Anda di halaman 1dari 13

LK 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Nama Mahasiswa: Desi Marselina Situmorang, S.Pd
Asal Institusi: SMA Negeri 1 Angkola Barat

Petunjuk: Pada langkah ini, Anda akan melakukan eksplorasi penyebab-


penyebab masalah yang telah diidentifikasi sebelumnya. Gunakan petunjuk
berikut untuk membantu Anda dalam eksplorasi penyebab masalah:

1. Kajian Literatur
• Lakukan pencarian literatur terkait masalah yang diidentifikasi.
• Baca artikel, jurnal, buku, atau sumber informasi lain yang
relevan dengan topik masalah.
• Identifikasi faktor-faktor yang dikaitkan dengan masalah
tersebut berdasarkan temuan dalam literatur.
2. Wawancara dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah/Rekan
Sejawat di Sekolah:
• Ajukan pertanyaan kepada guru, kepala sekolah, pengawas
sekolah, atau rekan sejawat yang memiliki pengalaman terkait
masalah yang diidentifikasi.
• Tanyakan pengalaman, pandangan, dan pemikiran mereka
mengenai penyebab masalah tersebut.
• Catat informasi yang diperoleh dari wawancara sebagai referensi
untuk menganalisis penyebab masalah.
3. Wawancara dengan Pakar dan Pihak Terkait Lainnya:
• Carilah pakar atau pihak terkait lainnya yang memiliki keahlian
atau pengalaman dalam masalah yang diidentifikasi.
• Lakukan wawancara dengan pakar tersebut untuk mendapatkan
wawasan dan pemahaman lebih mendalam tentang penyebab
masalah.
• Tanyakan saran atau rekomendasi mereka mengenai langkah-
langkah yang dapat diambil untuk mengatasi masalah tersebut.
• Mintalah masukan, arahan, dan saran dari mereka untuk
membantu Anda menganalisis penyebab masalah secara lebih
mendalam.

Setelah Anda mengumpulkan informasi dari langkah-langkah di atas, Anda


dapat menggunakan data yang terkumpul sebagai dasar untuk menganalisis
dan mengidentifikasi penyebab masalah yang lebih spesifik. Selanjutnya,
langkah selanjutnya adalah merencanakan strategi dan tindakan yang tepat
untuk mengatasi masalah tersebut.
Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah

No Masalah Hasil eksplorasi penyebab Analisis eksplorasi


yang telah masalah penyebab masalah
diidentifikasi

1 Kurangnya Kajian Literatur : Setelah dilakukan analisis


motivasi terhadap kajian literatur
- Hamzah, B. Uno. 2017.
Peserta didik dan wawancara, penyebab
TEORI MOTIVASI DAN
masih bisa rendahnya motivasi belajar
PENGUKURANNYA
terlihat dari siswa adalah
(Analisis di bidang
kurang - motivasi belajar siswa
pendidikan). Jakarta:
bersemangat dapat dipengaruhi oleh
Bumi Aksara.
dalam berbagai faktor, seperti
mengikuti Uno (2017:23) Mengatakan faktor internal dan faktor
pembelajaran bahwa: “Motivasi belajar eksternal
yang sedang merupakan dorongan - Orang disekitar peserta
berlangsung internal dan eksternal didik yang memiliki latar
pada siswa-siswa yang belakang pendidikan
sedang belajar untuk yang cukup rendah
mengadakan perubahan - Kondisi lingkungan
tingkah laku, pada sekolah juga menjadi
umumnya dengan faktor penyebab
beberapa indikator atau rendahnya motivasi
unsur yang mendukung” belajar.
- Keluarga peserta didik
- Ahmad Aunur Rohman. merupakan korban
2019. Faktor-Faktor broken home.
yang Mempengaruhi - Orang tua yang kurang
Rendahnya Motivasi memperhatikan pola
Belajar Siswa Kelas XI. belajar peserta didik di
UIN Walisongo Semarang rumah dan seakan lepas
tangan untuk urusan
file:///C:/Users/desi_/Dow
belajar dan diserahkan
nloads/2651-7429-1-PB.pdf
sepenuhnya kepada
Ahmad Aunur Rohman pihak sekolah.
Mengatakan bahwa: “ - Keadaan ekonomi
Motivasi dan belajar keluarga yang
merupakan dua hal yang menyebabkan peserta
saling berkaitan dan didik membantu
memiliki daya pengaruh orangtua mencari
yang kuat satu dengan nafkah, misalnya
yang lain. Motivasi belajar orangtua yang berdagang
muncul karena adanya atau warung, peserta
faktor intrinsik, yaitu didik tersebut ikut
berupa hasrat dan berjualan sampai larut
keinginan untuk berhasil malam
serta dorongan kebutuhan
belajar. Faktor
ekstrinsiknya yaitu adanya
pengakuan terhadap
lingkungan belajar yang
kondusif, nyaman dan
menarik. Motivasi belajar
pada hakikatnya adalah
dorongan internal dan
eksternal pada siswa
dengan indikator-indikator
yang mendukung

- Dwi Tri Santosa dan


Tawardjono Us. 2016.
Faktor-Faktor Penyebab
Rendahnya Motivasi
Belajar dan Solusi
Penanganan Pada Siswa
Kelas XI Jurusan Teknik
Sepeda Motor. Jurusan
Pendidikan Teknik
Otomotif FT UNY. Edisi
XIII, Nomor 2

https://journal.student.un
y.ac.id/index.php/otomotif
-
s1/article/viewFile/2896/2
504

Menurut Dwi Tri Santosa


dan Tawardjono Us yang
mengatakan bahwa:
“Setiap siswa memiliki
tingkat motivasi belajar
yang berbeda-beda Ketika
mengikuti kegiatan belajar
di sekolah tergantung dari
kebutuhan yang akan
dicapai. Perbedaan Tingkat
motivasi belajar siswa
menjadi permasalahan
untuk mencapai tujuan
pembelajaran di sekolah.
Tanpa adanya tingkat
motivasi belajar tinggi pada
siswa, maka pembelajaran
tidak akan berjalan efektif,
sehingga motivasi belajar
siswa harus diperhatikan
untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Faktor-
faktor yang menyebabkan
rendahnya motivasi belajar
siswa kelas XI Jurusan
Teknik Sepeda Motor SMK
Muhammadiyah 1
Bambanglipuro ditinjau
dari faktor instrinsik
dengan indikator cita-cita
siswa, kemampuan siswa,
kondisi siswa dan ditinjau
dari faktor ekstrinsik
dengan indikator kondisi
lingkungan siswa unsur-
unsur dinamis dalam
belajar dan pembelajaran,
upaya guru dalam
membelajarkan siswa”.

- Dwi Tri Santosa dan


Tawardjono Us. 2016.
Faktor-Faktor Penyebab
Rendahnya Motivasi
Belajar dan Solusi
Penanganan Pada Siswa
Kelas XI Jurusan Teknik
Sepeda Motor. Jurusan
Pendidikan Teknik
Otomotif FT UNY. Edisi
XIII, Nomor 2

https://journal.student.un
y.ac.id/index.php/otomotif
-
s1/article/viewFile/2896/2
504

Faktor penyebab
rendahnya motivasi belajar
peserta didik di SD
Aisyiyah Surya Ceria
Karanganyar adalah dari
kondisi peserta didik dan
lingkungan. Kondisi
peserta didik berupa
kondisi fisik seperti peserta
didik yang kurang sehat
misalnya deman, batuk,
pilek maka pembelajaran
tidak dapat diserap dengan
baik oleh peserta didik.
Selain kondisi fisik, kondisi
mental atau emosional
peserta didik juga menjadi
salah satu penyebab
rendahnya motivasi
belajar. Saat peserta didik
dalam kondisi emsional
yang tidak stabil maupun
seimbang, maka peserta
didik akan cenderung
mudah bosan atau jenuh.

Sedangkan faktor dari


lingkungan dapat berupa
kondisi lingkungan
keluarga dimana peserta
didik merupakan korban
broken home, orang tua
yang kurang
memperhatikan pola
belajar peserta didik di
rumah dan seakan lepas
tangan untuk urusan
belajar dan diserahkan
sepenuhnya kepada pihak
sekolah. Kondisi
lingkungan masyarakat
juga dapat menjadi faktor
penyebab rendahnya
motivasi belajar dimana
orang sekitar peserta didik
yang memiliki latar
belakang pendidikan yang
cukup rendah. Selain itu,
kondisi lingkungan sekolah
juga menjadi faktor
penyebab rendahnya
motivasi belajar seperti
kondisi ruang kelas yang
kurang

kondusif dan penggunaan


media belajar yang minim
serta segala kegiatan yang
berlangsung di sekolah.
Maka

dapat disimpulkan bahwa


faktor yang mempengaruhi
tinggi rendahnya motivasi
belajar yaitu kondisi
peserta

didik yang merupakan


faktor internal dan kondisi
lingkungan merupakan
faktor eksternal

WAWANCARA

1. Teman Sejawat
Tetti Herawati Harahap,
S.Pd (56 Tahun)
Guru Mata Pelajaran
PPKn
Sabtu, 06 Januari 2023
Pukul 11.00 WIB

https://drive.google.com/fi
le/d/1McsXzhEP9dTP-
EqvQE7VJZ-
wPghe44MC/view?usp=sha
ring (Video Wawancara)

Motivasi belajar peserta


didik sangat berpengaruh
dari lingkungan keluarga,
karena motivasi yang
didapatkan dari keluarga
bisa mempengaruhi cara
belajarnya di sekolah, jadi
seperti permasalah di
sekolah kita ini masih
banyak peserta didik yang
kurang diperhatikan di
rumah karena faktor
orangtua yang bercerai
sehingga peserta didik ini
kurang kasih sayang atau
kurang perhatian.

WAWANCARA

Pakar (Tim PKP SMAN 1


Angkola Barat)
Mariam Sagala, S.Pd (49
Tahun) Guru Mata
Pelajaran Biologi
Sabtu, 06 Januari 2023
Pukul 12.30 WIB
https://drive.google.com/fi
le/d/1oEDVxGxateZPy7ox
VlwWzZPVZa-
Npqs2/view?usp=sharing
(Video Wawancara)

Motivasi belajar peserta


didik sangat berpengaruh
dari lingkungan keluarga.
Banyak faktor yang
mempengaruhi motivasi
belajar diri siswa dari
keluarga misalnya

1. Orantua yang
bermasalah atau
orangtua bercerai,
2. keadaan ekonomi
keluarga yang
menyebabkan peserta
didik membantu
orangtua mencari
nafkah, misalnya
orangtua yang
berdagang atau
warung, peserta didik
tersebut ikut berjualan
sampai larut malam.
3. Orangtua yang sibuk
bekerja sehingga tidak
sempat menanyakan
keadaan peserta didik
4. Orangtua yang sudah
mematahkan semangat
belajar anaknya dengan
mengatakan bahwa
sekolah hanya sampai
jenjang SMA, sehingga
tidak bersemangat lagi
karena tidak bisa
melanjutkan
perkuliahan

2 Kurang efektif KAJIAN LITERATUR Kurang efektif dalam


dalam penggunaan Model
- Indah Fajar Friani,
penggunaan
Sulaiman, Mislinawati.
Model 2017. Kendala Guru pembelajaran bisa
pembelajaran Dalam menerapkan disebabkan hal-hal seperti
Model Pembelajaran Pada - guru belum belajar
Pembelajaran Tematik mengenai model
Berdasarkan Kurikulum pembelajaran yang
2013 di SD Negeri 2 Kota digunakan
Banda Aceh. Universitas - Belum memiliki
Syiah Kuala. Jurnal prosedur yang
Ilmiah Pendidikan Guru sistematik
Sekolah Dasar. FKIP - Perancangan model
Unsyiah Volume 2 Nomor pembelajaran belum
1, 88-97 maksimal

https://media.neliti.com/
media/publications/18814
3-ID-kendala-guru-
dalammenerapkan-model-
pembe.pdf

Penggunaan model
pembelajaran yang tepat
merupakan salah satu
penentu keberhasilan
dalam kegiatan
pembelajaran yang
dilakukan oleh guru.
Dengan demikian, guru
dapat memilih jenis-jenis
model pembelajaran yang
sesuai demi tercapainya
tujuan pembelajaran yang
diharapkan

- Wahyuati, Sartono, 2012.


Metode Pembelajaran
Inovatif. Jakarta:
Grasindo.

Menurut Sartono Wahyuati


(2012) suatu model
mengajar dianggap baik
apabila memiliki ciri – ciri
sebagai berikut :
1. Memiliki prosedur yang
sistematik untuk
memodifikasi prilaku
siswa
2. Hasil belajar yang
ditetapkan secara
khusus yaitu :
perubahan prilaku positif
siswa
3. Penetapan lingkungan
belajar secara khusus
dan kondusif
4. Ukuran keberhasilan
siswa setelah mengikuti
pembelajaran sehingga
bisa menetapkan kriteria
keberhasilan dalam
proses belajar mengajar.
5. Interaksi dengan
lingkungan agar
mendorong siswa lebih
aktif dalam
lingkungannya

- Rilla, Wahana. 2019.


Kendala Guru Penerapan
Model Pembelajaran
Creative Problem Solving
(CPS) untuk
Meningkatkan
Kemampuan High Order
Thinking Skills (HOTS)
dalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia pada
Kompetensi Teks
Deskripsi Kelas VI.
Program Studi Magister
Pendidikan Bahasa
Indonesia, Universitas
Bengkulu.
file:///C:/Users/desi_/D
ownloads/admin_lptik,+
33-
Artikel+Rilla+Wahana.pd
f
Model pembelajaran adalah
suatu gaya atau pola yang
digunakan dalam
pembelajaran. Dalam
pembelajaran terdapat
banyak model
pembelajaran yang biasa
digunakan dan diterapkan
sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang telah
dirancang sebelumnya.

- Abas Asyafah. 2019.


MENIMBANG MODEL
PEMBELAJARAN (Kajian
Teoretis-Kritis atas Model
Pembelajaran dalam
Pendidikan Islam).
Universitas Pendidikan
Indonesia (UPI),
Indonesia. Vol. 6 No. 1,
Mei 2019 (pp. 19-32)
file:///C:/Users/desi_/D
ownloads/20569-43706-
1-SM.pdf

Model pembelajaran
merupakan salah satu
komponen penting dalam
pembelajaran. Ada
beberapa alas an
pentingnya pengembangan
model pembelajaran, yaitu:
a) model pembelajaran yang
efektif sangat membantu
dalam proses pembelajaran
sehingga tujuan
pembelajaran lebih mudah
tercapai, b) model
pembelajaran dapat
memberikan informasi yang
berguna bagi peserta didik
dalam proses
pembelajarannya, c) variasi
model pembelajaran dapat
memberikan gairah belajar
peserta didik, menghindari
rasa bosan, dan akan
berimplikasi pada minat
serta motivasi peserta didik
dalam mengikuti proses
pembelajaran, d)
mengembangkan ragam
model pembelajaran sangat
urgen karena adanya
perbedaan karakteristik,
kepribadian, kebiasaan-
kebiasaan cara belajar para
peserta didik, e)
kemampuan dosen/guru
dalam menggunakan model
pembelajaran pun
beragam, dan mereka tidak
terpaku hanya pada model
tertentu, dan f) tuntutan
bagi dosen/guru
profesional memiliki
motivasi dan semangat
pembaharuan dalam
menjalankan
tugas/profesinya

WAWANCARA

Pakar (Tim PKP SMAN 1


Angkola Barat)
Asri, S.Pd (55 Tahun) Guru
Mata Pelajaran Matematika
Sabtu, 06 Januari 2023
Pukul 13.00 WIB
Model Pembelajaran Efektif
bisa dikatakan yaitu
dengan guru mempelajari
model pembelajaran yang
akan dipakai, selain itu
mempersiapkan perangkat
pembelajaran sesuai
dengan kebutuhan murid,
sekaligus mempersiapkan
asesmen, serta guru harus
belajar sebelum mengajar.

Anda mungkin juga menyukai