanLahanmerupakanaktivitasmanusiapadadandalamkaitannyadenganlah
an,yangbiasanyatidaksecaralangsungtampakdaricitra.
9
Penggunaan lahan telah dikaji dari beberapa sudut pandang yang berlainan,
sehinggatidakadasatudefenisiyangbenar-
benartepatdidalamkeseluruhankonteksyangberbeda.Halinimungkin,misalnyamelihatpen
ggunaanlahandarisudutpandangkemampuanlahandenganjalanmengevaluasilahandalamh
ubungannyadenganbermacam-
macamkarakteristikalamiyangdisebutkandiatas.Penggunaanlahanberkaitan dengan
kegiatan manusia pada bidang lahan tertentu, misalnya permukiman,perkotaan dan
persawahan. Penggunaan lahan juga merupakan pemanfaatan lahan
danlingkunganalamuntukmemenuhikebutuhanmanusiadalampenyelenggaraankehidupan
nya.Pengertianpenggunaanlahanbiasanyadigunakanuntukmengacupemanfaatan masa
kini (present or current land use). Oleh karena aktivitas manusia dibumi bersifat
dinamis, maka perhatian sering ditujukan pada perubahan penggunaanlahanbaik
secarakualitatif maupun kuantitatif.

1. Penutuplahan
Yang menggambarkan Konstruksi vegetasi dan buatanyang
menutuppermukaanlahan.Konstruksitersebutseluruhnyatampaksecaralangsun
gdaricitra penginderaan jauh. Tiga kelas data secara umum yang tercakup
dalampenutuplahan:
(a) strukturfisik yang bangun oleh manusia.
(b) fenomenabiotiksepertivegetasialami,tanahpertaniandankehidupanbina
tang.
(c) tifepembangunan.
Jadiberdasarkanpadapengamatanpenutuplahan,diharapkanuntukdapatmenduga
kegiatan manusia dan penggunaan lahan. Namun, ada aktivitas manusia yangtidak
dihubungkan secara langsung dengan tipe penutup lahan seperti aktivitas
rekreasi.Masalah-masalah lain termasuk penggunaan ganda yang dapat menjadi secara
multanatauterjadisecaraalternatif,penyusunanpenggunaanvertika,danukuranarealminimu
mdari pemetaan. Selanjutnya, pemetaan penggunaan lahan dan penutup lahan
membuatbeberapa keputusan bijak harus dibuat dan peta hasil tidak dapat dihindari
mengandungbeberapainformasiyangdigeneralisasikanmenurutskaladantujuanaplikasinya
.(Sutanto, 2013)

10
2. Informasipenggunaanlahan
Informasi penggunaan lahan berbeda dengan informasi penutup
lahanyangdapatdikenalisecara
langsungdaricitrasatelitpenginderaanjauh.Sementara informasi penggunaan
lahan merupakan hasil kegiatan manusiadalam suatu lahan atau penggunaan
lahan atau fungsi lahan, sehingga tidakselalu dapat ditaksir secara langsung
dari citra penginderaan jauh, namunsecara tidak langsung dapat dikenali dari
asosiasi penutup lahannya (Ishak,2008).

Klasifikasi tutupan lahan dalam penelitian ini menggunakan sistem


klasifikasikelaspenutupanlahanberdasarkanStandarNasionalIndonesia(SNI)sepertiyangd
ijelaskanpadaTabel 2.1.

Tabel2.1KelasPenutupanLahan
No Kelas Simbol Definisi
1 Hutanlahank Hp Hutanalamatauhutanyangtumbuhdanberkembangsec
eringprimer ara alami, stabil dan belum pernah
mengalamigangguaneksploitasi oleh manusia.

2 Hutanlahank Hs Hutan yang tumbuh secara alami


ering
sekunder sesudahterjadinyakerusakan/perubahanpadatumbu
han
hutanyangpertama.
3 Hutanta Ht Hutantanamanyangdibangundalamrangkamening
naman katkan potensi dan kualitas hutan
produksi(sudahditanami),termasukhutantanamanu
ntuk
reboisasidan hutan tanaman industri.
4 Permukiman Pm Lahanyangdigunakanuntukpermukiman,baikperkot
aan,pedesaan,industri,fasilitasumumdll,
denganmemperlihatkanbentuk-bentukyangjelas
5 Pertanian Pt Aktivitaspertaniandilahankeringsepertitegalan
lahankering danladang.
6 Pertanian Pc Aktivitaspertanianlahankeringdankebunyang
lahankering berselang-
11
dansemak selingdengansemak,belukardanhutanbekastebanga
n.

12
No Kelas Simbol Definisi

7 Sawah Sw Hamparanlahanuntukaktivitaspertanianyangdicirika
noleh polapematang

8 Tanah T Lahanterbukatanpavegetasidanlahanterbuka
terbuka bekaskebakaran.
(Sumber:AningPrastiwi,2014)

2.2.3. DAS
Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah daerah yang dikelilingi oleh pegunungan,
dimanaairhujan jatuhdipegunungandanmengalirmelaluisungai-sungaikecilkesungai-
sungai besar. Sungai dan anak-anak sungainya menyimpan air dari curah hujan,
secaraalami batas-batas danau, laut dan daratan merupakan pemisahan topografi, dan
batas-batas laut masih merupakan perairan yang dipengaruhi oleh aktivitas daratan
(Asdak,1995).
1. SubDAS
Bagian dari DAS yang menerima air hujan dan mengalirkannya
melaluianak sungai ke sungai uatama. Setiap DAS terbagi habis ke dalam
Sub DAS-Sub DAS,Sub DAS suatu wilayah kesatuan ekosistem yang
terbentuk secaraalamiah, air hujan meresap atau mengalir melalui cabang
aliran sungai yangmembentukbagian wilayah.(Asdak,1995)
2. DaerahTangkapanAir (DTA)
Daerah Tangkapan Air adalah suatu kawasan yang berfungsi
sebagaidaerahpenadahairyangmempunyaimanfaatpentinguntukmempertahan
kankelestarianfungsisumberairdiwilayahdaerah.DaerahTangkapanAir(DTA)
adalahkawasandihuludanauyangmemasokairkedanau(Asdak,1995)
3. WilayahSungai
Adalahkesatuanwilayahtatapengairansebagaihasilpengembangansatuatau
lebihdaerahpengaliransungai,Sungaidimaknaidengansystempengaliran air
mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi pada kanandankirinya
sertasepanjang pengalirannyaoleh garis sempadan.

13
4. BagianHuluDAS
Adalah suatu wilayah daratan bagian dari DAS yang dicirikan
dengantopografi bergelombang, berbukit dan atau bergunung, kerapatan
drainaserelatiftinggi,merupakansumberairyangmasukkesungaiutamadansumb
ererosiyangsebagianterangkutmenjadisedimendaerahhilir.Bagianhuludidasar
kanpadafungsikonservasiyangdikelolauntukmempertahankankondisilingkung
anDASagartidakterdegradasi,yangantaralaindapatdiindikasikandarikondisitut
upanvegetasilahanDAS,kualitasair,kemampuanmenyimpanair(debit),
dancurah hujan.(Asdak,1995)
5. BagianTengah
Didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola untuk
dapatmemberikan manfaat bagi kepentingan sosial dan ekonomi, yang antara
laindapat diindikasikan dari kuantitas air, kualitas air, kemampuan
menyalurkanair, dan ketinggian muka air tanah, serta terkait pada prasarana
pengairansepertipengelolaan sungai, waduk, dan danau.(Asdak,1995)
6. BagianHilir
Didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola untuk
dapatmemberikanmanfaatbagikepentingansosialdanekonomi,yangdiindikasik
anmelaluikuantitasdankualitasair,kemampuanmenyalurkanair,ketinggiancura
hhujan,danterkaituntukkebutuhanpertanian,airbersih,sertapengelolaanair
limbah. (Asdak,1995)

2.2.4. PengertianTambang
Penambanganadalahsetiapatauseluruhtahapankegiataneksplorasi,pengolahan,dan
pengembangan bahan galian, yang meliputi kegiatan eksplorasi umum,
eksplorasi,konstruksi,penambangan,pengolahandanpemurnian,pengangkutandanpenjual
an,sertastudikelayakankegiatanpascatambang.DalamkamusbesarbahasaIndonesia,mena
mbang berarti menggali (mengambil) bahan galian dari dalam tanah, dan
AbralSalengmenjelaskanbahwamenambangpadahakekatnyaadalahusahauntukmengambi
lbahangaliandaridalambumi.Padahakekatnyapembangunansektorpertambangandanenerg
i bertujuan pada proses pemanfaatan potensi sumber daya mineral dan energi
yangdapatdimanfaatkansecaraefisiendanoptimaluntuksebesar-besarnyakemakmuran

14
rakyat. Sumber daya mineral adalah sumber daya yang tidak dapat diperbarui.
Olehkarenaitu,pengaplikasiantersebutdiharapkanmampumenjagakeseimbangandankinerj
akeselamatansertakelestarianlingkungan.(AbrarSaleng,Yogyakarta,2004)
Beberapafaktoryangmempengaruhiusahapertambanganadalahsebagaiberikut:
(a) Perubahandalamsistemperpajakan.
(b) Kebijakandalamlingkunganhidup.
(c) Keadaanekonomiyangburuk.
(d) Hargaendapanataulogamyangburuk.
(e) Keadaanpolitikyangtidakstabil.

Klasifikasi hasil tambang dalam Undang-Undang Pertambangan dan


PertambanganBatubaraNomor4Tahun2009tidakmengatursecarategasklasifikasigolongan
mineralsebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967. Klasifikasi
mineraldiaturberdasarkanhal-
halberikut.JumlahkelompokperusahaanpertambanganberdasarkanPasal 4, yaitu:
Perusahaanpertambangandikelompokkansebagaiberikut:
(a) Pertambanganmineral.
(b) PertambanganBatubara
(c) Pertambanganbahangalianyangdimaksuddibagimenjadi:
1. Penambanganmineralradioaktif.
2. Pertambanganminerallogam.
3. Pertambanganmineralbukanlogam.
4. Penggalianbatu.

2.2.5. TambangEmas
Indonesiakayaakansumber daya alam,terutama hasilpertambangan.Jenisbarang,
disebut barang tambang,dan banyak pertambangan yang di lakukan di indonesiadengan
mengolah kekayaan hasil alam nya. Salah satu jenis komoditas tambang yangutama
adalah emas. Bahkan dapat dianggap sebagai cadangan kekayaan nasional. Emasdiolah
menjadi perhiasan dengan harga eceran yang sangat tinggi. Padahal, harga tidakpernah
turun dan cenderung terus naik. Emas sangat berpeluang untuk dijadikan
sebagaiinvestasijangkapanjang.(AbrarSaleng, 2004).

15
Produk tambang emas merupakan salah satu produk tambang di Grup
Metals.Emassendirimerupakanlogamyanglunakdanmudahditempa,sehinggaseringdiguna
kandalamperhiasan.Dalamindustripertambangan,emastermasukprodukpertambangan
Golongan B, komoditas pertambangan yang esensial dan penting bagikehidupan
masyarakat umum. Grup B berisi lebih dari sekedar emas, tapi perak, sulfida,fosfatdan
mangan. (AbrarSaleng,2004).
Dengan adanya kegiatan penambangan ilegal tentu akan menimbulkan
beberapadampaknegatif di antanya:
1. DampakEkonomi
Indonesiamerupakannegarayangkayaakansumberdayaalam,termasukhasil
pertambangan.Penambanganliarmerugikannegara,karenapertambanganmerup
akansalahsatusumberpendapatanutamaAPBN.Penambangan liar
menggunakan sumber daya alam secara besar-besaran
danmendistribusikansertamenjualhasiltambangnyasecarailegal.Denganmelak
ukan itu, mereka menghindari pajak pemerintah dan melukai
hargapasar.Karenahasil yangmerekajual biasanyadi bawah hargapasar.
2. DampakLingkungan
Lingkungan menjadi dampak yang paling dirugikan dari
pertambanganilegal.Dampak tersebutdiantaranyaadalah:
a. Menurunnyakualitaslingkungan
Sumber daya alam yang ditambang secara ilegal
(SDA)telahrusakparah,terutamadibeberapatambangilegal,yangme
nggunakansianidadanmerkuriyangberbahayabagilingkungan.
Tugas penambangan yang sah adalah meregenerasidaerah yang
terkena dampak sehingga dapat pulih dari dampakdegradasi
lingkungan. Tanah kehilangan nutrisi dan mineral
darilimbahpertambangan,merusakstrukturtanah,mencegahpenana
mankembali lahan,dan mempengaruhi hasilpanen.
b. PencemaranLingkungan
Pengelolaanlimbahdarikegiatanpenambanganliarmempen
garuhi aliran sungai dan menyebabkan pencemaran
airdantanahdiwilayahpertambangan.Apalagiditambahdengan

16
penggunaan bahan kimia yang tidak ada batasan
penggunaannya.Sungai-
sungaiyangmembawalimbahpertambanganterusmengalirkelaut,m
erusakekosistemairlautdanmengurangipopulasiikan
c. Menyebabkan tanahlongsordanbanjir
Kegiatanpenambanganliardidaerahyangtidaktepatmengga
nggu kestabilan struktur tanah dan menyebabkan tanahlongsor.
Selain itu, galian yang tidak sesuai dengan
peraturanpemerintahmembuatlubangbesaryangtidakdapatdiisitana
hdanmenyebabkanbanjir saathujan.
d. Penurunanpopulasidan habitathewan
Saatmemilihareailegal,gangguanhabitathewantidakdiperhitungka
n,danefekpenambangandapatmengakibatkanhilangnyabanyak
floradan faunadan bahkan kematian.
3. DampakSosial
Penambangliartidakhanyamerusaklingkungan,tetapijugamempengaruhiak
tivitas
masyarakatdisekitartambang.Misalnya,komunitasdanbisnisyangmengabaikan
keselamatanpenambangdanpenduduksetempat..Kehidupanmasyarakatsekitar
yangterkenadampakpenambanganliarjugaikuthancurakibatkerusakanlingkun
gan.Dampakinidapatdiminimalkanapabilakegiatanpenambangandilakukanole
hperusahaanpertambanganyangsah.Perusahaanpertambanganlegaldiaturolehp
eraturanpemerintahdanmelakukansurvei,mengelolalimbahdanmelaksanakant
anggungjawabsosialperusahaan(CSR)sebelummenetapkandanmembukawilay
ahpertambangan.(AbrarSaleng, 2004).

2.2.6. AnalisisPerubahanPenggunaanLahanAkibatPenambanganEmas
Tahap awal dalam analisis ini menggunakan Citra lansat 8 OLI.
Preprocessingcitra diantaranya koreksi radiometrik, komposit band dan crop citra atau
di
maskingsesuaiwilayahamatan.Tahapselanjutnyayaitudilakukanklasifikasiterbimbing(sup
ervised), yaitu metode untuk mentransformasikan data citra satelit multispektral
kedalam kelas-kelas unsur spasial. Kelas-kelas tersebut seperti area pemukiman, badan
air,lahankosong,vegetasi,danlainnya.Dalamklasifikasiterbimbing,penggunaatauanalisis
17
mengawasi/membimbing”prosesklasifikasipixelpada
citra.Penggunamenentukanberbagainilaipixelatausignatures spektral
yangharusdikaitkandengan setiapkelas.

` Hal ini dilakukan dengan memilih training sample yang representatif dari
jenistutupan yang disebut sebagai training area atau Region of Interest (ROI).
Algoritmakomputer kemudian menggunakan signatures spektral dari Region of Interest
(ROI)
iniuntukmengklasifikasikanseluruhgambar.Penentuantrainingareadilakukanberdasarkan
datayangdiperolehdariinterpretasivisual,petarupabumi,danpengambilantitik objek atau
lebih dikenal dengan Ground Control Point (GCP). Pengambian titik
dilakukanuntukvalidasiinformasiyangadapadapetalanduseyangdihasilkan.Kemudiansete
lah di validasi land use dari setiap tahun akan terlihat perubahan dari setiap
tahunterkhususnyaKawasantambang emasdanjuga dapatdilihat arahpenyebarannya.

2.2.7. AnalisisTingkatKerusakanLahanAkibatPenambanganEmas
Pada analisis ini digunakan metode skoring dan overlay dengan
menggunakandata spasial peta kerapatan vegetasi dan peta jenis tailing serta peta umur
tambang.
PetakerapatanvegetasididapatdarihasilmetodeNDVI.Kemudianpetajenistailingdanumurt
ambangdidapatkandarihasilinterpretasicitradansurveilapangan.Selanjutnyamasing-
masingvariabeltersebutdiberiskortingkatkerusakanlahan,kemudiandioverlaysehinggame
nghasilkan peta tingkat kerusakan lahan.
Analisis ini bertujuan untuk mengukur tingkat kerusakan lahan pada
kawasanpenelitian. Kerusakan lahan pada dasarnya terkait dengan kerusakan yang
terjadi padapermukaan tanah, pada penelitian ini digunakan 3 indikator untuk mengukur
tingkatkerusakanlahan,diantaranyayaituKerapatanVegetasi,UmurTambangDanJenisTail
ing. Metode yang digunakan untuk memperoleh data yaitu dengan interpretasi
citra,berdasarkan nilai pixel dan survey lapangan sebagai uji validasi. Data yang
digunakanyaitucitralandsat 8 OLItahun 2013, 2017 dan 2022.
Kerapatan Vegetasi Metode NDVI (Normalized Difference Vegetation
Index)merupakan salah satu indeks vegetasi yang cukup banyak digunakan dalam
mendeteksitingkatkehijauantanaman.Indeksvegetasimerupakankombinasimatematisanta
rabandmerah dan band NIR (Near-Infrared Radiation) yang telah lama digunakan

18
sebagaiindikator keberadaan dan kondisi vegetasi (Lilesand & Kiefer, 1997). Ryan
(1997)mengemukakanbahwa

19
1. KerapatanVegetasi
Kerapatan Vegetasi Metode NDVI (Normalized Difference
VegetationIndex) merupakan salah satu indeks vegetasi yang cukup banyak
digunakandalam mendeteksi tingkat kehijauan tanaman. Indeks vegetasi
merupakankombinasimatematisantarabandmerahdanbandNIR(Near-
InfraredRadiation)yangtelahlamadigunakansebagaiindikatorkeberadaandank
ondisi vegetasi (Lilesand & Kiefer, 1997). Ryan (1997)
mengemukakanbahwa
perhitungan NDVI didasarkan pada prinsip bahwa tanaman hijau
tumbuhsecara sangat efektif dengan menyerap radiasi di daerah spektrum
cahayatampak(PARatauPhotosyntheticallyAktifRadiation),sementaraitutana
manhijausangatmemantulkanradiasidaridaerahinframerahdekat.Nilaiindeksv
egetasibiasanyaantara-
1hingga+1.Konseppolaspektraldidasarkanolehprinsipinimenggunakanhanyac
itrabandmerahadalahsebagaiberikut:

NIR –
NDVI=
RED NIR+R
ED
Dimana:
NDVI = Normalized Difference Vegetation
IndexNIR=radiasiinframerahdekat daripiksel
RED=radiasicahayamerahdari piksel

Menurut Fitter (1992) dalam Romiyanto et. al. (2015)


tanamanataupunvegetasiyangberadapadalahandisekitartambangdapatmengala
micekamanakibatkekuranganairdanhara,sehinggamenyebabkandaunterlihatm
enguninghingga kecoklatan.

Tutupan vegetasi merupakan salah satu indikator penting dalam


melihatrusak atau tidaknya suatu lahan, karena lahan yang memiliki hara
yang baikbiasanya akan ditumbuhi tanaman yang subur, sehingga memiliki
kerapatanvegetasiyangtinggi.Kesehatandankerapatanvegetasidapatdilihatdari
nilaiNDVIyangsemakinmendekati+1semakinbaik(Kusumaningrum&Sukoj
o,2013).

20
MenurutFitter,(1992)dalamRomiyantoetal,
(2015)Padaindikatorinikerapatan vegetasi diklasifikasikan menjadi 5 kelas
yang dikembangkan dariindikator yang digunakan pada penelitian
sebelulmnya oleh (Romiyanto
etal.,2015).Tanamanataupunvegetasiyangberadapadalahandisekitartambangd
apatmengalamicekamanakibatkekurangan
airdanhara,sehinggamenyebabkandaun terlihat menguning hinggakecoklatan.
Tabel2. 2IndeksNDVIPadaLahanTambang
TipeLahan NDVI Skor
TidakBervegetasi 0 -0,1 5
KerapatanRendah 0,1 -0,2 4
KerapatanCukupRendah 0,2 -0,3 3
KerapatanSedang 0,3 -0,4 2
KerapatanCukupTinggi 0,4 -0,6 1
(Sumber:Romiyanto et al., 2015)

2. UmurTambang
Indikator selanjutnya dari umur tambang, Umur tambang
berhubungandenganjangkawaktuprosespenambangan.Semakinbesardepositat
aucadanganbahantambang,makasemakinlamaprosespenambanganberlangsun
g dan semakin luas lahan yang terkonversi (Romiyanto et. al,2015).
Penilaian skor pada umur tambangdengan umur tambang skor
tertinggiyaitu 1 – 4 tahunkarena tambang yang berumur di bawah 5 tahun
umumnyapada daerah penelitian ini masih ada kegiatan penambangan
sengingga masihberpotensi mengalami kerusakan yang lebih parah
kedepannya. Sehinggapembagian skoring untuk parameter umur tambang
dapat dilihat pada Table2.3.
Tabel2.3SkorUmurTambangBerdasarkanMasaPerubahan Lahan
UmurTambang Skor
8 -10 1
5 -7 2
1 -4 3

(Sumber:Romiyanto etal., 2015)

21
3. Jenis Tailing
Tailing secara umum didefinisikan sebagai bahan sisa atau limbah
darihasil ekstraksi bahan tambang baik berupa pasir, tanah maupun batuan.
Padapenelitian ini indikator jenis tailing dimaksudkan sebagai salah satu
indikatordalammengukurtingkatkerusakanlahan.Halinikarenasifatkimiayanga
dapada tailing seperti status hara yang rendah, kandungan logam berat
sepertiyangdapat menyebabkankerusakan padalingkungan(Abadi,2009).
Pada areal penelitian jenis tailing dikelompokkan menjadi 3 jenis
yaituPasir/aluvial Bervegetasi, Pasir/aluvial Tidak bervegetasi dan
Pasir/AluvialLubangtambangyang,manabertujuanuntukmembedakanyangma
nalubangtambangdanyangyangmanadaerah-
daerahyangterkenadampakdaripenambanganemassepertitempatpembuangant
ailingataulimbahhasilpenambangaanyangdijabarkanpasir/
alluvialtidakbervegetasiataupundaerah pembuangan tailing/limbah bekas
tambang yang sudah berumur
lebihdari5tahunbiasanyasudahmulaiadanyavegetasiyangdijabarkanpasir/
alluvialbervegetasi,baikberupasemakkarenatelahlamatidakditambangmaupun
telahditanamikembalitanaman olehpemiliklahan.
Penilaian skor pada jenis tailing dengan jenis tailing skor tertinggi
yaitupasir/aluviallubangtambangkarenapasirpadalubangtambangmudahterger
usdibandingkandengantanahbervegetasidantidakbervegetasi.Sehingga
pembagian skoring untuk parameter jenis tailing dapat dilihat padaTabel 2.4.
Tabel2. 4 SkorJenisTailing

JenisTailing Skor
Pasir/AluvialBervegetasi 1

Pasir/AluvialTidakBervegetasi 2

Pasir/AluvialLubangTambang 3

(Sumber:Romiyanto etal., 2015)

22
Dari 3 indikator yang telah dijabarkan tersebut diatas maka dihasilkan 3
petaparameter yang akan digunakan sebagai data untuk analisis tingkat kerusakan
lahan,dimanapetainidihasilkandariinterpretasicitradananalisisperubahanlahansertaoperas
iNDVI. Kemudian peta-peta indikator tersebut di skoring dan dioverlay dengan
bantuansoftwarearcgisdenganToolboxOverlaysehinggamenghasilkantotalskor3–
11,denganindikasisemakin tinggi skormakasemakin tinggitingkat kerusakan lahannya.
Hasil akhir dari sistem skoring adalah mengklasifikasikan tingkat
keterkaitanparameter keluaran dan klasifikasi didasarkan pada nilai total skor dari setiap
parametermasukan(Sihotang,2016).Intervalklasifikasiparameterditentukanberdasarkanr
entangnilaiterendah(Xmin)hinggatertinggi(Xmax)dibagidenganjumlahkelasyangdiingin
kan.

Dimana
Xmin = Skor
TerendahXmax=SkorTertin
ggi
Xmin_i = Skor Terendah Parameter Masukan Ke
iXmax_i = Skor Tertinggi Parameter Masukan Ke
in=Jumlah Parameter Masukan
m=JumlahKelasParameterYangDiinginkan
(Sihotang,2016)

Untuk lebih jelasnya pengklasifikasian skor berdasarkan tingkat


kerusakannyadapatdilihat padatabel berikut.

Tabel2.5KlasifikasiTingkatKerusakanLahanBerdasarkanSkorTotal
SkorTotal Klasifikasi
3–5 TingkatKerusakanRendah
6–8 TingkatKerusakanSedang
9 – 11 TingkatKerusakan Tinggi
(Sumber:Malendra,2018)
23
2.2.8. PengindraanJauh
Penginderaanjauhadalahbahanatauilmuuntukmemperolehdanmengumpulkaninfo
rmasi tentang suatu objek tanpa menyentuh atau menyentuhnya secara langsung.Selain
itu, penginderaan jauh adalah pengukuran atau pengumpulan data dari objek
ataufenomenaolehperangkatyangtidakbersentuhanfisikdenganobjek,atauperangkatjarakj
auh (pesawat, pesawat luar), pesawat ruang angkasa, satelit, kapal atau alat
lainnya.gelombangelektromagnetik dan benda-bendadi Bumi. (Ardiansyah,2015).

Dalam Sistem Informasi Geografis (SIG), data penginderaan jauh sangat


berperanpentingdalammenyediakaninformasispasial.Pemetaanekstraterestrisdenganmem
anfaatkandatapenginderaanjauhmemilikibanyakkelebihandibandingkanpemetaan
terestrial dengan alat ukur seperti theodolith dan GPS Geodetik.
Kelebihantersebutdiantaranya:

1. Waktupengerjaanpemetaanuntuk cakupanareayang luaslebihsingkat.


2. Tenagakerjayangdibutuhkanrelatif sedikit.
3. Mampumengidentfikasiareayangsulituntukdijangkau.
4. Mampumenyajikanpeta secara3dimensi.
5. Mampumenyajikankenampakanvisualmukabumisecaratimeseries.
6. Biayalebihmurah.
Sedangkan kelemahannya adalah dalam pemetaan skala detail, presisi atau akurasi
tidakselalu baik, tergantung dari tingkat ketajaman citra (resolusi spasial) yang
digunakan.(Ardiansyah,2015)

2.2.9. Citra
Citra adalah citra 2D yang diubah dari citra analog 2D kontinu menjadi
citradiskrit melalui proses pemindaian. Gambar analog dibagi menjadi N baris dan M
kolommenjadigambarindividu.Perpotonganmbarisdankolomdisebutpiksel.Sekalipuncitra
kaya akan informasi, namun kualitas citra sering mengalami penurunan
(degraded),seperti cacat atau noise pada citra, kontras warna yang terlalu tinggi, tidak
tajam,
atauburam.Tentusaja,jenisgambarinimenjadilebihsulituntukditafsirkankarenainformasiy
angdikirimkanolehgambarberkurang.Untukmembuatgambaryangterdistorsimudahdiinter
pretasikan (baik manusia maupun mesin), gambar tersebut perlu dimanipulasi
kegambarlaindengankualitasyanglebihtinggi.Bidangpenelitianyangsesuaiadalah
24
pengolahan citra. Pemrosesan gambar adalah pemrosesan gambar dengan kualitas
lebihtinggi,terutamamenggunakankomputer.Misalnya,operasipemrosesangambarmening
katkan kontras dan membuatnya lebih cerah dan lebih tajam. (Sumber: USGS2017).

2.2.10. CitraLansat8OLI
Citra Landsat 8 adalah sebuah satelit observasi bumi Amerika yanag
merupakangenerasi terbaru dari misi Landsat yang diluncurkan pada 11 Februari 2013.
Landsat 8mempunyai kemampuan untuk merekam citra dengan resolusi spasial yang
bervariasi.Variasiresolusispasialmulaidari15-
100metersertadilengkapioleh11saluran(band)denganresolusispektralyangbervariasi.Lan
dsat8dilengkapiduainstrumensensoryaituOLIdan TIRS(Sumber: USGS2017).
Landsat8hanyamemerlukanwaktu99menituntukmengorbitbumidanmelakukanlip
utanpadaareayangsamasetiap16harisekali.Resolusitemporalinitidakberbedadenganlandsa
tversisebelumnya,satelitlandsat8terbangdenganketinggian705kmdaripermukaanbumidan
memilikiareascanseluas170kmx183km.NASAsendirimenargetkansatelitlandsatversiterb
arunyainimengembanmisiselama5tahunberoperasi (sensor OLI dirancang 5 tahun dan
sensor TIRS 3 tahun). Satelit landsat 8memiliki sensor Onboard Operational Land
Imager (OLI) dan Thermal Infrared Sensor(TIRS) dengan jumlah kanal sebanyak 11
buah. Diantara kanal-kanal tersebut, 9 kanal(band 1-9) berada pada OLI dan 2 lainnya
(Sumber: USGS 2017). Berikut merupakantabelyang menjelaskan karakterisktik band-
bandyang terdapat pada citralandast 8:

Tabel2.6SpesifikasibandyangterdapatpadaLandsat8

Band Panjang ResolusiSpasial


Gelombang(μm) (m)
Band1(PesisiratauAerosol) 0,43 – 0,45 30
Band2 (Biru) 0,45 – 0,51 30
Band3(Hijau) 0,53 – 0,59 30
Band4(Merah) 0,64 – 0,67 30
Band5(InframerahDekat) 0,85 – 0,88 30
Band6(InframerahTengah1) 1,57 – 1,65 30
Band7(InframerahTengah2) 2,11 – 2,29 30

25
Band Panjang ResolusiSpasial
Gelombang(μm) (m)
Band8(Pankromatik) 0,50 – 0,68 15
Band9(Cirrus/Awan) 1,36 – 1,38 30
Band10(InframerahTermal1)
10,60-11,19 100
Band11(InframerahTermal2)
11,50 – 12,51 100
(Sumber:USGS, 2017)

Tabel2.7PemanfaatanBandPadaLandsat8

Band Pemanfaatan
Band 1 (Pesisir atau Observasizonapesisirdanaerosol
Aerosol)
Band2 (Biru) Pemetaanbatimetri,membedakanantaratanahdan
vegetasi,ataupohonsemusimdanberdaunjarum
Band3(Hijau) Analisis pantulan puncak vegetasi yang
bermanfaatuntukmenilaikekuatantumbuhan
Band4(Merah) Analisisperubahanvegetasi(inframerahdekatdaripiksel)

Band5(Inframerah Dekat) Radiasicahayamerahdari piksel

Band6(Inframerah Analisiskelembabantanahdanvegetasiserta
Tengah1) mampumenembus awantipis
Band7(Inframerah Analisiskelembabantanahdanvegetasidengan
Tengah2) lebihbaiksertamampumenembusawantipis
Band8(Pankromatik) Menghasilkancitramultispektralyanglebihtajam
Band9(Cirrus/Awan) Mendeteksiawancirrus dankontaminasinya
Band10(Inframerah Pemetaansuhu,pemantauantitikapi,estimasi
Termal1) kelembabantanah,dankajianmalamhari
Band11(Inframerah Pemetaansuhu,pemantauantitikapi,estimasikelembabanta
Termal2) nah, dankajian malamhari

(Sumber:USGS, 2017)

26
2.2.11. NDVI
NDVI atau Normalized Difference Vegetation Index merupakan indikator
tingkatkerapatan, kehijauan, dan status vegetasi di kawasan tersebut. Indikator ini
dipengaruhiolehkerapatanvegetasihinggapenutuptanahdanvegetasimenjadihijau.Halinim
enunjukkan kapasitas fotosintesis vegetasi yang menutupi permukaan tanah.
Indeksvegetasi merupakan kombinasi matematis dari pita merah dan NIR (near
infrared) yangtelah lama digunakan sebagai indikator keberadaan dan kondisi vegetasi
(Lillesand danKiefer,1997).

Setiap benda di bumi memiliki kemampuan untuk menyerap atau


memantulkansinar cahaya yang dipancarkan oleh sumber cahaya (dalam hal ini
matahari). Tumbuhanhijau menyerap cahaya tampak (merah, biru) sebagai bagian dari
proses
fotosintesis,sehinggasinarinitidakdipantulkandenganbaik.Padasaatyangsama,sinarNIRdi
pantulkan dengan sangat baik oleh vegetasi hijau. Perbedaan kemampuan
menyerapgelombangcahayainimemungkinkanuntukmempelajarikesehatanvegetasidanpe
nghijauan. NDVI dapat dihitung menggunakan gelombang cahaya saluran merah
daninframerahdekat(NIR)dalamgambarmultispektral.(Lillesand danKiefer,1997).

CahayaMerahNilaiNDVIselalu-
1atau+1.KawasanhutanmemilikinilaiNDVIyangtinggikarenakerapatantumbuhanyangtin
ggidantajukyanghijau.Semakinrendahnilai NDVI suatu vegetasi, semakin besar
kemungkinan terjadinya cekaman air padatanaman, penyakit, dan bahkan kematian
vegetasi. Nilai vegetasi tanah dan
perkotaanbiasanyamendekatinol,dannilaiNDVIpadabadanairsepertisungai,saluranair,dan
au,dan genangan air memiliki nilai NDVI mendekati +1 semakin baik
Tanaman/tanamanyangsehatmemantulkanlebihbanyakNIRdangelombangcahayahijaudar
ipadagelombanglainnyadanmenyerapsebagianbesargelombangcahayamerahdanbiru.Hali
nimenyebabkanmatamanusiauntukmengenalivegetasisebagaihijau.(RyanL.1997)

Awalnya,analisisNDVI
menggunakancitrayangditangkapolehkendaraansatelityangdirancangkhusussebagaisateli
tpenginderaanjauhsepertiLandsat,IKONOS,dan QuickBird. Namun, kamera dengan
sensor multispektral sekarang digunakan dandikenal sebagai kendaraan udara tak
berawak atau UAV. Metode ini dapat digunakanuntuk menghasilkan data yang jauh
27
lebih akurat daripada citra satelit. Namun
tentunyaareacoverageyangbisaditangkapdengancarainijauhlebihkecil,danbutuhwaktulam
a

28
untukmendapatkancoverageareayangsamadengancitrasatelit.Cakupanwilayahyangsempi
ttentu membuat metodeUAVbelum berkembang di Indonesia.

Menggunakan analisis NDVI pada hutan tanaman industri seperti Abra


palm,eucalyptus,danakasiadapatsangatmembantudalamupayamenambahnilaihasilproduk
si. Peningkatan produksi ini dapat dicapai dengan memantau dan menganalisiskesehatan
tanaman. Hal ini mempengaruhi kemampuan tanaman untuk tumbuh
dantumbuhdenganbaikhinggaprosesproduksidilakukan.Daripenaburanhinggaproduksi,ad
a banyak hambatan untuk pertumbuhan dan perkembangan masing-masing
tanaman.Adabanyakgangguan,dariyanghanyamembuattanamansakithinggayangbisame
matikan. Oleh karena itu, metode NDVI harus dimasukkan dalam proses
pemantauanaset sehingga dapat berkontribusi pada proses pencegahan dan pengelolaan
yang efektifdanefisien. (Ryan L.1997).

2.2.12. QGIS
QGIS atau banyak dikenal dengan quantum gis adalah software yang
digunakanuntuk mengolah data spasial yang bersifat open sources. Awalnya software
GIS inidikembangkan oleh seorang programer GIS yaitu Gary Sherman pada tahun
2002.untuk selanjutnya software GIS ini terus dikembangkan hingga di tahun 2007
QGISmenjadiproyek inkubator OSGeo foundation.
QuantumGeographicInformationSystem(QGIS)merupakansalahsatuperangkat
lunak open source yang dapat digunakan untuk pengelolaan data spasial
danpengembangan aplikasi sistem informasi geografi. Geographical Information
System(GIS) sendiriialah sistem informasi khusus terkait pengelola data dengan
referensispasial.Menurut(BambangHendroTrisasongko,Ph.D)dosenDepartemenIlmuT
anah dan Sumberdaya Lahan IPB University, QGIS merupakan software open
accessyangmiripdenganArcGIS,dimanakeduanyadirancanguntukmenganalisisdataspasia
l.Meskidemikian,QGISmemilikibeberapakeunggulandibandingkanArcGIS,yaitudapatme
mbuka banyak jenis data spasial tanpa konversi, tampilan, QGIS lebih sederhana
danramah terhadap pengguna (user friendly) tidak membutuhkan lisensi khusus dan
bersifatopen source dukungan yang kuat pada analisis citra penginderaan jauh (remote
sensing)melaluiberbagaipaketplug-
insdandukunganterhadapdatapublikyangberadadicloud.

29
Berikut adalah beberapa jenis fitur yang ada dalam Quantum Gis.
Diantaranyaadalah:

1. Analisisdataspasial
2. membuat,merubahdanmeng-eksportdataspasial
3. Pengolahandataspasial
4. Publikasipetamenggunakaninternetmenggunakanwebmap
5. Menampilkandatavektordanrasterdalamberbagaiformat
6. Menampilkandatavektordanrasterdalamberbagaiproyeksi

Dengan beberapa fitur dasar seperti diatas Quantum Gis ini dapat
membantuuntuklebih mudah dalam pengelolaan data spasial.

2.2.13. MetodeSupervisedCllasificationDanDigitazeOnScreen.
Penggabungan kedua metode ini menghasilkan klasifikasi yang lebih rinci
dancepat sebab klasifikasi terbimbing akan membantu mempermudah klasifikasi
secarakeseluruhan,terutamauntukmemperolehbatasdelineasipadakelas-
kelasdenganpoligonyang besar seperti kelas hutan, laut, danau dan yang lainnya.
Sedangkan metode
secaramanualvisualdapatlebihmemperincihasilkliasifikasiterbimbing,terutamauntukme
misahkan, menggabungkan atau menambahkan kelas-kelas yang tidak bisa
dilakukanmelalui klasifikasi terbimbing misalnya keberadaan lahan yang ditutupi oleh
awan
padacitrayangtidakdapatdiklasifikasikanpadametodeklasifikasiterbimbingdapatdiklasifik
asikandenganmenggunakanDigitasi on screen.
1. Klasifikasi Supervised merupakan klasifikasi yang berpedoman pada
nilaipiksel yang sudah dikategori obyeknya atau dibuat dalam training
sampeluntukmasing-masing obyek penutup lahan.
2. Digitasi on screen merupakan suatu teknik digitasi atau proses konversi
daridata format raster ke dalam format vector. Pada teknik ini peta yang akan
didigitasi terlebih dahulu harus dirubah ke dalam format raster dengan
caraproses scanning dengan alat scan atau dengan cara pemotretan. Jika
petatersebutmerupakancitrahasilfotoudaraataupunsatelitmakatinggalmemasu
kkansajakedalamarcmaptanpaperlumelakukanperubahanformat.

30
2.2.14. SistemInformasiGeografis
Sistem Informasi Geografis adalah suatu informasi sistem komputerisasi
yangmemungkinkanpenangkapan,pencontohan,pemanipulasi,penemuankembali,pengan
alisisan,danpresentasidataacuangeografissebagaiataumerupakansistemberbasis komputer
yangdigunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi–
informasigeografis.SistemInformasiGeografisdirancanguntukmengumpulkan,menyimpa
n,sertamenganalisisobjek-objekdanfenomena-fenomenayangmengetengahkan lokasi
geografis sebagai karakteristik yang penting atau kritis untukdianalisis. Dengan
demikian, Sistem Informasi Geografis merupakan sistem komputeryang memiliki empat
kemampuan dalam menangani data yang bereferensi geografis,yaitu: masukan,
keluaran, manajeman data (penyimpanan dan pemanggilan data), sertaanalisisdan
manipulasi data (Rosdania, 2015).
DatayangakandiolahpadaSistemInformasiGeografismerupakandataspasialyaitu
sebuah data yang berorientasi geografis dan lokasi yang memiliki sistem
koordinattertentu, sebagai dasar referensinya. Sehingga aplikasi Sistem Informasi
Geografis
dapatmenjawabbeberapapertanyaanseperti;lokasi,kondisi,poladanpemodelan.Kemampu
an inilah yang membedakan SIG dari sistem informasi lainnya (Rosdania,2015).
Adapunfungsi–
fungsidasardalamSistemInformasiGeografisadalahsebagaiberikut:
1. Akuisisidatadanprosesawalmeliputi:digitasi,editing,pembangunantopologi,konve
rsi formatdata,pemberianatributdanlain sebagainya.
2. Pengelolaandatabasemeliputi:pengarsipandata,permodelanbertingkat,pemodelan
jaringan pencarian atribut dan lain-lain.
3. Pengukurankeruangandananalisismeliputi:operasipengukuran,analisisdaerahSist
emInformasiGeografisdapatdimanfaatkanuntukmempermudahdalammendapatkan data-
datayangtelahdiolahdantersimpansebagaiatributsuatulokasiatauobyek.Data-
datayangdiolahdalamSistemInformasiGeografispadadasarnyaterdiridaridataspasialdanda
taatributdalambentukdigital.Sisteminimerelasikandataspasial(lokasigeografis)dengandat
anonspasial,sehinggaparapenggunanyadapatmembuatpetadanmenganalisainformasinyad
enganberbagaicara.SistemInformasiGeografismerupakanalatyanghandaluntukmenangan
idataspasial,dimanadalamSistem

31
Informasi Geografis data dipelihara dalam bentuk digital sehingga data padat
dibandingdalam bentuk peta cetak, tabel atau dalam bentuk konvensional lainnya yang
akhirnyaakanmempercepatpekerjaan danmeringankan biayayang diperlukan
(Barus,2000).
2.2.15. Overlay
Overlayyaituuntukmenempatkangrafissatupetadiatasgrafispetayanglaindanmena
mpilkan hasilnya atau merupakan proses penyatuan data dari lapisan layer yangberbeda.
Secara sederhana overlay disebut sebagai operasi visual yang
membutuhkanlebihdarisatulayeruntukdigabungkansecarafisik.Overlaybiasanyamemasuk
kandatadari dua layer atau lebih, dengan mengasumsikan telah digeoreferensi
menggunakansistem yang sama, serta berada dalam satu lingkup penelitian. Jika unsur-
unsur di
atastidaksalingberkaitan,makaprosesoverlaydianggaptidakbermakna.Dalamdataraster,an
alisa ini dilakukan pada sepasang cell yang salah satunya merupakan data
raster.Sedangkan dalam data vektor, prinsip yang sama berlaku untuk membandingkan
lokasi,denganperhitunganyangmenggunakanperbedaaantiapfiturspasialdarisetiapdatalay
er(Arridha,2019).
Metode overlay dilakukan dengan bantuan software arcgis, secara umum
metodeoverlaydalamsoftwarearcgisterbagiataserase,identity,intersect,spatialjoin,symme
etrical difference, union dan update, metode yang digunakan dalam penelitian iniyaitu
overlay union. Union yaitu menggabungkan fitur dari sebuah tema input denganpoligon
dari tema overlay untuk menghasilkan output yang mengandung tingkatan ataukelas
atribut. Adapun proses penggunaan metode union dalam penelitian ini yaitu saatsemua
peta parameter untuk analisis telah selesai di dibuat. Tahap awal yaitu
membuatatributskorpadamasing-masingdatavektordalampetaparameterdengan
nilaidanskoryang telah di analisis, selanjutnya pada arctoolbox dalam aplikasi arcgis
pilih
analysistools,kemudianpilihoverlaydanselanjutnyaunion.Padajendelauniondiinputkanpet
a-peta parameter yang telah memiliki atribut skor untuk selanjutnya dijumlahkan
sehinggaakan menghasilkan skor total yang selanjutnya diklasifikasi berdasarkan kelas
intervaldarihasil analisis. (Arridha, 2019).
Secaraumum,overlayvektorlebihkomplek,memakanwaktudanintensifdibandingk
andenganoverlayrasteryanglebihmudah,cepatdanefisien.Namunsebelum overlay raster
dilakukan, diperlukan langkah pre-processing yang rumit untukmemperkirakan
32
biayadari keduametode:

33
1. Overlayvektor
Metode ini dapat menghasilkan gambar bersih dan jernih yang tergolong
tajam.Sebagai contoh, zona bebas bangunan dalam peta kebencanaan yang seharusnya
tidakadabangunanyangdiperbolehkanberdiridiareatersebut.Datainputyangdihasilkandari
metode ini juga jelas dan tajam.Serta kriteria jarak yang tergolong maksimal,
sepertimenampilkanjarak minimum hingga 100 meter daripermukaan.
2. Overlayraster
Metode ini menghasilkan data yang kurang jernih, misalnya daerah curam
yangsulit untuk dianalisa, data yang dihasilkan masih rancu dan dapat diperdebatkan,
sertamenimbulkankesenjangan hargadengan metodelain.
Dalam SIG terdapat komponen paling kuat yaitu Geoprocessing, karena
prosesinimemungkinkanuntukmendefinisikan,mengelola,danmenganalisainformasi.Beri
kutmerupakanperbedaanantaraClip, Intersect,danUnion:
a. Clip
Clip merupakan alat yang digunakan untuk mengekstrasi fitur atau bagian
fiturdarikelasfitur.Alatinimenggunakanbataspoligonuntukmemotongfiturdanatributnyad
arikelas.

Gambar2. 1Clip
(Sumber:Arridha,2019)
b. Intersect
Intersectmerupakanalatyangdigunakanuntukmenganalisaoverlaypadakelasfitur.A
lat ini membuatkelas fitur baru darifitur yang berpotongan darilayer.

Gambar2.2Intersect
(Sumber:Arridha,2019)
c. Union
Union merupakan analisa lain yang digunakan untuk menganalisa overlay
padakelas fitur. Alat ini membuat kelas fitur baru dengan menggabungkan fitur dan
atributdarisetiap kelasfitur.

34
Input >>>>> Output

2.2.16. Skoring

(Sumber:Arridha,2019)
Scoringadalahmetodeyangmemberikanevaluasiterhadapkelayakansubyektesdala
mbentuknilai.ScoringatauWeightedLinearCombination(WLC)digunakanuntukmerepres
entasikan tingkat kedekatan, keterkaitan, atau beratnya dampak tertentu
padasuatufenomenasecaraspasial.Setiapparametermasukanakandiberikanskordankemudi
an akan dijumlahkan untuk memperoleh tingkat keterkaitan. Hasil akhir
darisistemscoringadalahmengklasifikasikantingkatketerkaitanparameterkeluaran.Klasifi
kasi didasarkan padanilai total skor dari setiap parameter masukan.
Rentangklasifikasiparameter keluaran ditentukan berdasarkan rentang nilai
terendah(xmin)hinggatertinggi (xmax) dibagidengan jumlahkelas yangdiinginkan
(Sihotang,2016).

Teknikpemberianskorada3macam,yaitu:
1. Penjumlahandanpengurangan
2. Perkaliandanpembagian
3. Kombinasi dari poin 1 dan 2

Penentuan skor setiap parameter yang digunakan untuk analisis


pemanfaatanlahanmemilikiketentuanmasing-
masingsesuaidengankriteriaparameter.Setiapparameter harus mempunyai atribut tertentu
yang berisikan informasi mengenai datagrafisnya. Atribut dari suatu data spasial adalah
data tabular yang terdiri dari
sejumlahbarisdankolom.Pemberianskormengacupadastandarinformasidataatributtabelya
ngsudah distandarkan untuk mempermudah proses analisis data spasial tersebut
(Akmal,2018).

35
2.2.17. UjiAkurasi KappadanRMSE
Kappa accuracy adalah persentase akurasi yang menggunakan semua
elemendalam matrik. Nilai overall accuracy yang didapatkan sebesar 85,04 %. Evaluasi
akurasidigunakan untuk melihat tingkat kesalahan yang terjadi pada klasifikasi area
contohsehinggadapatditentukanbesarnyapersentaseketelitianpemetaan.Evaluasiinimengu
jitingkatkeakuratan secara visual dari klasifikasi terbimbing
Root Mean Square Error (RMSE) merupakan besarnya tingkat kesalahan
hasilprediksi, dimana semakin kecil (mendekati 0) nilai RMSE maka hasil prediksi
akansemakin akurat. Root Mean Squared Error (RMSE) merupakan salah satu cara
untukmengevaluasimodelregresilineardenganmengukurtingkatakurasihasilperkiraansuat
umodel.RMSEdihitungdenganmengkuadratkanerror(prediksi“observasi)dibagidengan
jumlah data (= rata-rata), lalu diakarkan. RMSE tidak memiliki satuan. RootMean
Square Error merupakan salah satu kriteria dalam menentukan model peramalanselain
MAPE, MAD dan MSE. Nilai RMSE rendah menunjukkan bahwa variasi
nilaiyangdihasilkanolehsuatumodelprakiraanmendekativariasinilaiobservasinya.RMSE
menghitungseberapaberbedanyaseperangkatnilai.SemakinkecilnilaiRMSE,semakindekat
nilai yang diprediksi dan diamati.
2.2.18. SoftwareArcGIS
ArcGIS adalah perangkat lunak yang dikeluarkan oleh Environmental
SystemsResearch Institute (ESRI), sebuah perusahaan yang telah lama berkecimpung di
dalambidang geospasial. ArcGIS adalah sebuah platform yang terdiri dari beberapa
softwareyaitu Desktop GIS, Server GIS, Online GIS, ESRI Data, dan Mobile GIS.
ArcGISDesktop hanya dapat diinstal pada sistem operasi (OS) Windows. Khusus untuk
ArcGISDesktop versi 10.3 hanya dapat diinstal pada OS Windows 7, Windows 8/8.1,
WindowsServer 2008/2012 dan Windows 10. Pengguna OS Linux dan Mac masih
belum
dapatmenginstalArcGISDesktop.Beberapapenggunamencobamenggunakanemulatorwin
dows agar dapat menginstal ArcGIS Desktop pada Linux/Mac. Namun tentu
sajamasalahkompatibilitasseringkalimenjadimasalah.Penyusunmenyarankanuntukmengi
nstal ArcGIS Desktop hanya pada OS Windows saja. ArcGIS Desktop
merupakanpengembangan dan gabungan dari ArcView 3.x yang unggul dalam
antarmuka
visualdenganArc/INFOversi7yangungguldalamanalisis.Olehkarenaitutidakmengheranka
njikaArcGIS.
36
Desktopdisebut-sebutsebagaigabungandariArcView3.xdanArc/INFO.ArcGIS
versi pertama adalah ArcGIS 8.0 yang dirilis pada tahun 1999. ArcView
danArc/INFOyangsebelumnyaadalahsoftwaretersendiridijadikansebagaitingkatanlisensi
didalamArcGISDesktop.ArcGISDesktopmasihmerupakankumpulansoftware(suite)yangt
erdiri dari beberapasoftwaretersendiri yaitu:
1. ArcMapadalah software
palingutamadidalamArcGISDesktopkarenahampersemuatahapanGISsepertiin
put,analisisdanoutputdataspasialdapatdilakukanpadaArcMap,samahalnyaden
ganmenggunakansoftwarepemetaan lain seperti ArcView 3.x,
QGIS,AutoCAD Land Desktop, dansebagainya.
2. ArcCatalog memiliki fungsi untuk pengelolaan data spasial meliputi
input,konversi,dananalisisdata.ArcCatalogdapatdianalogikansebagaiFileExpl
orer(atauwindowsexplorer)padaOSWindows.Namunkarenatugasnyaspesifik
untuk menangani data spasial, maka fungsi pengelolaan file yangdimiliki
oleh ArcCatalog lebih khusus dan spesifik. ArcCatalog tidak
sajadigunakanuntukmengeloladataspasial,tetapijugauntukmelakukananalisisd
ata.ArcCatalogbiasadisandingkan denganArcMap.
3. ArcScene berfungsi untuk visualisasi 3D, yaitu menyajikan tampilan
yangperspektif,bernavigasidanberinteraksidengandatafitur3Ddanraster.Softw
are ini biasa digunakan untuk cakupan lokal atau tidak terlalu
luas,misalnyauntukvisualisasisebuahkotakecil,kawasanhutan,bendungan,dan
sebagainya.
4. ArcReader biasa digunakan jika pengguna ingin membagi project
ArcMapdengan pihak lain. Pihak penerima project tidak perlu install ArcMap
untukdapat membuka dan melakukan eksplorasi project tersebut. Cukup
denganmenggunakanArcReaderyanggratis,penggunadapatmelihatprojectArc
Mapyangtelahdibuat.ArcReader(danekstensiPublisheruntukArcMap)memilik
i beberapa fungsi untuk mengatur bagaimana data yang dibagikandalam
project dapat diakses. Data spasial yang turut dipaketkan dan disalindapat
dikunci sehingga pengguna tidak memiliki akses penuh terhadap
dataspasialyang dibagi. (Geosriwijaya, 2016).

37
BAB
IIIMETODOLOGIPENELITI
AN

3.1 JenisPenelitian
Jenispenelitianyangdigunakandalampenelitianinimerupakanpenelitiankuantitatifdeng
anpendekatandeskriptif.penelitiankuantitatifadalahjenispenelitianyangterencana,
terstruktur dari awal hingga pembuatan desain penelitiannya, serta
memilikispesifikasiyangsistematis.penelitianyangberlandaskanpadafilsafatpositivisme,di
gunakanuntukmenelitipadapopulasiatausampeltertentu.
(Sugiyono,2015)Pendekatanpenelitianyangdigunakanyaitupendekatandeskriptifdengant
ujuanmendekripsikanobjekpenelitianataupunhasilpenelitian,Analisisyangdigunakandala
mpenelitian ini yaitu Analisis perubahan penggunaan lahan dan tingkat kerusakan
lahandenganparameter kerapatan vegetasi,umur tambang, danjenis tailing.

3.2 LokasiPenelitian
LokasipenelitiandilakukanpadaDASPamongGadangDiKabupatenSolokSelatan,yang
mana Sungai Pamong Gadang merupakan salah satu sungai besar yang ada
diKabupatenSolokSelatan,dimanasungaiinimengalirdiantaraduaKecamatandiKabupaten
Solok Selatan yakini Kecamatan Sangir Dan Kecamatan Sangir Jujuhan,
danlokasipenelitianberfokuspadakawasanyangmengalamikerusakanlahanakibatpenamba
nganemas, padaSub DAS Pamong Gadang.

Bataslokasipenelitianditentukanmenggunakananalisisbufferingyangmanabuffermeru
pakan analisis SIG yang menghasilkan daerah batasan melingkupi objek
(wilayahbaru).Buffermerupakanbentuklaindariteknikanalisisyangmengidentifikasihubun
ganantara suatu titik dengan area di sekitarnya atau disebut sebagai Proximity
Analysis(Analisis Faktor Kedekatan). Secara anatomis Buffer merupakan zona yang
mengarahkeluar dari sebuah obyek pemetaan apakah itu sebuah titik, garis, atau area
(poligon).Dengan membuat Buffer, akan terbentuk suatu area yang melingkupi atau
melindungisuatu obyek spasial dalam peta (Prahasta (2002). Pada penelitian ini jarak
buffer yangdigunakan sebagai batas lokasi penelitian yaitu 150 meter ke kiri dan kanan
sungai. Jadizona-zona yang terbentuk secara grafis itu digunakan untuk
mengidentifikasi kedekatan-kedekatan spasial suatu obyek peta terhadap obyek-obyek
yang berada di sekitarnya.Untuklokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar3.1
38
mU

Gambar 3. 1 Peta Lokasi


Penelitian(Sumber:Pengolahan
Data)
3.3 AlatdanBahan

3.3.1. Alat
Alatyangdigunakandalampenelitianiniadalah:

1. PerangkatKeras
a. Laptop/Komputer

Gambar3.2 Laptop AsusX441U

39
b. GPS Garmin73

Gambar3. 3GPS Garmin73


2. PerangkatLunak

a. SoftwareQGIS.3.22.11
b. SoftwareArcGIS10.8
c. MicrosoftOffice2019
d. GoogleEarthPro

3.3.2. Bahan
Bahanyangdigunakan dalampenelitianini adalah:

Tabel3.1BahanPenelitian
Data Sumber

Citralansad 8 OLItahun2013-2022 USGS,2022

DataPenggunaanLahan KLHK,2022

Datalapangan,UmurTambangdanJenisT Surveylapangan
ailing

(Sumber:Tugas Akhir,2022)

40
3.4 DiagramAlirTahapanPengolahanDataPerubahanPenggunaanLahan
Mulai

PengolahanData

Survey Citra lansad


Batas penelitianpada SubDasPamongGadang Citra lansad Citra lansad B
lapangan 8 OLI 2013 8 OLI 2017 8 OLI 2022

KoreksiRadiometrik

KompositBand

PemotonganCitra

KlasifikasiPenggunaanLahan
(Supervised)

PetaPenggunaan PetaPenggunaan PetaPenggunaan


Lahan2013 Lahan2017 Lahan2022 TIDAK

Uji
Akuras

YA
Overlay

Klasifikasi Perubahan Penggunaan LahanAkibat Tambang Emas Di sub DASPamongGadangTahun2013-2022

Peta Perubahan Penggunaan LahanAkibat Tambang Emas Pada sub DASPamongGadangTahun201

Analisis

Laporan

Selesai

Gambar 3. 4 Diagram Alir Tahapan Pengolahan Data Perubahan Penggunaan


Lahan(Sumber: Tugas Akhir,2022)
41
3.5 DiagramAlirTahapanPengolahanDataTingkatKerusakanLahan
Mulai

PengolahanData

ABatas Penelitian padaSub Das PamongGadang


CitraLansad Koordinat Umur
8 OLI 2022 UjiAkurasi Tambang JenisTailing

Koreksi
Radiometrik

KompositBand

PemotonganCitra
Skoring Skoring

NDVI

KlasifikasiKerapatanVegetasi Peta Umur PetaJenis


Tambang Tailing
TIDAK

Uji
Akurasi

YA
Skoring

Overlay

Klasifikasi TingkatKerusakanLahan

Peta Tingkat KerusakanLahan, Pada Das PamongGadang Tahun2022

Analisis

Laporan

Selesai

Gambar 3. 5 Diagram Alir Tahapan Pengolahan Data Tingkat Kerusakan


Lahan(Sumber: Tugas Akhir,2022)

42
3.6 TahapanPenelitian
Tahapan-
tahapanyangdilakukansesuaidengandiagramalirdiatas,dengantahapananalisis perubahan
penggunaan lahan dan analisis tingkat kerusakan lahan, sehinggadapatdi jabarkan
sebagaiberikut :

3.6.1. Tahapan Pengolahan Data Perubahan Penggunaan Lahan


TerbukaTambangEmas
1. MempersiapkanData.
Mempersiapkandatamerupakantahapawaldalampenelitianini,pengumpula
ndatadilakukandengancaramengunduhdatapadaUSGShttps://
earthexplorer.usgs.gov/.Datayangdigunakandalamanalisisperubahan
penggunaan lahan yaitu, data batas daerah penelitian pada SubDAS pamong
gadang, dan citra lansad 8 OLI 2013, citra lansad 8 OLI 2017dan citra lansad
8 OLI 2022, kemudian untuk uji akurasi akan di lakukansurvey
lapangan.Setelah semua data di persiapkan maka lanjut ke prosesselanjutnya.
Berikut gambar pengumpulan data dengan mendownload datacitrasatelit
landsad 8 OLIpadaUSGS.

Gambar 3. 6 Mempersiapkan
Data(Sumber:USGS)

2. KoreksiRadiometrik
Selanjutnya di lakukan Koreksi radiometrik terhadap citra lansad
tahun2013, 2017 dan 2022 untuk memperbaiki kualitas citra akibat dari
kesalahanpantulan permukaan atau kelengkungan bumi dan factor lain,
seperti arahsinar matahari, kondisi cuaca, kondisi atmosfer dan faktor
lainnya, sehinggainformasiyang dihasilkan menjadi lebih akurat.
43
Proses ini dilakukan pada aplikasi Qgis 3.22.11 yang dilakukan
secaraotomatismenggunakanplugintambahanyakniSCP(Semi-
automaticClassification Plugin. Koreksi ini telah melewati proses TOA
refflectant
(topofatmosphere)dansurfacerefflectant,kemudianakandidapathasilcitrayangs
udah terkoreksi berdasarkan band-band yang telah dikoreksi, seperti
padaGambar3.7.

Gambar 3. 7 Citra Hasil Koreksi Radiometrik Pada Software


Qgis(Sumber:Pengolahan Data)

3. Komposit band
Komposit band dilakukan pada software ArcGis yang berfungsi
untukmelakukan (penggabungan) band sehingga diperoleh citra berwarna
dalammodeRGBuntukmempermudahpemrosesanpadatahapanselanjutnya.Fit
urini juga memungkinkan pengguna untuk menyimpan citra hasil
composite.Bandyangdigunakanyaituband2,band3danband4.SepertipadaGam
bar3.8.

Gambar 3. 8 Komposit
Band(Sumber:PengolahanDa
44
ta)

45
4. PemotonganCitra
Tahapanpemotongancitradilakukanuntukberfokuspadaareaanalisasehinggaki
nerjamenjadilebihefektifdanefisien.Pemotongancitramenggunakan data batas
penelitian. Menggunakan pendekatan batas alamyaituzona150 meterdari
SungaimenggunakanToolsBuffer padaArcGis.

Gambar 3. 9 Proses Buffer Batas Lokasi


Penelitian(Sumber:Pengolahan Data)

5. KlasifikasiPenggunaan Lahan(supervised)
Tahapaninibertujuanuntukmengelompokkanwarnapadacitraberdasarkanni
laipikselyangmerepresentasikanmasing-masingjenispenggunaan lahan.
Sistem kemudian menampilkan peta spasial penggunaanlahanberdasarkan
hasil klasifikasi tersebut.
Klasifikasi dilakukan secara terbimbing, Klasifikasi

terbimbingmengharuskanpenggunauntukterlebihdahulumenentukantrainingpi
xel(nilaidasar)sebagipatokandalammembedakandanmenentukananggotamasi
ng-
masingkelas.Hasildariprosesklasifikasimenghasilkancitrabarudenganwarnaya
ngjumlahnyasesuaidenganjumlahkelaspenggunaanlahan.Untukpembagiankel
aspenutupanlahandapatdilihatpadaTabel2.1.yangmengacupadapembagiankel
astutupanlahanbersadarkanSNI,yangdi
terapkan(AningPrastiwi,2014).
6. PetaPenggunaanlahan
Setelah tahapan klasifikasi akan di hasilkan atau Peta penggunaan
lahantahun 2013, 2017, dan 2022, yang mana digunakan untuk melakukan
prosespenghitunganperubahanlahan,yaitudenganmencariselisihluasanpenggu

46
naanlahandaritahun2013,2017dan2022.sepertipadaGambar3.10.

47
Gambar 3. 10 Penggunaan Lahan Dari Tahun 2013, 2017 Dan
2022(Sumber:Pengolahan Data)

7. UjiAkurasi
Uji akurasi di lakukan dengan survey ke lapangan untuk
memastikanapakah daerah atau lokasi penelitian itu benar-benar terjadi
kerusakan
lahan,sepertiinformasiyangtersajipadapetaperubahanpenggunaanlahan.Danjik
apada saat uji akurasi tidak membuktikan terjadi nya perubahan
penggunaanlahanmakaakankembalidilakukanklasifikasi
(supervised),danjikasaatujiakurasi terdapat informasi yang sama dengan
yang ada pada peta perubahanpenggunaanlahan makadatavalid.
8. Setelah semua proses di atas selesai di lakukan maka akan di hasikan
petaperubahanpenggunaanlahanakibatpenambanganemaspadaSubDASPamo
ngGadang, padatahun 2013, 2017 dan2022.
9. Overlay
Selanjutnya masing-masing variabel akan di overlay untuk
menghasilkanpeta perubahan peggunaan lahan. Secara singkatnya, overlay
menampalkansuatu peta digital pada peta digital yang lain beserta atribut-
atributnya danmenghasilkan peta gabungan keduanya yang memiliki
informasi atribut darikeduapeta tersebut.
10. Kemudian di lakuakan layout, sesuai dengan kaidah yang berlaku dan
sesuaikebutuhan, sehingga menghasilkan peta perubahan penggunaan lahan
akibatpenambangan emas pada Sub DAS Pamong Gadang dari tahun 2013,
2017dan 2022.

48
11. Analisis
Padapembahasanakanmengkajitentanghasildariperubahanpenggunaanlah
anseperti,sudahseberapabanyaklahanyangdialihfungsikanakibatpertambanganem
asinidanapakahperubahanpenggunaanlahanselalumengalami peningkatan dan
apa dampak yang akan di timbulkan jika kegiatanpenambanganemas ini terus
berlanjut.

3.6.2. TahapanPengolahanDataTingkatKerusakanLahan
1. MempersiapkanData
Data yang di gunakan dalam analisis tingkat kerusakanlahan yaitu,
databatas penelitian pada Sub DAS Pamong Gadang, data umur tambang,
jenistailingdancitralansad8OLI2022,kemudianuntukujiakurasiakanmengguna
kan koordinat uji akurasi, Setelah semua data di persiapkan makalanjutke
proses selanjutnya.
2. Koreksiradiometrikpada citralansad8OLItahun2022
Proses yang pertama harus di lakukan yaitu koreksi Radiometrik,
prosesini dilakukan pada aplikasi Qgis 3.22.11 yang dilakukan secara
otomatismenggunakan plugin tambahan yakni SCP (Semi-automatic
ClassificationPlugin.KoreksiinitelahmelewatiprosesTOArefflectant(topofatm
osphere)dansurfacerefflectantyakni sebagai berikut:

Gambar 3. 11 Proses Koreksi Radiometrik Pada


Qgis(Sumber:Pengolahan Data)

49
3. KompositBand
Selanjutnya proses Komposit band yang berfungsi untuk
penggabunganbandsehinggadiperolehcitraberwarnadalammodeRGBuntukme
mpermudahpemrosesanpadatahapanselanjutnya.Padatingkatkerusakanlahan
band yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan NDVI yaitu band4dan
band 5.
4. NDVI(NormalizedDifferenceVegetationIndex)
MelakukananalisisindeksvegetasidenganmetodeNormalizedDifferenceVe
getationIndex(NDVI)yangbertujuanuntukmenentukantingkatkerapatanvegeta
si.MetodeindeksvegetasiyangdipergunakanadalahNDVI (Normalized
Difference Vege.tation Index), dengan formula sebagaiberikut(Moloney,
2008dalamHidayahdan Wiyanto, 2013)

𝑁𝐼𝑅− 𝑅
𝑁𝐷𝑉𝐼=
𝑁𝐼𝑅+ 𝑅
Dimana:
R =Nilaidigitalpadakanalmerah
NIR =Nilaidigitalpadacitrakanalinframerahdekat(NearestInfrared)

5. KalsifikasiKerapatanVegetasi
Klasifikasi kelas indeks vegetasi pada algoritma NDVI mengacu
padapenelitian sebelumnya oleh (Milendra,Buchori, 2018) dan juga
bersumberdari penelitian (Romiyanto Et Al, 2015) yang membagi kelas
NDVI menjadibeberapakelas seperti disajikan pada Tabel 2.2
Dari proses ini dihasilkan delapan interval spektral citra yang
digunakandalam klasifikasi indeks vegetasi. Dan untuk skoring pada NDVI
digunakantoolsreclassify.Yangmananantinyamembedakanlokasi-
lokasidenganwarna yang berbeda sesuai dengan kondisi indexs vegetasi.
Seperti padaGambar3.12.

50
Gambar 3. 12 Hasil Klasifikasi Kerapatan
Vegetasi(Sumber:Pengolahan Data)

6. UjiAkurasi
Setelahdilakukannyaklasifikasiakandidapatkankerapatanvegetasikemudian di
lakukan uji akurasi utuk validasi data menggunakan koordinatlapangan, dan
jika informasi yang di temukan berbeda saat di lakukan ujiakurasi maka
kembali di lakukan indeks vegetasi (NVDI), kemudian jikainformasi yang di
sajikan sama saat uji akurasi, akan lanjut ke prose selanjutnya

7. UmurTambang
Kemudian data umur tambang yang telah di dapat dari proses wawancara
kelapangan dan pengamatan dari google earth pro pada tools story image.
Akandilakukanskoringterhadaptambang-
tambangyangberadapadadaerahpenelitianberdasarkankelasyangdijabarkanpa
daTabel2.3.dandidapatlahpetadari indikator umur tambang.

8. JenisTailing
Data jenis tailing adalah data yang akan membedakan lokasi tambang
yangsudah bervegetasi tapi bukan lubang tambang dan lokasi tidak
bervegetasibukan lubang tambang dan lokasi lubang tambang seperti yang di
jabarkanpada Tabel 2.4. Selanjutnya di lakukan proses skoring berdasarkan
KelasJenis Tailing.

51
9. Skoring
Dari 3 indikator yang telah dijabarkan diatas maka dihasilkan 3
petaparameteryangakandigunakansebagaidatauntukanalisistingkatkerusakanl
ahan,dimanapetainidihasilkandariinterpretasicitradananalisisperubahanlahan
serta operasi NDVI. Kemudian peta-peta indikator tersebut di
overlayuniondan diskoring berdasakan skor total, padaTabel 2.5.

10. Kemudiansetelahsemuatahapanpengolahandatadilakukanakandihasilkanpetat
ingkatkerusakanlahanakibatpenambanganemaspadaSubDASPamongGadang,
tahun 2013 –2022. Dan di layoutsesuai kebutuhan.

11. Analisis
Padaanalisispertamaakandijabarkanluasankerusakanberdasarkanklasifikasitin
gkatkerusakanlahan,kemudiananalisiskerusakanperkecamatanberdasarkankla
sifikasitingkatkerusakandanselanjutnyaluasan kerusakan perkecamatan.
Yang, mana dari tahapan analisis iniakanmenentukan lokasi-lokasi dengan
kerusakan tertinggi dan luasan kerusakanpadasetiap kecamatan.

52
BABIV
HASILDAN ANALISIS

4.1 Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Akibat Kegiatan Penambangan


EmasPadaSub Das PamongGadang Tahun2013, 2017 Dan 2022
Berdasarkan wawancara ke lapangan, pada awal penambangan emas di sub
DasPamong Gadang masih menggunakan mesin dompeng yang dilakukan di sekitar
aliransungai Pamong Gadang. Pada proses ini belum terlihat secara nyata perubahan
lahanakibat kegiatan penambangan emas ini, namun berdampak terhadap berubahnya
aliransungai pada beberapa titik, karena kegiatan penambangan yang dilakukan
berdasarkansurveykelapanganuntukmelihatkondisisaatini.Ditemukanbahwasannyapena
mbangandilakukandisepanjangsempadansungaiyangmanalimbahbekaspenambanganber
upapasirdanbatuanakanterbawaolehaliransungaiyangmenyebabkankedangkalansehingga
hilangnyadayatampingsungaisehinggaberubahnya arah aliran sungai yang pada dasarnya
mengalir pada daerah yang
lebihrendah.Danprosesinimemberikankontribusiterhadapberubahnyaekosistemsungailalu
karenasemakinberkurangnyabahandasaryangbersumberdarilokasiawal,menyebabkanpar
apenambang mulaimengekspansi lahandisepanjangaliransungai.
4.1.1. PenggunaanLahanTahun2013
Pada tahun 2013adalahtahun awaldaripadapenelitiandimanapada
petapenggunaanlahandapatdilihatpersebaranlokasitambang-
tambangemas,berdasarkan informasi yang ada pada peta penggunaan lahan di tahun
2013 dapatdilihat bahwa pertambangan kemungkinan sudah ada dari tahun-
sebelumnya karenadari informasi yang didapat pada proses wawancara ke lapangan
tambang emas diSolokSelatan ini sudah adasejak zaman penjajahan.
Kegiatanekspansilahanuntukdikonversimenjadilahanpenambanganumumnyaada
lah milik pribadi penambang dan ada juga yang dibeli atau juga disewa dengansistem
bagi hasil. Lahan-lahan yang dikonversi pada awalnya merupakan
ekosistemalamisepertisungaidansemakbelukarUntuklebihjelasdapatdilihatpadaGamb
ar
4.1 berikut.

53
Gambar 4. 1 Peta Penggunaan Lahan Pada Daerah Penelitian Tahun
2013(Sumber:Pengolahan Data)

Dari peta penggunaan lahan di atas menginformasikan awal mula


terbentuknyatambang emas dengan arah persebarannya dan lahan-lahan yang
dikonversi
menjaditambangemas,sehinggahilangnyavegetasialamidisepanjangwilayahsempadan
54
sungai mengalami kerusakan dan akibat darikegiatan penambangan emas ini,
yangmana pada umumnya tidak ada ketetapan dalan penambangan yang
mementingkanekosistem alam agar terus terjaga seperti pembuangan tailing atau
limbah hasil daripadapenambangan padabagianSungai.
PadaTable4.1,dapatdilihatbahwapadatahun2013lahanpadadaerahpenelitianmasi
hdidominasiolehpertanianlahankeringcampurandenganluas113,61hektar dengan
persentase pada daerah penelitian 41,05%, dan kegiatan penambanganemas sudah
mencapai luas daerah 3,48 hektar, kemudian hutan lahan kering
skunderdenganluasan112,81hektardenganpersentase40,76%,belukar40,89hektardeng
anpersentase14,77%,dansungai5,94Hapadatahunawalpenelitian
yaitu2013denganpersentase1,28%.Untuklebih jelasdapat dilihatpadaTabel 4.1.

Tabel4.1PenggunaanLahanPadaDaerahPenelitianTahun2013

No PenggunaanLahan Luas(Ha) Persentase(%)

1 HutanLahanKeringSkunder 112,81 40,76

2 Belukar 40,89 14,77

3 PertanianLahanKeringCampuran 113,61 41,05

4 Sungai 5,94 2,14

TambangEmas 3,48 1,28

Jumlah 276,73 100,00

(Sumber:PengolahanData)
4.1.2. PenggunaanLahanTahun2017

Dari penggunaan lahan tahun 2017 dapat dilihat bahwa perkembangan


lahanpenambangan emas dalam masa 2013 hingga 2017 cukup signifikan, hal ini
diikutidengan menurunnya luasan lahan Pertanian Campuran di sekitar Sungai
PamongGadang.Meningkatnyaluasankegiatanpenambanganemasinimenyebabkansem
akinhilangnyalahandenganpermukaanalamiyangmemilikiharayangbaikuntukkegiatan
pertanian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar4.2.

55
Gambar 4. 2 Peta Pengunaan Lahan Pada Daerah Penelitian Tahun
2017(Sumber:Pengolahan Data)

Memasukitahun2014hinggatahun2017,kegiatanpenambanganemaspadaSubDas
Pamong Gadang terus berkembang sehingga lahan yang rusak akibat
kegiatanpenambanganemasiniterusmeningkat.Dariluasanyangawalnyaadalah3,48hekt
arpadatahun 2013 meningkat menjadi 22,95 hektarpadatahun 2017.

56
Berdasarkan informasi dari penambang, dan pengolahan data ditemukan
bahwakegiatan penambangan emas pada masa 2013 hingga 2017, meningkat seluas
19,47hektar.Selainituterdapatlahantambangemasyangberada
padaaliransungai.Untuklebihjelas dapat di lihat padaTabel4.2 berikut.
Tabel4.2PenggunaanLahanPadaDaerahPenelitianTahun2017
No PenggunaanLahan Luas(Ha) Persentase(%)

1 HutanLahanKeringSkunder 110,68 39,99

2 Belukar 37,65 13,60

3 PertanianLahanKeringCampuran 100,79 36,44

4 Sungai 4,66 1,68

TambangEmas 22,95 8,29

Jumlah 276,73 100,00

(Sumber:PengolahanData)

4.1.3. PenggunaanLahanTahun2022
Darihasilsurveykelapangandanmengumpulkaninformasidaribeberapawargayang
tinggal dan berladang di sekitar sub Das Pamong Gadang pada tahun
2022.Kegiatanpenambanganemassudahmulaijarangdilakukankarenaseringnyadilakuk
an kegiatan Razia dari pihak kepolisian karena kegiatan penambangan
emasterkhususnyadi Solok Selatan sudahsering memakan korban jiwa.
Namunjikadilihatdaripetapenggunaanlahanpadatahun2022faktanyaberbandingter
balikdenganketeranganyangdidapatdarilapangankarenapeningkatanluasan tambang
emas pada daerah penelitian pada tahun 2022 sudah mencapai
42,20hektardenganrentangwaktu5tahun.Jikakegiatanpenambanganemasterusberlanjut
makatidaktertutupkemungkinandalam10tahunkedepansebagianbesarpenggunaanlahan
di Sub DAS Pamong Gadang dikonversi menjadi lahan pertambangan.
Untuklebihjelasnyamengenaipenggunaanlahanpadatahun2022dapatdilihatpadaGamb
ar4.3.

57
Gambar 4. 3 Peta Pengunaan Lahan Pada Daerah Penelitian Tahun
2022(Sumber:Pengolahan Data)
Dari Penggunaan lahan pada tahun 2022 dapat dilihat kegiatan
penambanganemas, sudah sangat luas yang mana pada tahun 2017 seluas 22,95 Ha
menjadi 42,20Ha pada tahun 2022 berarti lahan yang di konversi menjadi lokasi
penambangan
emaspadaperiodetahun2017hingga2022sudahseluas19,25hektar.Yangmanapenggunaa
n lahan pada Sub Das Pamong Gadang khususnya daerah penelitian padatahun 2022
dengan Hutan Lahan Kering Skunder seluas 107,61 Ha,belukar 36,20 Ha,pertanian
lahan kering campuran 87,36 ha, dan sungai sebagai lahan yang akan terusterkuras
oleh penambangan emas ini pada tahun 2022 memiliki luasan 3,36 ha.
Untuklebihjelasnyamengenaipenggunaanlahanpadatahun2022danpersentaasekerusaka
nnyadapat dilihat pada Table 4.3 berikut.
58
Tabel4.3PenggunaanLahanPadaDaerahPenelitianTahun2022
No PenggunaanLahan Luas(Ha) Persentase(%)

1 HutanLahanKeringSkunder 107,61 38,88

2 Belukar 36,20 13,08

3 PertanianLahanKeringCampuran 87,36 31,59

4 Sungai 3,36 1,21

TambangEmas 42,20 15,24

Jumlah 276,73 100,00

(Sumber:PengolahanData)

4.1.4. PerubahanPenggunaanLahanAkibatKegiatanPenambanganEmasPadaSu
bDas Pamong GadangTahun 2013, 2017 Dan2022
Perubahanpenggunaanlahanyangterjadiselamaperiode2013hinggatahun2022umu
mnya terjadi peningkatan terhadap penambangan emas, namun disisi lainnyaterjadi
penurunan terhadap luas penggunaan lahan lainnya. Hal ini merupakan
bentukdampakdariadanyakegiatanpenambanganemasdikawasanpenelitian.Untukperk
embangan dan persebaran Kawasan penambangan emas pada sub Das
PamongGadangkhususnya daerah penelitian dapatdi lihat padaGambar4.4.

Gambar 4. 4 Peta Perubahan Lahan Tambang Emas Dari Tahun 2013 Hingga
2022(Sumber:Pengolahan Data)

59
Diagram PerubahanLahanAkibatTambang EmasDari
Tahun2013,2017Sampai 2022
50
42,20 Ha
40
30
2,95 Ha
20
10
3,48 Ha

0
2013 2017 2022

TambangEmas

Gambar 4. 5 Diagram perubahan lahan akibat penambangan emas pada


tahun2013,2017dan 2022
Selanjutnya untuk perkembangan luasan tambang emas pada periode tahun
2013hingga2022terusmeningkatkarenamaraknyakegiatanpenambangan,karenamema
ngpadatahunawalpenambanganitupendapatanhasildaripenambanganmampu
mengangkat ekonomi dari pada masyarakat. Hingga periode 2017 mulai
adanyakegiatanpenambanganmenggunakanalatberatyanglebihmemperparahkerusaka
npenggunaanlahankarnamemangmenggunakanalatberatdapatmempercepatprosespena
mbangandenganhasilyanglebihbesarsehinggalahanyangterkonversi mengalami
peningkatan setiap tahunnya. Untuk lebih jelas dapat dilihatpadaTable4.4

Tabel4.4PenggunaanLahanPadaDaerahPenelitianTahun2013,2017dan2022
No 2013 2017 2022
PenggunaanLahan
Luas(Ha) Luas(Ha) Luas(Ha)

1 HutanLahanKeringSkunder 112.81 110,68 107,61

2 Belukar 40 .89 37,65 36,20

3 PertanianLahanKering 113.61 100,79 87,36


Campuran

4 Sungai 5,94 4,66 3,36

5 TambangEmas 3,48 22,95 42,20

Jumlah 276.73 276.73 276.73

(Sumber:PengolahanData)

60
4.1.5. HasilOverlayDariPenggunaanLahanTahun2013,2017Dan2022
Setelah penggunaan lahan pada tahun 2013, 2017 dan 2022 selesai
kemudiamenghasilkanpeta-
petayangakandioverlaypadatahapanselanjutnya.Yangbertujuan untuk melihat
bagaimana proses perubahan penggunaan lahan pada sub daspamonggadang ini
terjadi.
KemudiandariGambar4.6yangmerupakanhasilOverlaydapatdilihatbawasannyak
egiatanpenambanganemasyangterjadidisekitaraliranSungaiPamongGadang,
mengalami perkembangan dengan cara melebar dari satu titik awal hinggabertambah
luas setiap tahun nya, bukan dengan cara berpidah dari satu titik ke titikyang lainnya,
dan keadaan ini sesuai dengan informasi yang di dapat dari lapangandengan proses
wawancara dan survey lapangan dimana penambangan emas pada subdas pamong
gadang. Dilakukan dengan cara mengikuti lokasi tambang awal yangmemiliki
potensi untuk menghasilkan emas, karena penambang berkeyakinan bahwaemas
memiliki arah jalur yang sama dengan aliran sungai. Untuk lebih jelas dapatdilihat
padagambarberikut:

Gambar 4. 6 Overlay Dari Penggunaan Lahan Tahun 2013, 2017 Dan


2022(Sumber:Pengolahan Data)

61
Selanjutnyauntukmelihatluaslahanyangdialihfungsimenjadilokasipenambangane
masdarisetiappenggunaanlahanyangadapadadaerahpenelitia.Padaperiode tahun 2013
hingga 2022 penggunaan lahan yang dominan dikonversi adalahpertanian lahan
kering campuran yakni seluas 26,25 Ha, kemudian Hutan LahanKeringskunder
seluas 5,20 ha, Belukar4,69 haseluas , dan Sungai 2,58ha.
Sehingga lahan yang telah terkonversi menjadi lahan pertambangan emas
hinggatahun2022tercatatseluas42,20hektaryangmana15,24%daritotalpenggunaanlaha
nyangadapadalokasipenelitian. Untuk lebih jelasdapat dilihat padaTable4.6.

Tabel4.5LuasanDaerahYangBeralih FungsiBerdasarkanPenggunaanLahanDariTahun2013-2022

2013 HutanLahan Belukar PertanianLahan Sungai TambangEmas


2022 KeringSkunder KeringCampuran

Hutan 5,20, - - - -
LahanKeringSk
under

Belukar - 4,69 - - -

Pertanian - - 26,25 - -
LahanKeringCa
mpuran

Sungai - - - 2,58 -

TambangEmas 5,20 4,69 26,25 2,58 3,48


(Sumber:PengolahanData)

62
4.2 Analisis Tingkat Kerusakan Lahan Akibat Penambangan Emas Pada Sub
DasPamongGadang Tahun2022
Analisis yang kedua dalam penelitian ini yaitu analisis tingkat kerusakan
lahan.Analisisinibertujuanuntukmengukurtingkatkerusakanlahanpadakawasanpenelitian.
Kerusakan lahan pada dasarnya terkait dengan kerusakan yang terjadi pada
permukaantanah,padapenelitianinidigunakan3indikatoruntukmengukurtingkatkerusakan
lahan,diantaranya yaitu Kerapatan Vegetasi, Umur Tambang Dan Jenis Tailing. Metode
yangdigunakanuntukmemperolehdatayaitudenganinterpretasicitra,berdasarkannilaipixel
dan survey lapangan sebagai uji validasi. Data yang digunakan yaitu citra landsat 8
OLItahun 2022.

4.2.1 KerapatanVegetasiPadaSubDasPamongGadangTahun2022
Tutupan vegetasi merupakan salah satu indikator penting dalam melihat
rusakatau tidaknya suatu lahan, karena lahan yang memiliki hara yang baik biasanya
akanditumbuhi tanaman yang subur, sehingga memiliki kerapatan vegetasi yang
tinggi.KesehatandankerapatanvegetasidapatdilihatdarinilaiNDVIyangsemakinmende
kati+1 semakin baik(Kusumaningrum &Sukojo, 2013)

Pada Gambar 4.7 dapat dilihat bahwa klasifikasi NDVI dengan luasan
yangmendominasi adalah kerapatan cukup tinggi dengan nilai NDVI 0,4 – 0,6.
Karenamemang daerah penelitian ini berada pada Kawasan hutan yang cukup jauh
daripemukiman. Dan untuk klasifikasi NDVI tidak bervegetasi dengan nilai NDVI 0 –
0,1adalah lubang tambang, kemudian klasifikasi kerapatan rendah,
menginformasikandaerah yang tidak bervegetasi namun bukan lubang tambang.
Kemudian klasifikasicukup rendah dan sedang menggambarkan daerah-daerah,
kawasan tambang emasyangsudah mulai bervegetasi.Untuklebih jelas dapat dilihat
pada Gambar4.7.

63
Gambar 4. 7 Peta Kerapatan Vegetasi Pada Sub Das, Pamong Gadang Tahun
2022(Sumber:Pengolahan Data)

64
KerapatanvegetasipadaSubDasPamongGadangtahun2022padapenelitianinididap
atkanhasil luasan berdasarkanklasifikasi NDVIsebagai berikut:

Tabel4.6LuasanBerdasarkanKlasifikasi NDVI
No Klasifikasi NDVI Luas (Ha)
1 KerapatanCukupTinggi 0,4 – 0,6 259.68
2 KerapatanSedang 0,3 -04 5,08
3 KerapatanCukupRendah 0,2 – 0,3 3,86
4 KerapatanRendah 0,1 – 0,2 4,34
5 TidakBervegetasi 0 – 0,1 3,78
Jumlah 276,73
(Sumber:PengolahanData)

4.2.2 UmurTambangPadaSubDasPamongGadangTahun2022
Indikator selanjutnya dari Umur Tambang, Umur tambang berhubungan
denganjangka waktuprosespenambangan.Semakinbesar
depositataucadanganbahantambang, maka semakin lama proses penambangan
berlangsung dan semakin luaslahan yang beralih Fungsi menjadi lokasi
penambangan (Romiyanto et. al,
2015).SedangkanpenambanganemasyangadadisekitarSubDasPamongGadangumumn
ya secara intens telah berlangsung selama 10 tahun, dan lahan yang telahterkonversi
hingga tahun 2022 yaitu sekitar 42,20 Hektar. Untuk lebih jelas
dapatdilihatpadaGambar4.8.
Dan pada Gambar 4.8 indikator umur tambang di bagi atas tiga kelas
yaitutambang dengan umur 1-4 tahun yang di beri skor 3 karena tambang-tambang
denganumur di bawah 5 tahun khususnya pada lokasi penelitian ini masih terdapat
kegiatanpenambangan,sehinggamasihberpotensimengalamikerusakanyanglebihparah.
Dantambangdenganumur5-7tahundiberiskor2,karenatambangdenganumurlebihdari5
tahun berdasarkan data wawancara dari lapangan pada umum nya sudah tidak
adakegiatan penambangan dan sudah di tinggal begitu saja. Kemudian untuk
tambangdengan umur 8-10 tahun di beri skor 1 karena potensi untuk mengalami
kerusakanyanglebihparahsudahsangatsedikit.KarenapadaSubDasPamongGadangterk
hususnyapadadaerahpenelitianini,tambang-tambangyangberumur8-
10thpadaumumnya sudah di tinggal dan pada bagian disekitar tambang sudah di
tumbuhitanamanliarataupun di tanami kembali.

65
Gambar 4. 8 Peta Umur Tambang Pada Sub Das Pamong Gadang Tahun
2022(Sumber:Pengolahan Data)

66
MengenailuasanUmurTambangberdasarkankelasnyadapatdilihatpadaTabel
4.7. Untuk luasan umur tambang pada sub Das Pamong Gadang khususnya
padadaerah penelitian. Dengan umur 1-4 tahun memiliki luasan 8,24 hektar, yang
tersebardi sepanjang aliran sungai Pamong Gadang, untuk umur 5-7 tahun memiliki
luas 6,09hektar dan umur 8-10 tahun memiliki luas 27,87 hektar. Dan luas dari
keseluruhantambang emas yang tersebar di sekitar aliran Sungai Pamong Gadang
pada umurtambangpadatahun 2022 tercatat seluas 42,20 hektar.

Tabel 4. 7 Luasan Umur Tambang Berdasarkan Kelasnya Pada Sub Das


PamongGadangTahun 2022
No TahunTambangTerbentuk UmurTambang Luas(Ha)
1 2013 -2015 8 -10 27,87
2 2016 -2018 5 -7 6,09
3 2019 -2022 1-4 8,24
Jumlah 42,20
(Sumber:PengolahanData)

4.2.3 PetaJenisTailingPadaSubDasPamongGadangTahun2022
JenisTailingsecaraumumdidefinisikansebagailimbahdariprosespenambanganbai
kberupapasir,tanah,maupunbatuanaluvial.Padalokasipenelitian,jenis tailing
dikelompokkan menjadi 3 kelas yaitu pasir/aluvial bervegetasi, adalahdaerah
tambang emas atau lokasi tempat pembuangan bekas tambang yang
sudahmempunyaivegetasiakibatsudahlamaditinggal,kemudianpasir/aluvialtidakberve
getasi,adalahlokasi-
lokasitempatpembuanganlimbahtambangyangumumnyamasihberumurdibawah5tahun
danbelummemilikivegetasialamibahkanadayangmasih di lakukan kegiatan
penambangan. Dan pasir/alluvial lubang tambang adalahlokasi-lokasi dari pada
lubang tambang pada Sub Das Pamong Gadang tahun 2022.Untuklebih jelas dapat
dilihat pada Gambar4.9.

67
Gambar 4. 9 Peta Jenis Tailing Pada Sub Das, Pamong Gadang Tahun
2022(Sumber:Pengolahan Data)

68
KemudianluasanpadaJenisTailingberdasarkankalsifikasinyayaituPasir/
AluvialBervegetasidenganluasan11,86hektarPasir/AluvialTidakBervegetasimemiliki
luas 15,85 hektar dan Pasir/Aluvial Lubang Tambang dengan luas
14,49hektar.DariluasanJenisTailingberdasarkankelasnyaini.Kerusakantertinggiberada
pada Pasir/Aluvial Tidak Bervegetasi yang mana ini berdasarkan survey
lapanganadalahlokasi-
lokasipembuanganlimbahtambang,makakemungkinanbesarpenambangan di sekitar
Sub Das Pamong Gadang tidak menutup lubang
tambangselepasmelakukankegiatanpenambangandankeadaantersebutjugadidukungde
ngan banyaknya lubang-lubang bekas tambang pada Sub Das Pamong
Gadangterkhususnyapadadaerah penelitian.Untuk lebihjelasdapat dilihatpada
Tabel4.8.

Tabel 4. 8Luasan Jenis Tailing Berdasarkan Klasifikasinya Pada Sub Das


PamongGadangTahun 2022
No JenisTailing Luas(Ha)
1 Pasir/AluvialBervegetasi 11,86
2 Pasir/AluvialTidakBervegetasi 15,85
3 Pasir/AluvialLubangTambang 14,49
Jumlah 42,20
(Sumber:PengolahanData)

4.2.4 Analisis Tingkat Kerusakan Lahan Pada Sub Das Pamong Gadang
Tahun2022
Setelah selesai melakukan Analisis terhadap parameter-parameter yang
akandigunakan dalam analisis tingkat kerusakan lahan, yaitu Kerapatan Vegetasi
NDVI,UmurTambangdanJenisTailingyangmanaparameter-
parameteriniakanmenghasilkan peta-peta yang akan di overlay union. Dan di skoring
berdasarkan skortotal pada Tabel 2.5 dengan Klasifikasi Kerusakan Tinggi,
Kerusakan Sedang DanKerusakanRendah.
Kemudian pada Gambar 4.9 adalah hasil dari pada Overlay dari setiap peta-
petaparameter tingkat kerusakan lahan yang di skoring berdasarkan skor total maka
dapatdilihat lokasi-lokasi berdasarkan tingkat kerusakan nya di sepanjang aliran
SungaiPamong Gadang terkhususnya pada daerah penelitian tahun 2022. Untuk lebih
69
jelasdapatdi lihat padaGambar4.10 di bawah.

70
Gambar 4. 10 Peta Tingkat Kerusakan Lahan Pada Sub Das Pamong
GadangTahun2022
(Sumber:PengolahanData)
SelanjutnyapadaSubDasPamongGadangberdasarkanklasifikasitingkatkerusakan
lahan pada tahun 2022. Ditemukan bahwa lahan dengan tingkat kerusakanrendah
seluas 22,44 hektar, kemudian tingkat kerusakan sedang seluas 14,73 hektardan
tingkat kerusakan tinggi seluas 5,03 hektar. Untuk lebih jelas dapat di lihat padaTabel
4.9.

Tabel4.9LuasanDanPersentaseBerdasarkanKlasifikasiTingkatKerusakanLahan

No Klasifikasi Luas(Ha) Persentase(%)

1 TingkatKerusakanRendah 22,44 53,17

2 TingkatKerusakanSedang 14,73 34,90

3 TingkatKerusakan Tinggi 5,03 11,93

Jumlah 42,20 100,00

(Sumber:PengolahanData)

71
Daerah penelitian ini berada pada Sub Das Pamong Gadang, yang mengalir
diantaraduaKecamatanyaituKecamatanSangirdanKecamatanSangirJujuhanKemudian
untukkerusakanlahanmenurutKecamatanberdasarkanKlasifikasiTingkatKerusakanLah
anpadadaerah penelitiandapatdi lihat padaTabel 4.10.
Tabel 4. 10Luas Kerusakan Lahan Perkecamatan Berdasarkan Klasifikasi
TingkatKerusakan
No Klasifikasi Kecamatan(Ha)
Sangir SangirJujuhan
1 KerusakanRendah 20,94 1,52
2 KerusakanSedang 8,58 6,14
3 KerusakanTinggi 4,30 0,72
Jumlah 33,82 8,38
(Sumber:PengolahanData)
Dari hasil analisis Tabel 4.10 pada Kecamatan Sangir ditemukan lahan
dengantingkatkerusakanrendahseluas20,94hektar,kerusakansedangseluas8,58hektarda
nkerusakan tinggi 4,30 hektar. Kemudian pada Kecamatan Sangir Jujuhan
ditemukanlahan dengan tingkat kerusakan rendah seluas 1,52 hektar, kerusakan
sedang
seluas6,14hektardankerusakantinggiseluas0,72hektar.Dapatdisimpulkanbahwakerusk
anlahanterparahberadapadakecamatansangirdengantingkatkerusakantinggimencapai4,
30 hektar.
Tabel4.11LuasDanPersentaseKerusakanLahanPerkecamatan
No Kecamatan LuasKerusakan(Ha) Persentase(%)
1 Sangir 33,82 80,15
2 SangirJujuhan 8,38 19,85
Jumlah 42,20 100,00
(Sumber:PengolahanData)
Darihasilanalisistingkatkerusakan,padaKecamatanSangirditemukankerusakan
lahan akibat penambangan emas seluas 33,82 hektar.dan pada
KecamatanSangirJujuhanditemukantotalkerusakanakibatpenambanganemasseluas8,3
8hektar. Maka dapat di simpulkan bahwa kerusakan terluas berada pada
KecamatanSangirdenganluaslahanyangberalihfungsimenjadilokasipenambanganemas
seluas33,82hektaryangmanaadalah80,15%daritotalkerusakanlahanakibattambangemas
padatahun2022.

72
4.3 UjiAkurasi
Pada hasil analisis titik koordinat lapangan terdapat 91 sampel yang di ploting
kedalamGoggleEarthuntukmemvalidasititikkoordinatberdasarkan5kelastutupanlahanpad
a Das Pamong Gadang khususnya daerah penelitian. Hasil koordinat yang di plotingke
dalam Google Earth. Terdapat pada lampiran. Berikut gambar tampilan titik
sampelpadaGoogleEarth dapat dilihat padaGambar4.11.

Gambar 4. 11 Sampel koordinat Uji


Akurasi(Sumber:Pengolahan Data)

Kegiatanvalidasidilakukanuntukmemperolehdatalapangandanmengecekkebenaran
hasil analisis perubahan lahan dan tingkat kerusakan lahan pada Sub
DasPamongGadangtahun2022.Sampelyangdiambilsebanyak91titikberdasarkanpenggun
aan lahan. Informasi yang di berikan ini sangat berguna untuk melacak
kembaliposisipengamatanpadacitra,yangkemudiandigunakanuntukmemperbaikidanmen
yemperpurnakan hasil pada peta. Uji akurasi dilakukan untuk mengetahui
akurasiklasifikasicitradalambentukpeta,seberapabesartingkatkebenarandarimodelklasifik
asiyangtelahdibuatdengancaramelakukanperbandingandatahasilpetadengandatadilapang
an.Ujiakurasiyangdigunakanadalahperhitunganakurasisecarakeseluruhan(overallaccurac
y)danakurasikappaberdasarkanmatrikskesalahanklasifikasi.Toleransi ketelitian dalamuji
akurasiadalahsebesar 85%.

73
Tabel4.12UjiAkurasi
UJIAKURASI2022
PENGGUNAAN
HutanLahanKering Belukar PertanianLahanKering Sungai TambangEmas TOTAL RMSE
LAHAN
Skunder Campuran (USER)

Hutan 10 0 0 0 2 12 2
LahanKeringSk
under

Belukar 0 5 0 0 0 5 0

Pertanian 0 0 15 0 4 19 4
LahanKeringCam
puran

Sungai 0 1 0 5 1 7 2

TambangEmas 0 0 0 1 47 48 1

Total(PR 10 6 15 6 54 91 9
ODUSER)

(Sumber:PengolahanData)

AkurasiKeseluruahan:
𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍𝒏𝒖𝒎𝒃𝒆𝒓𝒐𝒇𝒄𝒐𝒓𝒓𝒆𝒄𝒕𝒚𝒄𝒍𝒂𝒔𝒔𝒊𝒇𝒊𝒆𝒍𝒅𝒑𝒊𝒙𝒆𝒍(𝒅𝒊𝒂𝒈𝒐𝒏𝒂𝒍)
= 𝒙𝟏𝟎𝟎%
𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍𝒏𝒖𝒎𝒃𝒆𝒓𝒐𝒇𝒓𝒆𝒇𝒆𝒓𝒆𝒏𝒄𝒆𝒑𝒊𝒙𝒆𝒍𝒔

𝟖𝟐
= 𝟗𝟏 𝒙 𝟏𝟎𝟎
=90,10%

=90%(Dibulatkan)

Berdasarkanhasilkeseluruhanyangterdiridari91sampeldengantingkatkebenarandatas
ebanyak 82, dan tingkat ketelitian mencapai 90 %

HitunganKappaAccurasy:
(𝒕𝒔𝒙𝒄𝒔)−𝑬(𝑪𝒐𝒍𝒖𝒎𝒏𝒔𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍𝒙𝒓𝒐𝒘𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍)
= ( ) 𝑥100%
𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍𝒏𝒖𝒎𝒃𝒆𝒓𝒐𝒇𝒓𝒆𝒇𝒆𝒓𝒆𝒏𝒄𝒆𝒑𝒊𝒙𝒆𝒍𝒔
(91𝑥82)−(10𝑥12)+(5𝑥5)+(15𝑥19)+(47𝑥48)
= (91𝑥91)−(10𝑥12)+(5𝑥5)+(15𝑥19)+(47𝑥48) 𝑥100%
7.462−2.686
= 8.281−2.686 𝑥100%
4.776
=5.596 𝑥100%
=85,34%
74
UJIAKURASIRMSE

RMSE=9= 92
=81
=81
91
=0,89

=√0,89
=0,944 x 0,944
=0, 891136
JadiNilaiRMSE
=0,944
=0,944
91
=0,0103 x 100
=1,03 %
Berdasarkan penggunaan lahan pada sub das Pamong Gadang, Kabupaten
SolokSelatan. Maka total jumlah sampel validasi lapangan 82 sampel dari 91 sampel
dimanapada saat cek pada Google Earth terdapat 9 sampel yang salah dengan (RMSE
sebesar0,944 dengan persentase 1,03%) sedangkan saat pengolahan citra memiliki
kesamaanbaik dalam bentuk warna dan ukuran pada citra. Akan tetapi pada saat di
validasi diGoogle Earth pengolahan tersebut berbeda dengan keadaan di Google earth,
hal yangtidak dapat untuk dihindari karena keterbatasan saat pengolahan data penelitian
ini.Sehingga sampel yang benar dalam penelitian ini berjumlah 82 sampel dari 91
sampel.Dalam penelitian ini dilakukan uji akurasi yang mana berdasarkan hasil
perhitunganoverall didapatkan sebesar 90,10% sedangkan akurasi kappa didapatkan
dengan hasil85,34% yang berarti dalam ambang batas yang ditetapkan maka analisis
yang dilakukanuntuk masuk dalam tingkat kesesuaian tinggi antara analisis yang
dilakukan dengankondisi diGoogleEart.

Uji akurasi menjelaskan mengenai ketelitian hasil klasifikasi terhadap seluruh


objekyangdiidentifikasipadapenelitianini.Untukujiakurasipadapenelitianinimenggunaka
n data citra lansat 8 OLI tahun 2013,2017,2022 dan google earth pro
untukmelihatpadalapangan kondisi padatahun sebelum dan sesudah nya.

75
Kemudian untuk data umur tambang dan jenis tailing uji akurasi di lakukan
dengansurvey ke lapangan dan wawancara dengan masyarakat/penambang emas yang
tinggalcukupdekatdengandaerahpenelitianini.Selanjutnyauntukvalidasidatadankebenara
nkeberadaanobjekpadapenelitianini,yaitumenggunakankoordinatyangdiambilmengguna
kan alat GPS Garmin 73 dari lapangan yaitu lokasi penelitian pada sub daspamong
gadang.Untuk lebih jelas mengenaiproses uji akurasi yang di lakukan
padapenelitiandapat di lihat pada Gambar4.12

Kemudian untuk Dari uji akurasi dengan melihat perkembangan dari tahun
sebelumdan sesudah pada pengolahan citra dan pengecekaan melalui soffware google
earth
pro.PertambanganemaspadaSubDasPamongGadangterkhususnyapadadaerahpenelitian,
mengalami penyebaran dari titik awal dan merambat pada lokasi-lokasi di sekitar
aliranSungai.

mU

76
X :101°14' 10,660" E
X :101°13'19,160" E Y :1° 30' 42,066"S
Y :1° 29' 57,282"S

Gambar4. 12 UJi Akurasi


(Sumber:PengolahanDatadanSurveyLapangan)

77
Karena para penambang pada subDasPamong Gadangmeyakini bahwa
emasmemilikijaluryangsamadenganarahaliransungai.Kemudiandariujiakurasi,pengolaha
n data dan informasi dari lapangan dapat disimpulkan bahwa tambang emasyang berada
pada aliran sungai Pamong Gadang khususnya pada daerah penelitian
inimelakukanExspansilahanpertambangandengancaramengeksploitasilahan-
lahanyangberdekatandengan lokasi tambang awal.
SungaiPamongGadangberadadisekitaraliransungai,karenaKegiatanpenambangan
dilakukan oleh masyarakat setempat dengan menggunakan mesin yangdalam sehari-hari
masyarakat menyebutnya dompeng. Pemanfaatan mesin ini adalahuntuk mengalirkan
bahan yang akan diekstraksi melalui pipa dan dialirkan ke mediapengumpul emas, yang
tentunya membutuhkan air dalam jumlah banyak, seperti padaGambar4.12.

Gambar 4. 13 Alat Yang Digunakan Dalam Penambangan Emas Di Salah Satu


LokasiPadaDaerah Penelitian
(Sumber:SurveyLapangan)

78
BAB
VPENUT
UP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang Analisis Kerusakan Lahan
danTingkat Kerusakan Lahan pada Sub Das Pamong Gadang, Kabupaten Solok
Selatan,dapatdiambil kesimpulansebagai berikut:

1. Perubahan Lahan yang terjadi pada Sub Das Pamong Gadang


terkhususnyapadadaerahpenelitianyangmanatahun2013adalahtahunawaldalam
penelitian ini dan tahun 2022 adalah kondisis saat ini. Untuk perubahan
yangterjadidi lihat pada3 priodeyaitu tahun 2013, 2017 dan 2022.
Dan perubahan atau alih fungsi lahan berdasarkan penggunaannya dari
tahun2013sampai2022factorutamaadalahkegiatanpenambanganemaskarenadar
ianalisis yang di lakukan pada perubahan penggunaan lahan tidak di
temukanlahanyangberalihfungsiterhadappenggunaanlahanlainnya.Padatahun2
013hingga 2022, ditemukan lahan yang beralih fungsi menjadi
tambangemasseluas 38,72 hektar dan 3,48 hektar lahan yang sudah menjadi
tambang
emaspadatahun2013makaluastambangemaspadasubdaspamonggadangterkhus
usnya pada daerah penelitian memiliki luas 42,20 hektar pada tahun2022.
2. Tingkatkerusakanlahan
Dari analisis dan pengolahan data tingkat kerusakan lahan, ditemukan
bahwalahan dengan tingkat kerusakan rendah seluas 22,44 hektar, kemudian
tingkatkerusakan sedang seluas 14,73 hektar dan tingkat kerusakan tinggi
seluas 5,03hektar. Maka total kerusakan lahan pada daerah penelitian seluas
42,20
hektar.YangmanakerusakanlahaniniditemukanpadaKecamatanSangirseluas33,
82hektar.dan pada Kecamatan Sangir Jujuhan seluas 8,38 hektar. Maka dapat
disimpulkanbahwakerusakanterluasberadapadaKecamatanSangirdenganluasla
han yang beralih fungsi menjadi lokasi penambangan emas seluas 33,82hektar
yang mana adalah 80,15% dari total kerusakan lahan pada sub
DasPamongGadang akibat tambang emas padatahun2022.
79
5.2 Saran
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat dipaparkan beberapa keterbatasan
dalampenelitian ini. Data adalah hal terpenting dalam suatu penelitian, akan tetapi
karenaketerbatasannyadatayangtersediapadainstansiterkaitdalampenelitianinimenyebabk
ankurangsempurnanyapenelitian.Selainitu,penelitianinimasihdifokuskanpada kerusakan
lahan yang dihasilkan dari kegiatan penambangan emas tanpa
izin,sedangkankerusakanlingkunganyangterjadiakibatpenambanganemastanpaizintidaks
aja hanya pada lahannamun juga sungai danekosistem
disekitarnya.Selanjutnya,penelitian ini hanya dibatasi pada wilayah penelitian
sedangkan seperti kita ketahuibahwa efek dari kerusakan lingkungan lahan dan sungai
tidak terbatas pada wilayahpenelitiansaja.

Kemudianuntukrekomendasisecarakhususdarihasilpenelitianinibagipemerintahan
khususnya pada bidang perencanaan wilayah dan kota, agar lebih spesifikdalam regulasi
terkait kerusakan lingkungan dan dampaknya terhadap sosial ekonomi.Dari hasil
penelitian dapat dilihat bahwa kerusakan lahan yang terjadi tidak serta
mertamemberikan dampak yang baik bagi keberlangsungan sosial ekonomi masyarakat
yangada diwilayah tersebut. Sehingga beberapa kebijakan yang dapat ditempuh
pemerintahsebagai implikasi dalam perumusan kebijakan di antaranya yaitu Pada
bidang tata ruangperlu adanya pengkajian ulang terkait penggunaan lahan di sekitar Sub
Das Pamonggadang terutama sempadan sungai yang merupakan kawasan lindung, serta
penggunaanlahanpertambanganrakyatdanperaturanterkaitizinusahapertambanganrakyata
taupunskalakecil,karenaalasanuntukmeningkatanekonomitidaklahcukup,jikadibandingka
ndengan kerugian dan keruskan ekosistem alam yang terjadipada Sub Das
PamongGadang.

80
DAFTARPUSTAKA

Abadi, 2009.Pengendalian Pencemaran Sumber Daya Air Sungai Kuantan dan


SungaiSingingi dengan Pendekatan Kearifan Lokal ( Local Wisdom ) di
KabupatenKuantanSingingiThePollutionControlofWaterResourcesKuantanRiv
erandSingingi River Using Local Wisdom ( Local. Jurnal Kutubkhannah,
16(2), 82–93.
AbrarSaleng,Yogyakarta,2004.AnalisisKesesuaianLahanuntukTanamanPerkebunandi
Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Kota Padang. Jurnal Teknologi
PertanianAndalasVol.19,No.1Maret2015.ISSN1410-
1920.Padang.FakultasTeknologi Pertanian: Universitas Negeri Padang
Arsyad, 2011. Sistem Informasi Geografi. Departemen Geografi. Fakultas
Matematikadanilmu Pengetahuan Alam. UniversitasIndonesia
Ardiansyah. 2015. Pengolahan Citra Penginderaan Jauh Menggunakan ENVI 5.1
danENVILIDAR.JakartaSelatan.Penerbit:PT.LABSIG INDERAJA ISLIM
Akmal,Nurul.2018.
PembuatanToolsAnalisisSpasialKekritisanLahanMenggunakanModelbuilderAr
cgis.JurusanInformatika.FakultasMatematikadanIlmuPengetahuanAlam.
Universitas Syiah Kuala.BandaAceh.
Anjami&Nurhamlin,2018.DampakKegiatanTambangTimahInkonvensionalTerhadap
Perubahan Guna Lahan di Kabupaten Belitung. Jurnal PlanologiUnpas,2(3),
177–194.
Danoedoro, 2012. Dinamika Penggunaan Lahan Di Wilayah Perkotaan (Studi Di
KotaBandarLampung).Seminar Hasil-
HasilPenelitiandanPengabdianKepadaMasyarakatDiesNatalisFISIP
UnilaTahun 2012.Lampung. 2012:5-6.
Drobne & Lisec, 2009. Johnson RA, Wichern DW. Applied Multivariate
StatisticalAnalysis.New Jersey(US): Pearson Prentice Hall. 2007. Vol. 6/1: 6-8.
Ishak, 2008. Multi-faceted land cover and land use change analyses in the Yellow
RiverBasinbasedondenseLandsattimeseries:Exemplaryanalysisinmining,agricul
ture,forest,andurbanareas.AppliedGeography,85,73–88.https://doi.org/
10.1016/j.apgeog.2017.06.004
Kasworo,2015.PertambanganEmasTanpaIzin(PETI),DapatkahDitanggulangi?
JurnalRechtsVindingOnline.

72
Kurnia, Helga, 2017 Perbandingan Vertex Discriminant Analysis (VDA) dan
QuadraticDiscriminantAnalysis(QDA)
(StudiKasusPengklasifikasianProvinsidanKabupaten/Kota di Pulau Sumatera
Berdasarkan Tingkat Kemiskinan). SekolahPascasarjana,IPB, Bogor. 2015.
Kusumaningrum,T.E.,&Sukojo,B.M.
(2013).AnalisaKesehatanMangroveBerdasarkanNilaiNormalizedDifferenceVe
getationIndexMenggunakanCitraALOSAVNIR-2. Jurnal Teknik POMITS, x(x),
1–6.
Lillesand,T..,&Kiefer,R.W.(1997).PenginderaanJauhdanInterpretasiCitra.
(S.Y.Terjemahan Dulbahri, Prapto Suharsono, Hartono, Ed.). Yogyakarta:
GajahMadaUniversity Press.
Mailendra1 dan Buchori, 2018. Kebijakan Pemerintah Kabupaten Kuantan
SingingiDalamPengendalianKerusakanLingkunganHidupAkibatPertambangan
EmasTanpa Izin (Peti)Tahun 2013-2015. JOM FISIP,3(2), 1–15.
Novi Novi Fitri Ani, 2020. Perubahan Penutupan/Penggunaan Lahan Dan
PerubahanGaris Pantai Di DAS Cipunagara Dan Sekitarnya, Jawa Barat.
IPB, Bogor.2011.
Rezki, Zulkarnaini, & Anita, 2017. Pengaruh Penambangan Emas di Perairan
SungaiSingingi di Kabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau Terhadap
Kualitas
AirdanKualitasIkanTawes(Barbonymusgonionotus).ProsidingHasilPenelitian,
MahasiswaFPIK-UBH,8(1),114https://doi.org/10.13989/j.cnki.0517-
6611.2015.10.011
Redondo-Vega et al, 2017. Kajian Dampak Penambangan Emas Tanpa Izin
(PETI)TerhadapLingkunganSungaiBatangKuantanKecamatanKuantanMudikK
abupatenKuantan Singingi Riau.Jurnal Ilmu Lingkungan,11(2), 106–115.
Romiyanto et al, 2015. Romiyanto, Barus, B., & Sudadi, U. (2015). Model
SpasialKerusakan Lahan dan Pencemaran Air Akibat Kegiatan Pertambangan
EmasTanpa Izin di Daerah Aliran Sungai Raya, Kalimantan Barat. Jurnal
TanahLingkungan,17(2).
Rosdania.,FahrulA.,AwangH,2013.SistemInformasiGeografiBatasWilayahKampusUniv
ersitas Mulawarman Menggunakan Google Maps Api. Jurnal

73
InformatikaMulawarman Vol. 10 No. 1 Februari 2015 38. Kalimantan Timur.
UniversitasMulawarman.

73
(Ryan L.

1997)Sosialisasitambangemastanpaizindikuansingberakhir.RetrievedAugust25
,2018,fromhttps://www.antarariau.com/berita/32669/sosialisasi-tambang-emas-
tanpa-izin-di-kuansing-berakhir
Sihotang,2016.MetodeSkoringdanMetodeFuzzydalamPenentuanZonaResikoMalariadi
Pulau Flores. JNTETI, 5(4), 302–308.
Sugiyono, 2015. Kajian Perubahan Penggunaan Lahan Akibat Penambangan
TimahBerdasarkanAnalisisNeracaSumberdayaLahanSpasialdiKabupatenBang
ka.JurnalBumi Indonesia, 5(1).
Undang-Undang Pertambangan dan Pertambangan Batubara Nomor 4 Tahun
2009mengatur secara tegas klasifikasi golongan mineral sebagaimana diatur
dalamUndang-UndangNomor11 Tahun 1967.
USGS,2017.LandsatMissions<URL:http://https://www.usgs.gov/land-resources/
nli/landsat/landsat-8?qtscience_support_page_related_con=0#qt-
science_support_page_related_con/>.Di akses tanggal27 Juni2022
Wuetal,2008.AkibatPETIBanyakLahanKritisdiKuansing.RetrievedAugust25,2018,fromh
ttp://pelitariau.com/berita/detail/1375/akibat-peti,-banyak-lahan-kritis-di-
kuansing
Worosuprojo, 2007. Pertambangan Tanpa Izin (PETI) dan kemungkinan Alih
StatusMenjadiPertambanganSkalaKecil.KelompokKerjaKonservasi–
PusatSumberDayaGeologi-KementerianESDM.

73
LAMPIRAN

A. DokumentasiPadaDaerahPenelitian

mU
B. KoordinatLapangan (UntukUjiAkurasi)

NO X Y NO X Y

1 101°14'8,567"E 1°30'45,979"S 20 101°14'8,016"E 1°30'40,457"S

2 101°14'8,866"E 1°30'46,080"S 21 101°14'7,573"E 1°30'39,809"S

3 101°14'9,236"E 1°30'45,954"S 22 101°14'7,624"E 1°30'39,204"S

4 101°14'9,571"E 1°30'46,019"S 23 101°14'7,555"E 1°30'38,318"S

5 101°14'9,744"E 1°30'46,494"S 24 101°14'7,058"E 1°30'37,735"S

6 101°14'10,266"E 1°30'46,627"S 25 101°14'7,127"E 1°30'36,882"S

7 101°14'10,529"E 1°30'45,943"S 26 101°14'8,592"E 1°30'35,802"S

8 101°14'10,694"E 1°30'46,181"S 27 101°14'9,485"E 1°30'35,924"S

9 101°14'11,098"E 1°30'46,339"S 28 101°14'6,391"E 1°29'55,007"S


B
10 101°14'11,429"E 1°30'45,961"S 29 101°14'10,327"E 1°30'38,066"S

11 101°14'11,749"E 1°30'45,587"S 30 101°14'8,887"E 1°30'40,446"S

12 101°14'11,897"E 1°30'44,996"S 31 101°14'11,612"E 1°30'30,881"S

13 101°14'7,768"E 1°30'44,892"S 32 101°14'12,329"E 1°30'31,676"S

14 101°14'8,653"E 1°30'44,525"S 33 101°14'14,003"E 1°30'32,198"S

15 101°14'8,801"E 1°30'44,154"S 34 101°14'15,637"E 1°30'32,468"S

16 101°14'8,099"E 1°30'43,834"S 35 101°14'16,278"E 1°30'32,144"S

17 101°14'7,710"E 1°30'42,516"S 36 101°14'17,034"E 1°30'31,961"S

18 101°14'7,606"E 1°30'41,695"S 37 101°14'17,534"E 1°30'31,079"S

19 101°14'8,005"E 1°30'40,842"S 38 101°14'17,506"E 1°30'30,190"S

39 101°13'19,160"E 1°29'57,282"S 65 101°13'43,007"E 1°29'41,633"S


C
40 101°13'28,157"E 1°29'58,229"S 66 101°13'42,002"E 1°29'41,024"S

41 101°13'28,157"E 1°29'57,354"S 67 101°13'40,264"E 1°29'41,554"S

42 101°13'28,157"E 1°29'56,879"S 68 101°13'36,847"E 1°29'42,205"S

43 101°13'28,157"E 1°29'56,504"S 69 101°13'37,496"E 1°29'46,025"S


A
NO X Y NO X Y

44 101°13'28,157"E 1°29'56,155"S 70 101°13'36,314"E 1°29'43,915"S

45 101°13'27,314"E 1°29'56,260"S 71 101°13'35,656"E 1°29'47,807"S

46 101°13'26,346"E 1°29'56,180"S 72 101°13'35,965"E 1°29'49,286"S

47 101°13'26,101"E 1°29'56,386"S 73 101°13'29,176"E 1°29'46,316"S

48 101°13'25,752"E 1°29'56,785"S 74 101°13'29,201"E 1°29'46,932"S

49 101°13'25,363"E 1°29'57,268"S 75 101°13'29,546"E 1°29'47,400"S

50 101°13'25,205"E 1°29'57,599"S 76 101°13'29,762"E 1°29'48,206"S

51 101°13'18,559"E 1°29'57,714"S 77 101°13'30,594"E 1°29'48,343"S

52 101°13'18,966"E 1°29'57,620"S 78 101°13'31,346"E 1°29'48,527"S

53 101°13'19,160"E 1°29'57,282"S 79 101°13'32,480"E 1°29'48,660"S

54 101°13'19,366"E 1°29'57,221"S 80 101°13'32,444"E 1°29'49,668"S

55 101°13'19,661"E 1°29'57,444"S 81 101°13'32,682"E 1°29'50,611"S

56 101°13'19,765"E 1°29'57,613"S 82 101°14'7,721"E 1°30'45,511"S

57 101°13'19,834"E 1°29'57,851"S 83 101°14'7,411"E 1°30'46,078"S

58 101°13'19,675"E 1°29'58,222"S 84 101°14'7,259"E 1°30'46,705"S

59 101°13'44,616"E 1°29'46,626"S 85 101°14'7,558"E 1°30'47,271"S

60 101°13'44,245"E 1°29'46,151"S 86 101°14'7,819"E 1°30'48,096"S

61 101°13'43,939"E 1°29'45,600"S 87 101°14'10,660"E 1°30'42,066"S


D
62 101°13'45,152"E 1°29'43,660"S 89 101°13'42,002"E 1°29'41,024"S

63 101°13'43,882"E 1°29'42,072"S 90 101°13'40,264"E 1°29'41,554"S

64 101°13'28,157"E 1°29'57,822"S 91 101°13'36,847"E 1°29'42,205"S

77
C. SurveyLapangan
D. ProsesWawancaraDiLapangan
E. Pengambilankoordinat

Anda mungkin juga menyukai