Anda di halaman 1dari 21

LK 2.1.

EKSPLORASI PENYEBAB MASALAH


Nama Mahasiswa : AGUS SUSANTO, S.Pd
Nomor UKG : 201500627695
Asal Institusi : SD Negeri Tangkelak Kecamatan Orong Telu Kabupaten Sumbawa

Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah

Analisis Eksplorasi Penyebab


No Masalah Yang Telah Diidentifikasi Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah
Masalah
1. Kurangnya motivasi belajar peserta didik Kajian Literatur
kelas 6 (enam) mata pelajaran Bahasa 1. Menurut Nisa, dkk. (2021) bahwa motivasi belajar peserta Setelah dilakukan analisis terhadap
indonesia di SD Negeri Tangkelak didik rendah disebabkan oleh faktor internal dan eksternal hasil kajian literatur dan hasil
Kecamatan Orong Telu peserta didik. Faktor internal peserta didik meliputi wawancara, dapat disimpulkan
kejenuhan, minat belajar, kesehatan fisik dan mental. bahwa masalah motivasi belajar
Sedangkan faktor eksternal pesrta didik adalah keadaan siswa masih rendah dikarenakan:
keluarga, lingkungan di rumah, dan sarana prasarana yang 1. Faktor internal yaitu: faktor
ada di sekolah kurang. yang datang dari peserta didik
itu sendiri, contohnya, peserta
Sumber : didik tidak fokus dalam
https://uia.ejournal.id/akademika/article/download/1271/789/ pembelajaran pada saat guru
Diakses pada tanggal 6 Januari 2024 menerangkan.
2. Faktor eksternal yaitu, faktor
2. Menurut Defany Dwi Rahmadhani, M. Ridwan Sutisna yang datang dari luar /
(2023), Faktor yang mempengaruhi kurangnya motivasi lingkungan yaitu lingkungan
belajar terdiri dari : faktor intern yang berpengaruh pada keluarga yang kurang
proses belajar seperti : sikap terhadap belajar, motivasi mendukung dalam proses
belajar, konsentrasi belajar, mengolah bahan belajar, pendidikan.
menyimpan perolehan hasil belajar, menggali hasil belajar 3. Media pembelajaran untuk
yang tersimpan, kemampuan berprestasi atau untuk hasil meningkatkan motivasi peserta
belajar, rasa percaya diri peserta didik, intelegensi dan didik yang digunakan kurang
keberhasilan belajar, kebiasaan peserta didik serta cita-cita beragam.
peserta didik. Adapun faktor eksternal yang berpengaruh
pada proses belajar seperti : guru sebagai pembina peserta
didik dalam belajar, prasarana dan sarana pembelajaran,
kebijakan penilaian, lingkungan social peserta didik di
sekolah dan kurikulum di sekolah.
Sumber :
https://ejournal.iaimbima.ac.id/index.php/eL-
Muhbib/article/download/1352/820
Diakses pada tanggal 6 Januari 2024

Sumber Wawancara :
Kepala Sekolah
Narasumber : Yahya, S.Pd
Jabatan : Kepala SDN Tangkelak Kec. Orong Telu
Waktu : Sabtu, 6 Januari 2024
Dari hasil wawancara bersama Bapak Yahya, S.Pd., penyebab
motivasi belajar peserta didik masih rendah karena :
a. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan kurang bervariasi.
b. Media pembelajaran yang digunakan kurang beragam.

Bukti Dokumentasi Wawancara :


Sumber Wawancara :
Rekan Sejawat (Guru)
Narasumber : Heny Handayati, S.Pd
Jabatan : Guru Penggerak
Waktu : Sabtu, 6 Januari 2024
Dari hasil wawancara yang dilakukan bersama Ibu Heny
Handayati, S.Pd., penyebab motivasi belajar peserta didik masih
rendah karena media belajar yang digunakan oleh guru dalam
kegiatan pembelajaran kurang interaktif.

Bukti Dokumentasi Wawancara :

Sumber Wawancara :
Pengawas Sekolah
Narasumber : Abdurrazak, S.pd
Jabatan : Pengawas SD Kec. Orong Telu
Waktu : Sabtu, 6 Januari 2024
Dari hasil wawancara yang dilakukan bersama Bapak
Abdurrazak, S.Pd., penyebab motivasi belajar peserta didik
kelas 6 masih rendah karena kurangnya kemampuan guru dalam
menciptakan kelas yang kondusif dan menyenangkan.

Bukti Dokumentasi Wawancara :

Sumber Wawancara :
Pakar Pendidikan
Narasumber : Prof. H. Iwan Jazadi,S.Pd.,M.Ed., Ph.D
Jabatan : Pakar Pendidikan Kab. Sumbawa
Waktu : Sabtu, 6 Januari 2024
Dari hasil wawancara yang dilakukan bersama Bapak Prof. H.
Iwan Jazadi,S.Pd., M.Ed.,Ph.D, penyebab motivasi belajar
peserta didik kelas 6 masih rendah karena cara guru ketika
mengajar tidak menarik dan peserta didik kurang dilibatkan
dalam pembelajaran.
Bukti Dokumentasi Wawancara :

2. Kemampuan dasar peserta didik dalam Kajian Literatur


memahami matematika atau berhitung 1. Menurut Mukminah, Hirlan, Sriyani (2021), bahwa kesulitan Setelah dilakukan analisis terhadap
masih rendah pada siswa kelas 6 SD belajar berhitung yang dialami peserta didik pada mata hasil kajian literatur dan hasil
Negeri Tangkelak Kec. Orong Telu pelajaran matematika kelas 6 SDN Tangkelak adalah wawancara, dapat disimpulkan
diantaranya peserta didik kesulitan dalam memahami konsep bahwa kemampuan dasar perta
matematika kesulitan dalam perhitungan seperti kesulitan didik dalam memahami
dalam perhitungan dengan tanda hitung (x dan +), kesulitan matematika atau berhitung masih
cara menghitung pembagian, kesulitan dalam mengerjakan rendah peserta didik dipengaruhi
bentuk pecahan persen, kesulitan dalam menghitung oleh faktor-faktor antara lain :
penjumlahan pecahan. 1. peserta didik sering merasa
bosan saat mengikuti kegiatan
Sumber : pembelajaran dan apabila
https://unu-ntb.e-journal.id/pacu/article/view/66 peserta didik sedang bosan.
Diakses pada tanggal 6 Januari 2024
2. Febia Hardianti, Desy Angling Riyansi, Resti Komala Sari 2. Sering emosi atau marah pada
(2023), bahwa peserta didik berkesulitan belajar matematika saat tidak bisa mengerjakan
sering melakukan kekeliruan dalam belajar berhitung dan soal atau kesulitan dalam
kekeliruan dalam menyelesaikan soal bilangan. Kesulitan memahami materi pelajaran
yang sering dialami oleh peserta didik yaitu kesulitan saat yang sulit.
mengerjakan soal bilangan karena kurang mampu memahami 3. Lemahnya kemampuan
maksud soal dan kebingungan saat menentukan operasi berhitung awal pesrta didik
hitung yang akan dipakai. dalam proses kegiatan
Sumber : pembelajaran diantaranya
http://journal-mandiracendikia.com/index.php/ peserta didik masih belum
mdi/article/view/369 memahami konsep dan
Diakses pada tanggal 6 Januari 2024 menghafal operasi hitung
perkalian dan pembagian.
Sumber Wawancara :
Kepala Sekolah
Narasumber : Yahya, S.Pd
Jabatan : Kepala SDN Tangkelak Kec. Orong Telu
Waktu : Sabtu, 6 Januari 2024
Dari hasil wawancara bersama Bapak Yahya, S.Pd.,
mengatakan bahwa kemampuan dasar peserta didik dalam
memahami matematika atau berhitung masih rendah peserta
didik dikarenakan minat peserta didik terhadap pembelajaran
tersebut rendah sehingga dalam mengikuti kegiatan belajar di
kelas kurang bersemangat.
Bukti Dokumentasi Wawancara :
Sumber Wawancara :
Rekan Sejawat (Guru)
Narasumber : Abdul Samad, S.Pd
Jabatan : Guru
Waktu : Sabtu, 6 Januari 2024
Dari hasil wawancara yang dilakukan bersama Ibu Heny
Handayati, S.Pd., menjelaskan bahwa kemampuan dasar peserta
didik dalam memahami matematika atau berhitung masih rendah
peserta didik dikarenakan peserta didik sering merasa bosan saat
mengikuti kegiatan pembelajaran dan apabila peserta didik
sedang bosan atau kurang berminat dengan materi yang
diajarkan guru, maka peserta didik lebih memilih untuk
melakukan kegiatan seperti bergambar, mengobrol atau bermain
dengan teman.

Bukti Dokumentasi Wawancara :

Sumber Wawancara :
Pengawas Sekolah
Narasumber : Abdurrazak, S.pd
Jabatan : Pengawas SD Kec. Orong Telu
Waktu : Sabtu, 6 Januari 2024
Dari hasil wawancara yang dilakukan bersama Bapak
Abdurrazak, S.Pd., menyampaikan bahwa kemampuan dasar
peserta didik dalam memahami matematika atau berhitung
masih rendah peserta didik disebabkan peserta didik kesulitan
dalam belajar terlihat sering emosi atau marah pada saat tidak
bisa mengerjakan soal atau kesulitan dalam memahami materi
pelajaran yang sulit. Oleh karena itu, kondisi peserta didik secara
mental juga berpengaruh dalam kesulitan belajar mata pelajaran
matematika.

Bukti Dokumentasi :
Sumber Wawancara :
Pakar Pendidikan
Narasumber : Prof. H. Iwan Jazadi, S.Pd. M.Ed.Ph.D.
Jabatan : Pakar Pendidikan Kab. Sumbawa
Waktu : Sabtu, 6 Januari 2024
Dari hasil wawancara yang dilakukan bersama Bapak Prof. H.
Iwan Jazadi,S.Pd.,M.Ed.,Ph.D., mengungkapkan bahwa
kemampuan dasar peserta didik dalam memahami matematika
atau berhitung masih rendah peserta didik dipengaruhi oleh
lemahnya kemampuan berhitung awal peserta didik dalam
proses kegiatan pembelajaran diantaranya peserta didik masih
belum memahami konsep dan menghafal operasi hitung
perkalian dan pembagian, peserta didik masih bingung tentang
konsep dasar dari faktor dan kelipatan bilangan,peserta didik
yang masih kurang memperhatikan guru pada saat proses
pembelajaran, masih banyaknya peserta didik yang bercanda dan
berbicara dengan temannya daripada mengerjakan tugas yang
telah diberikan guru.

Bukti Dokumentasi :
3. Kurang terjalinnya komunikasi antara Kajian Literatur
orang tua peserta dengan dengan guru di 1. Menurut K Syahrani (2019) bahwa orang tua peserta didik Setelah melakukan analisis
SD Negeri Tangkelak Kec. Orong Telu kurang mendukung proses pembelajaran di sekolah karena berdasarkan kajian literatur dan
faktor orang tua yang sibuk bekerja dan tidak banyak hasil wawancara, maka
meluangkan waktu untuk anaknya sehingga kurang disimpulkan bahwa penyebab
memberikan perhatian kepada anaknya dalam proses orang tua siswa kurang mendukung
pembelajaran di sekolah sehingga menyebabkan rendahnya proses pembelajaran disekolah
motivasi belajar peserta didik. dikarenakan:
1. Orang tua sibuk bekerja
Sumber : sehingga tidak sempat
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/download/114 meluangkan waktu untuk
21/10823 memberi perhatian kepada
Diakses pada tanggal 6 Januari 2024 anaknya.
2. Orang tua belum memandang
2. Menurut Mardiya (2000) faktor penyebab orang tua peserta bahwa keluarga merupakan
didik kurang mendukung proses pembelajaran di sekolah sumber pendidikan yang paling
karena kurangnya komunikasi antara sekolah dan orangtua utama
sehingga terjadi ketidak sepahaman dalam proses mendidik 3. Kurangnya SDM orang tua
perta didik. membuat orang tua tidak paham
pentingnya pendidikan.
Sumber : 4. Guru kurang melibatkan orang
https://jurnal.unismuhpalu.ac.id/index.php/JKS/article/downloa tua dalam proses pembelajaran
d/1830/1578/
Di akses pada tanggal 6 Januari 2024

Sumber Wawancara :
Kepala Sekolah
Narasumber : Yahya, S.Pd
Jabatan : Kepala SDN Tangkelak Kec. Orong Telu
Waktu : Sabtu, 6 Januari 2024
Dari hasil wawancara bersama Bapak Yahya, S.Pd., penyebab
komunikasi antara guru dan orang tua peserta didik belum
maksimal dikarenakan orang tua sibuk dengan urusannya sendiri
serta Sumber Daya Manusia (SDM) yang rendah.

Bukti Dokumentasi Wawancara :

Sumber Wawancara :
Rekan Sejawat (Guru)
Narasumber : Juhri Muslim, S.Pd
Jabatan : Guru
Waktu : Sabtu, 6 Januari 2024
Dari hasil wawancara yang dilakukan bersama Ibu Heny
Handayati, S.Pd., penyebab komunikasi antara guru dan orang
tua perta didik belum maksimal dikarenakan orang tua kurang
bertanggungjawab dalam hal pendidikan.

Dokumentasi Wawancara :
Sumber Wawancara :
Pengawas Sekolah
Narasumber : Abdurrazak, S.pd
Jabatan : Pengawas SD Kec. Orong Telu
Waktu : Sabtu, 6 Januari 2024
Dari hasil wawancara yang dilakukan bersama Bapak
Abdurrazak, S.Pd., penyebab komunikasi antara guru dan orang
tua perta didik belum maksimal dikarena orang tua mengalami
kesulitan dalam memahami perilaku anak-anaknya.

Bukti Dokumentasi :
Sumber Wawancara :
Pakar Pendidikan
Narasumber : Prof. H. Iwan Jazadi,S.Pd.,M.Ed.,Ph.D
Jabatan : Pakar Pendidikan Kab. Sumbawa
Waktu : Sabtu, 6 Januari 2024
Dari hasil wawancara yang dilakukan bersama Bapak Prof. H.
Iwan Jazadi,S.Pd.,M.Ed., Ph.D, penyebab komunikasi antara
guru dan orang tua peserta didik belum maksimal dikarenakan
kebanyakan orang tua perta didik bercerai (broken home)
sehingga proses pembelajaran peserta didik tidak terkontrol
dengan baik.

Bukti Dokumentasi :
4. Belum maksimalnya penerapan model- Kajian Literatur : Setelah melakukan analisis
model pembelajaran inovatif pada mata 1. Menurut Ade Koesnandar (2019) kesulitan menerapkan berdasarkan kajian literatur dan
pelajaran Bahasa Indonesia kelas 6 model pembelajaran inovatif karena beberapa kondisi antara hasil wawancara maka disimpulkan
lain: bahwa penyebab guru belum
a. Kurangnya dukungan sarana dan prasarana maksimal mengimplementasikan
b. Kurangnya contoh-contoh pembelajaran inovatif yang model-model pembelajaran
sesuai kondisi masing-masing inovatif adalah :
c. Kurangnya pelatihan implementasi model pembelajaran 1. Guru belum menguasai model
inovatif pembelajaran inovatif.
d. Lemahnya pemahaman guru terhadap konsep model 2. Terbatasnya sarana dan
pembelajaran inovatif. prasarana di sekolah seperti
jaringan internet dan proyektor
Sumber : dan listrik.
https://jurnalkwangsan.kemdikbud.go.id/index.php/jurnalkwan 3. peserta didik belum mampu
gsan/article/download/121/pdf memahami materi pembelaran
Diakses pada tanggal 6 Januari 2024 yang disampaikan oleh guru
saat dalam kelas dengan
2. Tibahary dan Muliana (2018) berpendapat bahwa faktor mengunakan alat peraga saat
penyebab Guru belum maksimal mengimplementasikan megajar.
model-model pembelajaran inovatif yaitu guru belum 4. Kurangnya pelatihan
mengimplementasikan model-model pembelajaran yang implementasi model
berpusat pada peserta didik. Sudah saatnya guru pembelajaran inovatif jadi
mengimplementasikan model-model pembelajaran berpusat peserta didik canggung saat di
pada peserta didik sebagai salah satu inovasi pembelajaran ajar.
yang menjadikan peserta didik sebagai sentral pendidikan.
Sumber :
https://media.neliti.com/media/publications/322093-model-
model-pembelajaran-inovatif-0b0c9f0f.pdf
Diakses pada tanggal 6 Januari 2024
Sumber Wawancara :
Kepala Sekolah
Narasumber : Yahya, S.Pd
Jabatan : Kepala SDN Tangkelak Kec. Orong Telu
Waktu : Sabtu, 6 Januari 2024
Dari hasil wawancara bersama Bapak Yahya, S.Pd., faktor
belum maksimalnya penerapan model-model pembelajaran
inovatif dikarenakan guru kurang inovatif dalam pembelajaran
dan terlalu nyaman dengan menggunakan satu metode
pembelajaran saat mengajar peserta didik.

Dokumentasi Wawancara :

Sumber Wawancara :
Rekan Sejawat (Guru)
Narasumber : Heny Handayati, S.Pd
Jabatan : Guru Penggerak
Waktu : Sabtu, 6 Januari 2024
Dari hasil wawancara yang dilakukan bersama Ibu Heny
Handayati, S.Pd., hal yang menyebabkan belum maksimalnya
penerapan model-model pembelajaran inovatif dikarenakan
peserta didik belum mampu memahami materi pembelaran yang
disampaikan dengan mengunakan alat peraga karena jarang di
pakai alat peraga saat mengajar peserta didik.
Bukti Dokumentasi Wawancara :

Sumber Wawancara :
Pengawas Sekolah
Narasumber : Abdurrazak, S.Pd
Jabatan : Pengawas SD Kec. Orong Telu
Waktu : Sabtu, 6 Januari 2024
Dari hasil wawancara yang dilakukan bersama Bapak
Abdurrazak, S.Pd., belum maksimalnya penerapan model-model
pembelajaran inovatif dikarenakan model atau metode yang
diterapkan oleh guru dalam mengajar tidak sesuai dengan
karakteristik materi yang diajarkan kepada peserta didik.
Bukti Dokumentasi :

Sumber Wawancara :
Pakar Pendidikan
Narasumber : Prof. H. Iwan Jazadi,S.Pd.,M.Ed.,Ph.D
Jabatan : Pakar Pendidikan Kab. Sumbawa
Waktu : Sabtu , 6 Januari 2024
Dari hasil wawancara yang dilakukan bersama Bapak Prof. H. Iwan
Jazadi,S.Pd.,M.Ed.,Ph.D, faktor penyebab guru kurang memahami
model pembelajaran yang digunakan dalam mengajar dikarenakan
guru kurang memahami model pembelajaran yang digunakan saat
memberi soal kepada peserta didik.
Bukti Dokumentasi :
5. Peserta didik masih belum memahami / Kajian Literatur :
terbiasa dengan materi HOTS yang 1. Tri Nuraini & Julianto (2022) berpendapat bahwa faktor yang Setelah melakukan analisis
disampaikan oleh guru kelas 6 di SD dapat menyebabkan peserta didik kelas 6 mengalami berdasarkan kajian literatur dan
Negeri Tangkelak Kec. Orong Telu kesulitan dalam menyelesaikan soal berbasis HOTS, yaitu hasil wawancara maka disimpulkan
karena peserta didik yang belum terbiasa dalam bahwa penyebab peserta didik
menyelesaikan soal berbasis HOTS, peserta didik masih masih belum memahami/terbiasa
memerlukan bantuan orang lain dalam menyelesaikan soal, dengan materi HOTS peserta didik
kesulitan dalam memahami kalimat atau maksud dari soal, kelas 6 SD adalah :
kurang teliti dalam membaca dan memahami soal, serta 1. Belum terbiasa dalam
pemahaman materi yang kurang. Dalam menyelesaikan soal menyelesaikan soal berbasis
HOTS terkadang guru perlu memberi stimulus pada peserta HOTS
didik agar peserta didik dapat menyelesaikan soal HOTS 2. Masih memerlukan bantuan
tersebut. orang lain dalam menyelesaikan
soal.
Sumber : 3. Kesulitan dalam memahami
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-penelitian- kalimat atau maksud dari soal,
pgsd/article/view/44430 4. Kurang teliti dalam membaca
Diakses pada tanggal 6 Januari 2024 dan memahami soal, serta
pemahaman materi yang kurang.
2. Fida Hariani, Muhammad Tahir, Itsna Oktaviyanti (2023), 5. Kesulitan dalam menentukan
bahwa kesulitan yang dihadapi peserta didik dalam pilihan jawaban, dan kesulitan
mengerjakan soal HOTS diantaranya kesulitan memahami konsentrasi dalam mengerjakan
perintah soal, kesulitan memahami arti gambar, kesulitan soal.
memahami pilihan jawaban, kesulitan mengetahui arti kata,
kesulitan menyesuaikan daftar kata pada soal dengan pilihan
jawaban, kesulitan dalam memberikan saran atau solusi,
kesulitan dalam menentukan pilihan jawaban, dan kesulitan
konsentrasi dalam mengerjakan soal.

Sumber :
https://jipp.unram.ac.id/index.php/jipp/article/download/1096/6
99/5183
Diakses pada tanggal 6 Januari 2024
Sumber Wawancara :
Kepala Sekolah
Narasumber : Yahya, S.Pd
Jabatan : Kepala SDN Tangkelak Kec. Orong Telu
Waktu : Sabtu 6 Januari 2024
Dari hasil wawancara bersama Bapak Yahya, S.Pd., penyebab peserta
didik masih belum memahami/terbiasa dengan materi HOTS karena
siswa yang tidak memahami materi dan siswa yang tidak mengerti
perintah soal. Masalah tidak hanya terjadi dari siswanya tetapi juga
disebabkan oleh guru yang tidak menjelaskan dan tidak membiasakan
siswa dalam mengerjakan soal HOTS. Penyebab guru yang tidak
membiasakan pembelajaran dan soal HOTS kepada peserta didik,
disebabkan oleh kurangnya pelatihan tentang HOTS yang diberikan
kepada guru contohnya tidak perna ikut seminar,atau pelatihan
webinar.
Bukti Dokumentasi Wawancara :

Sumber Wawancara :
Rekan Sejawat (Guru)
Narasumber : Juhri Muslim, S.Pd
Jabatan : Guru
Waktu : Sabtu 6 Januari 2024
Dari hasil wawancara yang dilakukan bersama Ibu Heny
Handayati, S.Pd., penyebab peserta didik masih belum
memahami/terbiasa dengan materi HOTS karena masalah waktu
yang terbatas dalam proses pembelajaran, siswa yang kurang
memahami pembelajaran HOTS, media dan buku pelajaran yang
masih kurang jadi peserta didik saling bergantian membacanya.

Bukti Dokumentasi Wawancara :

Sumber Wawancara :
Pengawas Sekolah
Narasumber : Abdurrazak, S.pd
Jabatan : Pengawas SD Kec. Orong Telu
Waktu : Sabtu, 6 Januari 2024
Dari hasil wawancara yang dilakukan bersama Bapak
Abdurrazak, S.Pd., penyebab peserta didik masih belum
memahami/terbiasa dengan materi HOTS karena tidak terbiasa
dalam menyelesaikan soal HOTS, kurangnya pemahaman
materi, kurang memahami kalimat dalam soal, serta kurang teliti
dalam membaca dan memahami soal yang di beri oleh guru.
Bukti Dokumentasi :

Sumber Wawancara :
Pakar Pendidikan
Narasumber : Prof. H. Iwan Jazadi,S.Pd.,M.Ed., Ph.D
Jabatan : Pakar Pendidikan Kab. Sumbawa
Waktu : Sabtu, 6 Januari 2024
Dari hasil wawancara yang dilakukan bersama Bapak Prof. H.
Iwan Jazadi, S.Pd.,M.Ed., Ph.D, penyebab peserta didik masih
belum memahami/terbiasa dengan materi HOTS karena
kurangnya alokasi waktu untuk belajar,peserta didik yang belum
terbiasa berfikir tingkat tinggi karena terbilang cukup baru
mengenal pembelajaran HOTS.
Bukti Dokumentasi :

Anda mungkin juga menyukai