Definisi administrasi:
- “The activities of groups cooperating to accomplish common goals” (Herbert A
Simon)
- “Administration has to do with getting things done, with the accomplishment of
defined objectives” (Luther Gulick)
- “Administration is a process common to all group efforts, public, private, civil, or
military” (Leonard D White, 1995)
“Proses kerjasama antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan tertentu secara
efisien dan efektif”
Karakteristik pokok administrasi:
1. Rangkaian kegiatan penataan: bukan kegiatan tunggal, tapi suatu rangkaian
kegiatan yang saling berhubungan satu dengan lainnya.
2. Sekelompok orang: untuk memecahkan masalah, orang perlu mengajak orang lain
untuk bersama-sama memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan.
3. Usaha kerja sama: dengan kerja sama, maka tujuan yang ingin dicapai dapat
terwujud dalam suatu tingkat kepuasan tertentu.
4. Tujuan tertentu: sesuatu yang ingin dicapai sehingga dibentuk suatu kerja sama
organisasional.
Hakikat administrasi:
1. sebagai suatu proses: keseluruhan proses yang berupa kegiatan-kegiatan,
pemikiran-pemikiran, pengaturan-pengaturan sejak penentuan tujuan sampai dengan
penyelenggaraan sehingga tujuan tersebut nantinya tercapai.
2. Efektivitas: berkaitan dengan hal yang ingin dicapai dalam usaha mencapai tujuan.
Apabila tujuan sudah tercapai sesuai dengan waktu dan rencana yang telah
ditentukan, maka kegiatan ini sudah dikatakan efektif. Namun, efektivitas tidak
mempertimbangkan keuntungan dan kerugian.
2. Tahap sejarah (1M-1886M): pengaruh cukup besar dari kehadiran gereja katolik roma
terhadap perkembangan teori administrasi (struktur gereja). Sumbangan dari Niccolo
Machiavelli (1469, Florence) : analisis sistematis tentang Prince’s (manager’s) job, 4
prinsip kepemimpinan:
- pentingnya relying upon mass consent. Otoritas pemimpin datang atau diberikan
oleh bawahan.
- pemimpin harus strive for cohesiveness dalam organisasi.
- prince harus punya satu kemauan untuk survive.
- prince harus jadi pemimpin yang melihatkan wisdom, kindness, justice, sifat yang
diuji tiap waktu.
Pemikiran kaum kameralis(kelompok intelektual dan administrasi publik Jerman, Prusia,
Austria abad XVI-XVII): perekonomian suatu negara akan kuat jika administrasi dan
manajemen dilaksanakan dengan sungguh-sungguh.
Kelompok Merkantilis dan fisiokratik: inggris. di prancis sebagai mazhab ekonomi politik.
Pada fase revolusi industri, Richard Arkwright memberi kontribusi penggunaan efficient
managerial principles yang berhubungan dengan produksi yang kontinu, mesin-mesin,
material, orang-orang, kapital, dll.
Kontribusi Charles Babbage: buku the economy of manufacture (pentingnya efisiensi dalam
usaha mencapai tujuan dan pembagian kerja).
3. Tahap Modern: kehadiran tokoh gerakan manajemen ilmiah tahun 1886, dipimpin FW
Taylor. Penelitian time and motion study. Mengenai orientasi kerja kaum buruh dan
manajemen tingkat bawah. Buku: The Principles of Scientific Management. Jadi The Father
of scientific management.
Henry Fayol: tentang kegagalan perusahaan mencapai tujuannya karena ketidakmampuan
pimpinan menggunakan sumber2 yang tersedia. Buku: Administration Industri elle et
Generale. (General and Industrial Management). Fokus: manajemen puncak dari organisasi.
jadi Bapak Administrasi Modern.
Max Weber: masalah struktur organisasi formal dan kompleks.
Chester I. Barnard dan Elton Mayo: aspek perilaku hubungan antar manusia yang juga
meliputi organisasi informal.
Berdasarkan isi:
Terdiri atas organisasi dan manajemen (Albert Lepawsky, Ordway Tead, Dwight Waldo).
- Inti dari administrasi adalah manajemen
- Inti dari manajemen adalah kepemimpinan
- Inti dari kepemimpinan adalah pengambilan keputusan
- Inti dari pengambilan keputusan adalah hubungan manusia
Inti terakhir dari keseluruhan proses administrasi adalah hubungan antar manusia.
Ilmu pengetahuan ada hanya ketika pemikiran rasional berlaku terhadap yang disebut tujuan
empirik.
Paradigma ilmu administrasi terdiri dari 6 paradigma yaitu:
Paradigma 1: Birokrasi Klasik. Fokus pada struktur organisasi dan fungsi/ prinsip
manajemen dengan lokusnya adalah berbagai jenis organisasi pemerintahan dan bisnis.
Nilai yang ingin diwujudkan: efisiensi, efektivitas, ekonomi, rasionalitas.
Paradigma 2: Birokrasi Neo Klasik. Fokus pada pengambilan keputusan khususnya pada
penerapan ilmu perilaku, ilmu manajemen, analisis sistem, dan penelitian operasi, dengan
lokusnya adalah keputusan yang dihasilkan oleh birokrasi pemerintahan
Time and money study menandai lahirnya gerakan manajemen ilmiah. (F.W. Taylor)
Ilmu administrasi bersifat iconoclastic (Tjokrowinoto, 2003): paradigma lama sering
mendapat kritik, mengalami demistifikasi dan invalidasi, yang pada akhirnya akan membawa
kelahiran paradigma baru yang merupakan kritik terhadap paradigma lama, lalu siklus yang
sama lagi.
SESI 3
• perkembangan teori ilmu administrasi
• teori organisasi
2. Teori Administrasi
a. Henry Fayol (1841-1925)
- 6 fungsi atau kegiatan yaitu kegiatan teknis, kegiatan komersial,
kegiatan finansial, kegiatan akunting, kegiatan keamanan, dan
kegiatan administrasi.
- 5 fungsi administrasi/ manajemen yaitu: perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pemberian perintah (commanding),
pengkoordinasian (coordinating), dan pengawasan (controlling).
- 14 prinsip administrasi yaitu: pembagian kerja (division of work),
kewenangan (authority), disiplin (discipline), kesatuan perintah (unity
of command), kesatuan arah/tujuan (unity of direction),
mendahulukan kepentingan umum daripada pribadi (subordination of
individuals to general interest), penggajian (remuneration),
sentralisasi (centralization), jenjang hirarki (hierarchical scale), tata
tertib (order), keadilan/ kesamaan (equity), stabilitas staf/jabatan
(stability of staffs or tenure), inisiatif (initiatives), semangat korps
(esprit de corps).
b. Luther Gullick dan Lyndall Urwick (1937), buku: papers on the science of
administration
- Planning (perencanaan) : menyusun secara garis besar segala
sesuatu yang perlu dilaksanakan dan metode2 untuk mencapai
tujuan.
- Organizing (pengorganisasian)
- Staffing (penyusunan staf)
- Directing (memimpin/mengarahkan)
- Coordinating (pengoordinasian)
- Reporting (pelaporan)
- Budgeting (penganggaran)
3. Teori Birokrasi
Max Weber (1864-1920), aturan-aturan organisasi yang disebut tatanan administrasi yang
ditentukan oleh siapa yang memberikan perintah kepada siapa (koordinasi). Weber
mengidentifikasikan 10 ciri/ tipe birokrasi ideal:
- Para anggota staf secara pribadi hanya menjalankan tugas impersonal jabatan
mereka
- Adanya hierarki jabatan yang jelas
- Fungsi-fungsi jabatan ditentukan dengan tegas
- Para pejabat diangkat berdasarkan kontrak
- Mereka dipilih berdasarkan kualifikasi profesional
- Mereka memiliki gaji dan hak-hak pensiun
- Pos jabatan adalah lapangan kerjanya sendiri (pokoknya)
- Terdapat struktur karier dan promosi yang dimungkinkan berdasarkan senioritas
maupun keahlian dan pertimbangan keunggulan
- Pejabat mungkin tidak sesuai dengan penempatannya
- Tunduk pada sistem disipliner dan kontrol yang seragam
2. pendekatan perilaku
3. pendekatan sistem
elemen dasar sistem: input, proses, output, umpan balik
a. Barnard (1938) menekankan bahwa organisasi sebagai suatu sistem aktivitas
yang kooperatif antara dua atau lebih yang merupakan sistem terbuka
b. Sundarso (2006) menyatakan karakteristik sistem yaitu: keseluruhan,
mencapai tujuan, entropi, transformasi, regulasi, hierarki sistem, diferensiasi
elemen/sub sistem, ekuifinalitas
Teori organisasi
1. klasik/teori struktur: manusia didudukkan sebagai salah satu faktor produksi, ciri:
- Adanya pembagian kerja
- Hierarki proses fungsional
- Struktur hubungan kekuasaan
- Pengawasan yang ketat
Reksohadiprojo (1988) menyatakan teori klasik berkembang dalam tiga aliran yaitu:
a. Birokrasi yang rasional dalam mencapai tujuan
b. Teori administrasi yang memusatkan pada prinsip-prinsip manajemen dan
unsur-unsur manajemen sebagaimana dinyatakan oleh Henry Fayol
c. Manajemen Ilmiah dengan pencapaian efisiensi terbesar melalui pembagian
kerja atau spesialisasi
Tujuan organisasi menurut Silalahi (2003) dapat dibagi menjadi 2 dimensi tujuan yaitu:
a. Tercapainya tujuan organisasi secara efektif dan efisien
b. Tercapainya kepuasan dari anggota organisasi
Tujuan organisasi ada 3 yaitu: (Ayi Karyana, Enceng, Darmanto; 2014)
a. Pelayanan (services)
b. Mencari keuntungan (profit)
c. Tujuan sosial
b. Organisasi Lini dan Staf (Line And Staff Organization) dengan ciri-ciri:
organisasinya besar dan kompleks, jumlah karyawan banyak, hubungan kerja bersifat
langsung, terdapat dua kelompok orang dalam organisasi yang menjalankan tugas pokok
dan yang menjalankan tugas penunjang, spesialisasi yang sudah beragam. Biasa dipakai di
pemerintahan.
kebaikan: pembagian tugas jelas, bakat dapat dikembangkan, koordinasi mudah dijalankan,
disiplin tinggi, the right man in the right place, universal.
d. Organisasi Tipe Panitia (Committee Type Of Organization) dengan ciri pimpinan dan
para pelaksana dibentuk dalam kelompok-kelompok yang bersifat panitia.
Bentuk model dimensi waktu keefektifan: jangka pendek, menengah, panjang. Kepuasan
merupakan ukuran keberhasilan organisasi memenuhi kebutuhan karyawan dan anggota.
SESI 4
• pengertian dan fungsi manajemen
• hubungan manajemen dan ilmu administrasi
• fungsi perencanaan
pengertian perencanaan:
Perencanaan sebagai fungsi manajemen adalah fungsi yang pimpinannya berkemungkinan
menggunakan pengaruh dari kewenangannya yang dapat mengubah kegiatan dan tujuan
organisasi (Mc. Farland dalam Rusli Ramli, 1999).
ciri perencanaan:
- Meliputi identifikasi personal dan organisasional
- Erat kaitannya dengan kondisi yang relatif pasti dan tidak pasti
- Bersifat intelektual
- Menyangkut hal-hal masa depan
- Bersifat menembus dan berkesinambungan
Pentingnya perencanaan, menurut J.R. Schemerhorn, 1996:
- meningkatkan fokus dan fleksibilitas
- meningkatkan koordinasi: meminimalisir tumpang tindih kegiatan, hemat biaya
- meningkatkan pengawasan: kerangka untuk pengukuran dan pengevaluasian kinerja
organisasi
- memperbaiki manajemen waktu
Manfaat perencanaan
- Standar pelaksanaan dan pengawasan
- Alat memilih berbagai alternatif terbaik
- Alat menyusun skala prioritas
- Instrumen menghemat pemanfaatan sumber-sumber daya organisasi
- Alat memudahkan koordinasi
- Alat meminimalisir pekerjaan yang tidak pasti
- Alat bantu pimpinan menyesuaikan perubahan lingkungan
Jenis perencanaan
- dimensi waktu: perencanaan jangka panjang, perencanaan jangka menengah, dan
perencanaan jangka pendek
- dimensi spasial: perencanaan nasional, perencanaan regional, perencanaan tata
ruang
- dimensi tingkatan teknis perencanaan: perencanaan mikro, perencanaan sektoral,
perencanaan Kawasan, perencanaan proyek
- dimensi jenis: perencanaan dari atas ke bawah, perencanaan dari bawah ke atas,
perencanaan menyerong ke samping, perencanaan mendatar, perencanaan
menggelinding, perencanaan gabungan dari atas ke bawah dan bawah ke atas
Model perencanaan:
- Model Komprehensif adalah model yang digunakan untuk menganalisis perubahan
dalam suatu sistem secara menyeluruh.
- Model Pembiayaan dan Keefektifan Biaya adalah model yang digunakan untuk
menganalisis proyek dengan kriteria efisiensi dan efektifitas.
- Model PPBS (Planning Programming Budgeting System) adalah model yang
sistematis dan komprehensif dalam menentukan tujuan, mengembangkan
program-program untuk dicapai dengan menggunakan anggaran efisien dan
seefektif mungkin dan mampu menggambarkan kegiatan program jangka Panjang.
- Model Target Setting adalah cara melaksanakan sesuatu.
Teori perencanaan:
a. sintesis: proses psikologis dalam bentuk pembelajaran yang menekankan transaksi
interpersonal
b. rasionalisme: proses yang mengikuti langkah prosedural dalam pengambilan
keputusan
c. pengembangan organisasi: proses pembelajaran mengenai kesadaran dan
perilaku organisasi
d. empirisme: memusatkan perhatian pada aspek politik dan realitas fungsi ekonomi
skala nasional, studi politik pembangunan. Hudson and Tanner, 1981:
- Teori Sinoptik adalah teori yang menggunakan pola berpikir sistem dalam
perencanaan
- Teori Inkremental adalah teori yang didasarkan kepada kemampuan institusi dan
kinerja personalianya.
- Teori Transaktif adalah teori yang menekankan pada hakikat individu yang
menjunjung tinggi kepentingan pribadi
- Teori Advokasi adalah teori yang menekankan pada hal-hal yang bersifat umum
- Teori Radikal adalah teori yang menekankan pada kebebasan lembaga lokal untuk
melakukan perencanaan sendiri dengan maksud agar lebih cepat memenuhi
kebutuhan lokal
- Teori SITAR adalah teori yang menggabungkan dari semua teori Hudson di atas
Metode perencanaan:
- Analisis Sumber-Cara-Tujuan: metode untuk meneliti sumber-sumber dan alternatif
mencapai tujuan tertentu
- Analisis Masukan Keluaran adalah metode untuk mengkaji faktor-faktor input yang
mempengaruhi proses dan akibatnya terhadap keluaran secara interelasi dan
interdependensi
- Analisis ekonometrik adalah metode yang memakai data-data empiris, statistik, dan
teori ekonomi dalam mengukur perubahan dalam hubungannya dengan ekonomi
- Diagram Sebab Akibat adalah metode dalam perencanaan yang menggunakan
sekuen hipotetik untuk mendapatkan gambaran masa depan
- Delphi adalah metode yang digunakan untuk menentukan sejumlah alternatif
program, mendapatkan asumsi dan fakta yang melandasi pertimbangan tertentu
dengan mencari informasi yang dibutuhkan untuk mencapai konsensus
- Analisis Siklus Kehidupan adalah metode untuk mengalokasikan sumber daya
dengan memperhatikan siklus kehidupan produksi, proyek, program, dan kegiatan
- Analisis Nilai Tambah adalah metode untuk mengukur keberhasilan aspek tertentu
sehingga diperoleh gambaran kontribusi aspek tertentu terhadap aspek lainnya
- Heursitik adalah metode untuk mendapatkan isu-isu dan mengakomodasi pendapat
yang bertentangan
Unsur rencana:
- Penjelasan dan rincian kegiatan dan peralatan yang dibutuhkan
- Penjelasan mengapa kegiatan harus dikerjakan dan tujuan harus dicapai
- Penjelasan tentang lokasi fisik tempat setiap kegiatan harus dikerjakan
- Penjelasan mengenai waktu dimulainya pekerjaan dan diselesaikannya pekerjaan
- Penjelasan mengenai petugas yang mengerjakan pekerjaan
- Penjelasan mengenai Teknik mengerjakan pekerjaan
Proses perencanaan:
- tetapkan tujuan: Tujuan harus memberikan pedoman, mengurangi ketidakpastian,
memotivasi orang, memfasilitasi pembelajaran, dan memudahkan koordinasi (Pearce
dan Robinson, 1989). Tujuan harus memiliki karakteristik yaitu spesifik dan dapat
dimengerti, dapat diukur, kerangka waktu tertentu, singkat, standar, realistis,
fleksibel, dapat diterima (Hellriegel dan Scolum, 1992). Tujuan terdiri atas tujuan
strategis, tujuan taktis, dan tujuan operasional (Silalahi, 2002). Tujuan dapat
dibedakan menjadi visi organisasi, misi organisasi, nilai dasar organisasi (Pearce
dan Robinson, 1989).
visi: apa yang ingin dicapai organisasi
misi: alasan fundamental keberadaan organisasi
- buat rencana strategi: Analisis strategi dilakukan dengan analisis SWOT (Strength,
Weakness, Opportunity, Threats), kemudian menentukan pilihan alternatif,
implementasi strategi, dan mengawasi strategi menurut Steiner (1984
Teori kepemimpinan:
- Teori Sifat yang didasarkan pada pemikiran bahwa keberhasilan pemimpin
ditentukan oleh adanya kelebihan sifat-sifat yang dimiliki oleh pemimpin itu sendiri
seperti intelegensia, kematangan dan keleluasaan, motivasi dan keinginan
berprestasi, dan kemampuan mengadakan hubungan antar manusia (Keith Davis).
Tapi menurut Ralph Stogdill: capacity, achievement, responsibility, participation,
status
- Teori Perilaku yang memberikan perhatian terhadap apa yang sebetulnya dilakukan
oleh pemimpin dalam menjalankan tugas kepemimpinannya. Beberapa studi
kepemimpinan yaitu:
a. Studi Kepemimpinan Universitas Ohio: perilaku pemimpin dasarnya punya
kecenderungan pada 2 kategori:
- consideration: pemimpin cenderung mengarah pada kepentingan
bawahan
- initiating structure: pemimpin cenderung mementingkan organisasi
daripada bawahannya.
b. Studi Kepemimpinan Michigan: orientasi pada bawahan dan produksi
c. Model Leadership Continuum: hubungan pemimpin dengan bawahan dalam
rangka pembuatan keputusan
d. Managerial Grid: berupa grafik kriteria. Perilaku yang pusat perhatiannya
pada produksi dan kepada orang.
Tipologi pemimpin:
1.Berdasarkan Kondisi Sosio-Psikologis: semua kondisi eksternal dan internal yang ada
pada saat pemunculan seorang pemimpin. Pemimpin yang termasuk dalam tipologi ini
adalah:
- pemimpin kelompok (leader of crowds)
a. crowd compeller: menggerakkan orang2 dengan cara memaksa mengikuti
perintahnya
b. crowd exponent: dengan memberi contoh/teladan
c. crowd representation: dengan menyuarakan aspirasi orang2 tersebut/
menjadi representasi mereka (misal demonstrasi)
- pemimpin siswa/mahasiswa (student leaders)
- pemimpin publik (public leaders)
- pemimpin perempuan (women leaders)
2.Berdasarkan Kepribadian. Berdasarkan kepribadiannya, pemimpin dapat dikelompokkan
menjadi:
- Tipologi Myers-Briggs
- Tipologi CPI (California Personality Inventory):
a. leader: extrovert, ambisius, berani, tegas, taat aturan norma
b. innovator: extrovert, progresif, sangat berani, interes bervariasi, pandai, suka
tanya aturan norma
c. saints (ulama): introvert, tabah, setia, dapat dipercaya, tidak egois, taat
aturan norma
d. artist: introvert, imajinatif, sensitif, sering tanya aturan norma
3.Berdasarkan Gaya Kepemimpinan. Tipologi berdasarkan gaya kepemimpinan dapat
dikelompokkan menjadi:
- Tipologi Blake-Mouton
- Tipologi Reddin:
a. deserter/pembelot: orientasi thd hubungan rendah, orientasi thd tugas
rendah, efektivitas rendah
b. autocrat: orientasi thd hubungan rendah, orientasi thd tugas tinggi, efektivitas
rendah
c. missionary/penganjur: orientasi thd hubungan tinggi, orientasi thd tugas
rendah, efektivitas rendah
d. compromiser: orientasi thd hubungan tinggi, orientasi thd tugas tinggi,
efektivitas rendah
e. birokrat: orientasi thd hubungan rendah, orientasi thd tugas rendah,
efektivitas tinggi
f. otokrat bijak: orientasi thd hubungan rendah, orientasi thd tugas tinggi,
efektivitas tinggi
g. developer: orientasi thd hubungan tinggi, orientasi thd tugas rendah,
efektivitas tinggi
h. eksekutif: orientasi thd hubungan tinggi, orientasi thd tugas tinggi, efektivitas
tinggi
- Tipologi Bradford-Cohen: technician, conductor, developer
- Tipologi Leavit: pathfinder, problem solver, implementer
4. Berdasarkan Peran, Fungsi, dan Perilaku. Tipologi berdasarkan peran, fungsi, dan
perilaku dapat dikelompokkan menjadi: Tipe Pemimpin Berdasarkan Perilaku, Tipe
Pemimpin Berdasarkan Fungsi, Tipe Pemimpin Berdasarkan Peran
Peran pemimpin
1.Peran Merumuskan Visi. Visi adalah apa yang ditampilkan, keadaan masyarakat yang
dicita-citakan, apa yang ingin dicapai oleh pemimpin dan pengikutnya di masa yang akan
datang
2.Peran Mengembangkan Budaya Organisasi. Pemimpin mengumpulkan nilai-nilai yang
ada di masyarakat atau mengembangkan nilai-nilai baru yang digunakannya untuk
memotivasi dan menggerakkan pengikutnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
3.Peran Menciptakan Sinergi. Tugas pemimpin untuk manajemen konflik agar konflik
berkembang ke arah konflik konstruktif sehingga dapat mempersatukan pengikutnya agar
mampu menciptakan sinergi positif
4.Peran Memberdayakan Pengikut. Pemimpin harus memberdayakan pengikut dan
organisasi guna meningkatkan kinerja, memperbaiki proses kerja, mengurangi biaya,
mengurangi tuntutan, meningkatkan kepuasan kerja dan lain sebagainya
5.Peran Menciptakan Perubahan. Pemimpin harus dapat menjadi agen perubahan dalam
mempertahankan kinerjanya.
6.Peran Memotivasi Pengikut. Tugas pemimpin adalah memotivasi pengikut agar mau
bergerak mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
7.Peran Mewakili Sistem Sosial dan Membelajarkan Organisasi. Dalam kapasitas
mewakili sistem sosial yang dipimpinnya, pemimpin bertindak sebagai tokoh dan simbol
dalam sistem sosialnya.
8.Peran Membelajarkan Organisasi. Pemimpin bertindak sebagai seorang desainer, guru,
dan pramugara. Sebagai desainer, pemimpin akan mendesain ide-ide tujuan, visi, nilai-nilai
inti, menentukan kebijakan, strategi, dan struktur organisasi. Sebagai guru, pemimpin akan
membantu setiap orang dalam organisasi. Sebagai pramugara, pemimpin harus melayani
yang dipimpinnya.
Gaya kepemimpinan:
1. Demokratis. Menempatkan manusia sebagai faktor utama dan terpenting dalam setiap
kelompok/organisasi. Ciri-cirinya yaitu: mampu mengintegrasikan organisasi pada peran dan
porsi yang tepat, mempunyai persepsi holistik, menggunakan pendekatan integralistik,
memandang organisasi secara keseluruhan, menjunjung harkat martabat bawahan,
bawahan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, terbuka, teladan, rasional dan
objektif, memelihara kondisi kerja yang kondusif (Prof. Sondang P. Siagian, 1988)
2. Otoriter. Menempatkan kekuasaan di tangan satu orang atau sekelompok kecil orang
yang berkuasa. Ciri-cirinya yaitu: kedudukan bawahan hanya sebagai pelaksana keputusan
pimpinan, memandang lebih dari segala hal, memandang kemampuan bawahan rendah,
keputusannya tidak boleh dibantah bawahannya, menimbulkan rasa takut dan ketaatan
bawahan yang kaku.
3. Bebas. Pemimpin hanya sebagai simbol. Kepemimpinannya dijalankan dengan
memberikan kebebasan penuh kepada orang yang dipimpin dalam mengambil keputusan
dan bertindak. Kepemimpinan agitator dan kepemimpinan simbol adalah kepemimpinan
bebas. Pemimpin memfungsikan dirinya sebagai penasihat dengan memberi
kesempatan untuk berkompromi atau bertanya bagi anggota yang memerlukannya.
SESI 6
● manajemen dan fungsi koordinasi
● hubungan manajemen, ilmu administrasi, dan fungsi kepemimpinan
Pengertian koordinasi:
- Koordinasi adalah proses penyatupaduan sasaran-sasaran dan
kegiatan-kegiatan unit-unit atau bagian-bagian atau bidang-bidang fungsional
yang terpisah pada sebuah organisasi agar dapat mencapai tujuan organisasi
(Stoner, 1992)
- Koordinasi adalah suatu proses pihak pimpinan mengembangkan pola usaha
kelompok secara teratur diantara bawahannya dan menjamin kesatuan tindakan di
dalam mencapai tujuan bersama (Mc Farland, 1979)
- Koordinasi adalah tindakan seorang manajer untuk mengusahakan terjadinya
keselarasan antara tugas/ pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang/bagian yang
satu dengan seseorang/bagian yang lain (Nitisemito, 1985)
- Koordinasi sebagai proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan
pada satuan-satuan yang terpisah (departemen atau bidang-bidang fungsional)
suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien (Winardi, 1990)
- Dari sisi administrasi, koordinasi adalah pengaturan tata hubungan dari usaha
bersama untuk memperoleh kesatuan tindakan dalam usaha mencapai tujuan
Bersama (Siagian, 1992)
Koordinasi punya arti berbeda dengan kerja sama, tapi kerja sama itu termasuk syarat
keberhasilan yang sangat penting untuk melakukan koordinasi.
Pada kerja sama terdapat unsur kesukarelaan dari individu yang ada.
Pada koordinasi proses kerjasamanya bersifat kewajiban.
Ciri koordinasi:
1.Tanggung jawab koordinasi berada pada pimpinan
2.Adanya proses
3.Terjadinya mekanisme regulasi dalam usaha tim kerja/ usaha kelompok
4.Konsep kesatuan tindakan
5.Tujuan koordinasi adalah tujuan bersama
Jenis koordinasi:
1.Koordinasi internal adalah koordinasi antara pegawai-pegawai dari beberapa bagian atau
seksi, antara pekerja-pekerja dengan manajer-manajer pada tingkat yang berlainan, antara
kantor-kantor cabang, pabrik-pabrik, bagian-bagian dan seksi-seksi.
2.Koordinasi eksternal adalah koordinasi dengan pelanggan, leveransir, pemerintah dan
pihak-pihak luar dengan siapa perusahaan tersebut mempunyai hubungan kerja dan
membangun jaringan kerja
3.Koordinasi vertikal adalah apa yang terjadi di dalam suatu bagian dituntut untuk
mengoordinasikan kegiatan-kegiatan dari semua orang yang ditempatkan di bawahnya
4.Koordinasi horizontal adalah koordinasi menyamping diantara bagian-bagian yang
berlainan seperti bagian produksi, bagian penjualan, bagian pembelian, dan lain sebagainya
5.Koordinasi prosedural adalah koordinasi yang dimaksudkan untuk mengurangi organisasi
itu sendiri, artinya uraian umum tentang perilaku-perilaku dan hubungan-hubungan dari
anggota-anggota organisasi
6.Koordinasi substantif adalah koordinasi yang berhubungan dengan isi dan beban
kegiatan-kegiatan organisasi merupakan aspek koordinasi prosedural
Prinsip koordinasi:
1.Adanya kesepakatan dan kesatuan pengertian mengenai sasaran yang harus dicapai
sebagai arah kegiatan bersama.
2.Adanya kesepakatan mengenai kegiatan atau tindakan yang harus dilakukan oleh
masing-masing pihak termasuk target dan jadwalnya
3.Adanya kekuatan atau keyakinan dari setiap pihak terhadap bagian tugas masing-masing
serta jadwal yang telah ditetapkan
4.Adanya saling tukar informasi dari setiap pihak terhadap bagian tugas masing-masing
serta jadwal yang telah ditetapkan
5.Adanya koordinator yang dapat memimpin dan menggerakkan serta memonitor kerja
sama tersebut, serta memimpin pemecahan masalah yang dihadapi oleh semua pihak
6.Adanya informasi dari berbagai pihak yang mengalir kepada koordinator sehingga
koordinator dapat memonitor seluruh pekerjaan kerja sama dan mengerti masalah yang
dihadapi semua pihak
7.Adanya saling hormat-menghormati terhadap wewenang fungsional masing-masing pihak
sehingga tercipta semangat untuk saling bantu
Syarat koordinasi:
1.Adanya hubungan langsung.
2.Kesempatan awal
3.Kontinuitas
4.Dinamis
5.Tujuan yang jelas
6.Struktur Organisasi yang Sederhana
7.Perumusan Wewenang dan Tanggung Jawab yang Jelas
8.Komunikasi yang Efektif
9.Kepemimpinan dan Supervisi yang Efektif
Mekanisme koordinasi
1.Hirarki Manajerial.
2.Aturan dan Prosedur
3.Rencana dan Penetapan Tujuan:
- mutual adjustment
- direct adjustment
- standardization of work process
- standardization of outputs (pembakuan hasil): adanya spesifikasi/pengkhususan
hasil dari berbagai pekerjaan yang beda-beda.
- standardization of skills
- standardization of norm
Pengertian komunikasi:
1.Komunikasi merupakan kegiatan yang berangkai sehingga menjadi proses dan karena
berlangsung antar manusia yang berbeda dan bersifat unik maka sifatnya selalu dinamis
dan unik pula (Nawawi, 1994)
2.Komunikasi sebagai interaksi atau proses hubungan saling pengertian antar manusia (Mc
Farland, 1974)
Bentuk-bentuk komunikasi
1.Komunikasi Vertikal. Bentuk komunikasi ini merupakan bentuk komunikasi yang terjadi
dari atas atau superior ke bawah atau subordinasi dan sebaliknya. Memberi manfaat
kepada pimpinan mengenai laporan, tanggapan, saran, pengaduan yang berasal dari
bawahan.
2.Komunikasi Ke Samping/ Horizontal. Bentuk komunikasi ini digunakan oleh dua pihak
yang memiliki level yang sama.
3.Komunikasi Diagonal. Bentuk komunikasi ini digunakan oleh dua pihak yang mempunyai
level berbeda, tetapi tidak mempunyai wewenang langsung kepada pihak lain.
Dalam penerapannya:
1.Komunikasi Formal. Bentuk komunikasi ini merupakan komunikasi yang terjadi diantara
para anggota organisasi yang secara tegas diatur dan telah ditentukan dalam struktur
organisasi
2.Komunikasi Informal. Bentuk komunikasi ini komunikasi yang terjadi dalam suatu
organisasi yang tidak direncanakan dan tidak ditentukan dalam struktur organisasi. Hal
positif:
- jika komunikasi formalnya ada hambatan, dengan terpaksa pakai informal
- dalam suasana konflik dan ketegangan
- sebagai sarana komunikasi
Sebagai kegiatan pengendali, menurut Nawawi ada 5 elemen:
a. komunikator: diawali dengan pengkodean “encoding”, yaitu memilih/menyeleksi
lambang yang dinilai tepat dan dapat mengantarkan pesan, sesuai yang
dimaksudkan.
b. saluran
c. pesan
d. penerima: melakukan dekode: memberi arti pada lambang2 yang disampaikan oleh
komunikator, agar pesan di dalamnya dapat dimengerti
e. respon
Bentuk-bentuk komunikasi:
1.Komunikasi Bebas. Bentuk komunikasi ini merupakan bentuk komunikasi yang
berlangsung antar personal sebagai individu tanpa batas-batas kepangkatan, jabatan atau
posisi atau ketentuan-ketentuan yang membatasi kesempatan individu menyampaikan
pesan/ informasi
2.Komunikasi Terbatas. Komunikasi yang terjadi dalam organisasi yang berlangsung antar
personal dengan mengikuti tata cara yang telah diatur secara sadar dan sengaja sehingga
hanya dapat berlangsung antar personal tertentu saja
Bentuk-bentuk komunikasi:
1.Komunikasi ke dalam (intern). Bentuk komunikasi ini merupakan proses penyampaian
atau permintaan informasi/ pesan yang berlangsung antar personal di lingkungan suatu
organisasi
2.Komunikasi ke luar (ekstern). Komunikasi ini adalah penyampaian atau permintaan
informasi/pesan dari personel di dalam organisasi pada personel lain di luar organisasi
SESI 7
● manajemen dan fungsi pengawasan
● hubungan manajemen, ilmu administrasi, dan fungsi pengawasan
Pentingnya pengawasan:
1.Pengawasan menyediakan suatu kepercayaan kembali kepada pihak luar bahwa suatu
organisasi berjalan lancar
2.Pengawasan menyediakan jaminan kepada pemimpin bahwa organisasi yang dipimpinnya
berjalan sesuai dengan arah yang diinginkan
3.Pengawasan memungkinkan pemimpin membimbing bawahannya
4.Pengawasan menyediakan bimbingan kepada pemimpin pada tingkat yang lebih rendah
oleh pemimpin yang lebih tinggi
4. objek:
- Kontrol Administratif (Beishline)
- Kontrol Operatif (Beishline)
- Pengawasan Masukan (Pearce dan Robinson, 1989)
- Pengawasan Transformasi (Pearce dan Robinson, 1989)
- Pengawasan Keluaran (Pearce dan Robinson, 1989)
Jenis pengawasan:
Prinsip pengawasan:
- adanya rencana tertentu
- adanya pemberian instruksi2 dan wewenang kepada bawahan
Prinsip pengawasan menurut Koontz dan O’Donnel:
- Dapat mencerminkan sifat-sifat dan kebutuhan-kebutuhan dari kegiatan-kegiatan
yang harus diawasi
- Dapat dengan segera melaporkan penyimpangan-penyimpangan
- Fleksibel: sistem pengawasan itu tetap dapat digunakan meski terjadi perubahan
terhadap rencana di luar dugaan
- Dapat mencerminkan pola organisasi
- Ekonomis
- Dapat dimengerti
- Dapat menjamin diadakannya tindakan korektif
Norma pengawasan:
1.Norma Umum. Pengawas adalah orang yang memiliki pendidikan teknis pengawasan dan
memiliki kompetensi pengawas, bersikap tidak memihak dalam segala hal yang
berhubungan dengan tugasnya, dan kesungguhan profesional dari pengawas dalam
melaksanakan pengawasan
2.Norma Pelaksanaan Pengawasan. Setiap pekerjaan pengawasan harus direncanakan
secara cermat, pengamatan dan evaluasi yang memadai terhadap sistem pengawasan yang
sedang dilakukan, dan bukti-bukti pengawasan yang dapat dipercaya
3.Norma Pelaporan Hasil Pengawasan. Laporan hasil pengawasan harus dibuat sesuai
dengan prinsip pengawasan yang berlaku, laporan hasil pengawasan harus menyatakan
bahwa prinsip pengawasan ditetapkan secara berkesinambungan, keterbukaan penjelasan
terhadap laporan, dan dinyatakan pendapat mengenai laporan secara keseluruhan
Proses pengawasan:
- Menetapkan Alat Pengukur (Standar). Standar adalah kriteria sederhana tentang
tampilan kerja. Tampilan kerja atau pelaksanaan kerja adalah tingkat pencapaian
kinerja individu sesuai dengan usaha yang dilakukannya.
a. Standar dalam bentuk Fisik: sifatnya nyata, tidak dalam bentuk uang,
kuantitatif
b. Standar dalam bentuk Uang: standar biaya
c. Standar Intangible: bentuk fisik dan uang. Mengukur sikap pegawai thd
organisasi, keluhan pegawai, dll
- Melakukan Penilaian/ Evaluasi. Perlu dikumpulkan data dan mendeteksi lokasi
permasalahan. Misal observasi, wawancara, angket.
- Mengadakan Tindakan Perbaikan (Corrective Action)
a. tindakan korektif segera/putting out fires: tindakan terhadap hal yang masih
berupa gejala
b. tindakan korektif mendasar: melakukan tindakan koreksi terhadap
revisi/penyimpangan yang terjadi dengan lebih dulu cari dan mendapatkan
sumber2 informasi yang menyebabkan penyimpangan.
SESI 8
•memahami konsep reformasi administrasi dan contoh prakteknya
•konsep good governance dan mengidentifikasi tantangan dalam implementasinya.
Reorganizing, sebagai salah satu prinsip administrasi dalam penataan kembali organisasi
yang disesuaikan dengan lembaga adalah bagian mikro dari reformasi administrasi.
Maladministrasi publik: suatu praktik yang menyimpang dari etika administrasi atau yang
menjauhkan dari pencapaian tujuan administrasi.
1. Efisiensi administrasi
2. Penghapusan kelemahan atau penyakit administrasi negara
3. Penegakan dan penggalakan sistem merit, pemakaian PPBS, pemrosesan data
melalui sistem informasi yang otomatis, peningkatan penggunaan pengetahuan
ilmiah, dan lain-lain
4. Menyesuaikan sistem administrasi negara terhadap meningkatnya keluhan
masyarakat
5. Mengubah pembagian kerja antara sistem administrasi negara dan sistem politik
6. Mengubah hubungan antara sistem administrasi dan penduduk
Reformasi akan berjalan dengan efektif hanya jika didesain dengan tepat:
mempertimbangkan dan melibatkan lingkungan di mana reformasi itu dilaksanakan.
Fenomena reformasi administrasi dalam abad XXI akan sangat tergantung kepada
kemampuan sumber daya manusianya dalam mengarungi lautan kompetisi global.
Kompetensi atau core skill dalam penyusunan strategi reformasi birokrasi menurut
Mc Kevitt (1998):
1. Core Skills
2. Technicians: kemampuan birokrat untuk menguasai aspek teknis secara profesional
di bidang pekerjaan sehingga menunjukkan kinerja yang penuh rasa tanggung
jawab.
3. Management
4. Business knowledge
5. Skills
6. Habits
7. Cohesion
8. Collective experience
9. Knowledge of environment
10. Technology
Arah yang akan dicapai dalam reformasi: adanya efisiensi, efektivitas, responsiveness
concern in their administrative systems (Utomo, 2003).
Pengaruh globalisasi:
Singapura: ditanggapi pemerintah dengan meningkatkan kompetensi civil service agar
mereka mampu menjawab tantangan zaman dan lebih kompetitif di dunia internasional.
Malaysia: diorientasikan ke bisnis untuk menggantikan peran aktif birokrasi dalam
pembangunan dan meredefinisi perannya sebagai fasilitator dalam aktivitas sektor swasta.
Thailand, Filipina: memfasilitasi aktivitas ekonomi yang civil servicenya berperan sebagai
pendukung, bukannya pemimpin.
Indonesia, thailand, filipina kurang efektif dalam mewujudkan perubahan administrasi
karena dominannya aparat birokrasi dan adanya konflik /kolusi antara birokrasi dan
elit politik.
Unsur utama governance: pemerintah, sektor usaha, dan masyarakat (hub. heterarkis)
- Negara: menyusun lingkungan politik, hukum, dan ekonomi
- Sektor usaha: menciptakan kesempatan bagi masyarakat
- Civil society: Mobilisasi partisipasi masyarakat
Pengertian GG:
1. Praktik terbaik dari governance yang mengandung dua pengertian yaitu pertama,
nilai-nilai yang menjunjung tinggi kehendak rakyat yang dapat meningkatkan
kemampuan rakyat dalam mencapai tujuan nasional yaitu kemandirian,
pembangunan berkelanjutan, dan keadilan sosial, dan kedua, pemerintahan yang
berfungsi secara ideal yaitu secara efektif, efisien, dalam melakukan upaya
mencapai tujuan nasional (LAN, 2000)