Anda di halaman 1dari 16

Ujian Akhir Semester Agama Islam

Vaksinasi Dalam Pandangan Islam Dalam Perspektif


Sejarah dan Kontemporer

Dosen Pengampu:

Safari Hasan, S.IP MMRS

Disusun Oleh :

Anisa Nabila Dwipuutri (10323017)

S1 KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS TEKNOLOGI MANAJEMEN KESEHATAN

INSTITUT KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

TAHUN 2023/2024
Vaksinasi Dalam Pandangan Islam

Vaksin adalah sediaan biologis yang digunakan untuk menghasilkan


kekebalan adaptif terhadap penyakit infeksi tertentu. Biasanya, vaksin
mengandung agen atau zat yang menyerupai mikroorganisme penyebab
penyakit dan sering kali dibuat dari mikroorganisme yang dilemahkan atau
dimatikan, dari toksinnya, atau dari salah satu protein permukaannya. Agen
dalam vaksin merangsang sistem imun agar dapat mengenali agen tersebut
sebagai ancaman, menghancurkannya, dan mengingatnya agar sistem imun
dapat kembali mengenali dan menghancurkan mikroorganisme yang
berhubungan dengan agen tersebut saat ditemui pada masa depan. Vaksin
dapat bersifat profilaksis (misalnya untuk mencegah atau memperbaiki dampak
akibat infeksi patogen pada masa depan) atau terapeutik (misalnya vaksin
terhadap kanker).(Wikipedia, n.d.)

Imunisasi adalah proses pemberian vaksin yang sering disebut dengan


vaksinasi. Dalam hal pencegahan penyakit menular, vaksinasi adalah strategi
yang paling berhasil. Penggunaan vaksinasi secara ekstensif telah mendorong
terbentuknya kekebalan kelompok (her (Nasution, 2020)d immunity), yang
membantu memberantas cacar secara global dan mengurangi prevalensi
sejumlah penyakit seperti polio, campak, dan tetanus di banyak wilayah di dunia.
Sejumlah penelitian dan verifikasi telah dilakukan mengenai efisiensi vaksinasi; di
antara vaksin yang terbukti berhasil adalah vaksin influenza, HPV, dan cacar air.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), vaksinasi saat ini tersedia untuk
25 kategori penyakit berbeda yang dapat dicegah.

Kata “vaksin” berasal dari “variolae vaccinae,” atau cacar sapi. Edward
Jenner, orang yang bertanggung jawab mengembangkan vaksinasi pertama dan
merumuskan konsep vaksin, pertama kali menggunakan frasa ini untuk
menggambarkan cacar sapi. Dalam bukunya tahun 1798 Investigasi Variolae
vaccinae, yang dikenal sebagai cacar sapi, ia menggunakan pernyataan ini untuk
menjelaskan mengapa cacar sapi melindungi terhadap cacar. Louis Pasteur
menyarankan pada tahun 1881 agar kata tersebut diperluas hingga mencakup
inokulasi pelindung, sebuah teknik baru yang sedang dikembangkan pada saat

1
itu, untuk menghormati Jenner. Vaksinologi adalah studi ilmiah tentang
pengembangan dan pembuatan vaksin.

Jika Edward Jenner dikenal sebagai “ Bapak Imologi” sebagai orang


yang memelopori konsep vaksin termasuk menciptakan vaksin cacar, dalam
Islam sendiri terdapat juga tokoh yaitu Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi
yang merupakan seorang pemimpin Islam pada masa puncak Islam. Orang
Eropa dan Barat menyebutnya sebagai Rhazes. Umur Syekh Abu Bakar ar-Razi
adalah 864–930. Pada tahun 251 H./865, beliau dilahirkan di Rayy, Teheran, Iran,
dan meninggal dunia pada tahun 313 H./925. Sejak muda, Ar-Razi telah
mempelajari sastra, kimia, filsafat, dan matematika. Dia dilatih di bawah Hunayn
bin Ishaq di sekolah kedokteran Baghdad.

Dalam bukunya Al-Judari wa Al-Hasbah, atau "Cacar dan Campak",


Muhammad bin Zakariya ar-Razi menerbitkan penjelasan mendalam tentang
cacar dan campak. sejenis wabah atau penyakit yang berbahaya, menular, dan
ganas.

“Cacar (cacar) muncul ketika darah terinfeksi dan mendidih sehingga


menyebabkan keluarnya uap,” kata Imam ar-Razi. Gelembung-gelembung kecil
berisi cairan darah matang yang muncul akibat keluarnya uap-uap tersebut.

Islam memiliki sejarah yang sangat panjang dalam hal vaksinasi. Nabi
Muhammad SAW memberikan banyak perhatian pada kesehatan dan
pengobatan pada masa awal Islam. Adapun hadits yang mencatat ajaran Nabi
Muhammad SAW ini memberikan anjuran dalam menjalani pola hidup sehat dan
mencegah penyakit. Misalnya, Nabi memberikan panduan tentang perilaku yang
baik, sanitasi, dan menjaga kebersihan diri dalam hadis. Berikut hadis-hadis
tentang kesehatan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW:

 Dalam menjaga kesehatan lingkungan


‫قَالَ َج َب ٍل ب ِْن ُم َعا ِذ َع ْن‬

َ ُ ‫ار َع ِة ْال َم َو ِار ِد ﻓِﻲ ْال َب َرازَ الث ﱠ َﻼثَ َة نَ ْال َم َﻼ ِع اتﱠقُوا َو َسﻠﱠ َم َعﻠَ ْي ِه ﱠ‬
ُ ‫ﺻﻠﱠﻰ ﱠ ِ َر‬
َ‫سو ُل قَال‬ ِ َ‫ق َوق‬ ‫الظ ِّل ﱠ‬
ِ ‫الط ِري‬ ّ ِ ‫َو‬

2
Dari Mu’adz bin Jabal, dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Takutlah kalian terhadap tiga hal yang terlaknat; buang air
besar di sumber air, tengah jalanan, dan tempat berteduh.”

 Ajaran bahwa makan berlebihan itu tidak sehat


َ ‫ب َم ْعدِي بْنَ ا ْل ِم ْق َد‬
‫ام‬ ‫قَالَ ا ْل ِك ْن ِد ﱠ‬
َ ‫ي ك َِر‬

ُ ‫ﺻﻠﱠﻰ ﱠ ِ َر‬
ُ‫سو َل َس ِم ْعت‬ َ ُ ‫ط ٍن ِم ْن شَرا ِو َعا ًء آ َد َم ابْنُ َم َﻸ َ َما يَقُو ُل َو َسﻠﱠ َم َعﻠَ ْي ِه ﱠ‬ ُ ‫يُ ِق ْمنَ أُ ُك َﻼتٌ آ َد َم اب ِْن َحس‬
ْ َ‫ْب ب‬
ُ‫ﺻ ْﻠ َبه‬
ُ ‫َﻻ َكانَ ﻓَإِ ْن‬

ُ ُ‫ط َع ٍام ﻓَثُﻠ‬


َ‫ث َم َحالَة‬ ُ ُ‫ب َوثُﻠ‬
َ ‫ث‬ ٌ ُ‫ِلنَ ْف ِس ِه َوثُﻠ‬
ٍ ‫ث ش ََرا‬

Al Miqdam bin Ma’di Karib Al kindi berkata; saya mendengar Rasulullah


Shallallahu’alaihiwasallam bersabda: “Tidaklah anak Adam mengisi
tempat yang lebih buruk dari perut. Cukuplah bagi anak Adam memakan
beberapa suap yang dapat menegakkan tulang rusuknya. Jika hal itu
tidak mungkin maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman
dan sepertiganya untuk bernafas.”

 Menjaga kebersihan gigi


‫ﻲ ه َُري َْرةَ أَبِﻲ َع ْن‬ ِ ‫َع ْنهُ ﱠ ُ َر‬
َ ‫ض‬

‫سو َل أَ ﱠن‬
ُ ‫ﺻﻠﱠﻰ ﱠ ِ َر‬ ُ َ‫اس َعﻠَﻰ أَ ْو أ ُ ﱠمتِﻲ َعﻠَﻰ أ‬
َ ُ ‫ش ﱠق أَ ْن لَ ْو َﻻ َقالَ َو َسﻠﱠ َم َعﻠَ ْي ِه ﱠ‬ ِ ‫اك َﻷ َ َم ْرت ُ ُه ْم النﱠ‬ ّ ِ ‫ُك ِّل َم َﻊ بِال‬
ِ ‫س َو‬
ٍ‫ﺻ َﻼة‬
َ

Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi


wasallam bersabda: “Sekiranya tidak memberatkan ummatku atau
manusia, niscaya aku akan perintahkan kepada mereka untuk bersiwak
(menggosok gigi) pada setiap kali hendak shalat.”( HR Bukhari dan
Muslim).

 Kebersihan sebagian dari iman


‫ي ِ َمالِكٍ أَبِﻲ َع ْن‬
ّ ‫ﻲ أَ ﱠن ْاﻷَ ْشعَ ِر‬
‫ﺻﻠﱠﻰ ﱠ ِ نَبِ ﱠ‬
َ ُ ‫ور قَالَ َو َسﻠﱠ َم َعﻠَ ْي ِه ﱠ‬
ُ ‫الط ُه‬ ْ ‫ان ش‬
‫َط ُر ﱡ‬ ِْ
ِ ‫اﻹي َم‬

3
Dari Abu Malik Al Asy’ari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“kebersihan adalah setengah keimanan.

Dalam perspektif sejarah, praktik vaksinasi atau konsep serupa dalam


Islam dapat dilihat pada awal peradaban Islam, walaupun saat itu istilah
“vaksinasi” belum muncul atau belum dikenal, namun prinsip kesehatan dan
pencegahan penyakit telah menjadi bagian dari integral dalam ajaran Islam
seperti yang dijelaskan pada hadits di atas. Dalam ajarannya Nabi Muhammad
SAW banyak yang akhirnya dijadikan sebagai pedoman dalam konsep-konsep
dalam kesehatan Islam, diantarannya:

 Perawatan dan Pemulihan Medis:


Islam sangat memperhatikan pengobatan dan penyembuhan. Terinspirasi
oleh keyakinan kesehatan Islam, rumah sakit pertama di dunia didirikan,
termasuk Rumah Sakit Ahmad ibn Tulun abad ke-9 di Kairo.

 Tibb Nabawi :
Istilah “Tibb Nabawi” atau “Pengobatan Nabi” menggambarkan
penerapan unsur alam yang diajarkan Nabi Muhammad SAW. Komponen
seperti madu, zaitun, dan jintan hitam dianggap menyehatkan.

 Pengobatan Tradisional:
Salah satu aspek tradisi pengobatan negara-negara Muslim adalah
penggunaan bahan alami dan tanaman obat untuk tujuan terapeutik.

 Perawatan Kesehatan Modern:


Kontribusi Ilmuwan Muslim Cendekiawan Muslim yang memberikan
kontribusi signifikan terhadap ilmu kedokteran dan kesehatan antara lain
Ibnu Sina (Avicenna) dan Ibnu al-Nafis. Pengetahuan mereka tentang
anatomi dan penyakit membantu kemajuan ilmu kedokteran.

 Penerimaan Vaksinasi Modern:


Komunitas Muslim biasanya menerima vaksinasi sebagai upaya
pencegahan penyakit seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan

4
dan pengobatan. Para filsuf dan dokter Muslim telah melakukan vaksinasi
pada banyak kesempatan sepanjang sejarah Islam. Diantaranya adalah
program vaksinasi cacar yang dilaksanakan pada abad kesepuluh Masehi
oleh seorang dokter muslim bernama Abu Bakar Razi.

Dalam sejarah Islam, juga terdapat beberapa contoh praktik vaksinasi


yang dilakukan oleh para ulama dan dokter Muslim. Salah satunya adalah praktik
vaksinasi cacar yang dilakukan oleh dokter Muslim bernama Abu Bakar Razi
pada abad ke-10 Masehi. Selain itu, pada abad ke-18 Masehi, seorang dokter
Muslim bernama Ibn Jazla juga telah melakukan praktik vaksinasi cacar pada
pasien-pasiennya.

Sejak vaksinasi ditemukan pada abad ke-18, penelitian dan teknologi


pembuatan vaksin telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hasilnya,
penyakit ini berhasil diberantas dalam pengobatan modern.

Berbagai jenis penyakit menular yang dulunya sangat mematikan. Selain


itu, jika terjadi wabah, niscaya akan menimbulkan banyak korban jiwa. Beberapa
penyakit ini dapat dicegah dengan vaksinasi yang tepat. Adapun jenis-jenis
vaksin sebagai berikut:

1. Vaksin Pneumonia. Pnuemonia sendiri merupakan penyakit yang


menyerang jaringan lobus-alveoli paru-paru manusia, yang disebabkan
bakteri Streptococcus Pneumoniae. Jika dibiarkan, penyakit ini dapat
menimbulkan komplikasi meningitis dan selulitis.
2. Vaksin Kolera. Kolera disebabkan oleh serangan bakteri Vibrio Cholera
pada saluran pencernaan manusia.
3. Vaksin Pertussis. Pertussis merupakan penyakit yang menimbulkan
batuk-batuk parah pada penderitanya, hal ini disebabkan karena bakteri
Bortella Pertussis. Kawasan padat penduduk sangat rawan atas penyakit
ini, dengan gejala awal serupa flu.
4. Vaksin Hepatitis B. Hepatitis B merupakan suatu penyakit pada organ hati
yang disebabkan oleh Virus Hepatitis B. Virus ini dapat menyebabkan
peradangan hati akut/menahun yang dapat berlanjut menjadi kanker hati.

5
5. Vaksin Meningitis, yaitu vaksin yang ditujukan untuk mencegah serangan
pada selaput otak manusia, disebabkan bakteri Neiiseria Meningitides.
Penyakit ini bisa berkembang menjadi pandemic/wabah.
6. Vaksin Influenza, vaksin ini mencegah penyakit akibat serangan bakteri
Haemophillus Influenza, yang menyerang infeksi pada semua jaringan
berlendir manusia, terutama anak-anak.
7. Vaksin Hepatitis A. Hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh
virus yang disebarkan oleh kotoran/tinja penderita. Virus ini dapat dengan
mudah menular melalui makanan atau minuman yang sudah
terkontaminasi.
8. Vaksin Campak. Campak merupakan penyakit yang disebabkan virus dari
Genus Morbilivirus. Virus ini dapat ditularkan melalui percikan cairan
tubuh pengidap.
9. Vaksin Flubio. Flubio merupakan penyakit akibat virus ini tergolong
penyakit kuno yang terus berkembang, terkini adalah virus flu burung
dengan berbagai variannya. PT. Bio Farma telah memproduksi vaksin
untuk mengatasi sebagian besar varian influenza Ini.
10. Vaksin Yellow Fever (demam kuning), Penyakit ini disebabkan virus yang
dibawa nyamuk Aedes dan Haemagogus. Penyakit yang disebabkan oleh
nyamuk Aedes dan Haemagogus ini akan menyebabkan serangan ringan
demam kuning memberikan gejala mirip flu, namuun jika tidak ditanggani
dengan benar akan dapat menyebabkan kematian pada penderitanya.
11. Vaksin DTaP HepB Poli. Vaksin ini dapat digunakan untuk mencegah
bakteri dan virus, kombinasi untuk penyakit DPT, hepatitis B dan Polio.
12. Vaksin Rabies, pencegah penyakit yang banyak ditularkan melalui hewan
berdarah panas.
13. Vaksin Cacar. Cacar sendiri disebabkan oleh virus variola, penyakit ini
termasuk penyakit kuno dalam peradaban manusia.
14. Vaksin DTaP Hib Polio. Vaksin ini dapat digunakan untuk menjegah
bakteri dan virus, kombinasi untuk penyakit DPT, Haemophilus Influenza
dan Polio.
15. Vaksin Demam Typhus. Penyakit Demam Typhus disebabkan oleh
serangan bakteri Salmonella Tiphi, yang menyebar melalui sisa-sisa

6
kotoran manusia. Kondisi lingkungan pemukiman akan sangat berdampak
dalam penyakit tifus ini.
16. Vaksin Tetanus. Tetanus merupakan penyakit yang diakibatkan oleh
infeksi racun yang dibuat dalam tubuh oleh bakteri Clostridium Tetani.
Penyakit ini bisa membuat kejang otot, rahang terkancing, gangguan
bernapas, dan kematian. Bakterinya terdapat di debu, tanah,lalu masuk
ke dalam tubuh manusia melalui luka terpotong, luka terbuka, dan luka
terbakar.
17. Vaksin BCG, vaksin inni digunakan untuk mencegah penyakit
tuberkulosis alias penyakit TBC yang menyerang pernafasan manusia,
disebabkan bakteri Mycobacterium Tuberculosis.
18. Vaksin Polio, yang jika tidak diterapkan pada manusia berujung pada
kelumpuhan permanen.
19. Vaksin Mump alias gondongan. Penyakit gondongan disebabkan oleh
virus Genus Rubulavirus. Penyakit ini dapat menular melalui air liur,
kontak langsung, bahan muntah, dan urin penderita.
20. Vaksin Rubella, vaksin ini dilakukan untuk mencegah penyakit kulit parah
yang mengakibatkan bintik kemerahan, disebabkan virus Rubivirus
Togavirus. Penyakit ini menular melalui saluran pernafasan atas dan bisa
menimbulkan limpa bengkak.
21. Vaksin Kanker Serviks, digunakan untuk mencegah kanker mulut rahim
perempuan, akibat virus Human Papilloma.
22. Vaksin Yellow Fever (demam kuning), Penyakit ini disebabkan virus yang
dibawa nyamuk Aedes dan Haemagogus. Orang yang akan bepergian ke
Afrika Selatan wajib menjalani vaksinasi penyakit ini. Serangan ringan
demam kuning memberikan gejala mirip flu.
23. Vaksin DPaT Hib, vaksin ini digunakan untuk menjegah perkembangan
bakteri kombinasi dalam penyakit DPT dan Hib.
24. Vaksin MMR, vaksin ini merupakan campuran dari tiga jenis virus campak,
beguk, dan rubella yang dilemahkan.
25. Vaksin DPaT HepB Hib Polio, vaksin ini digunakan untuk bakteri dan virus,
kombinasi untuk penyakit DPT, Hib, Hepatitis B dan Polio.
26. Vaksin Cinovac, vaksin ini digunakan dalam mengatasi penyakit menular
COVID-19.

7
27. Vaksin Zifivax, vaksin ini digunakan dalam mengatasi penyakit menular
COVID-19.
28. Vaksin Merah Putih, vaksin ini digunakan dalam mengatasi penyakit
menular COVID-19.
29. Vaksin BIBP, vaksin ini digunakan dalam mengatasi penyakit menular
COVID-19.
30. Vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin), merupakan vaksin yang
digunakan untuk mengatasi penyakit tuberculosis.

Adapun beberapa jenis vaksin yang saat ini masih dalam proses penelitian dan
juga pengembangan, diantaranya:

1. Vaksinasi demam berdarah dengue dikembangkan beberapa dekade


yang lalu dan sampai saat ini masih menjalani uji klinis fase 3 untuk
megahasilkan vaksin yang amanan dan memiliki kemanjuran dalam
mencegah virus demam berdarah dengue, yang saat ini mewabah di
seluruh dunia. negara tropis dan subtropis, seperti Indonesia.
2. Vaksin HIV/AIDS. Sejak awal dan penyebaran kasus HIV beberapa
dekade yang lalu, penelitian intensif telah dilakukan terhadap vaksin
antiviral HIV ini; Namun, vaksin yang benar-benar efisien dalam
mencegah dan mengobati infeksi virus HIV AIDs belum diperoleh.
3. Vaksin ini untuk penyakit tidak menular seperti untuk mengatasi penyakit
tumor otak (Glioblastoma), vaksin penyakit Alzheimer (gangguan daya
ingat pada lansia), vaksin Aterosklerosis (kelainan pembuluh darah),
vaksin multiple plesclerosis, vaksin pengobatan zat kecanduan nikotin,
kecanduan narkoba/penyalahgunaan narkoba, vaksin alergi, vaksin
kanker prostat, vaksin diabetes dll.
4. Vaksin malaria, vaksin ini telah dipelajari selama bertahun-tahun dan
mulai menunjukkan hasil yang menjanjikan berdasarkan hasil uji klinis
yang positif.
5. Vaksin yang bertujuan untuk mengobati penyakit (Vaccine for Treatment),
bukan sekedar mencegah infeksi yang berhubungan dengan penyakit.

Vaksinasi merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang dikembangkan


guna mencegah dan juuga mengatasi penyebaran serta dampak yang besar

8
pada suatu penyakit. Dalam Islam sendiri ilmu sangatlah dihormati, seorang
muslim diharapkan dapat menuntut ilmu dan dapat mengeksporasi alam semesta.
Dalam surat Ali Imran 190-191 misalnya di sebutkan kriteria ulil albab.

‫ق ﻓِﻰ ِإ ﱠن‬ ْ ِ‫س َم ٰـ ٰ َوت‬


ِ ‫ﺧَﻠ‬ ِ ‫ف َو ْٱﻷ َ ْر‬
‫ض َو ٱل ﱠ‬ ِ ‫ٱﺧتِﻠَ ٰـ‬ ِ ‫ﻰﻷ ُ ۟و لَـا َي ٰـ ۢتٍ ٱلنﱠ َه‬
ْ ‫ار َو ٱلﱠ ْي ِل‬ ِ ‫ْٱﻷ َ ْل َب ٰـ‬
ّ ِ ‫ب ِل‬

ِ ‫ت ﺧَ ْﻠ‬
َ‫ق ﻓِﻰ َويَتَ َف ﱠك ُرونَ ُجنُوبِ ِه ْم َو َع َﻠ ٰﻰ َوقُعُو ۭ ًدا قِيَ ٰـ ًۭما ٱ ﱠ َ يَ ْذ ُك ُرونَ ٱلﱠذِين‬ ِ ‫س َم ٰـ ٰ َو‬ ِ ‫َه ٰـ َذا َﺧﻠَ ْقتَ َما َربﱠنَا ْٱﻷَ ْر‬
‫ض َو ٱل ﱠ‬

‫سب َْح ٰـنَكَ بَ ٰـ ِط ۭ ًﻼ‬ َ ‫ار َع َذ‬


ُ ‫اب ﻓَ ِقنَا‬ ِ ‫ٱلنﱠ‬

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam
dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-
orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia,
Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka”

Dalam ayat tersebut membahas bahwasanya seorang cendekiawan atau


ulil albab itu adalah orang yang mampu melakukan harmonisasi kegiatan dzikir
dan fikir. Di dalam Islam tidak ada pemisahan antara aktivitas berdzikir dan
bertafakur atau berfikir secara mendalam. Senantiasa mengingat Allah SWT
dengan mengingat tentang penciptaan alam semesta ini akan meningkatkan
keimanan seseorang kepada Allah SWT dan itu akan membuat kita teerhindar
dari siksa neraka. Jadi dalam Islam sangat menganjurkan ummatnya untuk
mengeksplorasi alam semesta ini, baik alam makrokosmos dan mikrokosmosnya.
Hasil eksplorasi alam semesta itu di tunjukan untuk kebaikan manusia itu sendiri
di dunia dan sekaligus untuk mendektkan diri kepada Alah SWT.

Dalam hal lain kita dapat melihat persefektif diturunkannya Ilmu Allah
kepada manusia. Pada dasarnya ilmu Allah diturunkan kepada manusia melalui
dua jalur. Yang pertama jalur resmi (formal) yaitu ilmu yang diturunkan melalui
para nabi dan rasul berupa wahyu/firman Allah dan petunjuk nabi. Ilmu tersebut
dikenal dengan ilmu qauliyah. Lalu yang kedua ada jalur non formal berupa ilham
yang diberikan langsung kepada manusia yang mengeksplorasi alam semesta ini
sesuai pada anjuran ayat Alquran di atas.

9
Bidang studi ini disebut ilmu kauniyah. Ilmu Qauliyah berfungsi sebagai
pedoman hidup manusia dan merupakan satu-satunya sumber kebenaran mutlak.
Sifatnya bersifat universal. Sementara itu, hakikat ilmu kauniyah bersifat
partikular, relatif, dan dimaksudkan untuk melengkapi sumber daya kehidupan
manusia. Untuk menjamin kehidupan manusia serasi dan seimbang, kedua
cabang ilmu pengetahuan ini saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Bagian
dari ilmu kauniyah adalah vaksinasi.

Pengembangan vaksin melibatkan penelitian ekstensif yang memberikan


pertimbangan cermat terhadap keakuratan dan keamanan data. Diperlukan
waktu beberapa dekade untuk menghasilkan satu jenis vaksin. Apabila produk
vaksinasi terbukti aman digunakan, maka produk tersebut diuji terlebih dahulu di
laboratorium, kemudian pada sukarelawan, hewan percobaan, orang dewasa,
dan anak-anak. Vaksin akan segera dikeluarkan dari peredaran untuk diteliti lebih
lanjut jika ternyata menimbulkan efek samping yang besar dan mematikan, yang
sering disebut dengan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI). Dalam sejarah
dapat kita lihat berbagai vaksin.

Epidemi cacar pada tahun 1979 merupakan salah satu keberhasilan


imunisasi terbesar. Inilah salah satu contoh bagaimana mempelajari ilmu
kauniyah memberikan manfaat bagi siapa saja, apapun ras dan agamanya.
Salah satu hasil dari eksportir alam adalah ilmu vaksinasi, atau vaksinasi, yang
telah membawa kemajuan luar biasa dalam bidang pencegahan penyakit pada
manusia (dan hewan). Jika temuan penyelidikan selama dua abad diabaikan
karena alasan mendasar bahwa temuan tersebut adalah produk ciptaan manusia,
maka hal tersebut merupakan ketidakadilan yang serius.

Pemahaman kelompok Muslim yang menentang vaksinasi hanyalah


pemahaman yang sangat sekuler mengenai dualitas yang ditetapkan oleh Allah
SWT dan manusia. Makna sejati ajaran Islam tidak dianut oleh pemahaman yang
telah jatuh. Penentangan tidak diperlukan bila kita memahami dengan benar
kedudukan ilmu kauniyah dan ilmu qauliyah yang berasal dari Allah SWT Yang
Maha Mengetahui. Perspektif Islam tentang pencegahan penyakit yaitu Islam
sangat menjunjung tinggi pencegahan dalam berbagai bidang kehidupan.

10
Dalam hal ini, bukan berarti vaksinasi bertentangan dengan ajaran Nabi
SAW karena tidak ada alasan qauliyahnya. Hal ini karena salah satu aspek
kauniyah adalah imunisasi. Pencarian manusia adalah dasar bagi bidang ilmu
pengetahuan modern. Mengenai komponen modern, lebih lanjut dijelaskan
bahwa Islam memandang menjaga kesehatan dan menghindari penyakit sebagai
tindakan yang diinginkan. Penekanannya ditempatkan pada konsep
keseimbangan dan menjaga kesehatan tubuh.

Banyak ulama dan otoritas Islam mengeluarkan fatwa yang mendukung


vaksinasi sebagai upaya pencegahan penyakit. Fatwa tersebut biasanya
dikeluarkan setelah konsultasi dengan ahli medis dan ilmuwan untuk memastikan
keamanan serta keefektifan vaksin tersebut. Hal ini juga diperkuat bahwa
vaksinasi bukan hanya di laksanakan di Indonesia, namun juga di laksanakan di
lebih dari 190 negara di seliruh dunia, termasuk negara -negara Muslim. Sampai
sekarang, tidak pernah ada pemimpin Muslim di negara itu yang telah
menyatakan ketidak setujuan terhadap bayi dan anak -anak untuk mendapatkan
vaksinasi. Sebagai contoh, Abdullah bin Bazz, seorang sarjana Arab Saudi
terkemuka, membolehkan vaksinasi. Yusuf Qardhawy, seorang sarjana Muslim
terkemuka di Qatar, yang juga memperbolehkan vaksinasi. Beliau malah
mengakomodasikan masalaha ini kepada para tenaga medis yang menguasai
Ilmu Vaksinologi secara keseluruhan, setelah itu beliau akan memberikan fatwa
terhadap apa yang diungkapkan oleh para tenaga medis.

Ada beberapa pendapat sebagian kelompok Islam yang mengatakan


bahwasanya vaksinasi dilarang dalam Islam, karena bahan dasar dari vaksin itu
sendiri yaitu kuman atau virus yang di jinakkan yang kemudian di suntikan ke
dalam tubuh. Menurut mereka hal tersebut akan berpotensi membahyakan tubuh,
namun itu adalah pendapat yang tidak berlandaskan ilmu atau hanya
berdasarkan zham atau prasangka belaka. Padahal dalam Islam berprasangka
buruk merupakan tindakan yang tidak terpuji dan dilarang. Pada saat ini banyak
orang yang bahkan bukan ahlinya namun seringkali komentar mengenai sesuatu
yang tidak di fahaminya secara mendalam. Hanya sekedar bacaan dari internet,
bersumber dari tokoh-tokoh fiktif yang tidak pernah ada atau berdasarkan teori
konspirasi.

11
Hal ini sangat disayangkan karena sangatlah bertentangan dengan
anjuran dan tradisi Islam yang sangat menekankan aspek kejujuran dan
obyektifitas ilmiah. Dalalm masalah enzim babi yang terdapat dalam proses
vaksinasi, penggunaan enzim babi dalam produksi beberapa vaksinasi adalah
salah satu kekhawatiran yang sering diangkat sehubungan dengan halalness
vaksin. Perspektif yang berbeda sering menjadi sumber masalah. Ada orang lain
yang percaya bahwa menghasilkan vaksin mirip dengan bubuk produksi. Semua
bahan, termasuk yang babi digabungkan dan ditumbuk untuk membuat vaksin.
Hal -hal seperti ini mewakili persepsi palsu tentang proses pembuatan vaksin
kontemporer. Metode ini tidak diragukan lagi akan mengakibatkan vaksinasi
dianggap Haram. Sebenarnya pembuatan vaksin di era modern ini sangat
kompleks. Ada beberapatahapan, dan tidak ada proses seperti menggerus puyer
tadi. Enzim trpisin babi digunakan sebagai katalisator untuk memecah protein
menjadi peptide dan asam amino yang menjadi bahan makanan kuman.

Padahal dalam aspek kontemporer juga ada prinsip kemanfaatan yang


merupakan salah satu prinsip dasar dalam Islam. Vaksinasi dapat dilihat sebagai
implementasi prinsip ini, karena melibatkan upaya mencegah penyakit dan
melindungi kesehatan individu dan masyarakat. Namun dalam hal ini kita tetap
menilah bagaimana etika pengembangan vaksin, prinsip-prinsip etika Islam,
seperti keadilan dan kebenaran, harus dijaga. Proses penelitian dan uji coba
vaksin harus transparan dan menjunjung tinggi nilai-nilai etika. Lalu dalam Islam,
keamanan dan keberlanjutan vaksin menjadi hal yang penting juga. Vaksin harus
memenuhi standar keamanan yang ketat, dan penelitian terus dilakukan untuk
memastikan efektivitas jangka panjang.

Penting untuk mencatat bahwa pandangan terhadap vaksinasi dalam


Islam dapat bervariasi, dan keputusan untuk divaksinasi dapat dipengaruhi oleh
fatwa lokal dan interpretasi otoritas keagamaan setempatanan dan keefektifan
vaksin.

Vaksinasi dianggap sebagai sarana pencegahan yang efektif terhadap


penyakit-penyakit yang dapat menimbulkan risiko serius bagi individu dan
masyarakat.

12
Dalam era modern ini pembuatan vaksin sangat kompleks. Terdapat
tahapan-tahapan, namun tidak ada proses yang vaksin haram. Enzim trpisin babi
digunakan sebagai katalisator untuk memecah protein menjadi peptide dan asam
amino yang menjadi bahan makanan kuman, bukan sebagai bahan vaksin.
Kuman tersebut setelah dibiakkan kemudian dilakukan fermentasi dan diambil
polisakarida yang kemudian ddigunakan sebagai antigen pada bahan
pembentukkan vaksin. Lalu baru dilakukan proses purifikasi, yang mencapai
pengenceran 1/67,5 milyar kali sampai akhirnya terbentuk produk vaksin.

Pada hasil akhir proses sama sekali tidak terdapat bahan-bahan yang
mengandung babi. Sebenarnya, tidak ada kontak langsung atau tidak langsung
dengan antigen vaksinasi ini. Akibatnya, kontroversi di sekitar konten daging babi
potensial vaksin lenyap sepenuhnya, dan pada awalnya dipicu oleh kesan palsu
selama fase produksi vaksin. Vaksin Meningitis, yang meliputi trypsin enzim babi
sebagai katalis selama pembuatan, telah menjadi subjek fatwa halal yang
dikeluarkan oleh Dewan Ulama Indonesia. Trypsin babi digunakan sebagai
katalis proses dalam produksi berbagai vaksin lainnya, dan hal serupa juga
terjadi dalam proses tersebut.

Dalam pandangan Islam sendiri vaksin dapat dikatakan haram jika


adanya alasan-alasan seperti berikut:

1. Mengunakan zat yang najis


Vaksin dapat diharamkan jika terdapat penggunaan media babi, alkohol
ataupun zat-zat yang bersifat haram dalam syari’at.
2. Terdapat efek sampinng
Adanya efek samping yang dapat membahayakan penggunanya, seperti
jika dalam pembuatannya mengandung mercuri, aluminium, thimerosal,
klorida, ataupun zat-zat berbahaya lainnya.
3. Madharatnya lebih besar
Jika dilihat secara keseluruhan banyaknya kerugian lebih besar dari
manfaat dari vaksin tersebut, maka akan haram.
4. Adanya bisnis besar di baliknya
Terdapat tujuan lain yang tersirat dalam pembuatan vaksin tersebut,
seperti untuk merusak atau memecah umat islam atau hal sebagainya.

13
5. Konspirasi yang terstruktur
Seperti dalam proses vaksinasi pada bayi, terdapat konspirasi atau akal-
akalan dari Negara-Negara untuk meracuni atau membodoh-bodohi
Negara berkembang ataupun Negara-Negara Muslim guna
menghaanncurkan generasi-generasi muda penerus Bangsa.

Sementara adapun fatwa yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia


(MUI) untuk hukum vaksin dalam Islam, sebagai berikut:

Dalam vaksin Rubella:

1. Haram, karena dalam vaksin terdapat unsur babi.


2. Lalu pada surat Nomer 33 tahun 2018 tentang penggunaan vaksin
MR (Measles Rubella) produk dari SII untuk imunisasi adalah
diperbolehkan, karena adanya kondisi keterpaksaan. (Yasmin, 2021)
Hal ini dikarenakan jika tidak digunakan akan membuat banyak
korban jiwa karena tidak adanya pencegahan. Lalu vaksin MR
( Measles Rubella) ini di halalkan karena belum ditemukannya vaksin
rubella yang halal dan juga suci, dan yang terakhir karena adanya
keterangan dari para ahli tentang bahaya yang akan ditimbulkan jika
tidak dilakukannya vaksinasi sesegera mungkin.

Jadi dalam hal ini dapat kita ambil bahwa sanya jika ada vaksin yang ngandung
bahan atau zat yang tidak halal, namun sangat mendesak unntuk
penggunaannya, maka hal tersebut akan dihalalkan. Namun jika nanti sudah ada
dan ditemukannya vaksin yang halal untuk suatu pencegahan penyakit tersebut,
maka vaksin yang megandung bahan yang tidak halal tersebut akan diharamkan
penggunaannya. Karena sudah ada vaksin yang dapat menggantikannya.

14
MOESLIM.ID. (2021, Mei ). Retrieved Januari Sabtu , 2024, from
https://www.moeslim.id/fiqih/sejarah-dan-hukum-vaksinasi-dalam-syariat-agama-
islam/#google_vignette

Azizah, K. N. (2019, April Selasa). detikhealth. Retrieved Januari sabtu, 2024, from
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4530710/sudah-ada-4-vaksin-
halal-menurut-mui-apa-saja

Nasution, M. M. (2020). Vaksinasi Dalam Perspektif Islam. 61-69.

Putri, D. L., & Kurniawan, R. F. (2022, April). compas.com. Retrieved Januari Sabtu, 2024,
from https://www.kompas.com/tren/read/2022/04/24/080000465/daftar-
vaksin-covid-19-yang-sudah-berlabel-halal-mui?page=2

Widyawati. (2020, Juli). Kementrian Kesehatan . Retrieved Januari Sabtu, 2024, from
https://www.kemkes.go.id/id/rilis-kesehatan/gerakkan-roda-perekonomian-
sekjen-kemenkes-rencana-dan-belanja-anggaran-kesehatan-harus-optimal-dan-
tepat-sasaran

Wikipedia. (n.d.). Retrieved Januari Sabtu , 2024, from


https://id.wikipedia.org/wiki/Vaksin

Yasmin, P. (2021, Januari). detikhealth. Retrieved Januari Sabtu, 2024, from


https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5333014/hukum-vaksin-dalam-
islam-bagaimana-penjelasannya

Yudi. (2022). islampos. Retrieved Januari Sabtu, 2024, from


https://www.islampos.com/kesehatan-dalam-islam-246474/#google_vignette

Anda mungkin juga menyukai