Anda di halaman 1dari 34

SESI 1

• filsafat ilmu administrasi, ruang lingkup administrasi, dan definisi administrasi


• perkembangan administrasi dan posisi administrasi sebagai ilmu dan seni

Filsafat ilmu administrasi


Sebagai ilmu pengetahuan, ilmu administrasi memiliki teori, konsep, metodologi dan
prinsip-prinsip yang dapat dikaji selayaknya sebagai suatu ilmu pengetahuan.
Bidang filsafat ilmu administrasi:
- ontologis: ontos (ada) logos (ilmu). Ilmu yang mempelajari tentang yang ada.
Administrasi adalah objek yang diamati dan ditelaah oleh manusia.
Ontologi administrasi telah berhasil mengubah pola pemikiran praktisi administrasi,
dan bahkan sebagian para ilmuwan administrasi dari pandangan yang berpusat
mitos menjadi logika.
- epistemologis: episteme (pengetahuan), logos. Epistemologis ilmu administrasi
adalah bagian dari filsafat ilmu yang mempelajari dan menetapkan asal, sifat,
karakter, dan hakikat suatu ilmu pengetahuan serta dasar pembentukannya,
termasuk ilmu administrasi. Sebagai ilmu pengetahuan, administrasi memiliki metode
tersendiri yang menghubungkan keingintahuan manusia.
- aksiologi: axios (nilai). Cabang ilmu filsafat yang mempelajari tentang tujuan,
maksud, metode, dan etika moral penggunaan suatu ilmu pengetahuan termasuk
ilmu administrasi.

Kegiatan administrasi terjadi karena manusia memerlukan bantuan orang lain.


Administrasi dalam arti:
- sempit: kegiatan ketatausahaan (catat-mencatat, surat-menyurat, dll) dalam suatu
organisasi.
- luas: leonard d white: proses yang pada umumnya terdapat pada semua usaha
kelompok, negara/swasta, sipil/militer, usaha yang besar/kecil.
H. A. simon: kegiatan dari kelompok yang mengadakan kerja sama untuk
menyelesaikan tujuan bersama.
“Administrasi adalah rangkaian kegiatan penataan yang mencakup delapan sub
konsep administrasi yaitu 1) organisasi, 2) manajemen, 3) komunikasi, 4) informasi,
5) personalia, 6) finansial, 7) material, dan 8) relasi publik” (Sumber: The Liang Gie,
1992)

Definisi administrasi:
- “The activities of groups cooperating to accomplish common goals” (Herbert A
Simon)
- “Administration has to do with getting things done, with the accomplishment of
defined objectives” (Luther Gulick)
- “Administration is a process common to all group efforts, public, private, civil, or
military” (Leonard D White, 1995)
“Proses kerjasama antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan tertentu secara
efisien dan efektif”
Karakteristik pokok administrasi:
1. Rangkaian kegiatan penataan: bukan kegiatan tunggal, tapi suatu rangkaian
kegiatan yang saling berhubungan satu dengan lainnya.
2. Sekelompok orang: untuk memecahkan masalah, orang perlu mengajak orang lain
untuk bersama-sama memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan.
3. Usaha kerja sama: dengan kerja sama, maka tujuan yang ingin dicapai dapat
terwujud dalam suatu tingkat kepuasan tertentu.
4. Tujuan tertentu: sesuatu yang ingin dicapai sehingga dibentuk suatu kerja sama
organisasional.

Hakikat administrasi:
1. sebagai suatu proses: keseluruhan proses yang berupa kegiatan-kegiatan,
pemikiran-pemikiran, pengaturan-pengaturan sejak penentuan tujuan sampai dengan
penyelenggaraan sehingga tujuan tersebut nantinya tercapai.

2. sebagai suatu institusional: suatu kumpulan orang-orang atau kelompok


orang-orang yang sebagai suatu kesatuan menjalankan proses kegiatan untuk
mencapai tujuan bersama berdasarkan strukturisasi dan fungsionalisasi kerja.

3. sebagai pengertian fungsional: segala kegiatan dan tindakan yang dilakukan


secara sengaja dan sadar menuju tercapainya tujuan termasuk juga penentuan
tujuan itu sendiri. Orang yang melakukan kerja sama secara formal, terstrukturisasi,
terfungsionalisasi dalam kategori:
1. Administrator: orang-orang yang menduduki jabatan puncak.
Lingkungan bisnis= eksekutif, presiden, direktur, GM.
Lingkungan pemerintah= presiden, menteri, gubernur, bupati/walikota
2. Manajer: orang-orang yang melaksanakan kebijakan yang telah dibuat oleh
pembuat keputusan (administrator). Manajer dan administrator kurang jelas
bedanya, jadi ada kemungkinan manajer juga membuat keputusan sesuai
kewenangan yang dimiliki.
3. Supervisor: orang yang bertanggung jawab atas pelaksanaan operasional
sehari-hari dan langsung berhubungan secara dekat dengan para pelaksana
di lapangan. Tidak punya kewenangan terkait kebijakan yang penting.
4. Staf: orang yang tugasnya membantu memberikan pemikiran, saran,
pendapat kepada dan untuk dipertimbangkan oleh administrator/manajer (staf
expert).
5. Karyawan/pekerja: orang yang melaksanakan pekerjaan secara langsung
sesuai keahliannya masing-masing.

14 prinsip umum administrasi (Henry Fayol):


1. Pembagian kerja: spesialisasi yang dipertimbangkan untuk mendapatkan efisiensi
dalam menggunakan tenaga kerja.
2. Kewenangan dan tanggung jawab: tanggung jawab timbul dan akibat dari
kewenangan antar tanggung jawab dan perlu ada keseimbangan.
3. Disiplin: persetujuan untuk tunduk/mengikuti secara langsung peraturan-peraturan
yang telah ditetapkan.
4. Kesatuan komando: seorang pegawai hanya menerima perintah dari seorang atasan
saja.
5. Kesatuan arah manajemen: kegiatan dalam organisasi yang punya tujuan sama
sebaiknya diarahkan oleh seorang manajer dengan menggunakan 1 saja
perencanaan.
6. Menomorduakan kepentingan perorangan/individu
7. Penggajian/pemberian upah: balas jasa atas kerja harus adil dan memuaskan
semaksimal mungkin baik pegawai/organisasi
8. Sentralisasi: semua kegiatan organisasi harus terpusat.
9. Jenjang kedudukan: skala hierarki atau jenjang kedudukan dalam organisasi.
Biasanya digambarkan dalam struktur organisasi berupa kotak-kotak dan garis-garis
yang rapi, menunjukkan kedudukan pimpinan dan bawahan.
10. Tata tertib: segala sesuatu harus sesuai dengan tempat dan waktu yang tepat.
11. Keadilan/kesamaan: kesetian dan pengabdian dari pegawai harus diimbangi dengan
sikap kebaikan dan keadilan terhadapnya. Para pimpinan harus bersahabat dan adil
ke bawahannya.
12. Kestabilan staf, stabilitas masa jabatan: perputaran pegawai yang terlalu cepat tidak
baik untuk kelancaran organisasi/perusahaan. Jangan terlalu sering reorganisasi,
mutasi, PHK.
13. Inisiatif/prakarsa: pimpinan memberi kesempatan bawahan untuk mengusulkan,
merencanakan, melaksanakan.
14. Semangat korps: perlu adanya semangat kerja sama dan kombinasi di antara
karyawan.

Unsur administrasi (The Liang Gie 1992):


1. Organisasi: struktur dan wadah di mana usaha kerja sama diselenggarakan. Meliputi
rangkaian aktivitas:
- penyusunan bentuk dan pola kerja sama
- menggolongkan tindakan dalam satuan kerja tertentu
- menentukan tugas pekerjaan
- membagi wewenang masing2 pelaksana
- menentukan jalinan hubungan
2. Manajemen: rangkaian kegiatan penataan berupa penggerakan orang-orang dan
pengerahan fasilitas kerja agar tujuan tercapai. 6 fungsi:
- perencanaan
- pembuatan keputusan
- pengarahan
- pengoordinasian
- pengontrolan
- penyempurnaan
3. Komunikasi: berupa penyampaian berita dari seseorang ke orang lain dalam kerja
sama mencapai tujuan.
4. Informasi: kegiatan penataan berupa penghimpunan, pencatatan, pengolahan,
penggandaan, pengiriman, penyimpanan, pemeliharaan, penyusutan, pemusnahan
informasi.
(O-M-K-I = rangkaian kegiatan penataan yang paling luas)
5. Personalia: pencarian, pelamaran, pengujian, penerimaan, pengangkatan,
penempatan, kepangkatan, pengembangan, kesejahteraan, pemutasian, PHK untuk
mencapai tujuan.
6. Finansial: penyusunan anggaran, sumber biaya, cara pemakaian, pembukuan,
pertanggungjawaban.
7. Material/perbekalan: pengadaan, pencatatan, pengaturan pemakaian, pemeliharaan,
penyingkiran benda.
8. Humas: usaha pengenalan kegiatan organisasi kepada lingkungan dan
penangkapan hasrat serta suasana lingkungan dalam kerja sama mencapai tujuan.

Kriteria pokok administrasi (Handayaningrat, 2004):


1. Rasionalitas: jika bekerja sendirian, maka kegiatan yang akan dicapai tidak akan
terlaksana, dengan sendirinya akan mengarah pada usaha yang bersifat rasional.
Manusia menggunakan akal pikiran yang rasional dan sehat, memperkecil resiko
kerugian, pemborosan, dan tujuan tercapai.

2. Efektivitas: berkaitan dengan hal yang ingin dicapai dalam usaha mencapai tujuan.
Apabila tujuan sudah tercapai sesuai dengan waktu dan rencana yang telah
ditentukan, maka kegiatan ini sudah dikatakan efektif. Namun, efektivitas tidak
mempertimbangkan keuntungan dan kerugian.

3. Efisiensi: usaha untuk mendapatkan hasil semaksimal mungkin menggunakan


sumber dana yang terbatas.

Perkembangan administrasi dari aspek kronologis:


1. Pra sejarah (sangat sederhana). Peradaban:
a. Mesopotamia: pengangkutan jalur sungai, logam sebagai alat barter, alat
ukur, alat hitung.
b. Babilonia: bidang teknologi (taman tergantung).
c. Mesir kuno: tulisan mesir kuno, piramida, irigasi. Telah menggunakan sistem
desentralisasi dan penggunaan staf penasihat pada 2000 tahun SM. Menurut
Max Weber, Mesir satu-satunya negara paling tua yang memiliki administrasi
birokrasi. Pembangunan piramida: perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan, sistem pengawasan formal. Bukan untuk kepentingan rakyat
tapi raja dan keluarga.
d. Tiongkok kuno: menciptakan sistem kepegawaian yang baik. Merit system
berasal dari mereka.
e. Romawi kuno: pelaksanaan tugas pemerintah sudah berjalan baik, yang
terbagi atas departemen walaupun wilayahnya sangat luas. Oleh Diocletian,
struktur empire diorganisasi, dibagi dalam 100 provinsi.
f. Yunani kuno: pengembagan konsep demokrasi.

2. Tahap sejarah (1M-1886M): pengaruh cukup besar dari kehadiran gereja katolik roma
terhadap perkembangan teori administrasi (struktur gereja). Sumbangan dari Niccolo
Machiavelli (1469, Florence) : analisis sistematis tentang Prince’s (manager’s) job, 4
prinsip kepemimpinan:
- pentingnya relying upon mass consent. Otoritas pemimpin datang atau diberikan
oleh bawahan.
- pemimpin harus strive for cohesiveness dalam organisasi.
- prince harus punya satu kemauan untuk survive.
- prince harus jadi pemimpin yang melihatkan wisdom, kindness, justice, sifat yang
diuji tiap waktu.
Pemikiran kaum kameralis(kelompok intelektual dan administrasi publik Jerman, Prusia,
Austria abad XVI-XVII): perekonomian suatu negara akan kuat jika administrasi dan
manajemen dilaksanakan dengan sungguh-sungguh.

Kelompok Merkantilis dan fisiokratik: inggris. di prancis sebagai mazhab ekonomi politik.
Pada fase revolusi industri, Richard Arkwright memberi kontribusi penggunaan efficient
managerial principles yang berhubungan dengan produksi yang kontinu, mesin-mesin,
material, orang-orang, kapital, dll.

Kontribusi Adam Smith: pembagian kerja (spesialisasi) meningkatkan efisiensi.

Kontribusi Charles Babbage: buku the economy of manufacture (pentingnya efisiensi dalam
usaha mencapai tujuan dan pembagian kerja).

3. Tahap Modern: kehadiran tokoh gerakan manajemen ilmiah tahun 1886, dipimpin FW
Taylor. Penelitian time and motion study. Mengenai orientasi kerja kaum buruh dan
manajemen tingkat bawah. Buku: The Principles of Scientific Management. Jadi The Father
of scientific management.
Henry Fayol: tentang kegagalan perusahaan mencapai tujuannya karena ketidakmampuan
pimpinan menggunakan sumber2 yang tersedia. Buku: Administration Industri elle et
Generale. (General and Industrial Management). Fokus: manajemen puncak dari organisasi.
jadi Bapak Administrasi Modern.
Max Weber: masalah struktur organisasi formal dan kompleks.
Chester I. Barnard dan Elton Mayo: aspek perilaku hubungan antar manusia yang juga
meliputi organisasi informal.

Sampai 1886, manusia mengenal administrasi hanya sebagai seni.


1886, muncul ilmu administrasi, punya metode analisisnya sendiri.

Perkembangan administrasi di Indonesia:


1. Tahap Majapahit dan Sriwijaya abad ke 7 dan 8. Administrasi negara dan niaga.
2. Tahun 1954, dimulai dengan penelitian mengenai administrasi kepegawaian di
Indonesia oleh Edward H. Litchfield dan Alan C. Ranking, “Training Administration of
Indonesia”.
3. Tahun 1957, dimulai dengan berdirinya Lembaga Administrasi Negara (LAN) di
Jakarta dibantu oleh tim dari Amerika Serikat yang diketuai oleh Lynton K. Caldwell
dan dibantu oleh Howard L. Timn.
4. Tahun 1959, dimulai dengan pendirian fakultas-fakultas ilmu administrasi di
Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta, Universitas Krisnadwipayana di Jakarta,
Akademi Pemerintahan Dalam Negeri di Malang
- Bidang ilmu organisasi: pengetahuan tentang organisasi dan metode
- ilmu manajemen: metodologi pembuatan keputusan, penelitian
operasional, perencanaan jaringan
- ilmu komunikasi: sistem perencanaan, penyusunan program,
penganggaran (SP4), management information system (MIS)
Administrasi sebagai ilmu:
Banyak yang masih keberatan jika administrasi dikatakan sebagai ilmu, karena pengetahuan
administrasi belum/tidak menghasilkan hukum-hukum yang tepat seperti ilmu alam/eksak.
Suatu ilmu harus punya ciri/sifat: Empiris, pengetahuan itu diperoleh berdasarkan
pengamatan dan percobaan.
Administrasi sebagai ilmu telah memenuhi kriteria-kriteria:
1. Memiliki pengetahuan tentang administrasi, berarti administrasi dapat diajarkan,
dipelajari, dan diterapkan serta memiliki kegunaan, cara-cara penelaahan ilmiah, titik
tinjauan, dan kebulatan yang cukup
2. Sistematis, berarti administrasi telah dikemukakan oleh para pakar administrasi
sebagai suatu sistem yang tersusun dari unsur-unsur yang saling berhubungan dan
saling mempengaruhi
3. Objektif, berarti ilmu yang didasarkan atas fakta-fakta yang nyata dan dapat
diperiksa kebenarannya, bebas dari prasangka perseorangan dan pendapat pribadi
4. Analitis, berarti dapat dianalisis menjadi bagian-bagian atau unsur-unsur dimana
masing-masing unsur tersebut tumbuh dan berkembang menjadi ilmu sebagai
cabang dari ilmu administrasi.
5. Dapat diperiksa kebenarannya, berarti administrasi sebagai ilmu yang telah
disahkan secara baik, yang dirumuskan dalam tujuan untuk menentukan
kebenaran-kebenaran umum atau berlakunya kaidah-kaidah umum.

Administrasi sebagai seni:


Jika melihat administrasi sebagai disiplin, maka administrasi masuk kategori ilmu.
Jika melihat administrasi sebagai aktivitas sehari-hari, maka administrasi masuk kategori
seni. Administrasi sebagai seni adalah administrasi dalam praktik.
Mencakup seni vokal: kemampuan menggerakkan orang dalam organisasi dengan
kekuasaan dan kewenangan yang dimiliki pribadi pemimpin.
seni sastra: kemampuan menciptakan, merancang, merasakan, menghayati bentuk
keputusan.

Administrasi sebagai seni telah memenuhi kriteria-kriteria:


1. Administrasi telah dipraktekkan berabad-abad lamanya mulai periode pra sejarah
(seperti pada kerajaan Romawi Kuno, Mesir Kuno, Tiongkok Kuno, Sriwijaya,
Majapahit, dan Mataram), maupun pada periode modern (perang dunia 1 dan 2)
2. Administrasi dikenal sebagai seni manajemen, sebagai suatu aktivitas adanya seni
memotivasi serta seni membujuk bawahan dalam organisasi
SESI 2
Pengelompokkan ilmu administrasi berdasarkan:
• isi atau materi
• subjek pelaku
• pengelolaan sumber daya manusia
• serta memberikan contoh di setiap kelompok ilmu administrasi

Berdasarkan isi:
Terdiri atas organisasi dan manajemen (Albert Lepawsky, Ordway Tead, Dwight Waldo).
- Inti dari administrasi adalah manajemen
- Inti dari manajemen adalah kepemimpinan
- Inti dari kepemimpinan adalah pengambilan keputusan
- Inti dari pengambilan keputusan adalah hubungan manusia

Berdasarkan subjek pelaku:


1. Administrasi publik/negara: berhubungan dengan aktivitas publik yang kebanyakan
menyangkut kepentingan publik di mana penyelenggaranya dan kegiatannya dikelola
oleh pemerintah/negara.
2. Administrasi privat/niaga: kegiatannya dikelola perusahaan tujuannya mencari
keuntungan.

Pengelompokan berdasarkan ilmu administrasi sosial menurut Liang Gie:


1. I A Negara: membahas kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu bidang
kenegaraan. Berupa pemberian pelayanan kepada masyarakat.
2. I A Perusahaan: tujuannya untuk mencari keuntungan perusahaannya. Aktivitasnya
terikat unsur laba, rugi, harga pasar.
3. I A Sosial: tujuannya memajukan/ memelihara suatu kepentingan/golongan orang,
dilakukan oleh semacam institusi perhimpunan, yayasan, badan wakaf, masjid,
gereja.
4. I A internasional: memfasilitasi organisasi internasional yang melakukan proses kerja
sama berdasarkan antar dua atau lebih negara atau non negara dalam mengejar
tujuan tertentu. Kerja sama biasanya diatur dalam peraturan internasional yang
disepakati oleh anggota. ex: PBB, NATO (North Atlantic Treaty Organization),
ASEAN, dll.

Berdasarkan pengelolaan sumber daya manusia:


Manajemen personal, perkantoran, keuangan.
1. Kelompok Administrasi Umum, seperti administrasi negara dan administrasi niaga
2. Kelompok Administrasi Pembangunan, seperti pendapat pertama (administrasi
proyek/ proyek sektoral), pendapat kedua (proses perumusan kebijakan,
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi), dan pendapat ketiga
(pembangunan atau penyempurnaan administrasi)
3. Kelompok Administrasi Sektoral, seperti administrasi pertanian, administrasi
pertambangan, administrasi perhubungan, administrasi kesehatan, administrasi
Pendidikan, dan lain sebagainya)
4. Kelompok Administrasi yang Bersifat Pelayanan, seperti organisasi departemen,
direktorat jenderal, pemerintah provinsi/kabupaten/kota, pemerintah desa atau
kelurahan.

Hubungan ilmu administrasi dengan ilmu lainnya:


- Administrasi dengan Sosiologi. Hubungan interaksi perilaku sosial dalam birokrasi.
Birokrasi adalah aspek penting dalam ilmu administrasi dan teori organisasi.
- Administrasi dengan Ilmu Politik. Hubungan dalam permainan kekuasaaan untuk
menentukan tujuan negara. Penelaahan terhadap aktivitas2 tokoh2 politik yang
punya peran penting dalam administrasi negara, ex: presiden, gubernur, walikota.
- Administrasi dengan Ilmu Hukum. Hubungan dalam prosedur administratif yang
didasarkan pada peraturan perundang-undangan dan peraturan organisasi.
Kelangsungan hidup yang teratur dan dinamis hanya dapat dijamin jika anggotanya
taat aturan organisasi.
- Administrasi dengan Ilmu Ekonomi. Hubungan dalam penelaahan lembaga-lembaga
ekonomi (perusahaan) dalam memaksimalkan sumber daya
- Administrasi dengan Psikologi Sosial. Hubungan dalam menangani persoalan
organisasi informal, kepemimpinan, pengelompokan orang, dan tata hubungan
dalam organisasi
- Administrasi dengan Antropologi Budaya. Hubungan administrasi dalam organisasi
internasional dengan perbedaan budaya, pola pikir, dan bahasa
- Administrasi dengan Sejarah. Hubungan dalam perkembangan sistem-sistem
administrasi di masa lampau untuk menjadi petunjuk bagi usaha kerja sama di masa
mendatang
- Administrasi dengan Organisasi dan Manajemen. Administrator sebagai pemimpin
dalam unit organisasi dengan melakukan administer (ketaatan dan pelayanan) serta
menjalankan administrare (tata usaha). Administration merupakan bagian dari
manajemen.

Inti terakhir dari keseluruhan proses administrasi adalah hubungan antar manusia.

Paradigma ilmu administrasi;


yaitu teori dasar yang berlaku untuk bidang ilmu administrasi dan memberikan khasanah
konsep dasar (taksonomi) dalam ilmu administrasi. Nicholas Henry dengan memusatkan
pengamatan atas lokus (tempat di mana bidang itu berada), dan focus (kekhususan dari
bidang ini).
Paradigma:
1. Dikotomi antara politik dan administrasi 1900-1926. Politik tidak tercampur dengan
administrasi. Fokus ilmu administrasi terbatas pada masalah organisasi,
kepegawaian, penyusunan anggaran dalam birokrasi.
Tokoh:
- Frank J. Goodnow (1900), buku Politics and Administration: ada dua fungsi
yang berbeda dari pemerintah, politik harus berhubungan dengan kebijakan
atau berbagai masalah yang berhubungan dengan tujuan negara, sedangkan
administrasi harus berkaitan dengan pelaksanaan kebijakan tersebut.
- Leonard D. White (1950), buku Introduction to the Study of Public
Administration: politik seharusnya tidak boleh ikut campur dalam proses
administrasi, dan administrasi harus bersifat studi ilmiah yang bersifat bebas
nilai dan misi pokoknya adl efisiensi dan efektifitas.
2. Prinsip-prinsip administrasi 1927-1937. Prinsip-prinsip bekerja dalam suasana
administrasi manapun. Berlaku universal.
3. Administrasi publik sebagai ilmu politik 1950-1970. Muncul kritik sebagai reaksi
terhadap kelemahan yang tampak pada paradigma 1 dan 2. Membangun
hubungan yang erat antara administrasi publik dengan ilmu politik sehingga
administrasi publik diperlakukan sebagai ilmu politik.
4. Administrasi publik sebagai ilmu administrasi 1956-1970. Kembalinya administrasi
publik ke dalam lingkungan ilmu politik, mendorong perkembangan ilmu perilaku
untuk lebih memahami perilaku organisasi dari segala sudut pandang. Membangun
konsep administrasi sebagai manajemen.
5. Administrasi publik sebagai administrasi publik 1970. Administrasi publik sebagai
administrasi publik

Ilmu pengetahuan ada hanya ketika pemikiran rasional berlaku terhadap yang disebut tujuan
empirik.
Paradigma ilmu administrasi terdiri dari 6 paradigma yaitu:

Paradigma 1: Birokrasi Klasik. Fokus pada struktur organisasi dan fungsi/ prinsip
manajemen dengan lokusnya adalah berbagai jenis organisasi pemerintahan dan bisnis.
Nilai yang ingin diwujudkan: efisiensi, efektivitas, ekonomi, rasionalitas.

Paradigma 2: Birokrasi Neo Klasik. Fokus pada pengambilan keputusan khususnya pada
penerapan ilmu perilaku, ilmu manajemen, analisis sistem, dan penelitian operasi, dengan
lokusnya adalah keputusan yang dihasilkan oleh birokrasi pemerintahan

Paradigma 3: Kelembagaan. Fokus pada pemahaman perilaku birokrasi dalam pengambilan


keputusan yang gradual dan inkremental.

Paradigma 4: Hubungan Kemanusiaan. Fokus pada dimensi-dimensi kemanusiaan dan


aspek psikologi dalam setiap jenis organisasi ataupun birokrasi.

Paradigma 5: Pilihan Publik. Fokusnya pada pilihan-pilihan untuk melayani kepentingan


publik mengenai barang dan jasa yang harus diberikan oleh organisasi yang kompleks,
sedangkan lokusnya adalah tidak lepas dari politik.

Paradigma 6: Administrasi Publik Baru. Fokus pada usaha untuk mengorganisasikan,


menggambarkan, mendesain ataupun membuat organisasi dapat berjalan ke arah dengan
mewujudkan nilai kemanusiaan secara maksimal dengan pengembangan sistem
desentralisasi dan organisasi demokratis yang responsif dan mengundang partisipasi serta
memberikan jasa-jasa yang dibutuhkan masyarakat secara merata. Menolak netral.

Time and money study menandai lahirnya gerakan manajemen ilmiah. (F.W. Taylor)
Ilmu administrasi bersifat iconoclastic (Tjokrowinoto, 2003): paradigma lama sering
mendapat kritik, mengalami demistifikasi dan invalidasi, yang pada akhirnya akan membawa
kelahiran paradigma baru yang merupakan kritik terhadap paradigma lama, lalu siklus yang
sama lagi.

SESI 3
• perkembangan teori ilmu administrasi
• teori organisasi

Perkembangan teori ilmu administrasi klasik, ada 3 aliran:


1. Manajemen ilmiah:

2. Teori Administrasi
a. Henry Fayol (1841-1925)
- 6 fungsi atau kegiatan yaitu kegiatan teknis, kegiatan komersial,
kegiatan finansial, kegiatan akunting, kegiatan keamanan, dan
kegiatan administrasi.
- 5 fungsi administrasi/ manajemen yaitu: perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pemberian perintah (commanding),
pengkoordinasian (coordinating), dan pengawasan (controlling).
- 14 prinsip administrasi yaitu: pembagian kerja (division of work),
kewenangan (authority), disiplin (discipline), kesatuan perintah (unity
of command), kesatuan arah/tujuan (unity of direction),
mendahulukan kepentingan umum daripada pribadi (subordination of
individuals to general interest), penggajian (remuneration),
sentralisasi (centralization), jenjang hirarki (hierarchical scale), tata
tertib (order), keadilan/ kesamaan (equity), stabilitas staf/jabatan
(stability of staffs or tenure), inisiatif (initiatives), semangat korps
(esprit de corps).

b. Luther Gullick dan Lyndall Urwick (1937), buku: papers on the science of
administration
- Planning (perencanaan) : menyusun secara garis besar segala
sesuatu yang perlu dilaksanakan dan metode2 untuk mencapai
tujuan.
- Organizing (pengorganisasian)
- Staffing (penyusunan staf)
- Directing (memimpin/mengarahkan)
- Coordinating (pengoordinasian)
- Reporting (pelaporan)
- Budgeting (penganggaran)

3. Teori Birokrasi
Max Weber (1864-1920), aturan-aturan organisasi yang disebut tatanan administrasi yang
ditentukan oleh siapa yang memberikan perintah kepada siapa (koordinasi). Weber
mengidentifikasikan 10 ciri/ tipe birokrasi ideal:
- Para anggota staf secara pribadi hanya menjalankan tugas impersonal jabatan
mereka
- Adanya hierarki jabatan yang jelas
- Fungsi-fungsi jabatan ditentukan dengan tegas
- Para pejabat diangkat berdasarkan kontrak
- Mereka dipilih berdasarkan kualifikasi profesional
- Mereka memiliki gaji dan hak-hak pensiun
- Pos jabatan adalah lapangan kerjanya sendiri (pokoknya)
- Terdapat struktur karier dan promosi yang dimungkinkan berdasarkan senioritas
maupun keahlian dan pertimbangan keunggulan
- Pejabat mungkin tidak sesuai dengan penempatannya
- Tunduk pada sistem disipliner dan kontrol yang seragam

3 jenis keyakinan Weber:


a. otoritas karismatik: kepatuhan dibenarkan/sah karena orang yang memberikan
tatanan memiliki beberapa kesucian/semua karakteristik yang terkenal.
b. otoritas tradisional: semua perintah dipatuhi karena hormat terhadap pola-pola
tatanan lama yang telah mapan.
c. otoritas legal: orang yang memberikan tatanan adalah berbuat sesuai dengan
tugas-tugasnya sejak ditetapkan dalam suatu kitab UU dan peraturan.

Perkembangan teori ilmu administrasi neo klasik, pendekatan:


1. hubungan kemanusiaan
a. Marry Porker Follet (1863-1933) menekankan perlunya kepentingan umum
dalam organisasi. Agar manajemen dan pekerja benar-benar dapat menjadi
bagian dari kelompok, maka pandangan tradisional harus ditinggalkan.
b. Elton Mayo (1880-1949) study hawthorn: faktor manusia merupakan faktor
penting dalam meningkatkan produktivitas kerja.
c. Oliver Sheldon (1894-1951) menekankan tanggung jawab sosial perusahaan
kepada masyarakat dan industri harus dilengkapi dengan harga paling murah
selaras dengan standar mutu yang memadai serta didistribusikan dengan
sedemikian rupa secara langsung maupun tidak langsung sehingga
meningkatkan tujuan tertinggi dari masyarakat.

2. pendekatan perilaku

a. Hugo Minsterberg (1863-1961) menekankan psikologi dan efisiensi


industri bahwa alat-alat psikologis membantu kegiatan pencapaian tujuan
yang efektif.
b. Chester I. Barnard (1886-1961) menekankan fungsi-fungsi eksekutif
dengan memperkenalkan konsep-konsep organisasi informal, pengambilan
keputusan, status, komunikasi, dinamika individu dengan organisasi. 3
aspek teori kehidupan organisasi yaitu: organisasi sebagai suatu sistem,
organisasi formal dan informal, peranan eksekutif.
c. Herbert A. Simon (1947) menekankan administrative behavior dengan tiga
tema utama yaitu: keputusan adalah dasar dari teori administrasi, konsep
instrument rationality, dan konsep satisfying (kepuasan). Bukunya tentang
perspektif pengambilan keputusan, bagaimana peran organisasi dalam sektor
publik
d. Abraham Maslow menekankan tingkat kebutuhan manusia mulai dari
kebutuhan biologis/ fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial,
kebutuhan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri.
e. Douglas Murray McGregor mengembangkan asumsi teori X dan Y yang
dipergunakan manajer dalam melaksanakan kegiatannya
f. Warren Bennis yang menyatakan bahwa demokrasi tidak dapat dielakkan
dalam organisasi

3. pendekatan sistem
elemen dasar sistem: input, proses, output, umpan balik
a. Barnard (1938) menekankan bahwa organisasi sebagai suatu sistem aktivitas
yang kooperatif antara dua atau lebih yang merupakan sistem terbuka
b. Sundarso (2006) menyatakan karakteristik sistem yaitu: keseluruhan,
mencapai tujuan, entropi, transformasi, regulasi, hierarki sistem, diferensiasi
elemen/sub sistem, ekuifinalitas
Teori organisasi
1. klasik/teori struktur: manusia didudukkan sebagai salah satu faktor produksi, ciri:
- Adanya pembagian kerja
- Hierarki proses fungsional
- Struktur hubungan kekuasaan
- Pengawasan yang ketat
Reksohadiprojo (1988) menyatakan teori klasik berkembang dalam tiga aliran yaitu:
a. Birokrasi yang rasional dalam mencapai tujuan
b. Teori administrasi yang memusatkan pada prinsip-prinsip manajemen dan
unsur-unsur manajemen sebagaimana dinyatakan oleh Henry Fayol
c. Manajemen Ilmiah dengan pencapaian efisiensi terbesar melalui pembagian
kerja atau spesialisasi

2. hubungan manusia: muncul karena Hawthorn studies dengan ciri:


- Adanya hasil atau produk daripada hubungan manusia
- Adanya motivasi yang dijalankan oleh pimpinan organisasi
Wursanto (2003) menyatakan teori hubungan antar manusia yaitu:
a. Organisasi merupakan hubungan kemanusiaan
b. Organisasi dapat diurus dengan baik dan dapat mencapai sasaran yang
ditetapkan apabila di dalamnya terdapat hubungan antar pribadi yang serasi
c. Tujuan dari teori ini adalah untuk mendapatkan kepuasan psikologis
karyawan, moral yang tinggi, disiplin yang tinggi, loyalitas yang tinggi, dan
motivasi yang tinggi

3. teori proses, ciri:


- Adanya kerja sama antar sekelompok orang-orang secara nyata
- Adanya dinamika (gerak ubah) organisasi
Wursanto (2003) menyatakan teori proses yaitu:
a. Berhasil tidaknya organisasi mencapai tujuan tergantung pada proses kerja
sama antara orang-orang dalam organisasi
b. Pimpinan organisasi harus mendayagunakan dan mengarahkan proses kerja
sama itu ke arah tercapainya tujuan yang ditetapkan.

4. teori perilaku, ciri:


- Ada tidaknya, baik buruknya, suatu organisasi itu tergantung dari perilaku
para anggotanya.
- Setiap organisasi mempunyai watak, temperamen, cita-cita, keinginan yang
berbeda-beda, yang mengakibatkan perilaku dari setiap anggota organisasi
yang berbeda-beda sebagaimana dinyatakan oleh Herbert A. Simon.
Perilaku dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
a. perilaku formal sebagai akibat hubungan formal dalam organisasi;
b. perilaku informal sebagai akibat dari hubungan informal yang timbul dalam
organisasi; dan
c. perilaku non formal yang merupakan akibat adanya hubungan nonformal
yang merupakan jembatan antara perilaku formal dengan informal yang
saling mempengaruhi.

5. teori sistem, ciri:


- Organisasi sebagai jaringan (network) daripada berbagai sistem yang
berkaitan satu sama lain, serta bekerja dan bergerak berdasarkan tata-kaitan
sistem-sistem tertentu.
- Ancangan sistem melihat organisasi dalam kaitannya dengan lingkungannya.
Karena itu struktur organisasi harus menyediakan saluran-saluran komunikasi
yang mempermudah pengambilan keputusan sebagaimana dinyatakan oleh
Barnes (1984).
- Teori organisasi adalah teori yang menerangkan dan memprediksi apa dan
bagaimana struktur, proses dan perilaku dari berbagai macam organisasi
menurut budaya dan lingkungan.

pengertian dan hakikat organisasi:


- Organisasi adalah entitas sosial yang secara sengaja dikoordinasikan, dengan
batas-batas yang relatif jelas, yang berfungsi dalam waktu yang relatif berkelanjutan,
untuk mencapai tujuan atau beberapa tujuan bersama (Robbins dan M. Coulter,
2002)
- Organisasi adalah hubungan-hubungan yang terpolakan di antara orang-orang,
yang berkaitan dengan aktivitas-aktivitas yang saling berhubungan, yang diarahkan
untuk suatu tujuan tertentu (Wexley dan Yuki, 2003).

- Organisasi sebagai wadah: tempat kegiatan-kegiatan administrasi dan manajemen


dijalankan.
- Organisasi sebagai proses: interaksi antara orang-orang yang menjadi anggota
organisasi itu.

Tujuan organisasi menurut Silalahi (2003) dapat dibagi menjadi 2 dimensi tujuan yaitu:
a. Tercapainya tujuan organisasi secara efektif dan efisien
b. Tercapainya kepuasan dari anggota organisasi
Tujuan organisasi ada 3 yaitu: (Ayi Karyana, Enceng, Darmanto; 2014)
a. Pelayanan (services)
b. Mencari keuntungan (profit)
c. Tujuan sosial

Asas-asas organisasi dapat dibagi menjadi 11 asas yaitu:


a. Asas Pembagian Tugas
b. Asas Fungsionalisasi
c. Asas Koordinasi: menyerasikan, memadukan, menyelaraskan
d. Asas Kesinambungan
e. Asas Akordion
f. Asas Pendelegasian Wewenang
g. Asas Keluwesan: agar organisasi selalu mengikuti dan menyesuaikan diri dengan
perkembangan dan perubahan keadaan dapat dihindarkan kekakuan dalam pelaksanaan
tugas
h. Asas Rentang Kendali
i. Asas Jalur dan Staf: pemerintah perlu membedakan satuan organisasi yang
melaksanakan tugas pokok dan tugas penunjang
j. Asas Kejelasan dan Pelembagaan
k. Asas Pengembangan Jabatan Fungsional
Bentuk organisasi:
a. Organisasi Lini (Line Organization) dengan ciri-ciri: organisasi kecil, jumlah karyawan
masih sedikit, pemilik merupakan pimpinan organisasi, hubungan kerja pimpinan dan
bawahan bersifat langsung, tingkat spesialisasi masih rendah, semua anggota organisasi
saling kenal, tujuan yang hendak dicapai masih sederhana, alat-alat yang dibutuhkan masih
sederhana, struktur organisasi masih sederhana, dan produksi yang belum beragam.

b. Organisasi Lini dan Staf (Line And Staff Organization) dengan ciri-ciri:
organisasinya besar dan kompleks, jumlah karyawan banyak, hubungan kerja bersifat
langsung, terdapat dua kelompok orang dalam organisasi yang menjalankan tugas pokok
dan yang menjalankan tugas penunjang, spesialisasi yang sudah beragam. Biasa dipakai di
pemerintahan.
kebaikan: pembagian tugas jelas, bakat dapat dikembangkan, koordinasi mudah dijalankan,
disiplin tinggi, the right man in the right place, universal.

c. Organisasi Fungsional (Functional Organization) dengan ciri tidak terlalu


menekankan pada hierarki struktural namun lebih banyak pada sifat dan fungsi yang perlu
dijalankan

d. Organisasi Tipe Panitia (Committee Type Of Organization) dengan ciri pimpinan dan
para pelaksana dibentuk dalam kelompok-kelompok yang bersifat panitia.

Bentuk model dimensi waktu keefektifan: jangka pendek, menengah, panjang. Kepuasan
merupakan ukuran keberhasilan organisasi memenuhi kebutuhan karyawan dan anggota.

SESI 4
• pengertian dan fungsi manajemen
• hubungan manajemen dan ilmu administrasi
• fungsi perencanaan

pengertian perencanaan:
Perencanaan sebagai fungsi manajemen adalah fungsi yang pimpinannya berkemungkinan
menggunakan pengaruh dari kewenangannya yang dapat mengubah kegiatan dan tujuan
organisasi (Mc. Farland dalam Rusli Ramli, 1999).

ciri perencanaan:
- Meliputi identifikasi personal dan organisasional
- Erat kaitannya dengan kondisi yang relatif pasti dan tidak pasti
- Bersifat intelektual
- Menyangkut hal-hal masa depan
- Bersifat menembus dan berkesinambungan
Pentingnya perencanaan, menurut J.R. Schemerhorn, 1996:
- meningkatkan fokus dan fleksibilitas
- meningkatkan koordinasi: meminimalisir tumpang tindih kegiatan, hemat biaya
- meningkatkan pengawasan: kerangka untuk pengukuran dan pengevaluasian kinerja
organisasi
- memperbaiki manajemen waktu

Tujuan dan manfaat perencanaan


- Mencocokkan pelaksanaan dengan perencanaannya (standar pengawasan)
- Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan
- Mengetahui siapa saja yang terlibat (struktur organisasinya)
- Memperoleh kegiatan yang sistematis
- Meminimalkan kegiatan yang tidak perlu dan menghemat waktu, tenaga, dan biaya
- Memberikan gambaran menyeluruh tentang kegiatan pekerjaan
- Menemukenali hambatan/ kesulitan yang ditemui
- Mengarahkan pada pencapaian tujuan

Manfaat perencanaan
- Standar pelaksanaan dan pengawasan
- Alat memilih berbagai alternatif terbaik
- Alat menyusun skala prioritas
- Instrumen menghemat pemanfaatan sumber-sumber daya organisasi
- Alat memudahkan koordinasi
- Alat meminimalisir pekerjaan yang tidak pasti
- Alat bantu pimpinan menyesuaikan perubahan lingkungan

Jenis perencanaan
- dimensi waktu: perencanaan jangka panjang, perencanaan jangka menengah, dan
perencanaan jangka pendek
- dimensi spasial: perencanaan nasional, perencanaan regional, perencanaan tata
ruang
- dimensi tingkatan teknis perencanaan: perencanaan mikro, perencanaan sektoral,
perencanaan Kawasan, perencanaan proyek
- dimensi jenis: perencanaan dari atas ke bawah, perencanaan dari bawah ke atas,
perencanaan menyerong ke samping, perencanaan mendatar, perencanaan
menggelinding, perencanaan gabungan dari atas ke bawah dan bawah ke atas

Jenis rencana. Terry, 1977:


- Objectives (sasaran) adalah bentuk khusus dari tujuan yang tergantung pada
kegiatan masing-masing dalam organisasi
- Policy (kebijaksanaan) adalah pernyataan umum tentang perilaku dari
organisasi dalam menentukan pedoman untuk pengambilan keputusan mengenai
sumber-sumber yang diperlukan
- Procedures (prosedur) adalah gambaran urutan-urutan yang kronologis dari tindakan
yang harus dilakukan
- Method (metode) adalah cara melaksanakan sesuatu.
- Standard (ukuran baku) adalah suatu nilai yang dapat digunakan sebagai norma
atau dasar rujukan.
- Budget (anggaran) adalah rencana yang memiliki dua segi yaitu penerimaan dan
pengeluaran.
- Program adalah tindakan-tindakan yang direncanakan dan diintegrasikan ke dalam
suatu kesatuan tertentu

Model perencanaan:
- Model Komprehensif adalah model yang digunakan untuk menganalisis perubahan
dalam suatu sistem secara menyeluruh.
- Model Pembiayaan dan Keefektifan Biaya adalah model yang digunakan untuk
menganalisis proyek dengan kriteria efisiensi dan efektifitas.
- Model PPBS (Planning Programming Budgeting System) adalah model yang
sistematis dan komprehensif dalam menentukan tujuan, mengembangkan
program-program untuk dicapai dengan menggunakan anggaran efisien dan
seefektif mungkin dan mampu menggambarkan kegiatan program jangka Panjang.
- Model Target Setting adalah cara melaksanakan sesuatu.

Teori perencanaan:
a. sintesis: proses psikologis dalam bentuk pembelajaran yang menekankan transaksi
interpersonal
b. rasionalisme: proses yang mengikuti langkah prosedural dalam pengambilan
keputusan
c. pengembangan organisasi: proses pembelajaran mengenai kesadaran dan
perilaku organisasi
d. empirisme: memusatkan perhatian pada aspek politik dan realitas fungsi ekonomi
skala nasional, studi politik pembangunan. Hudson and Tanner, 1981:
- Teori Sinoptik adalah teori yang menggunakan pola berpikir sistem dalam
perencanaan
- Teori Inkremental adalah teori yang didasarkan kepada kemampuan institusi dan
kinerja personalianya.
- Teori Transaktif adalah teori yang menekankan pada hakikat individu yang
menjunjung tinggi kepentingan pribadi
- Teori Advokasi adalah teori yang menekankan pada hal-hal yang bersifat umum
- Teori Radikal adalah teori yang menekankan pada kebebasan lembaga lokal untuk
melakukan perencanaan sendiri dengan maksud agar lebih cepat memenuhi
kebutuhan lokal
- Teori SITAR adalah teori yang menggabungkan dari semua teori Hudson di atas

Metode perencanaan:
- Analisis Sumber-Cara-Tujuan: metode untuk meneliti sumber-sumber dan alternatif
mencapai tujuan tertentu
- Analisis Masukan Keluaran adalah metode untuk mengkaji faktor-faktor input yang
mempengaruhi proses dan akibatnya terhadap keluaran secara interelasi dan
interdependensi
- Analisis ekonometrik adalah metode yang memakai data-data empiris, statistik, dan
teori ekonomi dalam mengukur perubahan dalam hubungannya dengan ekonomi
- Diagram Sebab Akibat adalah metode dalam perencanaan yang menggunakan
sekuen hipotetik untuk mendapatkan gambaran masa depan
- Delphi adalah metode yang digunakan untuk menentukan sejumlah alternatif
program, mendapatkan asumsi dan fakta yang melandasi pertimbangan tertentu
dengan mencari informasi yang dibutuhkan untuk mencapai konsensus
- Analisis Siklus Kehidupan adalah metode untuk mengalokasikan sumber daya
dengan memperhatikan siklus kehidupan produksi, proyek, program, dan kegiatan
- Analisis Nilai Tambah adalah metode untuk mengukur keberhasilan aspek tertentu
sehingga diperoleh gambaran kontribusi aspek tertentu terhadap aspek lainnya
- Heursitik adalah metode untuk mendapatkan isu-isu dan mengakomodasi pendapat
yang bertentangan

Unsur rencana:
- Penjelasan dan rincian kegiatan dan peralatan yang dibutuhkan
- Penjelasan mengapa kegiatan harus dikerjakan dan tujuan harus dicapai
- Penjelasan tentang lokasi fisik tempat setiap kegiatan harus dikerjakan
- Penjelasan mengenai waktu dimulainya pekerjaan dan diselesaikannya pekerjaan
- Penjelasan mengenai petugas yang mengerjakan pekerjaan
- Penjelasan mengenai Teknik mengerjakan pekerjaan

Sifat rencana yang baik:


- Pemakaian kata-kata sederhana dan terang
- Fleksibel: dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang berubah yang tidak diduga
sebelumnya
- Mempunyai stabilitas
- Ada dalam perimbangan
- Meliputi semua tindakan yang diperlukan

Prinsip perencanaan yang baik:


- Keadaan yang sekarang
- Keberhasilan dan faktor-faktor kritis keberhasilan
- Kegagalan masa lampau
- Ada dalam perimbangan
- Potensi, tantangan, dan kendala yang ada
- Kemampuan mengubah kelemahan menjadi kekuatan dan ancaman menjadi
peluang
- Mengikutsertakan pihak-pihak terkait
- Memperhatikan komitmen dan mengkoordinasikan pihak-pihak terkait
- Mempertimbangkan efektivitas dan efisiensi, demokratis, transparan, realistis,
legalitas, dan praktis
- Menguji coba kelayakan perencanaan

Perencanaan yang efektif:


- Mengikuti langkah-langkah perencanaan secara sistematis dan sekuensial
- Perencana harus memahami variasi tipe-tipe rencana dan urutan tingkatannya
- Manajemen memahami karakteristik rencana yang efektif
- Manajemen memahami hambatan-hambatan perencanaan
Perencanaan yang baik:
- Forecasting: proses pembuatan asumsi tentang apa yang akan terjadi pada masa
yang akan datang
- Use of Scenario Planning : pengidentifikasian setiap alternative scenario masa yang
akan datang atau menjelaskan masalah yang mungkin terjadi kemudian membuat
rencana yang sesuai
- Benchmarking: menggunakan perbandingan eksternal untuk mengevaluasi kinerja
terbaru dan memperkenalkan tindakan yang mungkin untuk masa depan
- Participative Planning and Involvement: memasukkan setiap orang yang dipengaruhi
oleh hasil rencana dan/atau akan membantu dalam melaksanakan proses
perencanaan
- Use of Staff Planners: mengambil orang-orang yang bertanggung jawab dalam
memimpin dan mengkoordinasikan sistem perencanaan untuk organisasi secara
keseluruhan atau untuk satu komponen utamanya dan orang-orang tersebut adalah
orang-orang yang profesional dalam perencanaan

Proses perencanaan:
- tetapkan tujuan: Tujuan harus memberikan pedoman, mengurangi ketidakpastian,
memotivasi orang, memfasilitasi pembelajaran, dan memudahkan koordinasi (Pearce
dan Robinson, 1989). Tujuan harus memiliki karakteristik yaitu spesifik dan dapat
dimengerti, dapat diukur, kerangka waktu tertentu, singkat, standar, realistis,
fleksibel, dapat diterima (Hellriegel dan Scolum, 1992). Tujuan terdiri atas tujuan
strategis, tujuan taktis, dan tujuan operasional (Silalahi, 2002). Tujuan dapat
dibedakan menjadi visi organisasi, misi organisasi, nilai dasar organisasi (Pearce
dan Robinson, 1989).
visi: apa yang ingin dicapai organisasi
misi: alasan fundamental keberadaan organisasi

- analisis lingkungan: mendiagnosis lingkungan internal dan eksternal organisasi.

- buat rencana strategi: Analisis strategi dilakukan dengan analisis SWOT (Strength,
Weakness, Opportunity, Threats), kemudian menentukan pilihan alternatif,
implementasi strategi, dan mengawasi strategi menurut Steiner (1984

- kembangkan rencana operasional: Meliputi rencana fungsional, rencana tetap, dan


rencana sekali pakai (Pearce dan Robinson, 1989)
rencana tetap: arah untuk membantu meningkatkan efektivitas organisasi melalui
standardisasi dari keputusan rutin

- implementasikan rencana dan evaluasi hasil: diimplementasikan melalui kegiatan


pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan
SESI 5
• manajemen dan fungsi kepemimpinan
• hubungan manajemen dan ilmu administrasi
• fungsi kepemimpinan

Kepemimpinan adalah serangkaian perilaku seseorang yang mengarahkan


kegiatan-kegiatan bersama.

Teori kepemimpinan:
- Teori Sifat yang didasarkan pada pemikiran bahwa keberhasilan pemimpin
ditentukan oleh adanya kelebihan sifat-sifat yang dimiliki oleh pemimpin itu sendiri
seperti intelegensia, kematangan dan keleluasaan, motivasi dan keinginan
berprestasi, dan kemampuan mengadakan hubungan antar manusia (Keith Davis).
Tapi menurut Ralph Stogdill: capacity, achievement, responsibility, participation,
status
- Teori Perilaku yang memberikan perhatian terhadap apa yang sebetulnya dilakukan
oleh pemimpin dalam menjalankan tugas kepemimpinannya. Beberapa studi
kepemimpinan yaitu:
a. Studi Kepemimpinan Universitas Ohio: perilaku pemimpin dasarnya punya
kecenderungan pada 2 kategori:
- consideration: pemimpin cenderung mengarah pada kepentingan
bawahan
- initiating structure: pemimpin cenderung mementingkan organisasi
daripada bawahannya.
b. Studi Kepemimpinan Michigan: orientasi pada bawahan dan produksi
c. Model Leadership Continuum: hubungan pemimpin dengan bawahan dalam
rangka pembuatan keputusan
d. Managerial Grid: berupa grafik kriteria. Perilaku yang pusat perhatiannya
pada produksi dan kepada orang.

- Teori Kontingensi menekankan pada pendekatan situasional yaitu pada pentingnya


faktor-faktor kontekstual seperti sifat pekerjaan yang dilaksanakan oleh pemimpin,
sifat lingkungan eksternal dan karakteristik para pengikut. Teori kontingensi tentang
kepemimpinan antara lain:
a. Path Goal Theory:
- supportive leadership: memberi perhatian pada kebutuhan bawahan,
kesejahteraannya, menciptakan suasana yang bersahabat
- directive leadership: memberitahu bawahan apa yang diharapkan dari
pemimpin, memberi pedoman spesifik, meminta bawahan ikut aturan
dan prosedur, mengatur waktu, mengoordinasi kerjaan mereka
- participative leadership: berkonsultasi dengan bawahan,
mempertimbangkan opini dan saran bawahan
- achievement oriented leadership: menetapkan tujuan2 yang
menantang, mencari perbaikan dalam kinerja, melihatkan
kepercayaan pada bawahan akan mencapai standar yang tinggi
b. Leader Member Exchange Theory
c. Hersey and Blanchard Situational Theory
- Teori Kepemimpinan Kontemporer yang tidak didasarkan pada sifat, tingkah laku,
situasi tertentu, namun pada kemampuan lebih seorang pemimpin dibandingkan
dengan yang lain. Tiga pendekatan yaitu: Teori Atribusi Kepemimpinan,
Kepemimpinan Karismatik, dan Kepemimpinan Transformasional

Tipologi pemimpin:
1.Berdasarkan Kondisi Sosio-Psikologis: semua kondisi eksternal dan internal yang ada
pada saat pemunculan seorang pemimpin. Pemimpin yang termasuk dalam tipologi ini
adalah:
- pemimpin kelompok (leader of crowds)
a. crowd compeller: menggerakkan orang2 dengan cara memaksa mengikuti
perintahnya
b. crowd exponent: dengan memberi contoh/teladan
c. crowd representation: dengan menyuarakan aspirasi orang2 tersebut/
menjadi representasi mereka (misal demonstrasi)
- pemimpin siswa/mahasiswa (student leaders)
- pemimpin publik (public leaders)
- pemimpin perempuan (women leaders)
2.Berdasarkan Kepribadian. Berdasarkan kepribadiannya, pemimpin dapat dikelompokkan
menjadi:
- Tipologi Myers-Briggs
- Tipologi CPI (California Personality Inventory):
a. leader: extrovert, ambisius, berani, tegas, taat aturan norma
b. innovator: extrovert, progresif, sangat berani, interes bervariasi, pandai, suka
tanya aturan norma
c. saints (ulama): introvert, tabah, setia, dapat dipercaya, tidak egois, taat
aturan norma
d. artist: introvert, imajinatif, sensitif, sering tanya aturan norma
3.Berdasarkan Gaya Kepemimpinan. Tipologi berdasarkan gaya kepemimpinan dapat
dikelompokkan menjadi:
- Tipologi Blake-Mouton
- Tipologi Reddin:
a. deserter/pembelot: orientasi thd hubungan rendah, orientasi thd tugas
rendah, efektivitas rendah
b. autocrat: orientasi thd hubungan rendah, orientasi thd tugas tinggi, efektivitas
rendah
c. missionary/penganjur: orientasi thd hubungan tinggi, orientasi thd tugas
rendah, efektivitas rendah
d. compromiser: orientasi thd hubungan tinggi, orientasi thd tugas tinggi,
efektivitas rendah
e. birokrat: orientasi thd hubungan rendah, orientasi thd tugas rendah,
efektivitas tinggi
f. otokrat bijak: orientasi thd hubungan rendah, orientasi thd tugas tinggi,
efektivitas tinggi
g. developer: orientasi thd hubungan tinggi, orientasi thd tugas rendah,
efektivitas tinggi
h. eksekutif: orientasi thd hubungan tinggi, orientasi thd tugas tinggi, efektivitas
tinggi
- Tipologi Bradford-Cohen: technician, conductor, developer
- Tipologi Leavit: pathfinder, problem solver, implementer
4. Berdasarkan Peran, Fungsi, dan Perilaku. Tipologi berdasarkan peran, fungsi, dan
perilaku dapat dikelompokkan menjadi: Tipe Pemimpin Berdasarkan Perilaku, Tipe
Pemimpin Berdasarkan Fungsi, Tipe Pemimpin Berdasarkan Peran

Peran pemimpin
1.Peran Merumuskan Visi. Visi adalah apa yang ditampilkan, keadaan masyarakat yang
dicita-citakan, apa yang ingin dicapai oleh pemimpin dan pengikutnya di masa yang akan
datang
2.Peran Mengembangkan Budaya Organisasi. Pemimpin mengumpulkan nilai-nilai yang
ada di masyarakat atau mengembangkan nilai-nilai baru yang digunakannya untuk
memotivasi dan menggerakkan pengikutnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
3.Peran Menciptakan Sinergi. Tugas pemimpin untuk manajemen konflik agar konflik
berkembang ke arah konflik konstruktif sehingga dapat mempersatukan pengikutnya agar
mampu menciptakan sinergi positif
4.Peran Memberdayakan Pengikut. Pemimpin harus memberdayakan pengikut dan
organisasi guna meningkatkan kinerja, memperbaiki proses kerja, mengurangi biaya,
mengurangi tuntutan, meningkatkan kepuasan kerja dan lain sebagainya
5.Peran Menciptakan Perubahan. Pemimpin harus dapat menjadi agen perubahan dalam
mempertahankan kinerjanya.
6.Peran Memotivasi Pengikut. Tugas pemimpin adalah memotivasi pengikut agar mau
bergerak mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
7.Peran Mewakili Sistem Sosial dan Membelajarkan Organisasi. Dalam kapasitas
mewakili sistem sosial yang dipimpinnya, pemimpin bertindak sebagai tokoh dan simbol
dalam sistem sosialnya.
8.Peran Membelajarkan Organisasi. Pemimpin bertindak sebagai seorang desainer, guru,
dan pramugara. Sebagai desainer, pemimpin akan mendesain ide-ide tujuan, visi, nilai-nilai
inti, menentukan kebijakan, strategi, dan struktur organisasi. Sebagai guru, pemimpin akan
membantu setiap orang dalam organisasi. Sebagai pramugara, pemimpin harus melayani
yang dipimpinnya.

Gaya kepemimpinan:
1. Demokratis. Menempatkan manusia sebagai faktor utama dan terpenting dalam setiap
kelompok/organisasi. Ciri-cirinya yaitu: mampu mengintegrasikan organisasi pada peran dan
porsi yang tepat, mempunyai persepsi holistik, menggunakan pendekatan integralistik,
memandang organisasi secara keseluruhan, menjunjung harkat martabat bawahan,
bawahan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, terbuka, teladan, rasional dan
objektif, memelihara kondisi kerja yang kondusif (Prof. Sondang P. Siagian, 1988)
2. Otoriter. Menempatkan kekuasaan di tangan satu orang atau sekelompok kecil orang
yang berkuasa. Ciri-cirinya yaitu: kedudukan bawahan hanya sebagai pelaksana keputusan
pimpinan, memandang lebih dari segala hal, memandang kemampuan bawahan rendah,
keputusannya tidak boleh dibantah bawahannya, menimbulkan rasa takut dan ketaatan
bawahan yang kaku.
3. Bebas. Pemimpin hanya sebagai simbol. Kepemimpinannya dijalankan dengan
memberikan kebebasan penuh kepada orang yang dipimpin dalam mengambil keputusan
dan bertindak. Kepemimpinan agitator dan kepemimpinan simbol adalah kepemimpinan
bebas. Pemimpin memfungsikan dirinya sebagai penasihat dengan memberi
kesempatan untuk berkompromi atau bertanya bagi anggota yang memerlukannya.

SESI 6
● manajemen dan fungsi koordinasi
● hubungan manajemen, ilmu administrasi, dan fungsi kepemimpinan

Pengertian koordinasi:
- Koordinasi adalah proses penyatupaduan sasaran-sasaran dan
kegiatan-kegiatan unit-unit atau bagian-bagian atau bidang-bidang fungsional
yang terpisah pada sebuah organisasi agar dapat mencapai tujuan organisasi
(Stoner, 1992)
- Koordinasi adalah suatu proses pihak pimpinan mengembangkan pola usaha
kelompok secara teratur diantara bawahannya dan menjamin kesatuan tindakan di
dalam mencapai tujuan bersama (Mc Farland, 1979)
- Koordinasi adalah tindakan seorang manajer untuk mengusahakan terjadinya
keselarasan antara tugas/ pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang/bagian yang
satu dengan seseorang/bagian yang lain (Nitisemito, 1985)
- Koordinasi sebagai proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan
pada satuan-satuan yang terpisah (departemen atau bidang-bidang fungsional)
suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien (Winardi, 1990)
- Dari sisi administrasi, koordinasi adalah pengaturan tata hubungan dari usaha
bersama untuk memperoleh kesatuan tindakan dalam usaha mencapai tujuan
Bersama (Siagian, 1992)
Koordinasi punya arti berbeda dengan kerja sama, tapi kerja sama itu termasuk syarat
keberhasilan yang sangat penting untuk melakukan koordinasi.
Pada kerja sama terdapat unsur kesukarelaan dari individu yang ada.
Pada koordinasi proses kerjasamanya bersifat kewajiban.
Ciri koordinasi:
1.Tanggung jawab koordinasi berada pada pimpinan
2.Adanya proses
3.Terjadinya mekanisme regulasi dalam usaha tim kerja/ usaha kelompok
4.Konsep kesatuan tindakan
5.Tujuan koordinasi adalah tujuan bersama

Empat faktor penentu pencapaian koordinasi yang efektif;


1.Kewenangan dan tanggung jawab yang jelas
2.Pengawasan secara seksama
3.Fasilitas komunikasi yang efektif
4.Menggunakan kemampuan pimpinan

Jenis koordinasi:
1.Koordinasi internal adalah koordinasi antara pegawai-pegawai dari beberapa bagian atau
seksi, antara pekerja-pekerja dengan manajer-manajer pada tingkat yang berlainan, antara
kantor-kantor cabang, pabrik-pabrik, bagian-bagian dan seksi-seksi.
2.Koordinasi eksternal adalah koordinasi dengan pelanggan, leveransir, pemerintah dan
pihak-pihak luar dengan siapa perusahaan tersebut mempunyai hubungan kerja dan
membangun jaringan kerja
3.Koordinasi vertikal adalah apa yang terjadi di dalam suatu bagian dituntut untuk
mengoordinasikan kegiatan-kegiatan dari semua orang yang ditempatkan di bawahnya
4.Koordinasi horizontal adalah koordinasi menyamping diantara bagian-bagian yang
berlainan seperti bagian produksi, bagian penjualan, bagian pembelian, dan lain sebagainya
5.Koordinasi prosedural adalah koordinasi yang dimaksudkan untuk mengurangi organisasi
itu sendiri, artinya uraian umum tentang perilaku-perilaku dan hubungan-hubungan dari
anggota-anggota organisasi
6.Koordinasi substantif adalah koordinasi yang berhubungan dengan isi dan beban
kegiatan-kegiatan organisasi merupakan aspek koordinasi prosedural

Prinsip koordinasi:
1.Adanya kesepakatan dan kesatuan pengertian mengenai sasaran yang harus dicapai
sebagai arah kegiatan bersama.
2.Adanya kesepakatan mengenai kegiatan atau tindakan yang harus dilakukan oleh
masing-masing pihak termasuk target dan jadwalnya
3.Adanya kekuatan atau keyakinan dari setiap pihak terhadap bagian tugas masing-masing
serta jadwal yang telah ditetapkan
4.Adanya saling tukar informasi dari setiap pihak terhadap bagian tugas masing-masing
serta jadwal yang telah ditetapkan
5.Adanya koordinator yang dapat memimpin dan menggerakkan serta memonitor kerja
sama tersebut, serta memimpin pemecahan masalah yang dihadapi oleh semua pihak
6.Adanya informasi dari berbagai pihak yang mengalir kepada koordinator sehingga
koordinator dapat memonitor seluruh pekerjaan kerja sama dan mengerti masalah yang
dihadapi semua pihak
7.Adanya saling hormat-menghormati terhadap wewenang fungsional masing-masing pihak
sehingga tercipta semangat untuk saling bantu

Syarat koordinasi:
1.Adanya hubungan langsung.
2.Kesempatan awal
3.Kontinuitas
4.Dinamis
5.Tujuan yang jelas
6.Struktur Organisasi yang Sederhana
7.Perumusan Wewenang dan Tanggung Jawab yang Jelas
8.Komunikasi yang Efektif
9.Kepemimpinan dan Supervisi yang Efektif
Mekanisme koordinasi
1.Hirarki Manajerial.
2.Aturan dan Prosedur
3.Rencana dan Penetapan Tujuan:
- mutual adjustment
- direct adjustment
- standardization of work process
- standardization of outputs (pembakuan hasil): adanya spesifikasi/pengkhususan
hasil dari berbagai pekerjaan yang beda-beda.
- standardization of skills
- standardization of norm

Kriteria koordinasi yang efektif:


1.Menjaga pembagian wewenang dan tanggung jawab yang jelas ditetapkan
2.Semangat kerjasama dalam memeriksa, mengamati, dan menilai sifat yang berwujud
unsur pertentangan
3.Tersedianya fasilitas komunikasi yang efektif

Pengertian komunikasi:
1.Komunikasi merupakan kegiatan yang berangkai sehingga menjadi proses dan karena
berlangsung antar manusia yang berbeda dan bersifat unik maka sifatnya selalu dinamis
dan unik pula (Nawawi, 1994)
2.Komunikasi sebagai interaksi atau proses hubungan saling pengertian antar manusia (Mc
Farland, 1974)

Berdasarkan sifat dan jumlah komunikasi dapat digolongkan dalam 3 kategori:


1.Komunikasi antar pribadi: untuk mencapai kesamaan pengertian, sehingga dapat tercapai
keinginan bersama
2.Komunikasi kelompok: yang ditekankan adalah faktor kelompok sehingga komunikasi
menjadi lebih luas
3.Komunikasi massa: dilakukan melalui alat

Bentuk-bentuk komunikasi
1.Komunikasi Vertikal. Bentuk komunikasi ini merupakan bentuk komunikasi yang terjadi
dari atas atau superior ke bawah atau subordinasi dan sebaliknya. Memberi manfaat
kepada pimpinan mengenai laporan, tanggapan, saran, pengaduan yang berasal dari
bawahan.
2.Komunikasi Ke Samping/ Horizontal. Bentuk komunikasi ini digunakan oleh dua pihak
yang memiliki level yang sama.
3.Komunikasi Diagonal. Bentuk komunikasi ini digunakan oleh dua pihak yang mempunyai
level berbeda, tetapi tidak mempunyai wewenang langsung kepada pihak lain.

Dalam penerapannya:
1.Komunikasi Formal. Bentuk komunikasi ini merupakan komunikasi yang terjadi diantara
para anggota organisasi yang secara tegas diatur dan telah ditentukan dalam struktur
organisasi
2.Komunikasi Informal. Bentuk komunikasi ini komunikasi yang terjadi dalam suatu
organisasi yang tidak direncanakan dan tidak ditentukan dalam struktur organisasi. Hal
positif:
- jika komunikasi formalnya ada hambatan, dengan terpaksa pakai informal
- dalam suasana konflik dan ketegangan
- sebagai sarana komunikasi
Sebagai kegiatan pengendali, menurut Nawawi ada 5 elemen:
a. komunikator: diawali dengan pengkodean “encoding”, yaitu memilih/menyeleksi
lambang yang dinilai tepat dan dapat mengantarkan pesan, sesuai yang
dimaksudkan.
b. saluran
c. pesan
d. penerima: melakukan dekode: memberi arti pada lambang2 yang disampaikan oleh
komunikator, agar pesan di dalamnya dapat dimengerti
e. respon

Bentuk-bentuk komunikasi:
1.Komunikasi Bebas. Bentuk komunikasi ini merupakan bentuk komunikasi yang
berlangsung antar personal sebagai individu tanpa batas-batas kepangkatan, jabatan atau
posisi atau ketentuan-ketentuan yang membatasi kesempatan individu menyampaikan
pesan/ informasi
2.Komunikasi Terbatas. Komunikasi yang terjadi dalam organisasi yang berlangsung antar
personal dengan mengikuti tata cara yang telah diatur secara sadar dan sengaja sehingga
hanya dapat berlangsung antar personal tertentu saja

Bentuk-bentuk komunikasi:
1.Komunikasi ke dalam (intern). Bentuk komunikasi ini merupakan proses penyampaian
atau permintaan informasi/ pesan yang berlangsung antar personal di lingkungan suatu
organisasi
2.Komunikasi ke luar (ekstern). Komunikasi ini adalah penyampaian atau permintaan
informasi/pesan dari personel di dalam organisasi pada personel lain di luar organisasi

SESI 7
● manajemen dan fungsi pengawasan
● hubungan manajemen, ilmu administrasi, dan fungsi pengawasan

Herbert G. Kicks 1972, Pengawasan berhubungan dengan:


1. pembandingan kejadian2 dengan rencana2
2. melakukan tindakan koreksi yang perlu terhadap kejadian yang menyimpang dari
rencana
dengan melaksanakan pengawasan (memonitor, memeriksa, mengevaluasi, memperbaiki)
berarti pemimpin berusaha mencegah penyimpangan dari pemanfaatan sumber-sumber dan
pelaksanaan kegiatan. Jika terjadi penyimpangan dilakukan perbaikan.
Tujuan pengawasan:
1.Menghentikan atau meniadakan kesalahan, penyimpangan-penyimpangan,
penyelewengan, pemborosan, hambatan, dan ketidakadilan
2.Mencegah terulangnya kembali kesalahan, penyimpangan, pemborosan, hambatan, dan
ketidakadilan
3.Mendapatkan cara-cara yang lebih baik atau membina yang lebih baik
4.Menciptakan suasana keterbukaan, kejujuran, partisipasi, dan akuntabilitas organisasi
5.Meningkatkan kelancaran operasi organisasi
6.Meningkatkan kinerja organisasi
7.Memberikan opini atas kerja organisasi
8.Mengarahkan manajemen untuk melakukan koreksi atas masalah-masalah pencapaian
kinerja yang ada

Pentingnya pengawasan:
1.Pengawasan menyediakan suatu kepercayaan kembali kepada pihak luar bahwa suatu
organisasi berjalan lancar
2.Pengawasan menyediakan jaminan kepada pemimpin bahwa organisasi yang dipimpinnya
berjalan sesuai dengan arah yang diinginkan
3.Pengawasan memungkinkan pemimpin membimbing bawahannya
4.Pengawasan menyediakan bimbingan kepada pemimpin pada tingkat yang lebih rendah
oleh pemimpin yang lebih tinggi

Pengawasan berhenti setelah mengonstatir dan memberitahukan termasuk menyarankan,


sedangkan pengendalian melanjutkan dengan tindakan-tindakan.

Hubungan pengawasan dengan fungsi manajemen lain:


Perencanaan merupakan standar atau alat pengawasan bagi pekerjaan yang sedang
dikerjakan.

Jenis pengawasan, berdasarkan:


1. Sifat:
- Pengawasan Preventif (preventive control)
- Pengawasan Represif (repressive control)
2. metode/cara pelaksanaan:
- Pengawasan Tidak Langsung (Hadari Nawawi, 2000)
- Pengawasan Langsung (Hadari Nawawi, 2000)
- Pengawasan Birokratik/ Mekanistik (Silalahi, 2002)
- Pengawasan Organik (Silalahi, 2002)
- Pengawasan Perilaku (Rue dan Byars, 1992)
- Pengawasan Keluaran (Rue dan Byars, 1992)
3. subjek/pelaksananya:
- Pengawasan Internal (Pearce dan Robinson, 1989)
- Pengawasan Eksternal (Pearce dan Robinson, 1989): fokusnya/strategic
control untuk mengetahui dan mengumpulkan berbagai informasi yang
mungkin mempengaruhi rencana organisasi sehingga organisasi dapat
menyesuaikan secara tepat

4. objek:
- Kontrol Administratif (Beishline)
- Kontrol Operatif (Beishline)
- Pengawasan Masukan (Pearce dan Robinson, 1989)
- Pengawasan Transformasi (Pearce dan Robinson, 1989)
- Pengawasan Keluaran (Pearce dan Robinson, 1989)

Jenis pengawasan:

Prinsip pengawasan:
- adanya rencana tertentu
- adanya pemberian instruksi2 dan wewenang kepada bawahan
Prinsip pengawasan menurut Koontz dan O’Donnel:
- Dapat mencerminkan sifat-sifat dan kebutuhan-kebutuhan dari kegiatan-kegiatan
yang harus diawasi
- Dapat dengan segera melaporkan penyimpangan-penyimpangan
- Fleksibel: sistem pengawasan itu tetap dapat digunakan meski terjadi perubahan
terhadap rencana di luar dugaan
- Dapat mencerminkan pola organisasi
- Ekonomis
- Dapat dimengerti
- Dapat menjamin diadakannya tindakan korektif

Syarat pengawasan yang baik:


1.Pengawasan harus bersifat fact finding
2.Pengawasan harus bersifat preventif
3.Pengawasan diarahkan pada masa sekarang
4.Pengawasan hanya sekedar alat untuk meningkatkan efisiensi dan tidak boleh dipandang
sebagai tujuan
5.Pelaksanaan pengawasan harus mempermudah pencapaian tujuan
6.Pengawasan tidak dimaksudkan untuk menemukan apa yang tidak benar
7.Pengawasan harus bersifat membimbing supaya para pelaksana meningkatkan
kemampuannya untuk melaksanakan tugas yang telah ditentukan bagi mereka

Norma pengawasan:
1.Norma Umum. Pengawas adalah orang yang memiliki pendidikan teknis pengawasan dan
memiliki kompetensi pengawas, bersikap tidak memihak dalam segala hal yang
berhubungan dengan tugasnya, dan kesungguhan profesional dari pengawas dalam
melaksanakan pengawasan
2.Norma Pelaksanaan Pengawasan. Setiap pekerjaan pengawasan harus direncanakan
secara cermat, pengamatan dan evaluasi yang memadai terhadap sistem pengawasan yang
sedang dilakukan, dan bukti-bukti pengawasan yang dapat dipercaya
3.Norma Pelaporan Hasil Pengawasan. Laporan hasil pengawasan harus dibuat sesuai
dengan prinsip pengawasan yang berlaku, laporan hasil pengawasan harus menyatakan
bahwa prinsip pengawasan ditetapkan secara berkesinambungan, keterbukaan penjelasan
terhadap laporan, dan dinyatakan pendapat mengenai laporan secara keseluruhan

Proses pengawasan:
- Menetapkan Alat Pengukur (Standar). Standar adalah kriteria sederhana tentang
tampilan kerja. Tampilan kerja atau pelaksanaan kerja adalah tingkat pencapaian
kinerja individu sesuai dengan usaha yang dilakukannya.
a. Standar dalam bentuk Fisik: sifatnya nyata, tidak dalam bentuk uang,
kuantitatif
b. Standar dalam bentuk Uang: standar biaya
c. Standar Intangible: bentuk fisik dan uang. Mengukur sikap pegawai thd
organisasi, keluhan pegawai, dll
- Melakukan Penilaian/ Evaluasi. Perlu dikumpulkan data dan mendeteksi lokasi
permasalahan. Misal observasi, wawancara, angket.
- Mengadakan Tindakan Perbaikan (Corrective Action)
a. tindakan korektif segera/putting out fires: tindakan terhadap hal yang masih
berupa gejala
b. tindakan korektif mendasar: melakukan tindakan koreksi terhadap
revisi/penyimpangan yang terjadi dengan lebih dulu cari dan mendapatkan
sumber2 informasi yang menyebabkan penyimpangan.

SESI 8
•memahami konsep reformasi administrasi dan contoh prakteknya
•konsep good governance dan mengidentifikasi tantangan dalam implementasinya.

Pengertian reformasi administrasi


1. Reformasi administrasi pada hakikatnya terarah pada upaya untuk mengatasi
berbagai permasalahan nyata yang dihadapi sistem administrasi, baik yang
menyangkut dalam sistem itu sendiri maupun ekses yang timbul dalam hubungan
interaksinya dengan lingkungan, serta upaya untuk meningkatkan kompetensinya
sehingga mampu menyelenggarakan berbagai fungsi pemerintahan sesuai situasi
dan kondisi yang terjadi (Ayi Karyana, Enceng, Darmanto (2014).
2. Reformasi administrasi adalah perubahan yang terencana terhadap aspek utama
administrasi (Yehexkel Dor dalam Zauhar, 2002)
3. Reformasi administrasi merupakan instrumen yang membawa keadilan politik,
keadilan sosial, dan pertumbuhan ekonomi (Samonte dalam Lee, 1971)
4. Reformasi administrasi merupakan perubahan yang terencana terhadap peran elit
penguasa dalam pencapaian tujuan negara (Irving Swerdlow dalam Tjokroamidjojo,
1992)

Reorganizing, sebagai salah satu prinsip administrasi dalam penataan kembali organisasi
yang disesuaikan dengan lembaga adalah bagian mikro dari reformasi administrasi.

Administrasi sudah menjadi disiplin ilmu yang pemecahan masalahnya bersifat


multidisciplinary and interdisciplinary science: pemikiran administrasi tidak hanya
menghubungkan variabel2 administrasi saja, tapi juga dengan variabel2 di luar administrasi
sehingga sekarang dikenal administrasi pembangunan, sosiologi, dll.

Maladministrasi publik: suatu praktik yang menyimpang dari etika administrasi atau yang
menjauhkan dari pencapaian tujuan administrasi.

Bentuk-bentuk penyimpangan maladministrasi (Nigro and Nigro, 1984):


1. Ketidakjujuran
2. Perilaku yang buruk
3. Mengabaikan hukum
4. Favoritisme dalam menafsirkan hukum
5. Perlakuan yang tidak adil terhadap pegawai
6. Inefisiensi bruto
7. Menutup-nutupi kesalahan
8. Gagal menunjukkan inisiatif
Parameter yang dijadikan sebagai ukuran maladministrasi adalah peraturan hukum dan
kepatutan masyarakat serta asas umum pemerintahan yang baik.

Tujuan reformasi administrasi:


untuk meningkatkan kinerja organisasi yang pelaksanaannya melibatkan perubahan struktur,
prosedur, strategi, dan budaya organisasi.

1. Efisiensi administrasi
2. Penghapusan kelemahan atau penyakit administrasi negara
3. Penegakan dan penggalakan sistem merit, pemakaian PPBS, pemrosesan data
melalui sistem informasi yang otomatis, peningkatan penggunaan pengetahuan
ilmiah, dan lain-lain
4. Menyesuaikan sistem administrasi negara terhadap meningkatnya keluhan
masyarakat
5. Mengubah pembagian kerja antara sistem administrasi negara dan sistem politik
6. Mengubah hubungan antara sistem administrasi dan penduduk

Reformasi akan berjalan dengan efektif hanya jika didesain dengan tepat:
mempertimbangkan dan melibatkan lingkungan di mana reformasi itu dilaksanakan.
Fenomena reformasi administrasi dalam abad XXI akan sangat tergantung kepada
kemampuan sumber daya manusianya dalam mengarungi lautan kompetisi global.

Strategi reformasi administrasi yaitu:


1. Peningkatan kualitas sumber daya manusia
2. Peningkatan Kualitas pelayanan publik
3. Peningkatan kepekaan terhadap lingkungan

Keberhasilan reformasi administrasi sangat tergantung pada:


1. Agen Pembaharu
2. Dukungan dan komitmen dari pemimpin politik
3. Lingkungan sosial dan ekonomi
4. Waktu yang tepat

Kompetensi atau core skill dalam penyusunan strategi reformasi birokrasi menurut
Mc Kevitt (1998):
1. Core Skills
2. Technicians: kemampuan birokrat untuk menguasai aspek teknis secara profesional
di bidang pekerjaan sehingga menunjukkan kinerja yang penuh rasa tanggung
jawab.
3. Management
4. Business knowledge
5. Skills
6. Habits
7. Cohesion
8. Collective experience
9. Knowledge of environment
10. Technology

Arah yang akan dicapai dalam reformasi: adanya efisiensi, efektivitas, responsiveness
concern in their administrative systems (Utomo, 2003).

Pengaruh globalisasi:
Singapura: ditanggapi pemerintah dengan meningkatkan kompetensi civil service agar
mereka mampu menjawab tantangan zaman dan lebih kompetitif di dunia internasional.
Malaysia: diorientasikan ke bisnis untuk menggantikan peran aktif birokrasi dalam
pembangunan dan meredefinisi perannya sebagai fasilitator dalam aktivitas sektor swasta.
Thailand, Filipina: memfasilitasi aktivitas ekonomi yang civil servicenya berperan sebagai
pendukung, bukannya pemimpin.
Indonesia, thailand, filipina kurang efektif dalam mewujudkan perubahan administrasi
karena dominannya aparat birokrasi dan adanya konflik /kolusi antara birokrasi dan
elit politik.

Birokrasi menurut Webster’s dict: administrasi pemerintah melalui beberapa departemen


dan beberapa subbagian yang dikelola oleh sekelompok pejabat untuk mengikuti rutinitas
yang kaku.
Ciri birokrasi menurut Weber:
1. hierarki otoritas
2. impersonal
3. peraturan tertulis
4. promosi berdasarkan prestasi
5. pembagian kerja
6. efisiensi
Otoritas dalam birokrasi, Weber:
1. otoritas yang rasional dan sah: didasarkan pada posisi yang dipegang seorang
pejabat dalam suatu hierarki
2. otoritas tradisional: diciptakan oleh kelas-kelas dalam masyarakat dan adat istiadat
3. otoritas kharismatik: timbul dari potensi kepribadian pejabat

Langkah-langkah reformasi birokrasi


1. Reformasi Kelembagaan Birokrasi
2. Reformasi Ketatalaksanaan
3. Reformasi Kepegawaian

Perubahan model sistem pemerintahan birokratis ke sistem pemerintahan entrepreneur


yang disebutkan Fredercikson menunjukkan adanya perubahan arah dan tujuan.

Pola birokrasi, Evers, 1987:


1. weberisasi: memandang birokratisasi sebagai proses rasionalisasi prosedur
pemerintah dan aparat
2. parkinsonisasi: melihat birokratisasi sebagai pertumbuhan atau membengkaknya
jumlah pegawai negeri
3. orwelisasi: melihat birokratisasi sebagai proses memperluas kekuasaan pemerintah
dengan maksud mengontrol kegiatan ekonomi dan sos masy dgn regulasi / paksaan
Unsur kekuasaan dilihat sebagai suatu perintang utama dalam mewujudkan program
tertentu.
Variabel penyebab membesarnya birokrasi, Down 1967:
1. pertumbuhan penduduk dan tuntutan kuantitas kualitas
2. lahirnya spesialisasi dan pembagian kerja dalam masyarakat
3. munculnya elit manajerial
4. pemusatan kekuasaan badan usaha
5. meningkatnya kesejahteraan masyarakat

Unsur utama governance: pemerintah, sektor usaha, dan masyarakat (hub. heterarkis)
- Negara: menyusun lingkungan politik, hukum, dan ekonomi
- Sektor usaha: menciptakan kesempatan bagi masyarakat
- Civil society: Mobilisasi partisipasi masyarakat

Pengertian GG:
1. Praktik terbaik dari governance yang mengandung dua pengertian yaitu pertama,
nilai-nilai yang menjunjung tinggi kehendak rakyat yang dapat meningkatkan
kemampuan rakyat dalam mencapai tujuan nasional yaitu kemandirian,
pembangunan berkelanjutan, dan keadilan sosial, dan kedua, pemerintahan yang
berfungsi secara ideal yaitu secara efektif, efisien, dalam melakukan upaya
mencapai tujuan nasional (LAN, 2000)

2. Wujud good governance adalah penyelenggaraan pemerintahan negara yang solid


dan bertanggung jawab, serta efisien dan efektif, dengan menjaga kesinergian
interaksi yang konstruktif diantara dominan-dominan negara, sektor swasta, dan
masyarakat (LAN, 2000)

Kondisi yang melatarbelakangi good governance yaitu:


1.Ideologi Liberal
2.Globalisasi
3.Dinamika pemerintahan dan masyarakat

Karakteristik good governance menurut UNDP yaitu:


1.Partisipasi
2.Penegakan Hukum
3.Transparansi
4.Daya Tanggap
5.Berorientasi pada Konsensus
6.Keadilan
7.Keefektifan dan efisiensi
8.Akuntabilitas

Anda mungkin juga menyukai