Anda di halaman 1dari 31

TUGAS AKHIR

ANALISIS DAMPAK KERUSAKAN LAHAN TAMBANG PASIR TERHADAP


PEMUKIMAN MASYARAKAT, DI NAGARI AIA DINGIN, KECAMATAN LEMBAH
GUMANTI, KABUPATEN SOLOK

Di susun oleh:
Devindo Yudilar Fahmi
2018510028

PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI SARJANA

FAKULTAS TEKNIK
INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
SEPTEMBER, 2023
ANALISIS DAMPAK KERUSAKAN LAHAN TAMBANG PASIR TERHADAP
PEMUKIMAN MASYARAKAT, DI NAGARI AIA DINGIN, KECAMATAN LEMBAH
GUMANTI, KABUPATEN SOLOK

TUGAS AKHIR
Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari institut
Teknologi Padang.

Di susun oleh:
Devindo Yudilar Fahmi
2018510028

PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI SARJANA

FAKULTAS TEKNIK
INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
SEPTEMBER, 2023
HALAMAN PENGESAHAN

ANALISIS DAMPAK KERUSAKAN LAHAN TAMBANG PASIR TERHADAP


PEMUKIMAN MASYARAKAT, DI NAGARI AIA DINGIN, KECAMATAN LEMBAH
GUMANTI, KABUPATEN SOLOK

Oleh.
Devindo Yudilar Fahmi
2018510028

PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI SARJANA

InstitutTeknologiPadang

Disahkan
Tanggal………………

Ketua Prodi
Pembimbing 1 Pembimbing 2

DWIARINI,M.TNID
N.1015019201

Dekan Fakultas Teknik

MAIDIAWATI,
Dr.EngNIDN.1005057201
ANALISIS DAMPAK KERUSAKAN LAHAN TAMBANG PASIR TERHADAP
PEMUKIMAN MASYARAKAT, DI NAGARI AIA DINGIN, KECAMATAN LEMBAH
GUMANTI, KABUPATEN SOLOK

Oleh.
Devindo Yudilar Fahmi
2018510028

PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI SARJANA

Institut Teknologi Padang

Telah dipertahankan di depan


penguji Pada tanggal…………………………
Pimpinan sidang

Penguji1

Penguji2
PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini ;


Nama : Devindo Yudilar Fahmi
NIM : 2018510028
Program Studi : Teknik Geodesi Sarjana
Judul TA : Analisis Dampak Kerusakan Lahan Tambang Pasir Terhadap Pemukiman
Masyarakat Di Nagari Aia Dingin, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok.

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis merupakan hasil
karya sendiri danbukan merupakan duplikasi serta tidak mengutip sebagian atau
seluruhnya karya orang lain kecuali yangtelah disebutkansumbernya.

Padang, September 2023

Devindo Yudilar Fahmi


2018510028
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat kurnia-Nya sayasebagai penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul : Analisis Dampak Kerusakan Lahan Tambang Pasir
Terhadap Pemukiman Warga Di Nagari Aia Dingin, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok.
Tidak lupa pula penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Kepada kedua Orang Tua penulis yang selalu memberikan dukungan dan
mendoakan setiap kegiatan penulis agar senantiasa di rahmati dan di lindungi
oleh Allah S.W.T.
2. Ibuk Maidiawati, Dr.Eng. selaku Dekan Fakultas Teknik Institut
TeknologiPadang
3. Ibuk Dwi Arini, MT. selaku ketua Program Studi Teknik Geodesi
ProgramSarjana Institut Teknologi Padang
4. selaku dosen pembimbing yang telahbersedia meluangkan waktu untuk
memberikan arahan selama penyusunan laporanTugas Akhir.
5. selaku Nara sumber dalam Tugas Akhir.
6. Rekan-rekan mahasiswa teknik geodesi angkatan 2018 yang seperjuangan
dalam mencapai gelar SarjanaTeknik.
7. Dan kepada semua Lembaga-Lembaga dan Pihak-Pihak yang berperan
membantu dan mempermudah saya dalam penyelesaian laporan Tugas
Akhir.

Penulis berharap Penelitian ini dapat berguna bagi yang membaca terutama
bagipenulis sendiri. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun sebagai pembelajaran untuk penulis agar lebih baik kedepannya.

Padang, September 2023

Devindo Yudilar Fahmi

2018510028
DAFTARISI

HALAMANSAMPUL....................................................................................................

HALAMANPENGESAHAN........................................................................................

PERNYATAANKEASLIANISI....................................................................................
KATAPENGANTAR.....................................................................................................

DAFTARISI...................................................................................................................

DAFTARGAMBAR......................................................................................................

DAFTARTABEL..........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

1.1 LatarBelakang................................................................................................................1
1.2 RumusanMasalah...........................................................................................................3
1.3 Tujuan.............................................................................................................................4
1.4 Manfaat...........................................................................................................................4
1.5 Batasan Masalah.............................................................................................................4
BAB II TINJAUANPUSTAKA......................................................................................5

2.1 StudiLiteratur.................................................................................................................5
2.2 LandasanTeori................................................................................................................7
2.2.1. Pengertian Lahan....................................................................................................7
2.2.2. Penggunaan Lahan.................................................................................................8
2.2.3. PengertianTambang..............................................................................................12
2.2.4. Tambang Pasir......................................................................................................13
2.2.5. Analisis Perubahan Penggunaan Lahan...............................................................15
2.2.6. Pengindraan Jauh..................................................................................................21
2.2.7. Citra......................................................................................................................21
2.2.8. Citra Lansat8 OLI.................................................................................................22
2.2.9. NDVI....................................................................................................................24
2.2.10. Metode Supervised Cllasification Dan Digitaze On Screen................................26
2.2.11. Sistem Informasi Geografis..................................................................................27
2.2.12. Overlay.................................................................................................................28
2.2.13. Skoring.................................................................................................................30
BAB III METODOLOGIPENELITIAN.....................................................................33

3.1 Jenis Penelitian.............................................................................................................33


3.2 Lokasi Penelitian..........................................................................................................33
3.3 Alat dan Bahan.............................................................................................................34
3.3.1. Alat.......................................................................................................................34
3.3.2. Bahan....................................................................................................................35
3.4 Diagram Alir Tahapan Pengolahan Data ....................................................................36
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nagari Air Dingin merupakan salah satu Nagari yang ada di Kecamatan Lembah
Gumanti Kabupaten Solok Propinsi Sumatera Barat, memiliki luas wilayah 128,6 km 2
dan berjarak 10 km dari ibu kota Kecamatan, 38 km dari ibu kota Kabupaten serta 80
km dari ibu kota propinsi Sumaera Barat dengan batas wilayah Sebelah Timur
batasannya dengan Nagari Salimpat dan Kecamatan Hiliran Gumanti, Sebelah Barat
berbatasan dengan Kabupaten Pesisir Selatan, Sebelah Utara berbatasan dengan Nagari
Alahan Panjang, dan sebelah Selatan Berbatasan dengan Kecamatan Pantai Cermin.
Pembukaan tambang pasir di Nagari Air Dingin terjadi pada tahun 1999 dengan
sistem tambang terbuka yang ditunjang dengan pemilikan tanah penambang yang
merupakan kepunyaan Nagari Air Dingin yang terdapat 17 kelompok penambang pasir
terbesar di 3 jorong, Pembukaan tambang pasir di Nagari Air Dingin terjadi pada tahun
1999 dengan sistem tambang terbuka yang ditunjang dengan pemilikan tanah
penambang yang merupakan kepunyaan Nagari Air Dingin yang terdapat 17 kelompok
penambang pasir terbesar di 3 jorong. Nagari Air Dingin di lihat dari topografi lebih
bersifat dataran tinggi, yang tanahnya berjenis Regosol dan podzolik perbukitan di sisi
timur juga berbatasan dengan daerah perbukian. Nagari Air Dingin beriklim tropis
antara 14C – 20C dengan ketinggian lebih kurang 1.300 Mm diatas permukaan laut,
serta memiliki bentangan Wilayah berbukit dan bergelomang.
Sosial Ekonomi Penambang Pasir Bukit Di Nagari Air Dingin Kecamatan Lembah
Gumanti Kabupaten Solok Pendapatan buruh pengali pasir tidak bisa di tetapkan berapa
perhari karena harus sesuai dengan permintaan konsumen dan truk yang masuk pada
hari itu. Harga pasir 1 kubik 50.000, jika banyak permintaan 10 kubik meminta pasir.
Pasir di hitung 4 kubik satu truk dengan pekerja 4 orang maka upah per orang
4x50.000=200.000 harga satu truk di bagi 4 orang atau 200.000:4=50.000 jadi hasil
yang di dapatkan oleh seorang penggali pasir jika 1 truk yang datang yaitu 50.000.
Data pada penelitian ini menggunakan data citra lansad 8 OLI dari tahun 2014-2023,
untuk mengidentifikasi perubahan penggunaan lahan terbuka akibat penambangan pasir
dan tingkat kerusakan lahan pada pada Padang Aia Dingin, kecamatan Lembah
Gumanti, Kabupaten Solok. Menggunakan citra penginderaan jauh untuk melakukan
intrepretasi citra terhadap suatu wilayah permukaan bumi tanpa harus turun langsung ke
lokasi tersebut. Citra satelit Landsat 8 OLI merupakan salah satu Aplikasi Penginderaan
Jauh, menghasilkan data spasial yang dapat digunakan untuk menganalisa,
mengindentifikasi dan membedakan karakteristik darikondisi-kondisi yang ada
dipermukaan Bumi, termasuk tambang emas. Khususnyaterkait perubahan dan tingkat
kerusakan lahan, yang disebabkan penambangan pasir Pada penelitian ini melakukan
analisis tingkat kerusakan lahan dengan judul: “Analisis Dampak Kerusakan Lahan
Tambang Pasir Terhadap Pemukiman Masyarakat Di Nagari Aia Dingin,

Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok”


1.1 RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada penelitian
iniadalah:
1. Bagaimana perubahan penggunaan lahan terbuka akibat kegiatan
penambangan pasir pada Padang Aia Dingin, kecamatan Lembah Gumanti,
Kabupaten Solok 2014 sampai dengan 2023?
2. Bagaimana tingkat kerusakan lahan yang terjadi akibat kegiatan
penambangan pasir pada Padang Aia Dingin, kecamatan Lembah Gumanti,
Kabupaten Solok.

1.2 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, tujuan dari penlitian
iniadalah:
1. Untuk menganalisis perubahan penggunaan lahan terbuka yang di akibatkan
penambangan penambangan pasir pada Padang Aia Dingin, kecamatan
Lembah Gumanti, Kabupaten Solok 2014 sampai dengan 2023.
2. Untuk menganalisis tingkat kerusakan lahan yang diakibatkan penambangan
pasir pada Padang Aia Dingin, kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten
Solok.

1.3 Manfaat
Ada pun manfaat pada penelitian ini adalah :
1. Mengetahui informasi mengenai kondisi dan tingkat kerusakan lahan pasir
pada Padang Aia Dingin, kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok
2. Untuk melihat sejauh mana kerusakan lahan tersebut.
3. Penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu dibidang perencanaan
wilayah dan kota khususnya terkait perubahan penggunaan lahan dan tingkat
kerusakan lahan terutama yang diakibatkan oleh kegiatan penambangan
pasir.

1.4 Batasan Masalah


Dari penelitian yang akan dilakukan, maka batas permasalahan pada penelitian
ini yaitu:
1. Studi kasus dilakukan pada tambang pasir Padang Aia Dingin, kecamatan
Lembah Gumanti, Kabupaten Solok.
2. Batas lokasi penelitian menggunakan pendekatan batas alam yaitu zona 150
meter dari Perbukitan.
3. Perubahan penggunaan lahan yang di identifikasi pada penelitian ini
difokuskan pada lahan terbuka akibat kegiatan penambangan pasir.
4. Data yang digunakan pada penelitian ini citra landsat 8 OLI tahun2014 –
2023,dan data setiap parameter yaitu, jenis tailing, dan umur tambang.
5. Parameter tingkat kerusakan lahan yang digunakan adalah Kerapatan
Vegetasi, Umur Tambang dan Jenis Tailing.
6. Software yang digunakan dalam penelitian ini adalah, ArcGIS10.8,
QGIS.3.22.11, dan Microsoft Office2019.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Studi Literatur

Terdapat penelitian yang digunakan sebagai acuan atau pedoman penelitian. (Dwi
Hari Saputro, 2013). Penelitian berjudul “Penambangan Pasir Liar di Sungai Luk Ulo
dan Implikasi terhadap Intergrasi Masyarakat ( Studi Analisis di Kecamatan Karang
sambung, Kabupaten Kebumen)” membahas dampak penambangan pasir terhadap
integrasi masyarakat yang menimbulkan kerusakan dalam jangka panjang. (Yudhistira,
2008). “Kajian Dampak Kerusakan Akibat Kegiatan Penambangan Pasir di Daerah
Kawasan Gunung Kabupaten Magelang“ membahas dampak erosi dan sosial ekonomi
terhadap kerusakan lingkungan akibat penambangan pasir berdasarkan analisis SWOT.
(Normaridha Genissa, 2013).“Penambangan Pasir dan Batu di Desa Argomulyo,
Kecamatan Cangkriman, Kabupaten Sleman DIY” membahas tentang aktivitas
penambangan yang terdiri dari eksploitasi, eksplorasi, pengangkutan dan penjualan yang
mengakibatkan dampak kerusakan lingkungan untuk daerah sekitar. (Hastirullah
Fitrah, 2014). “Indikator Kerusakan Lingkungan Sebagai Akibat Pertambangan
Batubara” membahas tentang indikator kerusakan lingkungan akibat penambangan
batubara yaitu kerusakan ekosistem, kerusakan tanah, pencemaran perairan, polusi udara
dan perubahan iklim. (Eko Puswanto, Puguh Dwi Raharjo, Kristiawan Widiyanto,
2014). “Identitas Kerusakan DAS Luk Ulo dan Upaya Pemberdayaan Masyarakat (Studi
Kasus: Karang sambung, Kabupaten Kebumen)” yang membahas tentang pengaruh
tingkat kerusakan DAS Luk Ulo terutama erosi yang secara tidak langsung dapat
mengancam usaha konservasi geodiversity di kawasan CAGK. Salah satu indicator yang
dapat dilakukan untuk monitoring tingkat erosi DAS Luk Ulo dengan melihat tingkat
tutupan kerapatan vegetasi. Langkah pemberdayaan masyarakat Karang sambung dan
sekitarnya dilakukan untuk mendukung upaya konservasi sumber daya alam non hayati.
Rizky Mulya Sampurno, dan Ahmad Thoriq 2016. Informasi tutupan lahan
terbaru berupa peta hasil klasifikasi citra dapat diperoleh melalui teknik penginderaan
jauh. Teknik ini dianggap penting dan efektif dalam pemantauan tutupan lahan karena
kemampuannya dalam menyediakan informasi keragaman spasial di permukaan bumi
dengan cepat, luas, tepat, serta mudah. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan
klasifikasi tutupan lahan di Kabupaten Sumedang menggunakan citra satelit Landsat 8
OLI (Operational Land Imager) hasil perekaman terakhir. Penelitian dilakukan dengan
beberapa tahap, yaitu pra-pengolahan citra, pemilihan kombinasi band terbaik,
interpretasi visual citra, membuat penciri kelas, analisis separabilitas, klasifikasi citra,
dan uji akurasi. Metode klasifikasi yang digunakan adalah metode maximum likelihood
classification (MLC). MLC mempertimbangkan faktor prior probability yaitu peluang
dari suatu piksel untuk dikelaskan ke dalam kelas atau kategori tertentu. Hasil klasifikasi
citra Landsat 8 OLI di Kabupaten Sumedang menghasilkan 10 kelas tutupan lahan yaitu
lahan terbangun, sawah menjelang panen, sawah baru tanam, semak belukar, hutan
tutupan padat, hutan tutupan sedang, hutan campuran, kebun campuran, tanah terbuka
dan badan air. Ketelitian klasifikasi ditunjukkan dengan akurasi overall dan kappa
masing-masing sebesar 99.61% dan 99.51%. Hasil ini memenuhi syarat yang ditetapkan
oleh USGS (> 85%). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa peta hasil klasifikasi
citra Landsat 8 dapat digunakan.
(Mailendra1 dan Buchori, 2018) melakukan penelitian tentang kerusakan lahan
akibat kegiatan penambangan emas tanpa izin disekitar Sungai Singngi, Riau.
Menggunakan klasifikasi terbimbing dan teknik DigitazeOnScreendengan dataCitra
Landsat 5TM dan lansat 8 OLI dan digabungkan dengan citra resolusi tinggi daricitra
spot dan Google Earth menggunakan data citra dari tahun 2006-2018. Hasil surveiini
mengungkapkan bahwa terjadi perubahan penggunaan lahan dari penggunaan lahan lain
menjadi penambangan emas antara tahun 2006 hingga 2018. Lahan tanpa izin seluas
2.680,03 hektar dari tahun 2006 hingga 2018. Kepadatan, umur tambang, jenis
busuk.Lahan rusak berat 699,34 hektar, rusak sedang 1.501,04, dan rusak ringan 479,65
hektar. Dengan menggunakan citra Landsat 8 OLI dan Landsat 5 TM yang di padukan
dengan citra resolusi tinggi dari lokasi, kerusakan lahan terbesar terjadi di Desa Sungai
Park dan kerusakan lahan paling sedikit terjadi di DesaPlau Padang. Gambar Google
Earth menggunakan data gambar dari tahun 2006 hingga 2018. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa antara tahun 2006 hingga 2018, penggunaan lahan berubah
daripenggunaan lahan lain menjadi tambang emas tanpa izin seluas 2.680,03 hektar.
Selainitu, peta tingkat kerusakan lahan dibuat dengan menggunakan tiga parameter:
kerapatan vegetasi, umur tambang, dan jenis busuk. Luas rusak tinggi 699,34 hektar,
rusak sedang 1.501,04 hektar, dan rusak ringan 479,65 hektar. Kerusakan lahan terbesar
terjadi di DesaTaman Sungai dan kerusakan lahan terkecil terjadi di Desa Praupadang,
(Mailendra1,Buchori, 2018).
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, dalam penelitian ini adalah
pada motode yang di gunakan dan berfokus pada perubahan lahan terbuka akibat
penambangan emas ilegal dan tingkat kerusakanlahan terbuka secara temporal, spasial
dengan memanfaatkan data Citra Lansat 8 OLI, pada lokasi penelitian penambangan
pasir pada Padang Aia Dingin, kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok. sehingga
penelitian ini merupakan pelengkap dan penyempurna dari penelitian sebelumnya
diwilayah penelitian.

2.2 Landasan Teori


2.2.1 Pengertian Lahan

Lahan merupakan tanah terbuka atau tanah garapan, sebagaimana permukaan bumi
atau lapisan bumi yang paling atas atau terluar, dan merupakan benda alam yang
mempunyai sifat fisik, kimia, dan biologi tertentu serta berdimensi tiga seperti ruang
yang mempunyai dimensi panjang, lebar dan kedalaman atau tinggi (Bambang
Deliyanto, 2021).

Sifat-sifat lahan terdiri dari beberapa bagian yaitu karakteristik lahan, kualitas lahan,
pembatas lahan, persyaratan penggunaan lahan, perbaikan lahan (Jamulya, 1991).

1. Karakteristik Lahan adalah suatu parameter lahan yang dapat diukur atau diestimasi,
misalnya kemiringan lereng, curah hujan, tekstur tanah, struktur tanah dan kualitas
lahan.

2. Kualitas lahan dinilai atas dasar karakteristik lahan yang berpengaruh. Suatu
karakteristik lahan yang dapat berpengaruh pada suatu kualitas lahan tertentu, tetapi
tidak dapat berpengaruh pada kualitas lahan lainnya.

3. Pembatas Lahan merupakan faktor pembatas jika tidak atau hampir tidak dapat
memenuhi persyaratan untuk memperoleh produksi yang optimal dan pengelolaan dari
suatu penggunaan lahan tertentu. Pembatas lahan dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
(1) Pembatas lahan permanen, pembatas lahan yang tidak dapat diperbaiki dengan
usaha-usaha perbaikanlahan (land improvement). (2) pembatas lahan semetara,
pembatas lahan yang dapat diperbaiaki dengan cara pengelolaaan lahan.
2.2.2 Penggunaan Lahan

Penggunaan Lahan merupakan aktivitas manusia pada dan dalam kaitannya


dengan lahan, yang biasa nya tidak secara langsung tampak dari citra Penggunaan lahan
telah dikaji dari beberapa sudut pandang yang berlainan. Penggunaan lahan berkaitan
dengan kegiatan manusia pada bidang lahan tertentu, misalnya permukiman,perkotaan
dan persawahan. Penggunaan lahan juga merupakan pemanfaatan lahan dan lingkungan
alam untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam penyelenggaraan kehidupannya.
Pengertian penggunaan lahan biasanya digunakan untuk mengacu pemanfaatan masa
kini (present or current land use). Oleh karena aktivitas manusia dibumi bersifat
dinamis, maka perhatian sering ditujukan pada perubahan penggunaan lahan baik secara
kualitatif maupun kuantitatif.

1. Penutup lahan
Yang menggambarkan Konstruksi vegetasi dan buatanyang menutup
permukaan lahan. Konstruksi tersebut seluruhnya tampak secara langsung
dari citra penginderaan jauh. Tiga kelas data secara umum yang tercakup
dalam penutup lahan:
(a) Struktur fisik yang bangun oleh manusia.
(b) Fenomena biotik seperti vegetasi alami, tanah pertanian dan
kehidupan binatang.
(c) Tipe pembangunan.

2. Informasi penggunaan lahan


Informasi penggunaan lahan berbeda dengan informasi penu tup lahan
yang dapat dikenali secara langsung dari citra satelit penginderaan jauh.
Sementara informasi penggunaan lahan merupakan hasil kegiatan manusia
dalam suatu lahan atau penggunaan lahan atau fungsi lahan, sehingga tidak
selalu dapat ditaksir secara langsung dari citra penginderaan jauh, namun
secara tidak langsung dapat dikenali dari asosiasi penutup lahannya
(Ishak,2008).
2.2.3 pengertian Pertambangan

penambangan merupakan suatu kegiatan yang didalamnya terdapat proses


pengambilan bahan mineral maupun batubara dan unsur lainnya yang kemudian
dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan. Selain itu juga dalam kegiatan penambangan
terdapat tahapan pra-penambangan, saat penambangan, dan pasca penambangan.
Tahapan pra-penambangan diantaranya terdapat kegiatan penyelidikan, eksplorasi, studi
kelayakan, dan kontruksi. Pada tahap penambangan terdapat proses penambangan
(pengambilan bahan tambang), pengolahan, pemurnian, pengangkutan dan penjualan.
Tahap yang terakhir yaitu tahapan pasca penambangan biasanya dilakukan reklamasi
ataupun pemulihan kembali lahan bekas tambang (Widia Qurota Ayuni, 2020).

Secara umum dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu tambang terbuka dan
tambang dalam atau underground. Tambang terbuka biasanya digunakan untuk
mengekstraksi mineral dan bahan galian seperti emas, tembaga, batu bara, nikel, dan
bahan galian lainnya, dan dilakukan dengan membuka atau menggali batuan permukaan
atau tanah untuk mengekstraksi bahan galian yang ada di bawah tanah.
1. Open Pit, pengambilan material tambang dengan membuka permukaan tanah agar terlihat
endapan mineral atau batuan.
2. Quarry, penggalian material batu langsung dari sumber atau tanah yang masih terlihat di
permukaan
3. Placer, teknik pengambilan material yang dilakukan pada sungai, danau atau pantai yang
mengandung material mineral tertentu, umumnya emas dan timah
4. Heap Leaching, pengolahan material batu melalui pencucian dan pemisahan mineral dari
batuan.

Tambang dalam, atau di bawah tanah, biasanya digunakan untuk mengambil


bahan galian yang tidak ada di permukaan tanah atau batuan dan hanya dapat diperoleh
melalui pengeboran atau pembuatan terowongan di bawah tanah.
1. Room and Pillar, teknik pengambilan yang dilakukan dengan membuat lorong atau
terowongan dan dilakukan penambangan di bagian dinding tambang.
2. Block Caving, teknik pengambilan yang dilakukan dengan membuat terowongan untuk
memasukkan air pada lapisan tambang yang menumpuk di bawah tambang. Dengan
aliran air tersebu material akan mudah terkelupas dan bisa dengan mudah diambil.
3. Sublevel Caving, teknik pengambilan yang dilakukan pada lapisan batuan tambang yang
mengandung banyak mineral. Dalam teknik ini, lapisan batuan tambang yang di lakukan
pengambilan dilakukan pilah dengan jarak tertentu (sublevel) untuk di tembusi kemudian
material akan terkelupas dan mudah diambil
4. Long Hole Drilling, teknik pengambilan di gunakan untuk mengambil rongga batuan
dengan resiko amblas lumayan besar, metode ini di pakai pada tambang dengan kualitas
material cukup tinggi.

2.2.4 Pertambangan Pasir

Pasir merupakan bahan bangunan yang banyak digunakan untuk bahan


penggunaan Salah satu komoditas tambang yang sangat penting untuk pembangunan
infrastruktur adalah pasir, yang tedapat salah satu bahan tambang yang digolongkan
dalam bahan tambang galian golongan C. Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral
memiliki sedikit data tentang penambangan pasir di Indonesia, dari kegiatan tambang
bahan galian golongan C, tedapat pula beberapa dampak negatif yang ditimbulkan dari
kegiatan tambang (Nova Yanti Siburian 2016).

1. Berkurangnya produktivitas lahan.

Karena banyaknya pohon atau tanaman yang hilang atau ditebang, produktivitas
lahan menurun, yang mengakibatkan penurunan tingkat kesuburan tanah, yang
menyebabkan tanah menjadi sulit ditanami.

2. Terjadinya erosi

Hilangnya tanaman atau pohon menyebabkan arus air atau air yang turun dari
pebukitan dan di dalam tanah menjadi tidak terkendali. Tanah menjadi mudah menyerap
air, sehingga arus air mudah terkikis.

3. Rusaknya ekosistem.

Kegagalan beberapa komponen sistem ekosistem menyebabkan kerusakan


ekosistem. Tidak adanya tanaman atau pohon di tempat tersebut dapat mengubah pola
ekosistem yang ada di sana. Setelah kehilangan sumber makanan mereka, binatang yang
biasanya tinggal di area tersebut berpindah ke ekosistem yang lebih seimbang. Jika
anggota ekosistem berkurang atau meningkat, itu akan merusak tatanan ekosistem yang
lain, menyebabkan ekosistem menjadi tidak seimbang..

2.2.5 Penginderaan Jauh

penginderaan jauh merupakan ilmu penyadapan informasi mengenai suatu objek


berdasarkan pengukuran yang dilakukan dari jarak tertentu, tanpa mendatangi objek
untuk melakukan kontak. Definisi ini menyiratkan adanya aspek metodologi, teknik, dan
orientasi intelektual. Aspek metodologi yang tersirat adalah pengukuran dan tanpa
kontak. Aspek tekniknya adalah pengukuran pada jarak tertentu, sedangkan orientasi
intelektualnya adalah penyadapan informasi. Pendapat para ahli tersebut didukung pula
definisi yang diajukan oleh beberapa institusi, di antaranya definisi menurut yang
menyatakan bahwa penginderaan jauh adalah ilmuuntuk memperoleh informasi tentang
objek atau daerah dari kejauhan, biasanya dari pesawat atau satelit. National Ocean
Service (NOS)(2013).

Dalam Sistem Informasi Geografis (SIG), data penginderaan jauh sangat berperan
penting dalam menyediakan informasis pasial. Pemetaan ekstra terestris dengan
memanfaatkan data penginderaan jauh memiliki banyak kelebihan di bandingkan
pemetaan terestrial dengan alat ukur seperti theodolith dan GPS Geodetik. Kelebihan
tersebut diantaranya:

1. Waktu pengerjaan pemetaan untuk cakupan area yang luas lebih singkat.
2. Tenaga kerja yang dibutuhkan relatif sedikit.
3. Mampu mengidentfikasi area yang sulit untuk dijangkau.
4. Mampu menyajikan peta secara 3 dimensi.
5. Mampu menyajikan kenampakan visual muka bumi secara time series.
6. Biaya lebih murah.
Sedangkan kelemahannya adalah dalam pemetaan skala detail, presisi atau akurasi
tidakselalu baik, tergantung dari tingkat ketajaman citra (resolusi spasial) yang
digunakan.(Ardiansyah,2015)
2.2.6 Interpretasi Citra

Interpretasi citra adalah perbuatan mengkaji foto udara danatau citra dengan maksud
untuk mengidentifikasi objek danmenilai arti penting objek tersebut ( Sutanto, 1994).
objek yang tergambar dalam citra penginderaan jauh citra tersebut tidakdapat
dimanipulasi atau menghasilkan suatu informasi apapun. Ada dua metode untuk
membaca citra penginderaan jauh secara manual dan secara digital.

A. interpretasi Citra Secara Manual

Interpretasi citra secara manual dari data penginderaan jauh adalah pengenalan
fiturspasial (spasial) objek berdasarkan elemen interpretasi citra penginderaan
jauh.Interpretasi manual dilakukan pada citra fotografi dan non-fotografi yang diubah
menjadi foto atau citra. Interpretasi manual dari citra penginderaan jauh yang dikoreksi
(baik radiometrik maupun geometrik) memungkinkan pengguna untukmengidentifikasi
hanya objek yang digambarkan dalam citra atau foto. Perhitungan kuantitatif dilakukan
secara manual berdasarkan skala dan resolusi citra penginderaan jauh. Identifikasi objek
di dasarkan pada unsur-unsur interpretasi citrayaitu rona atau warna, bentuk, ukuran,
tekstur, pola, bayangan, situs, dan asosiasi (Lestari, 2009)

B. interpretasi Citra Secara Digital

Perolehan data penginderaan jauh oleh sensor satelit dapat didasarkan


padapemantulan radiasi elektromagnetik dari benda-benda di permukaan bumi dan jenis
radiasinya. Meskipun satelit berada jauh dari stasiun penerima di Bumi, data yang
direkam oleh satelit dapat dikirim langsung ke stasiun penerima di Bumi secara real
time. Data satelit penginderaan jauh yang diterima dari stasiun bumi melalui fasilitas
Data Acquisition System (DAF) berupa data mentah. Data mentah ini, selain merekam
data tentang sensor satelit, adalah catatan refleksi dan/atau emisi dari objek, kondisi
atmosfer (dalam bentuk hamburan dan penyerapan), dan beberapa faktor lain seperti
kekuatan sinyal dan gerakan sensor. Hal ini juga dipengaruhi oleh elemen, bentuk
rotasi, kelengkungan dan kekasaran bumi. Berikut pengolahan Citra Penginderaan Jauh
Secara Digital :
a) Pra-pemrosesan atau pemrosesan awal data yang terdiri dari koreksi radiometrik
dan koreksi geometrik citra satelit penginderaan jauh sehingga kesalahan nilai digital
setiap piksel dan kesalahan posisi geometrik setiap piksel sekecil mungkin.
b) Rekonstruksi citra, yaitu peningkatan citra dengan gangguan nilai digital citra
yang benar karena ketidaksempurnaan transmisi data dari stasiun bumi yang
terdeteksi oleh satelit penginderaan jauh.
c) Penajaman gambar bertujuan untuk meningkatkan kualitas gambar untuk
digunakan kemudian dalam pemrosesan digital dan interpretasi visual.
d) Klasifikasi objek, yaitu pengenalan kelas atau jenis objek pada citra yang
mberbeda. Klasifikasi objek pada citra digital penginderaan jauh dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu klasifikasi tak terawasi dan klasifikasi terpandu. Sebuah model
untuk memprediksi fenomena geofisika dan memperkirakan sifat geofisika objek
pada citra satelit penginderaan jauh dengan memodelkan fenomena geobiosfisik
objek dan data yang terekam pada citra satelit penginderaan jauh yang dirancang
untuk dikorelasikan. Contoh dalam hal ini adalah permukaan laut suhu dan estimasi
hotspot/lahan,

2.2.7 Citra Landsat 8

Dengan menggunakan gambar landsat 8 multitemporal atau dua waktu,


penelitian ini mengumpulkan data tentang penutup lahan. Informasi ini digunakan untuk
menentukan area tambang yang ada di suatu wilayah berdasarkan perubahan lahan,
seperti pergeseran dari vegetasi ke lahan terbangun atau sebaliknya. Yang paling
signifikan, dapat mengamati Bumi di panjang gelombang yang memungkinkan para
pengguna untuk menyesuaikan distorsi terutama disebabkan oleh atmosfer Landsat 8
membawa dua instrumen: Lahan Operasional Imager (OLI) dan Sensor Inframerah
Termal (TIRS). Sensor sapu dorong dengan teleskop empat cermin, mengumpulkan data
dalam cahaya tampak, inframerah dekat, dan gelombang pendek daerah panjang
gelombang inframerah serta band pankromatik. Dua band spektral baru telah
ditambahkan: band biru tua untuk studi air pantai dan aerosol (band 1), dan band untuk
deteksi awan cirrus (band 9). Sebuah Band jaminan kualitas juga disertakan untuk
menunjukkan kehadiran bayangan medan, artefak data, dan awan (USGS, 2013).
Pankromatik, multispektral diambil 15m, resolusi 30m untuk band lainnya. TIRS
mengumpulkan data dalam dua band inframerah terma 100m. Berikut merupakan table
yang menjelaskan karakterisktik band-bandyang terdapat pada citralandast 8:

Tabel 2. Spesifikasi band yang terdapat pada Landsat 8

Panjang ResolusiSpasial
Band
Gelombang(μm (m)
)
Band 1 (PesisiratauAerosol) 0,43 – 0,45 30
Band 2 (Biru) 0,45 – 0,51 30
Band 3 (Hijau) 0,53 – 0,59 30
Band 4 (Merah) 0,64 – 0,67 30
Band 5 (InframerahDekat) 0,85 – 0,88 30
Band 6 (InframerahTengah1) 1,57 – 1,65 30
Band 7 (InframerahTengah2) 2,11 – 2,29 30

Panjang ResolusiSpasial
Band
Gelombang(μm) (m)
Band 8 (Pankromatik) 0,50 – 0,68 15

Band 9 (Cirrus/Awan) 1,36 – 1,38 30

Band 10 (InframerahTermal1)
10,60-11,19 100
Band 11 (InframerahTermal2)
11,50 – 12,51 100

Tabel 2. Pemanfaatan Band Pada Landsat 8

Band Pemanfaatan
Band 1 (Pesisir atau Observasi zona pesisir dan aerosol
Aerosol)

Band 2 (Biru) Pemetaan batimetri,membedakan antara tanah dan


vegetasi, atau pohon semusim dan berdaun jarum
Band 3 (Hijau) Analisis pantulan puncak vegetasi yang
Bermanfaat untuk menilai kekuatan tumbuhan
Band 4 (Merah) Analisis perubahan vegetasi (infra merah dekat dari piksel)

Band 5 (Inframerah Dekat) Radiasi cahaya merah dari piksel

Band 6 (Inframerah Analisis kelembaban tanah dan vegetasi serta


Tengah1 ) Mampu menembus awan tipis
Band 7 (Inframerah Analisis kelembaban tanah dan vegetasi dengan
Tengah 2 ) Lebih baik serta mampu menembus awan tipis
Band 8 (Pankromatik) Menghasilkan citra multi spectral yang lebih tajam
Band 9 (Cirrus/Awan) Mendeteksi awan cirrus dan kontaminasinya
Band 10 (Inframerah Pemetaan suhu, pemantauan titik api, estimasi
Termal1) Kelembaban tanah, dan kajian malam hari
Band 11 (Inframerah Pemetaan suhu, pemantauan titik api, estimasi kelembaban
Termal2) tanah, dan kajian malam hari

2.2.8 Metode Supervised Cllasification Dan Digitaze On Screen.

Dngan klasifikasi terbimbing akan membantu memper mudah klasifikasi secara


keseluruhan, terutama untuk memperoleh batas delineasi untuk kelas-kelas dengan
polygon yang besar, seperti hutan, danau, dan laut, antara lain, penggabungan kedua
metode ini menghasilkan klasifikasi yang lebih cepat dan lebih rinci. terutama untuk
memisahkan, menggabungkan atau menambahkan kelas-kelas yang tidak bisa
dilakukanmelalui klasifikasi terbimbing misalnya keberadaan lahan yang ditutupi oleh
awan pada citra yang tidak dapat di klasifikasikan pada metode klasifikasi terbimbing
dapat d iklasifikasikan dengan menggunakan Digitasi on screen.

1. Klasifikasi Supervised merupakan klasifikasi yang berpedoman pada


nilaipiksel yang sudah dikategori obyeknya atau dibuat dalam training
sampel untuk masing-masing obyek penutup lahan.
2. Digitasi on screen merupakan suatu teknik digitasi atau proses konversi
daridata format raster ke dalam format vector. Pada teknik ini peta yang akan
didigitasi terlebih dahulu harus dirubah ke dalam format raster dengan
caraproses scanning dengan alat scan atau dengan cara pemotretan. Jika peta
tersebut merupakan gambar hasil foto udara atau satelit, Anda hanya dapat
memasukkannya ke dalam arcmap tanpa mengubah formatnya.

2.2.9 Overlay

Overlay adalah proses menggabungkan data dari lebih dari satu lapisan,
biasanya disebut sebagai operasi visual yang membutuhkan lebih dari satu lapisan untuk
digabungkan secara fisik. Overlay biasanya memasukkan data dari dua lapisan atau
lebih, dengan asumsi bahwa mereka telah di georeferensi menggunakan sistem yang
sama dan berada dalam satu lingkup penelitian. Jika unsur-unsur di atas tidak saling
berkaitan, maka proses overlay di anggap tidak bermakna. Dalam data raster, analisa ini
dilakukan pada sepasang cell yang salah satunya merupakan data raster.Sedangkan
dalam data vektor, prinsip yang sama berlaku untuk membandingkan lokasi, dengan
perhitungan yang menggunakan perbedaaan tiap fitur spasial dari setiap datal ayer
(Arridha,2019).
Metode overlay dilakukan dengan menggunakan software Arcgis. Metode
overlay biasanya terdiri dari erase, identitas, intersect, ikatan ruang, perbedaan
simmetrik, perpaduan, dan update. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
overlay union. Union yaitu menggabungkan fitur dari sebuah tema input dengan poligon
dari tema overlay untuk menghasilkan output yang mengandung tingkatan ataukelas
atribut. Adapun proses penggunaan metode union dalam penelitian ini yaitu saatsemua
peta parameter untuk analisis telah selesai di dibuat. Pada tahap awal, masing-masing
data vektor dalam peta parameter harus memiliki atribut skor berdasarkan nilai skor
yang telah dianalisis. Selanjutnya, dalam aplikasi arcgis, pilih kotak alat analisis, pilih
overlay, dan kemudian union. Pada jendela union, masukkan kanpeta-peta parameter
dengan atribut skor untuk dijumlahkan, sehingga menghasilkan skor total yang
kemudian diklasifikasi berdasarkan kelas interval dari hasil analisis.. (Arridha, 2019).
Dibandingkan dengan overlay raster, yang biasanya lebih mudah, cepat, dan
efisien, overlay vector biasanya lebih kompleks, memakan waktu, dan intensif. Namun,
untuk memperkirakan biaya dari kedua metode, diperlukan langkah pre-processing yang
kompleks:
1. Overlayvektor

Metode ini dapat menghasilkan gambar yang tajam dan bersih.Zona bebas bangunan
dalam peta kebencanaan, misalnya, di mana tidak boleh ada bangunan didirikan. Metode
ini juga menghasilkan data input yang jelas dan jelas.serta standar jarak maksimal,
seperti jarak minimal 100 meter dari permukaan
2. Overlayraster
Metode ini menghasilkan data yang kurang jernih, misalnya daerah curam
yangsulit untuk dianalisa, data yang dihasilkan masih rancu dan dapat diperdebatkan,
serta menimbulkan kesenjangan hargadengan metodelain.
Dalam SIG terdapat komponen paling kuat yaitu Geoprocessing, karena proses
ini memungkinkan untuk mendefinisikan, mengelola, dan menganalisa informasi.
Berikut merupakan perbeda Anantara Clip, Intersect,danUnion:
a. Clip
Clip merupakan alat yang digunakan untuk mengekstrasi fitur atau bagian fitur
dari kelas fitur. Alat ini menggunakan batas polygon untuk memotong fitur dan atribut
nya dar ikelas.

Gambar2. 1Clip
(Sumber:Arridha,2019)
b. Intersect
Intersect merupakan alat yang digunakan untuk menganalisa overlay pada kelas
fitur. Alat ini membuatkelas fitur baru darifitur yang berpotongan dari layer.

Gambar2.2Intersect
(Sumber:Arridha,2019)
c. Union
Union merupakan analisa lain yang digunakan untuk menganalisa overlay
padakelas fitur. Alat ini membuat kelas fitur baru dengan menggabungkan fitur dan
atribut dari setiap kelasfitur.
Input >>>>> Output

2.2.10 Scoring

Metode penilaian memberikan nilai untuk mengevaluasi kelayakan peserta tes.


Scoring atau Weighted Linear Combination (WLC) digunakan untuk menunjukkan
seberapa dekat, terkait, atau beratnya dampak tertentu pada suatu fenomena secara
spasial. Tingkat keterkaitan dihitung dengan menggabungkan skordan untuk setiap
parameter input.. Hasil akhir dari system scoring adalah mengklasifikasikan Tingkat
keterkaitan parameter keluaran. Klasifikasi didasarkan padanilai total skor dari setiap
parameter masukan. Rentang klasifikasi parameter keluaran ditentukan berdasarkan
rentang nilai terendah (xmin) hingga tertinggi (xmax) di bag idengan jumlah kelas yang
d iinginkan (Sihotang,2016).

Teknik pemberian skor ada 3 macam, yaitu :


4. Penjumlahan dan pengurangan
5. Perkalian dan pembagian
6. Kombinasi dari poin 1 dan 2

Penentuan skor setiap parameter yang digunakan untuk analisis pemanfaatan


lahan memiliki ketentuan masing-masing sesuai dengan kriteria parameter. Setiap
parameter harus mempunyai atribut tertentu yang berisikan informasi mengenai data
grafisnya. Atribut data spasial adalah data tabular yang terdiri dari sejumlah baris dan
kolom. Untuk mempermudah analisis data spasial, skor diberikan untuk standar
informasi data atribut table. (Akmal,2018).
BAB III
METOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Metode penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang terencana, terstruktur,sistematisdan


memiliki tujuan tertentu karena memiliki aspek ilmu pengetahuan dan teori. erencana
karena perlu, atau direncanakan dengan mempertimbangkan waktu, dana, dan
kemampuan untuk mengakses data dan lokasi (Raco, 2010).

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif menurut Sugiyono ( 2016)


deskriptif kuantitatif digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan
atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagai. Pendekatan yang digunaan
adalah interpretasi citra penginderaan jauh yang bertujuan untuk menganalisis data
dengan menggambarkan keadaan wilayah penelitian Tambang Pasir Terhadap
Pemukiman Masyarakat Di Nagari Aia Dingin, Kecamatan Lembah Gumanti,
Kabupaten Solok sesuai dengan data yang diperoleh kemudian dikategorikan menurut
tujuan apa yang ingin dicapai. Penelitian yang menggunakan penginderaan jauh
menggunakan interpretasi citra penginderaan jauh untuk mendapatkan informasi
seperti perubahan lahan dan juga kerusakan diakibatkan kegitan tambang saat ini dan
tahun-tahun sebelumnya.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian akan dilakukan pada Tambang Pasir Di Nagari Aia Dingin yang
dimana Nagari Aie Dingin berada di Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok,
Provinsi Sumatra Barat. Luas Nagari: 126,39 kilometer persegi, atau 27,49 persen dari
luas wilayah Kecamatan Lembah Gumanti dengan batas sebagai berikut :

Sebelah timur: Berbatasan dengan Nagari Salimpat Kecamatan Hiliran Gumanti

Sebelah barat: Berbatasan dengan Kabupaten Pesisir Selatan

Sebelah utara: Berbatasan dengan Nagari Alahan Panjang

Sebelah selatan: Berbatasan dengan Kecamatan Pantai Cermin.


Dalam penelitian ini lokasi penelitian dibatasi dengan dengan radius 500 meter ke kiri
dan kanan sungai. Oleh karena itu, zona-zona yang dibentuk secara grafis digunakan
untuk menentukan kedekatan-kedekatan spasial suatu objek peta terhadap objek-obyek
di sekitarnya. Analisis buffering digunakan untuk menentukan lokasi penelitian.
Analisis SIG digunakan sebagai buffer, yang menghasilkan daerah batasan yang
melingkupi objek (wilayah baru).

3.3 Alat dan Bahan

3.3.1 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Perangkat keras

Gambar 3.2 Laptop dell

2. Perangkat Lunak

a. Software QGIS.3.22.11
b. Software ArcGIS 10.8
c. Microsoft Office 2019
d. Google Earth Pro

3.3.2 Bahan

Bahan digunakan dalam penelitian ini adalah :


Data Sumber
Data lapangan Survey lapangan
Data Penggunaan Lahan KLHK,2022
Citralansad 8 OLI USGS,2022

3.4 Diagram alir pengelolahan data

Anda mungkin juga menyukai