Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kehamilan merupakan suatu proses fertilisasi atau bertemunya spermatozoa dan


ovum, lalu tertanam di dalam lapisan rahim, kemudian berkembang menjadi janin.
Normalnya seorang wanita hamil adalah sekitar 280 hari atau sekitar 40 minggu atau sama
dengan 9 bulan 7 hari, terhitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan terbagi atas 3
trimester, trimester pertama berlansung 12 minggu pertama, trimester kedua berlansung pada
minggu ke-13 hingga minggu ke-27, dan trimester ketiga berlansung pada minggu ke-28
hingga minggu ke-40. Setiap ibu hamil berisiko terjadinya penyakit ataupun komplikasi baik
ringan maupun berat, yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan ataupun , kesakitan
bahkan kematian bagi ibu dan bayinya, salah satunya kehamilan ektopik terganggu (KET)¹

Kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang terjadi di luar rongga uteri dan
merupakan kegawatdaruratan obstetrik yang dapat mengancam jiwa, menimbulkan
kecacatan, mengganggu kelansungan hidup janin bahkan risiko kematian ibu pada trimester
pertama kehamilan. Penanganan kehamilan ektopik yang terganggu jika tidak ditangani
secara tepat dan cepat dapat meningkatkan angka kejadian mortalitas dan morbiditas pada
ibu Berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada tahun 2015, 1 dari 250 ibu
hamil mengalami kehamilan ektopik, 80% dialami wanita hamil pada usia 35 tahun ke atas,
dan 60% dialami wanita dengan paritas pertama dan kedua. Permasalah KET ini
mempengaruhi kesehatan keluarga. ²

Kesehatan merupakan salah satu faktor utama yang dapat mempengaruhi kebugaran
dan penampilan fisik, serta harta yang paling berharga yang tidak dapat ditukar oleh apapun.
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental spiritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Untuk
mendukung kesehatan secara optimal, lingkungan merupakan salah satu penunjang.
Kesehatan lingkungan perlu diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang
sehat yaitu keadaan lingkungan yang bebas dari risiko yang membahayakan kesehatan dan
keselamatan hidup manusia
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat. Keluarga didefinsikan dengan
istilah kekerabatan dimana invidu bersatu dalam suatu ikatan perkawinan dengan menjadi
orang tua. Dalam arti luas anggota keluarga merupakan mereka yang memiliki hubungan
personal dan timbal balik dalam menjalankan kewajiban dan memberi dukungan yang
disebabkan oleh kelahiran, adopsi, maupun perkawinan. Suasana keluarga yang kondusif
akan menghasilkan warga masyarakat yang baik karena dalam keluargalah seluruh anggota
keluarga belajar berbagai dasar kehidupan masyarakat. Untuk itu perlu adanya suatu
pembinaan bagi keluarga oleh tenaga kesehatan3.4
Pedoman saat ini yang menyatakan bahwa keluarga merupakan keluarga sehat
adalah buku panduan yang terdapat pada Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga dimana terdapat 12 indikator yang digunakan dalam menilai sebuah keluarga,
dimana terbagi 3 kategori yaitu tidak sehat < 0,5; pra sehat 0,5 – 0,8; sedangkan untuk sehat
> 0,8. Adapun indikator yang dimaksud adalah keluarga mengikuti program keluarga
berencana, ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan, bayi mendapat imunisasi dasar
lengkap, bayi mendapat ASI eksklusif, balita mendapat pemantauan pertumbuhan,
penderita tuberculosis mendapat pengobatan sesuai standar, penderita hipertensi melakukan
pengobatan secara teratur, penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak
ditelantarkan, anggota keluarga tidak merokok, memiliki JKN, keluarga mempunyai akses
air bersih dan keluarga mempunyai jamban yang sehat.5
Pembinaan yang dilakukan pada tanggal 20 juni sampai 9 juli tahun 2022 di
wilayah kerja UPT Puskesmas Medan Deli berdasarkan 2 indikator untuk menganalisis
keluarga sehat. Pemilihan keluarga sehat sendiri dilakukan berdasarkan data yang diberikan
oleh kepala puskesmas yang akan diteliti lebih lanjut.
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui kondisi kesehatan keluarga di masyarakat dan untuk
memenuhi persyaratan dalam mengikuti kegaiatan Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) di
Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/ Ilmu Kedokteran Komunitas/ Ilmu Kedokteran
Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen.
1.2.3. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui kondisi kesehatan masyarakat di kota bangun, kecamatan Medan
Deli
2. Untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi keluarga di kota bangun
3. Untuk memberi promosi kesehatan kepada keluarga di kota bangun

1.3. Manfaat
Laporan kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis
dan pembaca khususnya pengetahuan mengenai kondisi kesehatan masyarakat
terkhususnya kesehatan satu keluarga dan kegiatan promosi kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
1. Baston, Hellen dan hall, Jenifer. 2012. Midwifery essential Antenatal, volume 2. Jakarta:
EGC.
2. Cunningham FG; Kenneth JL; Steven LB; et al. 2012. Obtetri Williams Edisi 23 Volume
1. Jakarta: EGC.
3. Anggraini MT. Buku Ajar Kedokteran Keluarga. Semarang: Universitas Muhammadiyah
Semarang; 2015.
4. Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga - PISPK. 2017; Tersedia pada:
http://pispk.kemkes.go.id/id/program-pispk/
5. Kemenkes. Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga. Kemenkes RI
[Internet]. 2017;1(1):1–5. Tersedia pada:
http://www.depkes.go.id/article/view/17070700004/program-indonesia-sehat-dengan-
pendekatan-keluarga.html

Anda mungkin juga menyukai